Hukum& Kejahatan Dunia Maya
Hukum& Kejahatan Dunia Maya
Pertemuan Ke-2
2018
Oleh: Rizky Karo Karo (082134761955 Wassap)
Pertemuan Ke-2
2018
Istilah Kejahatan Dunia Maya
Istilah Kejahatan Dunia Maya
hukum teknologi informasi (law of
information technology);
hukum dunia maya (virtual world law); hi-tech crime;
Tindak pidana di ruang siber (cyber
space/ cybercrime) (Barda Nawawi, 2006)
hukum teknologi informasi (law of information technology);
hukum dunia maya (virtual world law); hi-tech crime;
Definisi KDM
Definisi KDM
1. any illegal, unethical or unauthorized behavior relating to the automatic
processing and/or the transmission of data. (Organization of European Community
Development);
2. Kejahatan yang berhubungan dengan teknologi, komputer dan internet (Barda Nawawi, “Kapita Selekta Hukum Pidana”);
1. any illegal, unethical or unauthorized behavior relating to the automatic
processing and/or the transmission of data. (Organization of European Community
Development);
Fenomena Sosial
Fenomena Sosial
Penerapan teknologi informasi=perubahan
sosial (Satjipto Rahardjo, “Hukum dan Masyarakat”, 1980);
Penerapan teknologi informasi=perubahan sosial (Satjipto Rahardjo, “Hukum dan
Kebijakan Penanggulangan
Pidana
Kebijakan Penanggulangan
Pidana
a. Penerapan hukum pidana (criminal law
application); (Penal)
b. Pencegahan tanpa pidana (prevention
without punishment) (Non Penal)
c. Mempengaruhi pandangan masyarakat tentang kejahatan dan pemidanaan melalui mass media (influencing views of society on crime and punishment) (Non Penal)
(Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan
Hukum Pidana”)
a. Penerapan hukum pidana (criminal law
application); (Penal)
b. Pencegahan tanpa pidana (prevention
without punishment) (Non Penal)
c. Mempengaruhi pandangan masyarakat
tentang kejahatan dan pemidanaan melalui mass media (influencing views of society on crime and punishment) (Non Penal)
(Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan
Faktor Penegakan Hukum
di Indonesia
Faktor Penegakan Hukum
di Indonesia
1. Faktor hukumnya sendiri (undang-undang) 2. Faktor penegak hukum yakni pihak yang membentuk maupun menerapkan
hukum.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia dalam pergaulan hidup. (Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum)
1. Faktor hukumnya sendiri (undang-undang) 2. Faktor penegak hukum yakni pihak yang membentuk maupun menerapkan
hukum.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia dalam pergaulan hidup. (Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Definisi Internet
Definisi Internet
((i) is logically linked together by a globally unique address space based in the Internet Protocol (IP) or its
subsequent extensions/follow-ons;
(ii) is able to support communications using the Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) suite or its
subsequent extension/followons, and/or other Internet Protocol )IP)-compatible protocols; and
(iii) Providers, uses or makes accessible, either publicly or privately, high level services layered on the
communications and related infrastructure described herein.
(The Federal Networking Council (FNC), 24 Okt 1995)
((i) is logically linked together by a globally unique address
space based in the Internet Protocol (IP) or its subsequent extensions/follow-ons;
(ii) is able to support communications using the Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) suite or its
subsequent extension/followons, and/or other Internet Protocol )IP)-compatible protocols; and
(iii) Providers, uses or makes accessible, either publicly or privately, high level services layered on the
communications and related infrastructure described herein.
Kualifikasi KDM
Kualifikasi KDM
1. Illegal access: yaitu sengaja memasuki atau mengakses
sistem komputer tanpa hak.
2. Illegal interception: yaitu sengaja dan tanpa hak mendengar
atau menangkap secara diam-diam pengiriman dan
pemancaran data komputer yang tidak bersifat publik ke, dari atau di dalam sistem komputer dengan menggunakan alat bantu teknis.
3. Data interference: yaitu sengaja dan tanpa hak melakukan
perusakan, penghapusan, perubahan atau penghapusan data komputer.
4. System interference: yaitu sengaja melakukan gangguan
atau rintangan serius tanpa hak terhadap berfungsinya sistem komputer.
1. Illegal access: yaitu sengaja memasuki atau mengakses
sistem komputer tanpa hak.
2. Illegal interception: yaitu sengaja dan tanpa hak mendengar
atau menangkap secara diam-diam pengiriman dan
pemancaran data komputer yang tidak bersifat publik ke, dari atau di dalam sistem komputer dengan menggunakan alat bantu teknis.
3. Data interference: yaitu sengaja dan tanpa hak melakukan
perusakan, penghapusan, perubahan atau penghapusan data komputer.
4. System interference: yaitu sengaja melakukan gangguan
Kualifikasi KDM (2)
Kualifikasi KDM (2)
5. Misuse of Devices: penyalahgunaan perlengkapan komputer, termasuk program komputer, password komputer, kode masuk (access code)
6. Computer related Forgery: Pemalsuan (dengan sengaja dan tanpa hak memasukkan mengubah, menghapus data autentik menjadi tidak autentik dengan maksud digunakan sebagai data autentik)
7. Computer related Fraud: Penipuan (dengan sengaja dan tanpa hak menyebabkan hilangnya barang/kekayaan orang lain dengan cara memasukkan, mengubah, menghapus data komputer atau dengan mengganggu berfungsinya komputer/sistem komputer, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomi bagi dirinya sendiri atau orang lain).
5. Misuse of Devices: penyalahgunaan perlengkapan komputer, termasuk program komputer, password komputer, kode masuk (access code)
6. Computer related Forgery: Pemalsuan (dengan sengaja dan tanpa hak memasukkan mengubah, menghapus data autentik menjadi tidak autentik dengan maksud digunakan sebagai data autentik)
Kualifikasi KDM (3)
Kualifikasi KDM (3)
8. Content-Related Offences Delik-delik yang berhubungan dengan pornografi anak (child pornography)
9. Offences related to infringements of
copyright and related rights Delik-delik yang terkait dengan pelanggaran hak cipta
(Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan)
8. Content-Related Offences Delik-delik yang berhubungan dengan pornografi anak (child pornography)
9. Offences related to infringements of
copyright and related rights Delik-delik yang terkait dengan pelanggaran hak cipta
Asas-Asas dalam UU ITE
Asas-Asas dalam UU ITE
Unnus Testis Nullus Testis (Ps.183 KUHAP); Penentuan Jurisidiksi (3teori);
Asas Kepastian Hukum Asas Manfaat
Asas Kehati-hatian; Asas Itikad Baik;
Kebebasan Memilih Teknologi/Netral Teknologi Unnus Testis Nullus Testis (Ps.183 KUHAP); Penentuan Jurisidiksi (3teori);
Asas Kepastian Hukum Asas Manfaat
Asas Kehati-hatian; Asas Itikad Baik;
Asas Kepastian Hukum
Asas Kepastian Hukum
Pemanfaatan IT mendapat pengakuan
hukum di dalam&di luar pengadilan
Contoh:
Pasal 5 UU ITE
Pemanfaatan IT mendapat pengakuan hukum di dalam&di luar pengadilan Contoh:
Asas Manfaat
Asas Manfaat
Bermanfaat bagi penyebaran
informasi&meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bermanfaat bagi penyebaran
Asas Kehati-hatian
Asas Kehati-hatian
Prudential dalam bertransaksi baik bagi
pembeli/penjual sehingga tidak menimbulkan kerugian;
Prudential dalam bertransaksi baik bagi pembeli/penjual sehingga tidak
Asas Iktikad Baik
Asas Iktikad Baik
1. Tidak mempergunakan IT utk secara
sengaja&tanpa hak/melawan hukum yg mengakitbatkan kerugian bagi para pihak 1. Tidak mempergunakan IT utk secara
Asas Kebebasan Memilih
Teknologi
Asas Kebebasan Memilih
Teknologi
Netral teknologi – tidak terfokus hanya
pada 1 teknologi tertentu sehingga dpt mengikuti perkembangan zaman
Penentuan Jurisdiksi
Penentuan Jurisdiksi
a. The therory of uploader and downloader.Uploader adalah pemberi informasi dan downloader adalah penerima transaksi elektronik.
b. The law of the server.Jurisdiksi ditentukan dengan menggunakan atau memperlakukan server dimana webpages secara fisik berlokasi,yaitu dimana mereka dicatat sebagai data elektronik.
c. The theory of internasional spaces, ada usulan bahwa internet dijadikan ruang tersendiri, menjadi ruang ke empat setelah air,darat, dan udara.
( Edmon Makarim,Kompilasi Hukum Telematika)
a. The therory of uploader and downloader.Uploader adalah pemberi informasi dan downloader adalah penerima transaksi elektronik.
b. The law of the server.Jurisdiksi ditentukan dengan menggunakan atau memperlakukan server dimana webpages secara fisik berlokasi,yaitu dimana mereka dicatat sebagai data elektronik.
c. The theory of internasional spaces, ada usulan bahwa internet dijadikan ruang tersendiri, menjadi ruang ke empat setelah air,darat, dan udara.
Tindak Pidana Pencemaran Nama
Baik dengan IT
Pencemaran Nama Baik
(
Defamation)
Mengapa PNB = Delik Aduan?
Penghinaan ke Presiden = Delik Biasa?
Mengapa PNB = Delik Aduan?
Pendalaman Delik Aduan (
Klacht
Delicten/Crime by Complaint)
Pendalaman Delik Aduan (
Klacht
Delicten/Crime by Complaint)
Mengapa delik aduan? Krn kepentingan orang yg bersangkutan utk tidak menuntut dlm suatu perkara lebih besar drpd kepentingan Negara
menuntut itu (J. Jonkers, Buku Pedoman Hukum Pidana Hinida Belanda, 1987);
Delicten allen op klachte vervolgbaar (Belanda, trjmhn bebas: delik yg dpt dituntut jika ada
pengaduan dr yg merasa dirugikan)
Mengapa delik aduan? Krn kepentingan orang yg bersangkutan utk tidak menuntut dlm suatu perkara lebih besar drpd kepentingan Negara
menuntut itu (J. Jonkers, Buku Pedoman Hukum Pidana Hinida Belanda, 1987);
Delicten allen op klachte vervolgbaar (Belanda, trjmhn bebas: delik yg dpt dituntut jika ada
Pengaduan
Pengaduan
1. Pernyataan tegas dr org yg berhak utk mengadu bahwa ia menghendaki penuntutan org yg telah melakukan
pelanggaran itu (M.H. Tirtaamidjaja dalam Leden
Marpaung, Tindak Pidana terhadap Kehormatan, 1997); 2. Pengaduan: pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak
yg berkepentingan kpd pejabat yg berwenang utk
menindak menurut hukum seorang yg telah melakukan tindak pidana aduan yg merugikannya (Ps.1 angka 25 KUHAP)
1. Pernyataan tegas dr org yg berhak utk mengadu bahwa ia menghendaki penuntutan org yg telah melakukan
pelanggaran itu (M.H. Tirtaamidjaja dalam Leden
Marpaung, Tindak Pidana terhadap Kehormatan, 1997); 2. Pengaduan: pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak
yg berkepentingan kpd pejabat yg berwenang utk
Siapa yg Mengadu
(
Klachtgerechtige)
Siapa yg Mengadu
(
Klachtgerechtige)
Berbeda-beda;
Ps.284 KUHP;
Ps. 322 KUHP (melarikan anak dibawah
umur);
Ps.287 (Perkosaan): Korban perempuan tsb; Ps. 320 ayat (1&2): Pencemaran bagi orang
yg sdh meninggal Berbeda-beda;
Ps.284 KUHP;
Ps. 322 KUHP (melarikan anak dibawah umur);
Ps.287 (Perkosaan): Korban perempuan tsb; Ps. 320 ayat (1&2): Pencemaran bagi orang
Jangka Waktu Mengadu
Jangka Waktu Mengadu
Hanya 6 (enam) bulan sejak orang yg berhak
mengadu mengetahui adanya delik aduan;
9 bulan jk ia berada di luar Indonesia Ps.74 KUHP;
Ps.293 KUHP (lamanya 9bulan dan 12 bulan) Apa legal reasoning-nya?
Hanya 6 (enam) bulan sejak orang yg berhak mengadu mengetahui adanya delik aduan;
9 bulan jk ia berada di luar Indonesia Ps.74 KUHP;
Jenis Delik Aduan (
Absolute
Klachtedelicten&Relative K)
Jenis Delik Aduan (
Absolute
Klachtedelicten&Relative K)
Definisi A.K: Tanpa aduan, gak bs diproses Contoh, A.K: Ps.310 s/d Ps.319 KUHP ;kecuali 316 KUHP; Ps.284 KUHP, Ps.322; ayat (2); Ps.332 ayat (2); Ps.369
Definisi R.K: delik yg pembuatnya pny hubungan darah/keluarga; pengaduan utk orang tertentu saja.
Contoh R.K: Ps.367 KUHP; Ps.374KUHP
Definisi A.K: Tanpa aduan, gak bs diproses Contoh, A.K: Ps.310 s/d Ps.319 KUHP ;
kecuali 316 KUHP; Ps.284 KUHP, Ps.322; ayat (2); Ps.332 ayat (2); Ps.369
Definisi R.K: delik yg pembuatnya pny hubungan darah/keluarga; pengaduan utk orang tertentu saja.
Definisi
Definisi
Penyampaian ucapan dgn cara menuduhkan
melakukan perbuatan tertentu&yg ditujukan kpd kehormatan&nama baik orang yg dpt mengakibatkan rasa harga diri/martabat orang itu dicemarkan, dipermalukan,
direndahkan (Adami Chazawi, Hukum Pidana Postif Penghinaan, 2009)
Penyampaian ucapan dgn cara menuduhkan melakukan perbuatan tertentu&yg ditujukan kpd kehormatan&nama baik orang yg dpt mengakibatkan rasa harga diri/martabat orang itu dicemarkan, dipermalukan,
Penghinaan=perbuatan menyerang
kehormatan/nama baik “aanranding of geode naam” – biasanya pencemaran tertulis (smaadschriff);
Oemar Senoadji, Perkembangan Delik Pers
di Indonesia: Profesi Wartawan, 1991 Penghinaan=perbuatan menyerang
kehormatan/nama baik “aanranding of geode naam” – biasanya pencemaran tertulis (smaadschriff);
Flashback jenis2 kesengajaan
Flashback jenis2 kesengajaan
Kesengajaan yg bersifat tujuan (Oogmerk);
Kesengajaan scr keinsyafan kepastian (Opzet
Bij Zekerheids Bewustzinj); Perbuatan pelaku tdk bertujuan utk mencapai akibat yg mjd dasar delik, tp pelaku itu tahu akibat itu akan terjadi;
Kesengajaan scr keinsyafan kemungkinan
(Opzet Bij Mogelijkheids Bewustzjin); Salah alamat/salah orang
Kesengajaan yg bersifat tujuan (Oogmerk); Kesengajaan scr keinsyafan kepastian (Opzet
Bij Zekerheids Bewustzinj); Perbuatan pelaku
tdk bertujuan utk mencapai akibat yg mjd dasar delik, tp pelaku itu tahu akibat itu akan terjadi;
Kesengajaan scr keinsyafan kemungkinan
(Opzet Bij Mogelijkheids Bewustzjin); Salah
Ketentuan dalam UU ITE
2008 jo.2016
Ketentuan dalam UU ITE
2008 jo.2016
Ps.27 ayat (3): “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”
Ps 28 ayat (1): “”Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang menyebabkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik”.
Ps.28 ayat (2): “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Ps.27 ayat (3): “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”
Ps 28 ayat (1): “”Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang menyebabkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik”.
Ps.28 ayat (2): “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
Ketentuan Pencemaran (
Smaad)
dalam KUHP
Ketentuan Pencemaran (
Smaad)
dalam KUHP
Pasal 310:
(ayat 1) barangsiapa dgn sengaja menyerang kehormatan/nama
baik seseorang, dgn menuduh sesuatu hal, yg maksudnya terang supaya diketahui oleh umum, diancam krn pencemaran, dgn
pidana penjara paling lama 9 bulan/denda paling banyak Rp.300,-;
(ayat 2): Jk hal itu dilakukan dgn tulisan/gambaran yg disiarkan,
dipertunjukan atau ditempelkan di muka umum, maka yg bersalah, krn pencemaran tertulis, diancam dgn pidana penjara paling lama 1tahun 4 bulan atau denda paling banyak
Rp.300,- Pasal 310:
(ayat 1) barangsiapa dgn sengaja menyerang kehormatan/nama
baik seseorang, dgn menuduh sesuatu hal, yg maksudnya terang supaya diketahui oleh umum, diancam krn pencemaran, dgn
pidana penjara paling lama 9 bulan/denda paling banyak Rp.300,-;
(ayat 2): Jk hal itu dilakukan dgn tulisan/gambaran yg disiarkan,
Rp.300,-Pasal 311 ayat (1) KUHP
Pasal 311 ayat (1) KUHP
”Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau
pencemaran tertulis, dalam hal dibolehkan untuk membuktikan bahwa apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya dan tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa yang diketahui, maka dia diancam karena melakukan fitnah, dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.
”Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau
Tafsiran Ps.310 ayat (3) KUHP
Tafsiran Ps.310 ayat (3) KUHP
JK saat pemeriksaan, terdakwa yg
melakukan penghinaan benar2 utk
kepentingan umum/membela diri yg dpt dianggap oleh hakim-maka terdakwa tdk dpt dihukum
(M.Karjadi, R.Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), 1995)
JK saat pemeriksaan, terdakwa yg melakukan penghinaan benar2 utk
kepentingan umum/membela diri yg dpt dianggap oleh hakim-maka terdakwa tdk dpt dihukum
Dikuatkan oleh Putusan MK
2008
Dikuatkan oleh Putusan MK
2008
Putusan MK No.50/PUU-VI/2008,
penafsiran norma Ps.27 ayat (3) UU ITE
tdk bs dilepaskan dr genusnya yakni norma hukum pidana ttg penghinaan
(Ps.310&Ps.311 KUHP)
Putusan MK No.50/PUU-VI/2008,
penafsiran norma Ps.27 ayat (3) UU ITE
tdk bs dilepaskan dr genusnya yakni norma hukum pidana ttg penghinaan