Penentuan Kejadian Penyebaran Penyakit DBD Menggunakan
Bayes Naïve Di Kombinasi Dengan WMA
(Studi kasus: Kota Salatiga)
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Handrian Timotius Wasman (672013717) Dr. Sri Yulianto J. Prasetyo, S.Si., M.Kom
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Penentuan Kejadian Penyebaran Penyakit DBD Menggunakan
Bayes Naïve Di Kombinasi Dengan WMA
(Studi kasus: Kota Salatiga)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti :
Handrian Timotius Wasman (672013717) Dr. Sri Yulianto J. Prasetyo, S.Si., M.Kom
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Penentuan Kejadian Penyebaran Penyakit DBD Menggunakan
Bayes Naïve Di Kombinasi Dengan WMA
(Studi kasus: Kota Salatiga)
1) Handrian Timotius Wasman 2) Dr. Sri Yulianto J. Prasetyo, S.Si., M.Kom
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: 1)[email protected], 2) [email protected]
Abstract
Information systems in the form of modeling can be used to determine the chances of dengue hemorrhagic fever in Salatiga . It is caused by a five -year cycles that occur nationally . The purpose of this study is to provide a system that can provide information for the possibility of an KLB of Health Department in the form of maps and charts . This system is made by using Naïve Bayes and WMA ( Weighted Moving Average ) . The benefits of making of this information system to help the Health Department of Salatiga in providing information to the public about the spread of dengue fever so as to reduce the number of patients each year .
Keywords: Hemoragic Fever, Information System, KLB (Kejadian Luar Biasa), Naïve
Bayes, WMA (Weighted Moving Average), Salatiga
Abstract
Sistem informasi dalam bentuk pemodelan dapat digunakan untuk mengetahui peluang hemoragik demam berdarah di Salatiga. Ini disebabkan oleh siklus lima tahun yang terjadi secara nasional. Tujuan dari penelitian ini untuk menyediakan sistem yang dapat memberikan informasi peluang terjadinya KLB bagi Dinas Kesehatan dalam bentuk peta dan grafik. Sistem ini dibuat dengan menggunakan metode Naïve Bayes dan WMA (Weighted Moving Average). Manfaat dari pembuatan Sistem Informasi ini untuk membantu Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang penyebaran penyakit demam berdarah sehingga dapat mengurangi jumlah penderita setiap tahunnya.
Kata Kunci: Demam hemoragik, Sistem Informasi, KLB (Kejadian Luar Biasa), Naïve Bayes, WMA (Weighted Moving Average), Salatiga
1)Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,
Universitas Kristen Satya Wacana
1 1. Pendahuluan
Pemodelan penyebaran penyakit demam berdarah dengan menggunakan peta berguna bagi Dinas Kesehatan untuk melihat dan menentukan peluang pola penyebaran penyakit. Kemajuan teknologi informasi pada saat ini memberikan kemudahan untuk dapat mengakses informasi dari internet. Sistem ini dapat mempermudah pemberian informasi penyebaran demam berdarah kepada Dinas Kesehatan di Salatiga, dimana Salatiga adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang berudara sejuk dan memiliki tanah yang tidak datar, sehingga di beberapa tempat pada waktu hujan memungkinkan terjadinya genangan-genangan air yang
bisa digunakan untuk tempat bersarangnya nyamuk Aedes Aegypty yang diketahui
sebagai nyamuk penyebar penyakit demam berdarah.
Sistem dengan pemodelan menggunakan peta ini dapat mempermudah memberikan informasi penyebaran demam berdarah untuk diketahui dan dipahami, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan-pencegahan terhadap penyebaran penyakit demam berdarah di Salatiga.
Berdasarkan latar belakang permasalahan terkait pengembangan sistem pemodelan tersebut, dirancang dan dikembangkan sebagai sistem informasi geografis yang berfungsi untuk pemetaan penyakit demam berdarah di kota Salatiga.
2. Tinjauan Pustaka
Salah satu penelitian tentang data mining yang pernah dilakukan adalah
“Prediksi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Malaria Menggunakan Probability Density Data Mining”. Penelitian ini membahas tentang pembuatan sistem yang
dapat memprediksi KLB malaria di Jawa Tengah dengan menggunakan data
mining yang dapat membantu Dinas Kesehatan menganalisa dari data-data kejadian KLB yang sudah ada, sehingga analisa data yang dulunya manual bisa lebih cepat dan mudah.
Algoritma yang digunakan pada penelitian adalah Probability Density dan
Naive Bayes adalah salah satu algoritma pembelajaran induktif yang paling efektif
dan efisien untuk machine learning dan data mining. Performa naïve bayes yang
kompetitif dalam proses klasifikasi walaupun menggunakan asumsi
keidependenan atribut (tidak ada kaitan antar atribut). Asumsi keidependenan atribut ini pada data sebenarnya jarang terjadi, namun walaupun asumsi keidependenan atirbut tersebut dilanggar performa pengklasifikasian naïve bayes cukup tinggi, hal ini dibuktikan pada berbagai penelitian empiris[5].
Sistem Informasi yang membahas tentang penyebaran penyakit demam
berdarah adalah “Penentuan Tingkat Kerentaan Wilayah Terhadap
Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti (Demam Berdarah) dengan
Penginderaan Jauh”. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi lingkungan yang
rentan penyakit dan menentukan tingkat kerentanan wilayah terhadap perkembangbiakan nyamuk[4].
2
(Weighted Moving Average) dan Naïve bayes. Sistem yang dihasilkan
memberikan informasi peluang terjadinya KLB dalam bentuk peta dan atribut didalamnya.
Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD)
adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah.
Weighted Moving Average atau yang lebih dikenal dengan WMA adalah salah satu varian MA yang menghitung rata-rata data bergerak dengan
pembobotan pada beberapa data terakhir yang terbentuk. Pada SMA (Simple
Moving Average), bobot setiap data yang telah terbentuk pada beberapa periode sebelumnya atau yang baru saja terbentuk memiliki bobot penilaian yang sama. Sementara pada WMA pada masing-masing data yang telah terbentuk memiliki pembobotan yang berbeda. Data yang baru saja terbentuk pada blok data memiliki pembobotan yang lebih ketimbang data yang telah terbentuk pada blok data
sebelumnya.Pembobotan nilai pada WMA akan tergantung pada panjang periode
yang kita tetapkan. Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang diberikan pada data terbaru.
Teorema Bayes adalah teorema yang digunakan dalam statistika untuk
menghitung peluang untuk suatu hipotesis, Bayes Optimal Classifier menghitung
peluang dari suatu kelas dari masing-masing kelompok atribut yang ada, dan menentukan kelas mana yang paling optimal. Teorema Bayes menerangkan hubungan antara probabilitas terjadinya peristiwa A dengan syarat peristiwa B telah terjadi dan probabilitas terjadinya peristiwa B dengan syarat peristiwa A
telah terjadi. Teorema Bayes ini bermanfaat untuk mengubah atau memutakhirkan
(meng-update) probabilitas yang dihitung dengan tersedianya data dan informasi
tambahan. Asumsi yang diambil dalam pengklasifikasian penyakit demam
berdarah ini dipandang sebagai kumpulan klasifikasi yang saling bebas
(independen) dan proses klasifikasi demam berdarah dilakukan dengan
pengecekan factor-faktor yang mendukung terjadinya demam berdarah tersebut. Penentuan kelas dari demam berdarah dilakukan dengan cara menghitung besarnya peluang terjadinya penyakit demm berdarah di suatu daerah. Jadi, factor-faktor dalam dokumen (wi) berlaku seperti petunjuk - petunjuk yang telah dijelaskan sebelumnya (Fi), dan gabungan dari factor-faktor tersebut menghasilkan suatu peluang terjadinya penyakit demam berdarah (D). Dengan kata lain:
𝑃(𝐴|𝐵) =𝑃(𝐴)
𝑃(𝐵) 𝑃(𝐵|𝐴)
𝑃(𝐷|𝐶) = ∏ 𝑃(𝑤𝑖|𝐶)
3
Persamaan teorema Naïve Bayes untuk klasifikasi dokumen menjadi sebagai berikut:
dimana P(C|D) menyatakan kemungkinan suatu dokumen diklasifikasikan pada kelas C Indikator yang digunakan untuk menghitung prediksi adalah temperatur, curah hujan, dan kelembaban udara. Beberapa hasil analisa yang dapat dipakai untuk kepentingan Dinas Kesehatan Jawa Tengah adalah seberapa besar kemungkinan terjadinya KLB malaria di suatu daerah di Jawa Tengah, yang nantinya akan mempengaruhi pengambilan kebijakan. Kebijakan tersebut terkait dengan tindakan pencegahan penyakit malaria.
Saat ini menentukan peluang terjadinya suatu KLB penyakit masih sulit dilakukan dikarenakan data-data yang ada masih berbentuk manual dan berjumlah besar sehingga memerlukan waktu yang lama dan ketelitian untuk melakukan
penghitungan suatu peluang. Dengan naïve bayes, kasus seperti diatas dapat
diselesaikan. Naïve bayes didefinisikan sebagai proses identifikasi pola yang
benar, mempunyai kegunaan yang potensial, dan mudah dimengerti dalam data.
Naïve bayes akan mengenali pola yang terdapat dalam basis data dan digunakan untuk memprediksi perilaku suatu kasus dimasa depan.
3. Metode Penelitian dan Perancangan Sistem
Pada tahapan penelitian, dijabarkan gambaran proses tahapan penelitian yang dilakukan dalam mengembangkan aplikasi. Tahap-tahap metode tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar
Gambar 1 Tahapan Penelitian (Linier)
Metode penelitian yang dilakukan pada Gambar 1, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu, (1) Tahap Persiapan, (2) Analisa kebutuhan, (3) Desain Sistem, (4) Pengujian Sistem, serta Evaluasi Hasil Pengujian.
P(C|D) =𝑃(𝐶)𝑃(𝐷) P(D|C)
=𝑃(𝐶)
4 Gambar 2 Tahapan Perancangan Model Prototype [8]
Tahapan perancangan pada Gambar 2, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tahap pertama: pengumpulan kebutuhan data, yaitu mengumpulkan bahan dan data yang diperlukan untuk membuat aplikasi bagi pengguna dan administrator, langkah awal pada tahap ini adalah mengumpulkan informasi tentang kebutuhan sistem dari Dinas Kesehatan dan langkah kedua yaitu mencari referensi mengenai penyakit DBD, kejadian KLB DBD, serta parameter apa saja yang
mempengaruhi. ; Tahap kedua: Perancangan, yaitu merancang aplikasi/program
sesuai kebutuhan sistem berdasarkan perancangan sistem yang telah dilakukan. Misalnya bagaimana aplikasi/program berjalan saat penyimpanan data dan
pengambilan data; Tahap ketiga: Evaluasi prototype yaitu. Implementasi dan
pengujian sistem, serta evaluasi hasil pengujian, yaitu mengimplementasikan tahapan penelitian kedua dan ketiga, apabila implementasi program sudah selesai, maka dilakukan pengujian, serta di evaluasi untuk melihat apakah aplikasi yang
telah dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak ada error, jika belum
sesuai maka akan dilakukan perbaikan.
Metode prototype dikembangkan dengan membuat prototype aplikasi
perangkat lunak untuk selanjutnya dievaluasi oleh pengguna dan diperbaiki sesuai dengan hasil evaluasi tersebut. Metode ini digunakan dengan alasan karena sangat
cocok untuk dipakai bila pada aplikasi yang dibuat atau output yang dinginkan
pengguna kurang terdefinisi secara jelas. Oleh karena itu, metode ini membutuhkan komunikasi yang jelas antara pengembang perangkat lunak dengan
pengguna sehingga hasil yang diperoleh sesuaidengan keinginan pengguna.
Pada tahap analisa kebutuhan dan pengumpulan data dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian. Dalam hal ini data yang dikumpulkan adalah data
BMG yaitu data klimatologi yang terdiri dari data temperature, curah hujan,
5 Gambar 3Use Case Diagram Sistem
Pada Gambar 3, ditampilkan terdapat 4 aktor user. Setiap user memiliki
hak akses yang berbeda-beda. Aktor BMG mempunyai hak akses Login dan
Logout, melihat data BMG dan KLB, memasukan, mengubah, dan menghapus
data BMG, melihat peluang KLB. Aktor puskesmas mempunyai hak akses Login
dan Logout, melihat data BMG dan KLB, memasukan, mengubah dan menghapus
data KLB, melihat peluang KLB DBD. Aktor dinkes mempunyai hak akses Login
dan Logout, melihat data BMG dan KLB, mengubah data KLB, melihat peluang
KLB DBD. Aktor admin mempunyai hak akses Login dan Logout, melihat,
6 Gambar 4 Activity DiagramUser Admin
Pada Gambar 4 ditunjukkan interaksi antara aktor User dan Sistem. User
disini adalah admin, setelah user admin melakukan login dengan benar, system
akan menyimpan data user kemudian menampilka halaman-halaman yang dapat
diakses sesuai dengan hak akses user.
Gambar 5 Class Diagram Sistem
Pada Gambar 5, ditunjukkan class-class yang merupakan representasi
entitas, yang digunakan pada sistem. Class Kecamatan memiliki hubungan cinta
dengan class Kelurahan dan Cuaca, yang berarti object dari class Kelurahan dan
7
class Kejadian, hanya akan ada object dari class tersebut jika sudah terdapat
object dari class Kelurahan dan class Kecamatan.
4. Hasil dan Pembahasan
Implementasi sistem berdasarkan perancangan yang telah dibuat dapat dijelaskan melalui urutan antarmuka sebagai berikut:
Gambar 6 Tampilan Halaman Home
Gambar 6 merupakan antarmuka yang diakes pertama kali oleh pengunjung website. Sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan, pada halaman ini menampilkan menu-menu yang tersedia dan sebuah gambar peta Salatiga. Pengguna dapat melihat informasi peluang penyebaran penyakit DBD.
8
Gambar 7 merupakan halaman untuk login sebagai Administrator. Sesuai dengan
perancangan, pada halaman login, terdapat kolom user dan password.
Gambar 8 Tampilan Halaman Peluang KLB
Gambar 8 merupakan antarmuka halaman untuk menentukan peluang KLB. Berdasarkan perancangan yang telah dibuat, pada halaman ini disediakan batasan pencarian berdasarkan kata kecamatan, bulan, dan tahun.
Kode Program 1: Perintah untuk menampilkan Google Maps
1. Function initialize() {
2. Var latlng = new google.maps.LatLng(-6.4, 106.8186111);
3. Var myOptions = {zoom: 13,center: latlng,mapTypeId: 4.
4. google.maps.MapTypeId.ROADMAP};
5. Var map =
6. new google.maps.Map(document.getElementById("map_canvas"),
7. myOptions);
8. }
Kode Program 1 merupakan perintah yang digunakan untuk proses
menghitung peluang dengan menggunakan metode Weighted Moving Average
(WMA).
Pada Kode Program 1, ditunjukkan untuk mencari peluang KLB pada beberapa waktu ke depan dengan menggunakan rata-rata KLB yan terjadi pada sebelumnya.
Kode Program 2:Perintah untuk menghitung peluang
1. double pYes = Estimate(historyData, true, peluang);
2. pYes = double.IsNaN(pYes) ? 0.0 : pYes;
3.
4. double pNot = Estimate(historyData, false, peluang);
5. pNot = double.IsNaN(pNot) ? 0.0 : pNot;
6. double PE = pYes + pNot;
7.
9
9. pNot = (pNot / PE) * 100.0;
10.
11. return double.IsNaN(pYes) ? 0 : pYes;
Kode Program 2 merupakan perintah untuk proses perhitungan persentase terjadinya kejadian. Baris 1-2 merupakan proses untuk menghitung prosentase kemungkinan suatu kejadian muncul. Baris 4-5, untuk menghitung prosentase kemungkinan suatu kejadian tidak muncul. Kedua proses ini memerlukan paramater riwayat data (historyData), dan contoh kondisi baru untuk menghitung peluang kemungkinan kemunculannya (peluang).
Untuk mengetahui kinerja dari sistem yang dibangun berjalan dengan baik,
maka dilakukan pengujian sistem. Pengujian yang dilakukan terdiri dari blackbox
testing, compatibility testing, dan usability testing. Blackbox Testing, dilakukan untuk mengetahui bahwa semua fungsi dan fitur pada sistem bekerja dengan tepat. Pengujian dilakukan dengan cara melihat fungsi-fungsi pada sistem, kemudian membandingkan hasil pengujian dengan hasil yang diharapkan. Hasil dari blackbox testing ditampilkan pada Tabel 1.
Untuk mengetahui kinerja dari sistem yang dibangun berjalan dengan baik, maka
dilakukan pengujian sistem. Pengujian yang dilakukan terdiri dari blackbox
testing, compatibility testing, dan usability testing. Blackbox Testing, dilakukan untuk mengetahui bahwa semua fungsi dan fitur pada sistem bekerja dengan tepat. Pengujian dilakukan dengan cara melihat fungsi-fungsi pada sistem, kemudian membandingkan hasil pengujian dengan hasil yang diharapkan. Hasil dari blackbox testing ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 3 Hasil Blackbox Testing
No. Deskripsi Hasil yang Diharapkan Hasil yang diberikan
Sistem
1 User (Dinkes, puskesmas, dan BMG) klik pada link di halaman Home
Halaman detail informasi tentang website ditampilkan
Sesuai yang diharapkan.
2 User (Dinkes, puskesmas, dan BMG) menggunakan fitur-fitur menu yang tersedia sesuai dengan otoritas user.
ditampilkan, proses simpan tidak dilakukan
Sesuai yang diharapkan.
4 User Dinkes ingin
melakukan perubahan data BMG yang seharusnya itu
5 BMG memasukan data-data
BMG dengan benar
Data BMG disimpan. Pesan sukses ditampilkan.
Sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan hasil blackbox testing, disimpulkan bahwa fungsi-fungsi pada sistem
bekerja sesuai dengan yang diharapkan/direncanakan.
Compatibilty Testing dilakukan untuk apakah sistem dapat dijalankan pada
10 Tabel 4 Hasil Compatibilty Testing
No Browser Hasil
Berdasarkan hasil compatibilty testing, disimpulkan bahwa sistem dapat
diakses oleh hampir semua browser.
Usability Testing dilakukan untuk apakah sistem telah memenuhi kebutuhan pengguna, mempermudah kinerja pengguna dan mudah digunakan oleh pengguna. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responen, untuk mendapatkan respon terhadap penggunaan sistem. Aktor pada sistem adalah Guest, Member dan Administrator, maka responden terdiri dari 5 orang Guest, 5 orang Member, dan 5 orang Pegawai bertindak sebagai Administrator. Daftar pertanyaan dan hasil pengujian ditampilkan pada Tabel 5.
Tabel 5 Daftar Pertanyaan Usability Testing
Nomor Pertanyaan Ya Tidak Prosentase
Keberhasilan
1 Website menampilkan peta dengan jelas 10 0 100%
2 Website menampilkan menu-menu dengan
menarik
10 0 100%
3 Website menyediakan fitur-fitur yang mudah digunakan
10 0 100%
4 Halaman peluang KLB ringkas dan jelas 10 0 100%
5 Halaman peluang menampilkan pesan kesalahan yang jelas, dan petunjuk untuk mengkoreksi kesalahan dengan jelas petunjuk untuk mengkoreksi kesalahan dengan jelas pada saat menjalankan program
5 0 100%
10 Penggunaan menu dan fasilitas mudah dilakukan 5 0 100%
Berdasarkan hasil usability testing pada Tabel 5, disimpulkan bahwa
11 5. Simpulan
Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisis terhadap sistem, maka dapat diambil kesimpulan sistem ini dapat memberikan informasi peluang terjadinya KLB bagi Dinas Kesehatan di Salatiga dalam bentuk peta.
6. Daftar Pustaka
[1]. Budiyanto, Eko. (2009). Perancangan Sistem Informasi Geografis
Penyebaran DBD Dengan Menggunakan ArchView. ANDI, Yogyakarta.
[2]. Connolly, Thomas dan Carolyn Begg. (2005). Database Systems : A
Practical Approach to Design, Implementation, and Management. 4th
Edition. Addison Wesley, Glasgow.
[3]. Delima, Y.I. 2007. Aplikasi Web Geographic Information System(SIG)
Untuk Mencari Jalur Alternatif Menggunakan AHP. Surabaya: Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
[4]. Kurniawan, Fani Hidayat. 2008. Pemodelan dan Simulasi Dampak
Bencana Secara Geologi: Peluang Arah Gerakan Lumpur Panas
Menggunakan Neighborhood Moment dalam Cellular Automata.
[5]. Alit Budiningtyas, M. 2012. Peluang Curah Hujan Bulanan di Kabupaten
Boyolali Menggunakan Metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving
Average) untuk Perencanaan Pola Tanam Padi dan Palawija. Program
Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen
Satya Wacana.
[6]. Nuarsa, I Wayan. 2005. Menganalisis Data Spasial dengan ArcView GIS
3.3 untuk Pemula. Elex Media Komputindo. Jakarta.
[7]. Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
[8]. Hasibuan, Z. A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer
dan Teknologi Informasi. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Indonesia
[9]. Ott, R.L & Longnecker, M., 2001, An Introduction to Mathematics