• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI ZAKAT MELALUI DOMPET DHUAFA SEBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POTENSI ZAKAT MELALUI DOMPET DHUAFA SEBA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang menempati peringkat keempat di dunia dalam hal jumlah penduduknya. Hal ini memberikan keuntungan dan kerugian tersendiri bagi Indonesia. Tergantung bagaimana negara memandang hal ini sebagai peluang kemajuan negara atau sebaliknya. Jumlah penduduk yang begitu padat akan menjadi sebuah masalah bila masyarakat tidak produktif dan pemerintah juga tidak mampu memberikan regulasi yang baik dan kebijakan yang sesuai untuk masyarakat. Pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan kemampuan masyarakat yang baik akan semakin menambah masalah negara. Hingga tingkat kejahatan yang meningkat, kemacetan yang semakin parah, dan kemiskinan yang tak kunjung usai. Menurut data dari Badan Pusat Statistik yang diambil dari data Mabes Polri jumlah tindak pidana yang dilakukan masyarakat hingga tahun 2009 adalah sebanyak 344.942 jiwa. Angka diperkirakan akan terus naik hingga di tahun 2013 ini mengingat belum ada data yang valid hingga tahun 2013. Sedangkan dari sisi kemiskinan, meskipun kemiskinan di Indonesia turun dari 47,97 juta jiwa atau sekitar 23,43 % pada tahun 1999 menjadi 30,02 juta jiwa atau sekitar 12,49 % pada tahun 2011, hal ini belum mampu menggambarkan keadaan real masyarakat Indonesia. Kesenjangan sosial diantara masyarakat masih terlihat begitu jelas.

(2)

pemerintah mampu memberikan suatu solusi maupun alternatif untuk memaksimalkan potensi masyarakat. Usaha-usaha kecil dan mikro bisa menjadi sebuah amunisi yang ampuh untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Masyarakat diperdayakan dengan berbagai ketrampilan agar mampu menciptakan usaha-usaha yang lebih produktif. Dengan ini kesejahteraan masyarakat bisa dicapai. Namun pada kenyataannya, usaha mikro seringkali terkendala dengan masalah finansial atau pembiayaan. Banyak masyarakat menengah kebawah masih belum bisa mandiri dalam hal pembiayaan. Sehingga sebagian dari mereka tidak dapat mengembangkan usahanya, atau dengan terpaksa meminjam tambahan modal kepada bank titil (bank keliling), yang mengenakan bunga peminjaman cukup besar bagi masyarakat menengah ini. Hal ini membuat mereka seakan akan tercekik, karena sebagian keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil usahanya, harus dibayarkan untuk bunga pinjaman yang besar.

Salah satu manfaat-manfaat zakat bagi masyarakat, dalam hal ini mustaqik atau penerima zakat adalah dapat memberikan pembiayaan tanpa bunga bagi mereka untuk menjalankan usaha produktif. Seperti yang penulis uraikan diatas pembiayaan masih menjadi penghambat bagi masyarakat untuk memaksimalkan usahanya. Dengan adanya mekanisme zakat dan penyaluran yang tepat, kesehatan ekonomi akan bisa dirasakan semua pihak. Ada banyak potensi dari zakat yang saat ini belum begitu maksimal diupayakan.

(3)

membayar zakat akan dikenakan sanksi yang tegas dari pemerintah Malaysia. Zakat menjadi perhatian penting dalam agenda pemerintah. Pengelolaan zakat ditangani oleh pemerintah melelui negara-negara bagian dengan lembaga PPZ sebagai pengumpul zakat dan Baitul Maal sebagai penyelur zakat kepada muzaki.

Sedangkan di Indonesia baik dari segi peraturan dan penyaluran zakat masih banyak potensi yang belum bisa dimaksimalkan. Penyaluran zakat di Indonesia menurut Undang-Undang no 30 Tahun 1999 pasal 6 dan 7 pengelolaan zakat dilakukan oleh BAZ (Badan Amil Zakat) dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang dikukuhkan, dibina dan dilindungi pemerintah. Dalam penelitian ini, penulis mengarahkan perhatian pada lembaga Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa adalah salah satu lembaga penghimpunan dan penyeluran zakat yang ada di Indonesia. Mekipun berdiri secara indipenden lembaga ini memiliki banyak potensi yang bisa dioptimalkan untuk mengembangkan peran dan manfaat zakat di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang ini penulis menggagas karya tulis berjudul Potensi Zakat melalui Lembaga Dompet Dhuafa sebagai Penunjang Pembiayaan Masyarakat Di Wilayah Wonokusumo, Surabaya : Analisis Ekonomi dan Bisnis. Penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi penuis dan bagi para pembaca.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut kamu mengambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kondisi ekonomi masyarakat Wonokusumo sebelum

mendapat bantuan pembiayaan dari lembaga Dompet Dhuafa ?

2. Bagaimanakah kemajuan usaha masyarakat Wonokusumo setelah mendapat bantuan pembiayaan dari lembaga Dompet Dhuafa ?

(4)

Tujuan penelitian kami sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi ekonomi masyarakat Wonokusumo sebelum mendapat bantuan pembiayaan dari lembaga Dompet Dhuafa.

2. Untuk menganalisis kemajuan usaha masyarakat Wonokusumo setelah mendapat bantuan pembiayaan dari lembaga Dompet Dhuafa.

3. Untuk mendiskripsikan tentang peran dan potensi zakat bagi masyarakat secara umum bila terus dikembangkan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan analisis lebih lanjut dalam perkembangan ilmu ekonomi khususnya dalam konsentrasi ilmu ekonomi islam, yang saat ini menunjukkan gejolak perkembangan yang cukup pesat.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi pembaca

Dapat menambah wawasan serta dapat menjadikan karya tulis ini sebagai bahan referensi untuk meningkatkan peran dan pengembangan zakat untuk masyarakat luas.

2. Bagi Masyarakat

Membantu masyarakat dalam memberikan masukan dan pengetahuan mengenai potensi zakat dan pengelolaannya, sehingga masyarakat menjadi tertarik dan terus menupayakan untuk mengembangkan zakat di wilayahnya.

(5)

penelitian dari para tokoh terkemuka akan kami kutip disini untuk semakin mendukung materi kami.

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari mengenai pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi umat dapat dilakukan dengan memberikan sarana atau peralatan kepada mustahiq yang disesuaikan dengan kepandaian atau keterampilan yang dimiliki oleh mustahiq. Sedangkan kepada mustahiq yang mampu mengembangkan usaha produktifnya diberikan modal.

Ulin Ulfa dalam penelitiannya membahas tentang pendayagunaan zakat secara produktif dalam perspektif hukum Islam adalah dapat dibenarkan, sepanjang memperhatikan kebutuhan pokok bagi masing-masing mustahiq dalam bentuk konsumtif yang bersifat mendesak untuk segera diatasi. Selain itu pendayagunaan dan pengelolaan zakat untuk usaha produktif dibolehkan oleh hukum Islam selama harta zakat tersebut cukup banyak.

A. Qodri Azizy dalam bukunya menyimpulkan bahwa zakat hendaknya tidak sekedar konsumtif, maka idealnya zakat dijadikan sumber dana umat. Penggunaan zakat untuk konsumtif hanyalah untuk hal-hal yang bersifat darurat. Artinya, ketika ada mustahiq yang tidak mungkin untuk dibimbing untuk mempunyai usaha mandiri atau memang untuk kepentingan mendesak, maka penggunaan konsumtif dapat dilakukan

(6)

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan (field researih) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini pembahasan akan menitik beratkan pada bagaimana pengaruh jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif di Social Trust Fund (STF), salah satu program pemberdayaan zakat milik Dompet Dhuafa di daerah desa Wonokusumo, terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh Mustahiq melalui kegiatan UMKM. Di mana penelitian ini merupakan penelitian laporan yaitu penelitian terhadap data primer melalui wawancara dan sekunder yang didapatkan melalui berbagai sumber tidak langsung.

2. Subjek Penelitian

Subyek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan penelitian. Pada Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Zakat” yang menjadi subyeknya adalah sejumlah mustahiq yang mendapatkan pinjaman pembiayaan dari Social Trust Fund (STF).

3. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan cara:

1. Metode Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan data-data atau laporan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Metode Wawancara

(7)

dengan masalah yang dibahas untuk memperoleh informasi mengenai pendayagunaan zakat produktif bagi masyarakat di daerah desa Wonokusumo.

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Zakat

Menurut Bahasa (lughat), zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10). Menurut Hukum Islam (istilah syara’), zakat adalah nama bagi suatu pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawiy). Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah dinamakan infaq. Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah dinamakan shadaqah.

Dalam al Qur’an ada banyak ayat yang menyebutkan tentang zakat dan kewajiban mengeluarkan zakat. Diantara nya adalah

ن

ن ِيععك

ع َّاررلَّاَ عنمنَ َّاُوععك

ن ررَّاونَ ةنَاكنزرلَّاَ َّاُوتعَآونَ ةنلنص

ر لَّاَ َّاُوم

ع ِيق

ع أنون

(8)

هعدعَابببنععَ ن

ر ببع

ن َ ةنبببنُورترلَّاَ ل

ع بببنقرينَ ُونببهعَ هنببلرلَّاَ ن

ر أنَ َّاُوببم

ع لنعرينَ م

ر ببلنأ

ن

م

ع ِيح

ع ررلَّاَ ب

ع َّاُورترلَّاَ ُونهعَ هنلرلَّاَ ن

ر أنونَ ت

ع َاقند

ن ص

ر لَّاَ ذ

ع خ

ع أرينون

“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. ( Q.S At Taubah : 104)

Zakat adalah salah satu ibadah yang diwajibkan dalam agama Islam dan menjadi unsur pokok bagi tegaknya syariat islam. Kewajiban setiap muslim untuk menjalankan ibadah ini menjadi suatu aturan yang harus dijalankan sebagai syarat keimanan seseorang yang terinci dalam rukun islam. Pengeluaran zakat dikhususkan pada mereka yang terkategori kaum yang mampu secara ekonomi. Sedangkan yang tidak mampu adalah yang berhak menerima zakat. Adapun golongan yang berhak menerima zakat terbagi menjadi 8 golongan dalam surat At – Taubah ayat 60, yaitu orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang terlilit utang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan.

(9)

dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”(Q.S at Taubah : 60)

Alur distribusi ini seolah menjadi sebuah puzzle yang menjadi sebuah kesatuan. Harta dari mereka yang mampu disalurkan kepada mereka yang memang membutuhkannya. Adanya kewajiban ini bukanlah untuk memberatkan bagi kaum muslim karena dengan ini hartanya akan berkurang. Namun konsep zakat ini adalah suatu teori yang sangat ideal untuk pemerataan pendapatan.

2.2 Tujuan Zakat

Adanya kewajiban untuk mengeluarkan zakat kepada seluruh umat muslim memiliki tujuan dan manfaat yang akan kembali pada umat muslim sendiri. Manfaat-manfaat tersebut dapat dirasakan baik dari segi sosial maupun ekonomi. Dan diantara nya adalah sebagai berikut :

1. Mensucikan jiwa orang yang membayarnya dari sifat serakah dan sebaliknya, mendorong untuk berderma dan membelanjakan harta untuk hal-hal yang baik.Hasilnya ditunjukkan dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku orang-orang yang melaksanakannya.

2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnussabil, dan mustahiq lainnya.

3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya.

(10)

5. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu masyarakat.

6. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta.

7. Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

2.3 Kajian Zakat dalam Ekonomi

Dalam kajian ekonomi makro, pendapatan menjadi salah satu indikator kesejahteraan suatu negara. Adanya kemajuan pendapatan secara agregat tentunya dipengaruhi variable-variabel lain yang sangat mempengaruhinya yaitu konsumsi, investasi, government dan net ekspor. Dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut :

Y = C + I + G +Nx

Zakat disini dapat mempengaruhi dari segi konsumsi dan investasi 1. Konsumsi

Zakat akan memberikan pengahasilan kepada mustaqik (penerima zakat), konsumsi mereka pun akan meningkat dan diiringi dengan peningkatan MPC (marginal propensity to consume). Ini akan menyebabkan konsumsi secara agregat akan naik dan kemudian meningkatkan pendapatan nasional.

2. Investasi

(11)

Hubungan antara muzaki dan mustaqik dalam meningkatkan pendapatan nasional dapat dilihat disini. Dengan adanya zakat konsumsi mustaqik akan meningkat dengan diasumsikan kebutuhan meningkat. Kebutuhan konsumsi mustaqik ini akan mendorong muzaki untuk investasi dan produksi. Kedua variable diatas secara matematis berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Zakat menyebabkan investasi dan konsumsi meningkat.

Selain berpengaruh pada konsumsi dan investasi, zakat juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Zakat adalah suatu bentuk kewajiban mengeluarkan hartanya dengan syarat tertentu. Salah satunya adalah terpenuhinya nisab (batas minimal harta yang menjadi objek zakat) dan haul (batas minimal waktu harta tersebut yaitu satu tahun). Bila kedua syarat ini terpenuhi maka wajib untuk mengeluarkan zakat. Jadi tidak semua harta diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya. Dengan ini seorang produsen akan lebih memilih untuk memproduktifkan hartanya (berproduksi) dan memperoleh laba, dibandingkan dengan membiarkan harta nya. Karena dengan tidak memproduktifkan hartanya, akan semakin habis dengan adanya zakat yang dikenakan tiap tahunnya.

(12)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kondisi Ekonomi Masyarakat di Desa Wonokusumo

Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur ini adalah kota di Indonesia yang mendapat sebutan sebagai kota metropolitan kedua setelah Jakarta. Namun kendati demikian ditengah hingar-bingar dan kemajuan kota Surabaya, masih banyak masyarakat di sudut sudut kota yang belum mampu untuk ikut menikmati kemegahan kota Surabaya, akibat terhimpitnya perekonomian mereka. Salah satu contohnya adalah desa Wonokusumo, Kecamatan Semampir. Desa yang sebagian besar penduduknya berasal dari wilayah Madura ini adalah sebuah desa di sudut kota Surabaya yang masyarakatnya masih tergolong sebagai masyarakat menengah kebawah dengan tingkat perekonomiannya belum sabil. Mata pencaharian mereka sebagian besar adalah dalam bentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) maupun sebagai buruh.

Keadaan mereka belum bisa berkembang dengan baik dikarenakan berbagai faktor. Mulai dari pendidikan yang rendah, keterampilan yang minim hingga masalah keuangan dan modal. Sehingga mereka hanya bisa mendirikan usaha sebatas sebagai penjual jajanan kecil, toko-toko peracangan dan yang lainnya. Keuntungan yang didapat dari usaha ini tentu juga tak begitu banyak.

(13)

untuk mengembangkan usahanya dikarenakan terkendala oleh berbagai kebutuhan, misalnya penggunaan biaya pendidikan anak untuk masuk sekolah, untuk kebutuhan dapur sehari-hari sampai pada kebutuhan yang tak terduga seperti untuk membiayai keluarga yang sedang dirawat di rumah sakit. Sehingga, kehadiran suatu lembaga pembiayaan untuk pengembangan usaha mereka sangat diperlukan.

Sejumlah lembaga yang bergerak dalam bidang pembiayaan memang ada di daerah Wonokusumo. Seperti koperasi dan bank keliling. Alih-alih memberikan modal kepada masyarakat, lembaga yang membidik usaha mikro ini justru semakin mencekik keadaan ekonomi masyarakat. Peminjaman yang dilakukan oleh masyarakat harus dikembalikan dengan sejumlah tambahan bunga.

Masyarakat meminjam sejumlah uang untuk membiayai usahanya, keuntungan yang didapat diputar lagi sebagai modal untuk usaha selanjutnya, dan harus mereka sisihkan juga untuk membayar bunga dari pinjaman yang mereka terima. Keadaan yang seperti ini semakin mempersulit usaha-usaha mikro di desa Wonokusumo ini untuk berkembang. UMKM yang seharusnya berkembang dengan adanya pinjaman dana dari bank ini justru pada kenyataannya semakin meredup.

3.2 Kondisi Ekonomi Masyarakat di Desa Wonokusumo Setelah Mendapat Bantuan dari Dompet Dhuafa

3.2.1 Dompet Dhuafa

(14)

berusaha menumbuhkembangkan aset masyarakat melalui ekonomi yang berkeadilan. Implikasi dari misi ini Dompet Dhuafa realisasikan dalam berbagai program dalam bidang garap ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Pada bahasan ini penulis akan lebih fokus pada program peningkatan ekonomi karena inilah tujuan utama dari Dompet Dhuafa.

Salah satu program dari Dompet Dhuafa yang menjadi objek penelitian penulis adalah Social Trust Fund (STF). Social Trust Fund berfokus pada pemberian modal usaha dan pendampingan pada sektor usaha ekonomi mikro. Target usaha dari STF antara lain :

1. Perdagangan Mikro (warung klontong, pedagang sayur keliling, pedagang pasar tradisional, pedagang makanan kecil, pedagang bakso, pedagang mie ayam, pedagang rujak, pedagang siomay, dll).

2. Industri Rumah Tangga (Makanan olahan & minuman rumahan, pengrajin, industri makanan tradisional, dll).

3. Penyediaan Jasa (Konveksi, pangkas rambut, service elektronik, ojek motor, dll). 4. Pertanian, Peternakan & Perikanan.

(15)

Di seluruh wilayah Indonesia program STF dari Dompet Dhuafa ini berjumlah tujuh SFT. Diantaranya adalah STF Jakarta Barat, STF Mentawai, Koperasi STF Padang Pariaman, STF Tangerang Selatan, Koperasi STF Tasikmalaya, STF Wasior (Papua Barat) dan yang baru berdiri bulan Agustus 2013 yang lalu adalah STF Wonokusumo Surabaya dan terus berjalan hingga saat ini. STF Wonokusumo inilah yang dijadikan objek penelitian oleh peneliti.

3.2.2 Perkembangan dan Peran Social Trust Fund (STF) bagi Masyarakat Wonokusumo.

Melalui berbagai survei lapangan, maka ditentukanlah daerah Wonokusumo sebagai penerima bantuan pengembangan modal usaha oleh Dompet Dhuafa. Maka dibangunlah kantor STF di Jln. Bulaksari gang 2 no. 5B. Surabaya sejak bulan Agustus 2013.

Pada mulainya, STF memberikan pinjaman modal sebesar Rp 500.000,00 kepada masyarakat yang telah memiliki usaha. Sistem pengembalian modal ini adalah melalui angsuran yang diangsur selama 5 kali setiap bulannya tanpa bunga. Bagi para pengusaha yang teratur dalam pengembalian angsuran dan tidak pernah terlambat, nantinya pada bulan akhir angsuran akan mendapatkan tawaran lagi untuk melakukan pinjaman dengan nominal yang lebih besar, yaitu sebanyak Rp 750.000,00 hingga Rp 1.000.000,00

(16)

telah didirikan, keuntungan, dan yang paling penting adalah mereka memiliki niat untuk terus mengembangkan usahanya dan memiliki semangat pantang menyerah.

Pencapaian angka sebanyak ini tentulah tidak mudah. STF harus berusaha gigih untuk mensosialisasikan programnya dengan bantuan berbagai tokoh terkemuka di wilayah tersebut, seperti para tokoh agama, ketua desa maupun yang lainnya. Berikut ini adalah data sampel mengenai jumlah peminjam dana yang tersebar di sepanjang wilayah desa Wonorejo per tanggal 11 Oktober 2013

Gambar 1.1 Data Laporan Dana Usaha Penyaluran Dana Modal Usaha per tanggal 11 Oktober 2013

(17)

yang diberikan oleh STF sebesar Rp 500.000,00 mampu menciptakan pendapatan dan keuntungan dari usaha yang telah dijalankan. Sehingga memang adanya peminjaman dana yang berasal dari zakat ini berpengaruh terhadap pendapatan para penjalan usaha di Wilayah Desa Wonokusumo.

BAB IV

PENUTUP

(18)

Zakat bagi masyarakat, dalam hal ini mustaqik atau penerima zakat adalah dapat memberikan pembiayaan tanpa bunga bagi mereka untuk menjalankan usaha produktif.

Mekipun berdiri secara indipenden, lembaga zakat, dalam kajian ini adalah dompet Dhuafa memiliki banyak potensi yang bisa dioptimalkan untuk mengembangkan peran dan manfaat zakat di Indonesia.

Pendayagunaan zakat yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan tidak hanya digunakan sebagai pemenuhan konsumtif semata tetapi juga dapat dipergunakan untuk usaha-usaha pemenuhan kebutuhan produktif.

Pengelolaan dana zakat produktif di wilayah desa Wonokusumo, dikelola oleh lembaga pengelola zakat Dompet Dhuafa melalui salah satu programnya, yaitu Social Trust Fund (STF) berupa bantuan peminjaman modal usaha dengan angsuran tanpa bunga, mulai dari Rp 500.000,00 hingga Rp 1.000.000,00 kepada masing masing mustahiq yang memiliki usaha

Adanya penyaluran zakat produktif di wilayah Desa Wonokusumo ternyata berpengaruh positif terhadap peningkatan usaha di wilayah tersebut. Pendapatan mustahiq di desa tersebut dapat naik karena mendapatkan suntikan dana untuk mengembangkan usahanya.

4.1 SARAN

(19)

Dompet Dhuafa hendaknya lebih selektif lagi dalam memberikan bantuan kepada golongan penerima zakat produktif. Proses monitoring dan pembinaan kepada mustahiq harus dilakukan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’anul karim.

A.Karim, Adiwarman. 2012.Ekonomi Mikro Islam.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Huda, Nurul dkk.2013.Ekonomi Makro Islam Pendekatna Teoritis.Jakarta: PT Fajar

(20)

Hosnu El Wafa. 2013.Konsepsi Zakat Produktif dalam Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. (skripsi). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005, hlm. 73 Sartika, Mila. 2008 “Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan

Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta” (online).http://journal.uii.ac.id/index.php/JEI/article/viewFile/163/128. Diakses tanggal 18 November 2013.

Gambar

Gambar 1.1 Data Laporan Dana Usaha Penyaluran Dana Modal Usaha per tanggal 11 Oktober 2013

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CTRA adalah mendirikan dan menjalankan usaha di bidang pembangunan dan pengembangan perumahan (real estat),

Hal yang terlihat pada data penelitian bahwa dominasi pemilihan foto pribadi sebagai identitas yang secara nonverbal mengkomunikasikan diri mereka menggambarkan

Ex : Mother Complex tidak hanya berasal dari hubungan personal dengan ibunya, tetapi juga dipicu oleh pengalaman seluruh spesies dengan ibunya dan sebagian dibentunk oleh

Kegiatan sosialisasi JKN bisa menjadi jembatan antara masyarakat dengan pelaksana program. Bukan hanya itu saja, kegiatan sosialisasi juga mampu mengangkat nama BPJS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara word of mouth terhadap keputusan pembelian, kualitas layanan berpengaruh

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka industri kreatif BO Production dinilai sangat menarik untuk diteliti, sehingga peneliti tertarik untuk menuangkan

Cilji ugotoviti vzroke kaheksije in dehidracije motivirati starostnika za dober apetit zagotoviti zadostno uživanje tekočine izbrati prijazen način nadomeščanja hrane in

Yang dimaksud dengan prakualifikasi massal untuk Pengadaan Barang/Jasa dalam kurun waktu tertentu adalah pelaksanaan prakualifikasi yang dilakukan sekaligus kepada