• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PerspektifParadigma Kajian - Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PerspektifParadigma Kajian - Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Perspektif/Paradigma Kajian

Perspektif dalam bidang keilmuan sering disebut paradigma (paradigm),

kadang-kadang disebut pula sebagai mazhab pemikiran (school of thought) atau

teori. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia

nyata (Mulyana, 2011: 8-9).

Perspektif dalam penelitian ini menggunakan perspektif interpretif.

Interpretif teori mencari sebuah pemahaman tentang bagaimana membangun

memahami fenomena-fenomena melalui interaksi dan bagaimana kita bertindak

dalam menghadapi fenomena-fenomena yang telah kita ciptakan. Teori-teori

interpretif ini membantu dalam pemahaman kita mengenai sebuah fenomena

sosial yang dibangun melalui hubungan komunikasi dan membantu untuk

merefleksikan kerumitan antara fenomena sosial dan proses kontruksi sosial

(Miller, 2005: 57-61). Sesuai dengan tujuan penelitian ini yang mencoba

memahami, menggali pandangan dan pengalaman orang lain untuk mendapatkan

informasi atau data yang diperlukan.

2.2Uraian Teoritis

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena

sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatian. Teori adalah himpunan

konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan

sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi antara variabel, untuk

menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2006: 45). Sebelum

peneliti melakukan penelitian, hendaknya mengetahui teori-teori apa saja yang

digunakan dalam menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan yang akan

(2)

Teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah:

2.2.1 Komunikasi Antarpribadi

2.2.1.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah

komunikasi antara orang-orang yang bertatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara

verbal maupun non verbal. Secara teoritis komunikasi antarpribadi

diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu pertama, komunikasi diadik

(dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti

suami-istri, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya. Kedua, komunikasi

triadik (Triadyc) yaitu komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari

tiga orang, diantarnya seorang komunikator dan dua orang komunikan.

(Mulyana, 2008: 81). Apabila komunikasi diadik dan triadik

dibandingkan, maka komunikasi yang lebih efektif adalah komunikasi

diadik karena komunikatornya memusatkan perhatiannya hanya kepada

seorang komunikan.

Devito (1984) mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai

suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang

atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika. Berdasarkan definisi Devito ini,

komunikasi antarpribadi dapat berlangsung antara dua orang yang

memang sedang berdua-duaan, misal antara suami-istri, ibu/bapak dengan

anaknya, dan seorang pengajar dengan anak didik. Pentingnya

komunikasi antarpribadi ini karena prosesnya yang dialogis, bukan

monologis. Komunikasi dialogis ini biasanya selalu lebih baik daripada

monologis. Komunikasi dialogis adalah komunikasi antara dua orang yang

berinteraksi secara aktif. Artinya ada proses komunikasi timbal balik.

Sedangkan komunikasi secara monologis tidak terdapat interaksi secara

aktif. Komunikator secara aktif dan komunikan hanya menjadi pendengar

(3)

Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi

dan membujuk orang lain. Karena kita dapat menggunakan alat indera kita

dalam mempertinggi daya bujuk pesan kita. Sebagai komunikasi yang

paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar pribadi berperan

penting sampai kapan pun. Kenyataannya komunikasi tatap muka ini

membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya.

2.2.1.2 Proses Komunikasi Antarpribadi

Komunikator dan komunikan memiliki pengertian yang sama

tentang isi suatu pesan maka dapat dikatakan komunikasi tersebut

berlangsung secara efektif. Komunikasi antarpribadi dapat dikatakan

efektif apabila prtemuan komunikasinya merupakan hal yang

menyenangkan bagi komunikan dan prosesnya tercipta sebuah

kebersamaan dalam makna yang secara langsung hasilnya dapat diperoleh.

Komunikasi antarpribadi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu

melalui media dan tatap muka. Komunikasi antarpribadi yang dianggap

paling sukses adalah melalui tatap muka, karena dalam komunikasi

antarpribadi yang dilakuka melalui tatap muka tersebut pengirim pesan

dan umpan baliknya dapat diamati secara langsung dengan melihat,

mendengar, mencium, meraba dan merasa. Proses komunikasi antarpribadi

menggunakan lambang-lambang sebagai media penyimpan pesan. Adapun

lambang-lambangnya yaitu:

a. Lambang Verbal

Lambang verbal ini biasanya dalam bentuk bahasa. Dengan bahasa,

seorang komunikator dapat mengungkapkan pikirannta mengenai hal

atau peristiwa, baik yang kongkrit maupun abstrak yang terjadi pada

masa lalu, masa kini dan masa depan kepada komunikannya.

b. Lambang Non Verbal

Lambang non verbal ini merupakan lambang yang dipergunakan

dalam komunikasi berbentuk isyarat dengan menggunakan anggota

(4)

verbal secara garis besar sebenarnya sebagai arah dari suatu gejala

seperti setiap bentuk penampilan wajah dan gerak gerik tubuh

seseorang sebagai suatu cara dan symbol statusnya.

2.2.1.3 Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Adapun tujuan komunikasi antarpribadi adalah :

a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.

Salah satu cara mengenal diri sendiri adalah melalui komunikasi

antarpribadi. Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan bagi

kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri, dengan membicarakan

tentang diri kita sendiri kepada orang lain. Dengan begitu kita akan

mendapatkan perspektif baru tentang diri kita dan memahami lebih

dalam tentang sikap dan perilaku lain. Pada kenyataannya,

persepsi-persepsi diri kita sebagian besar merupakan hasil dari apa yang kita

pelajari tentang diri kita sendiri dari orang lain melalui komunikasi

antarpribadi.

b. Mengetahui dunia luar.

Komunikasi antarpribadi ini juga memungkinkan kita untuk

memahami lingkungan di sekitar kita dengan baik tentang objek,

kejadian-kejadian dan orang lain.

c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna.

Manusia pada umumnya diciptakan sebagai makhluk sosial,

sehingga dengan begitu didalam kehidupan sehari-hari orang ingin

menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain.

Hubungan yang demikian digunakan dalam komunikasi antarpibadi

yang dapat membantu mengurangi kesepian, ketegangan, serta

membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.

d. Mengubah sikap dan perilaku.

Komunikasi antarpribadi ini sering kita lakukan untuk mengubah

sikap dan perilaku orang lain. Dengan komunikasi antarpribadi, kita

(5)

mengubah pola berpikir orang lain. Dengan demikian, komunikasi

antarpribadi juga dapat digunakan untuk mempersuasikan orang lain.

e. Bermain dan mencari hiburan.

Kegiatan komunikasi antarpribadi ini juga mencakup untuk

memperoleh kesenangan. Hal ini sangat diperlukan karena dapat

memberikan suasana lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan

sebagainya.

f. Membantu orang lain.

Ketika teman kita dihadapkan dengan suatu persoalan, kita sering

memberikan berbagai nasihat dan saran kepada teman kita tersebut

dan berusaha untuk membantu menyelesaikannya. Dengan begitu,

dengan komunikasi antarpribadi, kita dapat menolong orang lain.

(Fajar 2009, 78).

2.2.1.4 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Hubungan antarpribadi terdapat beberapa didalamnya menurut

Judy C. Pearson (dalam Devito, 1997: 121), diantaranya adalah:

1. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri sendiri (self). Berbagai

persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri

kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita.

2. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Anggapan ini

mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan

bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan.

3. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan

hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan dipengaruhi oleh hubungan

antar pihak yang berkomunikasi.

4. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak

yang berkomunikasi.

5. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling

(6)

6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita

salah mengucapkan sesuatu pada seseorang maka itu tidak dapat

diubah lagi. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau

menghapuskan yang sudah dikatakan.

7.

2.2.1.5 Sifat-sifat Komunikasi Antarpribadi

Menurut pendapat Reardon, Effendy, Porter dan Samover (dalam

Liliweri, 1991: 13), sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu adalah:

a. Komunikasi antarpribadi melibatkan perilaku verbal maupun non

verbal di dalamnya.

b. Komunikasi antarpribadi melibatkan perilaku yang spontan.

c. Komunikasi antarpribadi sebagai suatu proses yang berkembang.

d. Komunikasi antarpribadi harus menghasilkan umpan balik,

mempunyai interaksi dan koherensi.

e. Komunikasi antarpribadi biasanya diatur dengan tata aturan yang

bersifat intrinsik dan ekstrinsik.

f. Komunikasi antarpribadi menunjukkan adanya suatu tindakan.

g. Komunikasi antarpribadi merupakan persuasi antar manusia.

Keberhasilan dalam menyampaikan informasi sangatlah ditentukan

oleh sifat dan mutu informasi yang diterima dan ini pada gilirannya

ditentukan oleh sifat dan mutu hubungan di antara pribadi yang terlibat.

Orang cenderung mengalami kepuasan pribadi ketika mereka berhubungan

dengan teman-teman, keluarga, dan orang-orang lain yang mereka kenal

baik, yakni dengan orang-orang yang mereka rasa nyaman (Ron Ludlow &

Fergus Panton, 1996: 7).

Komunikasi antarpribadi mempunyai berbagai macam manfaat.

Melalui komunikasi antarpribadi, kita dapat mengenal diri kita sendiri dan

orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi ini juga kita bisa mengetahui

dunia luar, bisa menjalin hubungan yang lebih bermakna, bisa mengubah

nilai-nilai dan sikap hidup seseorang. Singkatnya, komunikasi antarpribadi

(7)

2.2.2 Komunikasi Efektif

2.2.2.1 Pengertian Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan

perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat didalam

komunikasi. Komunikasi efektif ini mempunyai tujuan untuk memberikan

kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan (Effendy, 2003: 69).

Para peminat komunikasi dalam memahami komunikasi sehingga

komunikasi itu dapat dikatakan efektif adalah dengan sering mengutip

paradigma yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell dalam karyanya,

The Structure and Fuction of Communication in Society. Lasswell

mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah

dengan menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang

disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.

Paradigma lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi

lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

a. Komunikator (communicator), yaitu seseorang yang menyampaikan

pesan kepada komunikan.

b. Pesan (message), yaitu isi ataupun simbol yang disampaikan oleh

komunikator, baik berupa verbal maupun nonverbal. Terdapat 3 bentuk

pesan yaitu pertama, informatif adalah memberi keterangan dan

komunikan membuat persepsi sendiri; kedua, persuasif adalah bujukan

untuk membangkitkan pengertian dan kesadaran sehingga terjadi

perubahan pada pendapat atau sikap; ketiga, koersif adalah memaksa

dengan ancaman sanksi, biasanya berbentuk perintah.

c. Media (channel, media), yaitu saluran berupa alat atau wahana yang

digunakan seorang komunikator untuk menyampaikan pesannya

kepada komunikan. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan

yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran

non verbal.

d. Komunikan (communicant), yaitu seseorang yang menerima pesan dari

(8)

e. Efek (effect), yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima

pesan tersebut, misalnya menambah pengetahuan (dari tidak tahu

menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi

setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya.

2.2.2.2 Pengaruh Komunikasi Efektif

Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (Lubis, 2012:

146-150), komunikasi efektif menimbulkan lima hal yaitu:

1. Pengertian

Arti pokok pengertian ini adalah penerimaan yang cermat

dari isi stimuli seperti yang dimasudkan oleh komunikator. Dalam

hal ini, komunikator dikatakan efektif bisa penerima memperoleh

pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya

(kadang-kadang komunikator menyampaikan pesan tanpa disengaja, yang

juga dipahami dengan baik). Semakin banyak jumlah orang yang

terlibat dalam konteks komunikasi, semakin sulit pula untuk

menentukan seberapa cermat pesan diterima.

2. Kesenangan

Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan

maksud tertentu. komunikasi ini dimaksudkan untuk menjadikan

hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan. Tingkat

kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan

kita terhadap orang berinteraksi dengan kita.

3. Pengaruh pada sikap

Komunikasi dilakukan agar komunikasi bertindak sesuai

harapan komunikator berdasarkan atas kehendaknya sendiri.

Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari

kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha

mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain

(9)

kembali sikap atau pengaruh sikap (attitude influence) berlangsung

terus seumur hidup.

4. Memperbaiki Hubungan

Dengan berkomunikasi maka akan tercipta hubungan yang

positif dan mempertahankan hubungan yang salin memuaskan.

Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seseorang dapat

memilih kata yang tepat pula, mempersiapkannya jauh sebelumnya,

dan mengemukakannya dengan tepat pula, maka hasil komunikasi

yang sempurna dapat dipastikan. Namun keefektifan komunikasi

secara keseluruhan masih memerlukan suasana psikologis yang

positif dan penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia masih

dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka pesan yang

disampaikan oleh komunikator bisa berubah-ubah.

5. Tindakan

Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar,

tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Dan jauh lebih sukar

lagi mendorong orang untuk bertindak. Tetapi efektivitas

komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan

oleh komunikan. Tindakan adalah hasil akumilasi dari seluruh

proses komunikasi. Banyak orang berpendapat bahwa komunikasi

apapun tidak ada gunanya bila tidak memberikan hasil sesuai

dengan yang diinginkan. Yang dimaksud disini adalah mendorong

orang lain untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang

diinginkan dan ini merupakan hasil yang sulit untuk dicapai. Untuk

menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dahulu

menanamkan perngertian, membentuk dan mengubah sikap atau

menumbuhkan hubungan yang baik (Rahkmat, 2004:13-16).

Menurut Onong U. Effendy (2003: 69), faktor-faktor

penunjang komunikasi efektif diantaranya faktor yang berasal dari

(10)

tinggal bagaimana komunikatornya melakukan langkah-langkah

selanjutnya untuk mewujudkan komunikasi yang efektif.

2.2.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Efektif

Operasionalisasi konsep peran seorang pengajar tari didalam

penelitian ini dapat diukur melalui 5 ciri komunikasi efektif menurut

Kumar (2000, 121-122) melalui :

a. Keterbukaan (Openess)

Yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang

diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. komunikator dan

komunikan saling mengungkapkan segala ide/gagasan suatu permasalahan

secara bebas (tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut/malu, keduanya

saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing.

b. Empati (Empathy)

Yaitu kemampuan seseorang untuk merasakan apa yang dirasakan

orang lain.

c. Dukungan (Supportiveness)

Yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi

berlangsung efektif. Setiap pendapat, ide/gagasan yang disampaikan

mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan

demikian keinginan/hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya.

Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam

melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan.

d. Rasa positif (Positiveness)

Yaitu seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,

mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi dan menciptakan situasi

komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.

e. Kesamaan (Equality)

Yaitu pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak

menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk

(11)

kuat apabila memiliki kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan,

sikap dan sebagainya.

2.2.2.4 Karakteristik Komunikasi Efektif

Komunikasi disebut efektif apabila penerima menginterprestasikan

pesan yang diterimanya sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim.

Kenyatakaannya, sering kita gagal saling memahami. Sumber utama

kesalahpahaman dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap

makna suatu pesan berbeda yang dimaksud oleh pengirim, karena

pengirim gagal mengkomunikasikan maksudnya dengan tepat

(Supraktiknya, 1995:34).

Menurut Johnson (1981), ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar

dapat mengirimkan pesan secara efektif, yaitu: pertama, kita harus

mengusahakan agar pesan-pesan yang kita kirimkan mudah dipahami.

Kedua, sebagai pengirim kita harus memiliki kredibilitas di mata

penerima. Ketiga, kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara

optimal tentang pengaruh pesan kita itu dalam diri penerima. Dengan kata

lain, kita harus memiliki kredibilitas dan terampil mengirimkan pesan

(Supraktiknya, 1995:35).

2.2.3 Psikologi Komunikasi

2.2.3.1 Pengertian Psikologi Komunikasi

Komunikasi sangat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman

manusia. Dalam sejarah perkembangannya komunikasi memang

dibesarkan oleh para peneliti psikologi. Bapak ilmu komunikasi yang

disebut Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Kurt Lewis adalah ahli

psikologi dinamika kelompok. Komunikasi bukan subdisiplin dari

psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin

ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi.

Psikologi berasal dari kata “psyche” dan “logos”; masing-masing

(12)

yang menyelidiki dan membahas tentang perbuatan dan tingkah laku

manusia (Zulkifli, 2005, 4). Dengan demikian, psikologi komunikasi yang

pada awalnya merupakan salah satu disiplin ilmu yang berasal dari

psikologi sosial kemudian berkembang menjadi bagian dari komunikasi

yang luas. Psikologi komunikasi sangat bermanfaat dalam membantu kita

memahami berbagai situasi sosial dimana kepribadian menjadi penting di

dalamnya, atau bagaimana penilaian seseorang (judgements) menjadi bias

karena adanya faktor kepercayaan dan perasaan serta bagaimana seseorang

memiliki pengaruh terhadap orang lain (Morissan, 2010: 4).

Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu,

bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang

menimbulkan respon pada individu lainnya. Komunikasi boleh ditujukan

untuk memberikan informasi, menghibur dan persuasi. Persuasi sendiri

dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan

perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.

2.2.3.2 Tujuan Psikologi Komunikasi

Adapun tujuan psikologi komunikasi adalah:

a. Agar kita mampu mengkonsumsi hasil analisa psikologi secara verbal

dan efektif.

b. Untuk memiliki kemampuan persuasi (bujukan, rayuan) untuk dapat

mengarahkan seseorang sesuai dengan tujuan yang dimiliki.

c. Agar mampu menjabarkan laporan psikologi secara tertulis.

Psikologi komunikasi berusaha untuk menganalisis proses

berkomunikasi antar individu atau dengan diri sendiri dengan

sejelas-jelasnya. Bila suatu komunikasi berhasil, maka tujuan yang kita inginkan

dapat dicapai. Selain itu kepribadian yang kita miliki pun akan

berkembang dengan baik. Pada diri manusia terdapat jiwa yang

melatarbelakangi manusia melakukan suatu tindakan atau perilaku

(13)

2.2.3.3 Fungsi Psikologi Komunikasi

Fungsi psikologi komunikasi tidak terlepas dari fungsi komunikasi

itu sendiri, dan fungsinya banyak sekali dalam kehidupan manusia.

Diantaranya adalah:

a. Komunikasi memungkinkan kita untuk mengumpulkan informasi

tentang orang lain.

b. Komunikasi menolong seseorang memenuhi kebutuhan interpersonal.

Komunikasi merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan

sosial kita, baik itu merasakan kenyamanan, persahabatan, diterima,

dan disayangi.

c. Komunikasi membentuk identitas pribadi.

d. Komunikasi mempengaruhi orang lain.

2.2.4 Potensi Diri

2.2.4.1 Pengertian Potensi Diri

Kata potensi berasal dari serapan bahasa inggris, yaitu potencial.

Artinya dua kata, yaitu (1) kesanggupan dan tenaga; (2) kekuatan dan

kemungkinan. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi

potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk

dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, daya. Intinya, secara sederhana

potensi adalah sesuatu yang bisa kita kembangkan (Majdi, 2007: 86).

Menurut Endra K Pihadhi (2004: 6), potensi bisa disebutkan sebagai

kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan

belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi diri yang dimaksud disini

suatu kekuatan yang masih terpendam yang berupa fisik, karakter, minat,

bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri tetapi belum

dimanfaatkan dan diolah.

Sedangkan menurut Sri Habsari (2005: 2), potensi diri adalah

kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun

mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bisa dilatih dan

(14)

proses atau ciri-ciri proses fisik, perilaku dan psikologis yang dimiliki.

Dengan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa potensi diri adalah

kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang yang masih terpendam dan

mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan jika didukung dengan

latihan dan sarana yang memadai.

2.2.4.2 Macam-macam Potensi Diri

Manusia memiliki beragam potensi (Nashori, 2003: 89) diantaranya

adalah:

a. Potensi berfikir

Setiap orang memiliki potensi untuk belajar informasi-informasi

baru, menghubungkan berbagai informasi, serta menghasilkan

pemikiran yang baru.

b. Potensi emosi

Potensi yang lain adalah potensi dalam bidang afeksi/emosi. Setiap

manusia memiliki potensi cita rasa, yang dengannya manusia dapat

memahami orang lain, memahami suara alam, ingin mencintai dan

dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan dihargai,

cenderung kepada keindahan.

c. Potensi fisik

Adakalanya manusia memiliki potensi yang luar biasa untuk

membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki

kekuatan fisik yang tangguh. Orang yang berbakat dalam bidang fisik

mampu mempelajari olah raga dengan cepat dan selalu menunjukkan

permainan yang baik.

d. Potensi sosial

Pemilik potensi sosial yang besar memiliki kapasitas

menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain. Kemampuan

menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain didasari kemampuan

(15)

2.2.5 Anak

2.2.5.1 Pengertian Anak

Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa.

Tanpa kehadiran seorang anak, maka keluarga tidak akan lengkap.

Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 2003: 4), anak adalah pribadi yang

masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari

lingkungannya. Di dalam siklus kehidupan, masa anak-anak merupakan

fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang menentukan masa

depannya. Sangat diperlukan optimalisasi perkembangan anak, karena

anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari keluarga, terutama

orangtua. Sehingga dengan begitu kebutuhan anak tersebut dapat terpenuhi

secara baik.

Anak juga merupakan makhluk sosial seperti juga orang dewasa.

Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan

kemampuannya. Mereka juga membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang

dan tempat bagi perkembangannya.

2.2.5.2 Masa Perkembangan Anak

Menurut Langeveld (dalam Zulkifli, 2005: 20), terdapat 5

pembagian masa perkembangan anak, yaitu:

a. Masa bayi, yang berusia sampai 2 tahun.

b. Masa kanak-kanak, yang berusia 2 sampai 6 tahun.

c. Masa anak sekolah, yang berusia 6 sampai 12 tahun.

d. Masa remaja, yang berusia 12 sampai 19/21 tahun.

e. Masa dewasa, yang berusia 21 tahun ke atas.

Jadi anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dari masa

kanak-kanak sampai masa anak sekolah yang berusia sampai dengan 12

tahun. Karena didalam sanggar SIR Istana Maimun Medan, anak-anak lah

yang lebih mendominan menjadi anak didik dan juga dalam meningkatkan

potensi biasanya dilakukan sejak masa kanak-kanak yang sehingga potensi

(16)

2.3 Model Teoretik

Kerangka pemikiran sebagai dasar pemikiran peneliti dilandasi dengan

konsep-konsep dan teori yang relevan guna memecahkan masalah penelitian. Hal

ini juga sama halnya seperti yang dikatakan bahwa kerangka konsep sebagai hasil

pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan

memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat

mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2001: 40).

Kerangka pemikiran penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

Dari kerangka pemirikan diatas, peneliti ingin mengungkapkan bagaimana

peran komunikasi antarpribadi pengajar tari pada sanggar tari SIR Istana

Maimun Medan. Peneliti akan menganalisisnya dari komponen tujuan

komunikasi antarpribadi dan komponen komunikasi efektif. Komponen

komunikasi antarpribadi berupa mengenal diri sendiri dan orang lain,

mengetahui dunia luar, menciptakan & memelihara hubungan menjadi

bermakna, mengubah sikap & perilaku, bermain dan mencari hiburan, juga

membantu orang lain. Dan komponen komunikasi efektif berupa keterbukaan,

empati, dukungan, rasa positif, dan kesamaan. Dalam hal ini, tujuan dari

penelitian yang dilakukan adalah peran komunikasi antarpribadi yang ● Komunikasi Antarpribadi :

a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.

b. Mengetahui dunia luar. c. Menciptakan dan memelihara

hubungan menjadi bermakna. d. Mengubah sikap dan perilaku. e. Bermain dan mencari hiburan. f. Membantu orang lain.

(17)

dilakukan oleh pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak didik.

Tentunya di dalam proses meningkatkan potensi diri anak didik ini pasti

menemukan kendala-kendala dan peneliti juga akan melihat bagaimana

komunikasi antarpribadi tersebut dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala

yang ditemukan serta bagaimana komunikasi antarpibadi dapat dikatakan

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan kearifan lokal adalah sesuatu yang berkaitan khusus dengan budaya tertentu dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu, serta memiliki

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Sebagian besar jalur yang tidak beroperasi berada pada daerah operasional IV. Penelitian ini bertujuan untuk membuat skala

Hal ini berarti hipotesis pertama ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa agency problem tidak berpengaruh terhadap voluntary disclosure level karena tingkat

[r]

impacts and how we responds to it; arranged participation action plans to cope with climate change impacts and improving community resillience, to integrate the

Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar mata kuliah berfikir kritis dalam pembelajaran kebidanan rendah sebagian besar berasal dari

Hasil perhitungan cadangan hidrokarbon dengan metode Probability menunjukkan bahwa daerah penelitian ini memiliki estimasi cadangan hidrokarbon yang cukup

Melalui headline majalah FHM peneliti mencoba memberi analisis tentang tulisan atau kata-kata dan gambar yang dianggap sebagai pornografi, dimana yang dikatakan sebagai hal