• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL dan global

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL dan global "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Politik

Disusun oleh :

Rudi D Amrianto

(20140430063)

Yuniatul Fasikha

(20140430287)

Zurryatun Sholihah

(20140430002)

Fajar Kurniawan

(20140430197)

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan meminta ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu dan keburukan amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorang pun yang dapat menyesatkannnya. Sebaliknya, barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.

Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan Makalah yang bertema “Ekonomi Politik Internasional” sebagai analisis dan khusus untuk melihat bagaimana sistem Ekonomi Politik Internasional yang terjadi saat ini.

Kita hanya dapat berdoa, kiranya apa yang kita tulis disini bermanfaat bagi kita semua. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. kita sadar bahwa apa yang kami tulis masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat kita harapkan.

Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini. Dan hanya kepada Allah swt kita berlindung dan memohon ampun.

Yogyakarta, 28 April 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... BAB I PENDAHULUAN ... 1.1. Latar Belakang... 1.2. Tujuan…... 1.3. Sasaran…... BAB II PEMBAHASAN... 2.1. Pengertian Demokrasi... 2.2. Sejarah Demokrasi ... 2.3. Nilai-nilai Demokrasi... 2.4. Contoh kasus fakta Demokrasi... 2.5. Permasalahan Demokrasi... 2.6. Cara menyelesaikan masalah dalam proses pemilihan... 2.7. Analisis kasus Demokrasi... BAB III PENUTUP

(4)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1 Latar Belakang

Bab ini membahas hubungan antara politik dan ekonimi, antara negara dan pasar dalam masalah-masalah dunia. Pada akhirnya, Ekonomi Politik Internasional berbicara tentang kekayaan dan kemiskinan, tentang siapa yang mendapat apa dalam sistem politik dan ekonomi internasional. Teori-teori yang penting dalam bidang ini adalah merkantilisme, liberalisme ekonomi, dan neo-marxisme. Kami menghadirkan masing-masing dari teori ini sedikit rinci dan kemudian bergerak ke perdebatan yang paling penting di antara mereka. Teori-teori tersebut hirau dengan : hubungan yang tepat antara politik dan ekonomi, pembangunan dan keterbelakangan di Dunia ketiga dan sifat dan luasnya globalisasi ekonomi. Kami menekankan bahwa terdapat perhatian yang semakin berkembang mengenai isu kekayaan dan kemiskinan di banyak negara. Dengan alasan ini, riset pembelajaran Ekonomi Politik Internasional semakin penting

1.2 Tujuan

Disamping makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca tentang Ekonomi Politik Internasional yang berkembang di Indonesia dan dunia namun yang terpenting adalah Ekonomi Politik Internasional tersebut dapat mewujudkan keadaan yang saling harmonis antara Negara di dunia ini.

BAB II

(5)

2.1 Pengertian Ekonomi Politik Internasional

Dalam beberapa hal penting, kehidupan kita adalah tentang ekonomi politik, untuk bertahan hidup, kita perlu makan. Sebagian besar dari kita mendapatkan kebutuhan yang diperlukan dari pasar, membayarnya dengan uang yang kita peroleh. Kita tidak dapat membeli apapun tanpa uang, untuk mendapatkan barang-barang kita perlu sejumlah kekayaan sebagai kebalikan dari kemiskinan. Pasar modern didasarkan pada aturan-aturan politik (jika tidak, pasar tersebut akan menjadi “pasar gelap” yang berdasarkan pada ancaman, penyuapan, dan kekuatan). Regulasi dan autran politik menyatakan kerangka kerja yang dengannya pasar berfungsi. Pada saat bersamaan, kekuatan ekonomi merupakan basis bagi kekuatan politik. Jika ekonomi adalah tentang pencapaian kekayaan dan politik adalah tentang pencapaian kekuatan, keduanya berinteraksi dalam cara yang rumit dan memusingkan (Gilpin 1987). Hal ini merupakan hubungan yang kompleks dalam konteks internasional antara politik dan ekonomi, antara negara dan pasar, yang merupakan inti dari EPI

.

Bagi mereka para akademisi serta politisi yang pandangan internasionalnya dibentuk oleh pengalaman dua perang dunia, ini merupakan fokus pilihan alamiah, presiden prancis (dan Jendral) Charles de Gaulle, misalnya, menganggap permasalahan ekonomi sebagai “quarter masters stuff”, yaitu politik tingkat rendah yang dapat dilihat melalui pemikiran sekedarnya. Sementara pada negarawan seperti dirinta memperhatikan olitik tingkat tinggi” yang hirau dengan isu-isu besar seperti perang dan perdamaian.

2.2 Perkembangan Pemikiran ekonomi politik

Pemikiran ekonomi politik telah berkembang sejak beberapa abad lalu. Kini aktualitas ekonomi politik semakin kuat karena pada kenyataannya kehidupan ekonomi tak bisa dipisahkan dari kehidupan politik. Demikian pula sebaliknya, keputusan politik banyak yang berlatar belakang kepentingan ekonomi. Fenomena itu sangat kuat baik di negara maju maupun negara berkembang.

(6)

Pada zaman klasik baru perkembangan ekonomi politik masih didominasi pemikiran Mazhab Klasik. Namun muncul pula pemikiran lain yang berbeda dengan aliran Klasik terutama setelah Marx dan Engels membuat teori-teori mereka tentang sistem ekonomi. Namun dalam Zaman Klasik Baru yang dapat diartikan sebagai masa jayanya pemikir-pemikir Aliran Klasik gaya baru mereka lainnya.Tokh-tokoh pemikir zaman ini antara lain : Herman Heinrich (1810-1858), Karl Merger (1841-1921), Eugen von Bohn Bawerk (1851-1914) dan Friedrich von Wieser (1851-1926).

Perbedaan antara pemikiran Mazhab Klasik dan Mazhab Neo Klasik terletak pada pola pendekatan dan metodologi yang dikembangkan. Pusat studi mulai melebar dari Jerman, Inggris, Austria dan Amerika Serikat. Tidak semua pemikir memberi konotasi ekonomi politik sebagai kajian mereka karena kebanyakan teori yang diungkapkan berupa prinsip-prinsip ekonomi konvensional atau hal-hal yang paradoksal dengan studi ekonomi politik akibat keengganan mereka menggunakan menyebut istilah tersebut. Buah pemikiran mereka dapat dijadikan tolok ukur tentang polemik yang terjadi mengenai eksistensi ekonomi politik yang mulai popular abad ke-20. Tokoh-tokoh yang mengembangkan studi pembangunan masyarakat yang tak lupa dari pemikiran ekonomi adalah Lucian Pye, La Palombara, David Easton, Gabriel Almond, Max Weber, Huntington dan Hans J Morgenthau.

2. Zaman Klasik Baru II

(7)

karena praktek itu menimbulkan kesengsaraan pihak lain. Pendapat Neo Klasik antara lain :

a) Prinsip akumulasi kapital sebagai suatu faktor penting.

b) Perkembangan perekonomian sebagai hasil proses bertahap, harmonis, dan kumulatif.

c) Optimisme terhadap perkembangan perekonomian.

d) Adanya aspek internasional dari perkembangan ekonomi.

Menyangkut aspek internasional perkembangan ekonomi suatu negara mengalami beberapa tahap:

a. Mula-mula negara meminjam modal .

b. Setelah melakukan produktivitas akan membayar dividen dan bunga pinjaman.

c. Peningkatan hasil negara dan sebagian melunasi pinjaman modal.

d. Menerima dividen dan bunga atau surplus.

e. Pemberi pinjaman.

3. Zaman Keynesian (Pertengahan Abad ke-20)

Mazhab ini dipelopori John Maynard Keynes (1883-1946), seorang pakar filsafat dari Cambridge University, Inggris. Ciri-ciri Mazhab ini adalah :

1) Keadaan ekonomi keseluruhannya merupakan fokus untuk dianalisis.

(8)

3) Dalam perekonomian kapitalis dapat berkembang ketidakseimbangan yang serius dan pengangguran serta depresi jangka panjang.

Sementara itu ikhtisar umum tentang ekonomi politik antara lain :

1. Tidak berlaku lagi dalil kuat dari pemikiran Mazhab Klasik yang menyangkut negara dan ekonomi yang mengejar tujuan masing-masing.

2. Penguasa politik dapat mempengaruhi ekonomi melalui variabel ekonomi.

3. Analisis ekonomi dan kebijakan negara yang berpola intervensi aktif.

4. Kebajikan individu dalam tabungan masyarkat dapat merugikan kepentingan umum.

4. Zaman Post Keynesian

Para pemikirnya bertujuan memperluas cakrawala untuk analisis jangka panjang.

1. Terdapat syarat-syarat penting yang diperlukan untuk

mempertahankan perkembangan yang mantap dari pendapatan pada tingkat full employment income dengan tidak mengalami deflasi maupun implasi

(9)

2.3 Teori-teori yang berkaitan dengan EPI

Berikut mengenai perkembangan EPI berdasarkan teori yang dikembangkan beberapa ahli :

1.Teori Merkantilisme

Merkantilisme adalah pandangan dunia tentang elit-elit politik yang berada pada garis depan pembangunan negara modern. Merkantilisme melihat perekonomian internasional sebgai arena konflik antara kepentingan nasional yang bertentangan daripada sebgai wilayah kerjasama dan saling menguntungkan. Persaingan ekonomi antar negara dapat mengambil dua bentuk yang berbeda ( Gilpin 1987 ; 32). Pertama adalah merkantilisme bertahan atau ramah ( benign Mercantulism) adalah negara memelihara kepentingan ekonomi nasionalnya sebab hal tersebut merupakan unsur penting dalam keamanan nasionalnya, kebijakan seperti itu tidak memiliki dampak negatif pada negara lain. Yang kedua adalah merkantilisme agresif atau jahat( malevolent mercatutis) yaitu megara-negara berupaya mengeksploitasi perekonomian internasional melalui kebijakan ekspansi. Sebagai contoh, imperalisme kekuatan kolonial bangsa Eropa di asia dan Afrika. Merkantilisme dengan demikian melihat kekuatan ekonomi dan kekuatan politik militer sebagai tujuan yang saling melengkapi, bukan saling bersaing, dalam lingkaran arus balik positif. Pencapaian kekuatan ekonomi mendukung pengembangan kekuatan politik dan militer negara dan kekuatan politik dapat meningkatkan dan memperkuat ekonomi negara. Kaum merkantilis menyatakan bahwa perekonomian seharusnya tunduk pada tujuan utama peningkatan kekuatan negara, politik harus di utamakan daripada ekonomi. Tetapi isi dari kebijakan-kebijakan spesifik yang direkomendasikan untukmenjalankan tujuan tersebut telah berubahsepanjuang waktu.

(10)

bertentangan. Ketergantungan ekonomi pada negara-negara lain seharusnya di hindari sejauh mungkin. Ketika kepentingan ekonomi dan keamanan pecah, kepentingan keamanan mendapat prioritas.

2. Liberalisme ekonomi

Adam smith ( 1723-90), bapak Liberalisme ekonomi, yakin bahwa pasar cenderung meluas secara spontan demi kepuasan kebutuhan manusia. Juga menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh ikut campur. Ekonomi liberal di sebut doktrin dan serangkaian prinsip dalam mengorganisasikan dan mengatur pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan individu ( Gilvin 1987 : 27 ). Ekonomi liberal didasarkan pada pemikiran bahwa jika di biarkan sendiri perekonomian pasar akan berjalan spontan menurut mekanisme atau hukumnya sendiri. Hukum ini dipandang melekat dalam proses produksi ekonomidan perdagangan. Kaum ekonomi liberal menolak pandangan kaum merkantilis bahwa negara adalah aktor dan fokus sentral ketika menghadapi permasalahan ekonomi. Aktor sentral adalah individu sebgai konsumen dan sebagai produsen. Pasar adalah arena terbuka tempat para individu bersama-sama menukarkan barang dan jasa. Kaum liberal selanjutnya menolak pandangan” zero sum” kaum merkantilis, suatu pandangan bahwa keuntungan ekonomi suatu negara sebenarnya merupakan kerugian ekonomi negara lain. Kaum ekonom liberal terdahulu menyebut Laissez faire yaitu kebebasan pasar dari semua jenis pembatasan dan peraturan politik.

Ringkasnya, kaum ekonomi liberal berpendapat bahwa perekonomian pasar merupakan suatu wilayah otonom dari masyarakat yangberjalan menurut hukum ekonominya sendiri. Pertukaran ekonomi bersifat “ positive sum game” dan pasar cenderung akan nampak memaksimalkan keuntungan bagi semua individu, rumah tangga, dan perusahaan yang berpartisipasi dalam pertukaran pasar. Perekonomian merupakan wilayah kerjasama bagi keuntungan timbal balik antar negara dan juga antar individu. Dengan demikian, perekonomian internasional seharusnya di dasarkan perdagangan bebas.

3.Marxisme

(11)

membuat asumsi bahwa ekonomi lebih penting daripada persoalan-persoalan yang lain sehingga memungkinkan bagi peningkatan kelas sebagai fokus studi. Para pendukung Marxis memandang sistem internasional sebagai sistem kapitalis terintegrasi yang mengejar akumulasi modal (kapital).

Kaum Marxis sepakat dengan kaum merkantilis bahwa politik dan ekonomi sangat berkaitan, keduanya menolak pandangan kaum liberal tentang bidang ekonomi yang berjalan dengan hukumnya sendiri. Tetapi , sementara kaum merkantilis melihat ekonomi sebagai alat politik, kaum marxis menempatkan ekonomi yang pertama dan politik yang kedua. Bagi kaum marxis, perekonomian kapitalis didasarkan pada dua kelas sosial yang bertentangan salah satu kelas, kaum borjuis, memiliki alat-alat produksi. Kelas lain, kaum protelar, hanya memiliki kekuatan kerjanya saja, yang harus di jual pada borjuis. Tetapi buruh lebih banyak bekerja di banding yang ia dapatkan kmbali. Terdapat nilai tambah yang di ambil kaum borjuis. Hal ini merupakan keuntungan kapitalis, dan keuntungan itu berasal dari eksploitasi tenaga kerja.

Pandangan kaum Marxis tersebut disebut “Matrialisme”. Hal ini didasarkan pada pernyataan bahwa aktivitas inti dalam masyarakat mana pun hirau dengan cara-cara bagaimana manusia menghasilkan alat-alat eksistensinya.

(12)

kegagalan, merupakan ancaman nyata bagi kapitalisme global, ketika khususnya kaum borjuis dan kaum proletar. Politik sebagian besar ditentukan oleh konteks sosial ekonomi. Kelas ekonomi yang dominan juga dominan secara politik. Hal itu berarti bahwa dalam perekonomian kapitalis kaum borjuis akan menjadi kelas berkuasa. Pembangunan kapitalis global bersifat tidak seimbang bahkan menghasilkan krisis dan kontradiksi, baik antar Negara maupun antar kelas sosial. EPI marxis selanjutnya hirau pada sejarah tentang perluasan kapitalisme global, perjuangan antar kelas dan Negara yang telah membangkitkan kebangkitan di nseluruh dunia, dan bagaimana transformasi yang revolusioner dari dunia tersebut mungkin akan muncul.

(13)

game

Tujuan ekonomi Negara-negara Memaksimumkan kesejahteraan indidivu

Kepentingan kelas

2.4 Bagan Tiga teori EPITeori Pembangunan Dunia Ketiga

Teori Pembangunan Dunia Ketiga adalah teori-teori pembangunan yang berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh negara-negara miskin atau negara yang sedang berkembang dalam dunia yang didominasi oleh kekuatan ekonomi, ilmu pengetahuan dan kekuatan militer negara-negara adikuasa atau negara-negara industri maju.

Persoalan-persoalan yang dimaksud yakni bagaimana mempertahankan hidup atau meletakkan dasar-dasar ekonominya agar dapat bersaing di pasar internasional. Untuk mengukur pembangunan atau pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari:

1. Kekayaan rata-rata yakni produktifitas masyarakat atau produktifitas negara tersebut melalui produk nasional bruto dan produk domestic bruto.

2. Pemerataan: tidak saja kekayaan atau produktifitas bangsa yang dilihat, tetapi juga pemerataan kekayaan dimana tidak terjadi ketimpangan yang besar antara pendapatan golongan termiskin, menengah dan golongan terkaya. Bangsa yang berhasil dalam pembangunan adalah bangsa yang tinggi produktifitasnya serta penduduknya relatif makmur dan sejahtera secara merata.

(14)

rata-rata jumlah kematian bayi, dan rata-rata-rata-rata presentasi buta dan melek huruf.

4. Kerusakan lingkungan.

5. Kejadian sosial dan kesinambungan.

Teori Modernisasi: Pembangunan sebagai masalah internal.

Teori ini menjelaskan bahwa kemiskinan lebih disebabkan oleh faktor internal atau faktor-faktor yang terdapat di dalam negara yang bersangkutan. Ada banyak variasi dan teori yang tergabung dalam kelompok teori ini antara lain adalah:

1. Teori yang menekankan bahwa pembangunan hanya merupakan masalah penyediaan modal dan investasi. Teori ini biasanya dikembangkan oleh para ekonom. Pelopor teori antara lain Roy Harrod dan Evsay Domar yang secara terpisah berkarya namun menghasilkan kesimpulan sama yakni: pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi.

2. Teori yang menekankan aspek psikologi individu. Tokohnya adalah McClelaw dengan konsepnya The Need For Achievment dengan symbol n. ach, yakni kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya melalui pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.

(15)

penyebab utama dari semua itu adalah etika protestan yang dikembangkan oleh Calvin.

4. Teori yang menekankan adanya lembaga-lembaga sosial dan politik yang mendukung proses pembangunan sebelum lepas landas dimulai.

5. Teori ini menekankan lingkungan material. Dalam hal ini lingkungan pekerjaan sebagai salah satu cara terbaik untuk membentuk manusia modern yang bisa membangun

Teori ketergantungan.

Teori ini pada mulanya adalah teori struktural yang menelaah jawaban yang diberikan oleh teori modernisasi. Teori struktural berpendapat bahwa kemiskinan yang terjadi di negara dunia ketiga yang mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang eksploitatif dimana yang kuat mengeksploitasi yang lemah.

Ada 6 inti pembahasan teori ketergantungan:

1. Pendekatan keseluruhan melalui pendekatan kasus. 2. Pakar eksternal melawan internal.

3. Analisis ekonomi melawan analisi sosiopolitik

4. Kontradiksi sektoral/regional melawan kontradiksi kelas. 5. Keterbelakangan melawan pembangunan.

6. Voluntarisme melawan determinisme

Teori Dinamika Produksi

(16)

dirumuskan berdasarkan asumsi dasar yang statis yang membatasi atau hanya mengijinkan variabel yang paling relevan dengan proses pertumbuhan ekonomi

Hampir semua negara di dunia mengaku sebagai negara demokrasi, di balik kepopuleran ini, demokrasi juga memiliki permasalahan-permasalahan sebagai berikut.

1. Prinsip Persamaan Hak yang Tak Waras

Demokrasi berbasis terhadap anggapan bahwa manusia semua sama atau sederajat, karena mereka akrab dan memiliki hal serupa didalam mental, spiritual dan kwalitas moral. Akan tetapi para pengkritik demokrasi membantah bahwa anggapan tersebut mustahil. Manusia tampak sangat luas berbeda didalam figure jasmani, stamina moral, dan kapasitas untuk belajar dengan berlatih dan pengalaman. Demokrasi adalah sebuah ide yang tidak mungkin dan juga tidak logis, Untuk memberikan hak setiap individu dalam memilih merupakan hal yang merusak perhatian masyarakat.

2. Pemujaan Atas Ketidak Mampuan

Kritikan ini menggambarkan pemujaan atas ketidak mampuan. Pemerintahan oleh mayoritas merupakan peraturan yang dipegang oleh manusia biasa, dimana secara umum tidak intelligent, memiliki opini yang tak terkontrol dan bertindak secara emosi tampa alasan, pengetahuan yang terbatas, kurangnya waktu luang yang diperlukan untuk perolehan dalam memahami informasi, dan curiga atas kecakapan yang dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, demokrasi adalah lemah didalam kwalitas. Tiada nilai politik yang tinggi tampa anggota yang unggul didalamnya.

3. Mobokrasi

Didalam demokrasi yang memerintah adalah publik; sedangkan publik atau kelompok seringkali beraksi dengan cara menyolok yang sangat berbeda, dari cara normal individu yang menyusun kelompok. Setiap kelompok kehilangan perasaan untuk bertanggung jawab,

(17)

dari kelompok lainnya. Oleh karena itu, Jenis kelompok apapun beraksi dibawah stimuli

sementara; mereka bergerak dengan menyetir masyarakat primitip. publik seringkali berkelakuan zalim, bahkan merupakan orang yang sangat lalim. Hal yang tidak indah dimana pemimpin politik memamfaatkan psikologis rakyat banyak dan membangunkan nafsu masyarakat dalam aba- aba untuk memenangkan dukungan mereka.

4. Oligarchy Yang Terburuk

Beberapa kritikan menegaskan bahwa demokrasi adalah pelatihan memimpin untuk menuju oligarchy yang terburuk. Telleyrand mengambarkan demokrasi adalah sebuah aristokrasi orang yang jahat. Hal lazim pada setiap manusia adalah cemburu atas keunggulan orang lain. Oleh karena itu, mereka jarang memilih orang yang mampu untuk memimpin mereka. Mereka sering memilih orang yang rendah kwalitasnya, dimana sering tidak mengindahkan dan secara luar biasa cakap dalam mengatur diri mereka sendiri dengan sentiment yang tinggi. Orang yang jujur dan mampu jarang terpilih didalam demokrasi. Kekuatan demokrasi berada ditangan perusak dan koruptor. Carlyle mengapkirkan bahwa demokrasi pemerintahan tukang

Bual atau tukang obat.

5. Pemerintahan oleh Sekelompok Kecil

Disini menegaskan demokrasi atas nama tidak tersokong. Setiap Negara yang memiliki populasi terbesar tidak pernah melatih vote mereka. Lagipula, dalam demokrasi dikebanyakan Negara yang melewati angka pemilihan keluar sebagai juara. Dibawah sistem ini sering terjadi atas minoritas partai mendapatkan vote meraih kembali kekuatan. Sedangkan partai yang tidak meraih suara yang memadai, maka akan menjadi sebagai partai oposisi atau kitap kiri. Jadi demokrasi adalah pemerintahan yang berhenti untuk menjadi pemerintahan mayoritas.

6. Sistem Partai yang Korupt dan Melemahkan Bangsa

(18)

warganegara, siapa saja yang berkeinginan menggunakan sedikit pendapat atau tiada kebebasan. Faktanya sistem fasilitas daripada partai menghalangi operasi peraturan lalim. Sistem partai menciptakan kelompok politik professional, yang mana kebanyakan dari mereka tidak mampu bekerja secara serius dan membangun. Mereka tumbuh berkembang diatas kesilapan masyarakat, yang berhasil mereka tipu dan dimamfaatkan. Mereka selalu menciptakan kepalsuan pokok persoalan, untuk menjaga bisnis yang berjalan. Para politikus tidak hanya memonopoli kekuatan, akan tetapi menguasai juga wibawa sosial. Hasilnya, rakyat sibuk dalam profesi yang beragam dan lapangan kerja yang timbul berjenis dalam kondisi yang rumit dan terlelap didalam pekerjaan mereka masing- masing.

7. Demokrasi adalah Bentuk Pemerintahan yang Mahal

Propaganda partai dan sering mengunjungi pemilihan membutuhkan pengeluaran yang besar. sebagai contoh di Indonesia, milyaran rupiah tersalurkan untuk setiap lima tahun pemilihan. Jumlah uang yang sangat besar ini dikeluarkan sebagai gaji dan upah para legislator. Dana yang seharusnya dipakai untuk tujuan produktif, dihabiskan dengan sia- sia atas dasar berkampanye dan jumlah ilmu perawatan.

2.6 Kombinasi Teori-Teori Klasik

Pendekatan Gilpin (1987) yang pada dasarnya merkantilis juga sesuai untuk mempelajari kerangka politik mengitari aktivitas ekonomi. Pe3ndekatan itu mencerminkan premis dasarnya bahwa Negara dan kekuatan politik militernya lebih penting dalam EPI daripada bentuk-bentuk kekuatan lainnya, termasuk kekuatan ekonomi . Gilpin menjadikan pernyataan kaum merkantilis tentang perekonomian internasional yang liberal hanya dapat berfungsi ketika didukung oleh kekuatan politik yang memimpin, disebut hegomon. Kami akan kembali pada persoalan ini dibawah.

(19)

Perdebatan yang paling penting dipicu oleh marxisme yang hirau dengan pembangunan dan keterbelakangan didunia Ke tiga. Akhirnay kaum ekonomi Liberal telah memicu sejumlah perdebatan dalam berbagai macam isu. Kami memilih berkonsentrasi pada isu perubahan dalam konteks globalisasi ekonomi.

BAB III P E N U T U P

(20)

Merkantilisme menganggap perekonomian tunduk pada politik. Aktivitas ekonomi dilihat dalam konteks yang lebih besar dari kekuatan Negara yang meningkat, kepentingan nasional mengatur pasar. Kekayaan dan kekuatan merupakan tujuan yang saling melengkapi bukan saling bersaing, tetapi ketergantungan ekonomi yang besar pada Negara lain harus dihindari ketika kepentingan ekonomi dan keamanan pecah, kepentingan keamanan memiliki prioritas.

Ekonomi kaum liberal berpendapat bahwa perekonomian pasar merupakan wilayah otonom dari masyarakat, berjalan sesuai dengan hukum ekonominya sendiri. Pertukaran ekonomi bersifat “positive sun game”, dan pasar akan cenderung memaksimalkan keuntungan bagi individu, rumah tangga, dan perusahaan. Perekonomian merupakan bidang kerjasama yang slingmenguntungkan, antar Negara dan juga antar individu.

Dalam pendekatan marxis perekonomian adalah tempat eksploitasi dan perbedaan antar kelas sosial, khususnya kaum borjuis dan kaum proletar. Politik untuk sbagian besar ditentukan oleh konteks sosio ekonomi. Kelas ekonomi yang paling dominan juga dominan secara politik. EPI hirau dengan sejarah ekspansi kapitalis global dan perjuangan antar kelas dan. Pembangunan kapitalis bersifat tidak seimbang dan menghasilkan krisis dan kontradiksi baru, baik antar Negara maupun antar kelas sosial.

(21)

D A F T A R P U S T A K A

http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

http://dondsor.blogster.com/demokrasi_dan_Konstitusi.html

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Variabel pengeluaran konsumsi pemerintah secara parsial menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Para karyawan koperasi sudah cukup mahir dalam mengoperasikan komput er, hal ini dapat di lihat dari hasil t abel 3 yang menunjukan 80,5% responden t elah

ODPD PHQHWDS GDUL ODQVLD GL 3DQWL 6RVLDO 7UHVQD :HUGKD 7HUDWDL .RWD 3DOHPEDQJ )DNWRU \DQJ EHUKXEXQJDQ WHUVHEXW DGDODK NHEXWXKDQ SULPHU OLQJNXQJDQ VRVLDO HNRQRPL DQDN

Penelitian ini membuktikan bahwa perbankan syariah memiliki potensi besar dalam mengimplementasikan financial inclusion, ditunjukkan dengan pertumbuhan yang

Hal ini dibuktikan dari tingkat depresi pada subjek 1 dan 2 pada saat baseline kedua lebih rendah daripada tingkat depresi pada saat baseline awal, sehingga membuktikan bahwa

Ekstrak daun mengkudu dan kemangi dengan beberapa konsentrasi tidak mampu menghambat pertumbuhan C.gloesporioides, hal ini dapat dilihat dari persentase penghambatan

Menurut Kusuma[4] katuk ( Sauropus androgynus L. merr) merupakan salah satu komoditi tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran yang juga termasuk dalam tanaman

[5] Windows Mobile untuk digunakan dalam mobil adalah platform terbaru untuk sistem operasi, dan telah diperkenalkan oleh Microsoft pada Februari 2006 di Geneva International Motor