• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Barusjahe Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Barusjahe Kabupaten Karo"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2008

“Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah proses penyelenggaraan pembelajaran

untuk meningkatkan kompetensi aparatur dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan”.

Pendidikan dapat diartikan sebagai proses persiapan individu – individu

untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam

organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau

emosional yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.

Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang diprogramkan untuk meningkatkan

keahlian – keahlian, pengalaman, pengetahuan, atau pembahasan sikap individu.

Di dalam pelatihan ini juga merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana

pegawai dapat memperoleh sikap, kemauan, keahlian, pengetahuan dan prilaku

spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan atau performasi kerja.

“Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah semata – mata bagi

pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan organisasi. Karena dengan

meningkatnya kemampuan atau keterampilan para pegawai, dapat meningkatkan

produktivitas kerja para pegawai. Produktivitas kerja meningkat berarti organisasi

(2)

20

Menurut Hasibuan (2009:83) Pendidikan dan pelatihan memiliki

perbedaan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Perbedaan Antara Pendidikan dan Pelatihan

No. Perbedaan Latihan Pendidikan

1. Peserta Karyawan Operasional Karyawan Manajerial

2. Tujuan Technical skills Managerial Skills

3. Metode Metode Latihan Metode Pendidikan

4. Waktu Jangka pendek Jangka panjang

5. Biaya Relatif kecil Relatif besar

6. Tempat Lapangan praktek Di dalam kelas

Sumber : Hasibuan (2009:83)

Sedangkan diklat dalam beberapa hal memiliki karakteristik yang sama

yaitu:

1. Pelatihan dan pendidikan sama – sama membuat seseorang belajar

2. Adanya transfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan informasi dari

sumber kepada pelajar;

3. Memerlukan sumber belajar, sarana prasarana yang mendukung;

4. Bersifat dinamis, tidak statis;

(3)

21

Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya

untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau

kelompok orang.

Tujuan Diklat menurut Sulistiyani (2003:69) yaitu:

1. Memperbaiki kinerja;

2. Memutakhirkan keahlian para pegawai sejalan dengan kemajuan

teknologi;

3. Membantu memecahkan persoalan operasional;

4. Mengorientasikan pegawai terhadap organisasi;

5. Memenuhi kebutuhan – kebutuhan pertumbuhan pribadi;

6. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pegawai dalam

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Menurut Tepi (2011:12), komponen dari pendidikan adalah:

1. Tujuan

Pelaksanaan pelatihan, sangatlah bijak apabila sebelum

pelaksanaannya terlebih dahulu disusun perencanaannya yang

disesuaikan dengan tujuan akhir. Pendidikan pada hakikatnya

bertujuan mengubah tingkah laku sasaran pendidikan.

2. Materi

Materi pelatihan merupakan kumpulan pokok bahasan yang mengacu

pada bidang-bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu yang

(4)

22

3. Metode

Metode yang akan digunakan tergantung pada factor-faktor seperti

jenis pelatihan usia pesertanya, pendidikan dan pengalaman peserta,

dan tersedianya instruktur yang cakep dalam suatu metode pelatihan

tertentu.

4. Media

Alat bantu pendidikan (media) adalah alat-alat yang digunakan oleh

pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/ pengajaran.

5. Pelatih/ Instruktur

Seorang guru atau instruktur dituntut selalu kreatif mengembangkan

kemampuannya agar mampu menciptakan pengalaman belajar yang

sesuai dengan tuntutan masyarakat.

6. Evaluasi

Seberapa jauh perubahan atau peningkatan itu terjadi diperlukan suatu

mekanisme. Untuk melakukan evaluasi pendidikan diperlukan

informasi-informasi yang diperoleh dari pengukuran, sedangkan untuk

pengukuran ini dilakukan tes.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu unsur aparatur pemerintah

yang memiliki peranan strategis dalam menyelenggarakan tugas – tugas umum

pemerintahan dan pembangunan yang sesuai dengan tuntutan zaman terutama

untuk menjawab tantangan masa depan. Untuk mewujudkan tuntutan tersebut

(5)

23

Menurut Fauziah (2010:5) Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas adalah

pegawai yang memiliki kecakapan dan kemampuan untuk melaksanakan setiap

tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik, serta mampu memelihara dan

memgembangkan kecakapan dan kemampuannya secara berkesinambungan. Oleh

karena itu sudah menjadi tugas pimpinan pada setiap organisasi untuk selalu

memikirkan suatu upaya yang harus dilakukan untuk senantiasa memelihara dan

membina semua pegawai agar dapat lebih berkualitas dalam rangka pencapaian

tujuan.

Pendidikan PNS ialah pendidikan yang dilakukan bagi PNS untuk

meningkatkan kepribadian, pengetahuan, dan kemampuannya sesuai dengan

ketentuan dan persyaratan jabatan dan pekerjaannya sebagai PNS. Adapun

pelatihan PNS ialah bagian dari pendidikan yang dilakukan bagi PNS untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai dengan tuntutan

persyaratannya pembiayaannya sebagai PNS.

Ketentuan tentang penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan jabatan

Pegawai Negeri Sipil, diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 101 Tahun 2000.

sasaran penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil

adalah untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi yang

sesuai dengan persyaratan masing – masing jabatan.

(6)

24

a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat

melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi

kepribadian dan etika Pegawai Nederi Sipil dengan kebutuhan instansi;

b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai perubahan dan

perekat persatuan dan kesatuan bangsa;

c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada

pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat;

d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola piker dalam melaksanakan

tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya

kepemerintahan yang baik.

“Para pegawai yang mengikuti diklat akan mengalami perubahan dalam

kegiatan kerjanya (berkinerja) karena pada umumnya wawasan dan pengetahuan

mereka bertambah serta sudah memiliki kerangka kerja di masa mendatang.”

(Miftah, 2005:70).

2.1.2. Kinerja

Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work performance

atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi

performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja.

Menurut Dedeh (2010:22) Kinerja atau prestasi kerja (performance)

diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang disadari oleh pengetahuan, sikap,

(7)

25

mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat berkaitan dengan

produktivitas lembaga atau organisasi. Dan faktor – faktor utama yang

mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan kemauan. Kinerja adalah sesuatu

yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan bekerja, dengan

kata lain bahwa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja.

Menurut Mangkunegara (2001;67) “kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”

Pada dasarnya kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor

tersebut adalah:

1. Motivasi

Motivasi adalah daya gerak yang mendorong untuk bertindak. Jika

motivasi kuat maka daya dorong untuk terciptanya kinerja yang baik

akan kuat pula.

2. Pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah upaya untuk meningkatkan berbagai

pengetahuan dan ketrampilan. Disamping itu pendidikan dan pelatihan

merupakan usaha untuk memungkinkan perubahan sikap yang

(8)

26 3. Pengalaman

Pengalaman pada dasarnya membuat individu lebih mengenal dan

memahami proses kerjanya sehingga diharapkan dapat meningkatkan

kinerjanya.

4. Teknologi

Pengetahuan teknologi modern pada dasarnya akan menghasilkan

kinerjanya lebih banyak dibandingkan penggunaan peralatan

tradisional.

2.1.3. Penilaian Kinerja

Dalam organisasi modern, penilaian kerja pegawai sangat penting

dilakukan dalam arti disamping mengetahui kemajuan tentang hasil yang dicapai

pegawai secara keseluruhan juga sangat bermanfaat bagi organisasi terutama

dalam pemberian penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan prestasi individu

yang merupakan cerminan prestasi organisasi, oleh karena itu prestasi pegawai

yang tinggi sangat penting artinya bagi keberhasilan organisasi

Menurut Suradji (2006 : 64), supaya mengenali, mengembangkan dan

memanfaatkan potensi dan kemampuan kerja Pegawai Negeri Sipil dilakukan

melalui penilaian pelaksanaan pekerjaan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS, dan

ketentuan pelaksanaannya ditetapkan melalui Surat Edaran Kepala Badan

(9)

27

Penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif

terikat minimal dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan

dan kepentingan organisasi. Evaluasi kinerja harus mempunyai tujuan yang jelas

tentang apa yang ingin dicapai baik tidaknya suatu prestasi dapat diketahui

melalui penilaian.

Menurut Robbins (2002:4), penilaian kinerja pada dasarnya merupakan

salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif

dan efisien, karena adanya kebijakan atau program penilaian prestasi kerja,

berarti organisasi telah memanfaatkan secara baik atas SDM yang ada dalam

organisasi. Permasalahan yang biasa muncul dalam proses penilaian adalah

terletak pada bagaimana objektivitas penilaian dapat dipertahankan. Dengan

kemampuan mempertahankan objektivitas penilaian, maka hasil penilaian

menjadi terjaga akurasi dan validitasnya.

Evaluasi kinerja harus mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang

ingin dicapai, baik tidaknya suatu prestasi dapat diketahui melalui penilaian. Pada

Kantor Camat Barusjahe, penialian prestasi pegawai dilakukan melalui adanya

DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) setiap tahunnya. DP3 dibuat oleh

atasan langsung pegawai, dan diketahui oleh pimpinan SKPD.

Kegiatan penilaian ini dapat memperbaiki keputusan - keputusan

personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang

pelaksanaan kerja mereka. Kegunaan - kegunaan penilaian kinerja dapat dirinci

(10)

28 1. Perbaikan prestasi atau kinerja

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan

departemen personalia dapat membetulkan kegiatan - kegiatan mereka

untuk memperbaiki kinerja atau prestasi.

2. Penyesuaian – penyesuaian kompensasi

Evaluasi kerja atau prestasi kerja membantu para pengambil keputusan

dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus, dan bentuk

kompensasi lainnya.

3. Keputusan – keputusan penempatan

Promosi dan transfer biasanya didasarkan pada kinerja atau prestasi

kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk

penghargaan terhadap kinerja atau prestasi kerja masa lalu.

4. Kebutuhan – kebutuhan latihan dan pengembangan

Prestasi atau kinerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan

latihan. Demikian juga prestasi yang baik mungkin mencerminkan

potensi yang harus dikembangkan.

5. Penyimpangan – penyimpangan proses staffing

Kinerja atau prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan

(11)

29 6. Ketidak akuratan informasional

Kinerja atau prestasi yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan -

kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana - rencana sumber

daya manusia atau komponen - komponen lain sistem informasi

manajemen personalia.

7. Kelemahan - kelemahan desain pekerjaan

Kinerja atau prestasi yang jelek mungkin merupakan suatu tanda

kesalahan dalam desain pekerjaan.

8. Kesempatan kerja yang adil

Penilaian kinerja atau prestasi secara akurat akan menjamin keputusan -

keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.

9. Tantangan - tantangan eksternal

Kadang - kadang kinerja atau prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor –

faktor diluar lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi

finansial atau masalah - masalah pribadi lainnya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Menurut Sinaga (2010) dalam skrispsinya yang berjudul “Pengaruh

Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor

Regional IV Badan Kepegawaian Negara (BKN) Medan”. Metode yang

digunakan adalah metode penelitian korelasional dengan menggunakan

(12)

30

orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan dan

pelatihan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil. Dan Pengaruhnya sebesar

21,16% sedangkan sisanya 78,84% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian tersebut.

Menurut Taufiq (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan

Pendidikan Dan Pelatihan Karyawan Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan

Pada PT Sumatera Prima Fibreboard Inderalaya Ogan Ilir Sumsel Bulan Mei

2007”. Jenis penelitian ini adalah survey analitik menggunakan pendekatan cross

sectional dimana tentang variable independent dan dependen diambil (diukur)

dalam waktu bersamaan. Peneliti menggunakan sampel 100% dari populasi yaitu

50 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan dan

pelatihan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada PT Sumatera Prima

Fibreboard Inderalaya Ogan Ilir Sumsel. Pengaruhnya sebesar 83,3% sedangkan

sisanya 16,7% tidak mengalami peningkatan kinerja.

2.3. Kerangka Konseptual

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan sumber daya manusia yang dapat

menentukan keberhasilan dalam sebuah instansi ataupun organisasi. Salah satu

cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja Pegawai Negeri

Sipil yaitu melalui pengembangan pegawai dengan melakukan pendidikan dan

pelatihan. Sehingga dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan, diharapkan

kinerja pegawai akan meningkat atau menjadi lebih baik dibandingkan dengan

(13)

31

pelatihan sangat penting untuk diadakan dalam meningkatkan kinerja Pegawai

Negeri Sipil.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan maka kerangka konseptual

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Siagian (2003) dan Safaria (2004): Data diolah

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau pendapat yang

kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan,

karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan

sedangkan kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan.

Berdasarkan pada kerangka konseptual di atas dapat dirumuskan hipotesis

penelitian ini sebagai berikut: “Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Barusjahe Kab. Karo.” Pendidikan dan Pelatihan

(X)

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan Antara Pendidikan dan Pelatihan
Gambar 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

1. Rasa ingin tahu: memiliki keingingtahuan untuk menambah wawasan dengan menggali dari berbagai sumber terkait limbah pada kendaraan bermotor. Tanggung jawab:

Berdasarkan analisis data menunjukkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,553 dengan taraf signifikansi 0,000 (p ≤ 0,05) yang berarti menunjukkan adanya

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Judul laporan

[r]

Investasi program CSR yang dikeluarkan korporasi merupakan upaya untuk penguatan modal sosial yang nantinya dapat mengarah pada apa yang disebut dengan positif peace, yakni

The transactions recording system (purchases and sales) LPG at distributor level is generally better than at the level of sub-resellers (SP), as shown in Table

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat- Nya, dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Pemberian Aromaterpi Lavender Terhadap

Demikian Pengumuman Pemenang Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor SAR Timika Tahap II ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan