Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut di Kota Batam
Menggunakan Landsat 8 berbasis WebGIS
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Oleh : Tri Agus Pratiwi
3311401034
Disusun untuk pengajuan proposal Tugas Akhir Program Diploma DIII
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA KONSENTRASI TEKNIK GEOMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BATAM BATAM
HALAMAN PENGESAHAN
Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut di Kota Batam
Menggunakan Landsat 8 berbasis WebGis
Oleh : Tri Agus Pratiwi
3311401034
Proposal ini telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing sebagai persyaratan untuk sidang proposal
di
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK GEOMATIKA POLITEKNIK NEGERI BATAM
Batam, 24 Agustus 2016
Disetujui oleh; Pembimbing I,
DAFTAR ISI
3.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian...10
3.2.2 Jadwal Pelaksanaan...10
3.3 Teknik Pengumpulan Data...11
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data...11
3.5 Penyajian Data...11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Batam merupakan salah satu Kota di Indonesia yang memiliki luas wilayah lautnya lebih besar dibandingkan luas wilayah daratnya. Dengan demikian di Kota Batam ini memiliki sumber daya alam laut yang sangat melimpah. Salah satu sumber daya alam laut yang terdapat di Batam ini yaitu rumput laut. Rumput laut ini memiliki banyak sekali keunggulan yaitu dalam bidang perdagangan yang sangat terkenal di dunia akhir-akhir ini. Budidaya rumput laut ini bisa meningkatkan perekonomian bagi masyarakat yang ada di Kota Batam karena tingginya permintaan dan kebutuhan terhadap rumput laut tersebut. Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dan keunggulannya, antara lain peluang pasar ekspor yang terbuka luas, harga relatif stabil, belum ada batasan atau kuota perdagangan bagi rumput laut, teknologi pembudidayaannya sederhana sehingga mudah dikuasai, siklus pembudidayaannya relatif singkat, kebutuhan modal relatif kecil, komoditas yang tidak tergantikan karena tidak ada produk sintetisnya, usaha pembudidayaan rumput laut tergolong usaha yang padat karya sehingga mampu menyerap tenaga kerja (Rajagukguk, 2009).
1.2 Perumusan Masalah
- Bagaimana cara menentukan kesesuaian lokasi budidaya rumput laut di Kota Batam?
- Bagaimana hubungan arus laut terhadap kesesuaian budidaya rumput laut?
- Bagaimana hubungan sebaran suhu laut terhadap kesesuaian budidaya rumput laut?
- Bagaimana hubungan tingkatan salinitas terhadap kesesuaian budidaya rumput laut?
1.3 Batasan Masalah
- Penelitian ini hanya membahas tentang penentuan lokasi yang sesuai untuk budidaya rumput laut tiap Kecamatan yang ada di Kota Batam
- Citra yang digunakan dalam penelitian ini yaitu citra landsat 8
- Hasil outputnya yaitu berupa peta kesesuaian lokasi budidaya rumput laut di Kota Batam
1.4 Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui lokasi yang tepat dilakukan pembudidayaan rumput laut di Kota Batam
- Membuat peta penentuan lokasi budidaya rumput laut di Kota Batam menggunakan metode penginderaan jauh dan SIG
- Menyajikan peta penentuan lokasi budidaya rumput laut di Kota Batam dalam bentuk WebGIS
1.5 Manfaat Penelitian
- Diharapkan dapat memeberikan informasi tentang penentuan lokasi yang tepat dalam melakukan pembudidayaan rumput laut kepada masyarakat di Kota Batam
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Rumput Laut
Laut Indonesia termasuk pada wilayah “Coral Triangle” merupakan pusat keanekaragaman kehidupan biota laut dalam jumlah spesies terbanyak di seluruh dunia (Aliano et. al., 2008). Beberapa decade terakhir, ekosistem laut telah menarik perhatian sebagai sumber baru yang potensial untuk senyawa-senyawa bioaktif alami salah satunya rumput laut (Saleem et. al., 2007). Jenis rumput laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia adalah Gracilaria, Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargasum dan Tubinaria. Dari beragam jenis rumput laut tersebut, yang dibudidayakan, dikembangkan dan diperdagangkan secara luas di Indonesia hanya jenis karaginofit (di atarannya Eucheuma spinosium, Eucheuma edule, Eucheuma serra, Eucheuma cottonii, dan Eucheuma spp), agarofit (Gracilaria spp, Gelidium spp dan Gelidiella spp), serta alginofit (Sargassum spp, Laminaria spp, Ascophyllum spp dan Macrocystis spp), yang merupakan bahan baku berbagai industri karena merupakan sumber 6 karaginan (tepung rumput laut), agar-agar dan alginate (Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2013).
kepada kondisi alam setempat. Rumput laut bersifat fitobentik yang tumbuh dengan cara menempel pada substrat seperti pecahan karang, karang mati, fragment karang, atau pasir (Atmadja, 1996), sehingga penentuan lokasi budidaya rumput laut sangat penting untuk dilakukan berdasarkan sifat hidupnya. Kelayakan suatu lokasi untuk dijadikan area budidaya rumput laut perlu memperhatikan aspek kualitas air. Berikut ini merupakan tabel kriteria kesesuaian budidaya rumput laut.
2.1.2 Pengertian Penginderaan Jauh
Sistem Penginderaan Jauh ialah serangkaian komponen yang digunakan untuk penginderaan jauh. Rangkaian komponen itu berupa tenaga, objek, sensor, data dan pengguna data. Karena tidak semua tenaga yang berasal dari matahari dapat mencapai bumi, interaksi antara tenaga dan atmosfer sering dimasukkan ke dalam sistem penginderaan jauh. Demikian pula halnya dengan interaksi antara tenaga dan objek, karena hasil interaksinya menentukan besarnya tenaga yang dapat mencapai sensor (Sutanto, 1986).
2.1.3 Pengertian ArcGIS
ArcGIS adalah sistem informasi geografis (GIS) untuk bekerja dengan peta dan informasi tentang geografis. Hal ini digunakan untuk menciptakan dan menggunakan peta; kompilasi data geografis; menganalisis informasi; berbagi dan menemukan informasi geografis; menggunakan peta dan informasi geografis dalam berbagai aplikasi; dan mengelola informasi geografis dalam database.Pengolahan data di ArcGIS dilakukan dengan cara me-layouting peta hasil klasifikasi dengan peta vektor Indonesia. Peta yang dihasilkan merupakan interpretasi dari citra kerapatan vegetasi yang telah di olah sebelumnya.
2.1.4 Pengertian WebGIS
2.1.6 Pengertian SIG
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk mengambil, menyimpan, menganalisa, dan menampilkan informasi dengan referensi geografis (Budianto. 2010). Menurut sumber Esri (1990), bahwa sistem informasi geografis adalah kumpulan terorganisasi dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis (Prahasta, Eddy. 2006).
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Citra Landsat 8
Koreksi Geometrik Koreksi Radiometrik
Suhu Permukaan Laut (SPL)
Survei Lapangan Arus (m/detik)
Suhu (C) Salinitas (0/00)
3.2 Rencana Pelaksanaan
3.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Batam dengan koordinat 1005’LU 104002’BT yang meliputi; Kecamatan Sekupang, Kecamatan Batu Aji, Kecamatan Batam Kota, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Bengkong, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Nongsa, Kecamatan Beduk, Kecamatan Galang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Bulang, Kecamatan Belakang Padang. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu dimulai pada bulan Juli sampai dengan Desember 2016.
3.2.2 Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan
Bulan
Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatanproposal
2 Pengolahan data
3
Survei lapangan
(Validasi)
4 Pembuatanpeta
5
Penyajian dalam WebGis
6 Penyusunan laporan
3.3 Teknik Pengumpulan Data
- Survei lapangan untuk mencari nilai arus, suhu, dan salinitas - Data sekunder yang didapatkan dari pengolahan citra landsat 8
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini pengolahan datanya yaitu mendownload citra landsat 8 terlebih dahulu, kemudian dilakukan koreksi geometrik dan radiometrik, selanjutnya mencari nilai suhu permukaan laut (SPL) menggunakan software ER-Mapper. Setelah mendapatkan suhu pada citra landsat 8, kemudian melakukan survei lapangan untuk menentukan lokasi kesesuaian buidaya rumput laut yaitu untuk mencari suhu, arus, dan salinitas. Kemudian tahap selanjutnya megolah data yang telah didapat melalui survei lapangan, setelah itu melakukan tumpang susun (overlay) dijadikan peta tematik. Dan proses yang teakhir yaitu menjadikan peta kedalam bentuk WebGis.
3.5 Penyajian Data
DAFTAR PUSTAKA
Kukuh Nirmala, Arlina Ratnasari, Syarif Budiman. 2014. Penentuan kesesuaian lokasi budidaya rumput laut diperairan Teluk Gerupuk Nusa Tenggara Barat menggunakan penginderaan jauh dan sig. Jurnal Akuakultur Indonesia 13(1): 73-82.
Yulius, dkk. 2016. Kesesuaian kawasan budidaya rumput laut di Teluk Saleh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. J. Segara Vol. 12 No. 1 April 2016: 11-19.
Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta: Andi Offset.
Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografi: Tutorial Arc View. Bandung: Informatika.
PANDUAN APLIKASI Penginderaan Jauh Tingkat Dasar
http://batam.go.id/home/profil-det-geografis_kota_batam.html diakses pada tanggal 24 agustus 2016
http://www.humasbatam.com/2010/12/11/wako-lakukan-penanaman-perdana-rumput-laut/ diakses pada tanggal 24 agustus 2016
https://lisaontheblog.wordpress.com/2010/05/04/citra-modis/ diakses pada tanggal 30 juli 2016
http://eprints.uns.ac.id/23206/3/H0911035_bab2.pdf diakses pada tanggal 30 juli 2016 http://sinasinderaja.lapan.go.id/wp - content/uploads/2014/06/bukuprosiding_710-720.pdf diakses pada tanggal 30 juli 2016
http://www.oocities.org/yaslinus/b1_1.html diakses pada tanggal 3 agustus 2016 http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sistem-informasi-geografis.html