• Tidak ada hasil yang ditemukan

Master Plan Perencanaan Pembangunan Ekon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Master Plan Perencanaan Pembangunan Ekon"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Masterplan Perencanaan

(3)
(4)

D. Conyers dan Hills (1984):

Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari

keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk

menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran

untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.

MT Todaro (Economic Development, 7 th ed., 2000):

Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara

sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan

ekonom dalam jangka panjang serta mempengaruhi,

mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat

dan laju pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang

utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang tela

ditentukan sebelumnya.

Jhingan:

Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan,

untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang

telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan

dengan baik oleh Badan Perencana Pusat. Tujuan

tersebut mungkin untuk mencapai sasaran social, politik

atau lainnya.

(5)

Merencanakan berarti memilih:

Memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang

lebih baik.

Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari

kegiatan tersebut.

Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya:

SDA, SDM, Modal.

Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian

sumber daya sebaik mungkin.

Konsekuensi: pengumpulan dan analisis data dan informasi

mengenai ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat

penting.

Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran

Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembuatan tujuan antara

lain:

Tujuan tidak terdefnisikan dengan baik.

Tujuan tidak realistik.

Perencanaan cenderung lebih dari satu tujuan, kadang tidak

konsisten satu sama lain.

Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan

pengambil keputusan lain (Mis: DPRD).

Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, yang

berkaitan dengan: Proyeksi/prediksi.

Penjadwalan kegiatan.

Monitoring dan evaluasi.

(6)

Ciri-ciri perencanaan:

Bersifat Publik

Berorientasi masa depan

Strategis

Deliberate/sengaja/kesepakatan

Terhubung pada tindakan

Peranan Perencanaan

Untuk mengatasi kegagalan pasar.

Memobilisasi dan alokasi sumberdaya.

Mengatasi dampak psykologies dan

sikap/pendirian.

(7)

Jenis Perencanaan (Conyers & Hills)

Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)

Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning

Activities)

Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan (The

Spatial Level of Planning Activity)

Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan (The

Oprational Level of Planning Activity)

Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)

War-time Planning: Perencanaan pada saat darurat.

Town and Country Planning (Land-use planning, physical

planning, urban and regional planning): berkaitan dengan

alokasi tanah dari berbagai fungsi/kegiatan di daerah.

Anticyclical Planning: ditujukan untuk menjaga stabilitas

perekonomian national

(8)

Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of

Planning Activities)

Klassifkasi berdasarkan disiplin/profesi

Sosio economic Planning

Natural Resourceb Planning

Architectural and Engineering Planning

Berdasarkan sektor (Pertanian, Industri dsb)

Pendekatan antar disiplin (Ekonomi, Sosiologi,

Politik, SDA, dsb)

Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan

(The Spatial Level of Planning Activity)

International Planning

National Planning

Regional Planning/Local Planning

Town/Village Planning

(9)

Tingkatan Operational dari Kegiatan

Perencanaan

(The Oprational Level of Planning Activity)

Perencanaan Pembangunan Nasional

(Komprehensif)

Perencanaan Proyek

Perencanaan Sektoral

Integrated Area Planning

Mekanisme Perencanaan menurut

Undang-Undang SPPN

Defnisi Perencanaan Menurut UU SPPN

SPPN adalah Satu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana

pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan

tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

(10)

Latar Belakang

Amandemen keempat UUD 1945

UU 23/2003 tentang Pemilihan Presiden

Revisi UU 22/1999

Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara.

Landasan Filosofs

Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945.

Tujuan Nasional; dengan dibentuknya

pemerintahan adalah untuk melindungi segenap

bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia.

Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah

menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan

pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

yang dilaksanakan secara bertahap dan

(11)

I.

Ketentuan Umum

II.

Azas dan tujuan

III.

Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan

Nasional

IV.

Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional

V.

Penyusunan dan Penetapan Rencana

VI.

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana

VII.

Data dan Informasi

VIII.

Kelembagaan

IX.

Ketentuan Peralihan

X.

Ketentuan Penutup.

(12)

Azas dan Tujuan (1)

1.

Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan

demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan

serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan nasional.

2.

Perencanaan pembangunan nasional disusun secara

sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap

terhadap perubahan.

Azas dan Tujuan (2)

3. SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum

penyelenggaraan negara:

Azas Kepastian hukum

Azas Tertib Penyelenggaraan negara.

Azas Kepentingan Umum

Azas keterbukaan

(13)

Azas dan Tujuan (3)

4. SPPN bertujuan untuk:

a.

Mendukung koordinasi antar pelaku

pembangunan

b.

Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi,

sinergi baik antar daerah, ruang, waktu,

fungsi pemerintah maupun antara pusat dan

daerah.

c.

Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan

dan pengawasan.

d.

Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

e.

Menjamin tercapainya penggunaan sumber

(14)

Ruang Lingkup Perencanaan

Nasional

Daerah

Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional

Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah

Rencana Strategis

Kementerian/Lembaga

Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah

Rencana Kerja Pemerintah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Rencana Kerja

Kementerian/Lembaga

(15)

Proses Perencanaan

Tahap Perencanaan

1.

Proses Politik: Pemilihan langsung

Presiden dan Kepala Daerah

menghasilkan rencana pembangunan

hasil proses politik (Public Choise

Theory of Planning)

Khususnya

penjabaran visi dan misi dalam RPJM.

2.

Proses Teknokratik: Perencanaan yang

dilakukan oleh perencana profesional

atau lembaga/unit organisasi yang

secara fungsional melakukan

perencanaan

Khususnya dalam

pemantapan peran, fungsi dan

kompetensi lembaga perencana.

3.

Proses Partisipatif: perencanaan yang

melibatkan masyarakat (Stakeholders)

a.l. pelaksanaan musyrenbang.

4.

Proses Bottom up dan Top Down:

Perencanaan yang aliran prosesnya dari

atas ke bawah atau dari bawah ke atas

dalam Hirarchi pemerintahan.

1.

Penyusunan Rencana:

Rancangan rencana pembangunan

nasional/daerah.

Rancangan rencana kerja Dep/lembaga

SKPD Musyrenbang

Rancangan akhir rencana

pembangunan.

2.

Penetapan Rencana:

RPJP Nasional dengan UU dan RPJP

Daerah dengan Perda

RPJM dengan peraturan Presiden/

Kepala Daerah

RKP/RKPD dengan peraturan Presiden/

Kepala Daerah.

3.

Pengendalian Pelaksanaan Rencana

(16)

Pengendalian dan Evaluasi (1)

Pengendalian dan Evaluasi (2)

Pasal 30 UU SPPN

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata

cara pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan

diatur dengan peraturan pemerintah

dengan melibatkan instansi terkait.

Pengendalian pelaksanaan rencana

pembangunan dilakukan oleh

masing-masing pimpinan

kementerian/lembaga/satuan kerja

perangkat daerah

Menteri/Kepala Bappeda menghimpun

dan menganalisis hasil pemantauan

pelaksanaan rencana pembangunan dari

masing-masing pimpinan

kementerian/lembaga/satuan kerja

perangkat daerah sesuai dengan tugas

dan kewenangannya.

Pimpinan kementerian/lembaga/kepala

SKPD melakukan evaluasi kinerja

pelaksanaan rencana pembangunan

kementerian/lembaga/SKPD periode

sebelumnya.

Menteri/Kepala Bappeda menyusun

evaluasi rencana pembangunan

berdasarkan hasil evaluasi pimpinan

kementerian/lembaga/SKPD.

(17)

PERENCANAAN RASIONAL

Merupakan konsep yang rasional,harus didasari

prinsip-prinsip yang rasional bukan

berdasakan emosi dan tebak–tebakan

(kira-kira). Berdasarkan Pendekatan

Rasional( Rastionality Aproach), proses

perencanaan:

Berhubungan erat dengan Economy Welfare

Go public di Pasar Modal ( Prospectus &Rencana )

Efesiensi dalam alokasi sumber daya

Memaksimumkan out put, dalam jumlah input

tertentu atau meminimisasi input untuk

memperoleh out put tertentu.

Asumsi informasi sempurna , data tersedia &

akurat.

(18)

Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia

(19)

Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI)

Pada pertengahan tahun 2011, Indonesia memperkenalkan pendekatan pembangunan dengan

pendekatan dua arah (dual approaches) yaitu pendekatan spatial dan pendekatan sektoral sekaligus. Pendekatan itu komplementer dengan Rencana Pembangunan Jangah Menengah dan Jangka

Panjang. Program pembangunan itu terangkum dalam MasterPlan (MP3EI):

VISI 2025:

Dengan MP3EI negara ingin mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 dunia di tahun 2045 melalui: “pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang inklusive dan berkelanjutan”. Tiga kata kunci terakhir tadi merupakan pembaharuan pendekatan pembangunan.

STRATEGI UTAMA:

Pengembangan potensi daerah melalui 6 Koridor Ekonomi di pualu pulau besar yaitu koridor

ekonomi di 1. Sumatra. 2. Kalimantan. 3. Sulawesi. 4. Jawa. 5. Bali dan NTB serta 6. Papua dan Kepulauan Maluku.

Pengembangan konektivitas intra dan inter koridor serta internasional. Sejumlah jalan, bandara dan

pelabuhan akan dibangun sehingga negasra dan perekonomian bisa terhubung, terkoneksi.

Peningkatan kapasitas SDM dan IPTEK di dalam koridor. Pokok perhatian lain ialah SDM dan IPTEK

di pulau pulau besar.

(20)

Apa yang baru dari MP3EI? Pengalaman menunjukkan bahwa pendekatan

perekonomian dan perencanaan pembangunan selama ini terlalu sektoral. Sejak jaman Soekarno dan Soeharto model hitungan dan basis perencanaan

pembangunan nasional adalah basis sektor. Basis teks pembangunan, bukan konteks pembangunan. Konsekuensinya, banyak wilayah wilayah Indonesia

misalnya Indonesia Timur, pulau pulau terluar , keadaannya tertinggal dan kurang perhatian. Keadaan itu menurut beberapa sejarawan bahkan sudah berlangsung 400 ratus tahun dimana sejak lama infrastruktur di Jawa dibangun Belanda dalam intensitas yang jauh lebih maju daripada kebanyakan pulau lainnya.

Akibat lainnya, program pembangunan lebih banyak pada sektor pertanian, sektor perhubungan, sektor pendidikan, sektor pariwisata , industri manufaktur .

Konsekuensi dan akibat dari pendekatan yang sektoral yang tidak kontekstual ini sehingga seakan para pengambil kebijakan secara langsung melupakan

pentingnya daerah yang tak memiliki akses infrastruktur yang kuat.

Hasil strategi pembangunan yang pincang, yang “sectoral centris” inilah

melahirkan situasi ketimpangan. Seakan akan kita “membangun Indonesia ‘

ternyata , yang kita bangun dan kuatkan adalah Jawa dan kota kota besar. MP3EI ini merupakan gabungan pendekatan yang terstruktur yaitu spatial (kewilayahan) sekaligus sektoral dimana dalam koridor koridor ekonomi yang ditentukan di pulau pulau besar di Indonesia akan dibangun infrastruktur dan sektor sektor tertentu yang disesuaikan dengan konteks daerah setempat dan perhitungan makro

ekonomi Indonesia.

(21)

Apabila ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar maka

Indonesia akan bisa terselimpung pengusaha besar. Sebaliknya

apabila hanya digantungkan kepada pemerintah , maka dapat

dipastikan terjadi kelambanan, birokratisme , disamping juga

“percepatan” tak cukup kalau mengandalkan pendanaan APBN

atau APBD. APBN dan APBD selalu terbatas bila dibandingkan

dengan tututan percepatan, pemerataan dan perluasan

pembangunan .

Sebaliknya pembangunan ekonomi tak bisa diserahkan pada

hukum kapital . Menurut Presiden, meskipun pasar memegang

peranan penting, peran pemerintah tetap diperlukan agar

ekonomi berjalan adil dan berimbang. Konsekuensinya hal ini

memerlukan kerja pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga

pelaku ekonomi dan pengusaha secara bersama.

(22)

Perlu dicatat bahwa MP3EI ini juga lahir atas keprihatinan dan

masalah riil yang dihadapi pemerintah Indonesia. Menurut catatan

Menko Perekonomian Hatta Rajasa ada 6 hal yang mangganggu

dalam aktivitas pembangunan, namun justru dari 6 masalah

tersebut diperlukan MP3EI. Enam problem iti justru jadi faktor

pendorong lahirnya MP3EI.

1.

Aktivitas ekonomi belum fokus pada industri

pengolahan/peningkatan hasil tambah;

2.

Kesenjangan wilayah: Indonesia Bagian Barat dg Indonesia Bagian

Timur.

3.

Keterbatasan Infarstruktur. Global Competitiveness Report 2010,

ranking 82 dari 139 negara.

4.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia. Sekitar 50% lulusan

sekolah dasar dan hanya sekitar 8% diploma/sarjana.

5.

Urbanisasi sangat cepat. Pada 2025 perkotaan 65%. Implikasi: pola

pergerakan, pola konsumsi, struktur produksi, konfik lahan,

ketenagakerjaan, distribusi barang dan jasa butuh infrasatruktur .

6.

Dampak perubahan iklim yang memerlukan perhatian kelestarian

alam

Dari Masalah ke Driving Forces:

(23)

LIMA TANTANGAN BIROKRATISME

(sumber: Pengarahan Presiden, 27 Mei 2011)

Birokrasi pusat

yang lamban

Pemerintahan daerah

yang resisten dan

ingin menang

sendiri (localism)

Investor ingkar

janji dan gagal

memenuhi

komitmennya

Regulasi yang

menghambat dan

tidak menunjang

percepatan

pembangunan

Proses

politik

(24)

ISU DEMOKRATISASI (SEJAK 1999)

ISU GOOD GOVERNANCE (SEJAK 2000)

ISU OTONOMI DAERAH (SEJAK 2001)

ISU SOUNDS GOVENANCE (SEJAK 2008)

ISU INNOVATIVE GOVERNMENT (SEJAK 2008)

TINGGINYA DEGRADASI SUMBER DAYA ALAM (SEJAK 1970)

JAUHNYA JANGKAUAN PEMERATAAN (SEJAK 1970)

CORRUPTION DAN TRUST DECLINE ( YEARS TO COME)

LOST CONTROL, ALENIASI KEHENDAK PEMERINTAH DG MASYARAKT

ETHICAL BASIS VS PRAGMATISM

TEORITIS

TEORITIS

S

(25)

SYARAT PELAKSANAAN MP3EI:

Namun demikian, bukan berarti dengan MP3EI masalah akan selesai dengan

mudah. Dalam kaitan ini , policy maker bidang ekonomi , perencana

pembangunan dan pelaksana pembangunan di berbagai daerah dan sektor baik pusat maupun daerah harus proaktif dalam upaya percepatan dan

perluasan pembangunan di 6 koridor ekonomi yang telah ditentukan.

Istilah yang dipakai oleh kepala negara bahwa dalam kehidupan ekonomi ada istilah "tangan yang tidak kelihatan" tetapi sesungguhnya harus juga jelas peran "tangan yang kelihatan“ Tangan yang kelihatan ini tiada lain adalah pemerintah," kata presiden . Selanjutnya ada prasyarat penting bagi

suksesnya MP3EI dan pengembangan kawasan Timur Indonesia hal hal tersebut antara lain:

1. ADA KEJELASAN TUJUAN DAN KONSISTENSI

2. KORIDOR YANG TEPAT DAN KELEMBAGAAN KUAT 3. PENDANAAN, KEDAYAGUNAAN DAN KEHASILGUNAAN

(26)

Sebagai sebuah program nasional yang berkaitan dengan banyak

hal, maka MP3EI adalah ikhtiar baaru strategis yang

menceraahkan pandangan setidaknya secara akademis ia

mengandung makna pemerataan, sekaligus inklusiftas dengan

makna bahwa pandangan nasional tentang daerah daerah di

berbagai pulau lebih adil.

MP3EI dengan cara pandangnya memberi peluang agar ada

pandangan inovative tentang ekonomi. Ia juga bisa diharapkan

sebagai economic breaktrough denga pendekatan s

patial dan

sektoral .

MP3EI juga bisa diasumsikan sebagai

USAHA TERPADU YANG DITUJUKAN

UNTUK MERUBAH MASYARAKAT , BAIK STRUKTUR MAUPUN KULTURNYA SACARA

SISTEMATIS MELALUI KONEKTIVITAS, PERLUASAN DAN PENGURANGAN KESENJANGAN.

(27)

PENDEKATAN

GRAND DESIGN

TRANSFORMASI

EKONOMI

Grand Design

Transformasi Eko-nomi ini merupakan bagian yang integral di dalam sistem perencanaan

pembangunan na-sional.

Oleh karena itu, Grand Design Transformasi Ekonomi dirumus-kan dengan mengacu pada UU 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang dan

memperhatikan RAN-GRK.

Selanjutnya, produk

Grand De-sign

Transformasi Ekonomi ini menjadi acuan bagi perumusan RPJMN. Sementara itu rencana aksi yang diindikasikan di dalam Grand Design ini menjadi acuan bagi penyusunan

RKP/RAPBN serta bagi penyusunan kebijak-an investasi swasta dan PPP.

Kedudukan Grand Design Transformasi Dalam

Kebijakan Nasional

(28)

PENDEKATAN

GRAND DESIGN

TRANSFORMASI

EKONOMI

Grand Design

Transformasi

Ekonomi

mengkombina

sikan

pendekatan

Sektoral

dan

Regional

Perumusan Grand Design Transformasi Ekonomi ini mengkombinasikan 2 (dua) pendekatan, yaitu sektoral dan regional (pengembangan wilayah) yang selanjutnya diintegrasikan dalam pengembangan Koridor Ekonomi.

Pendekatan sektoral didasarkan atas identifkasi sektor-sektor unggulan dengan prospek pengembangan tinggi secara global dan Indonesia memiliki potensi dan kemampuan untuk ditingkatkan daya saingnya ke depan. Sementara itu, pengembangan wilayah diterapkan untuk menyebarkan pengembangan sektor-sektor unggulan yang telah ditetapkan ke dalam 6 (enam) koridor ekonomi yang telah diidentifkasi.

Rencana Aksi Penguatan Konektivitas Nasional

Grand Design Transformasi

Ekonomi

(29)

Penetapan

Program

Utama

29

Transformasi Ekonomi berisi langkah-langkah

spesifk dan nyata, bukan pada tataran konsep dan umum

Program utama adalah kelompok kegiatan utama di komoditi atau sektor tertentu pada koridor ekonomi yang akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi serta dapat memberikan kontribusi secara langsung dan signifkan bagi pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.

Investasi (publik dan swasta) dan peningkatan kapasitas SDM diprioritaskan untuk mendorong sektor produktif dan unggulan di setiap program utama untuk memacu percepatan pertumbuhan ekonomi.

Mempermudah fokus dan mempertajam perumusan kebijakan dan reformasi peraturan yang menghambat pertumbuhan.

Mempermudah dan meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi dari kinerja pelaksanaan

Transformasi

Ekonomi harus

fokus pada

Program

Utama

PENDEKATAN

GRAND DESIGN

TRANSFORMASI

(30)

Pengembangan aktivitas ekonomi ke-20 program utama tersebut difokuskan pada 6 (enam) koridor ekonomi yang telah ditetapkan, yaitu:

1. Koridor Ekonomi Wilayah Sumatera 2. Koridor Ekonomi Wilayah Jawa

3. Koridor Ekonomi Wilayah Kalimantan

4. Koridor Ekonomi Wilayah Sulawesi 5. Koridor Ekonomi Wilayah Bali-Nusa

Tenggara

6. Koridor Ekonomi Wilayah Papua

Program Utama

Terobosan untuk mendorong percepatan transformasi ekonomi

Berdasarkan identifkasi sementara, diperoleh 20 program utama, yaitu sebagai berikut:

1. Metropolitan Jabodetabek 2. Jembatan Selat Sunda

3. Pengembangan Kelapa Sawit 4. Pengembangan Karet

5. Pengembangan Batubara 6. Pengembangan Nikel 7. Pengembangan Tembaga

8. Pengembangan Minyak dan Gas 9. Pengembangan Pariwisata

10. Pengembangan Perikanan 11. Pengembangan Food Estate

12. Pengembangan Industri Makanan - Minuman

13. Pengembangan Industri Tekstil

14. Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Transportasi

15. Pengembangan Industri Perkapalan

16. Pengembangan Industri Baja 17. Pengembangan Industri

Aluminium

18. Pengembangan Industri Telematika

19. Penguatan Konektivitas Nasional 20. Membangun Kapasitas IPTEK

(31)

PROGRAM

UTAMA

Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali - NT Papua

Jabodetabek Jembatan Selat Sunda

(32)

1KE Sumatera

2 KE Jawa

5KE Bali – Nusa Tenggara

6KE Papua

3KE Kalimantan

4KE Sulawesi

Denpasar Pusat ekonomi

mega

Usulan lokasi KEKUsulan lokasi KEK yang merupakan FTZ

Merauke

6 Koridor Ekonomi Prioritas : Berbasis

Komoditi/Sektor Unggulan Wilayah

(33)

Implementasi

quick wins

(2011-2015):

penyiapan infrastruktur kegiatan (pembentukan

institusi pelaksana, penyusunan rencana aksi,

penguatan lembaga litbang, dll)

Memperkuat basis ekonomi dan investasi

(2016-2020): pembangunan infrastruktur, percepatan

investasi, penguatan tata kelola, dll

Melaksanakan pertumbuhan berkelanjutan

(2021-2025): keberlanjutan daya saing dan

penerapan teknologi tinggi

(34)

Fase awal terlalu lama dan masih jauh dari

implementasi, sementara pemerintahan

sudah selesai

Proyek MP3EI sangat banyak dengan jumlah

ratusan dengan skala besar

Satu hal kecil UU pengadaan tanah yang

ditengarai sebagai kendala tidak bisa

diselesaikan dengan baik

Rencana ini terlalu muluk dan tidak berpijak

(35)

Kesinambangunan program

Masalah pembebasan lahan

Masalah birokrasi

Kepemimpinan dan koordinasi di setiap level

Dana

Ketimpangan daerah

Sumberdaya manusia

Referensi

Dokumen terkait

Penempatan dan pengaturan tulangan, terutama pada sambungan-sambungan merupakan upaya untuk mengkondisikan struktur rangka yang daktail, sehingga harus mendapat perhatian

Topik-topik lainnya yang terkait dengan rekayasa dan teknologi manufaktur Seminar ini merupakan sarana diskusi ilmiah, komunikasi dan pertukaran informasi bagi para akademisi,

Subang Siti Rohmah Hasanah Mtss Tanjungsiang 238 - Sejarah Kebudayaan Islam TAHAP XVII.. Sutrisno MtsN 238 - Sejarah Kebudayaan Islam

Penelitian mengenai peramalan beban listrik menggunakan model Artificial Neural Network ( ANN ), variabel yang digunakan pada artificial neural network yaitu variabel

Dalam makalah ini kami menggunakan uji chi-square untuk membandingkan kesamaan distribusi data frekuensi klaim asuransi kendaraan bermotor di Indonesia yang dapat menangani

Sungai Cibiuk terletak diantara perbatasan antara Resort Legon Pakis yang merupakan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II dengan Resort Taman Jaya di

Dalam standar akreditasi nasional maupun internasional dipersyaratkan agar rumah sakit melakukan monitoring indicator mutu klnis, manajerial, dan IPSG,

Akar tersebut berdaging dengan diameter sekitar 0,7 cm dan berwarna putih yang berfungsi menyangga dan menempatkan subang baru pada lapisan tanah yang tepat, sehingga bila