• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan Tahun 2013"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU

BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

DI KLINIK ADINDA KARANG SARI MEDAN

TAHUN 2013

ITA SUSANTI

125102025

KARYA TULIS ILMIAH

(2)
(3)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINIDI KLINIK

ADINDA KARANG SARI MEDAN TAHUN 2013

ABSTRAKIta Susanti

Latar Belakang :Program inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan sekurang kurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal pada 1 jam kelahiran.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan tahun 2013.

Metodologi Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari - April 2013 di Klinik Adinda Karang Sari Medan.

HasilPenelitian: Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 60,4%, berpendidikan SLTA sebanyak 64,6%, memiliki anak 2 orang sebanyak 41,7%, memiliki pekerjaan IRT sebanyak 64,6%. Pada umumnya motivasi intrinsik responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 54,2%. Berdasarkan kebutuhan responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 47,9%. Berdasarkan harapan responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 60,4%. Berdasarkanminat responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 47,9%.Motivasi ekstrinsik responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 64,6%. Berdasarkan motif/dorongan responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 56,3%. Berdasarkan rangsangan responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 52,1%. Berdasarkan lingkungan responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 58,3%.

Kesimpulan dan saran : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dinisebagian besar dalam kategori cukup. Diharapkan bidan dapat meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini.

(4)

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan Tahun 2013”.

Shalawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik di Univesrsitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak dr.Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai penguji I Karya Tulis Ilmiah. 2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi

D-IV Bidan PendidikFakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Sekretaris Program Studi D-IV Bidan Pendidiksekaligus sebagai pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, bimbingan dan arahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

(5)

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi D-IV Bidan PendidikFakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada Ayahanda (almarhum) dan Ibunda, serta keluarga yang telah banyak memberi do’a dan motivasi, serta bantuan moril dan materi agar senantiasa sukses dalam meraih cita-cita dan harapan.

7. Kepada teman-teman seangkatan yang telah banyak membantu baik tenaga, pikiran dan pendapat.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaanKarya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, amin ya robbal ‘alamin.

Medan, 28 Juni 2013

(6)

halaman 1. Praktik Kebidanan... 4

2. Pendidikan Kebidanan... 5

3. Penelitian Kebidanan... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Defenisi... 6

2. Unsur – unsur Motivasi... 7

3. Fungsi Motivasi... 8

4. Motivasi dan Kebutuhan... 8

5. Jenis – jenis motivasi... 10

B. Inisiasi Menyusu Dini 1. Definisi ... 14

2. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini ... 14

3. LangkahInisiasi Menyusu Dini ... 16

4. Tahapan Inisiasi Menyusu Dini... 19

5. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini... 20

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN A. Kerangka Konsep... 23

B. Definisi Operasional... 24

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian... 26

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi... 26

2. Sampel... 26

(7)

E. Pertimbangan Etik... 28

F. Instrumen Penelitian... 28

G. Uji validitas dan reliabilitas 1. Validitas... 30

2. Reliabilitas... 30

H. Pengumpulan Data... 31

I. Pengolahan data... 31

J. Analisa Data... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden………. 33

2. Motivasi Intrinsik………. 34

3. Motivasi Ekstrinsik……….. 36

B. Pembahasan 1. Motivasi Intrinsik……….. 38

2. Motivasi Ekstrinsik………... 40

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan………. 43

B. Saran………... 44

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 :Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 5 : Balasan Surat Izin Penelitian Lampiran

Lampiran 6 : Jadwal Kegiatan

(9)

Halaman

(10)

Halaman Tabel 1 Karakteristik Ibu Bersalin yang Melaksanakan Inisiasi

Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan

Tahun 2013... 32 Tabel 2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi

Intrinsik dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu

Dini diKlinik AdindaKarang Sari Tahun 2013 ………. 33

Tabel 3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebutuhan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang

Sari Tahun 2013 ……… 34

Tabel 4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Harapan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang

Sari Tahun 2013 ……… 34

Tabel 5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Minat dalam

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang

Sari Tahun 2013 ……… 35

Tabel 6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi Ekstrinsik dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu

Dini diKlinik AdindaKarang Sari Tahun 2013……….. 35

Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Motif/dorongan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang

Sari Tahun 2013 ……… 36

Tabel 8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Rangsangan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang

Sari Tahun 2013 ……… 36

(11)

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang

(12)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Upaya membangun manusia harus dimulai sedini mungkin yakni sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) sedini mungkin. Pemberian ASI sedini mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan (Depkes RI, 2002).

Inisiasi menyusui dini (early initation) atau menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2007).

(13)

Menurut Roesli (2007), dari hasil penelitian luar dan dalam negeri tersebut, ternyata inisiasi menyusu dini tidak hanya menyukseskan pemberian asi eklusif. Lebih dari itu, terlihat hasil yang nyata yaitu menyelamatkan nyawa bayi.

Faktanya dalam satu tahun, empat juta bayi berusia 28 hari meninggal. Jika semua bayi di dunia segera setelah lahir diberi kesempatan menyusu sendiri dengan membiarkan kontak kulit ibu ke kulit bayi setidaknya selama satu jam, maka satu juta nyawa bayi ini dapat diselamatkan (Roesli, 2007).

Mc.Donald (1959) merumuskan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2008).

Terdapat dua jenis motivasi yang mempengaruhi ibu bersalin dalam

melaksanakan inisiasi menyusu dini, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik ibu yaitu

kebutuhan, harapan dan minat. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah

motif/dorongan, rangsangan dan lingkungan (Taufik, 2007).

(14)

bukti ilmiah baru yang menyatakan bahwa jika semua wanita mulai menyusu dalam satu jam setelah bayi lahir, dapat dicegah kematian satu juta bayi baru lahir. WHO dan 17UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini (early lact on) sebagai tindakan life saving, karena Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan.

Hasil penelitian Musrifah (2010 dalam jurnal, ¶ 5), bahwa pada kenyataannya sebagian besar (70 %) ibu-ibu bersalin mempunyai motivasi rendah untuk melaksanankan Inisiasi Menyusu Dini pada bayinya. Hasil wawancara menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan sikap/motivasi ibu yang rendah untuk menyusui diantaranya karena faktor nyeri dan kelelahan pasca melahirkan, dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya inisiasi menyusu dini.

Menurut Putri (2009, dalam jurnal, ¶ 7), pada tahun 1993 penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi inisiasi menyusu dini dilakukan oleh Pandit, Yeshwanth, dan Albuquerque di India. Penelitian ini dilatarbelakangi menurunnya praktek pemberian ASI di India, dengan jumlah sampel 100 wanita yang baru saja melahirkan. Faktor yang dicakup dalam studi mereka adalah umur, jumlah anak lahir (paritas), cara kelahiran, pendidikan dan status sosial ekonomi.

(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Apa saja faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui faktor-faktor motivasi intrinsikyang ditinjau dari aspek kebutuhan.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor motivasi intrinsikyangditinjau dari aspekharapan.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor motivasi intrinsikyang ditinjau dari aspek minat.

d. Untukmengetahuifaktor-faktor motivasi ekstrinsikyang ditinjau dari aspek motif/dorongan.

e. Untukmengetahuifaktor-faktor motivasi ekstrinsikyang ditinjau dari aspek rangsangan.

(16)

1. Praktik Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan bidan dapat meningkatkan motivasiibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini.

2. Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah tentang faktor–faktor yang mempengaruhi motivasi ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini.

3. Penelitian Kebidanan

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Defenisi

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan), berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2007).

Mc.Donald (1959) merumuskan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2008).

Menurut Sardiman (2007), motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keinginan, dorongan atau daya penggerak yang terdapat pada diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan.

(18)

ada di dalam diri ibu untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir, guna mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Unsur – unsur Motivasi

Mc.Donald dalam Sardiman (2007), mengemukakan bahwa motivasi mengandung tiga elemen penting, yaitu :

a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological”yang ada pada organism manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

3. Fungsi Motivasi

Menurut Hamalik (2008), motivasi memiliki tiga fungsi, yaitu :

(19)

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

4. Motivasi dan Kebutuhan

Seseorang melakukan aktivitas itu didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis, maupun psikologis. Dengan demikian, dapatlah ditegaskan bahwa motivasi akan selalu berkait dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan(Sardiman , 2007).

Menurut Sanjaya (2011), Maslow mengurutkan kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat. Individu akan merasa puas memenuhi kebutuhan pada taraf tertentu, manakala pada taraf sebelumnya kebutuhan itu telah terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan fisiologis

(20)

b. Kebutuhan keamanan (security)

Yaitu kebutuhan rasa terlindungi, bebas dari rasa takut dan kecemasan, serta bebas dari masalah kesehatan atau penyakit.

c. Kebutuhan sosial

Yaitu kebutuhan akan cinta kasih, seperti rasa diterima oleh kelompok, perasaan dihargai dan dihormati oleh orang lain. Ibu yang melaksanakan inisiasi menyusu dini, termotivasi karena ibu sering berkumpulmenghadiri posyandu pada saat kehamilan, sehingga sering mendapatkan informasi tentang inisiasi menyusu dini.

d. Kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri

Yaitu kebutuhan berprestise yang erat dengan kebutuhan untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya baik dalam bidang pengetahuan, sosial dan lain sebagainya. Ibu termotivasi melaksanakan inisiasi menyusu dini karena sudah berminat sejak kehamilan, dengan tujuan memperoleh bayi yang sehat.

5. Jenis - jenis Motivasi

Menurut Sardiman (2007), ada dua jenis motivasi yaitu : a. Motivasi Intrinsik

Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh, seorang ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini tanpa ada yang menyuruh atau mendorongnya.

(21)

1) Kebutuhan (need)

Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai keinginan, dan keinginan ini menimbulkan kebutuhan yang perlu dipenuhi. Keinginan atau kebutuhan ini bersifat terus menerus dan selalu meningkat. Kebutuhan yang telah terpenuhi (dipuaskan), mempunyai pengaruh untuk menimbulkan keinginan atau kebutuhan lain dan yang lebih meningkat. Kebutuhan manusia tersebut tampaknya berjenjang atau bertingkat-tingkat. Tingkatan tersebut menunjukkan urutan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu waktu tertentu. Satu motif yang lebih tinggi tidak akan dapat mempengaruhi atau mendorong tindak seseorang, sebelum kebutuhan dasar terpenuhi. Dengan kata lain, motif-motif yang bersifat psikologis tidak akan mendorong perbuatan seseorang, sebelum kebutuhan dasar (biologis) terpenuhi. Kebutuhan yang satu dengan yang lain saling kait mengkait, tetapi terlalu dominan keterkaitan tersebut. Misalnya motivasi ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena suatu kebutuhan untuk meningkatkan produksi ASI (Notoatmodjo, 2007). 2) Harapan (expectancy)

(22)

3) Minat

Yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat dan dekat dengan hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Minat dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi suatu aktivitas. Hal ini dapat dikaitkan dengan minat ibu yang tinggi untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ibu menyadari pentingnya inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir (Slameto, 2003).

b. Motivasi Ekstrinsik

Yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik, yaitu sebagai berikut : 1) Motif (motive) atau dorongan (drive)

(23)

bebas dari masalah kesehatan. Sedangkan motif sekunder, misalnya ibu termotivasi karena dorongan dari tenaga kesehatan, suami, keluarga atau orang terdekat. Atau berdasarkan pengalaman persalinan yang lalu, dengan inisiasi menyusu dini dapat mengurangi nyeri persalinan (Notoatmodjo, 2007).

2) Rangsangan (incentive)

Agar seseorang bersedia untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan, terkadang perlu untuk memberikan perangsang (incentive).Dalam motivasi, perangsang ini dibagi menjadi dua, yaitu perangsang positif (memberikan suatu imbalan) dan perangsang negative (memberikan hukuman). Perangsang positif disini dimaksudkan adalah memberikan suatu imbalan yang dapat menyenangkan bagi seseorang yang memiliki suatu prestasi. Rangsangan positif ini banyak macamnya, diantaranya hadiah, pengakuan, atau melibatkan orang tersebut pada kegiatan yang bernilai gengsi yang lebih tinggi. Sedangkan perangsang negatif yaitu imbalan yang tidak menyenangkan berupa hukuman bagi orang yang tidak melakukan atau berbuat seperti apa yang diinginkan. Jenis perangsang bersifat negatif ini misalnya teguran, ancaman dan lain sebagainya. Misalnya ibu termotivasi melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ingin bayinya mendapatkan kekebalan pasif melalui kolostrum, atau merasa takut bayinya akan terinfeksi oleh berbagai penyakit jika ia tidak malaksanakan inisiasi menyusu dini (Taufik, 2007). 3) Lingkungan

(24)

laku yang baik maupun tidak baik. Misalnya media (cetak atau elektronik), dan orang-orang yang ada di lingkungannya (Hamalik, 2008).

Menurut Putri (2009) dalam jurnal ilmiah, sikap ibu bersalin untuk menerapkan inisiasi menyusu dini terbentuk setelah adanya paparan informasi mengenai inisiasi menyusu dini baik melalui media cetak maupun media elektronik.

B. Inisiasi Menyusu Dini

1. Definisi

Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui (Roesli, 2008).

(25)

2. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Wiknjosastro (2008), keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi Ibu dan Bayi antara lain yaitu :

a. Keuntungan kontak kulit ke kulit untuk bayi 1) Optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi 2) Kontak kulit ke kulit dan IMD akan :

a) menstabilkan pernapasan.

b) mengendalikan temperature tubuh bayi.

c) memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik.

d) mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif. e) meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali ke berat lahirnya dengan

lebih cepat).

f) meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi. g) bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.

h) menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.

i) bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan kejadian ikterus BBL.

j) kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya.

b. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini untuk Ibu

1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada Ibu a) Oksitosin :

(26)

(2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI. (3) Keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi.

(4) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitasi kelahiran plasenta dan pengalihan rasa nyeri dari berbagai prosedur pascapersalinan lainnya.

b) Prolaktin

(1) Meningkatkan produksi ASI.

(2) Membantu ibu mengatasi stres terhadap berbagai rasa kurang nyaman. (3) Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusu.

(4) Menunda ovulasi.

c. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini untuk Bayi

1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat kolostrum segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

2) Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.

3) Meningkatkan kecerdasan.

4) Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan napas 5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.

6) Mencegah kehilangan panas.

3. Langkah Inisiasi Menyusu Dini

Langkah 1 : Lahirkan, lakukan penilaian bayi, keringkan. a. Saat bayi lahir, catat waktu kelahiran.

b. Kemudian letakkan bayi di perut bawah ibu.

(27)

d. Bila tidak perlu resusitasi, keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Setelah kering, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat di klem.

e. Hindari mengeringkan tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi juga membantunya mencari putting ibunya yang berbau sama.

f. Lender cukup dilap dengan kain bersih. Pengisapan lender didalam mulut atau hidung bayi dapat merusak selaput lender dan meningkatkan resiko infeksi pernapasan.

g. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal) kemudian suntikkan Intramuskular 10 UI oksitosin pada ibu. Jaga bayi tetap hangat.

Langkah 2 : Lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling sedikit satu jam.

a. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi harus berada diantara payudara ibu, tapi lebih rendah dari putting.

b. Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi. c. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit satu jam.

Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Bila perlu letakkan bantal di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual antara ibu dan bayi. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi Menyusu Dini dalam waktu 30-60 menit. d. Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu sebelum bayi menyusu.

(28)

Langkah 3 : Biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu dan mulai meyusu.

a. Biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai menyusu.

b. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi upaya bayi untuk menyusu, misalnyamemindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.

c. Menunda semua asuhan BBL lahir normal lainnya hingga bayi selesai menyusu. Tunda memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya hipotermia.

d. Usahakan tetap menempatkan ibu dan bayi diruang bersalin hingga bayi selesai menyusu.

e. Segera setelah BBL selesai menghisap, bayi akan berhenti menelan dan melepaskan putting. Bayi dan ibu akan merasa mengantuk. Bayi kemudian diselimuti dengan kain bersih, lalu lakukan penimbangan dan pengukuran bayi, mengoleskan salep antibiotika pada mata bayi dan memberikan suntikan vitamin K1.

f. Jika bayi belum melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam waktu satu jam, posisikan bayi lebih dekat dengan putting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya.

g. Jika bayi masih belum melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan BBL (pemberian antibiotika salep mata dan vitamin K1), dan kemudian kembalikan

bayi kepada ibu untuk menyusu.

(29)

terasa dingin saat disentuh, buka pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu sampai bayi hangat kembali.

i. Satu jam kemudian. Berikan bayi di ruangan yang sama. Letakkan kembali bayi dekat dengan ibu sehingga mudah terjangkau dan bayi bisa menyusu sesering keinginannya.

4. Tahapan Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Roesli (2008), dalam Inisiasi Menyusu Dini melalui 5 (lima) tahapan prilaku sebelum bayi menyusu, yakni :

a. Dalam 30 menit pertama, stadium istirahat / diam dalam keadaan siaga. Bayi diam tidak bergerak, sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke luar kandungan. b. Antara 30-40 menit, mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium,

menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan air ketuban yang ada ditangannya. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. c. Mengeluarkan air liur, saat menyadari ada makanan disekitarnya bayi mulai

mengeluarkan air liurnya.

d. Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangan yang mungil. e. Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan

(30)

5. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Roesli (2008), Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi yaitu :

a. Bayi kedinginan.

Berdasarkan Penelitian dr Niels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1°C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1°C. Jika bayi kedinginan suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi.

b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya.

Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.

c. Tenaga kesehatan kurang tersedia.

Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat menjalankan tugas. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberikan dukungan pada Ibu.

d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.

Dengan bayi diatas ibu, ibu dapat dipindahkan keruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini. e. Ibu harus dijahit.

Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudarayang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.

(31)

g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur.

Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix (zat lemak putih yang melekat pada bayi) meresap,melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu dini selesai.

h. Bayi kurang siaga.

Pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bounding (ikatan kasih sayang).

i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan prelaktal).Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.

j. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi bayi.

(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2010).

Penelitian ini hanya ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik dan ekstrinsik ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini.Kerangka konsep yang digunakan adalah sebagai berikut.

Intrinsik

Keterangan :

: Area yang diteliti

: Area yang tidak diteliti

Skema 1. Kerangka Konsep Intrinsik :

- Kebutuhan - Minat - Harapan

Ekstrinsik :

-Motif/dorongan

-Rangsangan

-Lingkungan

Motivasi

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu

(33)

B. DEFENISI OPERASIONAL

No Variabel Penelitian

Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur dalam diri ibu untuk melaksanakan dini tanpa ada yang menyuruh.

2. Cukup, jika benar 56-75 % (11-20 soal).

3. Kurang, jika benar 40-55 % (< 11 soal).

1. Baik, jika benar 76-100% (7-10 soal).

2. Cukup, jika benar 56-75 % (4-6 soal).

3. Kurang, jika benar 40-55 % (<4 soal). 1. Baik, jika benar

76-100% (7-10 soal).

2. Cukup, jika benar 56-75 % (4-6 soal).

3. Kurang, jika benar 40-55 % (<4 soal). 1. Baik, jika benar

76-100% (7-10 soal).

2. Cukup, jika benar 56-75 % (4-6 soal).

(34)

-Motivasi

2. Cukup, jika benar 56-75 % (11-20 soal).

3. Kurang, jika benar 40-55 % (< 11 soal).

1. Baik, jika benar 76-100% (7-10 soal).

2. Cukup, jika benar 56-75 % (4-6 soal).

3. Kurang, jika benar 40-55 % (< 4 soal).

1. Baik, jika benar 76-100% (7-10 soal).

2. Cukup, jika benar 56-75 % (4-6 soal).

3. Kurang, jika benar 40-55 % (< 4 soal).

1. Baik, jika benar 76-100% (7-10 soal).

2. Cukup, jika benar 56-75 % (4-6 soal).

(35)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang melaksanakan inisiasi menyusu dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan yaitu sebanyak 55 orang dari Oktober – Desember 2012.

2. Sampel

Adapun teknik yang diambil dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposivesampling,yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, dengan kriteria sampel :

a) Ibu bersalin yang melaksanakan inisiasi menyusu dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan

(36)

�= N 1 + N(d)²

= 55

1 + 55(0,05)²

=

55

1,1375

= 48

Keterangan :

N = besar populasi

n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Adinda Karang Sari Medan. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April 2013.

E. Pertimbangan Etik

(37)

dan memahami maksud dan tujuan penelitian yaitu data-data yang diperoleh dari responden semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan, maka secara sukarela responden menandatangani lembar persetujuan dan pengisisan kuesioner, dan membagikan kuesioner serta menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada tekanan ataupun paksaan. Peneliti menghormati hak responden untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode tanpa mencantumkan nama responden. Dalam membagikan kuesioner, peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.

F. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Data demografi berisi umur, pendidikan, paritas dan pekerjaan.

2. Kuesioner tentang motivasi ibu sebanyak 60 pertanyaan yang dibagi menjadi :

a. Pertanyaan motivasi intrinsik sebanyak 30 pertanyaan yaitu kebutuhan sebanyak 10 pertanyaan, harapan sebanyak 10 pertanyaan, dan minat sebanyak 10 pertanyaan. Jika menjawab ya nilai 1, menjawab tidak nilai 0.

b. Pertanyaan motivasi ekstrinsik sebanyak 30 pertanyaan yaitu dorongan sebanyak 10 pertanyaan, lingkungan 10 pertanyaan, dan rangsangan sebanyak 10 pertanyaan. Jika menjawab ya nilai 1, jika menjawab tidak nilai 0.

(38)

i = rentang

banyaknya kelas

i

=

30

3

i = 10

Sesuai dengan Arikunto (2010), pertanyaan tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik, jika jawaban responden ya nilai 1, jika tidak nilai 0. Hasil ukur motivasi responden yaitu :

1. Baik : jika responden memperoleh nilai 21 – 30 (76% - 100%). 2. Cukup : jika responden memperoleh nilai 11 – 20 (56% - 75%). 3. Kurang : jika responden memperoleh nilai < 11(40% - 55 %).

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur untuk mengukur aspek yang perlu diukur. Semakin tinggi validitas suatu alattest tersebut maka semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur (Notoadmodjo, 2010).

(39)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2008). Uji reliabilitas dilakukan pada 22 orang sampel di Klinik Adinda Karang Sari Medan yang mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Reliabilitas instrument dilakukan dengan test cronbach alfadengan koefisien reliabilitas untuk instrument motivasi ibu bersalin α = 0,78. Hal ini dapat diterima sesuai dengan pendapat Polit dan Hungler (1995), yang menyatakan bahwa suatu instrument baru reliabel jika nilai reliabilitas lebih dari 0,70.

H. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang telah dilakukan adalah dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Utara, kemudian mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian kepada pimpinan Klinik Adinda Karang Sari Medan. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu bersalin yang melaksanakan inisiasi menyusu dini sesuai dengan kriteria penelitian. Selanjutnya peneliti menemui responden di tempat penelitian.

(40)

peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut dan mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner.

I. Pengolahan Data

Menurut Budiarto (2003), setelah dilakukan pengumpulan data, maka selanjutnya data tersebut akan diolah dengan cara sebagai berikut :

a. Editing, yaitu melakukan pengecekan terhadap hasil pengisian meliputi kelengkapan identitas dan jawaban yang diberikan responden.

b. Coding, yaitu memberikan kode berupa nomor pada setiap kuesioner yang diisi responden.

c. Transfering, yaitu memindahkan jawaban responden ke dalam bentuk tabel.

d. Tabulating, yaitu mengelompokkan jawaban responden berdasarkan kategori yang telah dibuat berdasarkan variabel dan sub variabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.

J. Analisis Data

(41)

% 100 x n

f P=

Keterangan : P = Persentase

f = Frekuensi teramati

(42)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Tabel 1

Karakteristik Ibu Bersalin yang Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan Tahun 2013

(43)

Berdasarkan tabel 1 di atas, diperoleh hasil sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 60,4 %, berpendidikan SLTA sebanyak 64,6%, memiliki anak 2 orang sebanyak 41,7 %, dan memiliki pekerjaan IRT sebanyak 64,6 %.

2. Motivasi Intrinsik

Tabel 2

Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi Intrinsik dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Tahun 2013

No. Motivasi IntrinsikFrekuensiPersentase(%)

1. Baik1531,3 2. Cukup2654,2 3. Kurang714,6

Total48100,0

Berdasarkan tabel 2 di atas, diperoleh hasil motivasi intrinsik responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 54,2%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 14,6%.

a. Kebutuhan

Tabel 3

Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi Intrinsik Berdasarkan Kebutuhan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang

Sari Tahun 2013

No. Motivasi IntrinsikFrekuensiPersentase(%) Berdasarkan Kebutuhan

1. Baik1429,2 2. Cukup2960,4 3. Kurang 5 10,4

(44)

Berdasarkan tabel 3 di atas, diperoleh hasil motivasi intrinsik responden berdasarkan kebutuhan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 47,9%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 10,4%.

b. Harapan

Tabel 4

Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi Intrinsik Berdasarkan Harapan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di KlinikAdinda Karang Sari

Tahun 2013

No. Motivasi IntrinsikFrekuensiPersentase(%) Berdasarkan Harapan

1. Baik 20 41,7 2. Cukup2347,9

3. Kurang5 10,4 Total48100,0

Berdasarkan tabel 4 di atas, diperoleh hasil motivasi intrinsik responden berdasarkan harapan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 47,9%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 10,4%.

c. Minat

Tabel 5

Distribusi Jawaban Responden TentangMotivasi Intrinsik Berdasarkan Minat dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda

Karang Sari Tahun 2013

No. Motivasi IntrinsikFrekuensiPersentase(%) BerdasarkanMinat

1. Baik2041,7

2. Cukup23 47,9 3. Kurang5 10,4

(45)

Berdasarkan tabel 5 di atas, diperoleh hasil motivasi intrinsik responden berdasarkan minat dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 47,9%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 10,4%.

3. Motivasi Ekstrinsik

Tabel 6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi Ekstrinsik dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Tahun 2013

No. Motivasi EkstrinsikFrekuensiPersentase(%)

1. Baik 9 18,8 2. Cukup 31 64,6 3. Kurang 8 16,7

Total48100,0

Berdasarkan tabel 6 di atas, diperoleh hasil motivasi ekstrinsik responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 64,6%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 16,7%.

a. Motif/dorongan

Tabel 7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Motif/dorongan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda

Karang Sari Tahun 2013

No. Motivasi Ekstrinsik FrekuensiPersentase(%) Berdasarkan Motif/dorongan

1. Baik14 29,2 2. Cukup2756,3

(46)

Berdasarkan tabel 7 di atas, diperoleh hasilmotivasi ekstrinsik responden berdasarkan motif/dorongandalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 56,3%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 14,6%.

b. Rangsangan

Tabel 8

Distribusi Jawaban Responden Tentang Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Rangsangan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari

Tahun 2013

No. Motivasi EkstrinsikFrekuensiPersentase(%) BerdasarkanRangsangan

1. Baik 17 35,4 2. Cukup2552,1

3. Kurang6 12,5 Total48100,0

Berdasarkan tabel 8 di atas, diperoleh hasilmotivasi ekstrinsik responden berdasarkan rangsangan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 52,1%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 12,5%.

c. Lingkungan

Tabel 9

Distribusi Jawaban Responden TentangMotivasi Ekstrinsik Berdasarkan Lingkungan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari

Tahun 2013

No. Motivasi EkstrinsikFrekuensiPersentase(%) Berdasarkan Lingkungan

1. Baik13 27,1 2. Cukup2858,3

(47)

Berdasarkan tabel 9 di atas, diperoleh hasilmotivasi ekstrinsik responden berdasarkan lingkungan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 58,3%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 14,6%.

B. Pembahasan

1. Motivasi intrinsik

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi intrinsik responden dalam kategori cukup sebanyak 54,2%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 14,6%.

Menurut Sardiman (2007), motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu kebutuhan, harapan dan minat.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Musrifah (2011), banyak faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi serta sikap ibu untuk memberikan inisiasi menyusu dini setelah melahirkan,diantaranya keadaan umum ibu setelah melahirkan baik fisik maupunpsikologis. Faktor kelelahan dan rasa nyeri setelah melahirkan merupakanalasan yang paling sering ditemukan.

(48)

menyusu dini karena merasa adanya suatu kebutuhan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sardiman (2007), pada hakikatnya seseorang melakukan aktivitas itu didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia.

Harapan ibu dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 47,9%.Dalam hal ini harapan dan motivasi saling berkaitan untuk mencapai keberhasilan inisiasi menyusu dini sesuai yang diharapkan, maka dari itu harapan ibu dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi oleh tenaga kesehatan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Pada umumnya harapan timbul karena seseorang dimotivasi untuk mencapai tujuan atau keinginan tertentu. Apa yang diharapkan seseorang seyogianya adalah harapan-harapan yang realistis yang dapat dicapai, untuk itu seseorang dimotivasi oleh karena adanya harapan dan pencapaian kepada keberhasilan (Taufik, 2007).

(49)

2. Motivasi Ekstrinsik

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, motivasi ekstrinsik responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini menunjukkan sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 64,6%, dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 16,7%.

Menurut Sardiman (2007), motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar.

Dari 15 pertanyaan tentang motivasi ekstrinsik yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu motif/dorongan, rangsangan dan lingkungan dengan masing-masing 10 pertanyaan. Terlihat bahwa motivasi ekstrinsik ibu berdasarkanmotif/dorongandalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 56,3%. Motif/dorongan kepada ibu untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini dapat ditingkatkan oleh tenaga kesehatan sendiri, suami, keluarga ataupun orang terdekat lainnya. Karena selain motif/dorongan yang sudah ada pada diri ibu, juga perlu adanya dorongan dari luar khususnya dari orang-orang yang terdekat dengan ibu, karena hal ini dapat memicu motivasi ibu dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sehingga keberhasilaninisiasi menyusu dini dapat dicapai sesuai yang diharapkan. Hal ini dapat diterima sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007), yakni motivasi seseorang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain. Oleh karena itu motif ini sering disebut motif sosial atau motif sekunder.

(50)

Rangsanganibu dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 52,1%. Motivasi ibu dapat ditingkatkan melalui pemberian rangsangan. Pemberian rangsangan tersebut dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan pada saat konseling pada pemeriksaan Antenatal Care (ANC), dengan memberitahukan berbagai manfaat yang dapat diperoleh ibu maupun bayi melalui proses inisiasi menyusu dini, sehingga pada saat proses persalinan ibu sudah termotivasi untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini seperti yang diharapkan. Sebagaimana teori yang diungkapkan oleh Taufik (2007), agar seseorang bersedia untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan, terkadang perlu untuk memberikan perangsang (incentive).

(51)
(52)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 60,4 %, berpendidikan SLTA sebanyak 64,6 %, memiliki anak 2 orang sebanyak 41,7 %, memiliki pekerjaan IRT sebanyak 64,6 %.

2. Motivasi intrinsik responden berdasarkan kebutuhan responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 47,9%.

3. Motivasi intrinsik responden berdasarkan harapan responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak

4. Motivasi intrinsik responden berdasarkan minat responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak

5. Motivasi ekstrinsik responden berdasarkan motif/dorongan responden dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 6. Motivasi ekstrinsik responden berdasarkan rangsangan responden dalam

pelaksanaan inisiasi menyusu dini sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 7. Motivasi ekstrinsik responden berdasarkan lingkungan responden dalam

(53)

B. Saran

1. Praktik Kebidanan

Diharapkan bidan dapat melaksanakan program inisiasi menyusu dini sebagaimana yang diharapkan. Keberhasilan program tersebut dapat dilaksanakan melalui peningkatan motivasi ibu berdasarkan aspek kebutuhan, harapan dan minat, serta motivasi ekstrinsik ibu bersalin berdasarkan aspek motif/dorongan, rangsangan dan lingkungan.

2. Pendidikan Kebidanan

Diharapkan mahasiswa kebidanan dapat memahami teori tentang motivasi ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini, agar pada praktiknya mahasiswa dapat meningkatkan motivasi ibu bersalin dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini sehingga keberhasilan program inisiasi menyusu dini dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

3. Penelitian Kebidanan

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Budiarto, E. (2003). Metodologi penelitian kedokteran : Sebuah pengantar, Jakarta : EGC.

Hamalik, O.(2008). Kurikulum dan pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara.

Maryunani, A.(2009). Asuhan pada ibu dalam masa nifas (post partum), Jakarta : Trans Info Media.

Musrifah, A. (2011). Gambaran pemberian inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir di bidan praktek swasta enny juniati surabaya. (diakses tanggal 06 November 2012).

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

_____________, (2007).Promosi kesehatan : Teori dan aplikasi, Jakarta :Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan ilmu metodologi penelitian ilmu keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Polit D.E. & Hungler, B.P. (1995). Nursing research : Principles and Methods. (5 th ed). Philadelphia : J.B Lippincot Company.

Putri, R, I. (2009). Pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir di puskesmas mangarombang kabupaten takalar.(diakses tanggal 06 November 2012).

Roesli, U. (2008). Inisiasi menyusu dini, Jakarta : Pustaka Bunda.

Sanjaya, W. (2011), Kurikulum dan pembelajaran, Jakarta : Kencana.

Sardiman, A, M. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta : RajaGrafindo Persada.

(55)

Taufik, M. (2007). Prinsip – prinsip promosi kesehatan dalam bidang keperawatan untuk perawat dan mahasiswa keperawatan, Jakarta : Infomedika.

Wiknjosastro. (2008). Asuhan persalinan normal dan inisiasi menyusu dini, Jakarta : JNPK – KR.

(56)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama saya Ita Susanti, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini”.

Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui (Roesli, 2008).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Faktor – faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada Ibu/Sdra/Sdri tentang :

a. Data demografi seperti umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Wawancara akan kami lakukan sekitar 30 menit.

(57)

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu/sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Ita Susanti

Alamat : Jl. Antariksa, karang sari, gang palem, no 32 f. Medan polonia. No. HP : 082364165209

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu/Sdra/Sdri yang telah ikut berpatisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu/Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu/Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, Januari 2013 Peneliti

(58)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini”.

Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Januari 2013

(59)

Lampiran 2

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

No. Responden : Petunjuk Pengisian :

1. Semua pertanyaan dalam kuesioner ini harus dijawab.

2. Berilah tanda checklist ( √ ) pada kotak yang telah disediakan dan isilah titik – titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab.

3. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai dengan keadaan ibu.

Pertnyaan :

1. Umur : < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun

Lainnya, . . .

2. Pendidikan :

SD SLTP SLTA Perguruan tinggi

Lainnya, . . .

3. Jumlah anak ; 1 orang 2 orang > 2 orang >5orang Lainnya, . . . . . . .

4. Pekerjaan : IRT Pegawai swasta

PNS Wiraswasta

(60)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan berikut dengan cara memberi tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban yang telah disediakan.

No Pernyataan Jawaban Skor

Ya Tidak

MOTIVASI INTRINSIK A.Kebutuhan

1 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ingin mencegah perdarahan pascapersalinan. 2 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini untuk

menstabilkan pernafasan bayi.

3 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini untuk meningkatkan produksi ASI.

4 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini untuk meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

5 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini untuk mengurangi stress dalam persalinan.

6 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar bayi tidak lapar.

7 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini untuk meningkatkan kenyamanan selama proses persalinan.

8 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini untuk mengendalikan temperatur tubuh bayi.

(61)

10 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi.

B. Harapan

11 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar bayi terlindung dari infeksi penyakit.

12 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar bayi tidak mudah sakit.

13 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar dapat meningkatkan jalinan kasih sayang dengan bayinya.

14 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar bayi tidak kehilangan panas.

15 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.

16 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar bayi mendapat kolostrum (ASI pertama).

17 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar bayi lebih cepat mengeluarkan mekonium (BAB pertama setelah lahir).

18 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar bayi mempunyai pola tidur yang lebih baik. 19 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar

bayi tidak kuning.

20 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini agar bayi terampil menghisap.

C. Minat

21 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena keinginan ibu sendiri.

(62)

23 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena sangat bermanfaat baik untuk ibu maupun bayi. 24 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini tanpa

ada yang menyuruh.

25 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena panggilan jiwa.

26 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena minat ibu sendiri.

27 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena merasa tertarik untuk melakukannya.

28 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini tanpa dorongan dari tenaga kesehatan.

29 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini sendiri tanpa dukungan dari keluarga.

30 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini tanpa paksaan dari siapapun.

MOTIVASI EKSTRINSIK

A. Motif/Dorongan

31 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena keinginan ibu sendiri, agar bayinya sehat dan bebas dari infeksi penyakit.

32 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena berdasarkan pengalaman yang lalu, dapat mengurangi nyeri persalinan.

33 Suami ibu mendukung ibu untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini pada bayi.

34 Tenaga kesehatan menganjurkan agar ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini.

35 Keluarga memberikan dorongan agar ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini.

(63)

37 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena paksaan oleh tenaga kesehatan.

38 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena dukungan suami.

39 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini sendiri tanpa dukungan dari siapapun.

40 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena berdasarkan pengalaman yang lalu, dapat mengurangi resiko perdarahan.

B. Rangsangan

41 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ingin bayinya mendapat kekebalan terhadap penyakit.

42 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ingin bayinya cerdas.

43 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ingin meningkatkan berat badan bayi.

44 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena takut bayi terinfeksi penyakit.

45 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena takut bayi kekurangan zat gizi.

46 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ingin bayinya tumbuh sehat.

47 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ingin bayinya mendapat imunisasi melalui kolostrum.

48 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena ingin mengurangi nyeri persalinan.

49 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena takut bayinya kedinginan.

(64)

C. Lingkungan

51 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena sudah mengetahui manfaatnya melalui siaran radio atau televisi.

52 Ibu menyadari pentingnya inisiasi menyusu dini setelah membaca majalah.

53 Tetangga ibu menjelaskan manfaat melaksanakan inisiasi menyusu dini.

54 Orang – orang disekitar ibu sering memberikan informasi agar ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini pada saat persalinan.

55 Tetangga ibu memaksa ibu agar melaksanakan inisiasi menyusu dini.

56 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena tertarik melihat video inisiasi menyusu dini. 57 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena

sering mendapat informasi dari bidan pada saat pemeriksaan kehamilan.

58 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena karena sering mendapat informasi di posyandu. 59 Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini karena

telah mengetahui manfaatnya dari pengalaman teman.

(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

Nama : Ita Susanti

Nim : 125102025

Tempat/Tanggal Lahir : Padang Panyang, 25 Maret 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 4 dari 4 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Padang Panyang, Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

B. Riwayat Keluarga

1. Nama Ayah : Alm. Sulaiman Pekerjaan : -

2. Nama Ibu : Mariani Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Padang Panyang, Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

C. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1996 - 2002 : SD Negeri Inti Padang Panyang. 2. Tahun 2002 - 2005 : SMP Negeri 1 Padang Panyang. 3. Tahun 2005 - 2008 : SMA Negeri 1 Meulaboh.

4. Tahun 2008 - 2011 : Prodi Kebidanan Meulaboh Politeknik Kemenkes Aceh.

Gambar

Tabel 1
Tabel 5
Tabel 9

Referensi

Dokumen terkait

Landasan Pokok Landasan pokok dalam perkoperasian Indonesia bersumber pada UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Pasal ini mengandung cita-cita untuk mengembangkan perekonomian

Perkembangan gerakan Islam di Indonesia berkembang dengan pesat tidak terlepas dari keadaan situasi politik dunia yang memanas, pada awalnya gerakan pembaharuan Islam ini timbul

Karakteristik ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD mayoritas adalah ibu berumur 20-35 tahun, berpendidikan menengah, bekerja diluar rumah, memiliki pendapatan

9 Agar lebih dapat memahami materi di buku, saya bertanya pada guru tentang materi tersebut 10 Saya tidak perlu menyimpan soal-soal

To view the cube and dimension data for the objects in the Analysis Services Tutorial cube in the Analysis Services Tutorial project, you must deploy the project to a

[r]

Dalam proses pembelajaran barisan, berbagai konsep dan aturan matematika terkait barisan akan ditemukan melalui pemecahan masalah, melihat pola susunan bilangan, menemukan

Data-data hasil pengukuran di lapangan kemudian diplot dalam kertas bilogaritmik, setelah dilakukan dengan cara Curve Matching yaitu kurva hasil pemetaan antara nilai