• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN MUSIK GITAR TUNGGAL 2.1 Sejarah Instrumen Gitar Dan Perkembangannya - Analisis Musikal Lagu Etnik Pada Gitar Tunggal: Studi Kasus Pada Karya-Karya Jubing Kristianto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN MUSIK GITAR TUNGGAL 2.1 Sejarah Instrumen Gitar Dan Perkembangannya - Analisis Musikal Lagu Etnik Pada Gitar Tunggal: Studi Kasus Pada Karya-Karya Jubing Kristianto"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN MUSIK GITAR TUNGGAL

2.1 Sejarah Instrumen Gitar Dan Perkembangannya

(2)

Gambar 1. Lyra

Sumber : www.homoecumenicus.com

Kemudian dapat ditelusuri diwilayah Persia 1500 tahun sebelum masehi yang dikenal sebagai instrumen musik petik kuno dengan sebutan citar atau

sehtar.

(3)

Yunani disebut Sitar yang artinya tiga senar. Di Syria disebut Chetarah, bahasa Ibraninya disebut Kinnura (Kinor) dan di wilayah Chalden disebut Qitra.

Gambar 2. Permulaan Bentuk Lute Mulai Dari Cithara, Citharis, Hingga Menjadi Lute

(4)

Gambar 3. Cithara

Sumber : www.homoecumenicus.com

(5)

Bentuk citharis atau lyra kayu penahannya berbentuk lingkaran, ada bentuk lain seperti bentuk U dengan kayu penahan pada kiri kanan dan pada ujungnya diikatkan satu kayu melintang sebagai penahan senar disebut cithara menghasilkan bunyi yang lebih besar dan dapat diberdirikan tanpa ditahan. Kemudian berkembang suatu bentuk lute yaitu bentuk permulaan pada gitar, pada ujung lubang kura-kura dimasukkan sebuah kayu lurus dan datar pada permukaannya kemudian sampai pada ujung lubang yang lain ditarik tiga senar dengan menekan tiga senar pada kayu tersebut atau salah satu senarnya maka akan dihasilkan beberapa nada yang berbeda. Rumah kura-kura sebagai alat resonansinya kemudian diganti dengan kayu utuh yang dibuat melengkung atau mendatar, kemudian bagian atasnya ditutup dengan kayu atau papan atau dengan kulit binatang. Kira-kira 1000 tahun sebelum Kristus Yesus lahir telah dituliskan dididalam Alkitab lute dengan sepuluh senar. Mazmur 33:2 “Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapai (harpa), berMazmurlah bagiNya dengan Gambus (lute) sepuluh tali”

Dalam kebudayaan Arab mempengaruhi daratan Eropa melalui Spanyol, dengan suatu alat musik seperti lute yang disebut “al-ud” dalam bahasa Arab yang

berbunyi “kayu”. Di daerah Mesir yaitu di Qarra ditemukan suatu alat musik

sejenis gitar dengan bentuk seperti biola disebut “Coptic Gitar” dipakai oleh

(6)

Gambar 5. Coptik Gitar

Sumber : Bambang Wiryawan (1985:18)

Ada dua hipotesa tentang asal mula gitar dan perkembangannya yakni :

1. Dimulai dengan lute dari Assyria, melewati Mesir, Persia, Arab dan kemudian sampai di Spanyol

2. Sesuai dengan poin pertama, Ketharah dari Assyria dan Kittara dari Yunani berkembang menjadi Citara-Roma, kemudian berkembang lagi menjadi Rotta

atau Chrotta. Kemudian abad 16 di Spanyol rotta atau chrotta menjadi

(7)

ada yang dua dan tiga senar. Gitar morisca dimainkan dalam gaya

Rasgueado.

(8)

Pada tahun 1349 di Spanyol terdapat dua jenis gitar yaitu guitarra latina dan guitarra morisca, Duke Jehan dari Perancis khusus mempelajari kedua gitar ini. Pada guitarra latina bentuk bagian belakang rata dan mempunyai empat senar yaitu satu senar tunggal dan tiga senar dobel. Biasa dimainkan dengan teknik

Rasgueado yakni memakai ibu jari untuk memetik senar secara beruntun, dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Romawi dan Yunani kuno. Sedangkan pada guitarra morisca bentuk bagian belakang melengkung beberbentuk oval (bulat telur seperti buah badam) memiliki lengan yang panjang mempunyai delapan senar dan dimainkan dengan petikan-petikan yang pendek (stakatto/punteado) dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Pada abad ke-16 gitar Spanyol mulai berkembang dalam popularitasnya karena mempunyai suara yang sangat bagus. Pengembangan gitar Spanyol ini diprakarsai oleh Juan Carlos Amat dan Vicente Espinel (1551-1642) di dalam buku yang dikarang oleh Juan Carlos yaitu “guitarra espanola de cinco ordenes”. Dan kemudian pada tahun 1596 menuliskan

mengenai penalaan gitar yakni : A-D-G-B-E dan menuliskan beberapa lagu yang populer pada masa itu seperti Italianas, Villanos, Pabanillas.

(9)

Gambar 6. Gitar Klasik Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sementara dalam buku Gitarpedia yang disusun oleh Jubing sendiri tentang sejarah gitar (2005:32), yakni :

(10)

seperti harpa kecil. Berbagai artefak kuno di Mesopotamia dan Mesir menunjukkan adanya alat musik petik dengan tubuh dan leher seperti gitar. Kenyataannya, hampir di semua kawasan pusat peradaban manusia, alat musik petik mirip gitar senantiasa ada.

Pada abad ke-11, di Eropa mulai bermunculan jenis-jenis instrumen petik mirip gitar. Desainnya diyakini diperoleh dari alat-alat musik yang ada di Asia, salah satunya adalah gittern. Bentuknya sudah mirip dengan gitar modern. Bahkan dilengkapi dengan fret pada lehernya. Senarnya terbuat dari usus domba (bukan usus kucing, kendati julukannya adalah catgut). Jumlah jalur (course) senarnya tiga atau empat, dengan dua senar per jalur.

Selama dua abad lebih, gittern berkembang menjadi berbagai bentuk dengan nama-nama baru yang mirip, semisal quitarra, guiterre, gitarer, dan gitar. Pada tahun 1300-an di daratan Eropa berkembang dua desain gittern dengan nama

guitare latine (berasal dari Spanyol) dan guitare morisca (berasal dari Timur Tengah dan Timur Jauh). Memasuki abad ke-15, mulai berkembang instrumen petik lain yang bernama lute (berasal dari bahasa Arab, alud). Bentuknya seperti gitar namun dengan bentuk tubuh mirip buah pir dengan course yang lebih banyak.

Kendati demikian, gittern tidak sepenuhnya lenyap. Di sebagian wilayah Eropa ia tetap bertahan, namun dengan nama baru, vihuela. Catatan menunjukkan Raja Henry VIII dari Inggris terampil bermain vihuela. Ada gosip yang menyebutkan bahwa dialah pencipta lagu “Greensleeves” yang abadi itu. Jika benar, maka besar kemungkinan ia menciptakannya dengan vihuela. Popularitas

(11)

Desain lute maupun vihuela yang makin baik memungkinkan penambahan course serta peningkatan kualitas suara. Hal ini mendorong makin suburnya penciptaan komposisi dengan lute dan vihuela. Para komposer kondang untuk lute dan vihuela menikmati kejayaan pada masa tersebut.

Vihuela menikmati kejayaan hanya hingga akhir abad ke-16 ketika ia mulai digantikan oleh gitar barok. Bentuknya sudah mirip dengan gitar modern, hanya saja ukurannya jauh lebih kecil dan hanya memiliki empat course. Ini menyulitkan bila musisi hendak memainkan lagu-lagu yang lebih kompleks. Karena itu, sempat muncul gitar Barok dengan lima course pada abad ke-16. Pada masa inilah kejayaan gitar dimulai. Para gitaris dan komposer handal bermunculan.

(12)

Orang yang paling bertanggung jawab mendesain gitar hingga bentuknya jadi seperti yang sekarang kita kenal adalah Antonio Torres Jurado (1817-1892). Pembuat gitar dari Spanyol ini menemukan standar anatomi gitar (dimensi, rangka, panjang dawai, dan sebagainya) yang mampu menghasilkan kualitas suara secara maksimal, sekaligus nyaman dimainkan. Temuan Jurado ini segera diikuti para pembuat gitar lainnya. Kini, kendati tiap pembuat gitar punya kekhasan dan “resep” masing-masing, ada patokan tertentu dalam desain gitar modern yang

berpegang pada desain Torres.

Repertoar gitar bertumbuh pesat dengan makin berlimpahnya gitaris dan komposer yang tak henti memopulerkan gitar. Salah satunya Francisco Tarrega (1852-1909), gitaris dan komposer kelahiran Spanyol. Tarrega adalah perintis permainan gitar klasik menjadi sebuah ilmu dan seni tersendiri. Ia bukan saja dikenal sebagai pendidik yang bertangan dingin namun juga komposer gitar yang inovatif. Posisi duduk bermain gitar klasik yang dikenal sekarang digagas oleh Tarrega. Posisi ini memungkinkan gitar dalam posisi stabil, serta membantu lengan kanan maupun kiri menjelajahi fretboard dan senar di posisi manapun dengan lebih leluasa.

Banyak teknik baru bermain gitar yang ia populerkan, dari tremolo hingga

Tabalet. Ditangannya, gitar bisa bernyanyi ceria, merintih, hingga menangis tersedu-sedu. Salah satu komposisi gitar tunggalnya “Recuerdos de Alhambra” (Kenangan akan Alhambra), cukup terkenal sehingga sering diaransemen ulang oleh musisi-musisi masa kini.

(13)

Granados (piano), Albeniz (piano), Chopin (piano), Bach (biola), hingga Mendelsohn (kuartet gesek). Murid-murid Tarrega pun menjadi sadar betapa gitar memiliki kemampuan setara dengan alat-alat musik yang lebih “bergengsi”.

Tarrega boleh jadi seorang pendobrak, namun kemampuannya itu hanya dikenal di kalangan terbatas. Ia lebih sering bermain gitar untuk murid-muridnya, ketimbang untuk publik yang lebih luas. Secara tak langsung, Tarrega ikut berperan mendorong Andres Segovia (1893-1987) memperkenalkan seni bermain gitar klasik ke seluruh dunia.

Pada usia 5 tahun, Segovia ikut pamannya di Granada. Sang paman mendorongnya belajar biola, namun Segovia terlanjur takjub pada keindahan bunyi gitar yang dimainkan seorang gitaris flamenco di rumah pamannya. Sejak itulah di mati-matian mempelajari cara bermain gitar tunggal dengan otodidak. Ia amat prihatin pada status gitar yang ketika itu di Spanyol dianggap alat musik rendahan serta amat minimnya perbendaharaan karya musik untuk gitar tunggal.

Pergaulan dengan murid-murid Tarrega merangsang Segovia meneruskan tradisi Tarrega; mengembangkan teknik permainan gitar serta repertoar komposisi gitar yang masih amat sedikit. Ia pun mulai mentranskrip karya-karya komposer klasik hingga bisa dimainkan dengan gitar tunggal. Yang paling terkenal adalah transkripsi dari karya-karya Johann Sebastian Bach, termasuk Chacone Dalam D Minor untuk solo biola yang amat terkenal. Pada usia 20 tahun, Segovia melakukan konser profesionalnya yang pertama di Madrid. Ia membawa lagu-lagu klasik terkenal hasil transkripsi Tarrega.

Sebelum konser, banyak musisi yakin Segovia bakal ditertawakan. “Mana

(14)

terjadi justru sebaliknya. Segovia berhasil membuat penonton tercengang dan terkagum-kagum! Ia bukan saja memainkan musik, tapi dapat “memindahkan” berbagai jenis suara alat musik hanya dalam satu gitar. Sejak itulah, Segovia jadi buah bibir. Ia makin laris diundang konser di berbagai negara, hingga ke Amerika. Ia menyebarkan benih kegandrungan pada gitar pada tiap konser. Banyak komposer ternama mulai bersedia menciptakan komposisi asli untuk gitar yang dipersembahkan bagi Segovia. Hingga usia 90 tahun, Segovia masih tampil konser.

Luthier-luthier ternama seperti Ramirez, Hauser dan Fleta, banyak mendapat dukungan dan masukan penting dari Segovia untuk meningkatkan volume dan suara gitar klasik. Segovia pula yang mendorong terciptanya senar nilon oleh Du Pont Chemical dan Albert Augustine di tahun 1947. Kehadiran senar nilon merupakan terobosan penting bagi para gitaris klasik saat itu.

Berkat Segovia, seni bermain gitar tunggal kini mendapat tempat di panggung-panggung musik terhormat serta diajarkan di berbagai perguruan tinggi di dunia termasuk Indonesia.

(15)

Warna suaranya yang berat membuat Dreadnought amat populer digunakan para musisi dan penyanyi folk, country, serta blue-grass.

Penemuan listrik membawa revolusi pada dunia, termasuk instrumen gitar. Adalah Lyody Loar dari perusahaan pembuat gitar Gibson yang diketahui pertama kali bereksperimen dengan pick-up magnetik pada gitar. Kendati demikian, Adolph Rickenbaker serta dua rekannya Paul Bart dan George Beauchamp-lah yang sukses mewujudkan gitar elektrik pertama dan memproduksinya secara komersial di Awal tahun 1930-an. Langkah ini diikuti perusahaan-perusahaan pembuat gitar lainnya, termasuk Gibson yang akhirnya malah memimpin pasar gitar elektrik. Persaingan yang makin ketat melahirkan berbagai desain gitar yang makin beragam.

Lantaran munculnya gitar jenis-jenis baru tadi, muncullah istilah “gitar klasik”. Nama ini digunakan untuk membedakan gitar ala Torres dengan gitar

akustik bersenar logam ataupun dengan gitar elektrik. Terkadang juga disebut sebagai spanish guitar karena desain gitar klasik seperti yang kita kenal sekarang ini proses evolusinya lebih intens di Spanyol.

2.2 Sejarah Persebaran Dan Perkembangan Gitar Di Indonesia

(16)

yang mirip dengan gitar sudah dipergunakan pada masa ini. Hal ini terlihat pada pagelaran ensembel keroncong dan bahkan dalam kesenian tradisonal Cirebon.

Disisi lain kepopuleran gitar di Indonesia juga didukung oleh keberadaan berbagai alat musik lain yang memiliki kemiripan dengan gitar, yang telah lama ada sebelum gitar masuk ke Indonesia. Alat musik tersebut diantaranya adalah gitar tradisional berdawai tiga yang disebut sampek dari Kalimantan Timur. Dan berbagai model gitar tradisional berukuran kecil yang berdawai dua yaitu hasapi, kulcapi dan husapi dari Sumatera Utara.

Disamping itu gitar juga telah turut berjasa membangkitkan semangat rakyat dalam memperjuangkan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Hal tersebut terjadi pada penyelenggaraan Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dimana gitar digunakan sebagai instrumen pengiring dalam pengumandangan perdana lagu himne nasional Indonesia Raya.

(17)

Menjelang permulaan tahun 1980, Indonesia telah memiliki gitaris-gitaris profesional yang cukup diperhitungkan. Diantara mereka adalah Carl TangYong yang pernah belajar di Roma dan Rully Budiono seorang lulusan program diploma sebuah konservatori musik Wina, Austria. Produksi musikal mereka terdiri dari konser-konser di kota-kota besar dan rekaman-rekaman kaset. Produktivitas mereka, disamping telah membangkitkan semangat para amatir dan diletan juga telah menumbuhkan apresiasi yang baik dan kepercayaan dari para pecinta gitar atas kemampuan bermusik.

Sebagai salah satu reaksi dari perkembangan gitar di Indonesia di datangkanlah gitaris-gitaris profesional dunia seperti Julian Bizantine, David Russel dan John Mills dari kerajaan Inggris, Jean Piere Jumaez dari Perancis, Sigfried Behrend dari Jerman, untuk memberikan workshop-workshop bagi masyarakat pergitaran di Nusantara. Tanggapan mereka yang positif terhadap perkembangan gitar di Tanah Air telah menimbulkan pengaruh yang amat besar terhadap perkembangan dunia pergitaran di Indonesia. Tidak heran jika dalam waktu yang singkat gitaris-gitaris muda Indonesia mulai dikenal melalui prestasinya dalam kompetisi-kompetisi internasional di Kawasan Asia Tenggara

(18)

Guna meningkatkan kehidupan pergitaran di kawasan Asia Tenggara, beberapa sekolah musik di Indonesia dan beberapa negara tetangga yang tergabung dalam suatu sistem pendidikan musik Yamaha. Yamaha sepakat untuk menyelenggarakan suatu forum pertemuan antar gitaris se-Asia Tenggara. Sebagai tidak lanjutnya atas sponsor dari Yamaha Music Foundation, Tokyo pada tahun 1977 telah diselenggarakan The First South East Asian Guitar Festival (SEAGF 1977) yang merupakan kompetisi gitar pertama di kawasan Asia Tenggara. Kompetisi tersebut mengambil tempat di Hotel Hilton, Jakarta. Pesertanya terdiri dari masing-masing dua gitaris untuk wakil setiap negara yang terdiri dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, Filipina dan Hongkong. Kompetisi tersebut dibagi kedalam dua kategori yaitu bagian klasik dan non klasik. Untuk bagian non klasik peserta membawakan karya-karya non klasik baik dengan media gitar klasik maupun jenis-jenis gitar akustik non elektrik lainnya.

Juara pertama untuk kompetisi itu jatuh pada peserta Indonesia. Juara untuk kategori gitar klasik adalah Linda Sukamta, gitaris putri dari Bandung, sedangkan untuk kategori non klasik dimenangkan oleh Michael Gan dari Jakarta.

(19)

2.3 Perkembangan Awal Pendidikan Gitar Klasik Di Indonesia

Untuk melihat perkembangan awal pendidikan gitar klasik di Indonesia, penulis membaca artikel dari Andre Indrawan, artikel ini menguraikan tentang bagaimana sejarah perjalanan awal pendidikan gitar di era tahun 1970-an, Di sekitar tahun 70-an minat terhadap gitar klasik di Indonesia sangat besar. Hal ini ditandai dengan melonjaknya jumlah peserta kursus gitar dan sekolah-sekolah musik swasta dalam waktu yang relatif singkat. Sekolah-sekolah ini mengakomodasi para peminat gitar yang pada saat itu mengundang perhatian dunia gitar internasional. Dalam hal ini dibuktikan dengan digelarnya konser-konser gitaris dunia di Indonesia dan datangnya bantuan pendidikan dan material dari negara-negara berkembang seperti Jepang dan Belanda. Perhatian inipun disambut oleh pemerintah Indonesia dengan dibukanya program-program pendidikan gitar secara resmi, mulai dari sekolah-sekolah dan institusi-institusi kejuruan musik hingga perguruan tinggi.

Pada masa tahun 1970-an ini merupakan titik tolak pengembangan pendidikan gitar klasik di Indonesia. Gejala ini ditandai dengan :

1. Meningkatnya pelayanan minat masyarakat dalam mempelajari gitar melalui lembaga-lembaga kursus musik swasta yang disponsori perusahaan-perusahaan Jepang.

2. Datangnya bantuan resmi pemerintah Belanda dalam membina calon-calon guru gitar melalui program intensif yang dikelola pemerintah di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Semarang, Yoyakarta dan Surabaya.

(20)

Hingga pertengahan tahun 1970-an sudah terdapat benyak sekolah-sekolah musik swasta yang menyediakan kursus gitar. Baik di kota-kota besar maupun kecil di Indonesia. Berbagai macam teknik dan metode praktis ditawarkan dengan tujuan dasar yang sama yaitu memperkenalkan suatu cara bermain gitar yang lebih dari sekedar memainkan chord-chord pengiring nyanyian. Teknik bermain gitar klasik diperkenalkan melalui pendekatan-pendekatan yang mudah dan menyenangkan dengan melibatkan dasar-dasar umum permainan gitar. Gaya pengajaran kelas yang santai dan sistem ujian yang menarik dari metode-metode tersebut telah menghasilkan siswa-siswa baru yang dapat menguasai keterampilan dasar bermain gitar secara komprehensif dalam waktu yang relatif singkat. Tetapi kurikulum yang ditawarkan pada sisiwa pada waktu itu masih sangat terbatas hingga tingkat keterampilan menengah. Berbeda dengan kursus-kursus musik swasta lainnya. Seperti Yayasan Pendidikan Musik (YPM) di Manggarai Jakarta, pada saat itu diyakini sebagai sekolah musik termaju di Indonesia. Menerapkan suatu metode yang berbeda. Sekolah ini mengajarkan agar siswa dapat mengenal musik secara utuh melalui pengajaran teori-teori musik secara terpisah dari tutorial individual praktikum instrumen musik. Kelas gitar pada lembaga ini sudah lama ada sebelum tahun 70-an di bawah koordinasi gitaris Adis Sugata. Walaupun sistem pendidikan musiknya secara umum cukup baik namun dalam pengajaran praktek gitar mereka masih menggunakan metode lama seperti misalnya, metode Carcassi, dan metode Carulli.

(21)

trio tersebut adalah seorang pejabat dinas kebudayaan di Belanda pada masa itu. Disamping spesialisasinya sebagai komponis gitar, ia juga seorang pendidik gitar senior, profesor dan dekan di konservatorium Amsterdam, Belanda. Melalui beliaulah telah terjadi suatu jalinan kerjasama diantara pemerintah Belanda dan Indonesia untuk mengembangkan pendidikan gitar klasik di Tanah Air.

Dick Visser telah menyumbangkan suatu kontribusi yang besar terhadap perkembangan gitar klasik. Kontribusi terpentingnya adalah penemuan teknik baru yang merupakan sintesis dari berbagai teknik bermain gitar terdahulu terutama Tarrega dan Pujol yang dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan teknik Segovia pada paruh pertama abad ke-20. Penemuannya tersebut telah dituangkan ke dalam suatu paket terbitan yang lengkap dari seluruh teknik permainan gitar klasik dan sejumlah etude serta kumpulan 24 etude yang ditulis pada seluruh tanda kunci mayor dan minor. Ia bahkan telah menerapkan ide tekniknya ke dalam seluruh komposisi kontemporernya dan juga edisi dan transkripsi beberapa karya-karya standar secara konsisten.

(22)

gitar dan peminat-peminat lain dalam jumlah terbatas yang diterima melalui audisi dan rekomendasi sekolah musik. Pada waktu itu diantaranya ikut pada waktu pelatihan tersebut adalah Andre Indrawan, Iwan Irawan, Royke B. Koapaha dan Ferry Tambunan dari Bandung.

Disamping mempelajari dan mempraktekkan teknik Dick Visser yang lebih mengutamakan perkembangan tangan kiri, peserta pelatihan menerima pelajaran-pelajaran teori penunjang lainnya. Pelajaran-pelajaran tersebut diantaranya ilmu sejarah musik, kontrapung, dan harmoni yang diarahkan kepada komposisi dan aransemen untuk gitar. Pelajaran pelengkap lain adalah kelas musik kamar yang menitik beratkan pada ensembel-ensembel kecil seperti duet, trio dan kwartet gitar.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan bantuan Belanda yang diselenggarakan oleh pemerintah pada awal tahun 1980, departemen gitar YPM membuka program persiapan konservatori yang diikuti sepuluh siswa dari Bandung dan Jakarta. Satu semester sebelumnya, pada tahun 1979 Akademi Musik Indonesia (AMI) di Yogyakarta yang berada dibawah pengelolaan pemerintah, telah lebih dahulu membuka departemen gitar untuk program yang lebih tinggi dari diploma yaitu gelar seniman setingkat sarjana. Secara operasional pengajaran praktek gitar dan subjek-subjek terkait pada kedua program tindak lanjut yang di kelola oleh swasta (YPM) dan pemerintah (AMI) tersebut dilaksanakan oleh Yos Bredie karena saat itu belum ada dosen gitar yang dianggap memenuhi persyaratan akademis.

(23)

di sekolah tinggi. Jenjang pendidikan gitar di lembaga ini dikelompokkan kedalam dua tingkat yaitu Tahap Studi Dasar dan Tahap Studi Akhir. Di bawah asuhan Reiner Wildt, seorang dosen warga negara Indonesia berdarah Jerman. Teknik yang diterapkan pada para mahasiswa gitar pada dasarnya mengacu secara fanatik kepada teknik Segovia dengan perhatian utama pada pengembangan teknik tangan kanan. Suatu kelebihan yang ada pada sistem pendidikan gitar di lembaga ini ialah perluasan repertoar yang tidak hanya meliputi karya-karya solo dan ensembel gitar tapi juga musik kamar yang melibatkan alat-alat musik lain sebagai kombinasi gitar dengan kwartet gesek atau alat-alat musik orkestra lainnya.

Sejajar dengan program sarjana (S1), program pendidikan di AMI memakan waktu minimal 9 semester. Program studi yang diterapkan pada masa itu ialah : Musik Sekolah (MS), Sastra Musik (SM) dan Teori Komposisi (TK). Kecuali program MS dan TK yang mempersyaratkan skripsi untuk melengkapi studinya, para mahasiswa SM yang tergolong paling kecil populasinya, dituntut untuk melakukan resital sebagai pengganti skripsi. Mata kuliah yang terkait seperti sejarah gitar, konstruksi gitar dan kelas repertoar gitar diintegrasikan kedalam mata kuliah Praktek Individual Instrumen Mayor. Sementara itu ensembel gitar mendapat wadah sendiri sebagai alternatif dari mata kuliah orkes dan koor.

2.4 Metode Pembelajaran Gitar Tunggal

(24)

bermain gitar baik secara teori maupun teknik praktis dalam penerapannya, serta memiliki kemampuan dalam mengembangkan kreatifitas pada gitar tunggal. Adapun rujukan yang merupakan representasi sebagai studi banding dalam penelitian ini diambil dari metode pembelajaran gitar tunggal : Lembaga Pendidikan Musik Al Farabi, Classic Guitar Performance Examination Yamaha, metode gitar Mauro Giuliani, metode gitar Matteo Carcassi, metode gitar Pujol, pelajaran dasar gitar tunggal Kaye Solapung, pelajaran dasar lembaga musik Cantata, metode dasar gitar klasik Iqbal Thahir, metode praktis belajar gitar Bambang Wiryawan, yayasan pusat pendidikan musik Iwan Irawan, Universitas HKBP Nommensen Medan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, metode kelas gitar ISI Yogyakarta.

2.4.1 Posisi Dan Sikap Bermain Gitar Tunggal

2.4.1.1Posisi Dan Sikap Anatomi Tubuh Yang Ideal Dan Efektif Dalam Bermain Gitar Tunggal

Posisi dan sikap anatomi tubuh yang ideal dan efektif dalam bermain gitar tunggal adalah seperti berikut :

1. Duduk dalam keadaan rileks. Apabila duduk dalam keadaan tegang dan kaku akan menghambat permainan gitar sebab tubuh tidak dapat bergerak leluasa dalam arti yang wajar.

(25)

3. Gerakan tangan kanan dan kiri harus bebas, kebebasan tangan ditentukan oleh kestabilan posisi gitar. Perlu diperhatikan gerakan tangan harus wajar.

4. Gunakan kursi tanpa sandaran lengan. Tinggi kursi disesuaikan dengan tinggi lutut sehingga diantara paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut suku siku-siku, sementara itu telapak kaki menyentuh lantai secara menyeluruh. 5. Pijakan kaki (foot stool) diletakkan di depan kursi tepat pada kaki kiri.

Perhatikan bahwa pijakan kaki harus stabil, bila tidak dapat mengakibatkan ketegangan pada kaki.

6. Posisi duduk harus tegak ke depan. Kaki diatur sedemikian rupa hingga stabil. Telapak kaki kiri memijak seluruh permukaan foot stool, posisi kaki kiri lurus kedepan dan pahanya sedikit naik ke atas.

7. Badan tegak lurus agar dapat mengatur pernafasan. Hindari kebiasaan membungkuk, hal tersebut dapat mengakibatkan cepat lelah.

(26)

2.4.1.2 Posisi Dan Sikap Pada Tangan Kanan Posisi dan sikap yang baik pada tangan kanan adalah : 1. Ibu jari memetik kearah depan

2. Jari telunjuk dan tengah disandarkan kesenar diatasnya (appoyando)

3. Jari telunjuk, tengah dan manis memetik kearah dalam telapak tangan (tirando) 4. Pada waktu memetik senar semua jari-jari dalam keadaan rapat

5. Tangan seolah-olah menggenggam bola pimpong pada waktu memetik

6. Ibu jari melampaui ataupun melewati sudut permukaan jari telunjnuk bila dilihat dari atas

7. Lengan tangan tidak boleh menyentuh badan (body) gitar.

(27)

Gambar 9. Posisi Tangan Kanan Sebelum Memetik Sumber : www.acguitar.com

(28)

2.4.1.3Posisi Dan Sikap Pada Tangan Kiri Posisi dan sikap yang baik pada tangan kiri adalah : 1. Menekan senar dengan ujung jari

2. Telapak tangan tidak boleh menyentuh leher (neck) gitar 3. Ibu jari tidak boleh kelihatan dari depan

4. Diupayakan ibu jari yang terletak dibelakang leher gitar selalu sejajar dengan jari tengah yang menekan senar di depan

5. Lengan tangan harus rileks selama permainan

(29)

Gambar 12. Posisi Tangan Kiri Dari Atas Sumber : www.douglasniedt.com

(30)

2.4.2 Metode Pembelajaran Notasi Pada Gitar

Menurut M Soeharto (1986:11), Notasi adalah sistem penulisan lagu. Sedangkan not adalah satuan dari sistem penulisan tersebut. Misalnya notasi angka yang satuannya adalah angka. Disamping itu notasi balok yang satuannya adalah gambar tangkai dengan bulat elips yang melekat diatas atau dibawahnya.

Dengan notasi kita dapat mengenal, membaca serta menyanyikan lagu. Notasi merupakan perwujudan dari lagu, sedangkan not merupakan perwujudan dari nada. Jika nada dapat didengar, maka not dapat dilihat atau diperlihatkan. Jadi not harus dapat menjadi lambang bagi nada dengan berbagai sifatnya. Salah satu tujuan membaca notasi ini adalah untuk memudahkan dan mempercepat penyajian karya musik terhadap para pelaku seni khususnya dalam mengimplementasikan karya tersebut kedalam suatu pertunjukan. Ada berbagai cara untuk menyampaikan ataupun mempelajari notasi, dalam penelitian ini cara membaca notasi pada gitar terlebih dahulu diperkenalkan garis paranada, garis bantu, bentuk not, nilai not dan syarat penulisan not balok, kemudian semua not yang ada pada senar pertama, lalu dijelaskan not tersebut dimana letaknya dimainkan pada gitar.

1. Garis Paranada

(31)

empat dinamakan spasi. Jadi jumlah spasi paranada ada empat dan jumlah garis paranada ada lima.

Gambar 14. Garis Para Nada Sumber : Sibelius 7

Untuk membuat not yang lebih tinggi dan lebih rendah dapat menggunakan garis bantu.

2. Garis Bantu

Garis bantu adalah garis tambahan yang terletak pada bagian atas atau bawah dari lima garis para nada. Pada gitar klasik baris bantu bawah umumnya hanya ada empat dan garis bantu atas ada sembilan.

(32)

3. Nama not, bentuk, tanda istirahat dan nilai not

(33)

Gambar 17. Nilai Not Dalam Jumlah Ketukan Sumber : www. learnclassicalguitar.com

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

Gambar 18. Letak Not-Not Pada Fret Gitar Sumber : www.learnclassicalguitar.com

Dalam sistem pembelajaran membaca notasi dengan metode seperti ini sangat mudah untuk dipahami dalam tingkat dasar baik usia kanak-kanak hingga dewasa.Dan tidak jarang berbagai sekolah-sekolah musik menerapkan cara membaca seperti ini dalam sistem kurikulum belajarnya.

(41)

Indonesia sendiri sistem ini sudah dikenal seperti di sekolah musik Yamaha, Al Farabi, Cantata dan lain-lain.

Secara umum tingkatan dalam keterampilan gitar dibagi kepada 3 kelompok, tingkat basic (dasar), Medium (menengah), High (atas). Tingkat keterampilan dasar dan menengah pada umumnya dimulai dari grade 1 sampai 4 lalu grade 5 sampai 8 merupakan keterampilan atas, berbeda halnya dengan sistem grading di Sekolah Musik Yamaha. Sebagai contoh dalam penelitian ini di sekolah musik Yamaha dan Universitas Pendidikan Indonesia

1. Sekolah Musik Yamaha A. Grade 10

Grade 10 adalah grade dasar dalam sekolah musik Yamaha. Sebagai acuan dalam belajarnya diambil dari buku Fundamental. Pada grade 10 diajarkan bagaimana posisi sikap bermain gitar, mengenal notasi balok, penggunaan tanda jari, teknik memetik appoyando/al aire, ritem notasi, scale/tangga nada,alternating bass, beberapa chord dasar seperti C, G7, Am, Dm, E7, F, dan lagu-lagu pilihan yang disesuaikan dengan teknik dasar.

B. Grade 9

(42)

C. Grade 8

Grade 8 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 1b sebagai acuan dalam belajarnya. Pada grade ini diajarkan bagaimana mengolah atau menyesuaikan ritem dengan melodi, teknik memainkan nada-nada interval 3 dan 6, memperkenalkan chord-chord lanjutan, scale/tangga nada, flamenco dalam lagu farruca, serta etude dan lagu-lagu lanjutan.

D. Grade 7

Grade 7 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 2a sebagai acuan dalam belajarnya. Pada grade ini diajarkan bagaimana menggunakan chord-chord lanjutan seperti septim, augmented, diminish, mayor dan minor. Memainkan teknik apagados atau not yang bertitik, cara ini dilakukan dengan memainkan bunyi gitar pendek-pendek berkesinambungan, scala/tangga nada, penggunaan teknik staccato, glisando, appogiatura, trill , tremolo study, pembentuk chord-triad, dan lagu-lagu yang disesuaikan dengan teknik permainan grade 7.

E. Grade 6

(43)

F. Grade 5

Grade 5 merupakan open grade yakni grade atas dalam sistem grade Yamaha. Biasanya ujian grade 5, 4 dan 3 untuk seluruh Yamaha di Indonesia dilakukan di Jakarta Pusat yang bertempat di Jalan Gatot Subroto Kav. 4 dekat Semanggi Plaza. Dalam grade 5 dibahas tentang aransemen, solfegio (mendengar), sight reading langsung memainkan partitur yang disediakan penguji, memilih 3 lagu sulit dari 9 lagu yang disediakan. Aransemen 8 hingga 16 bar, mengisi ujian teori musik tentang harmoni dan interval.

G. Grade 4

Sama halnya dengan grade 5, tetapi untuk ujian teori sudah tidak ada. Pada grade 4 memilih 4 lagu sulit dari 9 lagu yang disediakan.

H. Grade 3

2. Universitas Pendidikan Indonesia

(44)

tingkatan tertentu. Berikut di uraikan metode yang dipakai mulai dari dasar hingga tingkat atas.

A.Pertemuan Pertama

Menjelaskan tentang ruang lingkup gitar. Dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu membekali mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan gitar serta aplikasinya.

B.Pertemuan Kedua

- Sejarah perkembangan gitar - Organologi gitar

- Wilayah suara, cara penalaan, dan posisi tiap nada pada gitar

- Postur; yaitu posisi badan secara keseluruhan baik posisi badan kaki, tangan dan jari, serta posisi memegang gitar

C.Pertemuan ketiga dan keempat - Teknik dasar permainan gitar

- Teknik petikan gitar untuk tangan kanan appoyando dan tirando

- Teknik menekan nada dalam papan fret gitar dengan latihan kromatik dan tangga nada c mayor 2 oktaf posisi nol dan posisi lima

D.Pertemuan kelima dan keenam

- Aplikasi teknik appoyando pada karya etude dengan melodi horisontal senar 1 sampai senar 3

(45)

- Aplikasi petikan tirando pada karya dengan tiga wilayah suara (lagu model: Etude No.1 dan Waltz oleh Catalayud

E. Pertemuan ketujuh dan kedelapan

- Penguatan aplikasi teknik pada karya, Etude No.2 F. Tarrega dan Allegretto F. Carulli, tangga nada minor 2 oktaf

F. Pertemuan kesembilan

- Ujian tengah semester dalam bentuk pertunjukan dan pembuatan makalah

G.Pertemuan kesepuluh

- Evaluasi terhadap hasil ujian tengah semester - Apresiasi karya solo gitar periode klasik

H.Pertemuan kesebelas dan keduabelas - Tangga nada minor 2 oktaf

- Etude petikan gabungan tirando dan appoyando senar satu dan dua pada karya Anglaise dan Allegreto

- Analisis harmoni dan chord karya Anglaise dan Allegreto

I. Pertemuan ketigabelas sampai kelimabelas - Tangga nada mayor dalam 3 posisi

(46)

J. Pertemuan keenambelas

- Ujian akhir semester dalam bentuk pertunjukan

2.5 Organologi Gitar

2.5.1 Pengertian Organologi

Menurut Peter William organologi adalah studi deskriptif dan analitis tentang instrumen yakni untuk membedakan antara studi aspek ilmiah dan teknologi dalam instrumen dan studi musik secara umum. Dan bagian terpenting dari studi organologi ini meliputi klasifikasi instrumen dari tradisi kebudayaan yang berbeda, kesejarahan, perkembangan, penggunaan, teknik permainan dalam konteks gaya musiknya.

Organologi menurut Andre Schaefner pendaftaran/penamaan, pendeskripsian, pengidentifikasian dari semua instrumen pada peradaban manusia dari semua periode yang digunakan baik untuk kepentingan estetika, ritual, magis, dan untuk kepentingan praktek lainnya. Bagian terpenting dari studi organologi adalah penemuan, terminologi, klasifikasi, konstruksi, bentuk dan teknik memainkannya, produksi bunyi instrumen seperti analisis fenomena akustik, tangga nada yang dihasilkan, penggunaan instrumen, simbolisme dan unsur-unsur estetika dari instrumen serta kesejarahan.

(47)

2.5.2 Akustika Bunyi Gitar

Untuk mengetahui bagaimana instrumen gitar dapat menghasilkan bunyi kita perlu memahami prinsip-prinsip dasar akustika. Ilmu akustika adalah ilmu yang mempelajari bunyi : bagaimana bunyi di produksi, dikontrol, dirambatkan sampai diterima dipendengaran. Dalam bidang musik, akustika menyangkut struktur atau desain alat musik, cara memainkannya sehingga alat tersebut menghasilkan bunyi yang khas dan bagaimana ia sampai kepada sipendengar.

Dari sudut pandang ilmu fisika, bunyi merupakan sebuah peristiwa getaran. Bunyi terjadi disebabkan oleh adanya benda yang bergetar. Banyaknya jumlah getaran diukur dalam satuan detik, disebut dengan frekuensi bunyi. Artinya jika sebuah senar gitar frekuensinya 440, artinya senar tersebut bergetar sebanyak 440 kali dalam satu detik. Nama yang dipakai untuk menyebut satuan getaran perdetik adalah hertz (Hz).

Bunyi standar yang ada pada gitar adalah dari E (mi) rendah ke E’ (mi’) tinggi. Dengan melintasi rentang dua oktaf (EADGBE’).

SENAR NOTASI ILMIAH NOTASI HELMHOLTZ FREKUENSI

(48)

Gitar tunggal dalam penelitian ini adalah adalah jenis gitar klasik yang dapat dimainkan langsung, tanpa harus memakai amplifier atau piranti elektronik lain untuk memperkuat bunyinya. Dalam sebuah pertunjukan gitar tunggal dalam hal gitar klasik harus disesuaikan dengan ruangan atau gedung pertunjukannya. Gedung akustik adalah gedung yang sangat mendukung dalam pertunjukannya. Jika pertunjukan gitar tunggal dilaksanakan diruang terbuka maka akan sulit kita mendengar dengan jelas suara gitar yang dimainkan. Hal ini disebabkan oleh karena akustika ataupun bunyi gitar tunggal tidak memadai untuk melakukan bunyi yang dapat diterima oleh telinga manusia dengan kata lain bunyinya terlalu lembut untuk dicerna telinga. Berbeda halnya dengan pertunjukan solo gitar elektrik yang menggunakan amplifier sebagai media pengeras suaranya. Salah satu contoh gedung akustik yang sering dipakai dalam pertunjukan-pertunjukan gitar tunggal seperti di Erasmus Huis Jakarta.

(49)

Gedung akustik merupakan gedung yang mampu menampung penonton lebih dari seratus orang dan mampu mendengungkan ataupun menggemakan suara gitar yang begitu lembut untuk diperdengarkan kepada penonton yang begitu banyak.

Dalam hal lain akustika bunyi gitar sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek teknis dalam pembuatan gitar itu sendiri. Dalam hal ini diuraikan pandangan umumnya beberapa hal teknis dalam mengidentifikasi ataupun memahami sebuah gitar yang baik.

1. Kualitas Suara (Tone Quality)

Akustika suara gitar yang baik adalah dengan memperhatikan kualitas suaranya. Beberapa hal yang melatar belakangi yang perlu di lihat adalah :

A.Karakter Suara

(50)

B.Proyeksi Suara

Proyeksi suara merupakan besaran yang dapat dijadikan patokan dalam menilai kemampuan gitar untuk memproyeksikan suara sesuai kebutuhannya. Apabila dalam penyajiannya sering tampil dalam festival ataupun berkompetisi gitar yang ditonton oleh orang banyak, tentu dibutuhkan gitar yang mampu memproyeksikan suaranya seluas mungkin. Dalam hal ini juga suara gitar yang baik ditentukan oleh teknik permainan gitar yang baik pula.

C.Ketahanan Suara/Sustain

Sustain merupakan besaran yang menilai seberapa lama/panjang sebuah nada yang anda petik pada gitar mampu bertahan dengan kualitas proyeksi yang diinginkan. Beberapa jenis musik kadang memiliki kriteria spesifik tersendiri, ada musik yang lebih diinginkan untuk dimainkan dengan nada-nada yang pendek atau cenderung putus-putus ada juga musik yang membutuhkan kemampuan instrumen dalam memainkan nada yang panjang. Dalam hal ini perlu dirumuskan bagaimana suara gitar mengenai panjang pendeknya bunyinya itu diperdengarkan.

D. Separasi

(51)

kemampuan separasi instrumen yang dimainkan dikembalikan kepada jenis musik yang disajikan dan tentu selera beserta pengalaman.

E. Keseimbangan Nada (Tonal Balance)

Keseimbangan Nada ialah kemampuan sebuah instrumen dalam menghasilkan nada-nada setiap frekuensi dengan kadar/proporsi proyeksi yang seimbang. Tonal Balance kadang menjadi salah satu faktor penentu dalam pembuatan & penjualan gitar klasik. Sebuah perbandingan dalam hal ini Gitar Klasik seharga US$1500 buatan dalam negeri dengan gitar lainnya seharga US$6500 buatan Spanyol dan yang didapatkan adalah aspek Tonal Balance inilah yang membuat gitar buatan Spanyol ini mahal.

2. Kualitas Pengerjaan

(52)

A.Kemudahan Penggunaan (Good Playability)

Sebuah gitar yang dibuat dengan baik tentu memiliki perhitungan rancang bangun yang baik pula. Perhitungan rancang bangun ini salah satunya memiliki dampak terhadap ergonomi gitar yang terlihat. Jika kita perhatikan gitar yang kita miliki, Apakah cocok dengan desain papan ketuk (fretboard)? Apakah bentuk gitarnya terasa nyaman dalam pangkuan? Apakah tidak merasa lelah dalam memainkannya? Memang subjektivitas berperan dalam hal ini. Playability sebuah gitar merupakan aspek yang tergolong mudah untuk dinilai dikarenakan aspek ini berdampak langsung terhadap fisik pemain. Dalam hal ini dapat ditentukan sendiri oleh tiap individu yang mencobanya.

B.Konstruksi

(53)

membuat gitar dengan papan suara (Sound Board) dengan tebal hanya 0.5mm! Jadi, gitar mahal belum tentu berkonstruksi kokoh bagaikan baja.

C.Estetika

(54)

Gambar 20. Jose Romanillos Terinspirasi Dari Sebuah Kubah Mesjid di Spanyol

Sumber : www.trilogyguitars.com

Sementara uraian yang dikemukakan Jubing untuk tips memilih dan membeli gitar yang pernah dimuat dalam majalah Staccato tahun 2005 adalah sebagai berikut :

Anda baru saja memutuskan hendak belajar bermain gitar? Atau sudah mempelajarinya namun masih memakai gitar pinjaman untuk berlatih? Sebaiknya anda segera menyisihkan isi dompet untuk membeli gitar. Bagaimanapun, sebagai calon gitaris, idealnya Anda mesti memiliki gitar sendiri. Pertanyaan yang kemudian muncul, bagaimana kita bisa tahu gitar mana yang terbaik untuk kita?

(55)

bakal kita beli. Sebab, bisa saja terjadi, sebuah gitar yang harganya lebih murah justru lebih bagus ketimbang yang lebih mahal. Bila kita tak punya kejelian ini, tentu bisa rugi.

Cara paling aman tentu saja adalah dengan minta bantuan teman yang sudah lebih berpengalaman dalam bermain gitar / atau lebih baik lagi, seorang guru gitar menemani Anda memilihkan gitar yang paling pas untuk Anda. Tentunya hal ini tak selalu bisa kita lakukan. Jika demikian halnya, apa boleh buat, kita mesti "berburu" sendirian. Untuk itu ada beberapa pertanyaan yang perlu anda pertimbangkan.

Berapa dana yang tersedia (Budget)

(56)

Tak bisa dipungkiri, di berbagai toko musik gitar bermerek Yamaha masih mendominasi terutama untuk tipe-tipe pemula yang diproduksi di Indonesia. Harganya berkisar ratusan ribu rupiah, tergantung tipenya. Bila Anda betul-betul pemula, disarankan untuk memilih gitar dari jenis ini. Tapi sebaliknya ambil tipe yang agak di atas, jangan yang terlalu bawah.

Bila Anda sudah berada di tingkat lanjut, apalagi mahir, tentu perlu gitar yang lebih serius. Toko-toko musik di kota-kota besar biasanya menyediakan gitar tipe-tipe menengah ini. Mereknya meliputi Yamaha, Prudencio, Aria, dan sebagainya. Harganya di atas dua juta hingga lima jutaan rupiah.

Nah, bagi yang sudah berada di jalur yang lebih serius, entah itu sebagai pendidik, player, pehobi serius, ataupun kolektor, biasanya mereka akan memerlukan gitar yang lebih tinggi lagi kelasnya. Dari yang semi hand-made hingga yang betul-betul hand-made. Kelas inilah yang kisaran harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah, bahkan di atas seratus juta rupiah. Mereka jarang sekali dijual di toko-toko musik umum di Indonesia. Kebanyakan pemilik gitar-gitar kelas ini membeli di luar negeri atau lewat internet. Tak sedikit pula yang membelinya dari pemilik yang lama. Biasanya dari para guru gitar bisa didapat informasi tentang siapa yang mau menjual atau membeli. Terkadang, kita juga bisa memesannya lewat toko musik yang ada disini.

(57)

mobil dan bisa berjalan? Satu hal yang pasti, dari segi fisik, gitar-gitar untuk pemula biasanya memakai kayu lapis untuk bahan bodinya. Sedangkan gitar yang lebih bagus menggunakan kayu. Hal ini sangat mempengaruhi kualitas suara. Anda mesti coba dan bandingkan sendiri untuk memahaminya. Gitar kayu pun suaranya akan makin bagus bila makin sering dimainkan. Sedangkan gitar dari kayu lapis suaranya begitu-begitu saja.Yang mana pilihan Anda, tergantung pada kebutuhan dan isi kantong. Anda yang paling tahu.

Bagaimana Kondisi Fisik Gitar

Periksa seluruh bagian dan pastikan tidak ada bagian yang kendor atau lepas. Guncang-guncangkan untuk mengetahuinya. Bila tidak ada suara apa-apa, berarti aman. Periksa putaran senar di kepala gitar, berfungsi atau tidak. Lihat juga kondisi permukaan soundboard atau sisi depan dan belakang gitar, apakah ada yang retak atau tergores.

Berikutnya, periksa leher (neck) gitar. Pastikan kondisinya lurus, tidak melengkung. Caranya, angkat pantat gitar hingga ke depan wajah Anda. Usahakan sisi depan gitar sejajar dengan mata Anda. Dari situ, luruskan pandangan Anda ke arah kepala gitar. Bila leher terlihat melengkung, carilah gitar yang lain.

Kualitas Suara

(58)

yang sama. Jangan sampai ada not-not yang lemah volumenya, sementara not di fret sebelahnya lebih kencang. Untuk pemeriksaan yang satu ini idealnya memang dilakukan teman yang mengerti gitar, atau setidaknya mengerti musik, terutama bila Anda benar-benar buta musik.

Pastikan juga tidak ada satu pun not yang pecah (buzzing). Bunyi tak nyaman ini biasanya muncul bila senar membentur fret saat bergetar. Penyebabnya bisa karena fret yang terlalu tinggi atau karena action (jarak senar ke permukaan leher) yang terlalu rapat/kurang renggang.

Kenyamanan Jari-Jari

Kondisi gitar bagus, suaranya pun balance semua, nadanya tak ada yang sumbang, lalu apa lagi? Coba mainkan. Jika belum bisa, coba tekan sebuah fret dan bunyikan notnya. Lakukan pada fret-fret lainnya. Apakah Anda harus menekan dengan sangat keras agar bisa menghasilkan nada yang bersih? Ataukah cukup menekan ringan saja?

(59)

Tipe senar juga bisa mempengaruhi kenyamanan jari. Senar tipe hard-tension tentu memerlukan tenaga jari lebih besar untuk menekannya ketimbang yang normal-tension. Tentang senar, sudah pernah dibahas khusus pada edisi terdahulu. Bila Anda berniat mengganti senarnya, jangan pernah ganti senar nilon dengan senar logam. Sebab, tegangan dari senar logam jauh lebih besar daripada senar nilon. Gitar akustik nilon tidak didesain untuk menahan tegangan sebesar itu.

Minat Pada Gitar

Ini memang agak subyektif. Namun bisa saja terjadi seperti ini: semua pertanyaan di atas tadi bisa terjawab dengan baik, dengan kata lain gitar ideal sudah Anda temukan. Anehnya, Anda tidak bisa menyukainya. Ada sesuatu yang menyebabkan Anda kurang sreg dengan gitar ini. Jangan paksakan. Coba gitar yang lainnya lagi. Jubingng bukan jika Anda sudah membelinya tapi tak pernah disentuh. Itu sebabnya, ada yang berpendapat, mencari gitar itu seperti menjadi jodoh.

(60)

Apa pun kelas gitar yang Anda cari, persyaratan-persyaratan di atas berlaku. Tentu saja, semakin mahal tipe gitar, semakin bertambah persyaratannya. Pada gitar-gitar kelas atas, penilaian terumit dan paling subyektif adalah perihal karakter suara seperti halnya pada manusia. Sebagai contoh, ada sejumlah karakter yang kerap digunakan: cerah-ceria, anggun-berwibawa, berat-kering, lembut-ringan, dan masih banyak lagi. Penjabarannya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Hanya dengan mendengar langsung suara gitar bersangkutan kita bisa memahaminya. Mana yang bagus? Semuanya terpulang pada minat dan selera kita.

2.5.3 Konstruksi Gitar Tunggal

(61)

Gambar 21. Bagian Dalam Gitar Sumber : www.cgsmusic.net

Untuk pertama kali dalam sejarah pembuatan gitar bermula di Spanyol yakni pada abad 19, gitar dibuat dalam bentuk dan ukuran yang standar seperti yang kita lihat pada masa sekarang ini. Pembuat gitar yang terkenal pada masa itu adalah Antonio De Torres Jurado (1817 – 1992). Torres banyak melakukan eksperimen terhadap instrumen gitar, sehingga keseluruhan yang mencakup aspek-aspek dalam pembuatan instrumen ini mencapai puncaknya pada akhir abad ke 19 di Spanyol dan selanjutnya Torres mengukir sejarah yang sangat mempengaruhi pembuat-pembuat gitar di Spanyol.

(62)

Cadiz. Jembatan (Bridge) dimana senar gitar melewati “sadle” dan terikat pada blok retangular adalah penemuan oleh Torres.

Gambar 22. Jembatan Gitar (Bridge) Sumber : www. classicalguitar101.org

(63)

Gambar 24. Sadle Melekat Pada Jembatan (Bridge) Gitar Sumber www.classicalguitar101.org

Bentuk gitar tunggal mempunyai ukuran yang sudah ditetapkan berdasarkan standarisasi ataupun spesifikasi seperti yang akan diuraikan dibawah ini :

1. Panjang keseluruhan gitar adalah 98 cm

2. Panjang papan jari (fingerboard) mulai dari bantalan (nut) ke badan adalah 30 cm

3. Lebar bagian atas badan adalah 28 cm 4. Lebar bagian bawah badan adalah 37 cm 5. Lebar pinggang badan adalah 24 cm

(64)

2.5.3.1 Bagian Atas Gitar

Bagian atas gitar terdiri dari kepala gitar (peg box), leher gitar (neck), papan jari (fingerboard).

1. Kepala gitar (peg box) terdapat sistem stem (tuning machine) dimana senar-senar bagian atas dikaitkan pada bantalan tulang (bone roller)

2. Leher gitar (neck) bagian yang menghubungkan antara badan dan kepala gitar. Jenis kayu yang baik untuk bagian ini ialah kayu ebony.

3. Papan jari (fingerboard) bagian ini melekat pada leher gitar (bagian depan dari leher gitar) tetapi terbuat dari bahan kayu yang berbeda, bagian ini terbuat dari kayu keras, rosewood.

(65)

Gambar 26.Ukuran Standar Leher/Neck Gitar Sumber : www.googleimage.com/classicalguitar/

(66)

Gambar 28. Leher (Neck) Gitar Posisi Dari Depan Sumber : www. acousticguitarforum.com

Pada bagian permukaan papan jari terdapat fret, secara umum jumlah fret terdiri dari 19 unit yang terbuat dari nikel perak. Pada bagian ujung papan jari terdapat bantalan (ivory nut), yang berfungsi sebagai penyangga senar sebelum menuju ke kepala gitar.

(67)

Gambar 30. Ivory Nut Sumber : www. straightfrets.com

(68)

2.5.3.2 Bagian Bawah Gitar

Bagian bawah gitar terdiri dari papan suara (soundboard), papan belakang (backboard), sisi samping (sideboard).

1. Papan suara (soundboard), bagian ini adalah yang terpenting dalam akustik suara. Kayu yang dibutuhkan untuk bagian ini mempunyai urat kembang kayu yang rapat antara 12 sampai dengan 16 inci serta didukung oleh kayu cemara “sitka” pada bagian permukaannya yang sama akan menghasilkan kualitas suara yang baik. Bagian dalam papan suara terdapat sistem “fun strutting”

(sistem radiasi 7 strut dari bawah lubang suara) yang sangat membantu dalam hal kualitas bunyi dan volume suara.

2. Papan belakang (backboard) bagian ini disusun secara simetris dengan papan suara, yang terbuat dari kayu sono keling. Bagian sebelah dalamnya diberikan kayu-kayu penguat.

3. Sisi samping (side board) bagian ini adalah yang menghubungkan papan suara dan papan belakang (dua bagian yang simetris) berbentuk melengkung. Bagian ini terbuat dari kayu sono keling.

(69)

Gambar 33. Backboard Dengan Kayu-Kayu Penguat Pada Bagian Dalam Sumber : www.saliguitars.com

(70)

Gitar mempunyai 6 senar. Senar 1, 2 dan 3 terbuat dari nilon. Sedangkan senar 4, 5 dan 6 terbuat dari serat nilon yang dibalut dengan logam yang terlilit. Senar-senar itu diikatkan pada jembatan (Bridge) kemudian dengan melewati ivory sadle (terdapat pada jembatan) dihubungkan kebagian kepala gitar yang sebelumnya melewati ivory nut. Senar-senar itu kemudian dikancingkan pada bantalan tulang (bone roller) yang sekaligus berfungsi sebagai sistem stem gitar tunggal. Ukuran standard penalaan gitar mulai dari senar 1 sampai senar 6 adalah E, B, G, D, A, E

Gambar 35. Bagian-Bagian Gitar Sumber : www.en.wikipedia.org

(71)

Marcello Barbero. Sedangkan abad 20 hingga sekarang, pembuat gitar telah mencapai puncaknya di Spanyol. Para pembuat gitar yang terkenal adalah Jose Ramirez, Manuel Contreras, Marcelino Lopez Nieto, dan diantara mereka ini gitar yang sangat dikagumi dan dipakai oleh banyak gitaris terkenal adalah dari keluarga Jose Ramirez.

(72)

Gambar 37. Pembuatan Gitar Ramirez Sumber : www.celebhope.com

(73)

2.5.3.3Fungsi Bagian-Bagian Gitar

Berikut akan dipaparkan beberapa contoh bagian-bagian gitar dan fungsinya secara umum.

1. Tuning Machines

Tuning machines berfungsi sebagai alat untuk menyetel /stem (tuning) senar gitar sehingga menghasilkan nada sesuai dengan standard tune. Adapun standard tune yang diperoleh jika senar dalam posisi open/terbuka pada gitar adalah

Senar 6 = nada E, senar 5 = nada A, senar 4 = nada D, senar 3 = nada G, senar 2 = nada B, senar 1 = nada E.

(74)

2. Headstock

Headstock gitar berfungsi sebagai penahan tuning sistem dan juga untuk menahan senar gitar

(75)

3. Nut

Nut berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada tempatnya.

Gambar 41. Nut Gitar Sumber : www.guitaraffecs.com

4. Leher (Neck) Gitar

(76)
(77)

5. Fretboard

Fretboard (papan pencet) gitar, kayu dengan pematang (fret) logam melintang berfungsi untuk membagi wilayah nada.

Gambar 43. Fretboard Gitar Sumber : www.fretdaddy.com

6. Soud Hole

Sound hole adalah penghasil nada, berfungsi mengeluarkan suara getaran senar dan sebagai tempat sirkulasi udara di dalam bodi gitar hingga daya akustiknya bagus.

(78)

2.6Jenis-Jenis Gitar

Jenis-jenis gitar yang umum dipakai saat ini adalah :

1. Gitar klasik. Jenis gitar akustik dengan senar berbahan nilon dan sutra yang dililit logam. Lehernya lebih lebar daripada gitar jenis lainnya. Meski banyak digunakan sebagai instrumen pengiring, namun gitar klasik lebih populer sebagai instrumen musik solo yang dapat memainkan beragam jenis musik dengan bas, akor, dan melodi lengkap. Di tangan pemain yang ahli, gitar klasik bisa menghasilkan berbagai warna suara yang berbeda. Perbendaharaan lagu untuk gitar klasik umumnya berasal dari :

a. Komposisi untuk instrumen musik lain yang ditranskripsi untuk dimainkan pada gitar. Semisal dari komposisi untuk lute, piano, biola, flute, hingga orkestra;

b. Karya orisinal untuk gitar, yang diciptakan oleh komposer dari zaman Klasik hingga zaman Modern.

c. Lagu-lagu pop, jazz, hingga musik tradisional yang diaransemen untuk gitar klasik.

(79)

2. Gitar Flamenco . Desainnya sama dengan gitar klasik namun memiliki sejumlah penyesuaian pada jenis kayu dan elemen-elemen lain agar dapat menghasilkan suara yang lebih kering dan “serak” khas flamenco . Permukaan

di dekat lubang suara dilapisi dengan semacam plastic benang tipis untuk melindunginya dari “luka” akibat pukulan jari-jari sang gitaris.

Memukul-mukul gitar untuk menghasilkan suara-suara perkusif merupakan salah satu teknik permainan khas gitar flamenco .

Gambar 46. Gitar Flamenco Sumber : www.lafalseta.com

3. Folk-Akustik

(80)

serta campuran dari keduanya untuk memetik not per not maupun melakukan kocokan. Suaranya yang berdenting cemerlang digunakan untuk musik-musik balada, folk, country, blues dan pop.

Gambar 47. Gitar Folk Akustik Sumber : www.theacademyofsound.co.uk

4. Akustik-Elektrik

(81)

Gamabar 48. Gitar Akustik Elektrik Sumber : www.newwestminster.olx.ca

5. Gitar Elektrik

Salah satu keunggulannya adalah penggunaan jenis suara yang hampir tak terbatas berkat adanya dukungan peranti efek. Lajim digunakan dalam musik rock, jazz maupun pop.

(82)

2.7 Teknik-Teknik Permainan Gitar Tunggal

Teknik-teknik permainan gitar tunggal yang diuraikan disini berdasarkan teknik-teknik umum yang sering digunakan dalam karya-karya permainan gaya Eropa. Untuk melihat teknik-teknik ornamentasi, penulis mengacu kepada buku Pelajaran GitarKlasik/Spanish jilid 3 Iwan Irawan.

2.7.1 Teknik Ornamentasi

Teknik ini bunyi notnya dihasilkan oleh jari tangan kiri. Teknik ornamentasi terdiri dari : Grace notes, Mordent, Glisando, dan Portamento.

1. Grace Notes

Gambar 50. Teknik Memainkan Notasi Grace Not Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)

(83)

2. Mordent

Gambar 51. Teknik Memainkan Notasi Mordent Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)

Mordent merupakan dua buah Grace Notes, not pertama merupakan not dasar, not kedua sebagai not berikutnya (naik atau turun), dan kembali lagi kepada not dasar atau not utama.

3. Glissando

Gambar 52. Teknik Memainkan Notasi Glissando Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)

(84)

4. Portamento

Gambar 53. Teknik Memainkan Notasi Portamento Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)

Portamento sama halnya dengan glissando, tetapi pada not berikutnya (dipetik) kembali. Portamento diberi tanda dengan garis lurus dan grace note pada not berikutnya.

2.7.2 Teknik Tremolo

Teknik tremolo pada gitar tunggal adalah petikan beruntun pada satu senar oleh tiga jari kanan yakni telunjuk, tengah dan manis dengan tempo yang sangat cepat.

(85)
(86)

Gambar 55. Contoh Teknik Tremolo Pada Lagu Requerdos De La Alhambra Karya Francisco Tarrega

2.7.3 Teknik Pizzikato

Teknik Pizzikato adalah memperpendek bunyi nada atau meredam getaran senar, sehingga bunyinya tidak nyaring seperti pada petikan Pizzikato biola. Cara melakukan teknik ini adalah dengan meletakkan bagian bawah telapak tangan kanan tepat di atas Bridge (jembatan) gitar sehingga sebahagian terletak di atas senar dan sebahagian terletak di atas Bridge.

Contoh Teknik Pizzikato Yang Diambil Dari Penggalan Lagu Asturiaz Karya Isaac Albeniz

Gambar

Gambar 7. Posisi Bermain Gitar
Gambar 8. Posisi Tangan Kanan Sesudah Memetik
Gambar 10. Posisi Tangan Kanan Dari Atas
Gambar 12. Posisi Tangan Kiri Dari Atas
+7

Referensi

Dokumen terkait