PERBEDAAN TINGKAT STRES SEBELUM DAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK POP PADA MAHASISWA
S1 KEPERAWATAN TINGKAT AKHIR DI STIKES SANTO BORROMEUS
*Estom Pengabdian Zendrato, **Susanti Niman, ***Maria Yunita I
email : estompengabdian@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar-belakangi oleh tingginya tingkat stres mahasiswa S1 Keperawatan tingkat akhir saat mengerjakan tugas akhir. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan tingkat stres sebelum dan setelah pemberian terapi musik pada mahasiswa S1 Keperawatan tingkat akhir. Stres merupakan suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan ketegangan stabilitas kehidupan sehari-hari. Terapi musik merupakan salah satu terapi yang digunakan untuk menurunkan stres. Jenis musik yang digunakan adalah musik pop. Penelitian ini menggunakan pre eksperimental design, yaitu dengan cara one group pre test-post test design terhadap 11 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tingkat stres responden menggunakan Student-life Stress Infentory (SSI). Hasil penelitian didapatkan tingkat stres sebelum terapi musik dengan kategori sangat tinggi (9,1%), tinggi (9,1%), sedang (45,5%), rendah (36,4%). Tingkat stres setelah pemberian terapi musik dengan kategori rendah (9,1%), sangat rendah (90,0%). Hasil analisa bivariat menggunakan wilcoxon didapat p value 0,003 < α = 0,05. Berarti ada perbedaan tingkat stres sebelum dan setelah pemberian terapi musik pada mahasiswa S1 Keperawatan tingkat akhir. Bagi pihak institusi disarankan untuk dapat menggunakan terapi musik sebagai salah satu terapi dalam mengatasi stres.
Pendahuluan
Stres merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat adanya tuntutan dalam diri dan lingkungan. Pernyataan tersebut berarti bahwa seseorang dapat dikatakan mengalami stres, ketika seseorang tersebut mengalami suatu kondisi adanya tekanan dalam diri akibat tuntutan-tuntutan yang berasal dari dalam diri dan lingkungan (Rathus & Nevid, 2002). Stres yang dihadapi seseorang dapat menyebabkan tekanan tersendiri baik secara fisik maupun psikis.
Mahasiswa dengan banyak tuntutan hidup sebagai calon perawat profesional akan membuat dirinya sendiri merasa tertekan dan berujung pada sikap yang menunjukkan gejala stress. Masalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa dalam kuliahnya adalah banyaknya tugas, ujian, praktek dan menyusun skripsi. Masalah yang dihadapi mahasiswa saat menyusun skripsi adalah banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan dalam tulis menulis, adanya kemampuan akademis yang kurang memadai, serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa pada penelitian (Slamet, 2003).
Stress yang dihadapi oleh mahasiswa harus diatasi. Dalam menghadapi faktor-faktor penyebab stres diperlukan beberapa metode untuk menghadapi stress. Metode musik merupakan salah satu cara untuk membantu mengatasi stres.
Secara keseluruhan musik dapat berpengaruh secara fisik maupun psikologis. Secara psikologis, musik dapat membuat seseorang menjadi lebih rileks, mengurangi stres, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih, dan membantu serta melepaskan rasa sakit (Djohan, 2006).
Mahasiswa tingkat akhir STIKes Santo Borromeus memiliki kewajiban membuat skripsi sebagai bentuk tugas akhir. Setelah melakukan wawancara terhadap 5 mahasiswa S1 keperawatan reguler tingkat akhir STIKes Santo Borromeus, 4 orang diantaranya mengatakan bahwa mereka mengalami stres. Stres yang mereka alami disebabkan manajemen waktu yang tidak baik, kesulitan mencari fenomena penelitian, kesulitan mencari literatur penelitian. Mereka juga mengatakan sulit berkosentrasi, sulit mengingat pelajaran, sulit memahami pelajaran, sulit memotivasi diri sendiri, munculnya perasaan cemas, sedih, suka menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah dan insomnia.
Berdasarkan alasan
tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Perbedaan tingkat stres sebelum
dan setelah pemberian terapi musik
pop pada mahasiswa S1
keperawatan tingkat akhir”.
Desain penelitian merupakan suatu hasil perlakuan yang dapat diketahui hasilnya dan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain dalam penelitian ini yaitu menggunakan desain penelitian
pre eksperimental design, yaitu dengan cara one group pre test-post test design dimana dalam meneliti, peneliti memberikan perlakuan atau intervensi pada subjek (Hidayat, 2003).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pre eksperimen yang bertujuan mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil
Dalam penelitian ini didapatkan sejumlah 11 orang responden yang memiliki tingkat stres, memenuhi kriteria inklusi dan bersedia melakukan terapi musik selama 3 hari. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n=11)
Jenis Kelamin
Jumlah Persentase (%)
laki laki 4 36,4
Perempuan 7 63,6
Total 11 100,0
Berdasarkan tabel 1, didapatkan data bahwa lebih dari setengah responden memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (63,6%)
Distribusi frekuensi tingkat stres responden sebelum pemberian terapi musik dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Responden Sebelum Terapi
Musik Di STIKes Santo Borromeus Pada Bulan Mei 2015
(n=11) Tingkat
Stres
Jumah Persentase (%)
Sangat Tinggi
1 9.1
Tinggi 1 9,1
Sedang 5 45,5
Rendah 4 36,4
Total 11 100
Berdasarkan tabel 2, dapat dijelaskan bahwa tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir sebelum dilakukan terapi musik yaitu sebagian kecil tingkat stres sangat tinggi yaitu 1 orang (9,1%), sebagian kecil tingkat stres tinggi yaitu 1 orang (9,1%), kurang dari setengahnya stres sedang yaitu 5 orang (45,5%), kurang dari setengahnya stres rendah yaitu 4 orang (36,4%).
Distribusi frekuensi tingkat stres responden setelah pemberian terapi musik dapat dilihat pada tabel 3.
Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Responden Setelah Terapi
Musik Di STIKes Santo Borromeus Pada Bulan Mei 2015
(n=11) Tingkat
Stres
Jumlah Persentase (%)
Berdasarkan tabel 3, dapat dijelaskan bahwa tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir setelah dilakukan terapi musik yaitu sebagian kecil tingkat stres rendah yaitu 1 orang (9,1 %), hampir seluruhnya memiliki tingkat stres rendah yaitu 10 orang (90,9 %).
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat gambaran perbedaan tingkat stres sebelum dan setelah dilakukan terapi musik. Analisa perbedaan tingkat stres sebelum dan setelah pemberian terapi musik pop, dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4
Analisa Perbedaan Tingkat Stres Sebelum Dan Setelah Pemberian Terapi
Musik Pada Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat Akhir STIKes
Santo Borromeus Bulan Mei Tahun 2015
responden 11 mahasiswa, skor pretest
Rerata±s.b = 80,36±5,182 dengan median
80,00 dan nilai minimum 75, maksimum 93. Rerata±s.b skor post test = 57,82±11,496 dengan median 61,00 dan nilai minimum 40, nilai maksimum 75. P Value yaitu 0,003 < α = 0,05. Hal tersebut
menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres yang bermakna antara sebelum dan setelah pemberian terapi musik pada mahasiswa S1 Keperawatan tingkat akhir STIKes Santo Borromeus.
Pembahasan
1. Analisa Univariat
A. Tingkat Stres Sebelum Pemberian Terapi Musik
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.2, tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir sebelum pemberian terapi musik diketahui sebagian kecil tingkat stres sangat tinggi yaitu 1 orang (9,1%), sebagian kecil tingkat stres tinggi yaitu 1 orang (9,1%), kurang dari setengahnya stres sedang yaitu 5 orang (45,5%), kurang dari setengahnya stres rendah yaitu 4 orang (36,4%).
B. Tingkat Stres Setelah Pemberian Terapi Musik
1 orang (9,1 %), hampir seluruhnya memiliki tingkat stres rendah yaitu 10 orang (90,9 %).
C. Analisa Bivariat
Perbedaan Tingkat Stres Sebelum Dan Setelah Pemberian Terapi Musik Pop
Pada Mahasiswa S1
Keperawatan Tingkat Akhir
Tabel 4.4, didapatkan bahwa jumlah responden 11 mahasiswa, skor pretest
Rerata±s.b = 80,36±5,182 dengan median 80,00 dan nilai minimum 75, maksimum 93. Rerata±s.b skor post test = 57,82±11,496 dengan median 61,00 dan nilai minimum 40, nilai maksimum 75. P Value
yaitu 0,003, hal ini berarti P Value lebih kecil dari nilai α
0,05. Hal tersebut menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres yang bermakna antara sebelum dan setelah pemberian terapi musik pada mahasiswa S1 Keperawatan tingkat akhir STIKes Santo Borromeus.
Penurunan tingkat stres yang terjadi pada pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di STIKes Santo Borromeus, disebabkan karena pemberian terapi musik tersebut dapat menurunkan hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang merupakan hormon stres (Djohan, 2005).
Selain itu, melalui musik juga seseorang dapat berusaha untuk menemukan harmoni internal (inner harmony). Jadi, musik adalah alat yang bermanfaat bagi seseorang untuk menemukan harmoni di dalam dirinya. Hal ini dirasakan perlu, karena dengan adanya harmoni di dalam diri seseorang, ia akan lebih mudah mengatasi stres, ketegangan, rasa sakit,dan berbagai gangguan atau gejolak emosi negatif yang dialaminya. Selain itu musik melalui suaranya dapat mengubah frekuensi yang tidak harmonis tersebut kembali ke vibrasi yang normal, sehat, dan dengan demikian memulihkan kembali keadaan yang normal (Merrit dalam Adhe paramitha, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Amy, 2013. Sejarah dan perkembangan musik pop. Dalam
https://amy0511.wordpres s.com. diakses 9 April 2015, pukul 13.37 WIB.
Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka pelajar. Edisi ke-2
Debora S, 2014. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Stres Akibat Rawat Inap Pada Anak Usia Sekolah Di RSUD Dr.Pringadi, Medan. Dalam
diakses 26 Juni 2015 pukul 04.00 WIB.
Hastono, dkk. 2010. Statistik Kesehatan.
Edisi ke 5. Jakarta : Rajawali Pers.
Hendri, 2009. Merancang Kuesioner.
Dalam
http://beta.lecture.ub.ac.id. pdf diakses 06 Februari 2015, pukul 07.20 WIB
Hidayat, 2003. Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah.
Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika.
Kurnianingsih, dkk. 2013. Efektifitas Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Stres Kerja Perawat Igd di RSUD dr. r. goetheng pukul 00.00 WIB
Mahargyantari, 2009. Studi Metaanalisis: Musik Untuk Menurunkan
Stres. Dalam efficacy dalam mencegah serangan asma dengan stres pada mahasiswa (studi korelasi pada mahasiswa penderita asma di Universitas Pendidikan Indonesia.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Novita, 2012. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Tesis, Universitas Indonesia
Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika
Notoatmodjo, 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
Paramitha, 2009. Efektifitas Intervensi Terapi Musik Klasik Terhadap Stres Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa PSIK UNDIP Semarang. Dalam Rahmawati, dkk. 2008. Perbedaan Tingkat
Stres Sebelum dan Sesudah Terapi Musik Pada Kelompok Remaja di Panti Asuhan Yayasan Bening Nurani Kabupaten Sumedang dalam
http://pustaka.unpad.ac.id. pdf diakses 29-01-2015
pukul 11.55 WIB.
Rasmun, 2004. Stres,Koping dan Adaptasi, teori dan pohon masalah keperawatan. SAGUNG SETO, Jakarta. Edisi pertama.
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2010. Dalam
ngcycles.org.pdf. diakses 02-12-2014 pukul 23.20 WIB.
Rusanto, dkk. 2012. pengaruh terapi musik populer terhadap
tingkat depresi pasien
isolasi sosial di rumah sakit jiwa daerah dr.
amino gondohutomo
semarang. Dalam
http://www.ejurnal.com
diakses tanggal 9 April 2015, pukul 14.18 WIB.
Setyoadi, 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik. Salemba Medika
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta, CV. Supangat, 2014. Statistika, Dalam Kajian
Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Cetakan
ke 4. Prenamedia Group : Jakarta.
Taniredja dan Mustafidah, 2014.
Penelitian kuantitatif.
ALFABETA, cv.
Utomo dan Santoso, 2013. Studi Pengembangan Terapi Musik Islami Sebagai Relaksasi Untuk Lansia.
Dalam
http://jurnalbki.uinsby.ac.i d Diakses tanggal 25 Februari 2015 pukul 17.00 WIB.
Wulandari, 2012. Hubungan tingkat stres dengan gangguan tidur pada mahasiswa skripsi di salah satu fakultas rumpun
science-technology. Dalam