• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIGA JALUR EKSPLOITASI PRIBUMI DI INDONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TIGA JALUR EKSPLOITASI PRIBUMI DI INDONE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kerangka Pemikiran dan Basis Aksi Partai

diperjuangkan hingga hari ini, dan nyatanya eksploitasi itu masih terus berlangsung dengan aktor-aktor yang berganti. Nasib pribumi dan umumnya rakyat tetap berada sebagai sasaran eksploitasi dan menempati lapisan terbawah dari susunan hirarkis kekuasaan ekonomi politik di Indonesia.

Dapat dikatakan sebenarnya keadaan yang dialami penduduk di kepulauan ini, masih merupakan lanjutan dari nasib yang mereka alami sejak zaman penjajahan asing. Di sini dapat kami paparkan bahwa terdapat tiga jalur penjajahan dan eksploitasi yang dialami penduduk dewasa ini, yaitu:

Pertama, melalui jalur ekonomi dan bisnis. Jalur ini dimainkan secara dominan oleh suku bangsa China. Suku bangsa China mengeksploitasi pribumi demikian massif dan ketat hingga amat susah bagi pribumi untuk menyaingi dalam bidang ekonomi dan bisnis yang memang telah lama dikuasai hampir total oleh suku bangsa China.

Sumber daya alam, tenaga dan sumber daya manusia, dan pasar jasa dan barang habis dicengkeram oleh suku bangsa China yang menetap di berbagai wilayah kepulauan ini. Dari produksi yang penting menguasai hidup orang banyak, distribusi, pasar hingga permodala, penuh dalam genggaman mereka.

(2)

Eksploitasi jalur ekonomi dan bisnis yang dimainkan oleh suku bangsa China terhadap penduduk makin tak terkendali, bahkan belakangan sudah merambah ke jalur administrasi dan politik, jalur yang selama ini secara ekslusif dikuasai oleh feodal-feodal baru kaum pribumi yang korup.

Kedua, jalur eksploitasi yang dialami pribumi berikutnyua adalah jalur administrasi dan politik. Jalur ini pada awalnya dikuasai oleh penjajah asing Eropa. Namun setelah mereka tersingkir sebagai konsekwensi kemerdekaan nasional, jalur ini diisi oleh elit-elit pribumi hasil didikan kolonial.

Ketika elit-elit pribumi menggantikan fungsi pejabat-pejabat administrasi dan politik kolonial, sistem dan fungsi eksploitatif dan koruptifnya tidak terusir bersama dengan kaum penjajah tersebut. Sistem dan fungsinya yang eksploitatif dan korup diturunkan dan dilanjutkan oleh pejabat-pejabat administrasi dan politik dari kaum pribumi.

Bisnis perizinan, proteksi, lisensi dan konsesi merupakan bagian yang terus berlanjut dalam praktik administrasi dan politik di Indonesia. Apa saja yang dapat dibisniskan dari bidang administrasi dan politik, dilakukan dengan tanpa bersalah oleh pejabat-pejabat korup, mulai sejak rekruitmen, penempatan, promosi, hingga penerapan kekuasaan administrasi dan politik itu sendiri di dalam skema Belanja Negara.

Korupsi administrasi dan politik di Indonesia sangat mengakar dan jalannya penjajahan. Pribumi-pribumi direkrut oleh penjajah sebagai kaki tangan untuk menjalankan administrasi dan politik dari pusat hingga daerah, mulai darin level demang, wedana, bupati, hingga raja-raja direkrut oleh penjajah untuk mengeksploitasi rakyat dan sumber daya alamnya.

(3)

Ketiga, eksploitasi atas pribumi berikutnya melalui jalur etika, moral dan spritual yang tentu saja menyentuh langsung bidang agama dan budaya. Eksploitasi jalur etika, moral dan spritual ini berfungsi mematikan daya juang, daya kritis dan daya kreasi pribumi atas nasib yang mereka alami. Jalur eksploitasi ini sebenarnya juga merupakan pengondisian kesadaran pribumi untuk dapat dengan rela mengizinkan bagi dirinya terjadinya kegiatan eksploitasi ekonomi dan bisnis serta administrasi dan politik terhadap mereka.

Eksploitasi jalur etika, moral dan spritual ini dapat dikatakan sebagai pembius kesadaran pribadi dan sosial bersenjatakan manipulasi agama dan budaya yang disuguhkan kepada pribumi.

Eksploitasi etika, moral dan spritual dengan cara memanipulasinya di dalam rangka menguasai alam pikiran dan kesadaran pribumi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiga wajah satu tubuh (trimurti) – ekonomi dan bisnis, administrasi dan politik, dan etika, moral dan spritual -- eksploitasi yang digunakan untuk melumpuhkan dan memanipulasi kesadaran rakyat. Agama yang tadinya berfungsi sebagai senjata buat membangkitkan keberanian, di tangan manipulator etika, moral dan spritual berubah menjadi bius dan pelemah api semangat jihad penduduk pribumi untuk mengubah nasib mereka dari kekuasaan penjajah. Di waktu yang lain, manipulasi moral, etika dan spritual ini digunakan untuk membelokkan perhatian kaum pribumi dari masalah fundamental yang menimpa mereka.

Walhasil, tiga jalur eksploitasi dan manipulasi ini (ekonomi dan bisnis, administrasi dan politik, dan etika, moral dan spritual) merupakan hal yang berlanjut sampai dewasa ini. Hal ini memerlukan tindakan pembebasan. Selama ketiga jalur eksploitasi ini belum tertangani dan masih berlanjut seperti keadaan hari ini, jangan berharap terjadinya pembebasan pribumi dari eksploitasi dapat dinikmati di negeri kepulauan ini.

(4)

masing-masing yang akibatnya penderitaan bagi kehidupan kaum pribumi. Menghentikan eksploitasi dari tiga jalur ini hukumnya wajib karena melawan keadilan dan kemanusiaan.

Suku bangsa China tidak boleh menghegemoni jalur ekonomi dan bisnis. Elit-elit pribumi yang korup harus berhenti menjalankan fungsi administrasi dan politik yang korup dan eksploitatif. Tokoh-tokoh spritual dan moral baik dari kalangan pribumi maupun suku bangsa Arab tidak boleh menjalankan dan mengajarkan agama dan budaya yang hanya melayani ekonomi dan bisnis serta administrasi dan politik yang menindas dan eksploitatif. Agama dan budaya harus dijalankan sesuai tuntunan Nabi di dalam rangka menegakkan keadilan dan kebenaran, bukan untuk melemahkan, melenakan, dan memalingkan perhatian penduduk dari nasib yang mengurung mereka.

Mengingat harapan semacam itu tidak mungkin diserahkan dengan suka rela oleh para eksploitator—karena sama saja merenggut kenyamanan mereka—maka hanya bisa direbut harapan itu dengan suatu kekuatan terorganisir yang mampu. Kekuatan semacam itu tidak saja dalam wujud organisasi biasa, tapi dalam wujud partai politik. Partai politik ini tidak harus berurusan dengan keikutsertaan dalam pemilu. Tujuan utamanya adalah menghimpun kekuatan sadar pribumi dan rakyat pada umumnya sebanyak-banyaknya, sesolid-solidnya, untuk merebut sendiri kendali perubahan atas nasibnya.

Aktivitas partai ini adalah penyadaran secara massif dan pemusatan dan perluasan kekuatan agar tujuan pembebasan dari tiga jalur eksploitasi yang sudah diuraikan di atas dapat dicapai.

Maka partai ini, sesuai misinya, dinamakan dengan Partai Bebaslah Nusantara yang disingkat dengan PBN. Slogan partai, Bebaslah Nusantara!

(5)

---WAWASAN MASALAH

Trimurti Eksploitasi dan Penindasan

1. Jalur Ekonomi dan Bisnis (Ekbis)

2. Jalur Administrasi dan Politik (Adminpol) 3. Jalur Etika, Moral dan Spritual (Emoral)

Keterangannya telah diuraikan di Kerangka Pemikiran dan Basis Aksi. AKIBAT TRIMURTI EKSPLOITASI DAN PENINDASAN:

RAKYAT TERTINDAS, LEMAH DAN TIDAK DAPAT BERKEMBANG MAKSIMAL BAIK INDIVIDUAL DAN SOSIAL. Secara spesifik, Eksploitasi Etika-Moral-Spritual Mengakibatkan Captive Mind Atau Kesadaran Yang Terkurung Atau Terkungkung – Mandul Kreasi – Murung – Pudar Kepribadian – Pengecut.

TUGAS KADER PBN:

(6)

B. Mengeksplorasi dan Memperkaya Paradigma dan Strategi Partai di dalam rangka mewujudkan impian Partai (Dream of Party).

UKURAN KEMAJUAN PARTAI:

1. Bila mana Kuantitas Anggota, Simpatisan, Kader dan Lembaga Serta Struktur Pimpinan Partai Bertambah

2. Bila mana Kualitas Lingkungan Sospolekbud rakyat yang melingkungi Partai, berubah ke arah yang lebih baik sesuai maksud partai.

APA YANG HARUS DIKERJAKAN KADER:

1. Yang Bersifat Rutin Oleh Kader dan Lembaga Serta Struktur Pimpinan Partai

a. Menambah Terus Menerus Pendukung dan Anggota

b. Menyiarkan dan Mengajak Terus Menerus Masyarakat Untuk Mendukung Pandangan dan Resolusi Partai

c. Menolong Rakyat Dengan Cara dan Metode Partai

Yang Dimaksud Menolong Rakyat Menurut Partai: A. Lepas dan Merdeka dari Trimurti Eksploitasi

B. Agar Rakyat lepas dan merdeka dari Trimurti, Berkuasa Sepenuhnya di Nusantara, merupakan syarat yang tak terelakkan, dan untuk hal itu, pekerjaan-pekerjaan di bawah ini, harus dilakukan:

1. Menyusun Group-Group Ekonomi dan Politik Yang Kuat di Berbagai Tingkatan Masyarakat

2. Menyusun Struktur Partai dari RW Hingga Nasional

3. Melaksanakan Kegiatan-Kegiatan Populer Warga dengan Bingkai Misi Partai

4. Menggelar Diklat-Diklat di Berbagai Tingkatan 5. Menggembleng Kader-Kader (Sekolah Kader)

6. Menyebarluaskan Pendapat-Pendapat dan Pandangan-Pandangan Resmi Partai Melalui Media Milik Partai Maupun Tidak, Secara Teratur dan Berkesinambungan

7. Mengelola Potensi Ekonomi di Lingkungan Partai Sesuai Arahan Partai

(7)

Program Taktis

Membikin Cabang di 34 Provinsi Kursus Online

- Via Fb-Siaran Langsung

- Via Wa – Tanya Jawab Seputar Partai

- Upload Video Youtube (Ekspos Materi Wawasan Partai, Ujian Penguasaan Materi Wawasan Partai)

ALASAN RASIONAL EKSISTENSI PARTAI

Partai ini hadir didasari secara mendalam oleh karena kondisi objektif dan situasi khas Indonesia. Situasi dan kondisi yang kita lihat sekarang merupakan warisan kolonial yang terus berlanjut dan terlembagakan guna kepentingan pihak-pihak yang diuntungkan dari situasi dan kondisi tersebut. Tapi tidak bagi rakyat pada umumnya. Atas alasan inilah partai ini hadir memberi resolusi dan kepemimpinan kepada rakyat yang dirugikan oleh sistem setengah kolonial yang masih berlaku dan berjalan.

Tujuan Partai

Menciptakan suasana baru dan tatanan baru yang sehat, bebas dan tanpa eksploitasi. Sebab dari dasar suasana semacam itulah, potensi dan vitalitas manusia dapat berkembang pesat tanpa kungkungan yang pada akhirnya memicu kemajuan suatu bangsa. Wujud aksinya berupa:

1. Menyingkirkan elemen rezim ekbis 2. Membersihkan elemen rezim adminpol

3. Menarik kembali elemen rezim etika, moral dan spritual ke kedudukan yang semestinya

Itulah tugas sejarah partai ini. Begitu tugasnya tercapai, partai ini bubar dengan sendirinya. Partai hanya alat. Negara pun alat. Tujuannya hanya kemaslahatan manusia.

Quote:

“Sekarang kita sudah sampai untuk mengerti duduk masalahnya. Tapi yang terpenting dari semua itu ialah bagaimana mengubah dan memecahkan masalahnya. Partai ini untuk memecahkan masalahnya!”

(8)

Ekbis Eksploitatif Struktur Penyusupan

& Korup

Kaderisasi Kontra Strategi Adminpol Korup Pbn Group2

Masyarakat Perang Posisi

Emoral Korup Negara Bayangan

Nusantara Baru

Tatanan Baru

Referensi

Dokumen terkait

Hasil isolasi menunjukkan bahwa populasi bakteri bervariasi pada masing- masing sampel tanah yang diamati (Tabel 1.). Hasil isolasi bakteri dari 5 titik sampling

Bagaimanakah pengaruh brand awareness (kesadaran merek), dan brand perceived quality (kesan kualitas merek) terhadap keputusan pembelian produk herbal Ayurveda pada

Sistem berjalan dengan cara cara melihat respon perubahan suhu ruang inkubator saat sensor suhu DS18b20 membaca suhu ruang inkubator kemudian Motor DC Servo akan

Penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan (1) wujud penanda wujud penanda referensi dalam wacana tajuk rencana pada surat kabar Republika

Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Retribusi sesuai dengan SKRD dan STRD ke Kas Daerah atau ketempat lain yang ditunjuk dengan

Pada beberapa tahun yang akan datang diharapkan dana yang telah digunakan untuk program PEMP di Indonesia (dengan jumlah yang tidak sedikit) memberikan manfaat

Kahn (2004) menyatakan bahwa kebuntingan dini pada kambing dapat dideteksi pada hari ke-12 dengan gambaran USG anechoic (hitam) cairan embrionik dari vesikel

penambahan dosis rafinosa 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5% dan 3,0% dalam bahan pengencer tris kuning telur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase