• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM HUKUM DUNIA dan sistem (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM HUKUM DUNIA dan sistem (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM HUKUM DUNIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya, yang berjudul “Analisa Perbandingan Sistem Hukum Didunia”.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan kepada kita semua tentang Sistem Hukum Didunia.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Sehubungan dengan hal ini, kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun tentu saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa Meridhoi segala usaha kita. AMIN.

Samarinda, Oktober 2011

Penyusun

ii DAFTAR ISI

HALAMAN

MUKA………i

KATA PENGANTAR……….

……ii

DAFTAR

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG………...4

1.2 RUMUSAN MASALAH………..4

1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH………....5

1.4 METODE PEMBUATAN MAKALAH………...5

BAB II PEMBAHASAN 2.1 JAWABAN RUMUSAN MASALAH……….6

2.2 RUMUSAN MASALAH II...7

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN……….……….. …14 3.2 SARAN………. ………..14

DAFTAR PUSTAKA………15

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

(3)

hukum yang lain. Dengan membanding-bandingkan itu kita dapat menemukan unsur-unsur persamaan, tetapi juga unsur-unsur perbedaan dari kedua system hukum itu.

1.2RUMUSAN MASALAH

1.

Apa yang dimaksud dengan hukum?

2. Apa yang dimaksud perbandingan Hukum?

3. Untuk apa kita membanding-bandingkan hukum?

4. Apa manfa’at perbandingan Hukum?

5. Apa perbedaan hukum Continental dan hukum Anglo-Saxon?

4

1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

1. Agar kita bisa mengetahui apa itu perbandingan hukum.

2. Menambah pengetahuan untuk kita dalam memahami peranan hukum.

1.4 METODE PEMBUATAN MAKALAH

Penulis menggunakan metode kepustakaan , Cara yang digunakan pada penelitian ini

adalah:

1. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah

(4)

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 JAWABAN RUMUSAN MASALAH

1. Gejala masyarakat yang universial; “ubi societas, ibi ius”, kata orang Romawi (dimana

terdapat suatu masyarakat, disitu pula akan ada hukum). Atau dapat didefinisikan sebagai peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi mereka yang melanggarnya.

2. Suatu metode penyelidikan; bukan suatu cabang ilmu hukum. Metode yang dipakai yaitu

membanding-bandingkan salah satu lembaga hukum (legal institution)dari system hukum yang satu dengan lembaga hukum, yang kurang lebih sama dari system hukum yang lain.

3. Perbandingan hukum itu ada disebabkan oleh adanya kebutuhan suatu kebutuhan atau

lebih. Kebutuhan itu dapat dibedakan dalam: a. Kebutuhan-kebutuhan ilmiah dan

b. Kebutuhan-kebutuhan praktis

4. Dapat menemukan inti atau hakekat dari pada hukum itu.

5. Pada system hokum Anglo-Saxon pada dasarnya Yurisprudensi sangat penting sebagai

(5)

6

2.2 RUMUSAN MASALAH II

A.Sistem Hukum Continental

Termaksud tatanan-tatanan hokum continental ialah suatu kelompok tatanan hukum

yang sering kali kita sebut “romanistis-germanistis”, oleh karena hal-hal itu merupakan campuran unsur-unsur hokum Romawi dan unsur-unsur yang berasal dari hukum Germana. Pengaruh Germana tersebut tidak hanya terdiri dari apa yang tertinggal dari hukum-hukum kebiasaan hokum Germana lama. Melainkan juga dari suatu sumbangsih penting Negara-negara Germana, terutama di Jerman, sampai pada ilmu pengetahuan hokum dalam zaman modern dan di dalam abad XIX. Orang-orang inggris menamakan Civil Law (satu dan lain hal karena pengaruh hokum Romawi dahulu, yakni Corpus Juris Civilis dari Justinianus). Berlawanan dengan hokum mereka sendiri, yang mereka namakan “Common Law”.

Tatanan Negara-negara Eropa (bagian Republik Federasi Jerman yang sampai 1990 membentuk Republik Demokrasi Jerman, Polandia, Hongaria, Cekoslawakia, Slovenia, Kroasia, kedua republik bagian utara Slavia Selatan), termaksud kelompok ini sampai bagian pertama abad XX, sampai mereka dawajibkan oleh Uni Soviet untuk bergabung dengan apa yang sampai tahun 1989 disebut tatanan-tatanan hokum “socialistis”. Sejak tahun 1989 negara ini secara berangsur-angsur kembali ke tradisi-tradisi hokum mereka yang erat hubungannya dengan tatanan Romanistis-Germanistis setelah jatuhnya rezim-rezim komunis.

Kendatipun inggris dan irlandia menganut system Common Law maka skotlandia sampai dengan penggabungannya kedalam mahkota kerajaan inggris (1707) banyak mengalami pengaruh tatanan hokum Romanistis continental Eropa walaupun sejak itu hokum Skotlandia juga sangat dipengaruhi oleh Common Law Inggris, namun betapa juga Skotlandia tetap mempertahankan suatau tatanan hokum tersendiri.

7

(6)

Amerika Latin, hokum-hukum Prancis, Belgia dan Portugal di Afrika, hokum Prancis di Lousiana Amerika Serikat dan di provinsi Quibec, Canada; hokum Belanda di Indonesia dan Suriname. Disamping tatanan-tatanan hokum Romanistis-germanistis maka di Eropa Timur (Rusia) dan dibagian tenggara Eropa Kontinental (republic-republik Eropa Selatan, Slavia Selatan, Rumania, Bulgaria, dan Yunani) dijumpai pula tatanan-tatanan hokum yang termaksud tradisi hokum Byzantium. Tradisi hokum ini pada hakikatnya masih serumpun dengan tatanan-tatanan hokum Romanistis-germanistis tersebut, oleh karena itu telah memasukkan unsur-unsur Romawi melalui hokum gereja dalam versi Byzantium-Orthodoks, maupun melalui resepsi langsung tatanan-tatanan hokum Eropa Barat di Zaman modern tersebut.

Pada sisi lain ia mempunyai cirri-ciri khas tersendiri oleh karena untuk waktu yang cukup lama ia diputuskan dari proses perkembangan aliran-aliran total pada abad XIII sampai XV dan kemudian oleh karena ia mengikuti perkembangan sendiri dari Negara-negara EropaTenggara sebagai akibat dominisi bangsa Turki dan baru terlepaskan pada abad XIX. Ciri adanya ikatan erat antara nasionalisme dan agama (Kristen-Ortodoks) di dalam peperangan melawan dominasi asas itu dan pengaruh pandangan-pandangan otokrasi Byzantium dalam bidang hubungan antara penguasa dan kaula-kaula Negara, karena hokum terlambat diselenggarakan sebagai sebuah ilmu pengetahuan berlainan dengan di Eropa Barat dan Tengah dimana hokum romawi dan hokum gereja telah dipelajari di universitas-universitas sejak abad pertengahan, maka terjadilah pertalian dengan Rusia apa yang oleh David disebut “Kelemahan tradisi yuridis”, antara lain disebabkan oleh pencampuran antar hokum dan pemerintahan yang berlangsung berabad-abad sehingga hokum tidak memberikan perlindungan sebagaimana mestinya terhadap birokrasi dan karenanya tidak mendapatkan perhatian dan penilaian besar dari kesadaran panduduk.

8

B. Sistem Hukum Anglo-Saxon

(7)

sendi utamanya adalah pada Yurisprudensi. Berkembang dari kasus-kasus konkrit tersebut lahir berbagai kaidah dan asas hokum. Karena itu lah system hokum Amerika Serikat sering disebut sebagai hokum yang berdasarkan kasus (Case Law system). Perbedaan yang mendasar antara system hokum continental dengan system hokum Amerika Serikat adalah pada system hokum Anglo-Saxon pada dasarnya Yurisprudensi sangat penting sebagai sumber hukum.

Sedangkan pada system hukum continental dasarnya peraturan perundang-undangan sangat penting sebagai sumber hukum. Dalam system hukum continental ada Pemeo, “hakim adalah mulut undang-undang”, dalam system Anglo-Saxon “hakim adalah mulut Precedent yang mewajibkan hakim dalam perkara-perkara yang identik untuk mengikuti putusan yang terdahulu. Anglo-Saxon adalah suatu system hukum yang didasarkan pada yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terlebih dahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada dan Amerika Serikat. Selain Negara-negara tersebut beberapa Negara lain juga menerapkan system Hukum Anglo-Saxon Campuran, misalnya Pakistan, India, dan Higeria, yang menerapkan sebagian besar system hukum Anglo-Saxon, namun juga memberlakukan Hukum Adat dan Hukum Agama. Anglo-Saxon mulai berkembang di Inggris pada abad 16, dan sering disebut Common Law.

9

C. Sistem Hukum Islam

Hukum Islam adalah hukum kaum muslimin, artinya persekutuan orang Mukmin dalam agama Islam. Ia adalah hukum keagamaan oleh karena ia terdiri dari aturan-aturan hidup yang diturunkan dari Kitab Suci AL-QUR’AN, “Hukum ALLAH”, ia adalah hukum yang mengikat pada individu, yang berlaku bagi semua kaum Mukmin di mana saja mereka itu berada.

(8)

pada hakikatnya telah membantu menyebabkan kemunduran Negara-negara yang tidak memahami ajaran Islam lebih mendalam, satu dan lain karena kurang menyesuaikan diri dengan evolusi ekonomi di dunia.

Hukum Islam tetap diterapkan di wilayah-wilayah yang sangat luas Afrika Utara dengan suatu tendensi penting penyebaran ke Afrika Hitam, Asia (antara lain Negara Arab, Turki, Iran, Afganistan, Pakistan, Indonesia, dan sebagian Fhilipina), yang mewakili lebih dari 900 juta orang. Dinegara-negara Islam sedang berlangsung suatu pertentangan antara kaum tradisional (atau kaum Fundamentalis yang ingin mempertahankan kemurnian Islam terhadap pengaruh-pengaruh barat dan unsur-unsur lebih Moderat (yang serba permisif) yang berhasrat mengedepankan modernisasi antara lain dengan jalan menerima unsur-unsur tatanan dan pandangan Hukum Barat.

D. Sistem Hukum Sosialist

Socialist adalah nama resmi untuk sistem hukum di negara-negara komunis. Kata sosialis ketika digunakan dalam hubungannya dengan hukum mengandung banyak arti berbeda diantara para ahli hukum. Pada dasarnya, kata “sosialis” menandakan filosofi dan ideologi yang berdasarkan yang pada umumnya mengacu kepemikiran“Marxist-Leninist”.

10

Ideologi sosialis selalu dihubungkan dengan prinsip bahwa keseluruhan hukum adalah instrumen dari kebijakan ekonomi dan sosial, dan kebiasaan common law dan civil law menggambarkan kapitalis, burjuis, imperialis, eksploitasi masyarakat, ekonomi dan pemerintahan. Teori Marxist dibangun diatas dasar doktrin “dialektikal/historikal materialisme” yang berpendapat bahwa masyarakat bergerak menuju berbagai tingkatan dan fase di dalam menjalaninya itu merupakan evolusi dan pembangunan. Itu kemungkinan dimulai tanpa sistem hukum, kemudian menjadi salah satu kepemilikan buruh, diikuti dengan tingkat dari abad pertengahan, sebelum bergerak menjadi kapitalisme, kemudian sosialisme sebelum akhirnnya hukum bertambah buruk di dalam masyarakat tanpa kelas tanpa kepentingan terhadap sistem hukum apapun karena semua manusia akan saling membicarakan keadilan satu sama lain.

(9)

from capitalism to socialism, and which hold a communistic society as an ultimate goal” yang artinya: “hukum sosialis sebagai hukum negara-negara yang pemerintahnya secara resmi melihat negara sebagai salah satu sosialis atau bergerak dari kapitalisme ke sosialisme dan yang memegang teguh masyarakat komunistik sebagai sebuah tujuan akhir”. Christine Sypnowich, dalam bukunya “The Socialist Concept of Law” mendefinisikan: “socialism as a society where private propety in the form of capital has been eliminated and replaced by common ownership of the means of production thereby permitting a large measure of equality and fraternity in social relations”, yang artinya: “sosialisme sebagai suatu masyarakat dimana kepemilikan pribadi dalam bentuk modal telah dihapus dan diganti dengan kepemilikan umum dimana berarti produksi oleh karenanya diizinkan dalam ukuran besar dari persamaan dan persaudaraan di dalam hubungan kemasyarakatan”. Teori Marxist-Leninist mengagung-agungkan kedudukan istimewa ekonomi dalam hubungan kemasyarakatan, dengan mengambil kekuatan mengikat dari politik dan hukum. Dalam istilah internasional, teori Marxist-Leninist berarti pengasingan dari dunia Barat, kadang-kadang meninggalkannya dengan interaksi yang selektif dengan pihak komunis asing.

11

Hukum, ketika digunakan oleh pemimpin Soviet oleh karenanya telah menjadi alat belaka dalam merencanakan dan mengelola ekonomi dan struktur sosial dari negara. Hukum adalah bagian sederhana dari ideologi super struktur yang mengontrol kenyataan material dari produksi; dimana ditetapkan dan didefinisikan dalam kata dari fungsi politik. Kelompok negara-negara yang telah menerima socialist law dapat dibagi ke dalam dua kategori utama: a) Jurisdiksi sosialis kuno, seperti Polandia, Bulgaria, Hungaria, Czechoslovakia, Rumania, Albania, Repbulik Rakyat China, Republik Rakyat Vietnam, Republik Rakyat Demokratik Korea, Mongolia (merupakan sistem hukum nasionalnya yang tertua di dalam kelompok ini) dan Kuba;

(10)

mengkomunikasikan rencana mereka ke seluruh lembaga negara dan kebijakan ini akan diikuti legislatif, eksekutif dan yudisial

Perbedaan antara Civil Law dan Socialist

System Kebanyakan sarjana hukum Barat berpendapat bahwa bentuk keluarga hukum sosialis terpisah dari keluarga hukum sipil. Bagaimanapun juga, pemikiran mereka yang menyakini bahwa socialist law adalah bentuk sederhana dari anggota kelompok civil law atau subspecies dari civil law. Banyak sarjana mengidentifikasi perbedaan antara socialist law dari civil law. Ini adalah sebagai rangkuman dari Quigley:

a. Socialist law diprogram untuk menjauhkan keburukan yang tidak muncul dari kepemilikan pribadi dan kelas sosial dan perubahan ke aturan sosial umum;

b. Negara-negara sosialis di dominasi oleh satu partai politik;

c. Dalam sistem sosialis, hukum adalah subordinasi untuk menciptakan aturan ekonomi, dimana hukum privat diserap oleh hukum publik;

d. Socialist law mempunyai karakter religius-palsu;

12

e. Socialist law adalah prerogative hukuman normatif.

Persamaan antara Civil Law dan Socialist Systems

(11)

civil law dan melanjutkan hubungan socialist law di dalam aturan-aturan, metode-metode, institsi dan prosedur pada

13

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Melalui perbandingan hukum kita dapat mendalami dan memperluas bidang ilmu pengetahuan hukum antara lain;

a.dapat mengetahui bahwa dalam system hukum yang berbeda melahirkan lembaga-lembaga hukum yang berbeda pula.

b.Dapat mengetahui adanya serta sebab-sebab dari persamaan dalam system hukum yang sama sekali berbeda.

c.Melalui perbandingan hukum dapat mendalami bidang-bidang filsafat hukum, sosiologi hukum dan sejarah hukum sekaligus.

3.2 SARAN

Pahami dan patuhilah semua hukum dengan baik agar kehidupan kita pun dapat berjalan dengan baik.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Syarifin, pipin.SH. 1992, Pengantar Ilmu Hukum; Surabaya: CV Pustaka Setia. Manan,Abdul.SH. 2006, Pengubah Hukum; Jakarta: CV Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

HASIL UJI STATISTIK KONSTANTA LAJU DISOLUSI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN ANTAR FORMULA.

Alat pemindahan bahan ( material handling equipment ) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang tidak

Zato priporočamo, da takšno diagnostiko izvedemo pri vseh tistih pacientih, ki imajo raka, za katerega nastanek velja velika verjetnost povezave s prekomerno rabo alkohola..

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Untuk menentukan statistik apa yang harus digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji

Hasil temuan penelitian menunjukkan kelebihan dan kekurangan dalam mengimplementasikan Nilai-nilai Total Quality Management (TQM). 1) Fokus pelanggan, dengan

Untuk para pengajar SMP Negeri 14 Semarang agar dapat melakukan variasi media dalam proses KBM, multimedia dan perpustakaan untuk penambahan buku-buku Bahasa

Berdasarkan SK Rektor Universitas Negeri Semarang No. 10/0/2003 tentang pedoman Praktik Pengalaman Lapangan bagi mahasiswa program kependidikan UNNES adalah:.. Praktik

batkan banyak pihak, baik internal maupun eksternal organisasi. Kedua, perubahan SDM. Hal ini di- tunjukkan dengan a) ditambahnya pegawai yang berlatarbelakang pendidikan ekonomi