Nama = Arkan Bari Amanullah NIM = 211910201028
Kelas = Desain Pengemudian Elektrik Agroindustri (B) JUDUL
Internet of Things Sebagai Alat Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut Gracilaria Sp ABSTRAK
Rumput laut atau biasa disebut dengan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati bawah laut perairan di Indonesia yang sangat melimpah dengan kisaran 8,6% dari total biota laut. Rumput laut memiliki berbagai manfaat seperti untuk bahan makanan, bahan kosmetik dan lain-lain. Namun pada pembudidayaan rumput laut juga sering terjadi kegagalan yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah adanya penyakit atau hama yang menyerang rumput laut. Rumput laut jenis Gracilaria Sp pada tambak Gerongan di Pasuruan Jawa Timur sering mengalami respon berbeda pada saat penanaman di tambak yang berbeda.
Faktor lingkungan yang ada berasal dari tambak tempat penanaman rumput laut menjadi penyebab kerusakan. Alat ini dibuat menggunakan mikrokontroler untuk mencegah kegagalan panen dan kerusakan rumput laut laut yaitu rancang bangun alat penentuan lokasi budidaya rumput laut Gracilaria Sp dengan berbasis IOT. alat ini menggunakan NodeMCU ESP8266 dengan bantuan sensor yaitu sensor jarak untuk kedalaman air, sensor suhu, sensor kuat arus perairan, dan sensor pH. Hasil dari penelitian ini adalah para petani rumput laut dapat memonitoring rumput laut dengan menstabilkan lingkungan tambak dengan data yang telah didapatkan dari hasil sensor yang dapat mereka lihat pada aplikasi android. Dengan alat ini memudahkan petani dalam membudidayakan rumput laut serta membantu dalam meningkatkan kualitas panen rumput laut Grasilaria Sp.
PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG
Rumput laut atau biasa disebut dengan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati bawah laut perairan di Indonesia yang sangat melimpah dengan kisaran 8.6% dari total biota laut. Luas wilayah habitat rumput laut mencapai hingga 1,2 juta hektar yang menjadikan wilayah habitat terbesar di dunia. Rumput laut memiliki berbagai manfaat seperti untuk bahan makanan, bahan kosmetik dan lain-lain. Mengingat bahwa potensi pada rumput laut semakin besar dengan diiringi tingginya keanekaragaman jenis rumput laut yang berada di perairan Indonesia membuat rumput laut untuk terus di budidayakan.
Sebagian besar wilayah negara Indonesia merupakan perairan dengan luas yaitu mencapai
Internasional atau “United Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS) pada tanggal 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica. Dengan besarnya wilayah perairan di Indonesia, pantas jika negara Indonesia memiliki kekayaan alam laut yang begitu melimpah mulai dari flora hingga fauna dengan hampir seluruh berbagai spesies. Salah satu dari sumber daya laut Indonesia yaitu rumput laut.
b) TUJUAN
• Untuk membantu para nelayan memindahkan tempat Rumput Laut tumbuh secara otomatis
• Menghindari Rumput Laut terkena hama atau penyakit yang dikarenakan kualitas lokasi yang kurang tepat
• Menghasilkan jenis dan produk Rumput Laut terbaik c) MASALAH
Permasalahan yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini pada pembudidayaan rumput laut juga sering terjadi kegagalan yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah adanya penyakit atau hama yang menyerang rumput laut. Selain penyakit dan hama rumput laut juga memiliki permasalahan lain seperti pertumbuhan rumput laut berjalan lambat karena diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung pada waktu tertentu atau di musim tertentu. Umumnya pada kondisi tersebut dipengaruhi oleh hama atau penyakit. Rumput laut jenis Gracilaria Sp pada sering mengalami respon berbeda pada saat penanaman di tambak yang berbeda. Bibit yang digunakan merupakan bibit yang sama dan bagus namun dalam penanaman di lokasi tambak yang berbeda rumput laut tersebut mengalami kerusakan yang menyebabkan kegagalan panen. Petani rumput laut yang berada di Gerongan tidak mengetahui faktor yang membuat rumput laut rusak walaupun bibit yang mereka gunakan merupakan bibit yang sama saat panen. Hal tersebut menyebabkan keresahan bagi petani rumput laut karena meraka belum bisa mengatasi permasalahan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa faktor tersebut bukan berasal dari bibit rumput laut yang ada, melainkan dari tempat penanaman atau lingkungannya.
Karena lokasi yang berbeda akan memiliki spesifikasi tambak yang berbeda mulai dari kedalamannya, kuat arus yang mengairi tambak, itensitas sinar yang didapatkan dari matahari hingga pH air yang ada pada tambak tersebut.
PEMBAHASAN
• Desain Skematik
• Alat dan bahan
▪ ESP8266 NodeMCU
▪ Sensor Air Flow
▪ Hc-sr04 (Sensor Ultasonik)
▪ Sensor Suhu (DS18B20)
▪ Sensor PH-Meter
▪ Motor
▪ Baling-baling
▪ Pelampung
• Desain
Pada budidaya rumput laut terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti, kuatnya arus laut, ph dari air laut, suhu air laut dan kedalaman air laut. Arus laut merupakan faktor yang harus diutamakan dalam pemilihan lokasi budidaya rumput laut karena arus yang kencang akan mempengaruhi sedimentasi dalam perairan, yang pada akhirnya mempengaruhi cahaya dan juga kecepatan arus yang rendah akan menyebabkan lumut-lumut hinggap pada badan-badan rumput laut, yang dimana bisa menyebabkan adanya penyakit pada rumput laut.
Kecepatan arus yang sangat sesuai untuk penentuan lahan budidaya rumput laut adalah 0,25- 0,40 m/s. pH merupakan ukuran tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan, termasuk air laut. Perubahan pH dapat memengaruhi proses fisiologis dan pertumbuhan rumput laut.
Rumput laut umumnya dapat tumbuh optimal pada rentang pH air laut yang cukup stabil, yaitu sekitar 7,5 hingga 8,5. Pada pH di luar rentang ini, rumput laut dapat mengalami stres atau bahkan kematian. Kondisi suhu yang optimal berkontribusi pada proses fisiologis, metabolisme, dan reproduksi rumput laut. Kebanyakan jenis rumput laut tumbuh paling baik dalam rentang suhu tertentu, dan perubahan suhu di luar kisaran tersebut dapat memengaruhi secara negatif pertumbuhan dan keseimbangan ekosistem rumput laut. Secara umum, rumput laut dapat berkembang pada suhu air laut antara 15 hingga 20 derajat Celsius, meskipun ada variasi yang signifikan antarjenis. Kedalaman air laut memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan distribusi rumput laut. Rumput laut cenderung tumbuh di perairan yang memiliki kedalaman tertentu yang memenuhi kebutuhan fisiologis dan ekologis mereka.
Kedalaman air laut yang sesuai untuk rumput laut bervariasi tergantung pada jenis spesiesnya.
Sebagian besar rumput laut dapat ditemukan pada kedalaman air laut yang berkisar 30 cm hingga 50 cm dari permukaan air laut.
Alat ini akan bekerja Ketika setiap sensor mendeteksi sesuai parameter yang diinginkan seperti contoh data dibawah ini :
Arus (m/s) pH Suhu (oC) Kedalaman
(cm)
Kondisi pelampung
0,28 7,9 17 54 Bergerak
0,28 7,7 19 48 Diam
0,22 7,9 18 47 Bergerak
0,34 7,8 14,8 45 Bergerak
0,36 7,7 16 34 Diam
0,34 7,9 17 35 Diam
Jika dilihat dari data tabel diatas untuk data pertama kondisi pelampung bergerak hal ini dikarenakan kedalaman tidak sesuai yang diinginkan yaitu melebihi 50 cm, jadi pelampung bergerak mencari perairan dengan kedalaman dibawah 50 cm. Hal tersebut bisa dilihat pada data kedua untuk pelampung sudah diam atau sudah menempati lokasi perairan dengan kedalaman yang sesuai yaitu 48 cm dengan parameter yang lainnya sesuai. Pada data ketiga pelampung bergerak lagi dikarenakan sensor air flow mendeteksi kecepatan arus dibawah 0,25 m/s, yang dimana jika kecepatan arus dibawah 0,25 m/s maka ditakutkan lumut-lumut hinggap di badan-badan rumput laut, maka itu sensor air flow mendeteksi untuk mengirimkan sinyal ke mikrokontroller untuk menggerakan pelampung mencari lokasi dengan kecepatan arus yang sesuai. Pada data keempat untuk kecepatan arus sudah sesuai yaitu dengan nilai 0,34 m/s akan tetapi suhu pada perairan itu masih dibawah nilai suhu yang diinginkan yaitu 14,8 oC, sehingga pelampung bergerak lagi mencari perairan dengan suhu yang sesuai. Pada data kelima dan keenam sudah menunjukkan data parameter yang sesuai, sehingga pelampung akan berada pada perairan tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari penelitian yang sudah dilakukan hal ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Penentuan lokasi budidaya rumput laut Grasilaria Sp setiap rumput memiliki berbagai
macam parameter untuk melakukan pembudidayaan mulai dari kedalaman air laut, suhu perairan, kuat arus air yang terus mengalir, hingga pH air tambak untuk budidaya rumput laut.
2. Setiap parameter memiliki kapasitas untuk budidaya rumput laut seperti kecepatan arus berkisar dari 0,25-0,40 m/s, Suhu air laut 15 hingga 20 derajat Celsius, pH air laut 7,5 hingga 8,5 dan kedalaman air laut berkisar 30 cm hingga 50 cm.
3. Motor akan menyala untuk memutarkan baling-baling yang menggerakan pelampung Ketika ada salah satu parameter dari sensor tidak sesuai dengan kapasitas budidaya rumput laut dan pelampung akan diam Ketika parameter yang dideteksi sensor sudah sesuai dengan kapasitas budidaya rumput laut.
4. Nelayan dapat terbantu dari data-data tersebut untuk memonitoring kualitas rumput laut yang dibudidaya-nya.
Afif, M., Utomo, A. N., & Zafia, A. (2020). Internet of Things Sebagai Alat Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut Gracilaria Sp. JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA, 492-500.
Barqi, U. A., & Santyadiputra, G. S. (2019). Sistem Monitoring Online Pada Budidaya Udang Menggunakan Wireless Sensor Network dan Internet Of Things. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika, 476-487.
Harto, D., & Kurniawati, A. (2021). DETEKSI WARNA PENYAKIT RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN SENSOR WARNA. JURNAL MUSTEK ANIM, 36-40.
Paringsih, N. C., Setyono, P., & Sunarto. (2018). Konservasi Mangrove Berbasis TRM (Tanam Rawat Monitoring) untuk Menjaga Sumberdaya Laut di Cengkrong, Trenggalek.
Bioeksperimen, Volume 4 No.2, (September 2018), 22-34.
Rosman, A., Zahir, Wahyuni, A., & Anastasya, A. (2019). Rancang Bangun Antar Muka Monitoring Suhu dan Salinitas Lahan Budidaya Rumput Laut Berbasis Mikrokontroller dan Android. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komputer 2019, 127-133.