SKKNI
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
2011
B A D A N P E M B I N A A N K O N S T R U K S I
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
MANAJER LOGISTIK PROYEK
(
PROJECT LOGISTICS MANAGER
)
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
i
KATA PENGANTAR
Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu Jabatan Kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung dilapangan dan para ahli dari jabatan kerja yang bersangkutan. Kegiatan Review SKKNI ini diawali dengan desk study, survei, wawancara dan workshop. Dari hasil tersebut, yang masih dalam format DACUM, yang kemudian ditransformasi ke dalam format RMCS, yang selanjutnya dibahas dalam pra konvensi yang melibatkan Tim Komite RSKKNI, Tim Teknis, BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi), unsur Perguruan Tinggi, para Pakar dan Nara Sumber yang berkaitan dengan Jabatan Kerja tersebut.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk jabatan kerja Manajer Logistik Proyekinimerupakan review dari jabatan kerja yang sama, dan disusun berdasarkan format Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : PER.21/MEN/X/2007 Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan dan pengukuran tingkat kompetensi pada jabatan kerja Manajer Logistik Proyek.
Diharapkan adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) tersebut dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan. Di sisi lain standar kompetensi kerja ini tetap masih memerlukan penyempurnaan sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri Jasa Konstruksi, sehingga setiap masukan untuk penyempurnaan sangat diperlukan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, ……….. 2011
Kementerian Pekerjaan Umum Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
(………...)
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
ii
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI……….. ii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Pengertian SKKNI ... 3
D. Penggunaan SKKNI ... 3
E. Format Standar Kompetensi ... 4
F. Gradasi Kompetensi Kunci ... 8
G. Tim Penyusun Standar Kompetensi ... 10
BAB II.STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA A. Standar Kompetensi Mengacu Jenjang Kualifikasi/Jabatan Kerja. ... 13
B. Kodefikasi Standar Kompetensi. ... 13
C. Kualifikasi Jabatan Kerja ... 14
D. Jabatan Kerja ... ……20
E. Daftar Unit Kompetensi ... 20
F. Uraian Unit-Unit Kompetensi ... 22
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
1
LAMPIRANKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KEP. /MEN/ /2011
TENTANG
PENETAPAN RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
SEKTOR KONSTRUKSI – BIDANG PEKERJAAN UMUM JABATAN KERJA MANAJER LOGISTIK PROYEK
MENJADI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi beserta peraturan
pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan atau
ketrampilan.
Keharusan memiliki “SERTIFIKAT KEAHLIAN DAN/ATAU KETERAMPILAN”:
mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang kompeten. Kondisi tersebut
memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar baku) yang
dibutuhkan untuk mengukur kualitas kerja jasa konstruksi.
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, dimana
dinyatakan pada pasal 10 ayat (2), menetapkan bahwa Pelatihan kerja diselenggarakan
berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja,
diperjelas lagi dengan Peraturan Pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor: 31 tahun 2006, tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional :
1. Pasal 3, Prinsip dasar pelatihan kerja adalah, huruf (b) berbasis pada kompetensi
kerja.
2. Pasal 4 ayat (1), Program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI, Standar
Internasional dan/atau Standar Khusus.
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut di atas menyebut tentang
kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas Sumber Daya Manusia yang terbentuk
dengan menyatunya 3 aspek, kompetensi yang terdiri dari : Aspek Pengetahuan
(Domain Kognitif atau Knowledge), Aspek Kemampuan (Domain Psikomotorik atau Skill)
dan Aspek Sikap Kerja (Domain Afektif atau Attitude/Ability), atau secara definitif
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
2
keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yangtepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau
berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan.
Jadi apabila seseorang atau sekelompok orang telah mempunyai kompetensi kemudian
dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, maka akan
dapat menghasilkan atau mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan tertentu yang
seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut: dalam kondisi tertentu,
mampu dan mau melakukan suatu pekerjaan, sesuai volume dan dimensi yang
ditentukan, dengan kualitas sesuai standar dan mutu/ spesifikasi, selesai dalam tempo
yang ditentukan.
Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas dan terukur,
serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan perhitungan biaya
pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.
B. Tujuan
Penyusunan Standar kompetensi Sektor Jasa Konstruksi mempunyai tujuan tersedianya
standar untuk mengukur dan meningkatkan kompetensi pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak diantaranya :
1. Institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan dan peningkatan kompetensi.
2. Dunia usaha/industri dan pengguna tenaga kerja
a. Membantu dalam rekruitmen tenaga kerja
b. Membantu penilaian unjuk kerja
c. Mengembangkan program pelatihan bagi karyawan berdasarkan kebutuhan
d. Untuk membuat uraian jabatan
3. Institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai
dengan kualifikasi dan levelnya
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan, penilaian kompetensi dan sertifikasi.
Selain tujuan tersebut diatas, tujuan lain dari penyusunan standar kompetensi ini adalah
untuk mendapatkan pengakuan kompetensi secara nasional bagi tenaga kerja
pemegang sertifikat kompetensi jabatan kerja ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
mendapatkan pengakuan tersebut adalah :
1. Menyesuaikan tingkat kompetensi dengan kebutuhan industri/usaha, dengan
melakukan eksplorasi data primer dan sekunder secara komprehensif dari dunia
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
3
2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis yang digunakanoleh negara lain atau standar internasional, agar dikemudian hari dapat dilakukan
proses saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangement – MRA).
3. Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi pekerja, asosiasi
industri/usaha secara institusional, dan asosiasi lembaga pendidikan dan pelatihan
profesi atau para pakar dibidangnya agar memudahkan dalam pencapaian
konsesus dan pemberlakuan secara nasional.
C. Pengertian
1. Kompetensi Kerja
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Konsep SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut SKKNI
adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan/atau keahlian, sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan
tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
D. Penggunaan SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah disusun dan telah
mendapatkan pengakuan oleh para pemangku kepentingan akan dirasa bermanfaat
apabila telah terimplementasi secara konsisten. Standar Kompetensi Kerja digunakan
sebagai acuan untuk :
a. Menyusun uraian pekerjaan.
b. Menyusun dan mengembangkan program pelatihan dan sumber daya manusia.
c. Menilai unjuk kerja seseorang.
d. Sertifikasi Kompetensi/Profesi di tempat kerja.
Dengan dikuasainya kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka
seseorang mampu :
a. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.
b. Mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan.
c. Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi sesuatu yang
berbeda dengan rencana semula.
d. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
4
E. Format Standar KompetensiPengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Konstruksi
mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor : PER.21/MEN/X/2007 Tentang Tata Cara Penetapan SKKNI dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2009
1. Struktur Standar Kompetensi
Standar Kompetensi suatu Bidang Keahlian distrukturkan dengan bentuk seperti di
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
5
STRUKTUR STANDAR KOMPETENSISTANDAR KOMPETENSI
Terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu
UNIT KOMPETESI
Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung Tercapainya Standar kompetensi, setiap unit kompetensi memiliki sejumlah
elemen-kompetensi
ELEMEN KOMPETENSI
Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung Ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati
KRITERIA UNJUK KERJA
Merupakan pernyataan sejauh mana elemen kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan
BATASAN VARIABEL
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana kriteria unjuk Kerja Tersebut diaplikasikan
PANDUAN PENILAIAN
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian
KOMPETENSI KUNCI
Merupakan persyaratan kemampuan yang harus dimiliki untuk mencapai unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan tugas pada unit kompetensi
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
6
5. BATASANVARIABEL
6. PANDUAN PENILAIAN
PANDUAN PENILAIAN
2. Skema Pengembangan Standar KompetensiSkema pengembangan standar kompetensi dapat digambarkan sebagaimana
diperlihatkan pada diagram dibawah ini :
DETAIL SKEMA PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI
.
1. BIDANG KEAHLIAN ATAU PEKERJAAN
2. UNIT-UNIT KOMPETENSI
3. ELEMEN KOMPETENSI
4. KRITERIA UNJUK KERJA
KU
ALIFIKA
S
I
KOM
P
E
TENS
I
KU
NC
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
7
3. Uraian Standar KompetensiKode : Kode unit diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada
format kodifikasi SKKNI
Judul Unit : Mendefinisikan tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang
menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar
kompetensi.
Deskripsi Unit : Menyebutkan Judul Unit yang mendeskripsikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
mencapai standar kompetensi.
Elemen Kompetensi : Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk
mencapai kompetensi kompetensi berupa pernyataan
yang menunjukkan komponen-Komponen pendukung unit
kompetensi sasaran apa yang harus dicapai.
Kriteria Unjuk Kerja : Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk
memperagakan Kerja kompetensi di setiap elemen, apa
yang harus dikerjakan pada waktu menilai dan apakah
syarat-syarat dari elemen dipenuhi.
Batasan Variabel : Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria unjuk
kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit dan
memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi
perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan
mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan, termasuk
peraturan dan produk atau jasa yang dihasilkan.
Panduan Penilaian : Membantu menginterpretasikan dan menilai unit dengan
mengkhususkan Penilaian petunjuk nyata yang perlu
dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi sesuai
tingkat keterampilan yang digambarkan dalam kriteria unjuk
kerja, yang meliputi :
Pengetahuan dan keterampilan yang yang dibutuhkan
untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
8
Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana,bagaimana dan dengan metode apa pengujian
seharusnya dilakukan.
Aspek penting dari pengujian Menyebutkan hal-hal
pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat
pada waktu pengujian.
Kompetensi kunci : Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk
kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang dipersyaratkan
untuk peran/ fungsi pada suatu pekerjaan.
Kompetensi kunci meliputi :
(1) Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisis
informasi.
(2) Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi.
(3) Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas.
(4) Bekerja dengan orang lain dan kelompok.
(5) Menggunakan ide-ide dan teknik matematika.
(6) Memecahkan masalah.
(7) Menggunakan teknologi.
F. Gradasi Kompetensi Kunci
NO
KOMPETENSI KUNCITINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
“Melakukan
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
9
NO
KOMPETENSI KUNCITINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
“Melakukan
Kegiatan” “Mengelola Kegiatan”
“Mengevaluasi dan
Memodifikasi
Proses”
dengan orang lain & kelompok
Tingkat 1 : Kemampuan untuk mengerjakan tugas rutin menurut cara yang telah
ditentukan, bersifat sederhana dan merupakan pengulangan, serta
sewaktu-waktu sering diperiksa perkembangannya. Unjuk kerja tingkat1 adalah
kemampuan yang dibutuhkan untuk menyebutkan pekerjaan sederhana
berulang-ulang secara efisien dan memuaskan berdasar pada kriteria atau
prosedur yang telah ditetapkan dengan kemampaun mandiri.
Untuk itu tingkat 1 ini harus mampu:
1). Melakukan proses yang sederhana dan telah ditentukan;
2) Menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
Tingkat 2 : Kemampuan untuk mengerjakan tugas yang lebih luas dan lebih rumit yang
ditandai dengan peningkatan otonomi pribadi terhadap pekerjaannya sendiri
dan pekerjaan tersebut kemudian diperiksa oleh atasan setelah pekerjaan
selesai. Maka unjuk kerja tingkat-2 merupakan tingkat kemampuan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan yang menentukan pilihan,
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
10
membuat penilaian atas kesulitan proses dan hasilUntuk itu, tingkat 2 ini harus mampu:
1) Mengelola atau menyelesaikan suatu proses
2) Menentukan kriteria penilaian terhadap suatu proses atau kerja
Tingkat 3 : Kemampuan untuk mengerjakan kegiatan rumit dan tidak rutin yang
dikerjakan sendiri dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang lain.
Unjuk kerja tingkat-3 merupakan tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi dan merancang kembali proses, menetapkan dan
menggunakan prinsip-prinsip dalam rangka menentukan cara yang terbaik
dan tepat untuk menetapkan kriteria penilaian kualitas.
Untuk itu, pada tingkat 3 ini harus mampu.
1) Menentukan prinsip dasar dan proses
2) Mengevaluasi dan mengubah bentuk proses atau membentuk ulang proses
3)
Menentukan kriteria untuk mengevaluasi dan/atau penilaian prosesG. Penyusun Standar Kompetensi
Tim penyusun Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI)
terdiri dari :
a. PENANGGUNG JAWAB/ PENGARAH
No. NAMA JABATAN DALAM
DINAS/LEMBAGA
JABATAN DALAM PANITIA/TIM
1. Dr. Ir. Andreas Suhono. M.Sc
Kepala Pusat
No. NAMA JABATAN DALAM
DINAS/LEMBAGA
JABATAN DALAM PANITIA/TIM
1.
Ir. Nur Wachid
Nara SumberSKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
11
c. TIM TEKNISNo. NAMA JABATAN DALAM
DINAS/LEMBAGA
JABATAN DALAM PANITIA/TIM
1. Aca Ditamihardja, ME Ketua
2. Ir. Ati Nurzamiati HZ,MT Sekretaris
3. Ronny Adriandi, ST,MT Anggota
4. Harry Setyawan, ST Anggota
5. Drs.J. Untung Aribowo Anggota
6. Dr.Ir.Deddy Maryadi, Dipl,HE Anggota
7. Ir.John Hendri, M,Eng Anggota
d. TIM PENYUSUN
No. NAMA JABATAN DALAM
DINAS/LEMBAGA
JABATAN DALAM PANITIA/TIM
1. Ade Wahid, S.Pd Ketua
2. Ir.Meidi Asrofien Sekretaris
3. Ir.Ida Bagus Gandem, CES Anggota
4. Ir.Suyata Anggota
5. Ir.Yungki Virwandi Anggota
e. PESERTA WORKSHOP
No. Nama Instansi/Perusahaan Jabatan
1 H. Ir. Nur Wachid Praktisi / Intakindo
2 Dewi Naimah, ST PT.Adhimix precast
Indonesia
3 Tiwik Hermawati, ST PT.Adhimix Precast Indonesia
4 Aldi P.Lubis, ST, MT PT.Thiess Contractors Indonesia
5 Ir. Bambang Hari Setyono PT.Thiess Contractor Indonesia
6 Hary Kurniawati, ST PT.Adhi Karya (Persero) tbk
7 Welly Novianto, ST PT.Adhi Karya (Persero) tbk
8 Dr. Ir. Nusa Setiani T, MT Lembaga Teknologi FTUI 9 Winoto Hadi, ST, MT Universitas Negeri
Jakarta
10 Ir. Halimah Tunafiah, MT Universitas YAI
11 Ir.Deni M.Arman, MT
PT.Wijaya Karya
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
12
No. Nama Instansi/Perusahaan Jabatan
13 Ir.Siti Sugatini, Msi Unversitas YAI
14 Henni ST,MT Universitas YAI
f. PESERTA PRA KONVENSI
7
Bambang Hari Setyono, ST
PT. Thiess Contractors
Indonesia
8
Winoto Hadi, ST, MT
Universitas
Negeri
Jakarta
g. PESERTA KONVENSI
No. Nama Instansi/Perusahaan Jabatan
1
Ir.H.Nur Wachid
Praktisi / Intakindo
2 Dr.Ir.Nusa Setiani Triastuti, MT Lembaga Takhnologi FTUI
3 Imam Mahir, MT Universitas Negeri Jakarta
4 Patria Yogaswara PT.Cipta Kreasindo 5 Drs.Sabar Setyoroso PT.Cipta Kreasindo 6 Prasetyo Wibowo Yunanto,
M.Eng
Universitas Negeri Jakarta
7 Ani Hidiyah, M,ST Kementerian Perhubungan 8 Drs.Doddy Rochadi Universitas N egeri
Jakarta
9 Aldi Parlindungan Lubis, ST,MT PT.Thiess Contractor Indonesia
10 Ir.Hari Kurniawati, MT PT.Adhi Karya 11 Dr,Ir.Dwi Dinariana, MT
UPI YAI
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
13
BAB IISTANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
A. Standar Kompetensi Mengacu Jenjang Kualifikasi/Jabatan Kerja.
Penetapan jenjang kualifikasi jabatan kerja/profesi kerja mengacu pada Kerangka
Kualifikasi Jasa Konstruksi (KKJK). Sesuai hasil studi literatur, konsep standar
kompetensi mencakup semua aspek kinerja tugas/pekerjaan untuk membangun
wawasan yang tidak terbatas hanya kemampuan tugas secara sempit tetapi mencakup 5
(lima) dimensi kompetensi yang perlu dikembangkan yaitu :
1. Kemampuan dalam tugas (task skill).
2. Kemampuan mengelola tugas (task management skill).
3. Kemampuan mengatasi suatu masalah tak terduga dengan cermat dan tepat
(contingency management skill).
4. Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan kerja (job/ role environments skill).
5. Kemampuan mentransfer atau adaptasi dalam situasi kerja yang berbeda/ baru
(transferable management skill).
Dimensi kompetensi tersebut di atas dapat muncul dalam kegiatan yang berbeda dari
format standar, misalnya dapat berada dalam elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja,
dan batasan variabel.
B. Kodefikasi Standar Kompetensi.
Kodefikasi unit kompetensi dan kualifikasi pada SKKNI Jasa Konstruksi pada dokumen
ini, berdasar pada Permenakertrans No. 21 Tahun 2007.
Kodefikasi setiap unit kompetensi mengacu pada format kodefikasi SKKNI sebagai
berikut :
(1) (2) (3) (4) (5)
SEKTOR : Diisi dengan singkatan 3 huruf dari nama sektor. Untuk Sektor Konstruksi disingkat dengan ...
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
14
KELOMPOKUNIT KOMPETENSI : Diisi dengan 2 digit angka yaitu :
00 : Jika tidak ada grup.
01 : Identifikasi Kompetensi Umum yang diperlukan untuk
dapat bekerja pada sektor.
02 : Identifikasi Kompetensi Inti yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas tugas inti pada sektor tertentu.
03 : Identifikasi Kompetensi Kekhususan/spesialisasi yang
diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas spesifik pada
sektor tertentu.
dst.
NOMOR URUT UNIT
KOMPETENSI : Diisi dengan nomor urut unit kompetensi dengan
menggunakan 3 digit KOMPETENSI angka, mulai dari 001,
002, 003 dan seterusnya.
VERSI UNIT
KOMPETENSI : Diisi dengan nomor urut versi menggunakan 2 digit angka,
mulai dari KOMPETENSI 01, 02, 03 dan seterusnya
C. Kualifikasi Jabatan Kerja
Analisis kompetensi merupakan langkah utama untuk penyusunan “Standar
Kompetensi Kerja” di Sektor Jasa Konstruksi dipersiapkan untuk pegangan atau tolak
ukur penilaian kapasitas kemampuan untuk menduduki jabatan kerja “Manajer Logistik
Proyek”.
Jabatan Kerja ini adalah jabatan yang terdapat di dalam struktur penugasan di dalam
organisasi di lingkungan kontraktor selaku penyedia jasa. Jika ditinjau secara
keseluruhan, di dalam penyelenggaraan proyek dikenal bentuk-bentuk organisasi garis
lurus, organisasi segitiga dan organisasi dengan menggunakan manajemen konstruksi
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
15
1. Bentuk Organisasi Garis LurusSKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
16
3. Bentuk Organisasi Dengan Menggunakan Manajemen KonstruksiJabatan Kerja “Manajer Logistik Proyek” berada di dalam struktur organisasi Kontraktor Utama. Bentuk dan susunan organisasi Kontraktor Utama disesuaikan dengan
kebutuhan, yaitu sesuai dengan skala proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
Jika ditinjau dari skala tugas dan tanggung jawab yang harus dipikulnya, maka kita dapat
membagi tingkat keahlian jabatan kerja Manajer Logistik Proyekmenjadi 3 (tiga)
tingkatan, yaitu : Ahli Utama, Ahli Madya dan Ahli Muda.
Berikut ini adalah tipikal organisasi pelaksana proyek jika skala proyeknya cukup besar
sehingga memerlukan Manajer Logistik Proyek yang kualifikasinya adalah Ahli Madya,
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
17
Tipikal organisasi di atas hanyalah sebuah contoh yang memberikan gambaran, bahwastruktur organisasi yang sebenarnya harus disusun, akan tergantung dari kebutuhan
proyek. Jika skala proyeknya sangat besar, kurang lebih akan diperlukan adalah struktur
organisasi dengan Manajer Logistik Proyek yang kualifikasinya Ahli Utama, sedangkan
jika skala proyeknya sedang dengan kompleksitas dan spesifikasi barang sedang, maka
yang diperlukan adalah struktur organisasi dengan Manajer Logistik Proyek yang
kualifikasinya Ahli Muda. Tentu struktur organisasi proyek untuk skala pekerjaan sedang
dan kecil, akan lebih sederhana jika dibandingkan dengan dengan contoh tipikal di atas.
KUALIFIKASI KEAHLIAN PADA JABATAN KERJA
Untuk memperoleh sertifikat pada suatu jabatan kerja, seseorang yang memenuhi
persyaratan (minimal) harus mengikuti Uji Kompetensi yang diselenggarakan oleh suatu
institusi atau apapun namanya yang mempunyai kewenangan berdasarkan peraturan
perundang-undangan melakukan uji kompetensi terhadap peserta uji kompetensi.
Materi Uji Kompetensi akan mencakup seluruh unit kompetensi yang dipersyaratkan
untuk jabatan kerja dimaksud, dalam hal ini adalah Jabatan Kerja “Manajer Logistik Proyek”. Score penilaian terhadap peserta uji kompetensi memerlukan penilaian yang obyektif, namun secara umum faktor-faktor yang perlu diperhitungkan dalam penilaian
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
18
1. Hasil Uji Kompetensi;2. Pendidikan Formal / Informal;
3. Pengalaman Kerja.
yang masing-masing perlu diberi bobot.
Tatacara Evaluasi yang dapat menetapkan seseorang peserta ujian kompetensi dapat
menduduki Jabatan Kerja Manajer Logistik Proyek dengan kualifikasi Ahli Utama, Ahli
Madya atau Ahli Muda, sudah harus memperhitungkan bobot-bobot hasil ujian
kompetensi, pendidikan formal/informal maupun pengalaman kerja yang perlu diatur
tersendiri (disiapkan terpisah) dalam “Pedoman Perhitungan Score dan Penetapan Kualifikasi Keahlian Untuk Manajer Logistik Proyek”.
Rancangan SKKNI ini dimaksudkan untuk memberikan penilaian terhadap potensi
seseorang untuk suatu kualifikasi keahlian pada jabatan kerja Manajer Logistik Proyek,
guna memperoleh gambaran apakah peserta uji kompetensi mempunyai potensi
mencapai kualifikasi Ahli Utama, ataukah hanya dapat sampai pada kualifikasi Ahli
Madya, ataukah barangkali hanya layak untuk kualifikasi Ahli Muda saja.
Berikut ini adalah batasan-batasan yang dijadikan dasar dalam menetapkan kualifikasi
keahlian pada jabatan kerja :
a. Seseorang yang memiliki potensi sebagai Ahli Utama, namun karena kalkulasi total
score terhadap bobot-bobot hasil ujian kompetensi, pendidikan formal/informal
maupun pengalaman kerjanya belum mendukung pencapaian kualifikasi sebagai Ahli
Utama, maka ia belum berhak mendapatkan kualifikasi sebagai Ahli Utama.
Sebaliknya, meskipun total score telah mencukupi untuk mencapai kualifikasi Ahli
Utama, akan tetapi hasil ujian kompetensi menunjukkan bahwa ia tidak/belum
memiliki potensi sebagai Ahli Utama, maka ia tidak boleh mendapatkan sertifikat
jabatan kerja yang kualifikasinya Ahli Utama. Jadi ia harus mengikuti ujian
kompetensi lagi sampai ia memiliki hasil ujian kompetensi yang memberikan
kesimpulan bahwa ia mempunyai potensi menuju ke Ahli Utama.
b. Seseorang yang memiliki potensi sebagai Ahli Madya, namun karena kalkulasi total
score terhadap bobot-bobot hasil ujian kompetensi, pendidikan formal/informal
maupun pengalaman kerjanya belum mendukung pencapaian kualifikasi sebagai Ahli
Madya, maka ia belum berhak mendapatkan kualifikasi sebagai Ahli Madya.
Sebaliknya, meskipun total score telah mencukupi untuk mencapai kualifikasi Ahli
Madya, akan tetapi hasil ujian kompetensi menunjukkan bahwa ia tidak/belum
memiliki potensi sebagai Ahli Madya, maka ia tidak boleh mendapatkan sertifikat
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
19
kompetensi lagi sampai ia memiliki hasil ujian kompetensi yang memberikankesimpulan bahwa ia mempunyai potensi menuju ke Ahli Madya.
c. Seseorang yang memiliki potensi sebagai Ahli Muda, namun karena kalkulasi total
score terhadap bobot-bobot hasil ujian kompetensi, pendidikan formal/informal
maupun pengalaman kerjanya belum mendukung pencapaian kualifikasi sebagai Ahli
Muda, maka ia belum berhak mendapatkan kualifikasi sebagai Ahli Muda. Sebaliknya,
meskipun total score telah mencukupi untuk mencapai kualifikasi Ahli Muda, akan
tetapi hasil ujian kompetensi menunjukkan bahwa ia tidak/belum memiliki potensi
sebagai Ahli Muda, maka ia tidak boleh mendapatkan sertifikat jabatan kerja yang
kualifikasinya Ahli Muda. Jadi ia harus mengikuti ujian kompetensi lagi sampai ia
memiliki hasil ujian kompetensi yang memberikan kesimpulan bahwa ia mempunyai
potensi menuju ke Ahli Muda.
DESKRIPSI KUALIFIKASI KEAHLIAN
Ahli Utama
Mampu dan memahami pelaksanaan pekerjaan logistik proyek konstruksi dengan
tingkat kesulitan tinggi dan sangat komplek, serta memiliki kemampuan menganalisa
pekerjaan logistik proyek sesuai metode yang ada.
Ruang lingkup pekerjaan logistik ini adalah proyek konstruksi golongan besar yang
memiliki kompleksitas tinggi. Ahli Madya
Mampu dan memahami pelaksanaan pekerjaan logistik proyek konstruksi dengan
tingkat kesulitan sedang dan komplek serta menguasai kontrak, spesifikasi, jadwal
pelaksanaan dan metode yang ada.
Ruang lingkup pekerjaan logistik ini adalah proyek konstruksi golongan menengah
dengan kompleksitas sedang..
Ahli Muda
Mampu dan memahami pelaksanaan pekerjaan logistik proyek konstruksi dengan
tingkat kesulitan sedang dan cukup komplek serta menguasai kontrak, spesifikasi,
jadwal pelaksanaan dan metode yang ada.
Ruang lingkup pekerjaan logistik ini adalah proyek konstruksi golongan kecil,
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
20
D. Jabatan Kerja1. Nama Jabatan : Manajer Logistik Proyek
2. Kode Jabatan : F45.MLP.01
3. Uraian Jabatan : Melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh proses kegiatan logistik proyek
konstruksi untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan
proyek konstruksi, agar dapat diselesaikan sesuai
standar yang diharapkan. Manajer Logistik Proyek
bertanggung jawab kepada Manajer Proyek.
4. Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan minimal : S1 Teknik Sipil / Arsitektur;
b. Pengalaman Kerja : S1, 5 (lima) tahun efektif di bidang Logistik Proyek
Konstruksi dan minimum 5 (lima) proyek.
c. Kesehatan : Tidak memiliki cacat fisik yang dapat mengganggu
pekerjaan.
d.
e.
Sertifikat
Persyaratan lain :
:
Memiliki sertifikat keahlian bidang Manajer Logistik
Proyek
Mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
21
Kompetensi Kerja Manajer Logistik Proyek terdiri dari :Kelompok Kompetensi Umum
No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
1. F45.MLP.01.001.01
Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) di Bidang Konstruksi
2. F45.MLP.01.002.01
Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait
Kelompok Kompetensi Inti
No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
1. F45.MLP.02.001.01 Membuat Sistem Logistik Proyek
2. F45.MLP.02.002.01 Merencanakan Pengadaan Barang Proyek
3. F45.MLP.02.003.01 Melaksanakan Pengadaan Barang Proyek
4. F45.MLP.02.004.01 Menyelenggarakan Pendistribusian Barang Proyek Penyimpanan dan
5. F45.MLP.02.005.01 Melakukan Evaluasi Keseluruhan Proses Logistik Proyek
6. F45.MLP.02.006.01 Membuat Laporan Logistik
Kelompok Kompetensi Khusus
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
22
F. Uraian Unit-Unit KompetensiUraian unit-unit kompetensi tergambarkan sebagai berikut:
KODE UNIT : F45.MLP.01.001.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3-L)
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja dan Lingkungan (SMK3-L) pada Pekerjaan Manajer Logistik Proyek.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merencanakan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan (SMK3-L) di tempat kerja
1.1 Potensi bahaya dan kecelakaan kerja diidentifikasi.
1.2 Cara pencegahan dan penanganan bahaya dan kecelakaan kerja diidentifikasi sesuai potensi bahaya. 1.3 Program mitigasi bahaya dan
kecelakaan kerja disusun
2. Melaksanakan SMK3-L 2.1 Perlengkapan dan peralatan Alat Pelindung Diri (APD), Alat Pengaman Kerja (APK), Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan perlengkapan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja (P3K) disiapkan.
2.2 Perlengkapan dan peralatan K3-L didistribusikan ke unit-unit terkait.
2.3 Tata letak alat dan barang yang diperlukan dalam suatu pekerjaan diatur sesuai ketentuan SMK3-L.
2.4 Proses penanganan pendistribusian barang dan alat dilaksanakan sesuai ketentuan dan prosedur SMK3-L
3. Mengevaluasi pelaksanaan SMK3-L 3.1 SOP SMK3-L yang telah dibuat diperiksa kembali sesuai dengan kebutuhan lapangan
3.2 Pelaksanaan SMK3-L ditinjau kembali kesesuaiannya dengan SOP yang telah dibuat.
3.3 Rekomendasi perbaikan terhadap pelaksanaan SMK3-L dibuat
BATASAN VARIABEL
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
23
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dengan kemampuan individu dan diterapkandengan cara memimpin suatu Tim.
1.2 Unit ini berlaku dalam : Merencanakan pelaksanaan SMK3-L, Melaksanakan
SMK3-L dan Mengevaluasi pelaksanaan SMK3-L.
1.3 Seluruh pelaku pelaksana pekerjaan logistik proyek yang berada dibawah kendali
Manajer Logistik Proyek mempunyai kompetensi keahlian dan ketrampilanuntuk
bidang tugas masing-masing sesuai ketentuan yang diatur dalam
Undang-undang Jasa Konstruksi.
2. Perlengkapan yang diperlukan :
2.1 Alat Pelindung Diri (APD).
2.2 Alat Pengaman Kerja (APK).
2.3 Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
2.4 Perlengkapan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K).
2.5 Pedoman SMK3-L
3. Tugas-tugas yang harus dilakukan :
3.1 Merencanakan pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (SMK3-L) .
3.2 Melaksanakan SMK3-L.
3.3 Mengevaluasi pelaksanaan SMK3-L.
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan:
4.1 Undang-Undang No. 1/1970 tentang keselamatan kerja dan peraturan lainnya
terkait dengan keselamatan kerja.
4.2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
4.3 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
4.4 Permen PU No. 09/PRT/M/2010 tentang pedoman SMK3-L.
4.5 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 tahun 2000, Tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi.
4.6 Peraturan-peraturan spesifik lainnya terkait SMK3-L.
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
24
1. Penjelasan penilaianUnit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya : -
1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain:
1.2.1 F45.MLP.01.002.01 Melaksanakan Komunikasi dengan
Pihak Terkait
1.22 F45. MLP.02.001.01 Membuat Sistem Logistik Proyek
1.2.3 F45. MLP.02.002.01 Merencanakan Pengadaan Barang
Proyek
1.2.4 F45. MLP.02.003.01 Melaksanakan Pengadaan Barang
Proyek
1.2.5 F45. MLP.02.004.01 Menyelenggarakan Penyimpanan
dan Pendistribusian Barang Proyek
1.2.6
1.2.7
F45. MLP.02.005.01
F45. MLP.02.006.01
Melakukan Evaluasi Keseluruhan
Proses Logistik Proyek
Membuat Laporan Logistik
2. Kondisi pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan
jika diperlukan dapat dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat
kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal
dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah:
2.1 Tes tertulis;
2.2 Tes lisan (Wawancara)
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1 Dasar-dasar SMK3 berdasarkan Permenaker No.5 Tahun 1996 dan Permen PU No.9
Tahun 2008 tentang SMK3 Konstruksi.
3.2 OHSAS 18001 tahun 2007.
3.3 Dasar-dasar Manajemen Risiko.
3.4 Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 2004
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
25
4.1 Kemampuan mengindentifikasi Risiko K3 dan Lingkungan untuk setiap kegiatan yangdilaksanakan
4.2 Kemampuan menyusun program mitigasi risiko K3 dan Lingkungan yang relevan di tempat kerja.
4.3 Kemampuan menyusun laporan hasil mitigasi K3 dan Lingkungan.
4.4 Kemampuan menjelaskan fungsi dan kegunaan APD, APK, P3K dan APAR
4.5 Kemampuan mendemonstrasikan dan menggunakan APD, APK, P3K dan APAR
4.6 Kemampuan menjaga keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja.
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi terkait dengan jabatan kerjanya
5.2 Ketelitian dalam melakukan pengendalian lingkungan dan situasi kerja, dengan
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan aman dengan meminimalkan
terjadinya kecelakaan kerja
5.3 Kecermatan dalam mengelola dan memantau lingkungan di lokasi pekerjaan serta
menjaga mutu lingkungan secara konsisten
KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1.
Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 22.
Mengkomunikasikan ide dan informasi 23.
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 24.
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 25.
Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 26.
Memecahkan masalah 27.
Menggunakan teknologi 1SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
26
JUDUL UNITDESKRIPSI UNIT
: :
Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pihak terkait.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan sebagai landasan dalam melakukan komunikasi, baik
dalam menerima informasi dari atasan maupun menyampaikannya kepada para
pihak yang terkait dengan prosedur pekerjaan.
1.2 Kompetensi ini diterapkan kepada Manajer Logistik Proyek agar mampu bekerja
sama dengan pihak terkait.
2. Perlengkapan yang dibutuhkan
2.1 Dokumen Kontrak Kerja dan Surat Perintah Mulai Kerja.
2.2 Anggaran Biaya Proyek.
2.3 Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule)
2.4 Spesifikasi Barang (Quality)
2.5. Metode Konstruksi
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menginterpretasikan
informasi dan instruksi kerja yang diterima terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
1.1 Informasi dan instruksi kerja diidentifikasi dengan benar.
1.2 Informasi dan instruksi kerja dijabarkan dalam bentuk daftar simak (check list).
1.3 Daftar simak informasi dan instruksi kerja diperiksa kesesuaiannya dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan.
2. Mengkomunikasikan instruksi kerja kepada bawahan
2.1 Daftar simak Informasi dan instruksi kerja dijelaskan kepada bawahan.
2.2 Masukan tentang pelaksanaan instruksi kerja dievaluasi untuk mendapatkan pemecahannya.
2.3 Pelaksanaan instruksi kerja dikendalikan.
3. Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait
3.1 Rencana koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait disusun.
3.2 Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait dilakukan sesuai jadwal.
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
27
3. Tugas-tugas yang harus dilakukan3.1 Menginterpretasikan informasi dan instruksi kerja yang diterima terkait dengan
pekerjaan Manajer Logistik Proyek
3.2 Mengkomunikasikan instruksi kerja kepada bawahan
3.3 Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, Tentang Jasa Konstruksi
4.2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4.3 Prosedur Operasional Standar (Standard Operating Procedure (SOP)) dari
pengguna jasa/pemberi kerja maupun dalam perusahaan.
4.4 Instruksi Kerja (Work Instruction (WI)) pengendalian dokumen
4.5 Tata cara pengadaan barang yang berlaku di proyek.
4.6 Manual dan spesifikasi barang pada umumnya.
4.7 Peraturan-peraturan terkait pekerjaan jasa konstruksi
4.8 Manual Perusahaan
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian:
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
1.1.1 F45.MLP.01.001.01 Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (SMK3-L).
1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain:
1.2.1 F45.MLP.02.001.01 Membuat Sistem Logistik Proyek
1.2.2 F45. MLP.02.002.01 Merencanakan Pengadaan Barang
Proyek
1.2.3 F45. MLP.02.003.01 Melaksanakan Pengadaan Barang
Proyek
1.2.4 F45. MLP.02.004.01 Menyelenggarakan Penyimpanan dan
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
28
1.2.51.2.6
F45. MLP.02.005.01
F45. MLP.02.006.01
Melakukan Evaluasi Keseluruhan
Proses Logistik Proyek
Membuat Laporan Logistik
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi
dan jika diperlukan dapat dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di
tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat
kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah :
2.1 Tes tertulis; dan
2.2 Tes lisan (Wawancara)
3. Pengetahuan yang diperlukan
3.1 Prinsip-prinsip manejemen komunikasi dan penerapannya
3.2 Penerimaan wewenang manajemen komunikasi.
3.3. Pemeliharaan sistem informasi dan komunikasi
3.4. Posisi manajemen komunikasi dalam konteks jadwal proyek
3.5. Struktur organisasi proyek yang ada
4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1 Mampu berkoordinasi/berkomunikasi dengan sikap kerja yang profesional dalam
tim kerja dan pihak-pihak terkait
4.2 Mampu mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis dan metoda
pelaksanaan konstruksi
4.3 Mampu melakukan kerja sama, baik di dalam maupun di luar lingkungan proyek
5. Aspek kritis
5.1 Kekompakkan dalam berkoordinasi/berkomunikasi dan sikap kerja yang
profesional dengan tim kerja dan pihak-pihak terkait
5.2 Ketelitian mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis dan metoda
estimasi biaya jalan
5.3 Kekompakkan melakukan kerja sama, baik sesama tim kerja maupun dengan
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
29
KOMPETENSI KUNCINO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 3
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 3
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 3
6. Memecahkan masalah 3
7. Menggunakan teknologi 2
KODE UNIT JUDUL UNIT
: :
F45.MLP.02.001.01
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
30
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam membuat sistem logistik proyek.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan pembuatan sistem logistik
1.1 Data yang berkaitan dalam pembuatan sistem logistik disiapkan.
1.2 Jenis kegiatan sistem logistik proyek diidentifikasi berdasarkan rencana induk proyek.
1.3 Daftar simak sistem logistik dibuat
berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat - syarat (RKS).
2. Membuat prosedur pemesanan barang
2.1 Prioritas kebutuhan jenis barang diidentifikasi berdasarkan jadwal kerja. 2.2 Bagan alir pemesanan barang dibuat
berdasarkan jadwal kerja
2.3 Prosedur pemesanan barang disusun 3. Membuat prosedur penerimaan dan
penyimpanan barang
3.1 Karakteristik setiap jenis barang diidentifikasi sesuai kebutuhan.
3.2 Kondisi lokasi penempatan atau penyimpanan barang diperiksa kesesuaiannya dengan jenis barang. 3.3 Prosedur penempatan atau penyimpanan
barang disusun 4. Membuat prosedur pendistribusian
barang
4.1 Prioritas kebutuhan barang disetiap lokasi kegiatan diidentifikasi sesuai dengan jadwal kerja.
4.2 Cara pendistribusian barang ditentukan sesuai jenis dan karakteristiknya. 4.3 Prosedur penerimaan barang dilokasi
setiap pekerjaan disusun.
4.4 Prosedur pengiriman barang ke lokasi disusun.
5. Membuat organisasi logistik proyek 5.1 Jenis jabatan diidentifikasi sesuai dengan jenis pekerjaannya
5.2 Uraian pekerjaan (job description) dan kebutuhan kompetensi pada setiap jabatan dalam struktur organisasi disusun.
5.3 Struktur organisasi logistik proyek disusun untuk diusulkan ke atasan langsung.
BATASAN VARIABEL
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
31
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dengan kemampuan individu dan diterapkandengan cara memimpin suatu Tim.
1.2 Seluruh pelaku pekejaan logistik yang ada di bawah kendali Manajer Logistik
Proyek mempunyai kompetensi keahlian dan keterampilan untuk bidang tugas
masing-masing sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UUJK.
2. Perlengkapan yang diperlukan
2.1 Peralatan : ATK, komputer dan printer.
2.2 Bahan : Dokumen Kontrak dan Surat Perintah Mulai Kerja, Anggaran Biaya
Proyek, Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule), Spesifikasi Barang (Quality),
Metode Konstruksi, Data Peralatan Konstruksi, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS).
3. Tugas yang harus dilakukan
3.1 Menyiapkan pembuatan sistem logistik.
3.2 Membuat prosedur pemesanan barang.
3.3 Membuat prosedur penerimaan dan penyimpanan barang.
3.4 Membuat prosedur pendistribusian barang
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1 Manual dan spesifikasi barang kebutuhan proyek konstruksi.
4.2 Tata cara pengadaan barang yang berlaku di proyek.
4.3 Peraturan dan perundangan terkait jasa konstruksi.
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian:
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait.
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
1.1.1
1.1.2
F45.MLP.01.001.01
F45.MLP.01.002.01
Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3-L).
Melaksanakan Komunikasi dengan
Pihak Terkait
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
32
1.2.1 F45.MLP.02.002.01 Merencanakan Pengadaan BarangProyek
1.2.2 F45. MLP.02.003.01 Melaksanakan Pengadaan Barang
Proyek
1.2.3 F45. MLP.02.004.01 Menyelenggarakan Penyimpanan dan
Pendistribusian Barang Proyek
1.2.4 F45. MLP.02.005.01
Melakukan Evaluasi Keseluruhan
Proses Logistik Proyek
1.2.5 F45. MLP.02.006.01 Membuat Laporan Logistik
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi
dan jika diperlukan dapat dilaksanakan dalam situasi pekerjaan yang sebenarnya di
tempat kerja atau diluar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat
kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah :
2.1 Tes Tertulis
2.2 Tes Lisan (Wawancara).
3. Pengetahuan yang diperlukan
3.1 Proses proyek, hubungan antar kegiatan dan saling ketergantungannya.
3.2 Prosedur perencanaan logistik proyek konstruksi
3.3. Kepemimpinan dalam proyek konstruksi
3.4. Pengorganisasian bidang logistik
3.5. Faktor-faktor internal dan eksternal yang terkait bidang logistik.
4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1 Kemampuan dalam menyiapkan pembuatan sistem logistik.
4.2 Kemampuan dalam membuat prosedur pemesanan barang
4.3 Kemampuan dalam membuat prosedur penerimaan dan penyimpanan barang
4.4 Kemampuan dalam membuat prosedur pendistribusian barang
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
33
5.1 Ketelitian dalam mengidentifikasi kebutuhan logistik proyek5.2 Kecermatan dalam memahami jadwal pelaksanaan konstruksi
5.3 Kecermatan dalam menganalisa dan saling ketergantungan antar kegiatan dalam
proyek konstruksi.
KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 3
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 3
6. Memecahkan masalah 3
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
34
Merencanakan Pengadaan Barang Proyek
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam merencanakan pengadaan barang proyek.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan dokumen pengadaan barang yang diperlukan proyek
1.1 Dokumen kontrak induk disiapkan sebagai acuan penyusunan dokumen pengadaan.
1.2 Jenis barang yang dibutuhkan diidentifikasi berdasarkan dokumen kontrak induk.
1.3 Dokumen pengadaan barang disusun sesuai kebutuhan
2. Membuat jadwal pengadaan barang 2.1 Waktu pengadaan barang diidentifikasi berdasarkan jadwal induk (master schedule)
2.2 Volume dari setiap jenis barang yang dibutuhkan dihitung untuk setiap pekerjaan.
2.3 Perkiraan waktu pengiriman barang dihitung untuk setiap pekerjaan.
2.4 Jadwal pengadaan barang disusun dengan rinci.
3. Merangkum spesifikasi barang yang dibutuhkan.
3.1 Spesifikasi teknis barang diidentifikasi berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) proyek dengan cermat.
3.2 Spesifikasi dan jenis barang dikelompokkan sesuai dengan jenis pekerjaan.
3.3 Daftar jenis barang dibuat sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dengan kemampuan individu dan diterapkan
dengan cara memimpin suatu Tim.
1.2 Seluruh pelaku pekejaan logistik yang ada di bawah kendali Manajer Logistik
Proyek mempunyai kompetensi keahlian dan keterampilan untuk bidang tugas
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
35
2. Perlengkapan yang diperlukan2.1 Peralatan : ATK, komputer dan printer.
2.2 Bahan : Dokumen Kontrak Kerja dan Surat Perintah Mulai Kerja, Anggaran Biaya
Proyek, Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule), Spesifikasi Barang (Quality),
Metode Konstruksi, Data Peralatan Konstruksi, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS)
3. Tugas yang harus dilakukan :
3.1 Menyiapkan dokumen pengadaan barang yang diperlukan proyek.
3.2 Membuat jadwal pengadaan barang.
3.3 Merangkum spesifikasi barang yang dibutuhkan.
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan :
4.1 Tata cara pengadaan barang yang berlaku di proyek.
4.2 Manual dan spesifikasi barang pada umumnya.
4.3 Peraturan dan perundangan terkait pekerjaan jasa konstruksi
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan Penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
1.1.1
Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3-L).
Melaksanakan Komunikasi dengan
Pihak Terkait
Membuat Sistem Logistik Proyek
1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain:
1.2.1 F45.MLP.02.003.01 Melaksanakan Pengadaan Barang
Proyek
1.2.2 F45. MLP.02.004.01 Menyelenggarakan Penyimpanan dan
Pendistribusian Barang Proyek
1.2.3 F45. MLP.02.005.01 Melakukan Evaluasi Keseluruhan
Proses Logistik Proyek
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
36
2. Kondisi PengujianUnit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen
kompetensi dan jika diperlukan dapat dilaksanakan dalam situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau diluar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi
seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk
mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah :
2.1 Tes Tertulis
2.2 Tes Lisan (Wawancara)
3. Pengetahuan yang diperlukan
3.1 Proses proyek, hubungan antar kegiatan, dan saling ketergantungannya.
3.2 Prosedur perencanaan logistik proyek konstruksi
3.3. Kepemimpinan dalam proyek konstruksi
3.4. Pengorganisasian bidang logistik
3.5. Faktor-faktor internal dan eksternal yang terkait bidang logistik.
4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1 Kemampuan dalam menyiapkan pembuatan sistem logistik.
4.2 Kemampuan dalam membuat prosedur pemesanan barang
4.3 Kemampuan dalam membuat prosedur penerimaan dan penyimpanan barang
4.4 Kemampuan dalam membuat prosedur pendistribusian barang
5. Aspek Kritis
5.1 Ketelitian dalam mengidentifikasi kebutuhan logistik proyek
5.2 Kecermatan dalam memahami jadwal pelaksanaan konstruksi
5.3 Kecermatan dalam menganalisa saling ketergantungan antar kegiatan dalam
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
37
KOMPETENSI KUNCINO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 3
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 3
6. Memecahkan masalah 3
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
38
KODE UNIT : F45.MLP.02.003.01JUDUL UNIT : Melaksanakan Pengadaan Barang Proyek
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan pengadaan barang kebutuhan proyek.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Membuat daftar pendek perusahaan pemasok barang
1.1 Data perusahaan pemasok dikumpulkan.
1.2 Perusahaan pemasok dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasinya.
1.3 Daftar pendek perusahaan yang sesuai klasifikasi dan kualifikasinya disusun.
2. Melakukan seleksi calon pemasok 2.1 Profil perusahaan calon pemasok yang ada didalam daftar pendek dianalisis. 2.2 Produktivitas setiap calon pemasok
dievaluasi kemampuannya.
2.3 Mutu produk dari setiap calon pemasok dievaluasi sesuai dengan spesifikasi teknis.
2.4 Calon pemasok yang memenuhi produktivitas dan kualitas yang disyaratkan dipilih.
3. Melakukan pemesanan 3.1 Permintaan penawaran kepada perusahaan pemasok terpilih dibuat. 3.2 Penawaran dari perusahaan pemasok
terpilih dievaluasi.
3.3 Klarifikasi dan negosiasi terhadap penawaran dilakukan.
3.4 Surat perintah pembelian (Purchase Order (PO)) disiapkan
4. Melakukan monitoring terhadap pengiriman barang
4.1 Kesesuaian jadwal pabrikasi dengan pengiriman barang diperiksa.
4.2 Administrasi pengiriman barang dikoordinasikan dengan pihak terkait . 4.3 Proses pengiriman barang dipantau
pelaksanaannya.
5. Melakukan pemeriksaan barang yang dikirim dikirim diperiksa kesesuaiannya dengan PO.
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
39
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA6. Membuat laporan hasil pengadaan barang
6.1 Format laporan pengadaan barang disiapkan
6.2 Data terkait pengadaan barang dikumpulkan.
6.3 Laporan hasil pengadaan barang disusun
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dengan kemampuan individu dan diterapkan
dengan cara memimpin suatu Tim.
1.2 Seluruh pelaku pekejaan logistik yang ada di bawah kendali Manajer Logistik
Proyek mempunyai kompetensi keahlian dan keterampilan untuk bidang tugas
masing-masing sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UUJK.
2. Perlengkapan yang diperlukan
2.1 Peralatan : ATK, komputer dan printer.
2.2 Bahan : Dokumen Kontrak Kerja dan Surat Perintah Mulai Kerja, Anggaran
Biaya Proyek, Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule), Spesifikasi Barang
(Quality), Metode Konstruksi, Data Peralatan Konstruksi, Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS)
3. Tugas yang harus dilakukan
3.1 Membuat daftar pendek perusahaan pemasok barang.
3.2 Melakukan seleksi calon pemasok.
3.3 Melakukan pemesanan.
3.4 Melakukan monitoring terhadap pengiriman barang.
3.5 Melakukan pemeriksaan barang yang dikirim.
3.6 Membuat laporan hasil pengadaan barang.
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1 Tata cara pengadaan barang yang berlaku di proyek.
4.2 Manual dan spesifikasi barang pada umumnya.
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
40
PANDUAN PENILAIAN1. Penjelasan Penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait.
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
1.1.1
Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3-L).
Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak
Terkait
Membuat Sistem Logistik Proyek
Merencanakan Pengadaan Barang Proyek
1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lainnya :
1.2.1
Menyelenggarakan Penyimpanan dan
Pendistribusian Barang Proyek
Melakukan Evaluasi Keseluruhan Proses
Logistik Proyek
Membuat Laporan Logistik
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi
dan jika diperlukan dapat dilaksanakan dalam situasi pekerjaan yang sebenarnya di
tempat kerja atau diluar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat
kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah :
2.1 Tes Tertulis
2.2 Tes Lisan (Wawancara)
3. Pengetahuan yang diperlukan
3.1 Proses proyek, hubungan antar kegiatan, dan saling ketergantungannya.
3.2 Prosedur perencanaan logistik proyek konstruksi.
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
41
4. Keterampilan yang dibutuhkan4.1 Kemampuan mengelola program dalam proyek konstruksi.
4.2 Kemampuan mengelola personil dalam proyek.
4.3 Kemampuan menganalisa jalur kritis (critical path) dalam proyek.
5. Aspek Kritis
5.1 Ketelitian dalam mengidentifikasi kebutuhan logistik proyek.
5.2 Kecermatan dalam memahami jadwal pelaksanaan konstruksi.
5.3 Kemampuan dalam menganalisa saling ketergantungan antar kegiatan dalam
proyek konstruksi.
KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 3
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 3
6. Memecahkan masalah 3
SKKNI
–
Manajer Logistik Proyek
42
KODE UNIT : F45.MLP.02.004.01JUDUL UNIT : Menyelenggarakan Penyimpanan dan Pendistribusian Barang
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam menyelenggarakan penyimpanan dan pendistribusian barang.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan tata letak penyimpanan barang.
1.1 Gambar rencana tata letak (Lay-out) yang telah dibuat diperiksa kesesuaiannya dengan kondisi lapangan
1.2 Tata letak penempatan dan/atau penyimpanan barang ditentukan sesuai jenis dan spesifikasinya.
1.3 Rambu-rambu sirkulasi barang dibuat.
2. Melakukan penempatan dan penyimpanan barang
2.1 Kondisi tempat penyimpanan diperiksa. 2.2 Barang yang akan disimpan
dikelompokkan sesuai jenisnya.
2.3 Penyimpanan barang dilakukan sesuai prosedur.
2.4 Jumlah barang di gudang setelah barang masuk diperiksa.
3. Melakukan distribusi barang 3.1 Permintaan barang diperiksa. 3.2 Nota pengeluaran barang dibuat
3.3 Jumlah barang yang ada di gudang setelah barang keluar diperiksa.
4. Melakukan pemeriksaan barang yang disimpan dan didistribusikan
4.1 Jadwal pemeriksaan barang disiapkan. 4.2 Data pemasukan dan pengeluaran barang
dikumpulkan
4.3 Pemeriksaan ketersediaan barang (Stock Opname) dilakukan.
4.4 Hasil stock opname disusun pada format yang disediakan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dengan kemampuan individu dan diterapkan
dengan cara memimpin suatu Tim.
1.2 Seluruh pelaku pekejaan logistik yang ada di bawah kendali Manajer Logistik
Proyek mempunyai kompetensi keahlian dan keterampilan untuk bidang tugas
masing-masing sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UUJK.
2. Perlengkapan yang diperlukan
2.1 Peralatan : ATK, komputer dan printer.
2.2 Bahan : Dokumen Kontrak Kerja dan Surat Perintah Mulai Kerja, Anggaran