• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TATA RUANG KANTOR DALAM MENCIPT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TATA RUANG KANTOR DALAM MENCIPT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TATA RUANG KANTOR DALAM MENCIPTAKAN

LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT

Oleh : Tasya Novenni Amira 165211031

D3 Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bandung

ABSTRAK

Kantor adalah tempat yang mewadahi kegiatan perkantoran baik kegiatan yang bersifat operatif maupun pekerjaan yang bersifat pelayanan dan menghasilkan informasi sehingga kantor haruslah menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk bekerja agar pegawai dapat bekerja dengan optimal dan tujuan perusahaan akan tercapai dengan mudah. Untuk mencapai tujuan kantor tersebut salah satu faktor penting dalam peran menjadikan kantor tempat yang nyaman yaitu dengan memperhatikan penataan layout kantor. Tulisan ini menggunakan pendekatan studi pustaka yang dikutip dari beberapa buku dan jurnal terpercaya. Tulisan ini membahas mengenai faktor yang menjadikan lingkungan kerja yang sehat dilihat dari beberapa faktor seperti sistem pencahayaan, warna, udara, pengontrolan suara, dan keamanan kantor.

Kata kunci: tata ruang kantor, efektivitas kantor

ABSTRACT

Office is a place that accommodate office activities both operative and work activities that are service and produce information so that the office should be a comfortable and safe place to work so that employees can work optimally and corporate goals will be achieved easily. To achieve the purpose of the office is one important factor in the role of making the office a comfortable place is to pay attention to the arrangement of office layouts. This paper uses literature study approach that is quoted from several books and journals trusted. This paper discusses the factors that make a healthy work environment seen from several factors such as lighting system, color, air, voice control, and office security.

(2)

A. PENDAHULUAN

Seperti yang diketahui, kantor merupakan sebuah tempat yang mewadahi seluruh aktivitas perkantoran atau kegiatan yang bersifat memberikan pelayanan dengan output berupa informasi. Salah satu kegiatan kantor merupakan yang bersifat operatif yaitu kegiatan yang menggunakan seluruh alat indra seperti

kegiatan catat - mencatat, berkomunikasi, dan pengumpulan informasi. Maka dari itu kantor haruslah menjadi tempat yang nyaman dan sehat untuk bekerja.

Suatu organisasi atau perusahaan pasti memiliki tujuan untuk dicapai. Demi mencapai tujuan tersebut terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan sebuah organisasi yang biasa disebut dengan 5M yaitu (man, method, machine, material, money) atau dalam bahasa Indonesia yaitu manusia dalam artian sumber daya manusia pada organisasi, kemudian metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut apakah tepat atau tidak, mesin dan bahan yang

digunakan untuk kelancaran perusahaan tersebut dan yang terakhir modal.

Untuk mendapatkan lingkungan bekerja yang sehat peran tata ruang kantor merupakan salah satu faktor

yang terpenting. Pengaturan tata ruang kantor yang baik dapat membuat sistem pergerakan bekerja yang baik sehingga menciptakan pekerjaan yang efektif dan efisien sehingga memudahkan mencapai tujuan. Kondisi atau suasana kantor yang baik ditujukan untuk mendapatkan

kenyamanan dan mendukung

kelancaran efektifitas kerja karyawan.

Seperti yang dikemukakan oleh Quible (2002), layout memberikan penjelasan bahwa penggunaan ruang yang efektif dapat memberikan rasa puas kepada para karyawan atas pekerjaan yang dilakukan. George Terry pun menyatakan bahwa penataan tata ruang kantor yaitu penetapan berkenaan kebutuhan ruang dan pemakaian ruang secara rinci untuk menyediakan sebuah susunan yang mudah dari keadaan-keadaan fisik yang dikira perlu untuk melakukan kegiatan perkantoran dengan biaya yang layak.

Pada suatu kantor penentuan tempat kerja serta pengkondisian peralatan dan perlengkapan kantor

(3)

yang terletak dan tersusun dengan tepat sehingga keefektifan bekerja pada para pegawai dapat meningkat. Jika suasana kantor dapat diciptakan menjadi suasana yang menyenangkan akan membuat para pegawai bersemangat dalam rangka peningkatan mutu kerja dan tercapainya tujuan organisasi. Keuntungan selanjutnya dalam penataan tata ruang kantor yang

tersusun akan menjadi daya tarik ketika mencoba kerjasama dengan perusahaan lain.

Sedangkan ketika penyusunan tata ruang kantor yang kurang baik dapat membuang-buang tenaga dan waktu pegawai misalnya surat-surat dan dokumen perusahaan tidak tersusun pada tempat yang seharusnya kemudian susunan ruang kantor yang berdesak-desakan dan terkesan penuh akan membuat para pegawai tidak memiliki semangat dan tidak bergairah dalam bekerja dikarenakan mobilitas dan ruang gerak pegawai menjadi terbatas dan terasa sesak sehingga pegawai tidak terjadi efisiensi dalam bekerja.

Menurut The Liang Gie (2007:188) terdapat 7 (tujuh) tujuan adanya tata ruang kantor yaitu :

1. Akses pekerjaan kantor berada pada jarak sependek mungkin antar pegawai.

2. Seluruh kegiatan tata usaha dapat mengalir dengan lancar. 3. Setiap sisi ruang digunakan

seefisien mungkin.

4. Kesehatan dan kepuasan karyawan dapat terpelihara 5. Pengawasan dalam bekerja

dapat terlaksana dengan baik 6. Pihak eksternal perusahaan

yang datang berkunjung dapat

memiliki kesan positif mengenai perusahaan.

7. Tata letak tempat kerja sewaktu-waktu dapat diubah disesuaikan dengan pekerjaan. Dilihat dari tujuan adanya tata ruang kantor dapat disimpulkan bahwa penataan ruang kantor tidak dapat dianggap remeh karena dapat mengganggu keberhasilan kerja dan efisiensi kerja pegawai di suatu perusahaan yang tidak melakukan penataan tata ruang kantor dengan baik. Jika seluruh pegawai perusahaan dimulai dari posisi jabawan teratas hingga yang terendah dapat bekerja dengan efisien maka pekerjaan akan terselesaikan dengan baik.

B. PEMBAHASAN

(4)

pencahayaan yang tepat. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah

ini mengenai harapan para pegawai di

tempat kerja.

Harapan diatas diikuti dengan keinginan ruang kerja yang bersifat personal, pengaturan kabel-kabel yang

digunakan dalam ruang kantor, kemudian ruang penyimpanan arsip dan dokumen yang nyaman.

Dilihat dari penjelasan-penjelasan mengenai tata ruang kantor dapat mempengaruhi efektivitas kerja pegawai, definisi efektivitas menurut Peter Druker seorang ahli manajemen yang dikutip pada buku yang berjudul Manajemen (1995:7) oleh T.Hani Hadoko bahwa efektivitas yaitu melakukan suatu pekerjaan dengan tepat dan benar (doing the right things), efektivitas juga dapat diartikan sebuah kemampuan untuk memilih tujuan dan peralatan yang tepat dalam mencapai tujuan yang ditentukan.

Untuk mencapai efektivitas kinerja pekerja, menciptakan suasana kerja yang

nyaman, hingga meminimalisir resiko cidera pada pegawai ketika bekerja peran dari seorang Manajer Administrasi sangatlah penting. Kita perlu melakukan pendekatan ergonomic dalam hal perancagan ruang kerja yang terpusat pada

manusia. Maka dari itu kita perlu mempelajari Ergonomics yang artinya suatu ilmu yang membahas kinerja seseorang pada lingkungan kerja berdasarkan kamus Oxford. Ergonomics dapat membantu untuk memastikan tugas, lingkungan kerja, dan peralatan yang dapat digunakan secara maksimal dalam hal

penyelesaian tugas. “Lingkungan kantor harus sesuai dengan kebutuhan pegawai

yang bersangkutan” Read (2001).

Odgers (2005) mendefinisikan ergonomics sebagai ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan tingkat efisiensi dan kenyamanan ketika menata tempat kerja demi mendapat kepuasan kebutuhan fisik dan kondisi psikologi pegawai. Tata ruang kantor yang ergonomis bisa didapat dari perancangan tata letak dan fasilitas yang diberikan untuk memperoleh gerakan kerja efisien yang dapat disesuaikan dengan arus kerja yang efisien (Wignjosoebroto, 2003)

Dari kumpulan definisi ergonomics diatas dan berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa ergonomics

(5)

kerja pegawai menurut Quible dalam Sukoco (2007:190) :

1. Kewajiban dan tugas pegawai, yang artinya setiap tugas yang sesuai dengan fungsi tugas yang diberikan kepada para pegawai dengan otonomi yang dimilikinya dapat dibutuhkan sesuai dengan jenis fasilitas kantor yang diberikan untuk memperlancar

dan memudahkan pekerjaan pegawai sesuai dengan fungsinya. 2. Arus kerja, arus kerja terdapat pada saat penyaluran informasi dan tugas sehingga sangat

berpengaruh terhadap

terselesaikannya suatu pekerjaan yang selalu bersifat lurus dan maju.

3. Struktur organisasi, fungsi struktur sebagai penerjemah jalannya arus tugas dan wewenang masing-masing pegawai untuk membantu pada saat pembagian lokasi yang tepat untuk pegawai sehingga pegawai yang memiliki hubungan erat dengan pekerjaan dapat ditempatkan berdampingan.

4. Perkiraan kebutuhan pegawai pada waktu yang akan datang, penjelasan mengenai luas area kantor yang dibutuhkan jika akan

adanya perluasan atau

pengurangan area ruang.

5. Komunikasi, bentuk media komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi antar pegawai maupun departemen dapat mempermudah perancangan tata ruang.

6. Departemen perusahaan,

pembagian pengelolaan

departemen perusahaan

berdasarkan fungsi terutama

departemen yang memiliki peran kuat dalam pengambilan keputusan biasanya ditempatkan berdasarkan arus kerja dalam pegawai.

7. Kantor umum atau swasta, kesulitan dalam mengontrol jalannya perusahaan swasta yang mahal, kesulitan menata kembali layout ruang jika diperlukan khususnya pada layout terbuka yang akan menghambat tingkat efektivitas pekerja.

8. Kebutuhan luas area ruang kantor, area ruang kantor dipengaruhi berdasarkan jenis tugas dan peralatan yang digunakan pegawai.

(6)

10.Ruang kantor yang dibiayai, mempertimbangkan beberapa hal untuk pengoptimalan biaya seperti tata ruang kantor yang kurang efisien dan mempengaruhi kinerja pegawai yang tidak optimal. Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai tingkat efektivitas tata ruang kantor dapat disimpulkan bahwa ruang kantor yang efektif yaitu penataan

penempatan peralatan dan perlengkapan kantor seperti mesin kantor dan furniture yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masing-masing.

SISTEM PENCAHAYAAN

(Lightning System)

Cahaya merupakan salah satu faktor yang menjadi pengaruh terhadap efisiensi tata ruang kantor menurut Gie (2002:212). McShane (1997) mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 80% - 85% pegawai menerima informasi menggunakan mata (indera penglihatan) yaitu dengan pembacaan dokumen dan pemeriksaan nota dengan intensitas yang tinggi hal ini

tentunya dapat mempengaruhi

produktivitas pegawai dalam bekerja. Oleh

sebab itu, kesesuaian sistem pencahayaan efektif dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas cahaya yang masuk dan harus selaras dengan penggunaan ruang, pengerjaan tugas, dan pegawai itu sendiri.

Keseimbangan penggunaan cahaya pada ruangan sangatlah penting. Garris (2005) mengemukakan ketentuan intensitas cahaya yang digunakan pada area kerja sebaiknya 2 – 3 kali pencahayaan sekeliling, 5 kali makin cerah dari ruang kantor keseluruhan dan 10 kali lebih cerah dibandingkan sekitar kantor. Menurut Garris karyawan yang memiliki umur sekitar 60 memerlukan level cahaya

yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pegawai dengan umur 25-an yaitu sekitar 2,5 kali lebih banyak.

Pencahayaan yang diaplikasikan di kantor ada 4 jenis (McShane:1997) yaitu :

1. Ambient lighting, biasa dipasang pada langit-langit kantor guna member cahaya keseluruh ruangan. Lampu ini biasanya satu-satunya sumber cahaya yang ada di ruangan kantor tersebut.

2. Task lighting, lampu ini digunakan hanya untuk menerangi satu area kerja seseorang saja seperti meja kerja dan memberi lebih banyak pengendalian untuk pegawai. Biasanya pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi yang

menggunakan lampu ini.

(7)

4. Natural lighting, natural lighting merupakan cahaya alami yang diterima melalui jendela, dinding, pintu kaca, dan cahaya langit. Biasanya untuk menggunakan cahaya ini perusahaan memakai sistem penyimpanan cahaya agar cahaya alami dapat digunakan ketika sudah tidak terdapat cahaya matahari.

Selanjutnya efektivitas pencahayaan di kantor dapat diukur dengan terpaku pada 3 parameter yang dikemukakan oleh Borden dan Diemor (2001) yaitu yang pertama ada Visibility yang artinya kejelasan dan kenyamanan pegawai dalam melihat menjadi suatu keharusan. Kemudian parameter selanjutnya yaitu Fokus, artinya pencahayaan yang didapat harus menjadikan pegawai fokus pada pekerjaan yang sedang dikerjakan dengan cara membuat titik terang pada ruang kerja pegawai dan membuat sekitar ruang kerja tersebut tidak terlalu terang pada area yang tidak berkaitan dengan pekerjaannya. Dengan peraturan yang diterapkan diharapkan pegawai dapat fokus pada pekerjaannya. Parameter terakhir yaitu

Image yang artinya kita dapat membayangkan sebuah tempat kerja dan memperkirakan perbedaan aturan cahaya di sebuah ruko atau di kantor perusahaan besar. Modifikasi berbagai hal contohnya pemilihan jenis lampu, kemudian warna,

dan intensitas cahaya dapat menghasilkan kesan yang unik untuk setiap pegawai.

WARNA

(COLOR)

Setelah kita mengetahui dan dapat memperkirakaan efektivitas pencahayaan di kantor kita perlu mengetahui faktor selanjutnya yang mempengaruhi efisiensi tata ruang yaitu warna. Warna merupakan

salah satu faktor penting yang memiliki dampak terhadap kondisi psikologis pegawai baik positif maupun negatif yang sebagian besar pegawai hanya menyadari dampak fisik dari warna. Warna dapat memiliki dampak yang positif dan negatif yang mempengaruhi produktivitas, moral, kelelahan, perilaku, dan ketegangan (McShane;1997). Warna pun tidak hanya memiliki nilai estetika tetapi memiliki nilai fungsi.

Faktor Pemilihan Warna

Untuk menentukan warna yang tepat pada perusahaan, terdapat beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan warna (Quible;2001). Faktor pertama yaitu kombinasi warna. Warna

(8)

berlawanan pada bagan warna. Kemudian warna split-komplementer yaitu warna yang berada di sisi warna komplementer. Dan yang terakhir ada kombinasi warna triad yang artinya 3 warna yang memiliki jarak antar warna pada bagan warna.

Faktor berikutnya yaitu efek cahaya pada warna. Cahaya buatan mempunyai perbedaan pada spectrum yang menyebabkan terjadi perbedaan yang signifikan atas sistem pencahayaan terhadap pilihan warna. Sumber cahaya akan membuat kenaikan warna sesuai dengan spektrumnya. Selanjutnya ada nilai pemantulan warna, yaitu setiap warna memiliki tingkatan pantulan yang berbeda warna yang lebih terang memiliki presentase pantulan lebih besar

dibandingkan presentase pantulan warna gelap. Yang artinya akan berpengaruh pada setiap pemilihan perabot seperti atap dan lantai tergantung kebutuhan pantulan cahayanya. Atap berwarna terang dapat memantulkan cahaya kebawah sehingga

dapat memperkecil silau dan bayangan pada kantor khususnya area kerja. Faktor terakhir yaitu dampak dari warna yang artinya warna dapat mempengaruhi mood sehingga dibutuhkan warna-warna alami dan lembut untuk memberikan kesan ringan seperti warna putih dan warna-warna hangat seperti merah-oranye-kuning untuk menimbulkan kehangatan dan keceriaan. Sedangkan warna gelap seperti

warna ungu dan warna violet pucat dapat memberikan mood depresi dan warna abu-abu memberikan pengaruh rasa kantuk.

Terdapat prinsip yang diperlukan dalam proses perancangan warna guna menciptakan ruang kantor yang efektif. Prinsip yang pertama yaitu penutup lantai atau karpet sebagai solusi penutup lantai yang baik.karena karpet tidak hanya berfungsi sebagai pengindah ruangan namun juga memiliki banyak manfaat salah satunya adalah sebagai peredam suara dalam ruangan sehingga tidak menimbulkan kebisingan di dalam ruangan kemudian dapat menjadi alat untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja seperti tersengat arus listrik.

KONTROL SUARA

(Sound Control)

(9)

dapat melampaui batas yang telah ditentukan akan berpengaruh pada kondisi fisik dan psikologis pegawai. Jika tingkat kebisingan tinggi, para pegawai akan sulit berkonsentrasi saat bekerja karena akan menimbulkan cidera pada pegawai seperti kehilangan pendengaran yang akan berakibat berkurangnya produktivitas pegawai dalam bekerja.

Pengontrolan suara dapat dilakukan

dengan beberapa teknik (Quible, 2001) yaitu sebagai berikut :

1. Konstruksi yang tepat. Teknik konstruksi bangunan yang baik

dapat dijadikan acuan

pengontrolan suara yang efektif. Ada dua macam jenis suara yang dapat mempengaruhi arus suara di udara. Yang pertama adalah perambatan suara melalui udara atau sering disebut juga dengan suara udara contohnya adalah suara yang dihasilkan dari percakapan dan suara yang dihasilkan dari mesin kantor. Yang kedua yaitu perambatan suara melalui struktur bangunan atau yang biasa disebut dengan

suara struktural misalnya getaran yang dihasilkan dari peralatan atau mesin kantor karena akan terjadinya perambatan suara melalui mesin kantor sebelum merambat ke udara.

2. Penggunaan bahan-bahan

untuk meredam suara. Tingkat peredaman suara dapat diukur dengan menggunakan alat yang bernama Noise Reduction Coefficient (NRC), dengan ukuran 50-95. Bahan yang efektif memiliki rasio perbandingan diatas 75, contoh bahan yang memiliki rasio diatas 75 dan

banyak digunakan yaitu karpet. 3. Alat pengurang kebisingan. Alat

pengurangan kebisingan

ditempatkan pada mesin kantor yang mengeluarkan suara dengan tingkat kebisingan yang tinggi. Contoh mesin kantor yang memerlukan alat pengurang kebisingan yaitu printer dan mesin fotocopy.

4. Masking. Masking merupakan suara dengan tingkat kebisingan rendah yang tidak membuat pegawai merasa terganggu. Contoh masking yang dapat mengalihkan suara kebisingan yaitu musik, karena dapat membuat para pegawai lebih

rileks dan mengurangi

(10)

UDARA

(Air)

Udara di dalam kantor merupakan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologi pegawai. Dikarenakan intensitas pegawai bekerja dikantor sangat tinggi mencapai hingga 85% kondisi udara pada ruangan harus diperhatikan dengan baik karena akan menimbulkan dampak pada kondisi

kesehatan tubuh pegawai. Alat-alat seperti kipas angin dan Air Conditioner (AC) dapat menjadi alat pendukung kelancaran jalur keluar masuknya udara. Udara yang berkualitas dapat ditentukan oleh beberapa faktor seperti suhu udara, kelembaban, jalur keluar masuk udara (jendela), dan kebersihan udara.

 Suhu Udara

Suhu udara ruangan yang dijadikan acuan idealnya 3-4oC, agar tidak menimbulkan rasa kaget pada tubuh pegawai. Jika suhu udara diluar ruangan termasuk tinggi diatas 20oC suhu di dalam ruangan harus lebih rendah dibandingkan suhu diluar ruangan begitu pun sebaliknya jika suhu diluar ruangan

kurang dari 20oC suhu di dalam ruangan harus diatas 20oC.

 Tingkat Kelembaban Udara

Tinggi rendahnya kelembaban udara menjadi salah satu penentu besarnya suhu udara. Tingkat

kelembaban udara yang baik yaitu sekitar 40% - 60% untuk

memaksimalkan tingkat

kenyamanan bagi para pegawai kantor tetapi tingkat kelembaban yang tepat yaitu 50% menurut Quible (2001).

 Perputaran Udara

Udara menyalurkan panas sehingga harus disalurkan agar menciptakan

kenyamanan. Tingkat perputaran udara yang tepat yaitu 0.67m3 per menit untuk setiap orang pada area tertentu.

 Kebersihan Udara

Terdapat alat yang diciptakan untuk membersihkan udara dari kotoran dan debu yang bertebaran. Kebersihan udara penting bagi beberapa hal seperti komputer karena komputer termasuk sensitif akan udara yang bersih sehingga mempengaruhi ruang pusat pemrosesan data.

TINGKAT KEAMANAN KANTOR

(Security Office)

Keamanan merupakan faktor lain

(11)

kelancaran jalannya kegiatan perusahaan. Karena jika informasi penting tersebut hilang dapat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam bersaing pada bisnis.

(Gie 1996) Dalam menentukan kebutuhan atas tingkat keamanan yang lebih ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu: peralatan dan perlengkapan mesin kantor, furniture

kantor, dokumen, dan terminal komputer. Terdapat beberapa saran yang diberikan oleh Rowh (2003) yang berhubungan dengan keamanan kantor.

1. Penggunaan penghancur kertas (shredder).

2. Pemakaian pengaman komputer, contohnya desktop dan laptop. 3. Pemakaian pencatat jam kerja yang

digunakan untuk mencegah pegawai berlaku curang dalam data kehadiran pegawai.

4. Pengintegrasian sistem keamanan. 5. Password yang digunakan untuk

mengakses data.

C. KESIMPULAN

Untuk menciptakan lingkungan kerja

yang memiliki efektivitas dan produktivitas yang tinggi sehingga terciptanya lingkungan kerja yang sehat diperlukan peran tata ruang kantor sebagai salah satu faktor terpenting untuk mencapai hal tersebut.

Dengan terciptanya lingkungan kantor yang sehat akan membuat sistem pergerakan bekerja yang efektif dan efisien sehingga memudahkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Agar dapat mempengaruhi

produktivitas dan efektivitas pegawai tersebut terdapat beberapa faktor utama yang berperan penting, diantaranya adalah sistem pencahayaan, penentuan warna,

pengontrolan suara, pengaturan udara, dan yang tidak kalah penting yaitu faktor keamanan kantor.

Dapat disimpulkan dengan mengikuti aturan dari faktor – faktor tersebut, diharapkan dapat mencapai tujuan organisasi dengan kinerja pegawai yang efektif dan produktif.

D. DAFTAR PUSTAKA

Bibliography

Alfata, M. Nur Fajri, Yuri Hermawan, and Rani

Widyahantari. "Studi Ergonomi Terhadap

Rancangan Ruang Kerja Kantor Pemerintah

Berdasarkan Antropometri Indonesiia." Jurnal

Permukiman Vol. 7, 2012: 127.

Armiati. "Meningkatkan Efektivitas Kerja

Pegawai Melalui Penataan Layout Kantor ."

(12)

Gie, The Liang. Administrasi Perkantoran

Modern. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,

1996.

Moekijat. Administrasi Perkantoran. Bandung:

Mandar Maju, 1997.

"Pengaruh Lingkungan Fisik dan Tata Ruang

Kantor Terhadap Kinerja Pegawai."

Academia.edu, 2016.

Radiah, Syaidathul. "PENGARUH KANTOR

ERGONOMIC TERHADAPKINERJA

KARYAWAN."

Sedianingsih, Farida Mustikawati, and Nieke

Prihardini Soetanto. Teori dan Praktik

Administrasi Kesekretariatan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2010.

Suardi, Santi. "Studi Tentang Tata Ruang

Kantor Untuk Mencapai Efisiensi Kerja Pada

Dinas Perhubungan Kota Samarinda." eJournal

Administrasi Niaga, 2014.

Sukoco, Badri Munir. Manajemen

Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2007.

Suratno, Agus, and Mari Yuana. "Pengaruh

Penataan Layout Kantor Terhadap Efektivitas

Kerja Karyawan Bagian Umum Dan

Kepegawaian Pada Dinas Perindustrian Dan

Perdagangan Propinsi Jawa Tengah." JABPI

Vol. 22, 2014: 75-76.

Thojib, Jusuf, and Muhammad Satya

Adhitama. "Kennyamanan Visual Melalui

Pencahayaan Alami Pada Kantor." Jurnal

RUAS, 2013: 12.

Original : 82%

Referenced : 3%

Referensi

Dokumen terkait

Penjualan tunai adalah transaksi penjualan yang pelunasannya dilakukan pada saat transaksi terjadi, sedangkan penjualan kredit adalah transaksi penjualan yang pelunasannya

Pendapat Orang Tua Tentang Program Rumah Sampah Sebagai Pembentukan Karakter Pada Anak Usia Dini Di PAUD Al-Ikhlas.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kendal merupakan sebuah daerah yang sangat subur, dan cocok untuk dijadikan usaha pertanian maupun peternakan.Namun, dikarenakan SDA dan pengetahuan

Sertipikat hak guna bangunan atas tanah di Perumahan Citra Pandawa Asri dapat dibebani dengan hak tanggungan akan tetapi dalam hal pengajuan permohonan pinjaman kredit yang

‘TOP Last Male 79’ akan membentuk Koperasi sebagai wadah bisnis para Alumni dan sebagai sumber dana operasional Organisasi, sehingga kegiatan IA-TOP tidak perlu diawali

Laporan Kinerja (LKj) Bagian Tata Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah disusun dengan maksud melaksanakan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29

[r]

Hasil penelitian menunjukkan TR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemanfaatan yang dirasakan, kemudahaan yang dirasakan, sikap, maupun keinginan pengguna untuk