UJIAN AKHIR
JURNAL
“ KRIKULUM PAUD BEKUALITAS “
MATA KULIAH : DASAIN KRIKULUM DOSEN PENGAMPU : Dr DADAN SURYA
OLEH
NAMA : ANIDA NIM : 17330006
PROGRAM STUDI S 2 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PAUD PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2018
KRIKULUM PAUD YANG BEKUALITAS ANIDA
PRIADI PAUD PASCA SARJANA UNP Gmail : Cakni71@gmail.com
Abstrak: Pendidikan anak usia dini diyakini menjadi dasar bagi penyiapan sumber
daya manusia yang berkualitas di masa datang. Oleh karena itu layanan PAUD harus
dirancang dengan seksama dengan memperhatikan perkembangan anak, Perubahan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya yang berkembang, memahami kondisi
Satuan PAUD untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada didaerah. . Penelitian ini ber-tujuan untuk mendeskripsikan pengaruh
Kriulum tematik yang berkualitas tehadap layanaan PAUD dan mampu membangun sikap
dan karakter kuat dari peserta didik agar tetap menjaga jati diri, . Di TK Mawar Nan
Sabaris: metode yang di gunakan Obsevasi .sampel yang di gunakan 10 Orang anak TK
Mawar Nan Sabaris Data dikumpulkan dengan pengamatan dan penyebaran angket serta
dukungan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendeskripsikan pengaruh Kriulum
tematik yang berkualitas tehadap layanaan PAUD dan mampu membangun sikap dan
karakter kuat dari peserta didik agar tetap menjaga jati diri, mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan yang diperlukan dalam kelanjutan pendidikan dan
kehidupannya.
Kata Kunci : Krikulum Berkualitas junal Edisi Mai 2018
A.PEDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia – manusia yang baik. Standar manusia yang baik berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam
orientasi atau tujuan pendidikan.
semboyan tersebut bangsa indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak – hak individu sebagai makhluk tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai makhluk individu yang sangat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Melalui pendidikan yang dibangun atas dasar filsafah pancasila yang didasarkan pada semangat bhineka tunggal ika diharapkan bangsa indonesia dapat menjadi bangsa yang tau akan hak dan kewajibannya untuk hidup berdampingan, tolong menolong dan saling menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa yang bermartabat.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan rasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pertanyaan yang banyak diajukan oleh masyarakat adalah “mengapa kurikulum harus berubah?” Seperti yang diungkapkan
pada bagian terdahulu bahwa kurikulum tidak bersifat statis. Kurikulum dipandang sebagai inti yang menggerakkan dan
mengarahkan proses
pendidikan.Kurikulum harus dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam kelanjutan pendidikan dan kehidupannya. Kurikulum harus memiliki jangkauan yang lebih luas dan
jauh. Kurikulum harus menyiapkan anak untuk masa depan bukan hanya untuk masa kini. Masa kini tentu akan berbeda dengan masa lalu dan masa depan karena dunia selalu berubah. Kurikulum harus responsif terhadap kebutuhan dunia yang selalu berubah
Dengan urai di atas maka rumusan masalah dalam penelitian penulis adalah apakah pengaruh Krikulum tematik yang berkualitas tehadap layanaan PAUD dan mampu membangun sikap dan karakter kuat dari peserta didik agar tetap menjaga jati diri, . Di TK Mawar
Nan Sabaris
C.Tujuan Penelitian adalah.1.Untuk
mengetahui Istilah Krikulum anak Usia Dini 2.Untuk mengetahu Tori Pembelajaran mematik 3.Untuk mengetahui batas Krikulum PAUD4.Untuk menganalisis Tujuan Pengembangan Krikulum PAUD 5.Untuk Pengetahui Pendekatan Krikulum.6.Untuk mengetahui apa apa saja pilar pengembangan krikulum 7.Untuk mengethaui prisip pengembangan krikulum Kajian Pustaka
A. Krikulum Tematik berkualitas Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan-bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-undang No: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 32 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diveriifikasi sesuai dengan Satuan Pendidikan potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat satuan pendidkan. Kurikulum Tingkat Satuan PAUD disusun oleh Tim penyusun KTSP, keberadaannya sangat penting karena KTSP sebagai acuan penyelenggaraan dan pengelolaan keseluruhan program dan pelaksanaan pembelajaran. KTSP juga dijadikan sebagai patokan untuk melaksanakan pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan, program dan keseluruhan kegiatan pembelajaran. KTSP sebagai data bagi peningkatan dan perbaikan mutu satuan pendidikan secara bertahap dan berkesinambungan ‘Menurut Dr Yuliani Nurani Sujiono ( 2009 :198 ) Pengembangan krikulum adalah yang paling sesuai dengan pengembangan program kegiatan bermain .anak usia Dini
B.Tiori pembelajaran Tematik/ Ilmiah
Dini 2013 bahwa Pembelajaran tematik adalah pembelajaran dengan mengangkat tema atau topic tertentu untuk dibahas djadikan kegiatan bermain anak.Menurut pendapat Musbikin (2010:141), menyatakan bahwa pendekatan tematik merupakan suatu cara pandang dalam menyelenggarakan
pembelajaran yang menggunakan berbagai konteks dalam kehidupan sehari-hari. Konteks tersebut terdiri atas, benda, peristiwa, keadaan atau pengalaman yang dialami dalam kehidupan sehari-hari atau pada suatu waktu. Umumnya, tema-tema tersebut disampaikan dengan menggunakan pendekatan eksploratif yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa atau hal yang
dekat. Cara tersebut sangat membantu anak menerima pembelajaran, dengan demikian anak-anak akan memperoleh hasil. Hasil dari proses itu adalah kepemilikan pengetahuan dasar (pengantar) yang terintegrasi satu sama lain.
Untuk di PAUD, model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran terpadu jaring laba-laba (webbed) dimunculkan oleh Fogarty
melalui Sujiono (2010:67). Model tersebut merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu. Lake, pada halaman yang sama menyoal hal terebut dari segi pengertiannya, bahwa jaring laba-laba merupakan model pembelajran terpadu yang mempresentasikan pendekatan
tematik utnuk mengintegrasikan subjek materi pembelajaran. Nilai-nilai agama dan moral Fisik /motorik / ( Kemapuan
mengambar)bahasa.sosialemisional
,kemandirian,koqnitifDecker dan Decker melalui Sujiono (2010:73) menyatakan bahawa tema harus berkaitan dengan pengalaman kehidupan anak setiap harinya, pengetahuan yang diberikan harus melalui objek yang nyata dan dapat
diamati.
Menurut Sujiono (2009:212) Prinsip pemilihan tema merupakan wahana yang perlu dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program pengembangan. Tema dapat dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
PAUD dapat bersumber dari: a) anak atau diri sendiri, b) Keluarga dan c) lingkungan masyarakat.
Pada proses pembelajaran anak usia dini, materi atau yang sering disebut mata pelajaran pada umumnya disebut bidang pengembangan, dalam peraturan menteri pendidikan dalam standart pendidikan anak usia dini disebut sebagai
lingkup perkembangan. Jika hal tersebut diterapkan pada model laba-laba (webbed), maka langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tema, lalu pada masing-masing.Pembalajaran merupakan merupakan suatu starategi pembelajaran
melibatkanbeberapabidangpengembang an untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada anak ( 1991:17 ) kutipan Dr Yuliani Nurani sujiono Konsep dasar PAUD ( 2009 -111) ketepaduan dalam pembelajaran ini dapat terlihat dari aspek proses waktu ,aspek krikulum ,dan aspek belajar mengajar pembelajaran tematik dapat diajarkan pada anak .karna anak Taman -kanak -kanak melihat segela sesuatu itu satu keutuhan ( holistik ) perkembangan pisik ,tidak pernah dapat
Tematik.Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan – bahan yang sengaja disediakan oleh pendidik, penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat berekspolasi dengan benda-bendasekitarnya.(d) mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup.Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar
yang menunjang
perkembangannyakemampuan
menolong diri sendiri, disiplin, dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.( e ) PemanfaatanTeknologiInformasi.Pelaks anaan Stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar.
(f ) Pembelajaran Bersifat DemokratisProses pembelajaran di PAUD memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir, bertindak, berpendapat, serta berekspesi secara bebas dan bertanggung jawab
C..Batas Krikulum Pendidikan Anak Usia Dini
umum krikulum Pendidikan Anak usia Dini dapat di makna sebagai seperangkat kegiatan belajar sabil bermain yang segaja di recanakan untuk dapat dilaksanakan dalam rangka menyiapkan meletakan dasar-dasar bagi pengembangan diri anak usia dini lebih lanjut Asosiasi nasional untuk anak usia dini di Amerika yang lebih dikenal dengan nama NationalAsociation Early Child Years (NAECY) memberi batasan lingkup kurikulum sebagai berikut:1.) Kurikulum berisi materi yang dipelajari anak2. Kurikulum adalah proses yang diikuti oleh anak mencapai tujuan yang ditetapkan3. Kurikulum berisi dukungan guru kepada anak untuk mencapai tujuan4. Kurikulum perpaduan ketika proses belajar dan mengajar terjadi
Lebih lanjut NAECY menjabarkan ciri-ciri kurikulum PAUD yang baik adalah sebagai berikut:1. Direncanakan dengan sangat hati-hati2. Menarik3. Melibatkan banyak pihak 4. Sesuai dengan perkembangan anak 5. Menghargai budaya dan bahasa yang digunakan anak 6. Menyeluruh, mencakup seluruh aspek perkembangan
kesesuaian kurikulum dengan agama, nilai moral, sosial, dan budaya setempat.isi kurikulum yang baik tentu bukan hanya untuk kalangan pendidik anggota NAECY, tetapi berlaku universal yang berartijuga sebagai ciri umum dari sebuah kurikulum pendidikan anak usia dini yang berkualitas.
C. Tujuan Pengembangan Krikulum 2013
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong berkembangnya potensi anak agar memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Memaknai kesiapan menempuh pendidikan selanjutnyamencakupkemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan anak dalam mengikuti pendidikan di jenjang lebih tinggi. Kemampuan yang dimaksud terdiri atas kemampuan sikap, kemampuan pengetahuan, dan kemampuan keterampilan.Kemampuan sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Kedua sikap ini membangun kesadaran anak bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan, seorang
individu yang memiliki kemampuan untuk pengembangan diri, dan bagian dari kelompok sosialnya. Pengembangan kemampuan sikap dilaksanakan melalui pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga muncul sikap dari menerima, merespons, memahami, menerapkan, hingga akhirnya menjadi perilaku yang membentuk karakter tangguh sebagai penentu masa depan.
Berdasarkan Undang- undang No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 32 ayat (2) ditegaskan
bahwa dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip
diverfikasi sesuai dengan Satuan
Pendidikan potensi daerah, dan peserta
didik. Atas dasar pemikiran tersebut
maka perlu dikembangkan Kurikulum
TingkatSatuanPendidikan
,Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan pendidikan yang beragam
mengacu pada Peraturan Pemerintah
oleh Peraturan Mentri Nomor 137
tahun 2014 tentang standar nasional
seta Peraturan Mentri Nomor 146 tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD
untuk menjamin pencapaian tujuan
Pendidikan Nasional. Pada dasarnya
penguatan terhadap kurikulum dan
pengembangan pada aspek struktur
kurikulum, proses pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, dan penilaian
yang bersifat otentik. Kurikulum 2013
mengusung pada pengembangan
kurikulum konstruktivisme yang lebih
bersifat fleksibel dalam pelaksanaan
tetapi lebih memberi ruang pada anak
untuk mengembangkan potensi dan
talentanya, yang terdiri dari standar
tingkat pencapaian perkembangan anak
usia dini, standar isi, standar proses,
standar penilaian, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana ,standar pembiayaan dan
standar pengelolaan
D.PendekatanPengembangan Krikulum
Menurut pendapat Wina Sanjaya (2018:12) Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar Tema maupun dalam satu Tema .Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi.
bentukan peserta didik sendiri. Peserta didik membentuk pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, bukan hasil bentukan orang lain. Proses pembentukan pengetahuan tersebut berlangsung secara terus menerus sehingga pengetahuan yang dimiliki peserta didik menjadi semakin lengkap.
WinaSanjaya(2018:14)Pembel ajaran tematik menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Menurut pendapat dadan suryana
dengan judul Pembelajaran tematik
terpadu berbasis pendekatan Saitifik
junal edisi 11 1 april 2017
bahwaPembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik di TK akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).Pembelajarantematik
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik; 3.)Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4 )Memberi penekanan pada keterampilan berpikir peserta didik; 5)Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya; dan 6..) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Tujuan dari pembelajaran tematik adalah; 1.)Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpah tindih materi. 2) Memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan-hubungan yang bermakna 3.)Memudahkan peserta didik untuk memahami materi/konsep secara utuh sehingga penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Pengembangan ken mampuan pengetahuan dilakukan dengan mengenalkan konsep konsep tentang diri dan lingkungannya, baik lingkungan mikro, messo, maupun
(feeling the good), dan guru bersama anak (4) melakukan perilaku yang baik (acting the good.) sebagai contoh baik, dan akhirnya anak(5) dibiasakan untuk
menerapkan sikap
baikdalamsetiapkesempatanKemampua n keterampilan untuk mendukung pengetahuan diterapkan melalui proses saintif Proses saintifik atau dalam kurikulum ini sering disebut pendekatan saintifik yang bertujuan untuk membangun pola berpikir yang sistematis dengan rangkaian proses yang saling berkesinambungan dari yang paling konkrit berkembang menjadi karya nyata sebagai hasil olah pikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir saintifik diterapkan dalam proses pembelajaran yang dimulai dengan: (1) mengamati dengan menggunakan seluruh alat indera sehingga merasakan sensasi yang ditimbulkan dari benda tersebut kemampuan berpikir, (2) menanya sebagai proses memberi ruang kepada anak untuk menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap benda yang diamatinya. Rasa ingin tahu sebagai pendorong bagi anak untuk melakukan langkah
berikutnya, yaitu (3) mengumpulkan informasi sebagai cara untuk menjawab rasa keingintahuannya. Proses pengumpulan informasi dilakukan dengan melibatkan seluruh sumber belajar yang ada di lingkungan, tidak hanya terbatas dari guru, tetapi dapat dari buku, internet, orang tua, pelaksana profesi, dan sebagainya. Langkah selanjutnya adalah (4) menalar,yakni mengolah informasi yang
sudahterkumpuluntukmenjawabpertany aan-pertanyaan yang muncul sebelumnya. Proses menalar merupakan bagian penting dalam rangka membangun pengetahuan baru yang dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Hasil proses menalar anak memiliki pemahaman baru tentang suatu konsep.
Tahap berikutnya (5)
mengomunikasikan gagasan dan pemahaman tentang pengetahuan tentang konsep baru yang dituangkan ke dalam berbagai hasil karya berupa lisan, seni, balok, dan lainnya.
tentang Strategi Pembelajaran adalah Pembelajaran yang bermakna bagi anak usia dini harus dilihat dari beberapa prinsip, yaitu anak harus memiliki kesiapan secara umur, kemampuan fisik, kematangan mental dan emosional; dikemas dalam bentuk bermain dan permainan; banyak melibatkan anak; menyenangkan; dan ditunjang oleh lingkungan pembelajaran yang banyak memberikan pengalaman serta wawasan yang berkesan. Pembelajaran seperti itu akan berdampak terhadap perkembangan kognitif, perkembangan bahasa dan
keaksaraan,fisik-motorik,sosial-emosional, serta nilai agama dan moral anak (Suryana, 2013; Purwati & Japar,
2013).
E.Prinsip Pengembangan Krikulum ‘‘ Kurikulum jatung Pendidikan yang perlu dikembangkan dengan prinsip diversifikasi. Dalam rangka pembangunan pendidikan, setiap daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah dan anak di masa kini dan masa mendatang. Kurikulum nasional yang ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 bersifat rujukan yang harus dikembangkan menjadi kurikulum operasional oleh s
atuan pendidikan agar sesuai dengan kondisi dan kekhasan potensi daerah
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan berdasarkan berbagai teori yakni; (1) teori perkembangan anak yang menyatakan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang kompleks, tergantung pada kecepatan perkembangan masing-masing; (2) teori perkembangan otak, bahwa jejaring antarsel neuron
nyaman, yang dapat merangsang keinginan anak untuk mencari tahu dan melakukan sesuatu.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini mengembangkan
kompetensikompetensi
dasar yang dicapai melalui pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang direfl eksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
F.Muatan Krikulum
Muatan kurikulum berisi program-program pengembangan, yang terdiri atas: (1) program pengembangan nilai agama dan moral, (2) program pengembangan fi sik motorik, (3) program pengembangan kognitif, (4) program pengembangan bahasa, (5) programpengembangan sosial-emosional, dan (6) program pengembangan seni. Program pengembangan dimaksud adalah perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku, kematangan berpikir, kinestetik, bahasa, sosial emosional, dan bahasa melalui kegiatan bermain. Suasana belajar diartikan
pengembangan nilai agama berarti ada guru yang menjadi teladan bagi pengembangan perilaku yang bersumber dari nilai agama dan moral. Ditunjang dengan lingkungan belajar yang mencerminkan penerapan nilai agama dan morall nerta nilai-nilai lain yang berkembang dalam masyarakat. Dilaksanakan dalam Program pengembangan fi sik-motorik berarti ada guru yang mengerti kebutuhan dan memberikan kesempatan serta dukungan kepada anak untuk bergerak, berlatih motorik kasar dan halus, serta membiasakan menerapkan hidup sehat. Tersedia tempat alat dan waktu yang dapat digunakan anak untuk berlatih kekuatan, kecakapan, kelenturan, koordinasi tubuhnya untuk mencapai kematangan kinestetik dan pembiasaan hidup sehat. Dilaksanakan
dalam proses belajar yang menyenangkan.c.Program
pengembangan kognitif berarti ada guru yang mengerti konsep pengetahuan mendasar yang dapat dipelajari anak, memahami cara anak belajar, mendukung anak untuk mencari tahu, dan melakukan/mencoba untuk
mencari jawaban dari
tumbuh kematangan sosial emosional melalui proses belajar yang menyenangkan dengan dukungan pendidik yang memahami pengelolaan belajar dan pengelolaan konfl ik emosional anak.pengembangan seni bagi anak, memberi kesempatan, menyediakan tempat, waktu dan alat yang dapat digunakan anak untuk berekplorasi, berekspresi dan mengapresiasi hasil karya dirinya dan orang lain baik dalam bentuk gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya seni lukis, seni rupa, kerajinan dalam suasana yang menyenangkan. Dalam Mautan Krikulum ada KI dan Ada KD
1.Bagaimanakah Memahami
Kompetensi Inti?
Kemampuan yang diharapkan dicapai anak setelah mengikuti proses pembelajaran yang dirancang melalui kurikulum disebut kompetensi. Kompetensi dalam kurikulum PAUD mengacu pada perkembangan anak. Kompetensi Inti PAUD merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD di usia 6 (enam)
tahun. Kompetensi Inti yang disingkat menjadi KI. Secara terstruktur kompetensi inti1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan Pemetaan rumusan setiap Kompetensi Inti terlihat pada tabel di bawah ini: KOMPETENSI INTI KI- 1 .Menerima ajaran agama yang
dianutnya KI-2Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik dan/ atau pengasuh, dan teman KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman, guru dan/atau pengasuh, lingkungan sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain
dan satuan PAUD dengan cara: mengamati dengan indra (melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba); menanya; mengumpulkan informasi; mengolah informasi/mengasosiasikan,dan
bermainKI-4 Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan,dan dipikirkan melalui bahasa, musik, gerakan, dan karya
secara produktif dan kreatif, sertamencerminkan perilaku anak berakhlak mulia( , p, j y g y g
2.Bagaimakah Memahami Setiap Rumusan Kompetensi Dasar?
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik, kemampuan awal anak serta Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut: 1. Kompetensi Dasar sikap spiritual(KD-1) dalam rangka menjabarkan KI-1 2. Kompetensi Dasar sikap sosial(KD-2) dalam rangka menjabarkan KI-2 3. Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3) dalam rangka menjabarkan KI-3 4. Kompetensi Dasar keterampilan KD-4) dalam rangka menjabarkan
3.Cara memahami setiap rumusan yang
terdapat dalam Standar Kompetensi
adalah sebagai berikut:
1)KD-1 dan KD-2 berupa sikap dan perilaku yang diharapkan berkembang pada diri anak setelah mendapatkan stimulasi melalui kurikulum yang diterapkan di satuan PAUD.Pencapaian KD-1 dan KD-2 dilakukan melalui kegiatan rutin yang diterapkan di satuan PAUD sepanjang hari dan sepanjang tahun dengan pembiasaan
dan keteladanan daripendidik. 2)KD-3 dan KD-4 berupa kemampuan pengetahuan dan keterampilan dikembangkan melalui kegiatan berm ain yang terprogram melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang disusun oleh satuan PAUD
4.Apa yang harus dipahami guru dari setiap KD
?
KD-1. Sikap spiritual1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
yang ada di lingkungan, berupa benda, tumbuhan, orang-orang sebagai ciptaan Tuhan; (2) pembiasaan mengucapkan
kalimat takjub melihat ciptaan Tuhan; (3) membiasakan ibadah sehari-hari.1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar sebagai rasa
syukurkepada Tuhan Sikap menghargai diri, orang lain, dan lingkungan terlihat dari perilaku anak yang menghormati (toleransi) pada agama orang lain, terbiasa mengucapkan keagungan Tuhan saat melihat ciptaan-Nya, terbiasa merawat
kebersihan diri, tidak menyakiti diri atau teman, menghargai teman (tidak mengolok-olok), hormat pada guru dan orang tua, menjaga serta merawat tanaman dan binatang peliharaan. Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya (1) mengenalkan anak dengan agamanya dan agama teman yang berbeda; (2) membiasakan anak saling menghormati teman saat melaksanakan ibadahnya; (3)
membiasakan mengucapkan pujian sesuai dengan agama (misalnya Subhanallah untuk islam, Puji Tuhan untuk Kristen) saat melihat sesuatu yang menakjubkan; (4) mengajak anak mengamati dan mengenal dirinya dengan baik sebagai mahluk
ciptaan Tuhan yang sempurna dan bermanfaat/berguna bagi orang lain serta lingkungan sekitar; (5) berdiskusi dengan
anak untuk menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar adalah makhluk ciptaan Tuhan yang penting dan saling mempengaruhi; (6) mengajak anak merawat, memelihara danmengembangkan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan; (7) Anak diajak memikirkan apa yang akan dirasakannya bila salah satu fungsi alat-alat tubuh sakit
kebersihan lingkungan seperti; membuang sampah, menyayangi tanaman, menjaga keselamatan diri seperti; melindungi diri
dari percobaan kekerasan, serta menghindari dari tempat dan benda berbahaya. Upaya yang dapat dilakukan guru, di antaranya (1) mengenalkan dan membiasakananak makan makanan bergizi seimbang (2) mencuci tangan yang benar (3) menggosok gigi (4) mandi (5) berpakaian bersih (6) membuang sampah (7) menyayangi tanaman (8) melindungi diri dari percobaan kekerasan (9) menjaga
keamanan diri dari tempat dan benda berbahaya. 2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu Sikap ingin tahu ditenggarai dengan kebiasaan anak yang selalu tertarik dan mencoba pada sesuatu yang baru atau yang belum biasa dia lihat (eksploratif), aktif bertanya, berusaha mencoba atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan jawaban. Anak tumbuh rasa ingin tahunya, terpelihara rasa ingin
tahunya, dan dapat mewujudkan rasa ingin tahunya bila didukung oleh lingkungan yang tepat. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu anak dengan cara: (1) membiasakan untuk mengamati, (2)
memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuatu dengan berbagai cara, (3) merangsang anak untuk bertanya,
(4) mendoronganak untuk selalu mencoba, (5) mempelajari sesuatu lebih mendalam, (6) memfasilitasi kegiatan yang dapat menarikminat untuk belajarMemiliki perilaku yang mencerminkan sikap
kreatif Sikap kreatif pada anak ditunjukkan pada kebiasaan anak yang memiliki daya cipta, banyak gagasan, selalu aktif untuk melakukan sesuatu, berupaya untuk mengatasi masalah yang
ditemuinya, memiliki inisiatif dalam bermain, berani menghadapi tantangan, senang melakukan hal-hal baru, tidak puas bila selalu mengulang hal yang sama, menggunakan benda atau bahan belajar untuk membuat sesuatu yang baru, selalu optimis, senang pengalaman dalam situasi atau sesuatu yang baru. Upaya yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut: (1) Pendidik menyediakan alat dan bahan yang
masalah yang dihadapinya, dan (5) menghasilkan karya yang berbeda dari biasanya.2.4 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikapEstetis Sikap estetis tampak pada perilaku anak yang peduli dan menghargai keindahan diri sendiri, karya sendiri atau orang lain, alam dan lingkungan sekitar, senang menjaga kerapian diri, menjaga kerapian dan kebersihan saat berkarya, dan menghargai hasil karya dalam bentuk gambar, lukisan, pahat, gerak, atau bentuk seni lainnya, merawat kerapian, kebersihan dan
keutuhan benda mainan atau milik pribadinya. Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya (1) membiasakan anak menjaga kebersihan dan kerapian badan dan baju, (2) merapikan semua barang yang dimilikinyasebelum pulang, (3) mencoba merapikan kembali alat main yang sudah digunakannya, (4) menjaga kerapian dan kebersihan pada hasil karyanya, (5) mengajak anak
mendengarkan dan menikmati alunan lagu. (6) Membiasakan ikut serta dalam menata lingkungan, (7) mengajak anak untuk menilai keindahan alam dan lingkungan sekitar.Tampil di depan teman, guru, orang tua dan lingkungan sosial lainnya, berani
mengemukakan pendapat, menyampaikan keinginan, berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal sebelumnya dengan
pengawasan guru, bangga menunjukkan hasil karya, senang ikut serta dalam kegiatan bersama, tidak berpengaruh pada penilaian orang tentang dirinya. Sikap percaya diri merupakan modal dasar bagi keberhasilan anak di masa depan.
2.5 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap percaya diri Sikap percaya diri anak ditunjukkan dengan perilaku anak yang tidak ragu menyapa guru saat penyambutan, berani tampil di depan teman, guru, orangtua, dan lingkungan sosial lainnya, berani
mengemukakan pendapat,
beranimenyampaikan keinginan, berani berkomunikasi dengan orang yang belum
untuk tampil menunjukkan kemampuan dan hasil karyanya, (4) memberi kesempatan anak untuk melakukan sendiri
bila anak tidak meminta bantuan.
2.6 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap taat terhadap
aturan sehari-hari untuk melatih
kedisiplinan Sikap taat terhadap aturan ditunjukkan dengan perilaku anak yang
mengetahuiakan haknya, bersedia mengikuti aturan secara sadar tanpapaksaan, mampumengatur diri sendiri, tidak marah ketika diingatkan aturan oleh temannya,mengingatkan temannya bila bertindak tidak sesuai dengan aturan.Upaya yang dapat dilakukan oleh guru di antaranya (1) membiasakanmembuat aturan bersama anak, (2) membiasakan mengulangaturan
main bersama anak, (3)mengingatkan apa yang boleh dantidak boleh dilakukan anak, (4)mengingatkan kembali aturan padaanak yang bertindak tidak sesuaiaturan, (5) menerapkan aturansecara konsisten agar menjadipembiasaan sehingga terbentukperilaku anak sesuai dengan yang Diharapkan
B. Hasil Penelitian yang Relevan Setelah melakukan pencarian kepustakaan, ditemukan beberapa
penelitian yang relevan dengan dadan suryana dengan judul Pembelajaran
tematik terpadu berbasis pendekatan
Saitifik pada Taman kanak -kanak
kota Padang hasil penelitian menujukan bahwa dengan mengupulkan data impormasi (research and information collecting).dengan perencanaan ( (planning ) pengembangan Pelajaran (develop preliminary form ofproduct) dan melakukan uji coba di lapangan (preliminary field testing) sehingga mucul dalam diri anak rasa percaya diri, keberanian dapat lebih terasah. Anak yang lain dapat memberikan komentar, saran atau perbaikan mengenai apa yang disampaikan oleh temannya.
RUJUKAN
Dadan Suryana Jurnal Pendidikan
anak usia Dini Volume 11 edesi1 April
2017
Dengan judul Pembelajaran Tematik
Terpadu Bebasis Pendekatan Saitifik di
Universitas Negeri Padang
Dadan Suryana ( Tiori dan Pratek Pembelajaran ) Edisi 19 tahun 2013 Univesitas Negari Padang
Tentang Pengetahuan tentang Strategi Pembelajaran ,Sikap dan Mativasi Guru .Universitas Negeri Padang,
Kampus UNP Jl.Prof Hamka Air Tawar Padang e-mail: dadan.suryana@yahoo.com
Dr Yuliani Nuraini sujiono Konsep
Dasar Pendidikan anak Usia Dini 2009
Depdiknas . Kurikulum Hasil Belajar Anak Usia Dini
(Jakarta: Puskur.2002)Sugiyono. 2006.
Dr A..Muri yusuf 2013 Metode Penelitian Kuantatif ,kualitafif dan penelitian Gabungan
Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Hosnan. (2013) Pendekatan Saintifik
dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21
(Kunci Sukses Implementasi
Kurikulu2103) Ghalia Indonesia,Bogor.
Beaty, Janice J. 2010. Observing Development of The Young Child. New Jersey:PearsonEducation, Inc. Dodge, Diane Trister, Laura J
Colker, Cate Heroman. 2002. Creative Curriculum ForPreschool Fourth Edition, Washington DC : Cengage Learning.
Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A
Practical Guide to Early Childhood Curriculum