• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota - DOCRPIJM 1c549b62de BAB VBab 5 keterpaduan strategi pengembangan kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota - DOCRPIJM 1c549b62de BAB VBab 5 keterpaduan strategi pengembangan kota"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-1

Bab 5

KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN KOTA

5.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta 5.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota Surakarta

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota adalah “untuk terwujudnya Kota sebagai Kota Budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis pada sektor industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata,

serta olah raga”.

Berdasarkan pada perumusan tujuan penataan ruang Kota Surakarta, maka rumusan kebijakan penataan ruang bagi Kota Surakarta meliputi kebijakan struktur ruang dan kebijakan pola ruang Kota Surakarta.

A. Kebijakan Struktur Ruang Kota

Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:

(1) Pemantapan peran kota dalam sistem nasional sebagai pusat kegiatan nasional (PKN), yang melayani kegiatan skala nasional;

(2) Pengembangan kota sebagai pusat pelayanan Kawasan Andalan Subosuko-Wonosraten dalam peningkatan ekonomi masyarakat kota; dan

(3) Pengembangan sistem pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga.

B. Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kota

Terkait rumusan kebijakan pengembangan struktur ruang Kota Surakarta di atas, maka rumusan strategi pengembangan struktur ruang Kota Surakarta adalah :

(1) Strategi untuk melaksanakan kebijakan pertama meliputi :

a. mendorong kemudahan aksesibilitas terhadap kegiatan skala nasional;

b. pengembangan infrastruktur dalam rangka mendukung kota sebagai pusat dan simpul utama kegiatan ekspor-impor serta pintu gerbang nasional dan internasional ; dan

(2)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-2 (2) Strategi untuk melaksanakan kebijakan kedua meliputi :

a. mengembangkan sarana dan prasarana transportasi kota untuk mendukung sektor industri kreatif dan sektor pariwisata yang melayani Kawasan Andalan Subosuko-Wonosraten; dan

b. menjalin kerja sama dengan daerah otonom Kawasan Andalan Subosuko-Wonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten ) untuk memantapkan pelayanan dan pengembangan kota.

(3) Strategi untuk melaksanakan kebijakan ketiga meliputi :

a. menetapkan satu pusat kota yang membawahi 6 (enam) sub pusat kota dan beberapa pusat lingkungan yang dihubungkan melalui jaringan jalan berjenjang dengan pola pergerakan merata;

b. menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala pelayanannya;

c. mengembangkan sistem Transit Oriented Development (TOD) meliputi pembangunan dan pengembangan terminal/stasiun antar moda pada pusat-pusat kegiatan, stasiun angkutan jalan rel, shelter angkutan massal jalan raya dan terminal angkutan umum jalan raya yang terintegrasi dengan pengembangan lahan di sekitarnya; dan

d. membangun sistem park and ride dengan mengembangan lahan parkir di pinggir kota maupun lokasi transfer moda untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum menuju ke tengah kota.

C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kota Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi:

(1) Kebijakan pengembangan kawasan lindung ;

Kebijakan pengembangan kawasan lindung dilakukan melalui kelestarian fungsi lingkungan hidup, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan. (2) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya ;

a. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:

b. terwujudnya ruang kawasan budidaya yang terintegrasi antar nilai budaya dan lingkungan (Eco-Cultural ) ;

c. meningkatkan keterkaitan antara kota dengan kabupaten sekitarnya, antar pusat kota dengan sub pusat kota, antar sub pusat kota, dan antar sub pusat kota dengan pusat lingkungan ;

(3)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-3

5.1.2. Rencana Struktur Ruang Kota Surakarta A. Rencana Pusat Pelayanan

Kota Surakarta terdiri dari satu PPK (Pusat Pelayanan Kota) yang membawahi beberapa Sub Pusat Pelayanan Kota. Berkenaan dengan sub pusat kota, fungsi dan cakupan wilayah pelayanannya dikemukakan sebagai berikut.

a. sub pusat pelayanan kota I di Kelurahan Kemlayan melayani kawasan I meliputi

sebagian Kecamatan Jebres, sebagian Kecamatan Pasarkliwon, sebagian Kecamatan Serengan dan sebagian Kecamatan Laweyan. Kawasan I diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, budaya, perdagangan, jasa dan olah raga sebagai pusat pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah raga serta industri kreatif;

b. sub pusat pelayanan kota II di Kelurahan Purwosari melayani kawasan II meliputi

sebagian Kecamatan Laweyan dan sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan II diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, olah raga dan perdagangan/jasa sebagai pusat pariwisata, olah raga dan industri kreatif;

c. sub pusat pelayanan kota III di Kelurahan Nusukan melayani kawasan III, meliputi:

sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan III diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk permukiman perdagangan dan jasa sebagai pusat permukiman dan perdagangan dan jasa;

d. sub pusat pelayanan kota IV di Kelurahan Mojosongo melayani kawasan IV, meliputi:

sebagian Kecamatan Jebres dan sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan IV diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk permukiman, perdagangan dan jasa, industri kecil dan industri ringan,;

e. sub pusat pelayanan Kota V di Kelurahan Jebres melayani kawasan V meliputi

sebagian Kecamatan Jebres dan sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan V diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, pendidikan tinggi dan industri kreatif ;

f. sub pusat pelayanan Kota VI di Kelurahan Stabelan melayani kawasan VI meliputi

(4)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-4

Tabel 5.1

Arahan Pembagian Sub Pusat Kota Kota Surakarta Tahun 2011 – 2031

No. Sub Pusat Pelayanan Kota

Kecamatan

Tercakup Arahan Fungsi Kawasan

1. I

Kec. Jebres Kec. Laweyan Kec. Pasar Kliwon Kec. Serengan

Pariwisata, Perdagangan dan Jasa, Olah Raga / RTH

2. II Kec. Banjarsari

Kec. Laweyan Pariwisata, Olah Raga / RTH

3. III Kec. Banjarsari Permukiman, Perdagangan/Jasa

4. IV Kec. Banjarsari Permukiman, Perdagangan/Jasa

5. V Kec. Banjarsari Pariwisata, Pendidikan Tinggi, Industri

6. VI Kec. Banjarsari Pemerintahan, Pariwisata,

Perdagangan/ Jasa

(5)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-5

(6)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-7

(7)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-8

B. Rencana Prasarana

1. Rencana Pengembangan Jalan

Merujuk kepada rencana pengembangan transportasi jalan dari Dinas Perhubungan Kota Surakarta, maka pengembangan transportasi jalan dengan melakukan penataan hirarki jalan yang ada, terkait dengan pengurangan hambatan samping serta peningkatan jaringan jalan tersebut. Pengembangan jaringan jalan di Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

a. Jalan Arteri Primer dan Arteri Sekunder

Sampai lima tahun ke depan sistem jaringan arteri primer di Kota Surakarta meliputi Jl. Slamet Riyadi - Jl. Dr. Suharso - Jl. Adi Sucipto - Jl. A Yani, - Jl. Letjen Suprapto - Jl. Ki Mangunsarkoro - Jl. Sumpah Pemuda - Jl. Brigjend Katamso dan rencana jalan lingkar utara. Pengembangan dan pembangunan jalan arteri sekunder adalah sebagai berikut.

 Jalan Slamet Riyadi, Jalan Jend. A. Yani, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Jalan Sumpah Pemuda, Jalan Brigjend Katamso, Jalan lingkar utara.

 Jalan Slamet Riyadi, Jalan A. Yani, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Ir. Sutami. Jalan Slamet Riyadi, Jalan Jend. Sudirman, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Kol. Sutarto, Jalan Ir. Sutami.

 Jalan Slamet Riyadi, Jalan Dr. Suharso, Jalan Adisucipto, Jalan A. Yani. b. Jalan Kolektor

Adapun rencana pembangunan dan/ataua pengembangan jaringan jalan kolektor di Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

 Jalan Brigjend. Sudiarto, Jalan Veteran, Jalan Bhayangkara, Jalan DR. Rajiman, Jalan KH. Agus Salim

 Jalan Yos Sudarso, Jalan Veteran, Jalan Bhayangkara, Jalan DR. Rajiman, Jalan KH. Agus Salim

 Jalan Kol. Sugiono,

 Jalan Kapt. Tendean,

 Jalan Juanda Kartasanjaya, Jalan Kapt. Mulyadi, Jalan ”Kampung Sewu” – Jalan RE Martadinata, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Prof. Kahar Muzakir, Jalan Sudiarto,

 Jalan Sutan Sahrir, Jalan S. Parman, Jalan Monginsidi;

2. Rencana Pengembangan Jalan Kereta Api

(8)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-9 pelayanan terkait sistem jaringan jalan kereta api. Arahan pengembangan jaringan jalur kereta api meliputi:

1. Pengembangan jalur kereta api jalur selatan yang menghubungkan Surakarta – Bandung, Surakarta – Jakarta, dan Surakarta – Surabaya

2. Pengembangan jalur utara – selatan yang menghubungkan Semarang – Surakarta – Malang – Surabaya

3. Pengembangan jalur tengah yang menghubungkan Semarang – Surakarta 4. Pengembangan rel ganda yang meliputi Surakarta – Yogyakarta – Kutoarjo –

Kroya, dan Surakarta – Madiun

5. Pengembangan kereta api komuter yang menghubungkan Surakarta – Boyolali, Sragen – Solo – Klaten – Jogyakarta – Kutoarjo, Solo – Sukoharjo – Wonogiri, 6. Peningkatan stasiun utama dan kelas I di Kota Surakarta

7. Peningkatan dry port di Jebres Surakarta

8. Jaringan transportasi kereta api wisata koridor Jebres – Balapan – Purwosari – Sangkrah

9. Jaringan jalur kereta api perkotaan, yang meliputi :

 Jaringan jalur kereta api yang menghubungkan Kota Surakarta dengan bandar udara Adisumarmo

 Jalur kereta api yang mendukung aksesibilitas di kawasan perkotaan Kota Surakarta

 Pengembangan transportasi yang terintegrasi antara Trans Yogya dengan Kereta Api Komuter Solo – Boyolali, Solo – Wonogiri, dan Solo – Sukoharjo.

 Pengembangan Stasiun di daerah Kadipiro

 Integrasi Stasiun kereta api Balapan dengan Terminal Tirtonadi

 Pengembangan jaringan kereta api dari Bandara ke Stasiun kereta api di Purwosari (Studi dari Ditjen Perhubungan)

(9)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-10

Gambar 5.1

Rencana Aksi Penanganan Perkeretaapian

(Sumber : Tatralok Kota Surakarta)

3. Rencana Jaringan Telekomunikasi

(10)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-11 Sebagai acuan, standar pengadaan sarana telepon adalah 1 sambungan untuk 5 KK. Berdasar standar tersebut, maka pengembangan jaringan telepon Kota Surakarta direncanakan dengan mengembangkan/ meningkatkan STO serta menambah Rumah Kabel (RK) guna meningkatkan kapasitas sambungan telepon. Berdasarkan uraian di atas, arah pengembangan jaringan telekomunikasi adalah:

a. Pengembangan jaringan telepon fixed line dan lokasi pusat automatisasi sambungan telepon

b. Pengembangan infrastruktur telepon nirkabel berupa penentuan lokasi menara termasuk menara BTS, dan

c. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi di wilayah kota 4. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Rencana sistem jaringan sumber daya air meliputi :

a. Wilayah sungai (WS), Wilayah Sungai yang berada pada Kota Surakarta yaitu WS Bengawan Solo yang merupakan WS lintas Propinsi mencakup Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.

b. Pengelolaan DAS dilakukan melalui peningkatan, pemeliharaan, dan rehabilitasi pada DAS Sungai Bengawan Solo dengan anak-anak sungainya

c. Cekungan air tanah (CAT), Cekungan air Tanah (CAT) yang berada pada Kota Surakarta meliputi CAT Karangayar – Boyolali

d. Sistem jaringan air baku untuk air bersih, Pengembangan sistem jaringan air baku untuk penyediaan air bersih dengan pemanfaatan air baku dari air permukaan Sungai Bengawan Solo dan penerapan konsep zero deep well

5. Rencana Pengembangan Jaringan Energi

Rencana pengembangan jaringan energi di Kota Surakarta secara garis besar meliputi pengembangan energi kelistrikan dan energi bahan bakar minyak dan gas. Suplai listrik untuk Kota Surakarta dialirkan ke Gardu Induk Jajar yang sangat tergantung pada kinerja PLTA Waduk Gajahmungkur di Kabupaten Wonogiri.

5.1.3. Rencana Pola Ruang Kota Surakarta A. Rencana Kawasan Lindung

Berdasarkan analisis kondisi dan karakteristik Kota Surakarta, maka kawasan fungsi lindungnya meliputi :

1. Kawasan perlindungan setempat, yaitu :

a. Meliputi kawasan sempadan Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Sumber, Kali Gajahputih, Kali Pepe, Kali Wingko, Kali Brojo, Kali Boro, Kali Palemwulung;

(11)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-12

 kawasan I seluas 47,00 Ha, terletak di : – Kecamatan Jebres seluas 11,67 Ha; – Kecamatan Laweyan seluas 5,46 Ha; – Kecamatan Pasar Kliwon seluas 29,88 Ha;

 kawasan II seluas 45,88 Ha, di:

– Kecamatan Banjarsari seluas 1,99 Ha; – Kecamatan Laweyan seluas 43,89 Ha;

 kawasan III seluas 46,06 Ha, di Kecamatan Banjarsari.

 kawasan IV seluas 76,77 Ha, di:

– Kecamatan Banjarsari seluas 12,55 Ha – Kecamatan Jebres seluas 64,22 Ha

 kawasan V seluas 70,25 Ha, di:

– Kecamatan Banjarsari seluas 3,24 Ha – Kecamatan Jebres seluas 67,02 Ha

 kawasan VI seluas 115,04 Ha, di:

– Kecamatan Banjarsari seluas 40,44 Ha – Kecamatan Jebres seluas 57,55 Ha – Kecamatan Laweyan seluas 7,25 Ha,

– Kecamatan Pasar Kliwon seluas 3,50 Ha, dan – Kecamatan Serengan seluas 6,30 Ha

2. Kawasan lindung bangunan dan cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional seluas 86,37 Ha, dengan sebaran sebagai berikut :

a. Kawasan lindung cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional di kawasan I seluas 57,14 Ha, yaitu di Kecamatan Laweyan seluas 3,96 Ha dan di Kecamatan Pasar Kliwon seluas 53,18 Ha.

b. Kawasan lindung cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional di kawasan II seluas 15,23 Ha, yaitu terletak di Kecamatan Banjarsari

c. Kawasan lindung cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional di kawasan VI seluas 8,73 Ha, yaitu terletak di Kecamatan Banjarsari

3. Ruang terbuka hijau dalam bentuk RTH privat dan RTH publik dengan sebaran sebagai berikut :

a. Penyediaan RTH privat meliputi pekarangan rumah, perkantoran, pertokoan dan tempat usaha, kawasan industry kreatif, fasilitas umum, dengan luasan sekitar 446,32 (empat ratus empat puluh enam koma tiga dua) hektar atau sekitar 10,13% (sepuluh koma satu tiga persen) dari luas kota; dan

(12)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-13 Binatang dengan luasan sekitar 886,00 (delapan ratus delapan puluh enam) hektar atau sekitar 20,12% (dua puluh koma duabelas persen) dari luas kota

B. Rencana Kawasan Budidaya

Dalam konteks Kota Surakarta, rencana pengembangan kawasan budi daya ini diarahkan kepada upaya untuk mengendalikan alih fungsi guna lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Prinsip penetapan kawasan ini adalah berdasarkan dominasi fungsi atau kegiatan utama yang ada dan yang akan dikembangkan pada kawasan tersebut. Uraian pola ruang kawasan budidaya Kota Surakarta adalah sebagai berikut : 1. Perumahan

Arahan lokasi perumahan seluas 2.274,65 Ha letaknya menyebar, dengan sebaran luas permukiman sebagai berikut.

a. Luas perumahan di kawasan I seluas 463,64 Ha, yaitu di Kecamatan Jebres seluas 61,76 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 110,71 Ha, Kecamatan Pasar Kliwon seluas 185,94 Ha, dan Kecamatan Serengan seluas 105,22 Ha.

b. Luas perumahan di kawasan II seluas 502,70 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 37,27 Ha dan Kecamatan Laweyan seluas 465,42 Ha.

c. Luas perumahan di kawasan III seluas 369,97 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari. d. Luas perumahan di kawasan IV seluas 386,37 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari

seluas 44,77 Ha dan Kecamatan Jebres seluas 341,60 Ha.

e. Luas perumahan di kawasan V seluas 276,82 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 14,81 Ha dan Kecamatan Jebres seluas 262,01 Ha.

f. Luas perumahan di kawasan VI seluas 275,15 Ha, yang meliputi Kecamatan Banjarsari seluas 138,33 Ha, Kecamatan Jebres seluas 33,02 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 95,94 Ha, Kecamatan Pasar Kliwon seluas 5,32 Ha dan di Kecamatan Serengan seluas 2,54 Ha.

2. Perdagangan dan Jasa

Secara keseluruhan, luas alokasi ruang kegiatan perdagangan dan jasa mencapai 630,30 Ha, dengan persebaran sebagai berikut.

 Kawasan perdagangan dan jasa di kawasan I seluas 116,93 Ha, yaitu di Kecamatan Jebres seluas 2,69 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 27,75 Ha, Kecamatan Pasar Kliwon seluas 86,50 Ha.

 Kawasan perdagangan dan jasa di kawasan II seluas 99,16 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 12,53 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 86,64 Ha.

(13)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-14

 Kawasan perdagangan dan jasa di kawasan IV seluas 70,77 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 29,02 Ha, Kecamatan Jebres seluas 41,75 Ha.

 Kawasan perdagangan dan jasa di kawasan V seluas 48,42 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 0,39 Ha dan Kecamatan Jebres seluas 48,02 Ha.

 Kawasan perdagangan dan jasa di kawasan VI seluas 176,16 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 128,69 Ha, Kecamatan Jebres seluas 18,52 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 13,37 Ha, dan Kecamatan Pasar Kliwon seluas 15,28 Ha serta Kecamatan Serengan seluas 0,30 Ha.

3. Perkantoran

Alokasi ruang perkantoran secara keseluruhan mencapai kurang lebih sekitar 18,55 Ha, yaitu sebagai berikut.

 Di kawasan I seluas 1,10 Ha, yaitu di Kecamatan Laweyan

 Di kawasan II seluas 6,46 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 5,07 Ha dan Kecamatan Laweyan seluas 1,38 Ha

 Di kawasan V seluas 3,49 Ha yaitu di Kecamatan Jebres

 Di kawasan VI seluas 7,50 Ha yaitu di Kecamatan Laweyan seluas 0,01 Ha dan Kecamatan Pasar Kliwon seluas 7,49 Ha.

4. Ruang Kegiatan Industri

Untuk menampung kegiatan industri ringan dan industri kreatif di Kota Surakarta, disediakan ruang yang terletak di pinggiran kota kurang lebih sekitar 81,13 Ha di Kawasan I, Kawasan II, Kawasan IV, dan Kawasan V.

 Kawasan industri di kawasan I seluas 1,37 Ha terletak di Kecamatan Jebres ;

 Kawasan industri di Kawasan II seluas 7,79 Ha yaitu di Kecamatan Laweyan, yang merupakan kawasan bagi industri kreatif yang selama ini menjadi ciri khas Kota Surakarta.

 Kawasan Industri di kawasan IV seluas 43,67 Ha, yaitu di Kecamatan Jebres.

 Kawasan Industri di kawasan V seluas 28,12 Ha, yaitu di Kecamatan Jebres,

 Kawasan Industri di kawasan VI seluas 0,16 Ha, yaitu di Kecamatan Jebres, 5. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) seluas 7,23 Ha yang tersebar di seluruh

kawasan, dengan rincian sebagai berikut :

 Ruang terbuka non hijau (RTNH) di kawasan I seluas 2,86 Ha, yaitu di Kecamatan Jebres seluas 0,82 Ha dan Kecamatan Pasar Kliwon seluas 2,04 Ha.

 Ruang terbuka non hijau (RTNH) di kawasan III seluas 2,38 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari.

(14)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-15

 Ruang terbuka non hijau (RTNH) di kawasan VI seluas 0,17 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari (0,05 Ha) dan Kecamatan Jebres seluas 0,12 Ha.

6. Sawah

Sebagai lahan pertanian seluas 111,14 Ha diarahkan terletak di Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres.

7. Prasarana Terminal dan Stasiun

Alokasi ruang untuk prasarana ini meliputi simpul kegiatan terminal, stasiun dan terminal barang. Adapun luas lahan yang dialokasikan untuk prasarana transportasi ini mencapai kurang lebih sekitar 15,32 Ha tersebar di kawasan I seluas 0,40 Ha (Kecamatan Pasar Kliwon), kawasan II seluas 0,71 Ha (Kecamatan Laweyan), dan kawasan VI seluas 14,21 Ha (Kecamatan Banjarsari).

8. Kawasan Pergudangan

Kawasan pergudangan dialokasikan kurang lebih sekitar 18,03 Ha, yang diarahkan terletak di kawasan IV seluas 5,28 Ha (Kecamatan Jebres) dan kawasan V seluas 12,75 Ha (Kecamatan Jebres).

9. Fasilitas Pendidikan

Luas lahan untuk fasilitas pendidikan diperkirakan mencapai kurang lebih sekitar 216,04 Ha tersebar di seluruh kawasan :

 Fasilitas pendidikan di kawasan I seluas 17,50 Ha, yaitu di Kecamatan Jebres seluas 2,52 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 4,68 Ha, Kecamatan Pasar Kliwon seluas 10,29 Ha.

 Fasilitas pendidikan di kawasan II seluas 48,00 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 6,17 Ha dan Kecamatan Laweyan seluas 41,83 Ha.

 Fasilitas pendidikan di kawasan III seluas 16,55 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari

 Fasilitas pendidikan di kawasan IV seluas 22,44 Ha Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 11,12 Ha dan Kecamatan Jebres seluas 11,32 Ha

 Fasilitas pendidikan di kawasan V seluas 79,77 Ha Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 0,26 Ha dan Kecamatan Jebres seluas 79,51 Ha

 Fasilitas pendidikan di kawasan VI seluas 31,78 Ha Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 18,90 Ha, Kecamatan Jebres seluas 7,07 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 4,21 Ha dan Kecamatan Pasar Kliwon seluas 1,61 Ha

10. Fasilitas Kesehatan

(15)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-16 delapan puluh lima) Ha berlokasi di Kecamatan Jebres seluas 17,00 Ha dan Kecamatan Banjarsari seluas 0,85 Ha.

11. Kawasan Hankam / Militer

Kawasan Hankam / Militer dialokasikan kurang lebih sekitar 5,89 Ha dengan lokasi masing-masing seluas 3,21 Ha di Kawasan II (Kecamatan Laweyan) dan seluas 2,68 Ha di Kawasan III (Kecamatan Banjarsari), yang terletak di :

a. Korem 074/ warastratama di kecamatan Lawean;

b. Komando Distrik Militer (Kodim) 0735/Kota Surakarta di Kecamatan Banjarsari; c. Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di kecamatan-kecamatan di

wilayah kota Surakarta;

d. Pusdiktop Kodiklad di Kecamatan Pasar Kliwon; e. Kantor Polisi Militer di Kecamatan Pasar Kliwon

(16)
(17)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-18

(18)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-19

5.1.4. Penetapan Kawasan Strategis Kota Surakarta

Kawasan Strategis merupakan kawasan yang mempunyai karakter khusus dan perlu ditangani secara tersendiri, sehingga kawasan tersebut diarahkan untuk:

a. Pengelolaan kawasan yang berpotensi mendorong perkembangan kawasan sekitar dan/atau berpengaruh terhadap perkembangan wilayah Kota Surakarta secara umum.

b. Pengelolaan kawasan perbatasan dalam satu kesatuan arahan dan kebijakan yang saling bersinergi.

c. Mendorong perkembangan/revitalisasi potensi wilayah yang belum berkembang. d. Penempatan pengelolaan kawasan diprioritaskan dalam kebijakan utama

pembangunan daerah.

e. Mendorong tercapainya tujuan dan sasaran pengelolaan kawasan. f. Peningkatan kontrol terhadap kawasan yang diprioritaskan.

g. Mendorong terbentuknya badan pengelolan kawasan yang diprioritaskan.

Wilayah kawasan strategis nasional meliputi Kota Surakarta merupakan kawasan Pusat Kegiatan Nasional; Wilayah kawasan strategis provinsi meliputi wilayah kawasan Kawasan Perkotaan Surakarta – Boyolali – Sukoharjo – Karanganyar – Wonogiri – Sragen - Klaten (Subosukawonosraten). Kawasan strategis Kota Surakarta yang ditentukan dalan RTRW terdiri dari beberapa kawasan strategis yaitu:

A. Kawasan Strategis Sosial dan Budaya

Terkait dengan UURI No. 05 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya dan PPRI No. 10 tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, maka rencana pengembangan kawasan strategis Sosial Budaya ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional.

2. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup. 3. Rawan bencana alam nasional.

4. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Sesuai rencana pola ruang kawasan lindung sebagaimana dikemukakan sebelumnya, sebaran kawasan strategis berdasarkan aspek sosial budaya yaitu sebagai berikut.

a. Kawasan strategis aspek sosial budaya di kawasan I terletak di Di Kecamatan Laweyan, Kecamatan Pasar Kliwon, dan Di Kecamatan Serengan.

(19)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-20 c. Kawasan strategis aspek sosial budaya di kawasan VI terletak di Kecamatan

Banjarsari

B. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi

Di Kota Surakarta akan terdapat potensi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi. beberapa kriteria yang mendukungnya di antaranya sebagai berikut.

a. Didukung jaringan prasarana kota.

b. Didukung akses menuju jaringan transportasi antar wilayah (Toll Joglosemar dan Semarang-Surakarta-Mantingan).

c. Wilayah prioritas pengembangan pembangunan kota.

d. Berpotensi sebagai kawasan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi.

Rencana kawasan strategis aspek pertumbuhan ekonomi di atas diperkirakan akan berkembang sepanjang koridor rencana jalan lingkar luar beserta jejaringnya, yang melintasi Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres.

C. Kawasan Strategis Ilmu Pengetahuan

Kawasan strategis lainnya yang akan berkembang di Kota Surakarta adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan, ditetapkan dengan kriteria:

a. diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

b. memiliki sumber daya strategis;

c. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan ilmu pengetahuan; atau berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi.

Kawasan strategis ilmu pengetahuan yaitu Solo Techno Park (STP). D. Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan

Kawasan strategis lainnya yang akan berkembang di Kota Surakarta adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria:

a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

b. merupakan kawasan yang ditetapkan bagi perlindungan flora dan/atau fauna yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air;

b. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

(20)
(21)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-22

(22)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-23

5.2. Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 5.2.1. Visi dan Misi Pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta yang selanjutnya disingkat RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota.

Berdasar pada visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun 2005 – 2025; visi pembangunan daerah dalam RPJM Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015 pada dasarnya merupakan Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih yang disampaikan pada waktu Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada). Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun. Visi Walikota dan Wakil Walikota Surakarta selama kurun waktu 2010-2015 adalah: “ Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Kota Dilandasi Spirit Solo sebagai Kota Budaya”.

Makna sejahtera memiliki dimensi lahir maupun batin, di mana sejahtera lahir diartikan sebagai terpenuhinya segala kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan juga terpenuhinya kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, dan tersedianya lapangan kerja sehingga dapat meningkatan pendapatan per kapita serta kemampuan daya beli. Sedang untuk sejahtera batin diartikan sebagai terpenuhinya kebutuhan rohaniah dan kehidupan keagamaan sesuai dengan keyakinan masyarakat masing-masing dengan tingkat toleransi yang tinggi.

Masyarakat Surakarta akan menjadi sejahtera, jika berbagai indikator terkait yang mendukung peningkatan kesejahteraan, menunjukkan ke arah peningkatan dari waktu ke waktu. Indikator sosial tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan daerah dapat diukur dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)-nya memiliki kepribadian dan aklaq mulia, cerdas, berkualitas, memiliki tingkat pendidikan dan ketrampilan yang tinggi sehingga mampu untuk mengembangkan daya cipta rasa dan karsanya dalam mensikapi berbagai tantangan kehidupan.

(23)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-24 ke dalam negara maju, atau negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh kebijaksanaan ekonomi terhadap peningkatan kualitas hidup.

Spirit Solo sebagai Kota Budaya mengandung maksud bahwa Kota Surakarta akan dikembangkan sebagai kota yang berwawasan budaya dalam arti yang luas, dimana seluruh komponen masyarakatnya dalam setiap kegiatannya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, berkepribadian demokratis-rasional, berkeadilan sosial, menjamin Hak Asasi Manusia (HAM) dan menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Konsep Solo sebagai Kota Budaya juga bermakna

bahwa Solo Masa Depan yang mempunyai Solo Masa Lalu (Solo’s Future is Solo’s Past).

Pengembangan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya memiliki dimensi utama yaitu secara individu mampu menjunjung tinggi moralitas dan perilaku terpuji, budi pekerti luhur dan secara sosial memiliki budaya komunikasi yang baik, kekerabatan yang akrab dan wawasan budaya yang luas. Selain itu diupayakan pelestarian budaya dalam arti melestarikan, mempertahankan dan mengembangkan seni dan budaya yang telah ada serta melindungi cagar-cagar budaya.

Misi Walikota dan Wakil Walikota Surakarta selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan

sektor riil, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dengan fasilitasi kredit, menuntaskan penataan PKL, melanjutkan program

revitalisasi pasar tradisional, meningkatkan kemampuan manajemen pedagang pasar serta mempromosikan keberadaan pasar dan pedagang.

2. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya Jawa melalui ranah pendidikan, keteladanan, penyelengaraan event-event dan program-program

pendukung lainnya.

3. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi Jawa dan melestarikan aset-aset budaya, baik yang tangible (bendawi) maupun intangible (tak bendawi).

4. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang pendidikan, antara lain dengan program sekolah gratis, sekolah plus, bantuan pendidikan

masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan

5. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang kesehatan, di antaranya melalui program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS),

meningkatkan kualitas kesehatan bersertifikasi ISO, makin memberdayakan Posyandu Balita dan Lansia, perbaikan gizi masyarakat serta menekan angka

(24)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-25 6. Meningkatkan akses ke lapangan kerja dengan titik berat pada menciptakan

wirausahawan-wirausahawan baru melalui pelatihan, bantuan permodalan dan membangun jejaring pemasaran produk.

7. Membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan iklim investasi yang makin kondusif (Kota Ramah Investasi) dan suasana kota yang aman dan damai.

8. Meningkatkan sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan jembatan, transportasi, air bersih, sanitasi dan drainase, penuntasan pemugaran Rumah Tidak

Layak Huni (RTLH), penertiban hunian tak berizin, pengembangan ruang terbuka hijau dan pengelolaan persampahan

9. Pengembangan brand image kota dengan melakukan penataan kawasan wisata, budaya dan perdagangan serta meningkatkan event-event bertaraf nasional dan

internasional

5.2.2. Strategi Pembangunan

Prioritas pembangunan di Kota Surakarta, adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan ekonomi kerakyatan, yang mencakup pengembangan sektor riil, Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), dan pasar tradisional. 2. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya jawa.

3. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi jawa. 4. Perluasan akses dan peningkatan kualitas pendidikan. 5. Perluasan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. 6. Penciptaan lapangan kerja dan jiwa wirausahawan baru.

7. Penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk mendukung perluasan lapangan kerja.

8. Peningkatan sarana prasarana kota untuk mendukung: (i) aksesibilitas publik; (ii) bebas lingkungan kumuh dan hunian liar; (iii) pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) mengarah pada kota dalam hutan; dan (iv) pengelolaan persampahan.

9. Pengembangan brand image kota sebagai eco-cultural city.

Strategi pembangunan dalam RPJM Daerah Kota Surakarta selama tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:

1. Sinkronisasi dan pembentukan regulasi 2. Pengembangan sarana dan prasarana publik

3. Pengembangan sistem pelayanan administrasi publik 4. Fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat

(25)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-26 6. Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan kapasitas

keuangan daerah

Gambar 5.2

Strategi Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2010-2015

5.2.3. Arah Kebijakan Pembangunan

Arah kebijakan pembangunan dalam RPJM Daerah Kota Surakarta selama tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2

Sasaran, Strategi Dan Arah Kebijakan Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015

SASARAN UMUM DAERAH

STRATEGI DAERAH ARAH KEBIJAKAN DAERAH

1. Pengembangan tata kelola kota yang pro ekonomi kerakyatan dan sektor riil

1. Sinkronisasi dan

pembentukan regulasi yang mempermudah

pengembangan ekonomi kerakyatan

Penyusunan dan atau pelaksanaan peraturan daerah yang berpihak pada sektor riil melalui pengembangan pasar tradisional, UMKM, koperasi, Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMM), dan pentaan PKL.

2. Pengembangan sarana dan prasarana publik

1. Melanjutan pengembangan sarana-prasarana bagi pasar tradisional, penataan PKL, dan tempat pemasaran produk-produk UMKM 2. Pengembangan sarana-prasana

untuk transportasi umum yang mudah, terjangkau, dan nyaman 3. Pengembangan sistem

pelayanan administrasi

1. Memfasilitasi perijinan, permodalan, pendataan, informasi, untuk

1.

Sinkronisasi dan pembentukan

regulasi

6.

Pengembangan

kerjasama

dengan

pihak

ketiga

untuk

meningkatkan

kapasitas

keuangan daerah

3.

Pengembangan sistem pelayanan

administrasi publik

4.

Fasilitasi peningkatan kapasitas

Sumber daya masyarakat

5.

Fasilitasi pengembangan jaringan

kerjasama antar daerah di level

nasional maupun internasional

1.pengem

(26)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-27

SASARAN UMUM DAERAH

STRATEGI DAERAH ARAH KEBIJAKAN DAERAH

publik mendukung pengembangan sektor

riil dan pelaku ekonomi UMKM, pasar tradisional, PKL, wirausaha baru

2. Menertibkan perijinan usaha ekonomi yang kontraproduktif bagi pengembangan ekonomi kerakyatan 4. Fasilitasi peningkatan

kapasitas sumber daya masyarakat

1. Pengembangan informasi tenaga kerja, pendidikan, pelatihan, dan permodalan mengarah penyediaan tenaga terampil dan kompetitif di pasaran kerja.

2. Fasilitasi penciptaan kesempatan pelaku UMKM, koperasi, dan calon wirausaha mendapatkan jaringan pemasaran

5. Fasilitasi pengembangan jaringan kerjasama antar daerah di tingkat Nasional maupun Internasional

Pengembangan kerjasama antar daerah dan wilayah untuk perluasan pasar, efisiensi produksi, dan pengembangan investasi

6. Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan kapasitas keuangan daerah

Meningkatkan kapasitas SKPD menindaklanjuti upaya kerjasama sampai pada hasil penambahan kapasitas keuangan daerah. 2. Penguatan aksentuasi

Jawa pada

pengembangan karakter masyarakat dan tata kelola kota sebagai kota warisan budaya dan ramah lingkungan (Ecocultural city)

1. Sinkronisasi dan

pembentukan regulasi yang menjaga kelestarian dan pengembangan warisan budaya

baikbendawimaupun non bendawi

1. Penyusunan dan atau implementasi regulasi untuk menjaga kelestarian warisan budaya baik bendawi maupun non bendawi

2. Mencabut atau membatalkan

regulasi daerah yang kontraproduktif dnegan upaya pelestarian warisan budaya

2. Pengembangan sarana dan prasarana publik

beraksentuasi Jawa

1. Penembahan aksesntuasi jawa pada bangunan-bangunan dan tempat-tempat umum

2. Penciptaan hutan dalam kota, untuk ruang terbuka hijau

3. penanaman bunga dan pohon khas daerah di tiap kelurahan

3. Pengembangan sistem pelayanan administrasi publik

menertibkan perijinan pendirian bangunan dan usaha yang kontraproduktif dnegan upaya pelestarian warisan budaya 4. Fasilitasi peningkatan

kapasitas sumber daya masyarakat untuk menunjukkan keluhuran nilai-nilai budaya Jawa dalam perilaku, relasi dengan pihak lain, dan karya-karya atau produknya

1. Pendidikan budi pekerti berbasis agama dan budaya untuk

menghasilkan karakter masyarakat Solo yang menghormati nilai-nilai luhur kehidupan bermasyarakat 2. Menghidupkan kelompok-kempol

seni budaya di masyarakat

3. Memfasilitasi berkembangnya event-event seni budaya masyarakat 4. Pengembangan produk-produk

industri kreatif bernuansa Surakarta kota budaya

5. Fasilitasi pengembangan jaringan kerjasama antar daerah di tingkat Nasional

(27)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-28

SASARAN UMUM DAERAH

STRATEGI DAERAH ARAH KEBIJAKAN DAERAH

maupun Internasional untuk promosi Surakarta sebagai kota budaya sehingga

berdampak pada capital

infkow

6. Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga untuk pencitraan kota sehingga berdampak meningkatkan kapasitas keuangan daerah

Meningkatkan kapasitas SKPD menindaklanjuti upaya kerjasama pencitraan Surakarta kota budaya dan ramah lingkungan sampai pada hasil penambahan kapasitas keuangan daerah. dan pelayanan publik lainnya yang

berkeadilan bagi semua kelompok tanpa

diskriminasi.

1. Sinkronisasi dan

pembentukan regulasi yang mengatur perihal

pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan; termasuk pangan dan rumah layak huni)

Penyusunan dan atau pelaksanaan peraturan daerah supaya pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan; termasuk pangan dan rumah layak huni) mendukung pengurangan kemiskinan dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia

2. Pengembangan sarana dan prasarana publik yang mendukung terpenuhinya kebutuhan pendidikan, kesehatan, perumahan sehat

Pembangunan dan perbaikan sarana prasarana diarahkan pada pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, perumahan sehat mendukung pengurangan kemiskinan dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia

3. Pengembangan sistem pelayanan administrasi publik yang mempermudah terpenuhinya kebutuhan pendidikan, kesehatan, perumahan sehat

Memfasilitasi perijinan, pendataan, dan informasi, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, perumahan sehat mendukung pengurangan kemiskinan dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia

4. Fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat

1. Memfasilitasi penyediaan akses dan penyelenggaraan pelayanan

pendidikan yang inklusif, berkualitas dan berkeadilan sehingga

masyararakat dapat meningkat derajad pendidikannya

2. Memfasilitasi penyediaan akses dan penyelenggaraan pelayanan

kesehatan yang terjangkau, berkualitas dan berkeadilan sehingga masyararakat dapat meningkat derajad kesehatannya 3. Memfasilitasi peningkatan

ketahanan pangan masyarakat sehingga memperbaiki kondisi gizi masyarakat

4. Memfasilitasi pemenuhan

(28)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-29

SASARAN UMUM DAERAH

STRATEGI DAERAH ARAH KEBIJAKAN DAERAH

ruang terbuka hijau, pengelolaan persampahan sehingga

masyararakat dapat meningkat kualitas kesehatan tempat tinggalnya

5. Fasilitasi pengembangan jaringan kerjasamal untuk meningkatkan kapasitas pemerintah kota dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, termauk perumahan

Pengembangan kerjasama untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam menyediakan pelayanan

pendidikan, kesehatan, termasuk pangan dan perumahan terutama bagi rakyat miskin

6. Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan kapasitas keuangan daerah

Meningkatkan kapasitas SKPD menindaklanjuti upaya kerjasama sampai pada hasil penambahan kapasitas keuangan daerah untuk meningkatkan kapasitas pemerintah kota menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan, termasuk pangan dan perumahan.

5.2.4. Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah

Penyusunan kebijakan umum untuk pembangunan Kota Surakarta tahun 2010-2015 dikelompokkan sesuai bidang utama pengembangan program pembangunan, yaitu (1) bidang ekonomi; (2) bidang sosial budaya; (3) bidang fisik- sarana dan prasarana; (4) bidang pemerintahan.

1. Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Ekonomi a. Pemantapan penataan PKL.

b. Pengembangan dan pemantapan kemajuan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK) untuk mengoptimalkan pengembangan potensi unggulan. c. Pembentukan dan pengembangan Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMM). d. Fasilitasi kemitraan pelaku usaha besar dan menengah untuk mengembangkan

UMKMK.

e. Pengembangan dan pemantapan kemajuan pedagang pasar tradisional. f. Penciptaan dan pengembangan wirausaha baru.

g. Peningkatan investasi dalam rangka perluasan dan peningkatan penyerapan tenaga kerja pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga untuk kapasitas keuangan daerah.

2. Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Sosial Budaya

(29)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-30 b. Fasilitasi untuk pengembangan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani semua

kelompok masyarakat (ibu, bayi, balita, anak, lansia, perempuan, laki-laki, diffabel/berkebutuhan khusus) tanpa diskriminasi.

c. Pembentukan dan pengembangan kelompok masyarakat peduli warisan seni, budaya dan pariwisata (eco tourism).

d. Pemasyarakatan dan internalisasi nilai-nilai Budaya Jawa melalui ajang kreasi dan kompetisi seni budaya (Solo’s future is Solo’s past).

e. Fasilitasi pengembangan keamanan, ketertiban, kerukunan dan solidaritas antar umat beragama, suku, dan ras dalam kehidupan bermasyarakat di Kota Surakarta.

f. Fasilitasi pengembangan jaminan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

g. Pengembangan tertib administrasi kependudukan untuk menjamin persamaan hak dan kewajiban sebagai warga negara dan hak-hak asasi manusia serta pengendalian masalah kependudukan.

3. Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Fisik-Sarana dan Prasarana

a. Pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana kota yang ramah lingkungan, ramah anak, ramah diffable, ramah investasi, ramah wisata, mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM-pendapatan, pendidikan, kesehatan, pemukiman).

b. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang mudah, ekonomis, dan ramah lingkungan.

c. Pengembangan bangunan-bangunan publik yang membentuk pencitraan Solo sebagai kota warisan budaya.

d. Pengaturan tata kota yang maju dalam perdagangan dan jasa, berkarakter budaya lokal (Solo’s future is Solo’s past) dan ramah lingkungan sesuai tata guna lahan (ecocultural city).

e. Pembangunan perumahan dan pemukiman layak huni. 4. Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Tata Pemerintahan

a. Review regulasi untuk menghasilkan regulasi daerah pro ekonomi kerakyatan dan pro investasi, pro pengembangan tata kota sebagai kota warisan budaya (Solo’s future is Solo’s past) dan ramah lingkungan, dan pro peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara adil bagi semua kelompok tanpa diskriminasi.

(30)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-31 c. Pengawasan aparatur untuk menjamin kepercayaan (trust) dunia usaha dan

masyarakat.

d. Penegakan kepastian pelaksanaan regulasi daerah.

e. Pengembangan sistem administrasi dan pendataan yang akurat dan akuntabel untuk mendukung perencanaan, implementasi, monitoring, pengendalian dan evaluasi pembangunan.

f. Pengembangan sistem komunikasi dan informasi pembangunan dan pemerintahan yang transparan, cepat dan akuntabel.

g. Pengembangan kapasitas SKPD untuk menjalin kerjasama pihak ketiga dalam rangka meningkatkan kemampuan pembiayaan pelayanan publik.

5.3. Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM) Kota Surakarta 5.3.1. Rencana Sistem Pelayanan

Wilayah studi dalam RISPAM meliputi seluruh wilayah Kota Surakarta dengan rencana pengembangan SPAM Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

a. Kawasan Selatan, melayani 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Serengan, dan sebagian Kecamatan Laweyan. Kawasan ini juga melayani daerah perbatasan Kabupaten Sukoharjo (Cemani & Gentan).

b. Kawasan Tengah, melayani 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Jebres, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari. Kawasan ini juga melayani sebagian Kecamatan Kartosuro (kabupaten Sukoharjo), Kecamatan Delanggu (Kabupaten Klaten), daerah Baturan (Kabupaten Karanganyar), dan beberapa daerah di Kabupaten Boyolali. c. Kawasan Utara, melayani 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Jebres dan juga

melayani daerah Plesungan (Kabupaten Karanganyar).

Pada saat ini jaringan perpipaan yang ada meliputi jaringan PDAM dan non PDAM. Namun di masa yang akan datang seluruh wilayah perkotaan direncanakan dapat terlayani jaringan perpipaan PDAM. Diharapkan pada akhir tahun rencana yaitu 2025, cakupan pelayanan Jaringan Perpipaan PDAM dapat mencapai target 100% dari wilayah pelayanan teknis.

(31)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-32

5.3.2. Rencana Pengembangan SPAM;

Program pengembangan SPAM Kota Surakarta dalam rencana program jangka pendek meliputi program fisik dan non fisik. Program fisik pada prinsipnya merupakan usulan proyek yang akan menjadi tanggungjawab PDAM dalam pengembangan SPAM Kota Surakarta. Usulan program yang direncanakan dalam rencana jangka pendek disusun berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan air dan pengembangan SPAM. Secara umum, program usulan jangka pendek pengembangan SPAM Kota Surakarta antara lain:

 Target pelayanan air bersih sebesar 79,17 % dari total penduduk Kota Surakarta

 Target penambahan SR sebanyak 35.736 SR yang meliputi kawasan utara sebanyak 4.487 SR, Kawasan Tengah sebanyak 16.333 SR dan Kawasan Selatan sebanyak 14.916 SR

 Penambahan kapasitas produksi dengan memanfaatkan air permukaan dari Sungai Bengawan Solo dan Waduk Gajah Mungkur.

 Uprating IPA Jurug (beton dan fibre), Penggantian suplai air baku IPA Jebres, dan IPA Mojosongo

 reservoir direncanakan untuk setiap kawasan berdasarkan kebutuhan masing – masing wilayah pelayanan dalam kawasan tersebut yaitu dengan kapasitas reservoir di Kawasan utara sebanyak 1.000 m3, reservoir di Kawasan tengah sebanyak 1.000 m3, reservoir di Kawasan utara sebanyak 2.000 m3.

 Program Non fisik meliputi Inventarisasi jaringan PDAM, Pengendalian kebocoran, Program penghijauan, dan Pelatihan dan pengembangan SDM

5.3.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

Kebocoran teknis merupakan kehilangan air yang disebabkan oleh masalah teknis seperti kebocoran pada pipa transmisi, jaringan distribusi, fitting, meter air, bangunan pengolahan air, fasilitas pemompaan dan lain-lain. Kebocoran pada sistem perpipaan Kota Surakarta mencapai 39,80%. Penyebab kebocoran perpipaan Kota Surakarta antara lain :

a. Terdapat banyak pipa yang rusak terutama pipa ACP yang usianya lebih dari 20 tahun

b. Terdapat beberapa watermeter yang rusak

c. Beberapa sistem belum memakai watermeter, sehingga besarnya air tidak terkontrol

d. Keakuratan watermeter berkurang akibat usia water meter yang terlalu tua yaitu lebih 20 tahun

(32)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-33 Untuk mengatasi permasalahan kebocoran tersebut, dalam rencana induk SPAM Kota Surakarta ini penurunan kebocoran sampai tahun 2027 ditargetkan sebesar 20%

5.4. Strategi Sanitasi Kota (SSK) 5.4.1. Visi dan Misi

Konsep awal penyusunan kerangka kerja Strategi Sanitasi Kota (SSK) dicantumkan dalam Visi dan Misi Sanitasi Kota Surakarta. Visi SSK Kota Surakarta adalah “Terselenggaranya sanitasi kota yang berkualitas dan berkesinambungan menuju kota Surakarta sehat 2015 dengan melibatkan peran serta masyarakat”

Untuk dapat mewujudkan visi pengelolaan sektor sanitasi maka dirumuskan beberapa misi yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sanitasi yang dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

3. Menggalang dan meningkatkan dukungan dari berbagai pihak baik swasta maupun pemerintah di berbagai tingkatan dalam percepatan PHBS

4. Pemenuhan terhadap akses masyarakat pada sarana sanitasi yang seluas-luasnya.

5.4.2. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor Sanitasi 1. Sub Sektor Air Limbah Domestik;

Secara umum pembangunan sub-sektor limbah cair bertujuan: a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;

b. Memperbaiki kualitas air tanah dangkal;

c. Memperbaiki kualitas lingkungan dan permukiman kaitannya dengan penyediaan fasilitas sanitasi yang memadai

d. Memulihkan kualitas dan kondisi air Sungai Bengawan Solo Adapun sasaran utama yang hendak dicapai adalah

a. peningkatan cakupan pelayanan limbah cair rumah tangga untuk off-site sistem dari 8,38% di tahun 2007 menjadi 20% di tahun 2015,

b. Sistem sanitasi berbasis komunal direncanakan setiap tahun bertambah 2-3 unit, c. Peningkatan pengawasan terhadap penanganan limbah cair industri rumah tangga

agar tetap memenuhi baku mutu lingkungan.

(33)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-34 secara teknis harus melengkapi tangki septik dengan sistem peresapan yanng memenuhi syarat teknis.

2. Sub Sektor Persampahan;

Secara umum pembangunan sub-sektor persampahan bertujuan:

a. Menciptakan lingkungan kota yang bersih terutama di daerah publik seperti jalan protokol, pasar, lapangan olahraga, tempat hiburan, taman kota. Diharapkan pada lokasi-lokasi publik kota tersebut di atas aman untuk berkegiatan/beraktivitas masyarakat dari resiko/gangguan kesehatan yang mungkin bisa menyebabkan sakit.

b. Adanya peningkatan pelayanan di bidang kebersihan kepada seluruh masyarakat Kota Surakarta terutama untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA sehingga tidak ada sampah yang menginap di TPS.

c. Terwujudnya perilaku bersih bagi setiap individu, keluarga dan masyarakat dan ikut berperannya pihak swasta dalam penanganan kebersihan kota.

d. Adanya peningkatan usia pakai dan daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA), sehingga dapat berkesinambungan.

Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah: Timbulan Sampah

a. Mengurangi sampah kota sebesar 10 persen dari jumlah sampah yang dihasilkan. b. Meningkatkan usaha daur ulang sampah sampai mencapai 15 persen dari jumlah

timbulan sampah.

c. Memelihara kebersihan pada 5 daerah binaan dan sekolahan di pusat kota. Pengelolaan Sampah

a. Pewadahan dan Pengumpulan

 Mencegah warga kota membuang sampah sembarangan di jalan protokol dan pusat kota.

 Meningkatkan frekuensi pengumpulan sampah di setiap wilayah kota sebesar 15 persen.

 Memperbaiki efisiensi dan efektifitas layanan pengumpulan sampah sampai mencapai 95 persen dari timbulan sampah.

b. Pengangkutan Sampah

 Meningkatkan jumlah pengangkutan sampah dari sumber, tempat pembuangan sementara (TPS), dan transfer depo menjadi sebesar 90 persen dari jumlah timbulan sampah.

(34)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-35

 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas layanan pengangkutan sampah sebesar 20 persen dari kondisi sebelumnya.

c. Pembuangan dan Pemusnahan Sampah

 Memperbaiki pembuangan sampah dengan cara sanitary landfill dan perlengkapannya.

 Menyediakan sarana dan prasarana pembuangan sampah) di tempat pembuangan akhir (TPA) yang terdiri atas Back-hoe (3 buah), Loader (1 buah), Dozer (3 buah), Wheel Loader (1 buah), dan Vibrator (1 buah);

 Mengendalikan dan memantau dampak pembuangan sampah.sesuai dengan rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL).

 Menyediakan tambahan saluran drainase sepanjang 7.500 m dan jalan operasional lebar 6 m sepanjang 3.000 m

d. Sistem Pengelolaan Sampah

 Memiliki peraturan daerah tentang pengelolaan sampah sebagai pengganti peraturan daerah tentang kebersihan.

 Memiliki rencana induk pengelolaan sampah.

 Memiliki rencana operasional pengelolaan sampah.

 Memiliki rencana teknik rinci mengenai sistem pengelolaan sampah. 3. Sub Sektor Drainase Lingkungan;

Secara umum pembangunan sub-sektor drainase bertujuan:

1. Melaksanakan penyusunan program dan perencanaan teknis pembangunan sarana dan prasarana drainase

2. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis bidang drainase serta rekomendasi perijinan pembuatan bangunan di sungai serta pembangunan sarana dan prasarana drainase

3. melaksanakan pengawasan, pengendalian, pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi, peningkatan dan pengembangan jaringan drainase serta bangunan pelengkapnya

4. Melaksanakan penanggulangan bencana banjir dan genangan kota serta usaha-usaha pengendalian erosi di bidang drainase

5. Melaksanakan pengoperasian, pemeliharaan dan pengamanan jaringan drainase serta bangunan pelengkapnya.

(35)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-36

4. Aspek Higiene / Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS merupakan Visi Nasional Promosi Kesehatan yang mengarahkan individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia dalam rangka Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya, Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya untuk meningkatkan derajat kesehatan, Memanfaatkan yankes (layanan kesehatan) dan Mengembangkan dan menyelenggarakan UKBM

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara hidup sehat.

Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri dalam tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Prioritas kegiatan PHBS antara lain adalah: a. Gerakan Pemberdayaan

 Sasaran difokuskan kepada individu, keluarga atau kelompok untuk menggerakkan swadaya

 Tujuannya agar sasaran berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dari mau menjadi mampu untuk melaksanakan perilaku mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan (berswadaya = menolong diri sendiri)

 Memberikan informasi secara berkesehataninambungan, mengikuti perkembangan sasaran (konseling/bimbingan) atau menggerakkan masyarakat (community organization)

 Pelaksanaannya harus sinkron dengan program teknis kesehatan dan program lain yang berkaitan

b. Bina Suasana

Bina suasana diarahkan untuk menciptakan lingkungan sosial (opini publik) yang kondusif guna lebih menguatkan dukungan terhadap perubahan perilaku individu/keluarga/kelompok (khususnya dari fase tahu menjadi mau)

(36)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-37 Tujuan umum dari advokasi adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat baik pada tatanan rumah tangga, institusi pendidikan maupun tempat ibadah.

Sedangkan tujuan khusus advokasi dalam pengelolaan sanitasi antara lain:

 Mendapatkan dukungan tentang rencana pelaksanaan PHBS

 Kesehatanepakatan untuk melaksananakan PHBS

 Adanya pembagian tugas pembinaan

Advokasi dapat dilakukan dengan berbagai jenis kegiatan antara lain:

 Kampanye , publikasi, diskusi publik

Brainstorming dengan berbagai pihak yang berkepentingan

 Loby, pendekatan

 Mengembangkan jaringan

 Proses legitimasi : pembelaan kasus hukum

Pressure: media, demo Shock terapi d. Kemitraan

Kemitraan harus dibangun, baik dalam pemberdayaan, bina suasana maupun advokasi. Hubungan kerjasama dapat dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan.

5. Skoring Kondisi Sanitasi Rumah Tangga Kelurahan di Kota Surakarta

Untuk menentukan prioritas penanganan Sanitasi Rumah Tangga di 51 kelurahan yang ada di kota Surakarta dilakukan penilaian dengan metode pemberian sekor berdasarkan data sekunder yang tersedia. Beberapa indikator yang digunakan untuk skoring adalah:

a. Kepadatan Penduduk b. Angka Kemiskinan c. Ketersediaan Air Minum

d. Ketersediaan Sambungan Air Kotor

(37)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-38

LEGENDA

: Resiko Sanitasi Tinggi

: Resiko Sanitasi Sedang

: Resiko Sanitasi Rendah

 RS. ISLAM / YARSIS ORTHOPEDI

PROF. DR. SUHARSO

: Tidak Ada Resiko Sanitasi

(38)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-39

5.5. Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 5.5.1. Visi RTBL

Visi pembangunan untuk rencana tata bangunan dan lingkungan di Kota Surakarta meliputi :

No Kawasan Visi Pembangunan

1. Pasar Gede Terwujudnya Kawasan Pasar Gede Sebagai Area Konservasi Untuk Mempertahankan Ikon Pusat Perdagangan dan Jasa Kota Solo.

2. RSUD Ngipang-Joglo-Kadipiro

Menciptakan sinergitas keruangan dengan keseluruhan kota; menciptakan lingkungan yang serasi dan berkelanjutan; mengembangkan zona penyangga; serta meningkatkan fungsi BWK dalam sistem pelayanan kota. 3. Monumen 45 Banjarsari

dan Pasar Legi

Integrasi fungsi perdagangan dengan City Historical Villa Park (Taman Villa Bersejarah Kota) dengan Pasar Legi sebagai Historical Market Place (pasar dengan nilai kesejarahan suatu tempat).

4. Kampung Baluwarti Menghadirkan kawasan wisata budaya yang mampu membangkitkan kegiatan ekonomi kawasan dengan mengembangkan obyek dan daerah tujuan wisata di dalam kawasan Kampung Baluwarti dengan tetap memelihara kelestarian warisan budaya yang ada di kawasan Kampung Baluwarti.

5. Banyuanyar dan Nusukan Kota Surakarta

Memiliki citra yang kuat dalam menunjukkan identitas kawasan maupun identitas Kota Surakarta, memeratakan perkembangan kota, serta dapat meningkatkan nilai ekonomi kawasan.

5.5.2. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan

No Kawasan Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan

Lingkungan 1. Pasar Gede  Koridor Jalan Suryonopranoto

- Menyediakan pepohonan sebagai peneduh dan barier;

- Menyediakan tempat parkir dengan membuat kantong-kantong parkir;

- Menyediakan trotroar untuk fasilitas pejalan kaki; - Pemanfaatan ruang terbuka public untuk perluasan

pedestrian dan parkir kendaraan.

 Koridor Jalan RE Martadinata

- Menyediakan pepohonan sebagai peneduh dan barier;

- Menyediakan tempat parkir dengan membuat kantong-kantong parkir;

- Menyediakan trotroar untuk fasilitas pejalan kaki; - Garis ROI 0 m memungkinkan direncanakan

Arcade pada teras bangunan;

- Konsep Arcade pada teras bangunan yang berfungsi sebagai trotoar dan pelindung bagi pejalan kaki.

 Koridor Jalan Urip Sumoharjo

(39)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-40

No Kawasan Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan

Lingkungan barier;

- Menyediakan tempat parkir dengan membuat kantong-kantong parkir;

- Menyediakan trotroar untuk fasilitas pejalan kaki; - Mempertahankan open space privat sebagai area

terbuka kawasan.

 Koridor Jalan Kapten Mulyadi

- Menyediakan pepohonan sebagai peneduh dan barier;

- Menyediakan trotroar untuk fasilitas pejalan kaki; - Mempertahankan open space public sebagai area

terbuka kawasan.

 Koridor Jalan Pasar Gede (1)

- Menyediakan pepohonan sebagai peneduh dan barier;

- Menyediakan trotroar untuk fasilitas pejalan kaki; - Mempertahankan open space privat sebagai area

terbuka kawasan;

- Menyediakan tempat parkir dengan membuat kantong-kantong parkir;

- Lahan parkir di bagian belakang bangunan pasar gede untuk memenuhi kebutuhan parkir

pengunjung.

 Koridor Jalan Pasar Gede (2)

- Menyediakan pepohonan sebagai peneduh dan barier;

- Menyediakan trotroar untuk fasilitas pejalan kaki; - Menyediakan tempat parkir dengan membuat

kantong-kantong parkir;

 Koridor Simpul Pasar Gede

- Menyediakan pepohonan sebagai peneduh dan barier serta estetika;

- Menyediakan trotroar untuk fasilitas pejalan kaki; - Menyediakan kantong parkir;

- Mempertegas fungsi lahan untuk pangkalan taksi dan becak.

 Koridor Permukiman Pasar Gede

- Open space sebagai sarana interaksi sosial dan peningkatan kualitas lingkungan;

- Membuka jalan baru untuk memberikan

kenyamanan sirkulasi dan penanggulangan bahaya kebakaran;

- Pemanfaatan jalan sebagai area terbuka/open space dan area hijau sebagai langkah pelestarian sungai pepe;

- Pagar pembatas sebagai pengaman dan peningkatan kualitas kawasan;

(40)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-41

No Kawasan Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan

Lingkungan

- Penanaman penghijauan dengan pertimbangan tidak merusak talud dan pencemaran air sungai; - Merencanakan pagar pembatas sungai diatas talud

sebagai pengaman dan meningkatkan kualitas lingkungan.

2. RSUD Ngipang-Joglo-Kadipiro

 Konsep Pengembangan Koridor Jalan Suryopranoto : Pasar buah dan pasar ikan (bagian pasar gede), pertokoan, dan pergudangan.

 Konsep Pengembangan Koridor Jalan RE Martadinata : Pasar gede, pertokoan, perkantoran, perbengkelan, tempat ibadah, dan pergudangan.

 Konsep Pengembangan Koridor Jalan Urip Sumoharjo : Aktifitas perdagangan dan jasa serta fasilitas sosial dengan keberadaan bangunan kuno pecinan.

 Konsep Pengembangan Koridor Jalan Kapten Mulyadi : Aktifitas perdagangan dan jasa serta fasilitas sosial dengan keberadaan bangunan kuno pecinan.

 Konsep Pengembangan Koridor Jalan Pasar Gede (1) : Aktifitas bongkar muat.

 Konsep Pengembangan Koridor Jalan Pasar Gede (2) : Aktifitas bongkar muat.

 Konsep Pengembangan Simpul Pasar Gede : Landmark kawasan maupun kota Solo, merupakan pusat konsentrasi aktifitas perdagangan dan jasa.

 Pengembangan Permukiman Pasar Gede : membuka jalan baru dan open space.

3. Monumen 45 Banjarsari dan Pasar Legi

- Komponen Ruang Terbuka Hijau - Komponen Bangunan Villa - Komponen Pasar Legi

- Nilai Kesejarahan dan Perkembangan Kota

4. Kampung Baluwarti  Pengaturan blok lingkungan menyangkut bentuk dan ukuran blok; pengelompokan dan konfigurasi blok; dll

 Pengaturan kavling/petak lahan menyangkut bentuk dan ukuran kavling; pengelompokan dan konfigurasi kavling; ruang terbuka dan tata hijau.

 Pengaturan bangunan meliputi pengelompokan bangunan; letak dan orientasi bangunan; sosok masa bangunan; dan ekspresi arsitektur bangunan. Faktor yang berperan dalam pengaturan bangunan a.l adalah jalinan tata bangunan di kawasan sekitarnya; kondisi topografi; rencana intensitas pemanfaatan lahan; fungsi bangunan; serta karakter bangunan yang diharapkan.

 Pengaturan ketinggian dan elevasi lantai bangunan. 5. Banyuanyar dan

Nusukan Kota Surakarta

 Kawasan segitiga Nusukan direncanakan sebagai zona rumah tinggal dan secara fisik dirancang dengan pola grid yang terukur. Pola grid ini selanjutnya

membentuk blok-blok lingkungan hunian yang teratur untuk kawasan Nusukan.

(41)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Surakarta Tahun 2014 V-42

5.5.3. Konsep Komponen Perancangan Kawasan

No Kawasan Konsep Komponen Perancangan Kawasan

1. Pasar Gede - Struktur peruntukan lahan; - Intensitas pemanfaatan lahan; - Tata bangunan;

- Sistem sirkulasi dan jalur penghubung; - Sistem ruang terbuka dan tata hijau; - Tata kualitas lingkungan;

- Sistem prasarana dan utilitas lingkungan; - Pelestarian bangunan dan lingkungan. 2. RSUD

Ngipang-Joglo-Kadipiro

- Kesehatan;

- Komersial Perbelanjaan Eceran; - Komersial Jasa Katering;

- Komersial Jasa Akomodasi; - Komersial Jasa Lain-Lain; - Residensial/Hunian Kampung; - Hunian Perumahan Baru; - Hunian Sewa;

- Fasilitas Umum/Sosial; - Institusional;

- Rekreasi dan Olahraga;

- Konservasi, Ruang Terbuka Hijau, Pertanian. 3. Monumen 45

Banjarsari dan Pasar Legi

- Komponen Kawasan Monumen 45 Banjarsari dan Pasar Legi;

- Komponen Bangunan Instansional; - Komponen Jalur Jalan Primer;

- Komponen Zona Pedestrian dan Kendaraan Lokal. 4. Kampung Baluwarti Konsep Kampung Wisata

5. Banyuanyar dan Nusukan Kota Surakarta

 Pengembangan ekonomi melalui :

- Penataan persimpangan palang joglo sebgai landmark kawasan;

- Penataan koridor Jl. Mangunsarkoro;

- Penataan koridor Jl. Adi Sumarmo (menimbulkan potensi kegiatan malam hari);

- Penataan koridor Jl. Piere Tendean untuk kegiatan siang dan malam hari;

- Pemanfaatan jenis usaha untuk mendukung perekonomian kawasan yang kontekstual dengan lingkungan sekitar.

 Penataan kawasan melalui :

- Penataan persimpangan palang joglo sebgai landmark kawasan;

- Penataan fasade dan street furniture koridor Jl. Mangunsarkoro;

- Penataan koridor fasade dan street furniture Jl. Adi Sumarmo (menimbulkan potensi kegiatan malam hari);

- Penataan koridor fasade dan street furniture Jl. Piere Tendean;

- Penataan persimpangan jalan.

Gambar

Tabel 5.2 Sasaran, Strategi Dan Arah Kebijakan Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015
Gambar 5…. Peta Priority Setting Sanitasi
Tabel 5…  Strategi dan Indikasi Program Untuk Pembangunan Baru
Tabel 5…  Strategi dan Indikasi Program Untuk Peningkatan Kualitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang mempunyai pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa Islam merupakan agama tauhid yang mengajak manusia untuk memurnikan ibadah mereka hanya kepada Allah dan

Dalam Pasal 82 dan Pasal 83 dapat disimpulkan bahwa korporasi (dalam hal ini perusahaan perfilman yang berstatus badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang usaha

Pada SMP/MTs yang siswanya berstatus sosial ekonomi lebih tinggi, dana APBS yang bersumber dari Pemerintah berproporsi 55,66%, iuran siswa 27,72% sedangkan dari sumber lain

Sebagai contoh, di dunia nyata kita menggunakan peralatan yang sifatnya fisik seperti pensil, penggaris dan jangka, sedangkan dalam Geogebra kita dapat

Dilihat dari efisiensi secara ekonomis dari keempat saluran yang ada di Kabupaten Karanganyar maka saluran III adalah saluran pemasaran beras hitam yang

kalau saya gunakan untuk beli barang tersebut uang itu habis saya ndak bisa mbayar yang minimumnya, paling nggak lebih banyak sedikit lab saya bayar seperti.

tinggi yang membutuhkan modulasi dan kontrol keterampilan yang lebih rutin atau mendasar. Pemecahan masalah dalam bagian metode belajar adalah cara mengajar yang