• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Analisis Pola Perjalanan Orang Di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Review Analisis Pola Perjalanan Orang Di"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

GEOGRAFI TRANSPORTASI (GEL 3317)

REVIEW

ANALISIS POLA PERJALAN ORANG DI KOTA PANGKALPINANG

Disusun oleh:

Nama : Rizka Fitria Febriani NIM : 14/369542/GE/07936

Program Studi : Geografi dan Ilmu Lingkungan

DEPARTEMEN GEOGRAFI LINGKUNGAN FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

(2)

ANALISIS POLA PERJALAN ORANG DI KOTA PANGKALPINANG Keberadaan sistem transportasi diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang memiliki aksesibilitas yang baik dan diselenggarakan dengan efektif dan efisien. Kumpulan data transportasi Kota Pangkalpinang sangatlah penting guna mengantisipasi kebutuhan transportasi saat ini dan masa yang akan mendatang. Selain itu, kumpulan data tersebut juga dapat menunjang kegiatan perencanaan dan penentuan kebijaksanaan transportasi melalui studi lalu lintas dalam bentuk pola perjalanan orang. Pemahaman pola pergerakan yang akan terjadi seperti dari mana dan hendak kemana, besarnya, dan kapan terjadinya dapat membantu mengatasi permasalahan kebutuhan transportasi.

Transportasi merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain, baik dengan maupun tanpa sarana tertentu. Tujuan dasar perencanaan transportasi yaitu memperkirakan jumlah serta lokasi kebutuhan akan trasnportasi. Hal tersebut guna menyeimbangkan antara kondisi transportasi yang diinginkan dengan kondisi transportasi pada saat ini maupun dimasa yang akan datang.

Perjalanan adalah suatu perjalanan satu arah dari titik asal ke titik tujuan. Jenis jenis perjalanan meliputi perjalanan Home-Based, Perjalanan Non Home-Based, produksi perjalanan (Trip Production), tarikan perjalanan (Trip Attraction), dan bangkitan perjalanan (Trip Generation). Pergerakan terjadi disebabkan adanya proses pemenuhan yang harus dilakukan setiap hari, seperti pemenuhan akan pekerjaan, pendidikan, rekreasi, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat menentukan pola pergerakan pada suatu sistem, pergerakan individu akan berbeda di antar wilayah, yang mana hal tersebut dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing pelaku.

(3)

sibuk. Berdasarkan karakteristik orang perilaku perjalanan individu dipengaruhi oleh karakteristik sosial dan ekonomi. Seperti tingkat pendapatan, pemilik mobil, dan jumlah anggota keluarga.

Metode penelitian menggunakan data sampel rumahtangga. Pengumpulan data dan informasi perjalanan melibatkan 780 rumah tangga pada 7 kecamatan di Kota Pangkalpinang.pelaksanaan penelitian menggunakan metode statified random sampling berdasarkan tingkat penghasilan masyarakat. Penetapan parameter menggunakan data sosial keluarga dan data transportasi. Data sosial keluarga meliputi preentase pendapatan rumah tangga, jmlah orang dalam keluarga, kepemilikan kendaraan, data umur, jabatan dalam pekerjaan. Sedangkan data transportasi seperti maksud perjalanan, perjalanan anggota keluarga, jenis kendaraan yang dipakai, jenis kendaraan yang digunkan, waktu perjalanan, ketersediaan tempat parkir, biaya perjalanan, serta komposisi distribusi perjalanan daridan ke masing-masing kecamatan danpola perjalanan yang terbentuk.

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer maupun data sekunder. Data primer menggunakan home interview survey untuk mengumpulkan data perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga pada hari Senin hingga Kamis. Data sekunder menggunakan literatur dan studi terdahulu.pengolahan data memanfaatkan Ms.Excel, dan Ms.Access. penyajian data akan berupa diagram lingkaran dan diagram batang.

Berdasarkan total pendapatan rumah tangga per bulan, kebanyakan responden Kota Pangkalpinang memiliki pendapatan 1.500.000 hingga 2.000.000. Kecamatan Gabek memiliki presentase pendapatan terendah, hal ini dapat diakibatkan oleh kondisi daerah tersebut yang merupakan daerah pemekaran. Dapat disimpulkan semakin besar penghasilan masyarakat, maka makin banyak pemilik kendaraan, dan makin tinggi aktivitasnya.

(4)

jumlah orang yang bekerja tiap keluarga 1 hingga 2 orang, sedangkan rerata jumlah pelajar dan atau mahasiswa tiap keluarga yaitu 1 orang.

Salah satu faktor penentu jumlah dan moda yang dipakai dalam perjalanan yang dilakukan oleh sebuah keluarga adalah jumlah kendaraan. Makin memadai dan nyaman fasilitas kendaraan umum, makin sedikit minat orang untuk memiliki kendaraan pribadi. Namun, ternyata kepemilikan kendaraan pribadi jenis motor jauh lebih tinggi daripada kendaraan lainnya. Presentase kepemilikan kendaraan jenis motor di Kota Pangkalpinang sebesar 75.86% diikuti dengan kepemilikan mobil dan taxi.

Jumlah pelaku perjalanan juga dipengaruhi oleh faktor umur dan pekerjaan. Berdasarkan umur, biasanya pelaku dengan usia produktif memiliki kecenderungan melakukan perjalanan yang lebih banyak. Di Kota Pangkalpinang pada usia produktif 18 hingga 60 tahun memiliki presentase 70,22%. Berdasarkan data primer, presentase tertinggi pekerjaan terbesar anggota keluarga responden yaitu pelajar atau mahasiswa yaitu dengan 29,60%.

Data perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kegiatan di dominasi keberangkatan pada pukul 05.00 hingga 09.00. Hal tersebut dikarenakan banyak siswa yang melakukan perjalanan menuju sekolah atau kampus selain itu juga pada jam tersebut kegiatanlain seperti jasa, perdagangan, dan perkantoran juga memulai kegiatan. Sedangkzn puncak perjalanan pulang kerumah terjadi pada pukul 11.00 hingga 19.00.

Analisa terhadap jenis moda yang digunakan bertujuan untuk mengetahui jenis kendaraan yang akan digunakan pada saat sedang melakukan perjalanan, sehingga dapat diperkirakan tujuan orang tersebut melakukan perjalanan. Jenis kendaraan yang digunakan di Kota Pangkalpinang di dominasi oleh jenis kendaraan pribadi berupa motor. Jenis kendaraan ini lebih banyak dipilih dikarenakan dianggap lebih menghemat waktu perjalanan, namun disisi lain semakin banyak kendaraan pribadi dikhawatirkan dapat menyebabkan kemacetan.

(5)

Berdasarkan data waktu perjalanan diketahui bahwa perjalanan yang dilakukan di Kota Pangkalpinang masih bersifat perjalanan yang relatif dekat hingga sedang.

Parkir secara umum terbagi menjadi 2, yaitu parkir di badan jalan dan parkir di luar badan jalan. Sebagian besar (53%) responden sudah parkir di luar badan jalan, tetapi juga hampir separuh responden parkir di badan jalan. Hal ini tidak terlepas banyaknya penggunaan kendaraan pribadi berjenis motor. Biaya perjalanan yang dikeluarkan dengan kendaraan pribadi lebih kecil dari pada dengan endaraan umum, hal inilah yang juga menjadi alasan banyaknya responden yang memilih menggunakan kendaraan pribadi. Faktor biaya juga mempengaruhi seseorang dalam memilih moda yang akan digunakan.

Analisis terhadap pola perjalanan guna mengetahui besaran perjalanan dari dan ke masing-masing kecamatan yang ada di Kota Pangkalpinang. Hal yang penting dalam perjalanan adalah adanya hubungan antara tempat asal dan tujuan. Pola perjalanan di daerah perkotaan juga dipengaruhi oleh tata letak pusat-pusat kegiatan di perkotaan. Berdasarkan data yang diperoleh, kebanyakan asal-tujuan perjalanan masih di daerah yang sama. hal ini menunjukkan perjalanan yang dilakukan masih dalam jarak relatif yang dekat atau masih dalam satu wilayah koridor yang sama.

KRITIK

Secara keseluruhan jurnal ini sudah cukup baik dalam menampilkan data-data pendukung mengenai pola perjalanan di Kota Pangkalpinang. Kelebihan jurnal tersebut penggunaan data primer hasil pengumpulan lapangan. Sehingga data serta yang disajikan dapat secara akurat merepresentasikan kondisi pola perjalanan di daerah tersebut. Sehingga dapat digunakan dasar acuan untuk penangan permasalahan lalu lintas yang timbul di daerah tersebut. Pembahasan yang dilakukakn pun sudah dibahas secara dalam.

(6)
(7)

DAFTAR PUSTAKA

Giyarsih, S.R, L. Muta’ali, R.W.D. Pramono. 2003. Peran Koridor Perkotaan

Dalam Pembangunan Wilayah Perdesaan di Koridor Segitiga Pertumbuhan Joglosemar. Laporan Penelitian Hibah Bersaing XI. Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional UGM.

Giyarsih, S.R. 2003. Transportasi dan Aksesibilitas Perdesaan. Prosiding

Seminar Nasional Geografi Perdesaan Peluang dan Tantangan Pembangunan di Indonesia. 15 Desember 2003

Giyarsih, S.R. 2010a. Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor Yogyakarta-Surakarta. Jurnal Forum Geografi, Fakultas Geografi UMS. 24(1) : 28-38. Giyarsih, S.R. 2010b. Urban Sprawl of The City of Yogyakarta, Special

Reference to The Stage of Spatial Transformation, Indonesian Journal of Geography, 42 (1) : 49-60.

Giyarsih, S.R. 2010c. Pemetaan Kelembagaan dalam Kajian Lingkungan Hidup

Strategis DAS Bengawan Solo Hulu. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Universitas Islam Indonesia. 2 (2): 90-96.

Giyarsih, S.R. 2011. Regional Transformation in the Yogyakarta-Surakarta

Corridor. International Conference on the Future of Urban and Peri-Urban Area. Yogyakarta, July 11th – 12th

Giyarsih, S.R., Z. Abdi, S. Ma’mun, S. Hasanati, L. L. Sitohang, I. A. Junaidi.

2011. Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi dan Sinergisme Kelembagaan Sebagai Bentuk Pengelolaan DAS Terpadu dalam Potensi dan Permasalahan Lingkungan di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Wilayah Pesisir. Biro Penerbitan Fakultas Geografi UGM.

Giyarsih, S.R. 2012a. Sinergisme Spasial dan Sinergisme Fungsional Sebagai

Bagian Penting Untuk Kerjasama Antar Daerah di Koridor Antar Kota, Prosiding Seminar Nasional Informasi Geospasial untuk Kajian Kebencanaan dalam Mendukung Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial (Spatial Thinking) Masyarakat, Surakarta 22 Maret 2012.

(8)

Kajian Geografi yang Semakin Penting, Jurnal Tata Loka. 1(2): 90-97. Giyarsih, S.R. 2012c. Dampak Transformasi Wilayah Terhadap Kondisi Kultural

Penduduk (Tinjauan Perspektif Geografis). Jurnal Forum Geografi 26 (2) : 120-131.

Giyarsih, S. R, Arif, M dan Alfana, F. 2013. Ther Role of Urban Area as The

Determinant Factor of Population Growth. Indonesian Journal of Geography 45 (1). Hal 38-47

Sarwadi, Ahmad; Giyarsih, Sri Rum; dan Widodo, Retno. 2013. Kajian Perluasan

Sifat Fisik Kekotaan Kota Yogyakarta di Kawasan Hinterland (Studi Kasus Kawasan Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul). Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional XVI Ikatan Geografi Indonesia, 2-3 November 2013. Program Studi Pendidikan Geografi IKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Setyaningrum, P dan Giyarsih, Sri Rum. 2012. Identifikasi Tingkat Kerentanan Sosial Ekonomi Penduduk Bantaran Sungai Code Kota Yogyakarta terhadap Bencana Lahar Merapi hal 262-269

Lassa, J., Setiadi, R., Giyarsih, S. R., Sofhani, T. F., & Kusharsanto, Z. S. Planning & Development.

Giyarsih, S. R. (2010). Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor Yogyakarta-Surakarta.

Giyarsih, S. R. (2010). URBAN SPRAWL OF THE CITY OF YOGYAKARTA, SPECIAL REFERENCE TO THE STAGEOF SPATIAL TRANSFORMATION (Case Study at Maguwoharjo Village, Sleman District). Indonesian Journal of

Geography, 42(1), 49-60.

Giyarsih, S. R., & Alfana, M. A. F. (2013). The Role of Urban Area as the Determinant Factor of Population Growth. Indonesian Journal of Geography,45(1).

(9)

Pristiani, Y. D., & Giyarsih, S. R. (2014). Evaluasi Pelaksanaan Program Business Coaching Bagi Pemuda Wirausaha Baru Bank Indonesia Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi di

Bank Indonesia Cabang Yogyakarta) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan air dari mata air Cipager yang digunakan untuk daerah layanan Dusun Palutungan, Dusun Malaraman dan Dusun Cisantana, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur

Tahun 2003, PCV7 dapat mereduksi seluruh penyakit infeksi yang disebabkan oleh streptococcus pneumonia, sehingga bakteri ini dianggap sebagai penyebab utama CAP pada anak..

Dalam suatu wawancara, pria kelahiran Kunming pada 26 Agustus 1936 ini pernah menyatakan, logika yang dibangun Orde Baru mengenai G30S 1965 dengan menyebut

(Scott, 6980 dalam Fortmann dan Rocheleau, 6 9 8 5 ). Sasaraq program Perhutanan Sosial sendiri adalah rumah tangga yang terdiri dari pria dan wanita. Program tersebut

Diabetes insipidus dan diabetes mellitus keduanya merupakan gangguan pada sistem endokrin, karena masing-masing ditandai dengan kekurangan hormon, yang terakhir ini juga

Telah dilakukan penangkapan tikus dengan perangkap di 22 daerah fokus keong yang tersebar di 6 desa di Dataran Tinggi Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah

Terdapat kesenjangan yang tidak significant (-0.26) antara Assurance yang dirasakan dengan Assurance yang diinginkan terhadap pelayanan bengkel motor AHASS, dimana tingkat

Pada orang sehat yang makanannya banyak mengandung protein, ureum biasanya berada di atas rentang normal.. Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal