• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Akuntabilitas Pembatasan Pembagian Dividen Dalam Rangka Perlindungan Modal di Perseroan Terbatas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Akuntabilitas Pembatasan Pembagian Dividen Dalam Rangka Perlindungan Modal di Perseroan Terbatas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang

Dewasa ini dapat dipastikan bahwa setiap perusahaan menginginkan agar

mendapat hasil yang terbaik atas usaha yang dijalankannya. Hasil yang baik itu dapat

dilihat dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan tersebut dalam bentuk

pembagian dividen kepada para pemegang sahamnya. Adanya pembagian dividen

menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, selain itu kinerja suatu perusahaan

dikatakan baik jika terdapat tata kelola perusahaan yang jelas, terkhususnya tata

kelola keuangan perusahaan. Sumber hukum yang berkaitan dengan pasar modal di

Indonesia terdapat pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

(selanjutnya disebut UU Pasar Modal) dan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UU PT).1

Modal dalam perusahaan merupakan hal yang sangat penting, karena untuk

menjalankan usahanya perusahaan memerlukan modal. Modal secara sempit dapat

diartikan sebagai kekayaan total, keseluruhan nilai nominal dari saham yang ada di

dalam PT. UU PT tidak mengharuskan modal perseroan ini selalu dicantumkan

dalam anggaran dasar, akan tetapi dalam praktik pembuatan anggaran dasar,

modal perseroan ini selalu tercantum dalam pasal tersendiri dalam setiap anggaran

dasar PT.2

1

Ridwan Khairandy dan Siti Anisah, Hukum Pasar Modal (Jakarta : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003), hlm. 5.

2

(2)

Modal dalam Perseroan Terbatas terdiri dari:

1. Modal Perseroan atau modal dasar, yaitu jumlah maksimum modal yang disebut

dalam akta pendirian.

2. Modal yang disanggupkan atau modal yang ditempatkan.

3. Modal yang disetor, yakni modal yang benar-benar telah disetor oleh para

pemegang saham pada kas perseroan.

Dalam UU Perseroan Terbatas dimungkinkan untuk melakukan pembatasan

pembagian dividen kepada para pemegang sahamnya, hal ini dilakukan demi

menjaga kestabilan perusahaan serta melindungi modal perusahaan.

Terkait dengan perlindungan pemegang saham dalam pembagian dividen,

terdapat suatu struktur dan proses yang mengarahakan dan mengelola kegiatan

perusahaan secara menyeluruh demi kepentingan para pemegang saham dan dengan

memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan lain. Struktur dan proses inilah

yang disebut dengan Good Corporate Governance. Secara umum Good Corporate

Governance sendiri berarti suatu proses dan struktur yang digunakan untuk

mengarahkan dan mengelola bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan

utama mempertinggi nilai saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholders lain.3Tujuan penerapan good corporate governance dalam

perusahaan adalah untuk meraih kepercayaan investor terhadap perusahaan,

meningkatkan citra atau reputasi perusahaan, serta meningkatkan kemakmuran

seluruh stakeholder, dan menekan tingkat terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh

pengurus di dalam perusahaan. Good corporate governance ini merupakan sarana

bagi para pemegang saham untuk tetap terhubung dengan perusahaan, dan juga

3

(3)

sebagai sarana bagi para pemegang saham untuk tetap mengkontrol jalannya

perusahaan agar sesuai tujuan perusahaan.

Hampir di semua negara berkembang maupun yang sedang dalam transisi

memiliki sistem corporate governance yang menyoroti aspek tingginya tinhkat

konsentrasi ownership. Tingginya konsentrasi ownership memiliki social cost baik

pada level perusahaan maupun pada level negara. Pada level perusahaan, beban cost

ini menyangkut eksploitasi yang dilakukan oleh manajer dan owner perusahaan,

kinerja perusahaan yang buruk, rendahnya pengelolaan risiko, dan masalah likuiditas

yang mempersulit perdagangan saham oleh para investor. Pada level negara, beban

cost yang dihadapi adalah tidak berkembangnya industri pasar modal. Struktur

ownership juga dapat mempengaruhi keefektifan mekanisme-mekanisme dari

corporate governance yang ada.4 Tetapi good corporate governance bukan berarti tanpa kelemahan, kelemahan dari mekanisme-mekanisme tersebut tidak hanya

mengandalkan perbaikan hukum dan regulasi. Mengadopsi seluruh standar corporate

governance dari negara-negara maju mungkin saja dapat mengurangi keinginan para

investor untuk menjadi pengendali. Tetapi, pengadopsian standar-standar tersebut

tanpa melalui debat publik dan adaptasi yang cukup, justru membuat pelaksanaannya

menjadi tidak efektif.5

Good corporate governance memiliki beberapa prinsip dasar yaitu salah

satunya adalah prinsip akuntabilitas, secara sempit akuntabilitas dapat diartikan

sebagai adanya keterbukaan informasi dalam bidang financial dimana setiap hasil

kegiatan perusahaan harus dapat dilaporkan secara akuntable kepada RUPS sebagai

organ perusahaan. dalam hal ini ada dua pengendalian yang dilakukan oleh direksi

dan komisaris. Direksi menjalankan operasional perusahaan, sedangkan komisaris

4

Indra Surya dan Ivan Yustiavandana,. penerapan good corporate governance (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 28.

(4)

melakukan pengawasan terhadap jalannya perusahaan oleh direksi, termasuk

pengawasan keuangan. Sehingga sudah sepatutnya dalam suatu perseroan, komisaris

independent mutlak diperlukan kehadirannya. Sehingga adanya jaminan tersedianya

mekanisme, peran dan tanggung jawab jajaran manajemen yang professional atas

semua keputusan dan kebijakan yang diambil sehubungan dengan aktivitas

operasional perseroan.

Akuntabilitas perlu ada untuk menetapkan rincian tugas dan tanggung

jawab masing-masing organ dan unit perusahaan secara jelas dan selaras dengan visi,

misi, nilai-nilai dan strategi perusahaan.6 Salah satu ketentuan di pasar modal terkait

dengan prinsip akuntabilitas adalah ketentuan yang mewajibkan pernyataan

manajemen mengenai tanggung jawab atas laporan keuangan, termasuk dalam hal

pembagian dividen dimana setiap laporannya harus dapat dipertanggung jawabkan

oleh organ perseroan yang telah diberi tugas menjalankan kewajibannya. Untuk

memastikan akuntabilitas laporan keuangan, Peraturan BAPEPAM dan LK No.

VIII.G.11 mewajibkan presiden direktur dan direktur yang membawahi bidang

akutansi dan keuangan untuk menandatangani pernyataan tanggung jawab atas

laporan keuangan dan melampirkan pernyataan tersebut dalam laporan keuangan

yang diterbitkan perusahaan. Laporan keuangan adalah wujud nyata bahwa

akuntabilitas wajib diterapkan di dalam perseroan, karena laporan keuangan

merupakan produk dari akuntabilitas itu sendiri dimana laporan keuangan berisi

informasi-informasi yang penting bagi kelanjutan perusahaan kedepannya, dan bagi

investor laporan keuangan perusahaan merupakan faktor pendukung bagi para

investor sebagai bahan pertimbangan untuk menanamkan modal pada perusahaan

tersebut. Dari data yang tersaji dalam laporan keuangan publik dapat mengetahui

6

(5)

apakah perusahaan itu merupakan perusahaan yang sehat ataukah perusahaan yang

memiliki kinerja yang buruk.

Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam

tentang akuntabilitas dalam laporan keuangan perusahaan , sehingga penulis

mengangkat judul “Akuntabilitas Pembatasan Pembagian Dividen Dalam Rangka

Perlindungan Modal di Perseroan Terbatas.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka penulis memuat

rumusan masalah skripsi ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah struktur permodalan dalam Perseroan Terbatas?

2. Bagaimanakah prinsip-prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) dalam

pengelolaan modal di Perseroan Terbatas?

3. Bagaimanakah akuntabilitas pembatasan pembagian dividen dalam rangka

perlindungan modal di Perseroan Terbatas?

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui struktur permodalan dalam Perseroan Terbatas.

2. Untuk mengetahui bagaimana Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas mengatur tentang pembagian dividen dalam perseroan.

3. Untuk mengetahui penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam

(6)

Sebuah karya tulis yang dibuat diharapkan dapat memberikan suatu

manfaat, demikian pula yang diharapkan dari penulisan skripsi ini. Adapun

manfaat yang diharapkan tersebut adalah :

1. Secara teoritis

Pembahasan terhadap permasalahan diatas diharapkan dapat memberi

pemahaman dan wawasan mengenai akuntabilitas pembatasan pembagian dividen

dan juga mengenai prinsip akuntabilitas pada pasar modal sesuai dengan UU No. 8

Tahun 1995.

2. Secara praktis

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua orang, dan juga menjadi

sumbangan pemikiran bagi hukum positif yang ada di Indonesia dan dapat menjadi

bahan referensi bagi penulisan karya ilmiah selanjutnya yang berkaitan dengan

Akuntablitas dalam pasar modal.

D.Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelitian dan penelurusan yang telah dilakukan baik hasil-hasil

penelitian yang masih ada maupun yang sedang dilakukan khususnya di lingkungan

Universitas Sumatera Utara penelitian dengan judul “Akuntabilitas Pembatasan

Pembagian Dividen dalam Rangka Perlindungan Modal di Perseroan Terbatas“

belum pernah dibahas oleh mahasiswa lain di lingkungan Universitas Sumatera.

Sepanjang pengamatan yang telah dilakukan belum ada penelitian tentang

“Pengalihan Pengelolaan Bank Dalam Rangka Penyehatan Bank Oleh Otoritas Jasa

Keuangan” sesuai dengan judul skripsi ini. Kemudian juga telah dilakukan

pemeriksaan judul skripsi tersebut kepada Arsip Perpustakaan Universitas cabang

(7)

yang menyatakan bahwa ”Tidak Ada Judul yang Sama”. Surat keterangan tersebut

merupakan bukti yang sah, yang brarti bahwa tidak ada judul skripsi yang sama

dengan judul skripsi penulis, berdasarkan surat pernyataan tersebut Bapak Ramli

Siregar, SH, M.Hum sebagai Sekretaris Departemen Hukum Ekonomi FH USU

menerima judul skripsi yang di ajukan penulis. Maka berdasarkan hal itu wajarlah

bila penulis melanjutkan penelitian terhadap judul skripsi tersebut.

Sehingga penulis sampai pada suatu kesimpulan tulisan ini bukanlah hasil

penggandaan ataupun jiplakan dari hasil karya maupun tulisan orang lain. Mengenai

keberadaan kutipan pendapat dalam penulisan skripsi ini adalah suatu hal yang tidak

perlu untuk diperdebatkan karena sebuah kutipan merupakan hal yang lumrah dan

wajar karena diajukan semata-mata demi penyempurnaan penulisan skripsi, jadi

sama sekali tidak ada maksud penulis untuk melakukan suatu tindakan plagiat

ataupun menjiplak hasil karya tulis orang lain.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari

individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya

publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang

menyangkut pertanggung jawabannya. 7 Akuntabilitas berkaitan erat dengan

instrumen untuk mengkontrol kegiatan perusahaan dan menyampaikan hasilnya

secara transparan kepada publik.

Prinsip akuntabilitas merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban kinerja

secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,

7

(8)

terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan

kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas

merupakan prasyaran yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang

berkesinambungan.8

Menurut Badan Pengawas Keuangan (BPK) Akuntabilitas merupakan:

a. kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban oragan sehingga

pengelolaan perusahaan terlaksana efektif;

b. memmpertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan

kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan secara periodik;

c. pertangungan jawab;

d. Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatas dan hasil akhir dari

kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi

negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia akuntabilitas merupakan

2. Dividen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dividen merupakan bagian

laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta

disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk dibagikan kepada para

pemegang saham; sejumlah uang yang berasal dari hasil keuntungan yang

dibayarkan kepada pemegang saham sebuah perseroan.

8

(9)

Dividen merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan, dividen hanya akan

dibagikan jika pada akhir tahun perusahaan mengalami keuntunga, dividen tidak

akan dibagikan jika perusahaan mengalami kerugian. Pembagian dividen harus

dibatasi karena menurut undang-undang nomor 40 tahun 2007 pasal 70 ayat (1)

menyatakan bahwa laba bersih tidak dapat dibagikan seluruhnya, harus disisakan

sejumlah tertentu untuk cadangan.

3. Modal

Menurut KBBI modal pertama, merupakan uang yang dipakai sebagai pokok

(induk) untuk berdangang, melepas uang, harta benda (uang, barang) yang dapat

dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Kedua, barang

yang digunakan sebagai dasar atau bekal untuk bekerja. Menurut UU PT modal

dikelompokkan menjadi 3 bentuk atau struktur, yaitu:

a. Modal ditempatkan

Menurut UU PT pada waktu dilakukan pendirian perseroan terbatas,

paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus

ditempatkan (issued capital) dan seluruhnya (100% dari modal ditempatkan

tersebut) harus disetorkan ke dalam kas perseroan sebagai paid capital.

b. Modal dasar

Modal dasar perseroan terdiri dari seluruh nilai saham. Namun tidak

menutup kemungkinan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal

mengatur modal Perseroan yang terdiri atas saham tanpa nilai nominal.

Pendirian Perseroan tidak dilakukan tanpa pemenuhan syarat modal

minimum. Pemenuhan syarat modal minimum bertujuan agar pada waktu

(10)

modal dasar dan modal ditempatkan yang akan menjadi jaminan bagi pihak

ketiga terhadap perseroan.9

c. Modal disetor

Modal yang disetor (paid up capital) adalah saham yang telah dibayar

penuh kepada perseroan yang menjadi pernyataan atau penyetoran saham riil

yang telah dilakukan, baik oleh pendiri maupun para pemegang saham

perseroan.

F. Metode Penelitian

Permasalahan yang ada didalam skripsi ini tentu harus disertai dengan

informasi yang benar dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dalam melengkapi bahan-bahan bagi penelitian skripsi ini, maka diadakan

penelitian dalam pengumpulan data.

Metode yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah:

1. Metode pendekatan

penulisan skripsi ini mempergunakan metode penelitian hukum normatif atau

penelitian yuridis normatif. Tujuan adalah agar lebih terarah dan dapat

dipertanggungjawabkan,.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui penelitian kepustakaan

(library research) karena penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang

bersifat sekunder yang ada di perpustakaan.10

3. Data dan sumber data

9

Mulhadi, Hukum Perusahaan (Medan: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 96.

10

(11)

Sebagaimana umumnya penelitian normatif, maka dalam penelitian ini hanya dikenal

data sekunder saja, yaitu mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, serta

hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. Adapun data sekunder

diperoleh dari bahan-bahan hukum baik yang berasal dari bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder.11

a. bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan;

b. bahan hukum sekunder berupa buku-buku, artikel, koran, dan majalah serta

bahan hukum tersier, seperti kamus yang relevan dengan skripsi ini.

4. Analisis data

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe penelitian

hukum normatif. Pengolahan data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk

melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan dibahas. Analisis dilakukan

dengan:

a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan

yang diteliti.

b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian.

c. Mensistemtisasikan kaidah-kaidah hukum, asas atau doktrin.

d. Menarik kesimpulan melalui penelitian yang dilaksanakan dengan

pendekatan undang-undang.

Ini ditujukan untuk mengungkapkan secara mendalam tentang pandangan dan

konsep yang diperlukan dan akan diurai secara komprehensif untuk menjawab

berbagai permasalahan yang telah dirumuskan dalam skripsi ini.

11

(12)

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam lima (5) bab, dimana tiap-tiap bab terbagi atas

beberapa sub-sub bab, dan mempermudah dalam memaparkan materi yang ada

dalam skripsi ini, dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu:

Bab I, merupakan Bab pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan

kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, merupakan Bab yang membahas mengenai struktur permodalan yang

ada di dalam perseroan serta jenis-jenis saham yang terdapat dalam perseroan

terbatas.

Bab III, merupakan Bab yang membahas mengenai prinsip-prinsip dasar

GCG serata pengimplementasian masing-masing prinsip baik dalam perseroan

maupun dalam pengelolaan modal perseroan.

Bab IV, merupakan Bab yang membahas mengenai bagaimana penerapan

prinsip akuntabilitas dalam organ perseroan yaitu direksi dalam melakukan

pembatasan pembagian dividen.

Bab V, merupakan bab yang berisikan mengenai kesimpulan dan saran. Bab

terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan dari setiap bab yang telah dibahas

sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi pembaca sebagai sumber

dalam melakukan penelitian yang mendalam mengenai akuntabilitas pembatasan

Referensi

Dokumen terkait

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian kualitas layanan yaitu produk,

Sebetulnya talent untuk animator di Indonesia amat sangat banyak dan maju, hanya saja tidak didukung oleh manjement yang kuat dan rapi, namanya juga seniman

Honorarium diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI yang diberi tugas menghadiri dan memberikan informasi/keterangan sesuai dengan

Mencukupkan diri dengan pengertian lahiriah suatu hadis saja tanpa memperhatikan hadis-hadis lainnya, dan nash-nash lain yang berkaitan dengan topik tertentu seringkali

Guru yang diangkat dalam jabatan Pengawas yang namanya tercantum pada diktum 1 di atas TELAH MEMENUHI beban kerja yang ekuivalen dengan 24 (dua puluh empat)

Dampak konflik kepentingan terhadap sistem kekerabatan pada masyarakat pesisir di Desa Teluk Limau ini lah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini.. Peneliti tertarik

Sekolah THHK yang pertama kali terbentuk pada awal abad ke-20 dan kemudian banyak berdiri di berbagai wilayah di Jawa serta beberapa yang ada di Sumatera, Kalimantan,

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak