• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAHAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ARAHAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBAS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ARAHAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBASIS SUB SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN TUBAN

Bella Rizkylillah Suseno 3611100041

Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember

2014

Email: bellarizky36@gmail.com Abstrak

Upaya pengembangan wilayah dapat dilakukan dengan menyinergikan antara model minapolitan dan model pengembangan ekonomi local. Kedua model tersebut cocok diterapkan pada wilayah yang memiliki potensi perikan seperti Kabupaten Tuban. Dalam pembahasan ini akan dilakukan identifikasi komoditas unggulan subsector perikanan Kabupaten Tuban dan analisa potensi dan masalah dalam setiap aspek pengembangan kawasan minapolitan kabupaten Tuban. Hasil analisis tersebut dapat dikelompokkan menurut kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancamannya. Analisis akhir diarahkan pada strategi pengembangan sub sector perikanan di kawasan minapolitan Kabupaten Tuban yang sesuai dengan konsep pengembangan ekonomi local.

Kata kunci: Pengembangan Ekonomi Lokal, Minapolitan, Subsektor Perikanan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu strategi pengembangan ekonomi daerah yang bertumpu pada sumber daya lokal dikenal dengan pengembangan ekonomi lokal (local economic development). Pengembangan Ekonomi Lokal merupakan suatu proses di mana pemerintah lokal dan organisasi masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang dan memelihara aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan (Blakely, 1994).

Sektor pertanian menjadi sektor terbesar dari hampir setiap sektor perekonomian pada negara berkembang seperti Indonesia (Oudjeans, 2006). Dalam upaya mendukung potensi perikanan dan kelautan pada wilayah pesisir maka dibentuk kawasan minapolitan. Kawasan minapolitan merupakan strategi pengembangan ekonomi kawasan berbasis perikanan yang dikembangkan secara bersama oleh pemerintah, swasta, dan organisasi non pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi lokal dan penciptaan lapangan kerja pada wilayah yang ditetapkan untuk kesejahteraan masyarakat (Kepmen Perikanan dan Kelautan No.32/ 2010).

Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban tahun 2012 disebutkan bahwa kabupaten Tuban memiliki berbagai potensi

yang dalam perencanaannya dibagi ke dalam beberapa rencana kawasan strategis yang sesuai dengan potensi kawasan. Salah satu kawasan strategis dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban adalah kawasan strategi minapolitan yang terdiri dari Kecamatan Palang, Tuban, Jenu, Tambakboyo dan Bancar. Jumlah produksi sub sektor perikanan pada Kabupaten Tuban merupakan salah satu penyumbang terbesar nilai PDRB. Produksi ikan pada Kabupaten Tuban juga mengalami peningkatan tiap tahunnya hingga tahun 2012. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang berpotensi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi andalan di Kabupaten Tuban karena Kabupaten Tuban memiliki laut yang merupakan sumber perikanan. Potensi sumber daya perikanan di Kabupaten Tuban sebesar 3,2 ton/Km. selain itu, usaha pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Tuban memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah. (http://tubankab.bps.go.id).

(2)

Tuban bahwa peluang untuk pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Tuban ditujukan untuk meningkatkan peluang meraih pasar yang lebih baik, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi serta memicu pertumbuhan ekonomi lokal yang berbasis perikanan (Bappeda Kabupaten Tuban, 2011). Produk perikanan dari kawasan produksi akan diolah terlebih dahulu sebelum dijual ke pasar yang lebih luas sehingga terjadi interaksi yang kuat pada kawasan minapolitan melalui pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL).

Melihat potensi dan masalah tersebut, potensi perikanan perlu dikembangkan yakni melalui penerapan konsep pengembangan ekonomi lokal untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi pada kawasan strategis yang memiliki potensi khususnya pada sub sektor perikanan. Konsep ini merupakan konsep yang berkaitan erat dengan ketersediaan sumber daya alam. Pada pemanfaatan sumber daya alam tentunya memiliki batasan, agar sumber daya alam perikanan yang ada tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada sekarang, melainkan dapat mencukupi kebutuhan hingga masa yang akan datang. 1.2 Maksud dan Tujuan

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan arahan strategi yang focus pada pengembangan sub sector perikanan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sector unggulan di setiap kecamatan di kawasan minapolitan Kabupaten Tuban dan arahan yang dapat diberikan terkait pengembangan ekonomi local yang

dapat diterapkan di kawasan minapolitan Kabupaten Tuban.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan 1.3.1 Ruang Lingkup Pembahasan

Penelitian dilakukan sebatas untuk mengetahui komoditas unggulan subsector perikanan yang dimiliki oleh Kabupaten Tuban serta strategi yang dapat dirumuskan berkaitan dengan teori pengembangan ekonomi local.

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah

Kawasan pesisir di Kabupaten Tuban membentang sepanjang 65km. Kawasan pesisir ini meliputi 5 (lima) wilayah kecamatan dari arah timur Kecamatan Palang (1.607,11 Ha) yang merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan ke arah barat meliputi Kecamatan Tuban (893,73 Ha), Jenu (5.447,02 Ha), Tambakboyo (877,82 Ha) dan Bancar (2.419,35Ha) yang merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kewenangan pengelolaan wilayah laut kapubaten Tuban mencapai luas 481,13 Km2 atau 48,11 Ha. Adapaun letak geografisnya adalah sebagai berikut:

1. Utara : Laut Jawa

2. Selatan : Kecamatan Jatirogo,

Widang, Semanding, Merakurak, Kerek, dan Bangilan.

3. Timur : Kabupaten Lamongan 4. Barat : Kabupaten Rembang

Propinsi Jawa Tengah

(3)

II. ANALISA DAN PEMBAHASAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

2.1 Gambaran Umum Kabupaten

Tuban

2.1.1Sumberdaya Laut

Kawasan Pantura (Pantai Utara) Pulau Jawa yang terkenal dengan keanekaragaman hayati di kawasan perairannya membawa keuntungan tersendiri bagi kabupaten/kota yang memiliki wilayah administrasi yang termasuk di dalamnya, salah satu nya adalah Kabupaten Tuban. Potensi sumberdaya ikan di perairan Laut Jawa (WPP 712) berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 sebesar 836.600 ton/tahun yang terdiri dari ikan pelagis besar (55.000 ton/tahun), ikan pelagis kecil (380.000 ton/tahun), ikan demersal (375.200 ton/tahun). Udang penaeid (11.400 ton/tahun), udang karang konsumsi (9500 ton/tahun), lobster (500 ton/tahun) dan cumi-cumi (5000 ton/tahun). Sebagian besar wilayah administrasi dari Kabupaten Tuban termasuk kawasan Pantura. Oleh karena itu, sektor perikanan merupakan salah satu sektor unggulan yang menyumbang perekonomian terbesar di Kabupaten Tuban. Berdasarkan data terakhir yang ada (Statistik Perikanan Jawa Timur Tahun 1997) menyatakan bahwa potensi perikanan pesisir Kabupaten Tuban sebesar 3.2 ton/km.

a) Perikanan Tangkap

Karakteristik perikanan tangkap di Kabupaten Tuban dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu ikan

pelagis (hidup di permukaan) dan ikan demersal (hidup di dasar perairan). Jenis ikan pelagis yang ada di perairan Kabupaten Tuban diantaranya adalah tenggiri, tongkol, teri nasi, layur, dan petek. Sedangkan jenis ikan demersal antara lain udang putih, bangbangan, rajungan, manyung, bloso dan lain-lain. Dari berbagai jenis ikan yang ada di perairan Kabupaten Tuban, jenis ikan yang paling sering di tangkap oleh nelayan adalah teri nasi, tembang, bawal, kembung, tongkol, cumi-cumi, tengiri, layur, rajungan, selar dan kurisi. Salah satu produk unggulan dari perairan laut Kabupaten Tuban adalah teri nasi. Produk ini diproses langsung di Kabupaten Tuban dengan total produksi 1291 ton/tahun. Produk teri nasi ini sudah di ekspor ke berbagai negara yaitu Jepang, Taiwan, Hongkong dan Singapura.

Gambar Grafik Pertumbuhan Produksi Perikanan Tahun 2011-2012 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab.

Tuban, 2014

(4)

10 Tongkol komo

279.40 8.10 7.94 0.12 33.80 0.11 75.54 2.03 174.50 1.68

11 Tongkol krai

0.00 5.45 0.00 0.14 0.00 0.19 0.00 0.08 0.00 0.91

12 Tengiri 139.71 26.54 4.91 0.74 8.64 0.87 28.37 1.04 60.56 2.00 13 Layur 104.70 26.90 3.47 1.83 3.59 0.99 20.77 2.86 41.53 12.54 14 Tigawaja 348.70 29.75 21.66 1.63 8.79 1.26 63.70 3.76 194.12 84.92 15 Petek 350.08 689.29 23.36 16.64 4.08 37.23 78.37 96.08 283.00 385.99 16 Manyung 58.16 11.21 1.55 0.21 1.83 0.03 11.02 2.74 35.10 9.85 17 Cucut

lanyam

6.66 0.84 0.45 0.06 0.30 0.09 1.16 0.01 10.42 0.14

18 Pari kembang

153.74 0.24 6.24 0.04 9.60 0.02 24.80 0.26 77.09 0.65

19 Pari kelelawar

0.00 1.25 0.00 0.05 0.00 0.22 0.00 0.90 0.00 2.01

20 Pari kekeh

0.00 0.54 0.00 0.08 0.00 0.07 0.00 0.58 0.00 0.45

21 Kakap merah

3.98 8.05 0.16 0.43 0.29 0.25 0.97 0.30 6.17 0.67

22 Cumi-cumi

134.84 39.98 5.70 1.98 10.12 1.47 31.08 0.69 84.46 14.89

23 Rajungan 107.79 11.99 1.93 0.94 0.32 0.37 4.41 3.87 43.22 8.14 24 Parang 17.95 4.60 0.07 0.14 0.43 0.12 2.08 1.38 22.32 1.55 25 Kurisi 448.37 613.53 46.26 54.77 13.66 35.10 24.12 124.54 221.25 279.37 26 Bloso 323.23 63.36 4.72 4.35 0.00 3.04 31.40 25.60 172.74 50.02 27 Japuh 0.00 44.90 0.00 2.93 0.00 0.75 0.00 3.34 0.00 12.84 28 Alu-alu 0.00 41.88 0.00 7.77 0.00 5.24 0.00 24.67 0.00 61.22 29 Kuniran 0.00 590.01 0.00 37.28 0.00 26.63 0.00 121.07 0.00 292.87 30 Sebelah 0.00 0.39 0.00 0.13 0.00 0.22 0.00 0.86 0.00 1.61 31

Gerot-gerot

0.00 12.99 0.00 0.45 0.00 0.56 0.00 1.94 0.00 4.62

32 Ikan lainnya

1083.15 483.10 41.69 49.26 32.05 38.43 233.97 214.50 686.57 603.02

33 Rebon 39.33 2.28 0.05 0.00 0.14 0.00 0.39 0.00 2.11 0.00

Sumber; Dinas Keluatan dan Perikanan Kab. Tuban, 2014 Kegiatan perikanan tangkap walau sudah

menerapkan teknologi tinggi namum keberhasilan usaha ini masih sangat bergantung pada kondisi alam sesuai dengan sifat dasarnya yang primitive, yaitu mengumpulkan dan menangkap komoditas dari alam. Disamping sifat dasar tersebut, usaha penangkapan ikan pada umumnya dilakukan di sepanjang perairan pantai dimana kegiatan melaut dalam waktu satu hari (one day fishing) sehingga menyebabkan tingkat eksploitasi yang tinggi pada sekitar kawasan pesisir pantai. Selain itu, kegiatan perikanan tangkap masih menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti (mini trawl), penggunaan mata jaring (mesh size)

pad alat tangkap purse seine yang tidak memenuhi ketentuan (<1 inci).

b) Perikanan Budidaya

Selain kegiatan perikanan tangkap, jenis kegiatan lain yang ada di kawasan perencanaan adalah kegiatan perikanan budidaya. Budidaya perikanan ini dilakukan dengan menggunakan tambak, kolam dan pembenihan. Selain untuk budidaya perikanan, di kawasan perencanaan juga memanfaatkan tambak yang ada sebagai tambak garam dengan luas areal 25 Ha yang terletak di Kecamatan Palang dan Tambakboyo. Adapun penjelasan yang lebih rinci dijelaskan dalam tabel di bawah ini;

Table Data Kegiatan Perikanan Budidaya di Kolam Tambak Kabupaten Tuban

No

Jenis Komoditas

Kecamatan Palang

Kecamatan Tuban

Kecamatan Jenu

Produksi (ton) Produksi (ton) Produksi (ton)

(5)

1 Tawes 5.13 8.66 2.91 4.17 1.32 2.08

2 Mas 15.11 14.27 9.69 8.14 8.35 6.68

3 Mujair 0.49 1.41 0.25 0.76 0.18 0.53

4 Lele 7.12 13.12 3.84 7.72 5.84 7.96

5 Nila 1.83 2.11 0.20 0.57 0.24 0.28

6 ikan Lain 16.00 2.99 3.76 1.37 1.30 0.23

7 Patin 0.52 4.21 0.03 0.51 0.08 0.65

8 Gurami 0.14 0.26 0.05 0.11 0.02 0.04

TOTAL 46.34 47.02 20.73 23.34 17.33 18.44 No Jenis

Komoditas

Kecamatan Tambakboyo

Kecamatan Bancar Produksi (ton) Produksi (ton)

2011 2012 2011 2012

1 Tawes 1.71 3.10 0.60 0.99

2 Mas 4.02 7.80 2.71 2.86

3 Mujair 0.30 0.91 0.13 0.40

4 Lele 1.56 2.95 2.81 6.30

5 Nila 0.47 1.15 0.37 0.24

6 ikan Lain 3.86 0.64 3.54 0.81

7 Patin 0.23 1.99 0.09 0.65

8 Gurami 0.03 0.06 0.04 0.09 TOTAL 12.18 18.59 10.30 12.34 Sumber: Dinas Keluatan dan Perikanan Kab. Tuban, 2014

Selain perikanan budidaya yang dijelaskan dalam table di atas, kegiatan terkait budidaya perikanan lainnya adalah penggaraman rakyat. Kegiatan tambak garam tersebar di wilayah

Kecamatan Palang dan Tambakboyo. Sampai saat ini pengelolaan yang dilakukan oleh para petambak garam masih bersifat tradisional.

2.2 Analisa

2.2.1Analisis LQ Subsektor Perikanan Kawasan Minapolitan Kabupaten Tuban

Untuk menentukan apakah suatu komoditas tergolong basis atau tidak, salah satu metode yang digunakan yaitu metode Location Quotient (LQ). Metode LQ menggambarkan tingkat kemampuan komoditas suatu komoditas untuk menyumbang terhadap kebutuhan ekonomi regional. Dengan kata lain LQ diperoleh dari perbandingan share suatu komoditas di setiap Kecamatan yang termasuk

kedalam kawasan minapolitan Kabupaten Tuban terhadap share komoditas tersebut di perekonomian Kabupaten Tuban. Jika perbandingan menunjukkan angka satu atau lebih dari satu berarti komoditas tersebut mampu memenuhi kebutuhan komoditas itu sendiri di tingkat Kecamatan sehingga dapat dikategorikan sebagai komoditas basis. Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan mengunakan analisis LQ dapat dilihat pada rumus dibawah ini.

Untuk mengetahui komoditas basis di kawasan minapolitan Kabupaten Tuban dapat dilihat dari hasil perhitungan LQ di bawah ini.

a. Analisis LQ Perikanan Tangkap Kawasan Minapolitan Kabupaten Tuban

Hasil Analisis LQ Perikanan Tangkap Kawasan Minapolitan Kabupaten Tuban tahun 2012 Vik = Produksi/Nilai Produksi komoditas i di kecamatan

(6)

NO Jenis Komoditas

HASIL ANALISIS LQ PERKECAMATAN Palang Tuban Jenu Tambak

boyo Bancar 1 Bawal 1.23 1.73 0.69 0.52 0.78 2 Kembung 0.75 0.24 0.31 1.58 1.3 3 Selar 0.8 0.93 0.24 0.4 1.59 4 Tembang 1.1 0.56 0.6 0.75 0.99 5 Udang Putih 0.21 1.82 0.15 0.31 2.47 6 Layang 1.14 0.22 1.48 0.56 0.96 7 Udang Lain 1.59 1.44 0.55 0.78 0.17 8 Teri nasi 0.54 1.25 0.85 3.23 0.94

9 teri lain 0 0 0 0 0

10 tongkol komo 1.32 0.4 0.35 1.49 0.43 11 tongkol krai 1.58 0.84 1.05 0.1 0.41 12 tengiri 1.67 0.97 1.03 0.29 0.2 13 layur 1.17 1.66 0.82 0.56 0.85 14 tigawaja 0.48 0.55 0.39 0.27 2.14 15 petek 1.11 0.56 1.13 0.69 0.96 16 manyung 0.92 0.36 0.04 1.01 1.25 17 cucut lanyam 1.45 2.12 2.95 0.07 0.38 18 pari kembang 0.4 1.51 0.69 1.88 1.63 19 pari kelelawar 0.55 0.47 1.83 1.8 1.39 20 pari kekeh 0.62 1.99 1.43 2.96 0.8 21 kakap merah 1.63 1.81 0.96 0.27 0.21 22 cumi-cumi 1.33 1.38 0.92 0.1 0.77 23 rajungan 0.93 1.52 0.54 1.35 0.98 24 parang 1.16 0.75 0.57 1.57 0.61 25 kurisi 1.09 2.03 1.17 0.99 0.77 26 bloso 0.85 1.22 0.77 1.55 1.05 27 japuh 1.36 1.85 0.43 0.46 0.61 28 alu-alu 0.58 2.26 1.38 1.55 1.33 29 kuniran 1.09 1.43 0.92 1 0.84 30 sebelah 0.24 1.67 2.5 2.38 1.53 31 gerot-gerot 1.24 0.9 1.01 0.84 0.69 32 ikan lainnya 0.68 1.45 1.03 1.37 1.33

33 rebon 0 0 0 0 0

Sumber: Hasil analisis, 2014

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa komoditas basis di Kecamatan Palang adalah Komoditas ikan bawal, tembang, laying, udang lain, tongkol komo, tongkol krai, tengiri, layur, petek, cucut lanyam, kakap merah, cumi-cumi, parang, kurisi, japuh, kuniran, dan komoditasikan gerot-gerot. Untuk komoditas basis di Kecamatan Tuban adalah komoditas ikan bawal, udang putih, udang lain, teri nasi, layur, pari kembang, pari kekeh, kakap merah, cumi-cumi, rajungan, kurisi, bloso, japuh, alu-alu, kuniran, sebelah, dan ikan lainnya. Untuk komoditas basis di Kecamatan Jenu adalah komoditas ikan laying, tongkol krai, tengiri, petek,pari kelelawar, pari

kekeh, kurisi, alu-alu, sebelah, dan ikan lainnya. Untuk komoditas basis di Kecamatan Tambakboyo adalah komoditas ikan kembung, terinasi, tongkol komo, manyung, pari kembang, pari kelelawar, pari kekeh, rajungan, parang, bloso, alu-alu, kuniran, sebelah dan ikan lainnya. Untuk komoditas basis di Kecamatan Bancar adalah komoditas ikan kembung, selar, udang putih, tigawaja, manyung, pari kembang, pari kelelawar, bloso, alu-alu, sebelah, dan ikan lainnya.

b. Analisis LQ Perikanan Budidaya di

Kolam Kawasan Minapolitan

(7)

Hasil Analisis LQ Perikanan Budidaya di Kolam Kawasan Minapolitan Kabupaten Tuban tahun 2012

No Jenis Komoditas HASIL ANALISIS LQ PERKOMODITAS Palang Tuban Jenu Tambakboyo Bancar 1 Tawes 1.65 1.60 1.01 1.50 0.72

Sumber: Hasil analisis, 2014 Berdasarkan table diatas, dapat diketahui

bahwa komoditas basis di Kecamatan Palang adalah komoditas ikan tawes, mas, nila, ikan lain dan patin. Untuk komoditas basis di Kecamatan Tuban adalah komoditas ikan tawes dan mas. Untuk komoditas basis di Kecamatan Jenu adalah komoditas ikan tawes, mas, dan lele. Untuk komoditas basis di Kecamatan Tambakboyo adalah komoditas ikan tawes, mas, mujair, nila dan patin. Sedangkan untuk komoditas basis di Kecamatan Bancar adalah komoditas ikan lele, ikan lain dan gurami.

2.2.2Analisa Potensi dan Masalah

Analisis potensi dan masalah merupakan analisis yang membahas mengenai potensi dan masalah yang dimiliki oleh setiap aspek pengembangan kawasan. Dalam setiap aspek memiliki potensi dan permasalahan masing-masing yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan kawasan. Potensi dan permasalahan pada masing-masing aspek diperoleh dari fakta-fakta yang ada di lapangan. Berikut adalah potensi dan masalah pada masing-masing aspek di wilayah perencanaan:

Table Potensi dan Masalah Aspek Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Tuban

No. Aspek Potensi Masalah

1 Kondisi Fisik Lingkungan 

Panjang garis pantai wilayah perencanaan yang mencapai 65 km, dapat dimanfaatkan sebagai potensi kawasan minapolitan.

 Dengan topografi yang hampir sama di setiap kecamatannya yaitu antara 0–8%, memung-kinkan untuk melakukan kawasan terbangun atau permukiman di sebagian besar wilayahnya.

Kondisi tanah yang sebagian besar merupakan tanah kering dan curah hujan yang minim, menyebabkan wilayah perencanaan kesulitan dalam melakukan pengairan di sawah maupun tambak.

2 Sumberdaya Pesisir

 Terdapat komunitas yang peduli terhadap mangrove di pesisir Tuban. Dengan adanya komunitas ini diharapkan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat umum dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove.

 Hasil perikanan tangkap di perairan Tuban menunjukan tren positif sehingga berdampak pada pendapatan masyarakat.

 Sudah adanya kegiatan pembenihan ikan. Kegiatan pembenihan ini sudah dilakukan sejak lama dan berlangsung hingga kini.

 Ekosistem terumbu karang dan padang lamun dalam kondisi buruk karena adanya sedimentasi dan abrasi sehingga berdampak pada salinitas perairan. Selain itu suhu permukaan air yang lebih dari 30 derajat berdampak pula pada kondisi terumbu karang dan padang lamun.

 Belum dilakukan kegiatan pengendalian penangkapan ikan sehingga berpotensi menimbulkan masalah overfishing.

3 Sosial

Demografi 

Seluruh instansi pemerintah dan masyarakat telah saling memberikan kontribusi berupa masukan-masukan pada saat pertemuan sehingga dapat

(8)

mempermudah dalam pengembangan kawasan minapolitan.

 Sistem yang telah ada sudah terintegrasi satu sama lain.

4 Tata Guna Lahan

Memiliki lahan yang tak terbangun lebih luas dibandingkan dengan lahan terbangun, memudahkan dalam perencanaan pembangunan.

 Lokasi perumahan yang terlalu dekat dengan pantai

 Kondisi lingkungan di sekitar perumahan mengarah pada permu-kiman kumuh.

5 Infrastruktur  Di tiga kecamatan yang termasuk kedalam wilayah minapolitan yakni Kecamatan Palang, Bancar dan Tambakboyo masing-masing telah memiliki tempat pelelangan ikan yang merupakan fasilitas penunjang kegiatan perikanan di wilayah perencanaan.

 Kecamatan Palang dan Bancar memiliki pusat pendaratan ikan (PPI) yang berfungsi sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan kegiatan penunjang perikanan. Selain itu, di Kecamatan Jenu juga terdapat pelabuhan pengumpan.

 Banyaknya pelabuhan khusus di kecamatan pesisir Tuban mempengaruhi kondisi lingkungan terutama ekosistem laut.

 Penyediaan sumber energi lain seperti sumber tenaga surya memiliki potensi yang baik untuk digunakan pada kegiatan di kawasan pesisir tuban. Sebab hal ini didukung dengan kondisi geografis Kabupaten Tuban yang cenderung panas, sehingga sumber tenaga surya memiliki potensi utnuk dijadikan sebagai salah satu alternative tenaga listrik.

 Jumlah fasilitas pendidikan khususnya SMA/SMK dengan jurusan perikanan maupun pelayaran masih kurang guna mendukung kegiatan perikanan di Kabupaten Tuban. Masih terdapat kecamatan yang belum memiliki fasilitas pendidikan berupa SMA/SMK.  Meskipun Kecamatan Bancar memiliki

PPI (Pusat Pendaratan Ikan) sekaligus sebagai tem-pat pelelangan ikan, namun PPI Bulu Kecamatan Bancar ini masih belum beroperasi secara maksimal khususnya dalam proses pelelangan ikan.

 Jumlah fasilitas perdagangan khususnya pasar ikan masih belum memenuhi kebutuhan dalam pengembangan kegiatan perikanan di wilayah perencanaan.

 Belum terdapatnya system pengolahan limbah hasil pada produksi hasil perikanan.

 Banyaknya masyarakat pesisir yang menggu-nakan sungai dan tepi pantai sebagai tempat pembuangan sampah.  Masih terdapat masyarakat pesisir yang

melakukan aktifitas buang air besar di tepi laut.

 Terdapat beberapa MCK seperti di Kecamatan Bancar yang memiliki kondisi fisik kurang baik bahkan tidak dapat digunakan.

6 Ekonomi  Potensi perekonomian dari perikanan tangkap di kawasan minapolitan tinggi karena kelima kecamatan yang termasuk kedalam kawasan

minapolitan ini merupakan kecamatan pesisir, sehingga kawasan ini memiliki garis pantai yang panjang dan daerah tangkapan ikan yang luas.

 Potensi perekonomian dari perikanan budidaya cukup besar karena terdapat tambak, Tempat Pelelangan ikan, Tempat pembenihan ikan di wilayah penelitian.

 Tidak beroperasinya Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) pusat sehingga pemasaran hasil perikanan masih menyebar di TPI yang ada di kecamatan yang memiliki kapasitas pelayanan lebih rendah.

 Sebagian besar nelayan di wilayah studi merupakan buruh nelayan sehingga memiliki penghasilan yang cenderung rendah.

Sumber: hasil analisis, 2014

2.2.3Analisa SWOT (SWOT berdasarkan PEL, Strategi)

Table Analisis SWOT Subsektor Perikanan Kawasan Minapolitan Kabupaten Tuban

Kekuatan Kelemahan

 Sumberdaya manusia yang bekerja di bidang perikanan tinggi/memadai. 

(9)

 Sumberdaya alam yang tersedia melimpah dan mendukung.

 Memiliki TPI sebagai fasilitas penunjang kegiatan perikanan.

 Terdapat tempat pembenihan ikan.  Hasil produksi perikanan tinggi.

 Terdapat industry pengolahan ikan di beberapa kecamatan.

menimbulkan masalah overfishing.

 Penggunaan teknologi dalam pengelolaan sector perikanan masih kurang.

 Peralatan tagkap ikan belum memadai dan masih dilakukan dengan cara tradisional.  Rendahnya jumlah industry pengolahan hasil

perikanan.

 Kurangnya pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan ketrampilan dalam melakukan pengembangan perikanan di kolam dan tambak serta pengolahan hasil perikanan.

Peluang Ancaman

 Terdapat peraturan yang mendukung yakni rencana pengembangan kawasan minapolitan.

 Kerjasama antar wilayah untukmengembangkan potensi perikanan.  Permintaan terhadap ikan pada wilayah

dataran tinggi/wilayah yang membutuhkan pasokan ikan.

 Terdapat persaingan bisnis yang baik.  Adanya inovasi teknologi dalam proses

penangkapan dan pengolahan perikanan.  Kondisi social masyarakat yang baik.

 Dukungan masyarakat terhadap kegiatan usaha yang baik.

 Persaingan dalam proses penangkapan ikan.  Upah petani ikan masih rendah.

 Penggunaan teknologi baru tidak mempengaruhi kenaikan jumlah pendapatan.  Kondisi iklim dan cuaca yang tidak

mendukung untuk penangkapan ikan lepas pantai.

Sumber: hasil analisis, 2014 Strategi S-O

1. Penciptaan struktur ruang dan pola pemanfaatan lahan yang memperhatikan upaya pemeliharaan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna dan dalam koridor pembangunan manusia yang berkelanjutan.

2. Pengembangan entry-port pada masing-masing tempat pelelangan ikan sebagai bagian penting pemasaran komoditas-komoditas unggulan pada masing-masing wilayah dan kawasan unggulan. misalnya daerah yang memiliki keramba ikan, daerah yang memiliki kolam ikan dan nelayan pesisir (tepi pantai).

3. Pengembangan kawasan-kawasan strategis dan ekonomi khusus yang berbasiskan pada komoditas unggulan dan strategis untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Tuban.

4. Pengembangan kegiatan peneletian dibidang kelautan untuk mengembangkan potensi-potensi daerah setempat melalui pengembangan linkages.

5. Pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang berfokus kepada perikanan tangkap.

6. Pengembangan sector perikanan tangkap di wilayah pesisir yang berorientasi pada pengembangan sector perikanan dan kelautan yang berkelanjutan.

Strategi S-T

1. Pengembangan penelitian dan implementasi teknologi tepat guna dalam proses pengolahan hasil perikanan.

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi makro kawasan melalui pengemabangan kerjasama antar kabupaten/kota dalam menentapkan kawasan-kawasan andalan dan pengembangan ekonomi terpdau berbasiskan pada komoditas-komoditas unggulan subsector perikanan.

3. Pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Tuban dengan memperhatikan pengelolaan perikanan tangkap laut lepas melalui kerjasama lintas sector dan lintas wilayah administrasi.

(10)

1. Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi wilayah guna mendukung pengembangan kawasan minapolitan dan mendorong terciptanya functional linkages antar kawasan.

2. Pengembangan sumberdaya manusia untuk meningkatkan produktivitas hasil pengolahan perikanan dengan pengadaan pelatihan.

3. Pengembangan rencana pemanfaatan ruang yang memperhatikan aspek kerawanan bencana dengan mempertimbangkan kearifan local dan budaya setempat.

4. Pengembangan struktur ruang wilayah dan pola pemanfaatan lahan perikanan yang memperhatikan karakteristik daerah rawan bencana.

5. Pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi yang berbasiskan pada komoditas unggulan setempat dan mempergunakan teknologi tepat guna sebagai basis pengolahan kegiatan perikanan setempat.

Strategi W-T

1. Pengintegrasian pengembangan kawasan unggulan/strategis yang telah ditetapkan pada tingkat nasional dengan upaya mendorong pertumbuhan wilayah kawasan sekitar melalui skema corporate social responsibility/community development ataupun skema lain yang telah diadopsi daerah-daerah lain (PEMP-Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir).

2. Pengembangan pusat-pusat permukiman yang berbasiskan pada perikanan dengan komponen utama komoditas unggulan setempat yang didukung oleh sentra-sentra inkubasi bisnis pada masing-masing wilayah yang memiliki jenjang layanan regional (disesuaikan dengan arahan struktur ruang wilayah) yang dapat mendorong perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah.

3. Pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat setempat, terutama yang ada di wilayah pesisir melalui penguatan modal dengan pembinaan (industri besar membina industri kecil dan menengah agar menguntungkan kedua belah pihak).

4. Pengembangan pusat-pusat permukiman yang memadukan antara kawasan unggulan/strategis sektor perikanan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tuban.

III. Kesimpulan

Berdasarkan analisis LQ perikanan tangkap, dapat diketahui bahwa komoditas basis di Kecamatan Palang adalah Komoditas ikan bawal, tembang, laying, udang lain, tongkol komo, tongkol krai, tengiri, layur, petek, cucut lanyam, kakap merah, cumi-cumi, parang, kurisi, japuh, kuniran, dan komoditasikan gerot-gerot. Untuk komoditas basis di Kecamatan Tuban adalah komoditas ikan bawal, udang putih, udang lain, teri nasi, layur, pari kembang, pari kekeh, kakap merah, cumi-cumi, rajungan, kurisi, bloso, japuh, alu-alu, kuniran, sebelah, dan ikan lainnya. Untuk komoditas basis di Kecamatan Jenu adalah komoditas ikan laying, tongkol krai, tengiri, petek,pari kelelawar, pari kekeh, kurisi, alu-alu, sebelah, dan ikan lainnya. Untuk komoditas basis di Kecamatan Tambakboyo adalah komoditas ikan kembung, terinasi, tongkol komo, manyung, pari kembang, pari kelelawar, pari kekeh, rajungan, parang, bloso, alu-alu, kuniran, sebelah dan ikan lainnya. Untuk komoditas basis di Kecamatan Bancar adalah komoditas ikan kembung, selar, udang putih, tigawaja, manyung, pari

kembang, pari kelelawar, bloso, alu-alu, sebelah, dan ikan lainnya.

Berdasarkan analisis LQ perikanan buddaya, dapat diketahui bahwa komoditas basis di Kecamatan Palang adalah komoditas ikan tawes, mas, nila, ikan lain dan patin. Untuk komoditas basis di Kecamatan Tuban adalah komoditas ikan tawes dan mas. Untuk komoditas basis di Kecamatan Jenu adalah komoditas ikan tawes, mas, dan lele. Untuk komoditas basis di Kecamatan Tambakboyo adalah komoditas ikan tawes, mas, mujair, nila dan patin. Sedangkan untuk komoditas basis di Kecamatan Bancar adalah komoditas ikan lele, ikan lain dan gurami.

Arahan pengembangan ekonomi local yang diterapkan berdasarkan strategi hasil analisis antara lain:

(11)

 Pengembangan entry-port pada masing-masing tempat pelelangan ikan sebagai bagian penting pemasaran komoditas-komoditas unggulan pada masing-masing wilayah dan kawasan unggulan. misalnya daerah yang memiliki keramba ikan, daerah yang memiliki kolam ikan dan nelayan pesisir (tepi pantai).

 Pengembangan kawasan-kawasan strategis dan ekonomi khusus yang berbasiskan pada komoditas unggulan dan strategis untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Tuban.

 Pengembangan kegiatan peneletian dibidang kelautan untuk mengembangkan potensi-potensi daerah setempat melalui pengembangan linkages.

 Pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang berfokus kepada perikanan tangkap.

 Pengembangan sector perikanan tangkap di wilayah pesisir yang berorientasi pada pengembangan sector perikanan dan kelautan yang berkelanjutan.

 Pengembangan penelitian dan implementasi teknologi tepat guna dalam proses pengolahan hasil perikanan.  Mendorong pertumbuhan ekonomi makro

kawasan melalui pengemabangan kerjasama antar kabupaten/kota dalam menentapkan kawasan-kawasan andalan dan pengembangan ekonomi terpdau berbasiskan pada komoditas-komoditas unggulan subsector perikanan.

 Pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Tuban dengan memperhatikan pengelolaan perikanan tangkap laut lepas melalui kerjasama lintas sector dan lintas wilayah administrasi.

 Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi wilayah guna mendukung pengembangan kawasan minapolitan dan mendorong terciptanya functional linkages antar kawasan.

 Pengembangan sumberdaya manusia untuk meningkatkan produktivitas hasil pengolahan perikanan dengan pengadaan pelatihan.

 Pengembangan rencana pemanfaatan ruang yang memperhatikan aspek kerawanan bencana dengan mempertimbangkan kearifan local dan budaya setempat.

 Pengembangan struktur ruang wilayah dan pola pemanfaatan lahan perikanan

yang memperhatikan karakteristik daerah rawan bencana.

 Pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi yang berbasiskan pada komoditas unggulan setempat dan mempergunakan teknologi tepat guna sebagai basis pengolahan kegiatan perikanan setempat.

 Pengintegrasian pengembangan kawasan unggulan/strategis yang telah ditetapkan pada tingkat nasional dengan upaya mendorong pertumbuhan wilayah kawasan sekitar melalui skema corporate social responsibility/community development ataupun skema lain yang telah diadopsi daerah-daerah lain (PEMP-Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir).

 Pengembangan pusat-pusat permukiman yang berbasiskan pada perikanan dengan komponen utama komoditas unggulan setempat yang didukung oleh sentra-sentra inkubasi bisnis pada masing-masing wilayah yang memiliki jenjang layanan regional (disesuaikan dengan arahan struktur ruang wilayah) yang dapat mendorong perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah.

 Pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat setempat, terutama yang ada di wilayah pesisir melalui penguatan modal dengan pembinaan (industri besar membina industri kecil dan menengah agar menguntungkan kedua belah pihak).

 Pengembangan pusat-pusat permukiman yang memadukan antara kawasan unggulan/strategis sektor perikanan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tuban.

IV. Daftar Pustaka

Blakely, Edward J. (1994) Planning Local Economic Development (Theory and Practice). California, Sage Publications, Inc.

http://tubankab.bps.go.id

Oudejans Jan, H.M, 2006. Perkembangan Pertanian Di Indonesia. UGM Press, Yogyakarta.

(12)

Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Gambar

Gambar Grafik Pertumbuhan Produksi Perikanan Tahun 2011-2012 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab
tabel di bawah ini;
Table Potensi dan Masalah Aspek Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Tuban
Table Analisis SWOT Subsektor Perikanan Kawasan Minapolitan Kabupaten Tuban

Referensi

Dokumen terkait

Hendaklak kita lebih jeli dan lebih selektif dalam mensikapi budaya luar yang masuk kedalam budaya kita karena pengaruh tersebut akan sangat berpengaruh terhadap

Analisis ragam gabungan berdasarkan Singh dan Chaudhary (1979). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a.) Setiap genotipe memiliki kandungan antosianin yang berbeda, namun

Saran yang dapat diberikan penulis yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan aktif dari daun asam jawa yang mempunyai daya antibakteri dan

Hasil penjumlahan biomassa yang terdapat di atas permukaan lahan yang terdiri dari tumbuhan bawah, serasah, dan pohon menunjukkan bahwa potensi biomassa total

Dalam penelitian ini perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan- perusahaan perkebunan kelapa sawit yaitu PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (BSP), PT Tunas Baru Lampung Tbk

Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

:  Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan listrik statis dan dampaknya bagi kehidupan