• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA TERTIB DAN KODE ETIK MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TATA TERTIB DAN KODE ETIK MAHASISWA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN KEEMPAT

TATA TERTIB DAN KODE ETIK MAHASISWA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Tata Tertib adalah aturan-aturan tentang hak, kewajiban, pelanggaran serta sanksi bagi mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang.

2. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar sebagai mahasiswa di IAIN Imam Bonjol

3. Hak adalah segala sesuatu yang seharusnya diterima oleh Mahasiswa sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(2)

6. Sanksi adalah akibat hokum yang dikenakan kepada mahasiswa yang melanggar Tata Tertib dan ketentuan lainnya yang berlaku.

7. Pihak yang berwenang adalah pihak yang menetapkan dan menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran Tata Tertib dan ketentuan lainnya yang berlaku.

8. Organisasi kemahasiswaan adalah Organisasi intra kemahasiswaan IAIN Imam Bonjol yang berfungsi sebagai wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa kea rah perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawanan dan integritas kepribadian untuk mencapai tujuan IAIN Imam Bonjol.

9. Rektor adalah pimpinan universitas atau institute. 10. Dekan adalah pimpinan Fakultas di lingkungan Institut.

11. Ketua jurusan adalah pimpinan jurusan yang ada di IAIN Imam Bonjol Padang. 12. Dewan Kehormatan Tata Tertib adalah institusi yang terdiri dari rektor,

Pembantu Rektor, Dekan dan Pembantu Dekan di IAIN Imam Bonjol .

13. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pada IAIN Imam Bonjol.

14. Karyawan adalah tenaga adminstratif yang diangkat dengan surat keputusan khusus untuk menangani tugas-tugas administrasi.

15. Kebebasan Akademi (Freedom of speeck) adalah kebebasan yang dimiliki anggota civitas akademika untuk melaksanakan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggungjawab, mandiri dan etis sesuai dengan norma dan kaedah keilmuan.

16. Pakaian mahasiswa adalah pakaian yang dikenakan mahasiswa IAIN Imam Bonjol.

BAB II

TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 2

Tujuan dan fungsi tata tertib adalah:

1. Untuk menjamin tegaknya Tata Tertib mahasisiwa, dan terciptanya suasana kampus yang kondusif bagi terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi Agama Islam.

(3)

BAB III

KEWAJIBAN DAN HAK MAHASISWA

Pasal 3

Setiap mahasiswa IAIN Imam Bonjol berkewajiban:

1. Menjunjung tinggi dan mengamalkan ajaran Islam dan ahklak mulia.

2. Memelihara sarana dan prasarana serta menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan kampus.

3. Menjaga kewibawaan dan amal baik almamater.

4. Menghormati sesama mahasiswa dan bersikap sopan terhadap pimpinan, dosen dan karyawan.

5. Memelihara hubungan sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat di dalam dan di luar kampus.

6. Berpakaian sopan, rapi, bersih dan menutup aurat terutama pada saat kuliah, ujian dan ketika berurusan dengan dosen, karyawan maupun pimpinan. Khusus bagi mahasiswi wajib berbusana muslimah sesuai dengan syari’ah Islam.

Pasal 4

1. Memperoleh pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pengarahan dari pimpinan dan dosen dan pengajian dan pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan kaidah keilmuan, keislaman, etika, susila, tata tertib dan ketentuan lain yang berlaku.

2. Menggunakan dan mengembangkan kebebasan akademik secara bertanggungjawab guna mendalami ilmu agama Islam dan ilmu pengetahuan umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada IAIN Imam Bonjol.

3. Memperoleh pelayanan di bidang akademik, administrasi dan kemehasiswaan. 4. Memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapai sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

5. Menyampaikan aspirasi dan pendapat, baik secara lisan dan/ atau tertulis secara etis dan bertanggungjawab.

6. Memperoleh pelayanan yang layak dalam pengembangan, penalaran, minat, bakat dan kesejahteraan.

7. Menggunakan alat inventaris milik negara sesuai dengan peraturan yang berlaku. 8. Memanfaatkan sarana dan prasarana IAIN Imam Bonjol dalam rangka

(4)

BAB IV LARANGAN

Pasal 5

Setiap mahasiswa IAIN Imam Bonjol dilarang:

1. Memakai kaus oblong/ tidak berkerah, celana atau baju yang sobek, sarung dan sandal, rambut panjang dan/ atau bercat, anting-anting, kalung gelang (khusus laki-laki) dan tato dalam mengikuti kegiatan akademik, layanan kampus. Khusus bagi mahasiswi dilarang memakai baju dan/ atau celana ketat, tembus pandang dan tanpa jilbab dalam mengikuti kegiatan di kampus.

2. Berbuat sesuatu yang dapat menganggu proses pendidikan, keamanan, kenyamanan dan ketertiban kampus.

3. Melakukan kecurangan akademik dalam bentuk menyontek, plagiat dan praktek perjokian.

4. Memalsukan nilai, tanda tangan dan surat keterangan yang berkaiatan dengan kegiatan akademik, adminstrasi dan kemahasiswaan.

5. Melakukan tindakan campur tangan kepentingan organisasi ekstra kampus dalam pengambilan kebijakan organisasi intra kampus.

6. Menggunakan kantor sekretariat organisasi kemahasiswaan di luar jam yang telah ditetapkan.

7. Menggunakan kantor sekretariat organisasi kemahasiswaan sebagai tempat menginap, memasak, mencuci, menjemur pakaian dan aktivitas rumah tangga lainnya.

8. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, susila dan ajaran agama Islam yakni membunuh, merampok, mencuri, meminum minuman keras, menyimpan, menggunakan dan/ atau melakukan transaksi jual beli narkoba, berbuat zina, tidak melakukan shalat, tidak melaksanakan puasa Ramadhan, tindakan kriminal dan tindakan tercela lainnya.

9. Merusak sarana dan prasarana kampus IAIN Imam Bonjol.

10. Berboncengan laki-laki dan perempuan pada kendaraan bermotor memasuki areal kampus.

11. Melakukan tindakan anarkis kepada pimpinan, dosen dan karyawan.

BAB V BENTUK SANKSI

(5)

1. Sangsi ringan, berupa teguran lisan atau tertulis, ganti-rugi atas barang yang rusak atau hilang, dikeluarkan dari kegiatan kuliah atau ujian serta tidak diberi pelayanan administrasi dan akademik.

2. Sangsi sedang, berupa pencabutan hak mengikuti semua kegiatan akademik selama satu semester atau lebih, pembatalan ujian, penangguhan penyerahan ijazah/ traskrip nilai dan/ atau skor tertulis tidak akan mengulangi pelanggaran serupa.

3. Sangsi berat, berupa pemberhentian secara hormat atau pemecatan dengan tidak hormat atau pencabutan gelar akademik secara tidak hormat.

BAB VI

PIHAK YANG BERWENANG MENJATUHKAN SANKSI

Pasal 9

Pihak yang berwenag menjatuhkan sanksi adalah:

a. Ketua Jurusan, Ketua Prodi, dosen, karyawan berwenang menjatuhkan sanksi tingkat ringan atas pelanggaran tata tertib mahasiswa.

b. Dekan Fakultas berwenang menjatuhkan sangsi tingkat sedang atas pelanggaran tata tertib mahasiswa.

c. Rektor berwenang menjatuhkan sanksi tingkat berat atas pelanggaran tata tertib mahasiswa.

BAB VII

TATA CARA PEMBERIAN SANKSI

Pasal 10

1. Penjatuhan sangsi ringan dilakukan oleh Ketua Jurusan, Ketua Prodi. Dosen, atau karyawan didasarkan pada hasil temuan pelanggaran ringan.

2. Penjatuhan sangsi sedang oleh Dekan, atau Ketua Jurusan dilakukan setelah mendengarkan keterangan pihak yang terkait dan diterapkan dengan surat keputusan.

3. Penjatuhan sanksi tingkat berat oleh Rektor dilakukan atas:

a. Usulan dewan Kehormatan Tata Tertib yang tembusannya disampaikan kepada orang tua atau wali mahasiswa.

(6)

c. Penjatuhan sanksi berat diterapkan dengan surat keputusan.

BAB VIII

PERLINDUNGAN SAKSI PELAPOR, PEMBELAAN DAN REHABILITASI

Pasal 11

Saksi pelapor berhak mendapatkan perlindungan keamanan dan keselamatan dari IAIN Imam Bonjol.

Pasal 12

Mahasiswa yang diyatakan melanggar Tata Tertib dapat mengajukan pembelaan diri jika sanksi yang dijatuhkan dipandang tidak sesuai dengan azas keadilan

Pasal 13

Rehabilitasi diberikan kepada mahasiswa yang tidak terbukti melakukan pelanggaran.

BAB IX

KODE ETIK MAHASISWA

Pasal 14

1. Visi Mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang, insan akademik siap menjadi sarjana muslim, kritis dan berjiwa pengabdi.

2. Misi mahasiswa:

a. Menerapkan ilmu-ilmu keislaman dalam arti luas sebagai calon sarjana muslim.

b. Menjabarkan teori dan gagasan kritis dengan meneliti dan merencanakan program dalam upaya memecahkan masalah masyarakat.

c. Mengamalkan dan mensosialisasikan ajaran Islam.

d. Mengembangkan cara berpikir modern yang Islami sebagai insani akademik dan memiliki wawasan kebangsaan yang luas.

(7)

2. Menerapkan pola pergaulan yang penuh persaudaraan, baik di dalam maupun di luar kampus.

3. Menghargai prestasi orang lain, di samping mampu memotivasi diri. 4. Memiliki etos kerja yang tinggi dan menghindari sikap yang arogansi.

5. Mempunyai komitmen yang tinggi dalam penerapan amar ma’ruf nahi mungkar. 6. Terpelihara citra diri sebagai insani muslim, citra IAIN sebagai lembaga

pendidikan tinggi Islam dan citra Islam sebagai agama yang diredhai Allah SWT.

Pasal 16

1. Mengutamakan nilai-nilai ilmiah melalui kreasi dan inovasinya dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi.

2. Mencintai almamater dalam setiap kegiatan kemahasiswaan, antara lain melalui lembaga kemahasiswaan, memberikan sumbangan pikiran dan bentuk peran sosial terhadap kebijaksanaan pemerintah dalam berbagai usaha pembaharuan dan pengembangan bangsa.

3. Tersosialisasi suasana pergaulan yang harmonis dan layak di dalam kampus, untuk menunjang, proses pendidikan, seperti menghargai pendapat staf pengajar, sesama mahasiswa ataupun pendapat orang lain. Mematuhi peraturan-peraturan perkuliahan, peraturan pengunaan fasilitas kampus dan/ atau antar kampus yang dilakukan secara ukhuwah islamiah.

4. Terpelihara sikap persahabatan dan persaudaraan atas dasar hormat menghormati dalam setiap pergaulan dalam kampus yang dilakukan secara ukhuwah islamiah. 5. Memiliki kesadaran untuk dapat menyelesaikan studi sebaik-baiknya sehingga

menjadi ahli yang dapat mengembangkan ilmu dan amalnya bagi masyarakat, bangsa dan agama.

6. Terpilihara sikap kritis dan objektif dalam proses belajar mengajar (kritik konstruktif) yang berpijak pada objektifitas dan teknik penyampaian yang kondusif, misalnya dalam hal meluruskan kecurangan dalam proses belajar (menyontek dan kerjasama perjokian dalam ujian), meluruskan ketertiban dalam bergaul antara anggota civitas akademik, antara lain dengan dosen dan karyawan serta pemanfaatan fasilitas (membaca dan meminjam bahan pustaka, ruang belajar/ kuliah dan sebagainya).

Pasal 17

(8)

2. Terbentuk kesadaran tentang keserasian hidup layak sebagai warga negara, tanpa diskriminatif.

3. Memiliki jiwa saling menolong orang.

4. Berperan aktif dalam usaha-usaha menuju kemajuaan dan pembaharuuan masyarakat.

Pasal 18

Sasaran Pengembangan Mahasiswa

Terwujudnya suasana yang kondusif, sehingga mampu mengantar mahasiswa memiliki:

1. Sikap islami:

- Menyesuaikan setiap perilakunya dengan norma dan nilai-nilai keislaman. - Turut serta memberikan pemahaman tentang ajaran Islam.

- Mendukung setiap usaha dan implementasi ajaran Islam dan usaha pembelaan terhadapnya.

2. Sikap islamiah:

- Berpengetahuan luas mampu berpikiran rasional, obyektif dan kritis.

- Mampu memformulasikan ide dan kreatifitas baik secara lisan maupun tulisan. - Bersikap demokratis dan profesional.

- Berorientasi ke depan.

3. Kreatifitas yang tinggi, dinamis, mandiri dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan (amal shaleh) serta tidak isolatif.

4. Kesadaran bahwa tugasnya bukan hanya membuat dirinya baik, tetapi juga membuat sekelilingnya baik.

5. Kritis dan korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan kebenaran.

Sasaran Khusus:

1. Sikap Imani dan Islami:

- Menyesuaikan setiap prilakunya dengan norma dan nilai-nilai keislaman. - Turut serta memberikan pemahaman tentang ajaran islam yang humanis,

universal dan ramah.

- Mendukung setiap usaha implementasi ajaran Islam dan usaha terhadap pembelaan.

2. Sikap Ilmiah:

- Berpengetahuan luas, mampu berpikir rasional, obyektif dan kritis.

(9)

3. Sikap Pengabdian:

- Ikhlas dan sanggup berkarya untuk kepentingan orang banyak.

- Mempunyai tanggungjawab atas terciptanya suasana kondusif pada lingkungan.

- Memiliki kepedulian terhadap problematika sosial yang menimpa masyarakat.

Pasal 19

Strategi Pengambangan Mahasiswa

1. Pengembangan mahasiswa dilaksanakan berpedoman pada nilai-nilai keislaman dalam perumusan dan pelaksanaanya.

2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan institusi kemanusiaan. 3. Memberi peluang seluas-luasnya bagi munculnya kreasi-kreasi baru dan dinamika

yang menunjang aplikasi diri.

4. Kegiatan kemanusiaan sebagai wahana untuk aktualisasi diri dan wahana untuk pengabdian bagi masyarakat lingkungan.

5. Mengupayakan peningkatan kepekaaan dan kepedulian terhadap persoalan-persoalan kemasyarakatan dan keumatan.

BAB X PENUTUP

1. Hal-hal lain yang belum diatur dan ditetapkan dalam ketentuan ini, akan diatur dalam peraturan tersendiri.

2. Dengan berlakunya tata tertib dan kode etik mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang ini, maka semua tata tertib dan kode etik yang ada sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

3. Tata tertib dan kode etik ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan akan diubah kembali sebagaimana mestinya apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu juga menampilkan bagaimana cara mengetahui hubungan kuantitatif struktur kimia dan aktivitas biologis melalui parameter kimia fisika yang dilakukan

159 BANGUNJIWO NGATIJO RAHARJO UTOMO PEDUKUHAN GENDENG RT 003 4. 160 BANGUNJIWO WAGIYO ALIAS PARGIWIYONO PEDUKUHAN GENDENG RT

Sistem Pelaksanaan Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap Dan Kejadian Kecelakaan Pasien Di Rumah Sakit Al Huda Genteng Kabupaten Banyuwangi; Iffah

Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisa faktor risiko yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand Indonesia Semarang Tahun

masukkan ns.coba.co pada colom master server dan admin@coba.co pada colom email

ii. Memahami imbangan terdapat pada objek alam semulajadi dan buatan manusia. Memahami imbangan dalam corak dan motif. Buat susunan corak – imbangan simitri dan tidak

Berdasarkan kajian tersebut, reka bentuk arca mobail anda hendaklah mengikut spesifikasi berikut: Bahan : Bebas Ukuran : Panjang Lebar Tinggi Bilangan warna :

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah