• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Group Investigaton Siswa Kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Group Investigaton Siswa Kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. (UU No. 2003 Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1). Pendidikan merupakan kegiatan yang terencana untuk mengembangkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, moral dan kepribadian yang berdayaguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa negara dan dimiliki oleh siswa. Oleh, karena itu pendidikan berperan penting dalam mengembangkan potensi seseorang.

Menurut Subagio (2011:1) bahwa pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan antara lain: guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, dan kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, dan guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

Guru yang profesional harus memiliki berbagai pengetahuan dan ketrampilan, mencintai pekerjaannya, bertanggung jawab, menjaga kode etik guru, menguasi metode pembelajaran dan lain sebagainya, Yamin (2007:6). Dalam hal ini guru dituntut memiliki seperangkat kemampuan dan metode untuk mengajar, di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan, guru juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), maka pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru professional memiliki peran sebagai fasilitor dan komunikator.

(2)

dicapai disamping itu Yamin (2007:10) mengemukakan bahwa “Guru sebagai komunikator memiliki peran untuk mengkomunikasikan materi pelajaran dan membantu siswa apabila mendapat kesulitan pada pelajarannya”. Untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru harus dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang mampu menciptakan suatu sistem manajemen belajar yang baik. Siswa difasilitasi untuk belajar secara berkolaborasi dan berinterkasi dengan yang lain. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan siswa kelas 5 di SD Negeri 01 Banyusri Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa minat belajar IPS siswa kelas 5 dengan model pembelajaran pengajaran langsung ternyata tidak memiliki minat belajar siswa yang tinggi sehingga pada saat dilakukan penelitian penilaian prestasi belajar yang diperoleh sangat mengecewakan. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran IPS mengakibatkan rendahnya daya serap. Bahan belajar IPS cakupannya beragam dan luas serta tuntutan kurikulum yang sarat dengan muatan yang harus disampaikan kepada siswa dengan lokasi waktu yang terbatas, guru mengalami kesulitan dalam menyajikan bahan ajar IPS dengan baik, menarik, dan menantang minat belajar siswa, pada akhirnya pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri Kabupaten Boyolali, adalah dengan melakukan pembelajaran yang dapat mengejar target. Tuntutan kurikulum dengan mengandalkan bahan belajar dari buku sumber IPS Kelas 5 yang tersedia. Metode pembelajaran yang selama ini diberikan untuk menyampaikan materi menggunakan ceramah. pelibatan siswa dalam pembelajaran IPS. Banyak siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari mata pelajaran IPS nampak "budaya belajar" siswa terhadap mata pelajaran. Sementara itu alat tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap mata-mata pelajaran yang diajarkan sering kali hanya mengukur kemampuan pengetahuan siswa.

(3)

melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar IPS di antaranya adalah metode belajar secara berkelompok. Sebab dengan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar IPS akan dirasakan berkesan dan bermakna sekaligus dapat mendorong siswa belajar lebih lanjut, melalui belajar secara berkelompok siswa dapat belajar untuk lebih kreatif dalam memecahkan masalah secara bergotong royong bahu membahu dalam mencapai tujuan.

Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode belajar secara berkelompok dipandang sebagai pengalaman belajar yang mengarahkan siswa kepada prestasi siswa yang tinggi. Lingkungan belajar dengan interaksi yang multi proses akan sangat potensial untuk dapat membimbing siswa dalam pengembangannya. Namun demikian, dalam situasi pembelajaran bentuk apapun, pengembangan kemampuan siswa akan bisa terkembangkan apabila guru meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru harus menjadi mediator dan fasilitator yang baik sehingga proses pembelajaran yang sudah dirancang akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, dalam belajar secara berkelompok siswa diarahkan agar mengembangkan sikap-sikap untuk pencapaian akademik yang tinggi, pemahaman yang mendalam terhadap materi yang dipelajari, bahwa belajar itu menyenangkan. pengembangan keterampilan kepemimpinan, mendorong sikap-sikap yang positif.

Mendorong kepercayaan diri, pengembangan rasa memiliki, dan mendorong saling menghargai satu sama lain. Model pembelajaran group investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu untuk meningkatkan minat belajar siswa. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa baik secara kelompok maupun individu secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran mulai dari merencanakan topik-topik yang akan dipelajari, bagaimana melaksanakan investigasinya, hingga melakukan presentasi kelompok dan evaluasi.

(4)

proses kelompok, sehingga sebelum melakukan investigasi kelompok guru diharapkan memberikan pelatihan-pelatihan berkomunikasi kepada siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perlu segera dilakukan perbaikan pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Siswa Kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri Semester 2 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri Kabuputen Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015, nampak dalam pembelajaran IPS materi manghargai jasa dan peranan para tokoh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, guru tidak membuat persiapan tertulis berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi tidak sistematis.

Pelaksanaan pembelajaran tidak nampak menggunakan model pembelajaran group investigation. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak nampak memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. Siswa tidak terlihat dibimbing untuk belajar materi yang dikerjakan melalui proyek, melainkan siswa hanya mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan guru tanpa melibatkan siswa.

Ketika pelaksanaan pembelajaran IPS berlangsung, beberapa siswa nampak tidak membawa buku paket dan LKS. Dari 20 siswa, terdapat sejumlah 5 siswa tidak membawa buku paket dan 2 siswa tidak membawa LKS. Siswa terlihat diam saja dalam kegiatan pembelajaran. Hanya terlihat 1 siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang disampaikan guru, dan 2 siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Suasana pelaksanaan pembelajaranpun terlihat kurang tenang.

(5)

materi koperasi dari guru dan mengerjakan soal evaluasi yang terdapat pada LKS. Setelah soal evaluasi selesai dikerjakan, siswa mencocokan jawabannya dengan guru dan diakhiri dengan pemberian PR untuk pertemuan pelajaran IPS berikutnya.

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yag dirumuskan adalah “Apakah peningkatan minat belajar IPS dapat diupayakan melalui model pembelajaran group investigation siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri kabupaten Boyolali semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015”

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah peningkatan belajar IPS dapat diupayakan melalui model pembelajaran group investigation siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri kabupaten Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.

Hasil penelitian ini memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi sekolah, guru dan siswa.

1. Bagi siswa adalah: (1) mendorong siswa untuk menyenangi belajar IPS melalui model pembelajaran group investigation (2) meningkatkan minat belajar IPS siswa, dan (3) meningkatkan mutu hasil belajar IPS siswa. 2. Bagi guru adalah: (1) menambah pemahaman dan memperkaya

pengalaman penggunaan model pembelajaran group investigation yang efektif, dan (2) meningkatkan pembelajaran IPS yang efektif.

Referensi

Dokumen terkait

Apakah kesadaran merek , asosiasi merek , loyalitas merek , citra merek dan persepsi kualitas secara serempak berpengaruh signifikan terhadap ekuitas merek pada smartphone

Persepsi kualitas yang dibuat oleh konsumen terhadap produk juga bisa menambah ekuitas merek seperti konsumen akan membuat persepsi positif terhadap konsumen

Mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, jumlah keseluruhan partikel ini dalam atom disebut sebagai bilangan massa Massa sebuah inti stabil selalu lebih kecil

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

Gambar 1.. 5 suhu tubuh BBLR sebelum dilakukan perawatan metode kanguru pada 1 jam pertama diperoleh 36,5°C, setelah dilakukan perlakuan suhu tubuh meningkat menjadi

tidak menjadi masalah begitu besar karena di lihat dari data sarana dan prasarana cukup memadai untuk menunjang kegiatan belajar pendidikan jasmani, hal ini dapat di

Alat pengumpul data yang terkumpul, dijadikan data untuk menilai hasil akhir atau evaluasi pada pasien stroke setelah dilakukan Range Of Motion (ROM), dengan cara menghitung

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif dengan mengikuti tahapan analisis percakapan model Tannen.Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa kohesi