• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang - Pemerolehan Kata Sapaan Bahasa Batak Toba pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Sibuntuon Partur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang - Pemerolehan Kata Sapaan Bahasa Batak Toba pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Sibuntuon Partur"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi antaragggota masyarakat berupa lambang

bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga, 2008:1). Bahasa sebagai alat

komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan

memungkinkan kita menciptakan kegiatan. Pada dasarnya bahasa itu sudah dimiliki

manusia sejak lahir, walaupun dalam bentuk ocehan. Ocehan tersebut berkembang

menjadi kata demi kata sampai pada pengucapan kalimat. Bahasa yang dimiliki anak

sejak kecil adalah bahasa pertama yang lebih dikenal dengan sebutan bahasa ibu.

Bahasa ibu atau native language adalah bahasa pertama yang dikuasai atau diperoleh

anak (Dardjowidjojo, 2003:241). Bahasa inilah yang dipergunakan anak dalam

kehidupannya sehari-hari sebagai alat komunikasi.

Proses penguasaan bahasa yang dilakukan anak secara natural pada waktu dia

belajar bahasa ibunya (native language) disebut pemerolehan bahasa. Selanjutnya,

Chaer (2003:167) mengatakan pemerolehan bahasa adalah proses yang berlangsung

di dalam diri anak-anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa

ibunya. Pemerolehan bahasa pertama itu terjadi apabila anak yang sejak semula tanpa

bahasa kini telah memperoleh satu bahasa, yaitu bahasa ibunya. Jadi, pemerolehan

bahasa adalah suatu proses perkembangan dan penguasaan bahasa ibu (native

(2)

Semua anak yang normal atau yang mengalami pertumbuhan wajar akan

memperoleh satu bahasa dalam proses perkembangannya yaitu bahasa pertama atau

bahasa ibu dalam tahun-tahun pertama kehidupanya. Pemerolehan bahasa pertama

terjadi pada seorang anak yang semula tanpa bahasa kini memperoleh suatu bahasa.

Hal ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan kognitif dan perkembangan

sosial anak.

Menurut Piaget, seperti dikutip Ginn, mengklasifikasikan perkembangan

bahasa ke dalam tujuh tahap yaitu tahap meraba (pralinguistik I), tahap meraban

kedua (pralinguistik II), tahap linguistik I kalimat satu kata (holoprastik), tahap

lingusitik II kalimat dua kata, tahap linguistik III pengembangan tata bahasa, tahap

lingusistik IV tata bahasa pradewasa dan tahap linguistik V kompetensi penuh.

Pada tahap pralinguistik I anak belum dapat menghasilkan bunyi secara

normal, pada tahap pralinguistik yang II anak sudah dapat mengoceh atau membabel

dengan pola suku kata yang diulang-ulang. Bahkan menjelang usia 1 tahun anak

sudah mengeluarkan pola intonasi dan bunyi - bunyi tiruan.

Pada tahap linguistik I anak sudah mulai menggunakan serangkaian bunyi

ujaran yang menghasilkan bunyi ujaran tunggal yang bermakna. Pada tahap linguistik

II kosa kata anak mulai berkembang dengan pesat, ujaran yang diucapakan terdiri atas

dua kata dan mengandung satu konsep kalimat yang lengkap. Pada tahap lingusitik III

anak mampu menggunakan lebih dari dua kata, kalimat yang diungkapkan biasanya

menyatakan makna khusus yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pada tahap

(3)

meskipun masih ada kekurangan pada penggunaan infleksi dan kata fungsi. Pada

tahap lingusitik V anak sudah memiliki kompetensi penuh dalam berbahasa.

Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari masyarakat Batak Toba

menggunakan logat Batak Toba (Koetjaraningrat,1980:95). Bahasa Batak Toba cukup

dikenal dengan ciri-ciri intonasi bahasa Batak yang tegas dan keras, sehingga

memiliki keunikan tersendiri diantara bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia .

Humbang Hasundutan adalah salah satu daerah Batak Toba yang baru

dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara, pada tanggal 28 juli 2003 sesuai dengan

UU no.9 tahun 2003, yang terletak di wilayah Propinsi Sumatera Utara, dengan luas

wilayah :2.335,33 km2 terdiri dari 10 kecamatan,1 kelurahan dan 117 desa. Jumlah

penduduknya adalah 155.222 jiwa (Biro Pusat Statistik Kabupaten Humbang

Hasundutan).

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan daerah dataran tinggi yang

mempunyai ketinggian bervariasi antara 330-2075 meter di atas permukaan laut,

dengan perincian :

1. Datar = 260,95 Km2 (0 s/d 2%)

2. Landa = 459,60 Km2(2 s/d 15%)

3. Miring = 993,68 Km2 (15 s/d 40%)

4. Terjal = 621,10 Km2 (40 s/d 44%)

Bahasa Batak Toba merupakan bahasa yang paling dominan digunakan

masyarakat yang tinggal di daerah Humbang Hasundutan. Salah satu kecamatan di

kabupaten ini adalah kecamatan Lintong Nihuta. Kecamatan Lintong Nihuta memiliki

(4)

berada di kecamatan Lintong Nihuta adalah desa Sibuntuon Partur, desa Sibuntuon

Partur ini merupakan desa yang memilki program Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD).

Desa Sibuntuon Partur dipilih sebagai lokasi penelitian karena daerah

tersebut merupakan masyarakat tutur, yaitu masyarakat yang menghormati interaksi

antara penutur dengan mitra tutur yang dilandasi atas norma-norma adat istiadat

masyarakatnya, termasuk di dalamnya berinteraksi dengan menggunakan kata sapaan.

Bahasa Batak Toba merupakan bahasa yang digunakan masyarakat Sibuntuon Partur

dalam melangsungkan komunikasi sesama anggota masyarakat. Desa Sibuntuon

Partur merupakan desa yang penduduknya mayoritas suku Batak Toba.

Dalam berkomunikasi, kata sapaan sering digunakan oleh masyarakat desa

Sibuntuon Partur begitu juga dengan anak-anak usia tiga tahun. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) kata sapaan adalah kata ganti yang berfungsi sebagai

teguran dalam suatu percakapan.

Bahasa Indonesia mengenal kata sapaan yang sering digunakan dalam

percakapan sehari-hari di antaranya kata kakek, nenek, bapak (ayah), ibu, paman,

bibi, abang, kakak, adik, ananda, mas, dan mbak. Sama halnya dengan bahasa Batak

Toba, Serepina (2010:3) masyarakat Batak Toba memiliki kata sapaan antara lain:

1. Bapa adalah sapaan untuk orang tua laki-laki.

2. Uma adalah sapaan untuk orang tua perempuan.

3. Ompung adalah sapaan untuk orang tua dari bapa atau ibu.

4. Tulang adalah sapaan untuk saudara laki-laki dari ibu .

(5)

6. Amang boru adalah sapaan untuk suami saudara perempuan dari

ayah/bapak.

7. Namboru adalah sapaan untuk saudara perempuan dari ayah/bapak

atau isteri dari amang boru.

8. Eda adalah sapaan untuk isteri saudaranya laki-laki dan saudara

perempuan suaminya, saudara sepupu perempuan, sapaaan

kekerabatan antara sesama perempuan yang beripar.

9. Lae adalah sapaan untuk saudra laki-laki dari isteri, suami saudara

perempuan, anak laki-laki dari tulang, anak laki-laki amang boru.

10.Ho adalah sapaan kepada orang yang lebih muda dan sebaya.

11.Ampara adalah sapaan kepda orang sebaya dan teman semarga.

12.Akkang adalah sapaan kepada saudara laki-laki atau yang lebih tua.

Kata sapaan di atas dapat saja sudah diperoleh atau belum pada Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) khususnya anak yang berumur tiga tahun yang

menggunakan bahasa pertama bahasa Batak Toba. Oleh karena itu penulis ingin

melihat perkembangan bahasa khususnya kata sapaan dalam bahasa Batak Toba.

Contohnya:

Anak -1 Nunga mulak Uma sian pesta. Lingkungan Keluarga

“sudah pulang mama dari pesta”

(6)

Anak -2 Manurat dohami dibaen guru. Lingkungan Pendidikan

“menulis kami disuruh guru”

‘ Kami disuruh guru menulis’

Anak-3 Dilean Namboru au hepeng di pesta. Lingkungan Adat

“dikasih bibi aku uang di pesta”

‘Bibi memberikan uang pada saya di pesta’

Ketiga anak ini dapat menggunakan sapaan baik dalam lingkungan keluarga,

lingkungan pendidikan, lingkungan adat atau pesta. Akan tetapi ada anak yang

berusia 3 tahun di luar situasi ini menggunakan kata sapaan ‘Ho’ baik dalam

lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan upacara adat (pesta). Itulah

yang menjadi ketertarikan peneliti untuk meneliti pemerolehan kata sapaan bahasa

Batak Toba pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di desa Sibuntuon Partur.

1.1.2 Masalah

Berdasarkan atas latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, pokok

masalah yang dibicarakan dalam penelitian ini adalah:

1. Bentuk kata sapaan Bahasa Batak Toba apa saja yang diperoleh anak usia tiga

tahun pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di desa Sibuntuon Partur ?

2. Bentuk kata sapaan dan dalam lingkungan apakah yang sering digunakan anak

usia tiga tahun pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di desa Sibuntuon

(7)

1.2Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan uraian terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga

penelitian yang dilakukan dapat efektif dan efisien. Dalam penelitian ini, peneliti

membatasi masalah yang akan diteliti yaitu, kata sapaan bahasa Batak Toba dan

bentuk kata sapaan dalam lingkungan Bahasa Batak Toba pada Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) dan berumur tiga tahun. Di samping itu, daerah penelitianya juga

dibatasi yaitu desa Sibuntuon Partur, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang

Hasundutan. Anak usia tiga tahun ini sehat jasmani dan rohani serta menggunakan

bahasa Batak Toba di rumah dan di sekolah sebagai bahasa pertama (bahasa ibu).

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya setiap penelitian itu mempunyai tujuan tertentu yang

memberikan arah dan pelaksanaan penelitian. Hal ini dilakukan agar tujuan dapat

tercapai dengan baik.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan beberapa bentuk kata sapaan bahasa Batak Toba yang diperoleh

anak usia tiga tahun pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di desa

Sibuntuon Partur, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang

Hasundutan.

2. Menjelaskan bentuk kata sapaan dalam lingkungan apa saja yang sering

digunakan anak usia tiga tahun pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di

desa Sibuntuon Partur, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang

(8)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1.3.2.1Manfaat Teoretis

1. Memberikan masukan tentang pemerolehan kata sapaan dan bentuk kata

sapaan bahasa Batak Toba pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

khususnya anak usia tiga tahun.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pemerolehan kata

sapaan bahasa Batak Toba pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

khususnya anak usia tiga tahun

3. Memberikan sumbangan untuk perkembangan dan penerapan teori-teori

pemerolehan kata sapaan bahasa Batak Toba khusunya anak usia tiga tahun,

serta menjadi referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan tentang

pemerolehan bahasa.

1.3.2.2Manfaat Praktis

1. Untuk kepentingan daerah, khususnya di desa Sibuntuon Partur, kecamatan

Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Sumbangan di perpustakaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) desa

Sibuntuon Partur.

3. Untuk keperluan orang tua khususnya Ibu rumah tangga, yang memiliki anak

Referensi

Dokumen terkait

langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin,

Warna wadah sebagai warna utama lingkungan ( hue ) tidak berpengaruh terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan baung, tetapi berpengaruh terhadap pola penyebaran larva pada

Murid mengenalpasti maksud komputer dan menyenaraikan jenis-jenis komputer melalui perbincangan dengan rakan kumpulan dibawah bimbingan

Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.bahan makanan yang didenan

Menurut Nursing Interventions Classification intervensi yang diberikan pada klien masalah keperawatan bersihan jalan tidak efektif yaitu: peningkatan manajemen batuk yaitu:

Peneliti melanjutkan kegiatan dengan memberikan penjelasan sekilas tentang bangu datar. Kemudian peneliti melanjutkan pembelajaran dengan membiarkan siswa untuk menemukan

• LAMPIRAN DAFTAR PENERIMAAN BESERTA SOFTCOPY (SOFTCOPY DIEMAIL DAHULU KE BANK JOGJA UNTUK. DIVERIFIKASI SEBELUM PROSES

Pengujian pendahuluan aktivitas antikanker dan antimalaria dilakukan secara in vitro dari ekstrak metanol, fraksi n -heksan, dan etil asetat daun E.. variegata