• Tidak ada hasil yang ditemukan

paper Sejarah Peradaban Islam negeri tir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "paper Sejarah Peradaban Islam negeri tir"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PUSAT PERADABAN ISLAM DI NEGERI TIRAI BAMBU

Orang China mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao yang berarti agama yang murni. Masyarakat China menyebut Makkah sebagai kelahiran “Buddha Ma-hia-wu” (Nabi Muhammad SAW).

Jauh sebelum ajaran Islam diturunkan oleh Allah SWT, bangsa China memang telah mencapai peradaban amat tinggi. Kala itu, masyarakat Negeri Tirai Bambu sudah menguasai beragam khazanah kekayaan ilmu pengetahuan dan peradaban. Tak bisa dipungkiri bahwa umat islam juga banyak menyerap ilmu pengetahuan serta peradaban dari negeri ini. Beberapa contohnya antara lain, ilmu kedokteran, kertas, serta bubuk mesiu. Kehebatan dan tingginya peradaban masyarakat China ternyata sudah terdengar di negeri Arab sebelum tahun 500 M. sejak saat itu, para saudagar dan pelaut dari Arab membina hubungan dagang dengan China.

A. Sejarah Peradaban Islam di China

Terdapat beberapa sumber yang menceritakan bagaimana masuknya Islam ke daratan China. Sumber pertama menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di China dibawa oleh para sahabat Rasul yang hijrah ke Al-Habsya Abyssinia (Ethiopia). Sahabat Nabi hijrah ke Ethopia untuk menghindari kemarahan kemarahan dan amuk massa kaum Quraisy jahiliyah. Mereka antara lain adalah; Ruqoyyah, anak perempuan Nabi, Ustman bin Affan, Sa’ad bin Waqqas, paman Rasulullah SAW dan sejumlah sahabat lainnya. Para sahabat hijrah ke Ethiopia itu mendapat perlindungan dari Raja Atsmaha Negus di kota Axum. Banyak sahabat yang memilih menetap dan tak kembali ke tanah arab, konon mereka inilah yang kemudian berlayar dan tiba di daratan China pada saat Dinasti Sui berkuasa (581 M – 618 M).

(2)

Kanton. Kemudian melalui darat pergi ke ibukota Zhang-An (sekarang Xian). Disana mereka disambut oleh kaisar dan diizinkan membangun sebuah masjid. Masjid ini diyakini sebagai masjid pertama di China, yang masih berdiri sampai sekarang.

Tentara muslim mencapai perbatasan China pertama kali melalui darat di masa khalifah Walid dari bani Umayyah, Al-Hajjaj ibn Yusuf Al-Tsaqafi, gubernur Irak pada waktu itu mengirim tentara muslim dibawah pimpinan Qutaibah Ibn Muslim Al-Bahili ke perbatasan China. Tentara itu meninggalkan Samarkand (Uzbekistan) pada 93 H (711 M) dan memasuki Kashgar (Singkiang) pada 96 H (714 M). Kaisar China kemudian setuju membayar upeti kepada orang-orang muslim sebagai tanda kesetiaan kepada negara muslim.

Hubungan perdangangan antara muslim dan bangsa China kian meningkat dengan pesat. Awalnya perdagangan dijalankan melalaui jalur laut, kemudian darat. Kebanyakan pedagan adalah muslim dan umumbnya dari Arab dan Persia. Hubungan antara muslim dan bangsa China di masa dinasi Umayyah dan Abbasyiah berlangsung ramah dan hangat, mereka saling bertukar kedutaan dan delegasi. Pada 138 H (755 M) kaisar China meminta pertolongan dari umat islam untuk memadamkan pemberontakan An-Lu-Chan. Khalifah memenuhi permintaan tersebut dengan mengirim pasukan yang terdiri dari 4000 orang tentara muslim dan pada akhirnya mereka berhasil mengalahkan pemberontakan dan menetap di tanah China. Mereka menikahi wanita China dan membangun keluarga Muslim sehingga memberikan dukungan demografik yang kuat kepada komunitas muslim pertama di China.

(3)

Kanton menjadi pusat penyebaran islam ke arah Hang – Chu di garis pantai sebelah utara. Mereka membangun masjid dan sekolah. Namun tujuh tahun kemudian terjadi pemberontakan yang membakar kota dan membantai lebih dari 100.000 muslim. Karena peristiwa itu, Dinasti Tang runtuh pada tahun 295 H (907 M).

Selama masa pemerintahan Dinasti Tang, umat Islam di China hidup makmur dan dihormati. Akan tetapi, walaupan telah terjadi pernikahan antar etnis, bagi bangsa China, Islam masih tetap dianggap sebagai hal yang asing dari segi bahasa, kebudayaan maupun ras. Namun, banyak kaisar yang tetap memberikan perlakuan istimewa kepada umat islam apalagi pada masa pemerintahan Dinasti Siung berikutnya. Terdapat 86 delegasi dari negara muslim ke China selama tahun 31 H (651 M) dan 604 H (1270 M). Arus imigran yang makin deras membuat banyaknya pembangunan kota – kota muslim di dekat pelabuhan – pelabuhan terbesar di China makin pesat. Mereka membangun masjid dan sekolah dan mendirikan lembaga – lembaga. Gubernur yang dicalonkan dari golongan umat islam juga kebanyakan diterima oleh kaisar.

Selama pemerintahan Dinasti Siung, posisi Jendral Laut di Kanton selalu dijabat oleh seorang Muslim, pada masa ini juga jumlah penduduk muslim meningkat karena derasnya arus imigrasi melalui Kashgar, serta banyaknya penduduk setempat yang berpindah agama ke islam. Perpindahan agama yang paling luar biasa adalah perpindahan agama secara massal oleh suku Hsiung-Nu.

(4)

Mongol. Orang muslim menjadi kelas terkemuka di seluruh negara Mongol termasuk juga China. Hampir semua pejabat tinggi tentara, pemerintahan dan administrasi adalah seorang Muslim. Ahli sejarah bangsa Persi Rashiddin Fadlullah melaporkan bahwa di pada era negara Mongol dibawah pimpinan Kubilay Khan, China dibagi ke dalam 14 provinsi. Pimpinan masing – masing provinsi adalah gubernur dan wakil gubernur, delapan gubernur muslim dan empat wakil gubernur lain juga muslim. Diantara negarawan China Muslim yang paling terkenal saat itu adalah gubernur provinsi Yuann (1278 M – 1279 M). Anaknya, Al – Sayyid Bayyin menjadi perdana menteri kaisar China antara 1333 M dan 1340 M.

Pengembara Maroko Ibnu Batutah pernah mengunjungi China selama periode ini. Ia mengatakan bahwa “ tiap kota China mempunyai kota Muslim dimana hanya hidup orang – orang Muslim. Dalam kota – kota ini ada masjid dan lembaga – lembaga lain. Orang – orang muslim sangat dihormati”.

(5)

kaisar terhadap Nabi Muhammad sudah sangat terkenal dan ditunjukkan secara terang – terangan. Ia menulis puisi yang berisi pujian – pujian atas Nabi Muhammad SAW dan memahatnya pada marmer di masjid Jami’ kota Nankin (yang sampai sekarang masih ada). Kaisar Yung Lu (1405 -1432 M) menggunakan kalender Hijriyah sebagai kalender resmi China dan mengirim duta besar Muslim, Chung Hu ke beberapa negara islam untuk membangun hubungan yang harmonis. Mayoritas pejabat tinggi pada dinasti Ming juga muslim, kecuali Turkestan Timur (Singkiang – Uighur) yang sebenarnya merupakan bagian Turki, disana Islam tak pernah mampu membangun suatu entitas politik yang merdeka dan abadi di China.

Pada saat rezim Mongol, posisi umat islam di China sangatlah berpengaruh dan dinasti Yuan dianggap sebagai Dinasti Islam oleh para ahli sejarah. Sepanjang dinasti ini, Islam mengalami integrasi yang baik dalam kebudayaan China tanpa kehilangan identitasnya. Namun pada saat Dinasti Manchu, Muslim China mengalamai periode yang mengerikan karena penderitaan yang terus menerus selama tiga abad.

Pada tahun 1651 M, hanya tujuh tahun sesudah dinasti Manchu berkuasa terjadilah tindakan kekerasan dan kebengisan terhadap Muslim Tionghoa (China). Muslim Tionghoa diinjak – injak dan ditindas, hal ini sungguh merupakan ujian terberat bagi umat islam tionghoa.

Dalam masa panjang ini, yakni 268 tahun selama dinasti Manchu berkuasa, pihak muslim tionghoa selalu menjadi sumber kegelisahan, kecemasan dan dendam bagi pihak penguasa – penguasa Manchu tersebut. di wilayah barat laut barat daya China sering terjadi pertempuran kecil setiap dua puluh tahun dan pertempuran secara besar – besaran setiap tiga puluh tahun. Pertempuran tersebut berlangsung dalam masa yang panjang sehingga mengakibatkan jutaan korban jiwa jatuh dari kedua belah pihak.

(6)

bapak revolusi tersebut memberikan pujian tertinggi terhadap Muslim Tionghoa di dalam karyanya yang terkenal, San Min Chu I (Three Principles of the People).

Satu – satunya alasan bagi tindakan kekuasaan Manchu adalah disebabkan oleh pihak Muslim menolak rezim Manchu. Semboyan perlawanannya berbunyi, “Crush the Ching (Manchu) and receive the Ming (Han) movement”, yang berarti, “Hancurkan kekuasaan Ching (Manchu) dan galakkan gerakan Ming (Han)”. Semboyan itu dibuktikan dengan perlawanan terus menerus selama 268 tahun.

Dari tahun 1911 sampai 1948, Islam menyaksikan suatu kebangkitan kembali yang sebenarnya dan orang – orang muslim mendapatkan kembali beberapa pengaruhnya seperti dulu. Sejak pembentukan rezim Komunis pada tahun 1948, suatu bentuk penindasan baru terhadap orang Muslim tercipta. Segala kontak antara Muslim di berbagai bagian China dan dunia lain berhenti. Masjid – masjid dan sekolah – sekolah islam ditutup, para imam dibunuh dan dipenjarakan. Struktur kekeluargaan muslim dihancurkan dan para anggotanya dibubarkan.

(7)

wilayah – wilayah dengan presentase muslim yang tinggi tersebut menjadi wilayah tujuan imigrasi non muslim besar – besaran sehingga hal ini cenderung mengikis karakter keislaman daerah tersebut.

Bagi muslim China periode 1952 – 1968 kelaparan buatan diciptakan, penduduk muslim di bubarkan, masjid – masjid dibakar, lembaran – lembaran Al – Qur’an dirobek sehingga berserakan dan para pemimpin muslim dianiaya dan dihina. Hanya baru – baru ini saja, harapan – harapan telah menigkat stelah meninggalnya Mao-Tse-Tsung dan penyisihan “kelompok empat”.

B. Perkembangan Islam di China

Sejak era sebelum Islam, hubungan perdagangan telah terjalin antara dunia Arab dan China. Jalur perdagangan ini melalui dua jalur, yaitu laut dan darat (jalur sutera). Beberapa pedagang arab disebut – sebut sudah menetap di beberapa kota bandar dagang di China seperti Kanton, Chang Chow, dan Chuan Chow. Meskipun terdapat pendapat yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Kanton semenjak zaman Nabi Muhammad SAW, tetapi hubungan resmi antara pemerintah islam dan China terjadi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA yang mengirim delegasinya pada kaisar Dinasti Tang (618 M – 905 M). Hal ini tercatat resmi dalam sejarah resmi (Annals) dinasti Tang.

(8)

Admiral Cheng Ho pun menjalankan misi diplomasinya yang sangat menonjol ke Timur Tengah dan Asia Tenggara pada awal pemerintahan Dinasti Ming.

Ketika dinasti ini jatuh oleh gerakan demokrasi dan republikan yang dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, kaum muslimin China merasakan keadaan yang lebih baik dan ikut memberikan kontribusi yang cukup penting. Namun, ketika komunisme berkuasa di China semenjak tahun 1950, mereka kembali mengalami kemunduran dan mendapat tekanan yang luar biasa. Masjid – masjid dan para imamnya dihancurkan dan disingkirkan oleh pemerintah komunis pada masa Reformasi Keagamaan (1958 M) dan Revolusi Kebudayaan (1966 M – 1976 M).

Seperti contoh yang disampaikan Liu baojun, di provinsi Qinghai setelah tahun 1958 M hanya tersisa 8 masjid, padahal sebelumnya terdapat 931 masjid. Jumlah imam dan staf keagamaan di masjid – masjid tersebut hanya tinggal 12 orang setelah tahun 1958 M, dari sebelumnya berjumlah 5940 orang. pada masa revolusi kebuadayaan, masjid dan para imam di provinsi tersebtu sama sekali tidak tersisa lagi. Pelaksanaan kewajiban ibadah islam seperti shalat lima waktu dan pergi haji tidak diizinkan. Hal yang terakhir ini menyebabkan muslim China mengalami keterputusan hubungan dengan negeri – negeri muslim lainnya dan menjadikan generasi muda muslim mengalami kesenjangan dalam pemahaman terhadap islam. Namun sejak zaman pemeritahan Deng Xiaoping, keadaan muslim di China menjadi lebih baik. keyakinan mereka seta kebebasan dalam menjalankan kewajiban keagamaan dilindungi oleh undang – undang.

(9)

bukan hanya masih eksis di China, tetapi juga masih memiliki penganut denga jumlah yang sangat besar. Sementara agama Yahudi dan Kristen Nestorian yang lebih dulu masuk ke China telah habis tak tersisa.

C. Kebangkitan Islam Modern di China

Dinasti Ming dijatuhkan oleh penyerang – penyerang Manchu yang membangun dinasti Ching. Ini adalah pendudukan asing yang berlandaskan divide et impera. Sejak awal pendudukan ini berlangsung, mereka telah menunjukkan ketidak senangannya yang teramat terhadap orang muslim dan memandangnya sebagai pendukung dinasti yang telah lalu. Di bawah rezim Ching dari tahun 1644 M – 1911 M, muslim telah menjadi sasaran kekejaman yang paling buruk. Mereka membalas dengan pemberontakan terus menerus melawan rezim itu yang berakibat buruk. Ching memusatkan usaha – usaha anti islamnya di daerah – daerah yang padat muslim seperti Turkestan Timur, Khansu Dan Yunnan. Karena itu, disana terjadi serentetan pemberontakan oleh muslim.

Yang terpenting dari serentetan pemberontakan tersebut adalah pemberontakan Yunnan, dimana orang islam mampu membebaskan kota – kota Dali dan Yunnan (ibukota provinsi). Mereka juga mampu membangun negara muslim, namun negara negara itu segera hancur karena terjadi perang saudara akibat telah disusupi setelah delapan tahun merdeka. Hal ini diikuti terjadinya pembunuhan massal kaum muslimin yang meluas. Revolusi Yakub di Khansu berlangsung selama dua puluh lima tahun. Pada awalnya kaum muslimin seolah – oleh telah memenangkan peperangan, tetapi akhirnya mereka justru dihancurkan ketika berada di Yunnan.

(10)

pendukung revolusi republik pada 1911 yang paling setia. Presiden pertama republik dr. Sun Yat Sen menanggapi hal in dengan membebaskan orang muslim dari segala penganiayaan. Ia menyatakan bahwa bangsa China terdiri dari lima komponen yang sama; Han (orang Budha China); Hui (Muslim China); Ming (Mongol); Man (Manchu) dan Tsang (orang Tibet).

Namun penganiayaan yang terjadi pada masa dinasti Manchu selama tiga abad menyebabkan orang muslim lebih miskin, jumlahnya berkurang dan terputus hubungannya denga dunia muslim lainnya. Walaupun kesetiaan mereka terhadap Islam sangatlah kuat, tetapi pengamalan Islam mereka perlu ditingkatkan. Setelah tahun 1911, muslim China membangun kembali kontak dengan dunia Muslim lainnya, mereka melakukan upaya perbaikan organisasi dan pendidikan dan membawa kembali masa muslim kepada garis ortodoks. Yang paling menonjol, adalah pendirian Organisasi Muslim China Progesif di Beijing yang dipimpin oleh Al-Haj Ahound Wang Haonan yang aktivitasnya terpusat pada penyebaran pendidikan Islam, pengajaran bahasa Arab, dan pembangunan masjid dan sekolah. Pada 1938, suat organisasi baru Pan China Muslim didirikan dibawa pimpinan seorang jenderal angkatan darat muslim. Ia memimpin milisi muslim untuk mempertahankan negaranya dari serbuan Jepang. Organisasi ini juga menerjemahkan Al – Qur’an ke dalam bahasa China dan mengirim ratusan pelajar. Pada 1926 organisasi kebudayaan Muslim China dibentuk di Shanghai, dipimpin oleh al – Haj Jalaluddin Hat-Hshing. Peranan organisasi tersebut adalah untuk mengatur pendirian studi Al – Qur’an (tafsir) dan hadist nabi. Organisasi ini mendirikan banyak sekolah dan perpustakaan dan memberikan beasiswa kepada banyak mahasiswa.

(11)

Majalah Studi Islam Chna, Surat Muslim, Al Islah, Kemanusiaan, Majalah Chee, Majalah Bang Tou dan sebagainya.

Secara politik, muslim membuat pemunculan kembali secara mengesankan. Banyak diantar mereka yang bergabung dengan revolusi nasionalis dan bertempur dengan keberanian tingi.

D. Sumbangsih Umat Islam terhadap China a. Bidang Perdagangan

Setelah Imperium Parsi ditaklukkan, dan panglima – panglima arab menghentikan gerakannya pada perbatasan Thian Shan, ternyata agama Islam berkembang seterusnya ke arah timur. Kenyataan itu membuktikan kepalsuan tuduhan bahwa agama islam itu dikembangkan dengan ujung pedang.

Kehadiran umat islam mebuat hubungan dagang dengan pihak arab/parsi semakin berkembang. Bandar – bandar dagang sepanjang pesisir China makin berkembang dan makmur. Rakyat hidup dalam kemakmuran. Hal ini merupakan sumbangsih besar pihak Muslim sepanjang sejarah Tiongkok (China).

b. Bidang kesusasteraan

Lee Yen Shen merupakan sastrawan terpandang pada masa dinasti Tang. Sejarah kesusasteraan mencatat namanya yang asli yaitu Riza. Lee Hsuin dan Lee Shun, dua penyair termasyhur pada masa lima Dinasti adalah juga keturunan Parsi.

Penulis – penulis arab serumpama Ardine, Macksuddin, Bermaluddin, Yahuddin, memperoleh kemasyhurannya karena essay – essay mereka tentang sejarah dinasti Yuan. perlu dicatat bahwa lingua franca (bahasa umum) di Istana pada masa itu dan untuk administrasi tertentu ialah bahasa Parsi bukan bahasa China (Tionghoa)

(12)

pulalah yang menciptakan lukisan Yin dan Yang yang sangat terkenal di China itu. Lukisan itu menhiasi hampir di setiap rumah, lukisan tersebut berbentuk bundaran yang melukiskan dua ikan. Yin adalah lambang negatif dan Yang adalah lambang positif. Sayid Omar merupakan seorang pelukis yang mahir mempergunakan cat air.

Pada masa dinasti Ming dan Manchu, tercantum beberapa nama di National Records. Ma Man Lung dari Yunan dan Liu Cheh dari Nanking merupakan contoh gemilan dari berbagai penulis islam, pernyusun ajaran – ajaran islam dan filsafat. Karya mereka tentang Islam yang ditulis dengan bahasa Arab membuat kagum para ahli bahasa Arab. Wang Tai Yui, menulis tentang keesaan Allah SWT dalam gaya filosofis. Ma Fu Chu, setelah pulang dari Makkah, berjuang menentang Manchu dalam wilayah Yunnan. Ia terkenal dengan sumbangan karya – karyanya dalam bidang alam pikiran dan bidang kesusasteraan. Nama – nama tersebut tetap hidup dalam ingatan setiap Muslim Tionghoa (China).

c. Kenegaraan dan Keprajuritan

Banyak negarawan – negarawan dan prajurit – prajurit di China yang berasal dari pihak Muslim. Takudar Khan, cucu Jenghiz Khan dengan sukarela mau memeluk agama Islam. Ribuan pihak Muslim dari berbagai kebangsaan, melayani dinasti Yuan pada masa pemerintahan Kubilay Khan dan Takudar Khan.

Terdapat lebih kurang tiga belas nama kekeluargaan (surnames) yang berasal dari Sayid Shini yakni Sayid Omar Syamsuddin. Satu diantaranya ialah Ma, yang kebetulan merupakan nama kekeluargaan yang asli dari admiral Muhammad Cheng Ho. Kepadatan penduduk muslim dalam wilayah Yunnan itu menyebabkannya terpandang sebagai wilayah terbesar di Tiongkok.

d. Navigasi dan Diplomasi

(13)

mengobrak abrik pusat kedudukan kerajaan Daha di jawa timur, tetapi armada besar itu pada akhirnya binasa. Laksamananya yang pulang dengan sisa prajurit dan armada itu dijatuhi hukuman mati.

Kaisar Yung Lo (1403 M – 1424 M) dari dinasti Ming memerintahkan Admiral Muhammad Cheng Ho berangkat dengan suatu armada menuju laut selatan dan laut barat. Hasilnya sangat menguntungkan bagi kebesaraan dan keagungan China.

Ia datang pada setiap negeri tidak dengan mengandalkan ujung pedang, akan tetapi mengandalkan keramahan dan budi yang baik. malaya memanggilnya: Datuk Johan. Literatur di Eropa memanggilnya dengan: Eunuch Admiral. Pihak tionghoa sendiri memanggilnya : San Pao Kung dan Sam Po Bo. Selanjutnya, pelayarannya yang berulah kali itu sempat menjelajadi pesisir afrika sampai madagaskar.

Ia berasal dari keluarga muslim tertua di wilaya Yunnan, turuan Sayyid Shini (Sayid Omar Syamsuddin), dengan suku keluarga Ma Kaisar Yung Lo, yang oleh ibunya Empress Ma diasuh dan dididik menurut ajaran Islam, menampung anak muda tawanan perang dari Yunnan itu dan melatihnya dan mengasihinya serta menukar suku keluarganya menjadi Cheng.

Tidak pernah dinasti – dinasti China, menjelasng republik China (China) terbentuk, melahirkan seorang admiral yang demikian besar jasanya bagi kekuasaan China. Admiral Muhammad Cheng Ho itu meninggalkan jejak besar di berbagai wilayah di asia.

e. Bidang Astronomi

Perekembangan pengetahuan tentang matematika, aljabar serta trigonometri yang dimiliki bangsa arab telah membantu perkembangan astronomi di China. Sebuah observatorium bernama Hu Hui Chin Tien Chin (observatorium Muslim) dibangun berdampingan dengan Chinese Observatory (observatorium China) pada masa permulaan dinasti Yuan, pada tahun 1277 M.

(14)

ditugaskan pada observatorium Muslim itu. Iam membuat tujuh peralatan astronomi yang saling berbeda, yang terbuat dari tembaga dan inskripsi paris. Ia menyalin nama – nama bintang di dalam bahasa arab kedalam bahasa China. Ia menyusun kalender berkelanjutan yang digunakan pemerintah Yuan sejak tahun 1265 M sampai 1281 M. ahli astronomi lainnya yang amat terkenal bedasarkan asrip dinasti Yuan adalah Bakhtiar, yang jua seorang arsiterktur dan Abdullah Masout, dan Ma Sa Li, semuanya membantu mengatur dan menyusun kalender yang digunakan di China. Dengan menyisipkan bulan interkaler (intercalary month) sebanyak tujuh kali pada setiap 19 tahun. Hal itu guna memperkecil perbedaan antara solar system (tahun Syamsiah) dan Lunar system (tahun qomariyah), karena kalender Tionghoa merupakan paduan antara keduanya. Para muslim pada masa dinast Yuan menemukan 365 1/4 hari dalam satu tahun.

f. Bidang Farmasi

Ramuan perobatan yang di impor ke China dan digunakan oleh tabib – tabib Tionghoa (China) terdiri atas menyan (frankincense), ambergris, rose essence, rose strotax. Putchuk, myrh, gardenia, cloves, gum, benzoin nutmegs, scandal wood, white baroos dan camphor.

Sebuah koleksi yang terdiri dari 36 jilid tebal tentang Muslim Materia Medica mashi tersimpan dengan baik di National Library di Peking.

Chinese Materia Medica, terdiri dari 52 jilid disusun antara tahun 968 M sampai 975 M mengalamai revisi sebanyak tiga kali pada masa dinasti Sung. Revisi yang kedua dan ketiga dilakukan pada tahun 1056 M dan 1107 M, disebabkan oleh pertambahan pengetahuan medis yang berasal dari pihak arab. Perobatan arab pada umumnya bersifat ramuan dan dengan mudah dapat dipadukan dengan pengobatan Tionghoa. Tambahan pengetahuan ini menyebabkan revisi – revisi itu mungkin berpangkal pada sebuah naskah arab, yang berisikan 2000 jenis ramuan obat, karya Ibnu Albaithar.

(15)

Peralatan musik pihak muslim diperkenalkan ke China oleh orang – orang Turkistan. Hu Chin, Sonah (atau Solah) dan lainnya berasal dari pihak muslm. Hu Chin itu bermakna “violin of the barbarians” yakni “biola orang barbar”. Alat tersebut menjadi alat prioritas utama dalam musik China.

h. Bidang Arsitektur

Arsitektur islam menempati kedudukan yang sangat terhormat sebagai bagian dari arsitektur internasional. Arsitek – arsitek muslim di China menciptakan aliran baru disana dan diperkaya oleh arsitektur China. Ibukota peking dapat memperlihatkan contoh arsitektur itu.

i. Keruntuhan Manchu

Perlawanan pihak muslim terhadap kekuasaan manchu sejak mula sampai akhir selama 268 tahun perlahan membuat lemah posisi dinasti Manchu. Pada saat satu provinsi diamankan maka pada provinsi lain bangkit pemberontakan. Demikianlah terus menerus. Dalam masa yang panjang itu, sudah tentu saja amat membebani pemerintah setiap tahunnya.

E. Masjid di China

Menurut Chinese Year Book 1930, sebuah penerbitan resmi pihak pemerintah, tercatat 48.000.000 jiwa penduduk muslim di China dan sejumlah 40.000 buah masjid. Tetapi menurut taksiran pemerintah komunis pada tahun 1951 penduduk muslimnya berjumlah 11.000.000 jiwa. Kedua jumlah tersebut merupakan pernyataan pemerintah.

Berikut ini adalah beberapa masjid yang terkenal di China sampai sekarang :

1. Masjid Huaisheng

(16)

paduan kaligrafi arab ini mempunyai sebuah menara tempat adzan yang dahulu kubahnya dilapisi kerang mutiara, sehingga bercahaya jika terkena sinar bulan. Menara ini dahulu berfungsi sebagai mercusuar bagi kapal – kapal yang akan berlabuh karena terletak di tepi pantai. Namun seiring perkembangannya, saat ini letaknya telah berubah. Masjid Huaisheng juga memiliki banyak nama lain, seperti masjid Agung Kanton, Masjid Guangta, masjid Hwai Sun Su. Masjid Huai-Sheng, dan masjid Ying Tong.

Naskah China muslim lama menyatakan bahwa masjid ini dibangun oleh Sa’ad bin Abi Waqqas yang merupakan paman Nabi, dan juga merupakan delegasi pertama umat islam ke China pada sekitar tahun 650 M. meskipun para ahli sejarah tidak menemukan bukti sejarah bahwa Sa’ad bin Abi Waqqas benar – benar mengunjungi China, mereka setuju bahwa umat islam telah tiba lebih dahulu pada abad ketujuh. Pusat – pusat ekonomi penting seperti Guangzhou, Quanzhou dan Yangzhou mungkin telah memiliki masjid pertamanya yang dibangun pada masa dinasti Tang.

2. Masjid Raya Xi’an

Masjid Raya Xi'an adalah sebuah masjid raya yang sangat unik, terbesar dan tertua yang terletak di kota Chang’an yang kini lebih dikenal dengan kota Xi’an, dan menjadi masjid yang pertama berdiri di Cina. Masjid ini berdiri pada abad ke 8 Masehi. Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi, mengikuti arsitektur Cina.

(17)

Menurut catatan sejarah pada ukiran kayu pada bagian interiornya, Masjid Agung Xi’an didirikan tahun 742, pada jaman Dinasti Tang (618 – 907), di tahun pertama pemerintahan kaisar Tian Bo. Saat itu banyak pedagang dari Arab dan Persia mendatangi Cina melalui Jalur Sutra. Kemudian para pedagang tersebut menetap di beberapa kota sperti Guangzhou, Quanzhou, Hoangzho, Yangzhou, dan Chang’an atau Xi’an. Selain berdagang, mereka juga berdakwah, menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk setempat. Masjid Agung Xi’an menjadi salah satu jejak bersejarah aktivitas dakwah mereka. Tak mengherankan jika Cina menjadi tujuan para pedagang muslim karena Cina disebut dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang sangat terkenal:“Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina”.

Masjid Agung Xi’an berdiri di area seluas 12.000 – 13.000 m2. Sedangkan bangunan masjidnya mempunyai luas yang lebih dari 6.000 m2. Areal masjid berbentuk empat persegi panjang, memanjang dari Timur ke Barat dan terbagi menjadi

empat area.

Area pertama berupa gerbang kayu setinggi 9 m yang dibuat pada abad ke-17. Gerbang ini berhadapan dengan tembok yang sangat lebar dengan dekorasi ukiran tanah liat serta dihiasi

atap dari tumpukan genting mengilap. Pada dua sisinya dihiasi perabot antik yang sangat berharga buatan jaman dinasti Ming dan Qing.

(18)

sisinya yang merupa-kan peninggalan zaman dinasti Ming. Di belakangnya berdiri dua meja batu berukir naga. Keduanya sekaligus menjadi prasasti yang menjelaskan bahwa perbaikan masjid dilakukan pada tahun 1384 dan terjadi atas perintah kaisar di jaman dinasti Ming dan Qing.

Pada area ketiga terdapat ruang kekaisaran yang merupakan bangunan tertua di kompleks ini, terdapat batu dengan tulisan huruf Arab tulisan seorang Imam yang menjelaskan mengenai perhitungan hari berdasarkan peredaran bulan. Di tengah-tengah halaman berdiri menara menyerupai pagoda dengan tiga susun atap berwarna biru tosca yang dinamakan “Introspection Minaret”, atau menara introspeksi, tempat para muazin mengumandangkan adzan. Sedangkan di sebelah selatan ruang tersebut ada ruang penerima tamu, tempat diletakkan Al-Qur’an tulisan tangan yang dibuat pada zaman dinasti Ming beserta sebuah peta tanah suci Mekah yang berasal dari dinasti Qing.

Sedangkan area keempat yang juga merupakan area terbesar adalah bangunan untuk ruang shalat. Jama’ah yang dapat ditampung di area ini mencapai 1.000 orang. Ruang ini dilindungi tiga tingkat atap berwarna biru tosca, berhiaskan ukiran berpola rumput dan bunga-bungaan. Keindahan yang sekaligus mencekam tampak dari dinding ruangan yang terbuat dari kayu berpahatkan ayat-ayat Al-Qur’an lengkap dengan huruf Cina maupun Arab.

(19)

3. Masjid Niujie

Masjid Niujie adalah sebuah masjid bersejarah yang terletak di Beijing, Republik Rakyat Cina.Masjid yang telah mengalamirenovasi dan perluasan beberapa kali ini merupakan pusat komunitas Muslim Beijing yang jumlahnya mencapai 200 ribu jiwa. Arsitekturnya memperlihatkan campuran desain khas Cina-Islam.Masjid terbesar di Beijing ini juga menjadi titik awal masuknya Islam di daratan Cina.

Masjid Niujie yang dibangun pada tahun ke-14 masa pemerintahan Tonghe dari Dinasti Liao (tahun 996) oleh dua orang asal Arab, merupakan masjid terbesar di antara 68 buah masjid di Beijing.

Masjid ini

mengalami beberapa kali perluasan pada masaDinasti Yuan, Ming dan Qing (abad ke-13 sampai 19). Pada tahun 1442 (Dinasti Ming), bangunan masjid diperbaiki dan pada tahun 1696 (Dinasti Qing) diperluas. Setelah Republik Rakyat Cina berdiri tahun 1949, Masjid Niujie telah mengalami 3 kali renovasi, masing-masing di tahun 1955, 1979 dan 1996.

Masjid Niujie yang terletak di Niujie (Jalan Sapi), Distrik Xuanwu, Beijing, adalah masjid tertua dan paling besar di Beijing. Niujie adalah wilayah padat berpopulasi 13.000 warga Muslim yang membentang dari utara ke selatan, sekitar satu mil di sebelah barat Kuil Surga. Kawasan ini dipenuhi oleh toko-toko yang menjual masakan Muslim oleh penjualnya yang mengenakan peci putih. Dinamakan Niujie karena warga di wilayah ini menjual masakan halal, terutama daging sapi maka dinamakan Niujie atau "Jalan Sapi".

(20)

keseluruhan komplek masjid mencapai 6000 m². Beberapa komponen bangunannya antara lain ruangan ibadah, menara azan (bangge lou), menara pengamat bulan yang berbentuk heksagonal, serta dua buah paviliun tempat ukiran prasasti.

Gerbang masuk berhadapan dengan tembok besar bertumpuan marmer berwarna putih yang panjangnya sekitar 40 meter. Menara pengamat bulan yang terletak di dalam komplek berarsitektur heksagonal dan bertingkat dua. Menara ini tingginya 10 meter, digunakan untuk mengetahui posisi bulan guna menentukan kalender Islam contohnya waktu berpuasa. Masjid Niujie dibangun dengan arsitektur kayu menyimpan beberapa prasasti bersejarah.

Di sebelah menara terdapat ruangan ibadah, aula utama daripada masjid yang memiliki luas 600 m². Ruangan ini hanya terbuka bagi Muslim dan berkapasitas untuk 1000 jamaah. Ruangan ibadah menghadap kiblat dan halamannya berada di sebelah timur. Interior bangunan didekorasi dengan arsitektur khas Cina dan sentuhan desain Arab. Arsitektur khas Qing jelas terlihat pada desain aula utama ini. Langit-langit di depan aula didekorasi dengan panel persegi, yang pada tiap sudutnya dilukis dengan desain lingkaran berwarna merah, kuning, hijau dan biru. Pola dekorasi ini serupa dengan pola yang digambar di aula utama di Istana Terlarang.

Kaligrafi ayat-ayat Al Quran dalam aksara Arab dan Cina, lukisan bunga, serta hiasan kaca berwarna menghiasi ruangan ini. Ruangan ini hanya dapat menampung 1000 jamaah dan terdiri atas 3 buah koridor yang lapang. Terdapat pula 21 buah tiang yang menyangga bagian dalam bangunan. Ruangan ibadah ini dinamakan juga dengan nama Aula Tungku. Di belakang ruangan terdapat paviliun heksagonal (segi enam) yang membuat aula utama tampak seperti tungku, oleh karena itu dinamakan demikian.

(21)

Dinasti Qing setelah dilaksanakannya renovasi besar tahun 1696. Prasasti tersebut menuliskan tentang tanggal pembangunan masjid serta tanggal renovasi dan penambahan bangunan di setiap periode sejak Dinasti Liao (907-1125). Restorasi masjid pada masa pemerintahan Kangxi akhirnya menjadikan bentuknya yang dipengaruhi arsitektur Qing yang juga terlihat pada bangunan-bangunan utama yang didesain pada masa itu.

Di bagian selatan komplek terdapat hutan cemara dan 2 buah makam bertuliskan aksara Arab milik 2 orang imam asal Persia yang berdakwah di sini, yakni makam Ahmad Burdani (berangka tahun 1320) dan Ali (tahun 1283). Tulisan di makam tersebut sangat penting dalam memaparkan tentang sejarah Islam di Cina.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Ma, Ibrahim Tien Ying. 1979. Perkembangan Islam di Tiongkok. Jakarta : Penerbit Bulan Bintang

http://tetsukoeika.wordpress.com/2010/12/17/peradaban-islam-di-cina/ diakses

tanggal 15 april 2012

http://en.wikipedia.org/wiki/Huaisheng_Mosque diakses tanggal 15 april 2012

http://www.acehtraffic.com/2012/02/masjid-masjid-di-negeri-china-1.html diakses tanggal 15 april 2012

Referensi

Dokumen terkait

Seperti produksi pertanaman, total produksi umbi juga terbukti bahwa bahan tanam asal umbi mikro dan media tanam komposisi C (arang sekam: cocopeat: tanah: pupuk

Perencanaan, Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah yang ada; 2) Menyusun perbaikan rencana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kecemasan dalam menghadapi ujian nasional terhadap hasil ujian nasional; (2) pengaruh motivasi belajar dalam menghadapi

Surat izin penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan ... Surat Ethical Clereance

Kepada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal

Pemberian gel yang mengandung apigenin dan perasan herba seledri dapat meningkatkan panjang rambut tikus putih bila dibandingkan dengan kontrol normal tanpa

Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI KURIKULUM TERPADU ANTARA KURIKULUM KULIYYATUL MU’ALIMIN AL-ISLAMIYAH (KMI) DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI

Pada permukaan kulit bisa terlihat satu atau lebih lubang fistula, dan dari lubang fistula tersebut dapat keluar nanah atau kotoran lubang fistula, dan dari lubang fistula