• Tidak ada hasil yang ditemukan

TM 3 PENGADAAN AIR BERSIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TM 3 PENGADAAN AIR BERSIH"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADAAN AIR BERSIH

SAAT BENCANA

(2)

TUJUAN PENGADAAN AIR BERSIH

SAAT BENCANA

Memenuhi kebutuhan sehari-hari,

memasak dan higiene

Mencegah kemungkinan timbulnya

(3)

AIR BERSIH & HIGIENE

Higiene

tidak mungkin dapat dipenuhi

tanpa

air bersih yang cukup dan aman

Higiene perseorangan (mandi & cuci)

Higiene domestik (kebersihan tempat

pemukiman, perabot rumah tangga,

alat-alat dapur, tempat penampungan air, dll)

(4)

Hal-hal yang harus Diperhatikan

dalam Mencegah Epidemi Penyakit

Menular :

Taksiran jumlah kebutuhan air bersih.

Keamanan ketika mengambil air dari sumber air.

Keadilan jatah air bersih untuk setiap rumah

tangga.

Jarak tempuh dan kemudahan jalan

pengambilan air.

Ketersediaan wadah untuk mengambil air dan

menyimpan air

(5)

Pedoman Jumlah Orang yang Dilayani

pada Tempat Pengambilan Air

Jumlah orang per Sarana Berdasarkan Aliran Air (liter/ menit)

250 jiwa per ledeng

7,7

500 jiwa per pompa

tangan

16,6

400 jiwa untuk setiap

orang pemakai sumur

gali

(6)

Banyaknya dan Kemajuan Akses

Program Air Bersih untuk Masyarakat

Kebutuhan Dasar

Minimum Perseorangan 7,5 Liter/Hari Bergantung Pada

Bertahan Hidup (minum dan makanan)

2,5-3 liter/ hari

Cuaca dan Faal Perseorangan Kebersihan Dasar

Perseorangan 2-6 liter/hari Sosio-Budaya & Norma Lokal Memasak 3-6 liter/hari Jenis Makanan, Norma

(7)

Banyaknya dan Kemajuan Akses

Program Air Bersih untuk Masyarakat

Kemajuan Program Penyediaan Air

a. Tempat Pengambilan Air Terawat

Baik Air selalu cukup

• Jarak maksimum dari rumah 500 meter

• Lama maksimum mengantri 15 menit Sosio budaya dan norma lokal

• Lama maksimum mengisi

bejana 20 liter 3 menit b. Air tersedia untuk setiap

(8)

Penyediaan Air Bersih untuk

Institusi

Institusi dan

Kegiatan Banyaknya Air Bersih Peruntukan

Rumah Sakit dan

Balai Kesehatan 5 liter/orang40 – 60 liter/orang/ Rawat Jalan

hari Rawat Inap

Tambahan Cuci, WC, dll

Pusat Kholera 60 liter/orang/hari Penderita 15 liter/orang/hari Perawat Pusat Terapi Gizi 30 liter/orang/hari Rawat Inap

15 liter/orang/hari Perawat

Sekolah 3 liter/murid/hari Minum

(9)

Penyediaan Air Bersih untuk

Institusi

Institusi dan

Kegiatan Banyaknya Air Bersih Peruntukan

Masjid 2-5 liter/orang/hari Minum, cuci WC Umum 1-2 liter/orang/hari Cuci Tangan

2-8 liter/unit WC/

hari Membersihkan WC

Jamban Siram 3-5 liter/orang/hari Jamban Siram Jongkok

20-40 liter/orang/

hari WC duduk konvensional yang terhubung dengan saluran

pembuangan air Kebersihan

(10)

SARPALAM

Saringan Pasir Lambat

(Slow Sand Filter)

(11)

Sar Pa Lam

• Teknologi pengolahan air yang sangat sederhana dengan hasil air bersih dengan kualitas yang baik.

• Sesuai untuk pengolahan yang air bakunya mempunyai kekeruhan yang rendah dan relatif tetap.

• Keunggulan : tidak memerlukan bahan kimia (koagulan)

• Proses pengolahan yang utama : penyaringan dengan media pasir dengan kecepatan penyaringan 5 - 10 m3/ m2/hari.

• Air baku dialirkan ke tangki penerima  ke bak

pengendap untuk mengedapkan kotoran  di saring

(12)

Sar Pa Lam

• Air baku baku dialirkan ke saringan pasir lambat 

kotoran-kotoran akan tertahan pada media pasir 

akumulasi kotoran baik dari zat organik maupun zat

anorganik pada media filternya  lapisan (film) biologis.

• Lapisan ini maka di samping proses penyaringan secara fisika dapat juga menghilangkan kotoran (impuritis)

secara bio-kimia.

• Biasanya ammonia dengan konsetrasi yang rendah, zat besi, mangan dan zat-zat yang menimbulkan bau dapat dihilangkan dengan cara ini.

(13)

Saringan Pasir Lambat

Konvensional

Terdiri atas unit proses: bangunan penyadap, bak

penampung, saringan pasir lambat dan bak

penampung air bersih .

Air baku: air sungai atau air danau yang tingkat

kekeruhannya tidak terlalu tinggi.

Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi

misalnya pada waktu musim hujan, maka perlu

dilengkapi dengan peralatan pengolahan

pendahuluan misalnya bak pengendapan awal

dengan atau tanpa koagulasi bahan dengan bahan

kimia.

(14)

Komponen Dasar

Saringan Pasir Lambat

Sistem Kontrol Inlet

A. Kran untuk inlet air baku dan

pengaturan laju penyaringan  B. Kran untuk

penggelontoran air supernatant 

C. Indikator laju air  D. Weir inlet 

E. Kran untuk pencucian balik unggun pasir

dengan air bersih  F. Kran untuk

pengeluaran/ pengurasan air

olahan yang masih kotor 

(15)

Bagian Inlet

Struktur inlet dibuat sedemikian rupa

sehingga air masuk ke dalam

saringan tidak merusak atau

mengaduk permukaan media pasir

bagian atas.

Struktur inlet ini biasanya berbentuk

(16)

Lapisan Air di Atas

Media Penyaring (Supernatant)

Tinggi lapisan air yang berada di atas

media penyaring (

supernatant

) dibuat

sedemikian rupa agar dapat menghasilkan

tekanan (

head

) sehingga dapat

mendorong air mengalir melalui unggun

pasir.

Di samping itu juga berfungsi agar dapat

memberikan waktu tinggal air yang akan

diolah di dalam unggun pasir sesuai

(17)

Bagian Pengeluaran (Outlet)

Bagian outlet ini selain untuk

pengeluran air hasil olahan,

berfungsi juga sebagai weir untuk

(18)

Media Pasir (Unggun Pasir)

Media penyaring dapat dibuat dari segala

jenis bahan

inert

(tidak larut dalam air atau

tidak bereaksi dengan bahan kimia yang

ada dalam air).

Media penyaring

yang umum dipakai yakni

pasir silika

karena mudah diperoleh,

harganya cukup murah dan tidak mudah

pecah

.

Diameter pasir yang digunakan harus cukup

(19)

Sistem Saluran Bawah (Drainage)

Sistem saluran bawah berfungsi untuk

mengalirkan air olahan serta sebagai

penyangga media penyaring.

Saluran ini tediri dari saluran utama dan

saluran cabang, terbuat dari pipa berlubang

yang di atasnya ditutup dengan lapisan

kerikil.

Lapisan kerikil ini berfungsi untuk

(20)

Ruang Pengeluaran

Ruang pengeluran terbagi menjadi dua bagian yang

dipisahkan dengan sekat atau dinding pembatas.

Di atas dinding pembatas ini dapat dilengkapi

dengan weir agar limpasan air olahannya sedikit

lebih tinggi dari lapisan pasir.

Weir ini berfungsi untuk mencegah timbulnya

tekanan di bawah atmosfir dalam lapisan pasir serta

untuk menjamin saringan pasir beroperasi tanpa

fluktuasi level pada reservoir.

Dengan adanya air bebas yang jatuh melalui weir,

(21)

Keunggulan Sarpalam

Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga

biaya operasinya sangat murah.

Dapat menghilangkan zat besi, mangan,

dan warna serta kekeruhan.

Dapat menghilangkan ammonia dan

polutan organik, karena proses penyaringan

berjalan secara fisika dan biokimia.

Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan

(22)

Kelemahan Sarpalam

Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi,

beban filter menjadi besar, sehingga sering terjadi kebutuan. Akibatnya waktu pencucian filter menjadi pendek.

Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan

ruangan yang cukup luas.

Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan

cara mengeruk lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan lagi ke dalam bak saringan seperti semula.

Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk

(23)

UP Flow

Untuk mengatasi problem sering

terjadinya kebuntuan saringan pasir

lambat akibat kekeruhan air baku

yang tinggi, dapat ditanggulangi

dengan cara modifikasi disain

saringan pasir lambat yakni dengan

menggunakan proses saringan pasir

lambat "UP Flow (penyaringan

(24)

Sistem Saringan Pasir Lambat "Up Flow"

Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi

perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan

pendahuluan misalnya bak pengendapan awal

atau saringan "Up Flow" dengan media berikil

atau batu pecah, dan pasir kwarsa / silika.

Air dari bak saringan awal

bak saringan utama

dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow)

Air olahan dan di alirkan ke bak penampung

air bersih

Didistribusikan ke konsumen

(25)

Diagram Proses Pengolahan Air Bersih dengan

Teknologi Saringan Pasir Lambat "Up Flow"

(26)

Proses Pengolahan Air Bersih dengan Teknologi

Saringan Pasir Lambat "Up Flow" Ganda

Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke

atas (Up Flow), jika saringan telah jenuh atau

buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan

cara membuka kran penguras.

Dengan adanya pengurasan ini, air bersih yang

berada di atas lapisan pasir dapat berfungi

sebagai air pencuci media penyaring (back wash).

Pencucian media penyaring pada saringan pasir

lambat Up Flow tersebut dilakukan tanpa

pengeluran atau pengerukan media

(27)

KRITERIA PERENCANAAN

SARINGAN PASIR LAMBAT "UP FLOW"

Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU. Jika lebih

besar dari 10 NTU perlu dilengkapi dengan bak

pengendap dengan atau tanpa bahan kimia.

Kecepatan penyaringan antara 5 - 10 M

3

/M

2

/Hari.

Tinggi Lapisan Pasir 70 - 100 cm.

Tinggi lapisan kerikil 25 -30 cm.

Tinggi muka air di atas media pasir 90 - 120 cm.

Tinggi ruang bebas antara 25- 40 cm.

Diameter pasir yang digunakan kira-kira 0,2-0,4

mm

(28)

Jika kekeruhan air cukup tinggi....???

Air baku yang digunakan yakni air sungai

atau air danau yang tingkat kekeruhannya

tidak terlalu tinggi.

Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup

tinggi misalnya pada waktu musim hujan,

maka perlu dilengkapi dengan

peralatan

pengolahan pendahuluan

misalnya bak

(29)

Unit Proses

Bangunan penyadap

Bak Penampung / bak Penenang

Saringan Awal dengan sistem "Up

Flow"

Saringan Pasir Lambat Utama "Up

Flow"

Bak Air Bersih

(30)

Bahan Yang Digunakan

Bak penenang manupun bak

penyaring dibuat dengan konstruksi

beton cor.

Perpipaan menggunakan pipa PVC

(poly vinyl chloride) diameter 4".

Media filter yang digunakan yakni

(31)
(32)
(33)
(34)

Unit Pengolahan Air Bersih

dengan Saringan pasir lambat

 

dengan arah aliran dari bawah ke atas

(Up Flow)

Kapasitas 100 M

3

/hari.

 

(35)
(36)

OPERASI DAN PERAWATAN

Kecepatan penyaringan harus diatur sesuai

dengan kriteria perencanaan.

Jika kekeruhan air baku cukup tinggi sebaiknya

kecepatan diatur sesuai dengan kecepatan

disain mimimum (5 M

3

/M

2

.Hari).

Pencucian media penyaring (pasir) pada

saringan awal (pertama) sebaiknya dilakukan

minimal setelah 1 minggu operasi, sedangkan

pencucian pasir pada saringan ke dua

(37)

OPERASI DAN PERAWATAN

Pencucian media pasir : buka kran penguras pada tiap-tiap bak saringan  lumpur yang ada pada dasar bak dapat dibersihkan dengan cara mengalirkan air baku sambil

dibersihkan dengan sapu sehingga lumpur yang mengendap dapat dikelurakan.

Jika lumpur yang ada di dalam lapisan pasir belum bersih secara sempurna, maka pencucian dapat dilakukan dengan mengalirkan air baku ke bak saringan pasir tersebut dari bawah ke atas dengan kecepatan yang cukup besar sampai lapisan pasir terangkat (terfluidisasi), sehingga kotoran yang ada di dalam lapisan pasir terangkat ke atas.

(38)
(39)

Sifat Fisika Satuan Air Baku Air Olahan Standar

Keadaan - - -

-Bau - - - tak berbau

rasa - - - tak berasa

Suhu oC 27,7 27,7 normal

Kekeruhan NTU 28,8 4,8 5

Warna Pt-Co 25 0,9 50

Daya Hantar Listrik

(40)

Sifat Kimia Satuan Air Baku Air Olahan Standar

pH - 6,9 7,0 6,5 - 9,0

Jumlah Zat Padat

mg/lt 65 63 1500

Alkalinitas : Total

sda 24,2 24,6

-Kalsium mg/lt

-CaCO3

5,9 6,1 200

Magnesium sda 17,3 17,4 150

Besi Total mg/lt-Fe 1,16 0,36 1,0

(41)
(42)

Konstruksi Beton

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

Referensi

Dokumen terkait

The player must pass the scoresheet with complete entries to the other player first before moving a chip or taking chips. This marks the start of the 1-minute time given to the

Ft., M.Fis., selaku Kepala program studi fisioterapi fakultas ilmu kesehatan universitas Muhammadiyah malang, serta sebagai dosen Pembimbing 1 saya yang

Hasil keduanya menunjukkan kesimpulan yang sama yaitu pada beberapa periode tahun pengamatan mempunyai nilai rerata varian dan nilai networth yang negatif, hal ini menunjukkan

Kebijakan apa yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja penanganan kargo ikan tuna di warehouse ekspor JAS Terminal Kargo Bandara Internasional Soekarno Hatta..

Solution-focused brief therapy yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terapi tersebut tidak berperan dalam meningkatkan self-esteem remaja perempuan

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai perbedaan antara mean proactive coping kelompok subyek yang dibagi berdasarkan kepemilikan dukungan sosial menunjukkan

Dari jawaban kuisioner yang diberikan kepada lima (5) responden yang telah menggunakan aplikasi Sistem Berbasis Pengetahuan Untuk Mendiagnosa gangguan perilaku

Skripsi yang berjudul “STUDI KOMPARATIF PERJANJIAN BAGI HASIL MENURUT KUH PERDATA DENGAN AKAD MUSYARAKAH MENURUT UNDANG-UNDANG PERBANKAN SYARIAH” ini bertujuan