PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN
I
I
N
N
S
S
P
P
E
E
K
K
T
T
O
O
R
R
A
A
T
T
Jl. Ahmad Yani 65 A Pacitan 63511℡
Telp. (0357) 881164 | Fax (0357) 884879A
A
N
N
A
A
L
L
I
I
S
S
A
A
K
K
E
E
B
B
U
U
T
T
U
U
H
H
A
A
N
N
TENAGA PEMERIKSA
BERDASARKAN BEBAN KERJA
HARI PENGAWASAN (HP)
K
K
ata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayahnya, sehingga Analisa Kebutuhan Tenaga Pemeriksa Berdasarkan
Beban Kerja Hari Pengawasan (HP) di Inspektorat Kabupaten Pacitan Tahun 2017 dapat tersusun dengan baik dan disajikan secara sistematik.
Dokumen ini memberikan gambaran mengenai kebutuhan tenaga sumber
daya manusia pemeriksa di Inspektorat Kabupaten Pacitan sebagai wujud dalam
upaya mencapai visi Inspektorat yang telah ditetapkan, yakni terwujudnya
pengawasan yang handal dalam mendukung keberhasilan Pemerintahan Daerah.
Analisa perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan beban kerja Hari
Pengawasan (HP), sehingga berperan juga sebagai salah satu penjamin dalam
mewujudkan aparatur pengawasan yang kompeten dan profesional. Di samping itu,
dokumen ini diharapkan dapat sejalan dengan upaya penguatan APIP di Kabupaten
Pacitan sebagaimana Rencana Aksi Program Pemberantasan Korupsi yang
disepakati bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terintegrasi dengan
kabupaten / kota di Jawa Timur.
Kami menyadari bahwa masih banyak hal yang perlu disempurnakan dalam
penyusunan dokumen ini, namun demikian semoga dapat menjadi referensi
penyusunan Formasi PNS Pemerintah Kabupaten Pacitan Tahun 2017.
Pacitan, Desember 2017
INSPEKTUR KABUPATEN PACITAN
Ir. LAN NARIA HUTAGALUNG, M.Aks
D
D
a
a
ft
f
ta
a
r
r
I
I
si
s
i
Hal
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Daftar Tabel ... iii
Daftar Gambar ... iv
I Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Maksud dan Tujuan ... 5
C. Pengertian ... 5
II Pembahasan ... 9
A. Dasar Hukum ... 9
B. Asumsi yang Digunakan ... 9
C. Penghitungan Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Pemeriksa ... 14
III Kesimpulan dan Saran ... 17
A. Kesimpulan ... 17
B. Saran ... 18
D
D
a
a
ft
f
ta
a
r
r
T
T
a
a
b
b
el
e
l
Hal
Tabel 1.1 Klasifikasi jabatan fungsional tenaga pemeriksa ... 4
Tabel 2.1 Susunan Personil dalam 1 Tim Pemeriksa ... 11
Tabel 2.2 Rekapitulasi Beban Kerja Hari Pengawasan (HP) ... 15
Tabel 2.3 Kebutuhan personil berdasarkan jenjang dan peran ... 16
D
D
a
a
ft
f
ta
a
r
r
Ga
G
a
m
m
b
b
a
a
r
r
Hal
ANALISA KEBUTUHAN TENAGA PEMERIKSA
BERDASARKAN BEBAN KERJA HARI PENGAWASAN (HP) DI INSPEKTORAT KABUPATEN PACITAN
TAHUN 2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan efektif dan efisien
serta penyelenggaraan pelayanan publik yang
memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat diperlukan
jumlah, kualitas, komposisi dan distribusi pegawai yang
tepat sesuai beban kerja dan kebutuhan riil organisasi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun
2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 dan petunjuk
pelaksanaannya berupa Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai berdasarkan Beban Kerja dalam
rangka penyusunan formasi pegawai negeri sipil, telah
ditetapkan dasar perhitungan kebutuhan pegawai untuk
penyusunan formasi pegawai negeri sipil melalui
analisis beban kerja sehingga dapat menentukan
satuan organisasi agar mampu melaksanakan tugas
dan fungsinya;
2. Perbedaan yang cukup signifikan masih dijumpai dalam
perhitungan jumlah Pegawai Negeri Sipil di Inspektorat
antara satu kabupaten/ kota dengan kabupaten/ kota
lainnya, meskipun Inspektorat tersebut memiliki
karakteristik yang hampir sama. Permasalahan tersebut
salah satunya disebabkan karena jabatan fungsional
yang dimiliki oleh setiap Inspektorat kabupaten/ kota
tersebut berbeda-beda. Berdasarkan Peraturan Menteri
PAN dan RB, jabatan fungsional yang diberikan
wewenang dalam melaksanakan fungsi pembinaan dan
pengawasan internal (tenaga pemeriksa) adalah
Auditor, Pengawas Pemerintahan dan Auditor
Kepegawaian. Namun, pada kenyataannya,
masing-masing Inspektorat kabupaten/ kota memiliki jabatan
fungsional yang bervariasi satu sama lain. Bahkan juga
dijumpai beberapa kabupaten/ kota yang belum
memiliki salah satupun dari jabatan fungsional tersebut;
3. Saat ini, Inspektorat Kabupaten Pacitan memiliki ke-3
jenis jabatan fungsional pengawasan tersebut, yakni
Auditor, Pengawas Pemerintahan dan Auditor
Kepegawaian. Para PNS yang diangkat dalam ke-3
proses Inpassing, sehingga perhitungan formasi/
kebutuhan awal masih mengacu pada ketentuan proses
inpassing masing-masing jabatan fungsional tersebut;
4. Jabatan fungsional Auditor telah dibentuk sejak tahun
1996 dengan instansi pembina Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pedoman
perhitungan kebutuhan jabatan fungsional Auditor
mengacu pada Keputusan Kepala BPKP Nomor
KEP-971/K/SU/2005 tentang Pedoman Penyusunan Formasi
Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah (APIP). Berdasarkan
pedoman tersebut, dalam menghitung formasi jabatan
fungsional Auditor telah diuraikan dengan jelas, yakni
perhitungan berdasarkan beban kerja hari pengawasan
(HP);
5. Sedangkan pedoman penyusunan formasi untuk
jabatan Pengawas Pemerintahan dan Auditor
Kepegawaian dari instansi pembina masing-masing
yakni Kementerian Dalam Negeri dan Badan
Kepegawaian Negara, belum ada. Meskipun demikian,
berdasarkan PermenPAN Nomor 15 Tahun 2009 dan
Lampiran Permendagri Nomor 47 Tahun 2010, formasi
jabatan fungsional Pengawas Pemerintahan di
maksimal 48 (empat puluh delapan) orang. Tidak ada
penjelasan lebih lanjut tentang pendekatan perhitungan
dimaksud. Demikian sama halnya dengan jabatan
fungsional Auditor Kepegawaian, mengacu pada
PermenPAN dan RB Nomor 40 Tahun 2012 tentang
Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian, formasi
Auditor Kepegawaian di lingkungan Inspektorat
Kabupaten/ Kota telah ditentukan paling banyak 5
(lima) orang. Penjelasan lebih lanjut tentang cara
perhitungan lebih rinci hanya mengacu kepada analisa
jabatan dan penghitungan beban kerja;
6. Klasifikasi ketiga jabatan fungsional tenaga pemeriksa
tersebut disajikan sebagaimana tabel berikut:
No Jabatan
Fungsional Rumpun
Instansi
Manajemen BKN Maksimal 5
orang per
Kabupaten
Tabel 1.1 Klasifikasi jabatan fungsional tenaga
B. Maksud dan Tujuan
1. Analisa kebutuhan tenaga pemeriksa ini dimaksudkan
untuk mendapatkan jumlah dan susunan tenaga
pemeriksa sesuai dengan beban kerja yang
dilaksanakan secara proporsional. Formasi tenaga
pemeriksa ini merupakan kebutuhan ideal untuk
pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan tahun 2018;
2. Dengan adanya penghitungan kebutuhan tenaga
pemeriksa ini, Inspektorat Kabupaten Pacitan
diharapkan dapat melakukan distribusi tenaga
pemeriksa dalam penugasan pengawasan dengan
efektif dan efisien.
C. Pengertian
Agar diperoleh pemahaman yang sama, yang dimaksud
dengan:
1. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai
Negeri Sipil yang diperlukan oleh satuan organisasi
negara agar mampu melaksanakan tugas pokok untuk
jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang;
2. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah
instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas
melaksanakan pengawasan intern di lingkungan
terdiri dari Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal/
Inspektorat/ Unit Pengawasan Intern pada
Kementerian/ Kementerian Negara, Inspektorat Utama/
Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Kementerian,
Inspektorat/ Unit Pengawasan Intern pada
Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga
Negara, Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/ Kota, dan
Unit Pengawasan Intern pada Badan Hukum
Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
3. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan/ atau keterampilan
tertentu yang bersifat mandiri dan telah ditetapkan
angka kreditnya oleh Menteri yang bertanggung jawab
di bidang pendayagunaan aparatur negara sesuai
dengan rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri
Sipil;
4. Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup,
tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang
diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang;
5. Pejabat Pengawas Penyelenggaran Urusan
Pemerintahan Daerah (P2UPD), selanjutnya disingkat
Pengawas Pemerintahan, adalah pejabat fungsional
yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab,
dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan
atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di
daerah, di luar pengawasan keuangan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil;
6. Auditor Kepegawaian selanjutnya disingkat Audiwan
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan pengawasan dan pengendalian kepegawaian
instansi daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
7. Tenaga pemeriksa adalah Auditor, P2UPD dan
8. Obyek Pengawasan/ Auditan adalah orang/ instansi
pemerintah yang dilakukan pengawasan oleh APIP;
9. Pengawasan adalah proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, dan pemantauan terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang
baik;
10. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan
evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif,
dan profesional berdasarkan standar audit, untuk
menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas,
efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas
dan fungsi instansi pemerintah;
11. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
hasil/ prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana,
atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan;
12. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu
telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar,
rencana, atau norma yang telah ditetapkan;
13. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu
program/kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan;
14. Hari Pengawasan (HP) adalah jumlah hari yang
tersedia dalam 1 (satu) tahun bagi tenaga pemeriksa
untuk melaksanakan kegiatan pengawasan.
II. PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum
1. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan tanggal 28 Oktober 2005 Nomor
KEP-971/K/SU/2005 tentang Pedoman Penyusunan Formasi
Jabatan Fungsional Auditor;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun
2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tahun 2018.
B. Asumsi yang Digunakan
1. Tim Pemeriksa
Susunan tim pemeriksa terdiri atas 1 orang Ketua tim,
yang diperankan oleh jenjang Muda, dan 3 orang
Terampil. Artinya, untuk 1 kali penugasan yang
dikerjakan oleh 1 Tim, dibutuhkan tenaga pemeriksa
sebanyak 4 orang;
2. Hari Pengawasan (HP)
Inspektorat Kabupaten Pacitan menerapkan 5 hari kerja
dalam 1 minggu, sehingga jumlah hari pengawasan
yang digunakan adalah 200 HP per orang;
3. Gugus Tugas (GT)
Konsep susunan atau struktur Gugus tugas di dalam
kegiatan pengawasan dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.1 Susunan Gugus Tugas
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut, dalam 1 unit gugus
unit Gugus Tugas diperlukan personil sebanyak 13
orang, dengan rincian sebagaimana tabel 4.1 berikut:
No Peran Banyak
(orang) Jenjang
1 Pengendali
Teknis (Dalnis)
1 Jenjang Ahli
Madya,
mengampu 3 Tim
Pemeriksa
Tabel 2.1 Susunan Personil dalam 1 Tim Pemeriksa
Selain ketiga peran tersebut, diperlukan juga
Pengendali Mutu (Daltu) yang diperankan oleh jenjang
Ahli Utama. Idealnya, untuk 1 orang Pengendali mutu
mengampu 1 (satu) sampai 3 (tiga) unit Gugus tugas.
Berdasarkan asumsi Hari Pengawasan (HP) yang
dipakai, yakni 200 HP, maka beban kerja pengawasan
untuk 1 unit Gugus tugas adalah sebesar 13 orang x
200 HP = 2.600 HP. Khusus untuk kondisi Gugus tugas
awal, ditetapkan suatu indek sebesar 1,5, sehingga
Hari Pengawasan (HP) untuk 1 unit Gugus tugas
persamaan untuk menghitung Hari Pengawasan (HP)
berdasarkan Gugus Tugas (GT) tersebut adalah:
HP = 3.900 + 2.600 (GT-1)
Artin ya:
Untuk Gugus tugas sebanyak 1 unit, maka
dibutuhkan Hari Pengawasan sebesar 3.900 HP,
namun untuk Gugus tugas sebanyak 2 unit
dibutuhkan Hari Pengawasan sebesar 6.500 HP
(3.900 HP + 2.600 HP). Demikian halnya apabila
Gugus tugas sebanyak 3 unit, maka Hari
Pengawasan yang dibutuhkan sebesar 9.100 HP.
Demikian seterusnya untuk setiap penambahan
Gugus tugas, sebagaimana telah dipetakan dalam
matrik pada lampiran 1;
4. Beban Kerja
Beban kerja yang dihitung adalah jumlah hari
pengawasan yang digunakan untuk setiap rincian
penugasan, baik tahap persiapan, tahap pengawasan
lapangan sampai dengan tahap penyelesaian.
Besaran atau alokasi penggunaan hari pengawasan
dapat berbeda-beda untuk masing-masing penugasan,
tergantung kompleksitas penugasan yang dimaksud.
tersebut merupakan beban kerja bagi masing-masing
tenaga pemeriksa dalam tim, dengan pengecualian
terhadap peran pengendali teknis, yakni sebesar 1/3.
Hal ini dikarenakan pengendali teknis idealnya harus
mengampu 3 Tim pemeriksa, sehingga beban kerja
yang diperoleh pengendali teknis adalah sebesar 1/3
dari jumlah hari pengawasan yang dibutuhkan
masing-masing tenaga pemeriksa di dalam tim. Artinya, jika
dalam suatu penugasan dibutuhkan dibutuhkan 3 hari
pengawasan (HP), maka total beban kerja yang
dibutuhkan adalah sebesar 13 HP, dengan rincian
sebagai berikut:
Pengendali Teknis (1/3) : ⅓ x 3 HP = 1 HP
Ketua Tim : 1 orang x 3 HP = 3 HP
Anggota Tim : 3 orang x 3 HP = 9 HP
Total hari pengawasan : 1 HP + 3 HP + 9 HP = 13 HP
5. Penugasan
Penugasan merupakan kegiatan pengawasan yang
dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten Pacitan yang
direncanakan untuk tahun depan, dalam hal ini adalah
rencana pengawasan tahun 2018. Kegiatan
pengawasan yang dimaksud merupakan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dari Kementerian Dalam Negeri serta isu strategis dan
ketentuan perundangan-undangan lainnya.
6. Pengawasan lainnya
Kegiatan pengawasan lainnya ini merupakan alokasi
hari pengawasan untuk kegiatan pengawasan yang
belum terakomodir di dalam rencana pengawasan atau
penugasan yang telah dibuat. Selain itu, pengawasan
lainnya merupakan alokasi beban kerja bagi tenaga
pemeriksa untuk melaksanakan kegiatan
pengembangan profesi dengan prosentase idealnya
adalah 30% dari total beban kerja pengawasan.
C. Penghitungan Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Pemeriksa
1. Berdasarkan inventarisasi kegiatan-kegiatan
penugasan serta alokasi penggunaan hari pengawasan
untuk masing-masing tahapan pemeriksaan
sebagaimana pada lampiran 2, didapatkan sebanyak
585 penugasan dengan nilai beban kerja pengawasan
sebesar 14.010 HP. Rekapitulasi perolehan beban kerja
pengawasan tersebut dijabarkan sebagaimana tabel
No Kategori Banyak
2 Pemeriksaan dalam
rangka penanganan
yang baik melalui
penegakan integritas Total dibulatkan 585 14.010
Tabel 2.2 Rekapitulasi Beban Kerja Hari
Pengawasan (HP)
Langkah selanjutnya adalah melakukan pembandingan
beban kerja hari pengawasan ideal dengan interval nilai
yang mencakup nilai 14.010 HP tersebut. Berdasarkan
matrik hari pengawasan pada lampiran 1 diketahui
bahwa nilai total beban kerja pengawasan berada pada
kolom C2, yakni rentang 11.700 sampai dengan
2. Banyaknya Gugus tugas ideal yang memiliki beban
kerja pengawasan dengan rentang nilai antara 11.700
sampai 14.300 HP adalah sebanyak 5 Gugus Tugas
(GT). Selain itu, dengan adanya 5 gugus tugas
tersebut, idealnya diperlukan juga keberadaan jenjang
Utama sebanyak 2 orang, dimana untuk 1 orang
jenjang Utama tersebut maksimal dapat mengampu 3
unit Gugus tugas.
3. Mengacu pada susunan Gugus Tugas ideal
sebagaimana pada gambar 4.1, diperoleh kebutuhan
personil untuk 5 unit gugus tugas tersebut adalah
sejumlah 67 orang. Adapun rincian kebutuhan personil
berdasarkan jenjang dan peran disajikan sebagaimana
tabel 4.3 berikut:
No Jenjang Peran Banyak
Tabel 2.3 Kebutuhan personil berdasarkan jenjang dan peran
4. Berdasarkan data personil tenaga pemeriksa keadaan
per 31 Oktober 2017, yakni sebanyak 17 orang, dapat
adalah sebanyak 50 orang, dengan rincian
sebagaimana pada tabel 4.4 berikut:
No Jenjang Kebutuhan (orang) Keadaan (orang)
Tabel 2.4 Bezzeting tenaga pemeriksa
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Beban kerja hari pengawasan pada Inspektorat
Kabupaten Pacitan untuk pelaksanaan pengawasan
tahun 2018 adalah sebesar 14.010 HP;
2. Formasi kebutuhan tenaga pemeriksa tahun 2018
berdasarkan penghitungan beban kerja pengawasan
adalah sejumlah 67 orang;
3. Berdasarkan data tenaga pemeriksa yang ada, dapat
diketahui bahwa untuk pelaksanaan pengawasan tahun
2018, Inspektorat Kabupaten Pacitan mengalami
kekurangan personil tenaga pemeriksa sebanyak 50
B. Saran
1. Penghitungan beban kerja pengawasan didasarkan
pada proses inventarisasi kegiatan-kegiatan
pengawasan dan alokasi penggunaan hari ideal dalam
setiap tahapan pelaksanaan pengawasan. Oleh karena
itu, perlu adanya pembahasan dan evaluasi secara
berkala terkait inventarisasi dan alokasi penggunaan
hari dalam kegiatan pengawasan, agar tercapai
kegiatan pengawasan yang lebih efektif dan efisien;
2. Berdasarkan hasil penghitungan bahwa jumlah
kekurangan tenaga pemeriksa yang masih cukup besar
dan kondisi PNS di Pemerintah Kabupaten Pacitan
yang terbatas, serta belum adanya langkah strategis
terkait kebijakan penambahan tenaga pemeriksa di
lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan, maka perlu
segera disusun program kerja pengawasan berbasis
resiko terhadap seluruh objek pengawasan, sehingga
penggunaan sumber daya tenaga pemeriksa menjadi
L
L
a
a
m
m
p
p
i
i
r
r
a
a
n
n
Hal
Lampiran 1 Matrik beban kerja pengawasan ideal (untuk
5 hari kerja / minggu) ... 20
Lampiran 2 Penghitungan Beban Kerja Hari
Lampiran 1 Matrik beban kerja pengawasan ideal (untuk 5 hari kerja / minggu)
Lampiran 2 Penghitungan Beban Kerja Hari Pengawasan Hal 21
A AUDITAN / OBYEK PENGAWASAN
I Pengawasan Keuangan dan Kinerja 208 33 182 66 281 93,67 281 843 1.217,67 5.009,33
Beban HP untuk Tim
*asumsi komposisi Tim yang ideal Jumlah
Beban HP Alokasi Hari Penugasan (HP)
No Uraian Banyak
Persi-Beban HP untuk Tim
*asumsi komposisi Tim yang ideal Jumlah
Beban HP Alokasi Hari Penugasan (HP)
No Uraian BanyakUnit
18 Dinas Pangan 1 1 5 2 8 2,67 8 24 34,67 34,67
II Pemeriksaan Dalam Rangka Penanganan Pengaduan Masyarakat (Pemeriksaan Khusus/ Investigatif)
20 5 9 8 22 7,33 22 66 95,33 381,33
Persi-Beban HP untuk Tim
*asumsi komposisi Tim yang ideal Jumlah
Beban HP Alokasi Hari Penugasan (HP)
No Uraian BanyakUnit
3 Hambatan dalam pelayanan publik 4 1 1 1 3 1,00 3 9 13,00 52,00
4 Pelanggaran Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) 4 1 3 2 6 2,00 6 18 26,00 104,00
5 Koordinasi APIP dan APH dalam penanganan
pengaduan lingkup angka 1 sampai 4
4 1 3 4 1,33 4 12 17,33 69,33
III Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang baik melalui penegakan integritas
6 6 13 7 26 8,67 26 78 112,67 112,67
1 Pemantauan, Evaluasi dan Verifikasi Rencana
Aksi Daerah Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi/ Strategi Nasional Anti Korupsi (Stranas AK)
1 1 1 1 3 1,00 3 9 13,00 13,00
2 Verifikasi Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil
Negara (LHKASN)
1 1 5 2 8 2,67 8 24 34,67 34,67
3 Penilaian Internal Zona Integritas untuk mendapat
Persi-Beban HP untuk Tim
*asumsi komposisi Tim yang ideal Jumlah
Beban HP Alokasi Hari Penugasan (HP)
No Uraian BanyakUnit
- RPJMD dan Renstra (lima tahunan atau saat
perubahan)
- Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), perubahan dan tahun depan
2 1 3 1 5 1,67 5 15 21,67 43,33
- Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD), perubahan dan tahun depan
2 1 3 1 5 1,67 5 15 21,67 43,33
4 Penyerapan Anggaran dan Pengadaan Barang /
Jasa (OPD tergantung sample dari BPKP yakni 7
Persi-Beban HP untuk Tim
*asumsi komposisi Tim yang ideal Jumlah
Beban HP Alokasi Hari Penugasan (HP)
No Uraian BanyakUnit
5 Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBU
BMD)
3 1 2 1 4 1,33 4 12 17,33 52,00
V Evaluasi dan Monitoring 250 10 19 10 39 13,00 39 117 169,00 3.618,33
1 Evaluasi Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah (SPIP)
31 1 2 1 4 1,33 4 12 17,33 537,33
2 Evaluasi Reformasi Birokrasi (RB) 31 1 2 1 4 1,33 4 12 17,33 537,33
3 Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan, BPK
per semester
2 1 2 1 4 1,33 4 12 17,33 34,67
4 Evaluasi Pelaksanaan Program Strategi Nasional: 0 - - - -
-- Monitoring dan Evaluasi Dana Desa 166 1 1 1 3 1,00 3 9 13,00 2.158,00
- Monitoring dan Evaluasi dana BOS 4 1 2 1 4 1,33 4 12 17,33 69,33
- Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender
1 1 1 1 3 1,00 3 9 13,00 13,00
- Operasionalisasi Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli)
2 0 - - - -
-- Penyelenggaraan koordinasi Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D)
0 - - - -
-5 Dana Alokasi Khusus (DAK) 8 1 1 1 3 1,00 3 9 13,00 104,00
Persi-Beban HP untuk Tim
*asumsi komposisi Tim yang ideal Jumlah
Beban HP Alokasi Hari Penugasan (HP)
No Uraian BanyakUnit
- Pengairan
C JUMLAH PENGAWASAN LAINNYA
(30% x B)
19,50
78,00 31,50 129,00 43,00 129,00 387,00 559,00 3.233,10
D JUMLAH (B + C) 84,50 338,00 136,50 559,00 186,33 559,00 1.677,00 2.422,33 14.010,10