• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kelas Berbasis Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tematik Di SD Negeri Kebongung 3 Demak T2 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kelas Berbasis Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tematik Di SD Negeri Kebongung 3 Demak T2 BAB II"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

11

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1

Manajemen Kelas Berbasis Tema

2.1.1 Pengertian manajemen kelas

Menurut Arikunto (2004) “manajemen kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dapat tercapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan”. Selain itu Arikunto (2004) „berpendapat bahwa tujuan manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”.

Sedangkan menurut Mulyasa (2007:91)

(2)

pengajaran klasikal dalam pengajaran secara tradisional.

(3)

13 dan pengaturan waktu agar pembelajaran berjalan dengan baik. Guru harus trampil, memahami, dan memiliki kemampuan dalam menggunakan berbagai strategi pada manajemen kelas, meskipun tidak semua cara yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan bersamaan atau sekaligus. Tetapi guru dituntut untuk cerdas dalam memadukan strtegi yang dianggapnya yakin dapat menangani kasus dalam memanajemen kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapinya. Kemungkinan dari hasil diagnosis memutuskan menggunakan strtegi A, tetapi setelah diterapkan ternyata gagal. Dari situasi tersebut dianalisis kembali, akhirnya sampai pada kesimpulan harus menerapkan alternatif kedua, ketiga, atau kombinasi.

(4)

2.1.2 Perencanaan Dalam Manajemen Kelas

Dalam manajemen kelas perencanaan merupakan seleksiatau pemilihan dalam penentuan tujuan pembelajaran, untuk penyusunan strategi, kebijaksanaan, dan program kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang secara terpadu dan sistematis terkait penggunaan sumber-sumber daya lainnya (misal sarana dan prasarana, prosedur, metode dan teknik) sesuai kondisi peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Terry (1993:17) menyatakan bahwa

”perencanaan adalah menetapakan pekerjaan yang harus di laksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan termasuk kegiatan pengambilan keputusan untuk itu diperlukan kemampuan mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu tindakan untuk masa dating”.

(5)

15 Menurut Farida Jaya (2009 : 7) “Perencanaan pembelajaran merupakan proses menspesifikasi kondisi-kondisi dalam belajar agar tercipta strategi untuk produk pembelajaran baik pada level mikro maupun makro”.

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus di laksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan disusun secara lebih spesifik dan operasional dalam proses menspesifikasi kondisi-kondisi untuk belajar sehingga tercipta strategi untuk produk pembelajaran baik pada level mikro maupun makro.

(6)

2.1.3 Pelaksanaan

Menurut Abdul Majid (2014:129) Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ada tiga langkah yang ditempuh yaitu: 1. Kegiatan Awal, 2. Kegiatan Inti, 3. Kegiatan Akhir.

Dari pendapat itu sudah sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya. Bahwa dalam kegiatan awal untuk menarik perhatian dan meyakinkan siswa tentang materi selain itu untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa , yang dapat dilakukan dengan cara membangun suasana akrab agar siswa merasa dekat dan dapat memberikan acuan atau rambu-rambu tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Dalam kegiatan Inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran yang dilakukan untuk membahas tema dan sub tema dengan perancangan dan strategi pembelajaran sehingga siswa mendapat pengalaman yang berharga.

(7)

17 untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dan siswa selama pelaksanaan pembelajaran.

2.1.4 Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Penilaian pembelajaran dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.Menurut Ahmad Rohani (2010:208) “Jenis penilaian di sekolah yang dipandang paling penting yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif”. Ahmad rohani (2010:193)

“Evaluasi atau penilaian dalam pengajaran tidak semata-mata dilakukan terhadap hasil belajar tapi juga harus dilakukan terhadap proses pengajaran itu sendiri”. Dengan penilaian dapat dapat dilakukan revisi desain pengajaran dan strategi pelaksanaan pengajaran. Sehingga dapat berfungsi sebagai umpan balik dalam remedial pengajaran agar guru dapat merubah strategi pengajaran dari waktu ke waktu sesuai kondisi.

(8)

acuan dalam penyusunan nilai serta membuat keputusan. Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya dan merupakan salah satu rangkaian yang harus dilaksanakan dalam suatu kegiatan, untuk mengetahui sejauh mana rencana suatu kegiatan telah tercapai, sehingga bisa menjadi dasar untuk menentukan langkah selanjutnya.

(9)

19 berdasar dari ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan semester.

(10)

2.2 Pembelajaran Tematik

2.2.1 Definisi Pembelajaran Tematik

Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran agar dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 5). Landasan pengembangan pembelajaran tematik secara psikologis adalah merunut pada teori belajar gestalt. Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti

’whole configuration‟ atau bentuk yang utuh, pola,

kesatuan dan keseluruhan. Teori ini memandang kejiwaan manusia terikat pada pengamatan yang berwujud pada bentuk keseluruhan. Menurut teori belajar ini seorang belajar bila mendapat ”insight”.

Insight itu diperoleh jika ia melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu menjadi jelas baginya dalam memecahkan masalah itu (Nasution, 2004; Slameto, 2003 dalam Hesty; 2008).

(11)

21 siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.

Pembelajaran Tematik merupakan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang disebutkan pada bagian struktur kurikulum SD/MI bahwa pembelajaran di kelas I sampai kelas III dilaksanakan dengan pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV sampai kelas VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

(12)

model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu penuh makna dan sesuai bagi siswa, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiri secara aktif dapat penyerapan pengetahuan dan fakta, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman siswa dan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang sesuai akan membentuk skema, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu (William dalam Udin 2006: 5).

Menurut Kunandar (2007:311), “Tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan

berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.”

(13)

23 utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pemmbelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajatan terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali tatap muka.

2.2.2 Kelebihan Model Pembelajaran Tematik

Menurut Kunandar (2007:315),

Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni:

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.

2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sesuai persoalan yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja kelompok.

6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap ide/gagasan orang lain.

(14)

Pembelajaran tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu memiliki banyak keuntungan yang dapat dicapai yakni :

Saat pembelajaran perhatian siswa terpusat pada satu hal tertentu saja, dengan berbagai kompetensi dasar dapat dipelajari siswa dalam tema yang sama dan sesuai pengalaman pribadi siswa, sehingga dalam memehahami materi pelajaran lebih berkesan dan mendalam, selain itu dapat menumbuhkan kegairahan dalam belajar karena siswa dapat berkomunikasi dalam situasi langsung.

Penelitian Yang Relevan

(15)

25 seringkali berdampak pada matinya inovasi dan kreativitas. Aktivitas guru terjebak pada urusan administrasi yang bersifat rutin, akibatnya guru tak memiliki waktu untuk melakukan pembaharuan atau inovasi secara kreatif. Guru takut salah atau melanggar aturan jika melakukan sesuatu yang berbeda sehingga berakibat pada perencanaan yang minimalis sekedar memenuhi tuntutan kurikulum resmi. Ketiga, tampak langsung kurangnya inovasi kreatif dari guru adalah suasana belajar yang monoton dan membosankan.

Netty Zulfithratani, Marzuki, Mastar Asran. 2013 Peningkatan Aktivitas Belajar Melalui Pembelajaran Tematik . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenyataannya yang terjadi di dalam kelas sangat berlawanan karena pembelajaran mengutamakan hasil dibandingkan aktivitas belajar peserta didik.

(16)

Sukandar. 2009. Implementasi pembelajaran tematik dalam meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Banjarsari 2 Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. Dengan menyatukan persepsi guru tentang pembelajaran tematik, dan menyatukan tema topik pembelajaran, dan mencari strategi yang benar untuk menerapkan Pengajaran Tematik.

(17)

27

2.4 Kerangka Berfikir

Penyusunan kerangka berpikir pada Manajemen kelas Berbasis tema dalam Pembelajaran Tematik di SD Negeri Kebonagung 3 Demak terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang matang, akan membuat peningkatan kualitas pembelajaran tematik. Harapan masa datang dengan manajemen kelas yang baik akan menghasilkan output yang berpotensi, berdaya saing tinggi, animo masyarakat juga tinggi, sehingga menunjang pencapaian tujuan pendidikan sekolah dan peningkatan mutu pendidikan nasional. Adapun kerangka pikir Manajemen Kelas Berbasis Tema Dalam Pembelajaran Tematik Di SD Negeri Kebonagung 3 Demak adalah sebagai berikut :

Pembelajran Tematik

Peningkatan Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

melaporkan segala kegiatan mengenai pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan II ( PPL II ) DI SMA Negeri 2 Banjarbaru selama 8 kali pertemuan, yang kemudian diserahkan kepada

Nilai Seleksi Kompetensi Dasar. 42 40431130001253 RADEN

[r]

1. Dapat mengetahui kondisi-kondisi sekolah yang meliputi kondisi fisik, struktur organisasi sekolah, administrasi sekolah, tata tertib, kegiatan kesiswaan, sarana

Peserta yang dinyatakan lulus Seleksi Komptensi Dasar (SKD) dan berhak mengikuti Seleksi Kompetesi Bidang (SKB) dalam Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal siswa dalam peer group di kelas X Ak Smk Muhammadiyah 2 Pekanbaru.. Program

[r]

Berdasarkan perhitungan perbandingan perencanaan dengan realisasi atas perencanaan laba tahun 2014, 2015 dan 2016 tidak ada yang mencapai target perencanaan laba