Halaman | 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia mempunyai kemampuan untuk mengubah lingkungan karena
sifat anatomi dan mentalnya, oleh sebab itu manusia dapat berkompetisi dan
berhasil dengan baik mendapatkan kebutuhannya. Tuntutan kebutuhan hidup
mendorong manusia beradaptasi dengan lingkungan melalui berbagai cara
sesuai kemampuan, bahkan dorongan ini tidak terbatas pada adaptasi,
melainkan memotivasi memberdayakannya melalui penyeimbangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian manusia dapat memberikan
pengaruh besar terhadap lingkungan dan organisme lain yang ada dalam
ekosistem.
Dari masa ke masa, manusia terlihat hampir tidak memiliki kendala
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti yang dijumpai dalam hal
transportasi. Sejauh ini jurang, sungai, danau, bahkan laut sekalipun tidak
menjadi penghalang bagi manusia untuk menjalankan tujuan dan kegiatan,
setelah mampu menciptakan jalur darat berupa jembatan untuk
menyeberanginya. Jembatan merupakan satu struktur yang dibuat untuk
menyebrangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun
jalan raya. Sebagai sarana mempermudah transportasi, jembatan dibangun
untuk menyediakan laluan pejalan kaki, pemandu kendaraan atau kereta api
di atas berbagai halangan di bawahnya.
Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan
tanah sudah sangat kritis. Untuk mewujudkan lingkungan jembatan yang
bersih, pemerintah Kota Malang telah menetapkan berbagai peraturan yang
pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan sekitar jembatan. Namun
walaupun telah memiliki PERDA (Peraturan Daerah) sendiri tentang
pengelolaan lingkungan seperti halnya PERDA No. 10 Tahun 2010 Pasal 26
tentang larangan membuang sampah pada sungai dan saluran air yang
Halaman | 2 Kota Malang, bukan berarti di Kota Malang tidak terdapat permasalahan
lingkungan. Apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk
melakukan pengelolaan jembatan yang bersih sehingga lingkungan jembatan
dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya. Mencermati fenomena
di atas maka sangat diperlukan model pengelolaan lingkungan yang baik dan
tepat dalam upaya mewujudkan jembatan sebagai sarana transportasi dengan
lingkungan yang bersih di Kota Malang, karena kerusakan lingkungan tidak
berdampak untuk suatu daerah saja, melainkan satu lingkup ekolosistem di
bumi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, kami dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana lingkungan jembatan di Kota Malang?
2. Apa penyebab pencemaran lingkungan jembatan di Kota
Malang?
3. Apa saja dampak dari pencemaran lingkungan jembatan di Kota
Malang?
4. Bagaimana upaya pencegahan & penanggulangan pencemaran
lingkungan jembatan di Kota Malang?
1.3 Tujuan Dan Manfaat
Dengan demikian dalam penyusunan makalah ini, kami memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui lingkungan jembatan di Kota Malang.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab pencemaran
lingkungan jembatan di Kota Malang.
3. Untuk mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari
Halaman | 3 4. Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan sebagai upaya
pencegahan & penanggulangan pencemaran lingkungan jembatan
di Kota Malang.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini
adalah:
1. Mampu menjelaskan lingkungan jembatan di Kota Malang dan
lingkungan sekitar kita masing-masing.
2. Memahami apa yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan
jembatan, tidak hanya untuk Kota Malang, namun juga daerah
lainnya.
3. Dapat menganalisa dampak dari pencemaran lingkungan
jembatan di Kota Malang, juga untuk daerah lainnya.
4. Mampu mengupayakan pencegahan & penanggulangan
pencemaran lingkungan jembatan di suatu daerah.
5. Mampu menerapkan hasil pengamatan untuk pembangunan
transportasi jembatan kedepannya untuk berbagai daerah.
6. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk menciptakan lingkungan
jembatan yang bersih baik di Kota Malang maupun daerah
Halaman | 4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi.
Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat
dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan
meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan polusi atau pencemaran
disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya
dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup karena:
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila
konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang
lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang
Halaman | 5 2.2 Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung
berdampak meracuni sehingga menggangu kesehatan manusia, hewan dan
tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun
tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi diudara, air
maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.Menurut tempat
terjadinya, pencemaran dibedakan menjadi pencemaran udara, air, dan
tanah.
2.2.1 Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,
kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan
oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global.
2.2.1.1 Penyebab Pencemaran Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara,
diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami
maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran
udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam
kurun waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan
pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang
ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon
monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia
Halaman | 6 substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfer.
2.2.2.2 Dampak Pencemaran Udara
Adapun akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara
lain:
a. Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan
penyakit pernapasan (bronkhitis, emfisema, dan
kemungkinan kanker paruparu.
b. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam,
dan memudarnya warna cat.
c. Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti
menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat
konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam.
d. Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect)
yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat
mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub.
Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga
mempengaruhi keseimbangan ekologi.
e. Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran
oksida nitrogen.
2.2.2 Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau
komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air
terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa,
dan warna.
2.2.2.1 Penyebab Pencemaran Air
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya,
pencemaran air dapat dibedakan antara lain:
1. Limbah Pertanian
Halaman | 7 atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai.
Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau
manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk
mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang
berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta
bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan
melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan
membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang
larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi).
Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh
subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam
kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota
air akan mati karenanya.
kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik
seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus
air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan
mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah
tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri,
dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami
penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air
turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan
organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna
kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis
(bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari
limbah pemukiman.
Halaman | 8 bau yang menyengat. Didalam air got yangdemikian tidak ada
organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan
dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah
perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang
ada.
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke
air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis
industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa
polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau
berupa suhu (air menjadi panas).
4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagai penduduk dan nelayan ada yang menggunakan
tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun) untuk menangkap
ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut
tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang
masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan
memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya.
Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan
pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber
daya perairan.
2.2.2.2 Dampak Pencemaran Air
Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain:
a. Terganggunya kehidupan organisme air karena
berkurangnya kandungan oksigen.
b. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air
(eutrofikasi) dan pendangkalan dasar perairan.
c. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan
serangga air.
Halaman | 9
e. Menjalarnya wabah muntaber.
2.2.3 Pencemaran Tanah
2.2.3.1 Penyebab Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah
rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan.
Sampah dapat dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral,
gas, dan air, sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu
misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah
tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah
anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti
plastik, sulit atau tidak dapat diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetap
utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita
buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh
anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
2.2.3.2 Dampak Pencemaran Tanah
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain:
1. Terganggunya kehidupan organisme (terutama
mikroorganisme dalam tanah).
2. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga
tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, dan
Halaman | 10 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan makalah Pencemaran Jembatan di Kota Malang, daerah
Kota Malang yang menjadi objek pengamatan kami yaitu di Kecamatan Sukun,
tepatnya sarana transportasi jembatan yang membagi sungai guna
menghubungkan jalan di Kelurahan Bandungrejosari Janti-Kecamatan Sukun-
Malang. Metode penelitian yang kami gunakan berupa observasi atau pengamatan
terjun langsung ke lapangan tempat objek yang diamati dengan bukti-bukti data
dan dokumentasi berupa foto yang langsung diambil dari lapangan. Tentunya
pengamatan kami mengenai lingkungan jembatan di daerah tersebut tidak lepas
dari 3 aspek penelitian, yakni air, udara dan tanah, dengan kebersihan dari sampah
ataupun berbagai faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan sebagai acuan
umum pengamatan.
Pengamatan kami pada jembatan yang menghubungkan jalan di Kelurahan
Bandungrejosari-Janti-Kecamatan Sukun-Malang ini berlangsung selama tiga
hari. Pertama-tama kami menentukan daerah keberadaan jembatan yang akan
menjadi objek pengamatan. Pada hari selanjutnya kami mengambil beberapa foto
atau gambar lingkungan sekitar jembatan sebagai bahan acuan penulisan yang
menyangkut ketiga aspek pengamatan yakni air, sampah dan udara, yang
berlangsung selama dua hari untuk memastikan bahwa keadaan lingkungan
jembatan tersebut untuk hari-hari selanjutnya. Selanjutnya penyelesaian penulisan
Halaman | 11 BAB IV
PEMBAHASAN
3.1 Lingkungan Jembatan di Kota Malang
Berdasarkan pengamatan kasat mata, dewasa ini lingkungan sekitar
jembatan Kota Malang khususnya yang terletak di Kelurahan
Bandungrejosari-Janti-Kecamatan Sukun-Malang dapat dikatakan 70%
mengalami kerusakan. Persentasi tersebut didasarkan pada pengamatan yang
merujuk pada pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah di
sekitar jembatan.
Lingkungan jembatan Kota Malang, menyibakkan udara yang berbau,
tidak terlalu menyengat namun bau tersebut mengundang serangga pengurai
seperti lalat berkumpul, hal ini tentu tidak bagus bagi masyarakat daerah.
Selain itu bangunan jembatan mengalami pelapukan, korosi pada logam,
dan memudarnya warna cat. Juga terganggunya pertumbuhan tananam,
seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi gas
asam yang tinggi.
Air sungai yang mengalir di bawah jembatan tidak bersih, bahkan
berbau akibat penumpukan sampah organik seperti plastik, dan berbagai zat
atau bahan limbah rumah tangga. Sehingga air sungai tidak bisa
dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga karena kualitasnya. Selain itu,
sungai menjadi dangkal akibat ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air.
Dari pengamatan yang kami lakukan, ekologi organisme air seperti ikan
masih ada, namun karena pencemaran ini kedepannya dikhawatirkan
populasi ikan dan organism air lainnya akan terus berkurang hingga tidak
ditemukan lagi.
Penghijauan di daerah pemukiman lingkungan sekitar jembatan ini
cukup baik untuk meningkatkan jumlah pasokan oksigen. Ekologi tumbuhan
telah berkembak cukup sempurna. Di sekitar jembatan ditanami tanaman
hias, juga pepohonan berakar tunggang yang bisa dimanfaatkan untuk
Halaman | 12 Walau di sekitar jembatan telah banyak tumbuhan hijau yang dapat
menetralisir udara pernapasan pada umumnya, namun jumlah sampah yang
mencemari tanah maupun air sungai lebih banyak. Bahkan sampah rumah
tangga di sekitar jembatan sudah tidak menjadi hal yang aneh lagi bagi
kesaksian mata dalam hal pencemaran tanah. Hingga tanaman yang ada di
sekitar jembatanpun tidak cukup untuk mengolah udara yang ada menjadi
bersih.
No. Aspek Pengamatan Faktor Penentu Pencemaran Lingkungan
1. Udara Berbau, polusi
2. Air Berbau, kotor, sampah
3. Tanah Sampah, tidak ada tanaman akar tunggang
Table 3.1.1 Acuan Pengamatan
Hal ini menggambarkan masyarakat di Kota Malang menghadapi suatu
masalah berupa kerusakan lingkungan dalam perkembangan sarana
transportasi jembatan, yang menunjukkan bahwa meskipun kendala
transportasi dapat dipenuhi namun masyarakat tetap tidak bisa lepas dari
permasalahan sosial. Implikasi dan konsekuensi logis dari kenyataan
kerusakan lingkungan jembatan ini jelas tidak hanya menimpa masyarakat
Kota Malang saja, melainkan juga menimpa semua bangsa dan seluruh umat
manusia di dunia bahkan segala sumber hidup dan penghidupan, termasuk
peradaban umat manusia itu sendiri.
3.2 Penyebab Pencemaran Lingkungan Jembatan di Kota Malang
Banyak hal yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan jembatan
di Kota Malang. Diantaranya polusi air seperti zat, energi, unsur, atau
komponen lainya yang masuk ke dalam air yang dapat mengganggu kualitas
air. Sumber polusi air di sini adalah limbah rumah tangga yang tidak bisa
diuraikan mikroorganisme seperti sampah plastik ataupun zat bahan yang
tidak bisa larut dalam air, misalnya minyak. Limbah yang tidak bisa
diuraikan tersebut mengalami penumpukan dan penyumbatan pada sungai
dan saluran air. Padahal daerah Kelurahan Kelurahan
Halaman | 13 oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang yang bertugas
mengambil sampah perumahan setiap pagi. Namun tetap saja warga
membuang sampahnya di sungai hingga menimbulkan pencemaran.
Selain itu pencemaran di udara yang berasal dari gas buang kendaraan
bermotor juga menjadi penyebab pencemaran lingkungan jembatan, dimana
gas buang tersebut memberikan dampak yang sangat berbahaya bagi
kesehatan, juga pembangunan. Sampah yang menumpuk dan berserakan di
tanah sekitar jembatan juga menjadi penyebab pencemaran lingkungan
jembatan, padahal sampah tersebut merupakan sampah yang berasal dari
pemukiman masyarakat sekitar sendiri.
Manusia menjadi organisme yang harus bertanggung jawab
sepenuhnya atas pencemaran lingkungan jembatan tersebut. Karena dari
berbagai faktor penyebab pencemaran lingkungan, manusia sebagai
kelompok organisme yang dominan dalam ekosistemlah yang menjadi
penyebab utamanya.
Memang yang kita saksikan pada kerusakan lingkungan jembatan Kota
Malang adalah lingkup lingkungan di sekitar jembatan itu, namun jika kita
memandang lebih jauh mengenai penyebab pencemaran itu, maka kita dapati
penyebabnya bukanlah dari sampah, bukan dari polusi yang mencemari air
ataupun udara, tapi penyebab pencemaran lingkungan jembatan itu tidak lain
dan tidak bukan adalah masyarakat Kota Malang sendiri. Karena dewasa ini,
tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah
sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam
secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis
sampahnya.
3.3 Dampak Pencemaran Lingkungan Jembatan di Kota Malang
Pencemaran lingkungan jembatan Kota Malang khususnya jembatan di
Kelurahan Bandungrejosari-Janti-Kecamatan Sukun-Malang tentunya tidak
hanya berdampak bagi masyarakat pemukiman masyarakat sekitar jembatan
Halaman | 14 lingkup kecil, dampak yang ditimbulkan dari pencemaran tersebut antara
lain:
1. Terjadi korosi pada logam, dan memudarnya warna cat pada
bangunan jembatan.
2. Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti menguningnya
daun atau kerdilnya tanaman di sekitar jembatan.
3. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah di lingkungan
jembatan sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.
4. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya
kandungan oksigen.
5. Sungai di bawah jembatan menjadi dangkal akibat ledakan
populasi ganggang dan tumbuhan air.
6. Munculnya ancaman banjir akibat saluran air dan sungai yang
tersumbat sampah.
7. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.
Dampak pencemaran lingkungan jembatan tersebut, apabila tidak
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak secara
terpadu, akan semakin mengancam kenyamanan serta kesejahteraan manusia
bahkan tidak menutup kemungkinan eksistensi kehidupan manusia itu
sendiri.
3.4 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Jembatan di Kota Malang
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat Kota Malang untuk menanggulangi pencemaran lingkungan
jembatan yang mengacu pada UU No.23 1997. UU ini berisi tentang
rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap
terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan suatu
kegiatan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Kota Malang yaitu
dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 Pasal 26,
Halaman | 15 disebarluaskan melalui papan himbauan yang ditemukan pada setiap
jembatan Kota Malang.
Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan
dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Di jembatan Kelurahan
Bandungrejosari-Janti-Kecamatan Sukun-Malang pun memiliki pelang yang
bertuliskan himbauan PERDA tersebut, namun peraturan hanya menjadi
sebatas nama tanpa makna yang patut di hayati kebenarnya oleh masyarakat
Kota Malang. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti
lingkungan hidup sangat perlu dilakukan sehingga manusia lebih mencintai
lingkungan hidupnya.
Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu
bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
1. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan
aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan
membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak
sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis
penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah
rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk
kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik
dan anorganik.
Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga
menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan
kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan
barang-barang lainnya.
2. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan
kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut
akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian,
Halaman | 16 bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu
ekosistem.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh
dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari
pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap
kehidupan masyarakat.
3. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan
bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan
mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan
sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan,
seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk
mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak
beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap
buangan dan knalpot kendaraan bermotor.
4. Diadakan penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis.
Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal
dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian,
tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu,
Halaman | 17 BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Secara keseluruhan lingkungan jembatan kita sedang mengalami masalah
kesehatan yang cukup kompleks. Generasi kita menjadi terbiasa dengan
seringnya berita tentang pencemaran lingkungan hidup, mungkin bahkan
berpikir itu bukan masalah besar selama itu tidak mempengaruhi kita.
Karena pencemaran bumi kita kini begitu meluas, kemungkinan besar hal
ini telah mengimbas lebih dari satu aspek kehidupan kita.
2. Kita sebagai generasi muda yang baik harus ikut serta dalam upaya
melestarikan lingkungan jembatan, tidak hanya pada Kota Malang tapi
juga di seluruh daerah, karena jembatan adalah sarana transportasi yang
dibuat untuk menunjang pemenuhan kehidupan manusia.
3. Sebagai organisme yang mampu merubah lingkungan, selain bisa memberi
dampak negatif terhadap lingkungan, manusia diharapkan juga bisa
memperbaikinya.
4. Melestarikan lingkungan jembatan begitu penting dilakukan, karena
pencemaran terhadap lingkungan jembatan member banyak dampak
Halaman | 18 DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah (PERDA) Kota Malang Nomor 10 Tahun 2010 Pasal 26
http://ekookdamezs.blogspot.com/2011/02/pelestarian-lingkungan-hidup.html/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
Halaman | 19 LAMPIRAN
Gambar 5.1 Jembatan
Halaman | 20
Halaman | 21
Halaman | 23