• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. GAMBARAN WILAYAH. Kabupaten GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. GAMBARAN WILAYAH. Kabupaten GOWA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Peluang Investasi Daerah 1

A.

GAMBARAN WILAYAH

A.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Gowa berada pada 12° 38.16' Bujur Timur dan 5 °33.6' Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya antara 12 °33.19' hingga 13 °15.17' Bujur Timur dan 5 °5' hingga 5 °34.7' Lintang Selatan. Kabupaten yang berada pada bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lain dengan batas wilayahnya sebagai berikut:

 Di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros.  Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng.  Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan  Di bagian Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.

A.2 Topografi

Wilayah terluas berada di dataran tinggi (72,26 %) dan sisanya (27,74 %) berada di dataran rendah. Kabupaten ini memiliki enam gunung dan yang tertinggi adalah Gunung Bawakaraeng. Daerah ini juga dilalui 15 sungai dimana Sungai Jeneberang adalah sungai yang paling panjang dengan luas daerah aliran sungainya yaitu 881 Km2, dan pada daerah pertemuannya dengan Sungai Jenelata dibangun Waduk Bili-bili. Keuntungan alam ini menjadikan Gowa kaya akan bahan galian, di samping tanahnya yang subur.

Kecamatan yang memiliki luas wilayah paling luas yaitu Kecamatan Tombolo Pao yang berada di dataran tinggi, dengan luas 251,82 Km2 (13,37 % dari luas wilayah Kabupaten Gowa). Sedangkan kecamatan yang luas wilayahnya paling kecil yaitu Kecamatan Bajeng Barat, dimana luasnya hanya 19,04 Km2 (1,01 %).

(2)

Peluang Investasi Daerah 2 Dari total luas Kabupaten Gowa, 35,30% mempunyai kemiringan tanah di atas 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya, Bontolempangan dan Tompobulu. Dengan bentuk topografi wilayah yang sebahagian besar berupa dataran tinggi, wilayah Kabupaten Gowa dilalui oleh 15 sungai besar dan kecil yang sangat potensial sebagai sumber tenaga listrik dan untuk pengairan. Salah satu diantaranya sungai terbesar di Sulawesi Selatan adalah sungai Jeneberang dengan luas 881 Km2 dan panjang 90 Km. Di atas aliran sungai Jeneberang oleh Pemerintah Kabupaten Gowa yang bekerja sama dengan Pemerintah Jepang, telah membangun proyek multifungsi DAM Bili-Bili dengan luas ± 2.415 Km2 yang dapat menyediakan air irigasi seluas ± 24.600 Ha, komsumsi air bersih (PAM) untuk masyarakat Kabupaten Gowa dan Makassar sebanyak 35.000.000 m3 dan untuk pembangkit tenaga listrik tenaga air yang berkekuatan 16,30 Mega Watt.

A.3Iklim dan Cuaca

Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya musim kemarau dimulai pada Bulan Juni hingga September, sedangkan musim hujan dimulai pada Bulan Desember hingga Maret. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu Bulan April-Mei dan Oktober-Nopember. Curah hujan di Kabupaten Gowa yaitu 237,75 mm dengan suhu 27,125°C. Curah hujan tertinggi yang dipantau oleh beberapa stasiun/pos pengamatan terjadi pada Bulan Desember yang mencapai rata-rata 676 mm, sedangkan curah hujan terendah pada Bulan Juli - September yang bisa dikatakan hampir tidak ada hujan.

A.4Pembagian Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau sama dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitif sebanyak 167 dan 726 Dusun/Lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan.

B.

Potensi Wilayah Gowa

B.1. Perekonomian

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2010 sebanyak 1.890.377 dan di tahun 2011 mengalami kenaikan sebanyak 2.007.277

(3)

Peluang Investasi Daerah 3 Tabel B-1 Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah (Harga Konstan)

SEKTOR TAHUN

2011 2010 2009 2008

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %

(Juta) (Juta) (Juta) (Juta)

Pertanian 886.253 44,15 858.770 45,43 720.933 42,47 693.153 44,94 Pertambangan 14.408 0,72 12.615 0,67 7.796 0,46 7.424 0,48 Industri Pengolahan 77.721 3,87 72.872 3,85 57.046 3,36 55.870 3,62 Listrik dan Air Bersih 20.179 1,01 18.656 0,99 14.139 0,83 13.695 0,89 Bangunan 67.302 3,35 61.209 3,24 43.483 2,56 41.666 2,70 Perdagangan, Hotel, 300.487 14,97 273.869 14,49 191.905 11,31 184.201 11,94 Restoran Angkutan/Komunikasi 149.712 7,46 135.492 7,17 141.858 8,36 122.377 7,93 Bank/Keu/Perum 173.513 8,64 150.885 7,98 126.468 7,45 109.386 7,09 Jasa 317.701 15,83 306.01 16,19 393.709 23,20 314.576 20,40 T O T A L 2.007.277 100 1.890.377 100 1.697.338 100 1.542.348 100 LAJU PERTUMBUHAN 6 - 10 -

B.2. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Dilihat dari jumlah penduduk, Kabupaten Gowa termasuk kabupaten terbesar ketiga di Sulawesi Selatan setelah Kota Makassar dan Kabupaten Bone. Berdasarkan hasil Susenas 2007, penduduk Kabupaten Gowa tercatat sebesar 594.423 jiwa. Pada Tahun 2006 jumlah penduduk mencapai 586.069 jiwa, sehingga penduduk pada Tahun 2007 bertambah sebesar 1,43%.

Persebaran penduduk di Kabupaten Gowa pada 18 kecamatan bervariasi. Hal ini terlihat dari kepadatan penduduk per kecamatan yang masih sangat timpang. Untuk wilayah Somba Opu, Pallangga, Bontonompo, Bontonompo Selatan , Bajeng dan Bajeng Barat, yang wilayahnya hanya 11,42% dari seluruh wilayah Kabupaten Gowa, dihuni oleh sekitar 54,45% penduduk Gowa. Sedangkan wilayah Kecamatan Bontomarannu, Pattallassang, Parangloe, Manuju, Barombong, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu, yang meliputi sekitar 88,58% wilayah Gowa hanya dihuni oleh sekitar 45,55% penduduk Gowa. Keadaan ini tampaknya sangat dipengaruhi oleh faktor keadaan geografis daerah tersebut. Bila dilihat dari kelompok umur, penduduk anak-anak (usia 0-14 tahun) jumlahnya mencapai 31,12%, sedangkan penduduk usia produktif mencapai 63,18% dan penduduk usia lanjut terdapat 5,70% dari jumlah penduduk di Kabupaten Gowa.

Dilihat dari jenis kelamin, maka dari total jumlah penduduk Kabupaten Gowa, terdapat 293.956 atau 49,45% laki-laki dan 300.467 atau 50,55% perempuan. Dengan demikian, secara keseluruhan penduduk laki-laki di

(4)

Peluang Investasi Daerah 4 Kabupaten Gowa jumlahnya lebih sedikit dari jumlah penduduk perempuan seperti yang tampak pada rasio jenis kelamin penduduk yang mencapai 98 artinya ada sejumlah 98 penduduk laki-laki di antara 100 penduduk perempuan.

Tabel B-2 Indikator Kependudukan Kabupaten Gowa Tahun 2007 – 2009

Indikator 2007 2008 2009

Jumlah Penduduk (000 Jiwa) 594.423 617.317

Pertumbuhan Penduduk (%) 1,43 1,88

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 316 328

Sex Ratio (%) 98 98

Jumlah Rumah Tangga (000 ruta) 136.032 144.704

Rata-rata ART (Jiwa/ruta) 4 4

Sumber: Gowa Dalam Angka, 2007-2009

Pada tahun 2009, jumlah angkatan kerja (penduduk usia 15 tahun keatas) di Kabupaten Gowa sebanyak 269.388 orang atau 43,64% dari total penduduk. Dari angka tersebut, 243.654 orang atau 90,45% berstatus bekerja, dengan kata lain 9,55% dari usia kerja masih menganggur atau sedang mencari pekerjaan.

Tabel B-3 Angkatan Kerja di Kabupaten Gowa Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Agustus 2011

Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan Jumlah 188.640 109.449 298.089 ≤ SD 101.990 64.857 166.847 SMTP 34.971 14.963 49.934 SMTA Umum 30.588 13.649 44.237 SMTA Kejuruan 11.694 6.004 17.698 Diploma I/II/III/Akademi 2.286 3.023 5.309 Universitas 7.111 6.953 14.064

B.3. Upah Minimum Kabupaten

Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Gowa, upah minimum kabupatennya pada tahun 2010 sebesar Rp 1.000.000,- dan pada tahun 2011 naik menjadi Rp 1.100.000,- dan di tahun 2012 juga mengalami kenaikan menjadi Rp 1.195.220,-

(5)

Peluang Investasi Daerah 5

Tabel B-4 Upah Minimum Kabupaten Gowa

Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 673.200 740.520 905.000 1.000.000 1.100.000 1.195.220

B.4. Pendidikan

Berdasarkan hasil angka sementara Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2008, tercatat bahwa dari penduduk berumur 10 tahun ke atas yang dari Kabupaten Gowa sekitar 16,86 persen tidak pernah sekolah, 18,82 persen yang masih sekolah dan 64,32 persen sudah tidak bersekolah lagi.Sudah menjadi kesadaran kita bersama bahwa pendidikan saat ini memegang peranan yang sangat penting di dalam menentukan masa depan suatu bangsa. Sehingga pembangunan dibidang pendidikan ini sudah seharusnya mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak.

B.5. Kesehatan

Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang cukup memadai seperti Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS), Poliklinik dan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) sangat menunjang peningkatan kesehatan masyarakat. Selama periode tahun 2007 hingga 2008 jumlah fasilitas tidak mengalami perubahan.

B.6. Pertanian & Perkebunan

Potensi Kabupaten Gowa yang sesungguhnya adalah sektor pertanian. Pekerjaan utama penduduk kabupaten Gowa adalah bercocok tanam dengan sub sektor pertanian tanaman pangan sebagai andalan. Pada tahun 2009, Sektor pertanian tumbuh sebesar 5,23 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan positif ini tidak lepas dari peran sub sektor-sub sektor di dalamnya seperti Sub sektor tanaman bahan pangan mengalami pertumbuhan sebesar 5,29 persen, hal ini disebabkan produksi tanaman padi, jagung, ubi jalar, ubi kayu dan tanaman bahan makanan lainnya mengalami kenaikan. Pada Tahun 2009 produksi padi (padi sawah dan padi ladang) mengalami kenaikan sekitar 14,18 persen dibandingkan dengan Tahun 2008, yaitu dari 217.991 ton menjadi 248.912 ton, walaupun luas panen menurun 1,61 persen. Dilihat dari sisi produktivitas dan jenis padinya, produktivitas padi sawah sebesar 52,72 kwintal/ha, sedangkan produktivitas padi ladang 39,77 kwintal/ha.

Kecamatan-kecamatan yang berada di dataran tinggi seperti Parangloe, Bungaya dan terutama Tinggi moncong merupakan sentra penghasil sayur-mayur. Sayuran yang paling banyak dibudidayakan adalah kentang, kubis, sawi, bawang daun dan buncis. Per tahunnya hasil panen sayur-sayuran melebihi 5.000 ton.

(6)

Peluang Investasi Daerah 6 Sayuran dari Kabupaten Gowa mampu memenuhi pasar Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan sampai ke Pulau Kalimantan dan Maluku melalui Pelabuhan Parepare dan Pelabuhan Mamuju.

Selain bertani sayur yang memiliki masa tanam pendek, petani Gowa juga banyak yang bertani tanaman umur panjang. Salah satunya adalah tanaman markisa (Fassifora sp). Mengunjungi Makassar kurang afdol rasanya kalau tidak membawa buah tangan sirup atau juice markisa. Jika kita melihat pemandangan di bandara atau pelabuhan, kebanyakan para calon penumpang yang akan meninggalkan Makassar membawa sari buah beraroma segar ini. Tanaman yang berasal dari daratan Amerika Selatan ini identik dengan Sulawesi Selatan. Desa Kanreapia, Kecamatan Tinggi moncong merupakan salah satu daerah penghasil markisa di Kabupaten Gowa.

B.7. Listrik dan Air Minum

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2008, jumlah rumah tangga di Kabupaten Gowa yang menikmati penerangan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) sekitar 89,40 persen dari total jumlah rumahtangga. Sedangkan selebihnya masih menikmati penerangan dari sumber penerangan selain yang berasal dari PLN. Pada Tahun 2008 jumlah pelanggan PLN tercatat sebanyak 92.976 dengan daya tersambung sebesar 79.830.210 VA. Sedangkan produksi listrik yang terjual tercatat sebesar 108.201.077 Kwh dengan nilai penjualan sebesar 66.067 milyar rupiah

Sementara itu, jumlah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gowa dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada Tahun 2009 jumlah pelanggan tercatat sebanyak 12.954 dengan nilai air minum yang disalurkan sebesar 664.306.000 rupiah. Jumlah pelanggan ini terjadi kenaikan dibanding Tahun 2008, atau meningkat sekitar 1,88 persen. Dari jumlah pelanggan yang tercatat pada Tahun 2009, terlihat bahwa distribusi air minum yang disalurkan oleh PDAM sebagian besar digunakan untuk keperluan rumahtangga mencapai 85,55 persen.

B.8. Transportasi dan Telekomunikasi

Seiring dengan mudahnya pembelian kendaraan bermotor khususnya sepeda motor, pertumbuhan sector Transportasi pun cukup tinggi pada tahun 2009 ini, yaitu 9,90 persen untuk sub sektor Angkutan Jalan Raya. Begitu pula dengan sub sektor Jasa Penunjang Angkutan, seperti terminal, mengalami pertumbuhan yang hampir sama besarnya, yaitu 9,78 persen. Sementara itu, sub sektor Pos dan Telekomunikasi mengalami pertumbuhan yang paling tinggi pada tahun 2009 ini, yaitu 18,46persen. Persaingan antar operator provider dan ponsel-ponsel yang semakin banyak variasi merek dengan harga yang semakin terjangkau membuat masyarakat di pelosok desa dan pegunungan pun sudah familiar dengan teknologi yang satu ini. Tidak heran jika pertumbuhan sub sektor ini demikian pesat dalam beberapa tahun terakhir ini.

(7)

Peluang Investasi Daerah 7 B.9. Perdagangan

Jumlah perusahaan yang memperoleh surat izin usaha perusahaan (SIUP) pada tahun 2008 sebanyak 1.819 perusahaan, terdiri dari 28 perusahaan besar, 30 perusahaan menengah dan 307 merupakan perusahaan kecil. Jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap pada sektor perdagangan pada tahun 2008 sebanyak 1.292 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2007 yang berjumlah 900 orang atau naik sekita 43,50 persen.

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pun pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 9,42 persen pada tahun 2008 menjadi 10,29 persen. Sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran mengalami pertumbuhan paling tinggi, yaitu 11,11 persen. Sub sektor Hotel tumbuh 5,97 persen. Sebagaimana diketahui, hotel dan penginapan hanya berada di daerah wisata Malino saja di Kabupaten Gowa ini. Sedangkan sub sektor Restoran tumbuh sebesar 7,16 persen. Hal ini sejalan dengan semakin banyak tempat-tempat makan yang baru dibuka di beberapa tempat, khususnya di Sungguminasa.

B.10. Pembangunan

Pembangunan Saat ini jalan merupakan salah satu prasarana dalam menunjang sekaligus memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan adanya prasarana jalan tentunya akan mempermudah mobilitas penduduk dan memperlancar lalulintas barang baik antar kota maupun antar daerah. Sektor Listrik, Gas dan Air bersih mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada tahun 2009, yaitu 7,32 persen, dimana sub sektor Listrik tumbuh 7,29 persen sedangkan sub sektor Air Bersih tumbuh 8,0 persen. Hal ini sejalan dengan maraknya pembangunan perumahan-perumahan baru di beberapa kecamatan, seperti di Kecamatan Somba Opu, Pallangga dan Barombong. Pembangunan rumah tinggal dan rumah toko (ruko) yang demikian pesat, ditambah renovasi dan pembangunan kantor-kantor baru serta beberapa infrastruktur seperti pembangunan Syekh Yusuf Discovery di Sungguminasa, membuat sektor Bangunan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu9,40 persen, dimana tahun sebelumnya sudah tumbuh cukup tinggi, yaitu 8,86 persen.

C.

Peluang Investasi Pertanian Jagung

Komoditi Jagung sedang menjadi salah satu primadona dalam agribisnis di Indonesia. Jagung merupakan salah satu tanaman pangan utama selain padi dan kedelai (Rusastra et al, 2004). Jagung termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia, mengingat komoditas ini mempunyai fungsi multiguna, baik untuk pangan maupun pakan. Jagung digunakan sebagai makanan hewan ternak dan juga digiling menjadi tepung jagung (comstarch) untuk produk-produk makanan, minuman, pelapis kertas, dan farmasi. Di beberapa Negara, jagung dibuat menjadi alkohol sebagai campuran bahan bakar kendaraan

(8)

Peluang Investasi Daerah 8 untuk mengurangi polusi (Park, 2001). Kondisi ini memberi isyarat kepada investor bahwa jagung mempunyai prospek pemasaran yang lebih baik.

Tabel C-1 Perkembangan Areal, Produktivitas, dan Produksi Jagung Di Indonesia

Tahun Areal Panen Produktivitas Produksi

(000 Ha) (Ton/Ha) (000 Ton)

1990 3.158 2,13 6.734 1991 2.909 2,15 6.255 1992 3.629 2,20 7.995 1993 2.939 2,20 6.459 1994 3.109 2,21 6.869 1995 3.651 2,26 8.245 1996 3.744 2,49 9.307 1997 3.355 2,61 8.771 1998 3.456 2,94 10.169 1999 3.848 2,39 9.204 2000 3.5 2,76 9.677 2001 3.286 2,79 9.165 2002 3.127 3,09 9.654 2003 3.359 3,24 10.886 2004 3.357 3,34 11.225 2005 3.625 3,45 12.523 2006 3.346 3,47 11.609 2007 13.287 2008 16.317

C.1 Profil Investasi Pertanian Jagung Pohon Industri Jagung

Jagung sebagai bahan pangan yang mengandung 70% pati, 10% protein, dan 5% lemak, mempunyai potensi besar untuk dikembangkan menjadi beragam macam produk. Produk turunan potensial yang bisa dihasilkan dari komoditas jagung dapat kita lihat sebagai berikut:

(9)

Peluang Investasi Daerah 9 Benih jagung hibrida bisi 2 dari pemerintah sebanyak 5 kg untuk kebutuhan 1 hektarnya, dan begitu juga dengan pupuk KCL, dan kebutuhan usaha tani lainnya petani harus membeli sendiri. Setelah adanya kebijakan subsidi benih jagung, distributor langsung mendistribusikan benih ke kelompok tani dan petani memperolahnya dari kelompok tani. Harga benih Bisi 2 dipasaran berkisar antara Rp.26.500/kg hingga Rp.28.000/kg.

Tabel C-2 Investasi Pertanian Jagung

Keterangan Satuan (Per Kg) Harga (Per Kg) Kebutuhan Benih : Hibrida Bisi 2 1 Kg Rp.26.500-Rp.28.000

Kebutuhan Pupuk : KCL 1 Kg Rp.26.500-Rp.28.000

Kenaikan produksi dengan penggunaan benih hibrida, rata-rata berkisar 1-1,5 ton per hektar. C.2 Ketersediaan Lahan

Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan basah berdasarkan RTRW seluas kurang lebih 39.357 Ha (tiga puluh sembilan ribu tiga ratus lima puluh tujuh hektar) tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Gowa, dan Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan kering seluas kurang lebih 17.756 Ha (tujuh belas ribu tujuh ratus lima puluh enam hektar) terutama di Kecamatan Bontonompo, Kecamatan Parigi, Kecamatan Tinggimoncong, Kecamatan Tombolo Pao, dan Kecamatan Tompobulu.

(10)

Peluang Investasi Daerah 10 C.3 Bahan Baku (Benih)

Benih merupakan masukan dasar yang paling penting dalam pertanian (Paliwal, 2000). Sejak dicanangkannya revitalisasi pertanian di Jatiluhur tahun 2005, upaya peningkatan luas panen jagung hibrida ditingkatkan terus dan pada tahun 2008 areal panen jagung hibrida mendekati 56% dari luasan lahan pananaman jagung didalam negeri yang tercatat seluas 4,25 juta hektare (Bisnis Indonesia, www.deptan.go.id, diakses 7 Agustus 2008). Bahkan data dari Direktorat Perbenihan (2008) menunjukkan bahwa pada akhir tahun 2008, data distribusi jagung hibrida telah mencapai 57,4%, komposit 16,75% dan varietas lokal 25,81%. Benih jagung hibrida silang tunggal dibentuk dari persilangan dua inbrida sebagai tetua pembentuknya (jantan dan betina).

Pada tahun 2009, hasil biji yang dicapai pada komposisi 1:2 di Kp.Bajeng, Kabupaten Gowa dapat mencapai 1,18 t/ha, dikarenakan komposisi pertanaman tersebut rendemen biji cukup tinggi hingga mencapai 50,52% di Kp.Bajeng, Kabupaten Gowa.

C.4Peluang Pasar

Pada perayaan Hari Pangan Sedunia ke-31 pemerintah Indonesia mengambil tema “Menjaga Stabilitas Harga dan Akses Pangan Menuju Ketahanan Pangan Nasional”. Jagung kedepan diharapkan menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mengurangi konsumsi beras yang semakin meningkat. Indonesia telah mencanangkan program ”One Day No Rice”. Pemanfaatan pangan lokal memang perlu terus ditingkatkan, sebagai salah satu solusi dalam memperkuat upaya ketahanan pangan. Menurut Food Price Watch, harga pangan global tahun 2011 secara signifikan lebih tinggi dibanding tahun 2010. Sejak krisis pangan melanda tahun 2007 hingga sekarang, kenaikan harga komoditas jagung menempati posisi tertinggi hingga 84 persen, disusul gula 62 persen, gandum 55 persen, dan minyak kacang kedelai 47 persen.

Ada banyak penyebab diantaranya stok jagung di pasar dunia semakin menipis, sementara permintaan jagung dunia semakin meningkat. Stok jagung di pasar dunia hanya menyisakan 15 juta ton, padahal biasanya mencapai di atas 70 juta ton. Seperti Cina yang semula tidak mengimpor jagung, tahun ini mengimpor sebesar 1,7 juta ton. Tahun depan, Cina diprediksi bakal mengimpor sebanyak 5 juta ton, Malaysia 2,8 juta ton, Korea 8,9 juta ton, dan Jepang impor 16 juta ton. Padahal, dari produksi jagung dunia sebanyak 612,5 juta ton, Amerika Serikat masih menguasai produksi yang mencapai 256,9 juta ton dan menyusul Cina sebesar 114 juta ton Kedua, karena kenaikan di bursa saham dan harga minyak mentah dunia.

Peluang Bagi Indonesia

Selain gandum, singkong, dan sagu, sebenarnya jagung memiliki potensi yang sangat besar untuk menggantikan beras. Karena, jagung merupakan sumber karbohidrat sebagaimana beras, dan dapat dijadikan bahan baku untuk aneka ragam produk olahan. Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya di Madura dan Nusa Tenggara, telah

(11)

Peluang Investasi Daerah 11 menggunakan jagung sebagai bahan pangan pokok. Kini, Amerika Serikat juga menjadikan jagung sebagai alternatif sumber pangan. Sebenarnya, Indonesia memiliki potensi yang besar menjadi eksportir jagung global bersama dengan negara-negara produsen jagung lainnya di dunia dalam lima tahun mendatang.

Sebagaimana kita tahu, sumber daya lahan di Indonesia cukup besar dan banyak daerah yang merupakan sentra jagung. Diantaranya, Sumatra Utara, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan. Setidaknya, ada dua provinsi yang bisa menjadi pilot proyek pengembangan jagung nasional, yakni Lampung dan Sulawesi Selatan. Alasannya, di kedua provinsi tersebut infrastruktur sudah relatif tersedia, banyak ditemukan pabrik pakan yang memiliki gudang penyimpanan, dryer (pengering), dan lahannya masih memadai. Ada lahan potensial untuk pengembangan jagung sekitar 500 ribu hektar di Lampung, dan luas lahan jagung di Sulawesi Selatan saat ini mencapai 230-250 ribu hektar.

Tabel C-3 Industri Terkait Jagung di Kabupaten Gowa Tahun 2011 1. Ramadhan Jaya : Benteng Somba Opu. Pakan Ternak

2. PT. Dahlia Data Utama : Botomarannu. Pakan Ternak 3. Gowa Bakti Pratama. Jl.Sepakat No.5

Tamarunnang Bomba Opu.Kopi Jagung

4. PT. Kencana Prakasa Maju. Bejeng. Jagung Pipilan 5. CV. Mas Jaya. Bontonompo. Pengeringan Jagung

C.5 Besaran Investasi

Tabel C-4Analisa Usaha Tani Jagung (Intensif) , Luas Lahan 1 Hektar (Populasi ± 25.000 Pohon)

1 . B i a y a T e t a p

1 . S e w a t a n a h = R p . 1 . 7 5 0 . 0 0 0 , -

2.Hand sprayer 5 buah @ Rp. 285.000 : 5 th : 4 tanam = Rp. 71.500,- 3.Drum untuk mencampur pestisida 2 bh @ Rp. 130.000,-:6 = Rp. 43.000,-

Jumlah = Rp. 1.864.500,- 1 . P e r s i a p a n L a h a n • Pengolahan tanah 100 HKP @ Rp. 25.000 = Rp.2.500.000,- • Pupuk anorganik : o Urea 200 kg @ Rp. 1.300,- = Rp. 260.500,- o SP-36 150 kg @ Rp. 1.700,- = Rp. 225.000,- o KCl 100 kg @ Rp. 2.300,- = Rp. 230.000,-

(12)

Peluang Investasi Daerah 12 Jumlah = Rp. 3.215.500,-

1.Penanaman dan Pemeliharaan

• Benih 15 KG @ Rp. 30.000,- = Rp. 450.000,-

• Penanaman 10 HKW @ Rp. 17.000,- = Rp. 170.000,- • Penyulaman 5 HKW @ Rp. 17.000,- = Rp. 85.000,-

• Tenaga pemupukan susulan 2 x 10 HKW @ Rp.17.000,- = Rp. 340.000,- • Tenaga penyemprotan 3 x 5 HKP @ Rp.25.000,- = Rp.375.000,- • Pestisida : o Matador zeon 1 Lt = Rp. 150.000,- o Actara 250 gr @ Rp. 22.000,-/10 gr = Rp. 550.000,- o Amistartop 600 @ Rp. 135.000,-/250 ml = Rp. 324.000,- • Penyiangan 3 x 10 HKP @ Rp. 25.000,- = Rp. 750.000,- • pengairan 3 x 3 HKP @ Rp. 25.000,- = Rp. 150.000,- Jumlah = Rp. 3.344.000,- 1.Panen, Pemipilan : • Panen ; o 20 HKW @ Rp. 17.000,- = Rp. 340.000,- o 20 HKP @ Rp. 25.000,- = Rp. 500.000,- • Pemipilan 10.000 kg @ Rp. 50,- = Rp. 500.000,- • Pemipilan 10.000 kg @ Rp. 50,- = Rp. 500.000,- Jumlah = Rp. 1.340.000,-

Grand total biaya : Rp. 9.764.000,-

C. Keuntungan

10.000 kg @ Rp. 1.800,- = Rp. 18.000.000,- (harga jagung saat ini)

Jadi keuntungan bersihnya yaitu : Rp. Rp. 18.000.000,- – Rp. 9.764.000,- = Rp. 8.236.000,- Sumber: http://www.scribd.com/doc/36717263/Analisa-Usahatani-jagung

Gambar

Tabel B-3 Angkatan Kerja di Kabupaten Gowa Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin  Agustus 2011
Tabel C-1 Perkembangan Areal, Produktivitas, dan Produksi Jagung  Di Indonesia
Tabel C-2 Investasi Pertanian Jagung
Tabel C-3 Industri Terkait Jagung di Kabupaten Gowa Tahun 2011  1. Ramadhan Jaya : Benteng Somba Opu

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tiga sektor yang memiliki nilai persentase PB positif (PB > 0) yaitu sektor bangunan dan konstruksi sebesar 114,90 persen, sektor listrik, gas dan air minum

dikembangkan di Kabupaten Grobogan dengan hasil perhitungan koefisien LQ>1 (sektor basis) adalah sektor pertanian; pertambangan dan galian; sektor listrik, gas, dan air

Ketiga sektor ekonomi tersebut antara lain sektor pertanian; sektor listrik, gas dan air bersih; dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor yang

Kesembilan sektor tersebut antara lain sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan /

Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa selama periode 2003-2005 sektor- sektor basis dalam perekonomian (yaitu sektor pertanian, listrik, gas, dan air bersih, bangunan, perdangan,

Pertumbuhan ekonomi yang baik adalah jika jumlah nilai PDRB dan sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan/kontruksi di Kabupaten

Sektor yang menikmati pertumbuhan tertinggi adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang mampu tumbuh sebesar 11,35 persen, diikuti kemudian sektor Listrik,

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi, yakni sebesar 15,65 persen, kemudian diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 6,25 persen, sektor