• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan. Kehadiran pasar modal sebagai salah satu mobilisasi dana masyarakat, sangat berperan aktif dalam pengumpulan dana investasi. Pasar modal juga merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bias diperjualbelikan dan merupakan sarana pendanaan bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi sarana dan prasarana jual beli instrument keuangan jangka panjang.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan tempat transaksi jual beli surat berharga dengan memakai jasa perantara efek.

(2)

2. Jenis-jenis Pasar Modal

Jenis-jenis pasar modal dapat dikategorikan menjadi empat dasar menurut Samsul (2006:46), yaitu:

a. Pasar Perdana

Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. b. Pasar Kedua

Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek.

c. Pasar Ketiga

Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual beli efek antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker.

d. Pasar Keempat

Pasar keempat adalah sarana transaksi jual beli antara investor jual dan investor beli, tanpa melalui perantara efek.

3. Manfaat Pasar Modal

Adapun manfaat pasar pasar modal dapat ditinjau dari segi perusahan (emiten), investor, lembaga penunjang dan pemerintah, Sartono (2003:38).

a. Bagi perusahaan (emiten)

1) Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dapat sekaligus diterima oleh emiten pada saat pasar perdana.

2) Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat lebih bebas (mempunyai kekuasaan) dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan.

(3)

3) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga dapat memperbaiki citra perusahaan dan ketergantungan terhadap bank kecil dan jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.

4) Cash Flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar dari pada harga nominal perusahaan.

5) Tidak ada beban finansial yang tetap, profesionalisme manajemen meningkat.

b. Bagi pemodal (investor)

1) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi, peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain.

2) Dapat dengan mudah mengganti instrument investasi.

3) Sebagai pemegang saham investor memperoleh deviden, dan sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga setiap tahun.

4) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument untuk memperkecil risiko secara keseluruhan dan memaksimumkan keuntungan. 5) Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS dan hak suara

dalam RUPO bagi pemegang obligasi.

6) Kehadiran pasar modal memperbaki pilihan investasi, sehingga kepastian Akan return akan semakin besar.

c. Bagi lembaga penunjang

Berkembangnya pasar modal akan mendorong perkembangan lembaga penunjang lebih professional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan

(4)

bidang masing-masing dan munculnya lembaga penunjang baru sehingga semakin bervariasi, likuiditas, efek semakin tinggi.

d. Bagi pemerintah

1) Sebagai sumber pembiayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga tidak lagi tergantung pada subsidi dari pemerintah.

2) Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, manajemen dituntut untuk lebih professional.

3) Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Anoraga dan Pakarti, (2001:17) manfaat pasar modal dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Bagi Perusahaan (emiten)

Pasar modal merupakan wahana untuk pemenuhan modal perusahaan. Permodalan merupakan masalah utama yang biasa dihadapi setiap perusahaan dalam mengembangkan usaha walaupun dunia perbankan dan lembaga keuangan lain telah menyediakan dan membuka kesempatan kepada setiap pengusaha, namun tidak semua perusahaan memperoleh kesempatan karena adanya keterbatasan jaminan dan agunan.

b. Bagi Investor

Pasar modal merupakan salah satu alat penyaluran dana (investasi), selain deposito dan instrument simpanan lainnya. Kehadiran pasar modal yang menerbitkan saham, obligasi, dan sekuritas memperbanyak pilihan investasi,

(5)

jelas membuka kesempatan lebih mengoptimalkan perolehan dari dana yang dimilikinya.

c. Bagi Pemerintah

Dengan berkembangnya pasar modal perusahaan-perusahaan menjual sahamnya di bursa efek, hal ini akan sejalan dengan tujuan pemerataan pembangunan yaitu:

1) Membuka kesempatan kerja, karena dana yang diperoleh perusahaan

yang go public digunakan untuk memperluas jaringan usahanya jelas kondsi ini dapat membuka adanya kesempatan kerja.

2) Mengurangi ketegangan sosial di kalangan masyarakat (pemodal perorangan), karena memberikan kesempatan kepada masyrakat memiki saham yang selama ini dimiliki oleh keluarga tertentu atau pengusaha kaya saja

3) Pendayagunaan secara optimal dana yang dimiliki oleh masyarakat untuk dimanfaatkan dalam mendorong pembangunan karena keterbatasan pembiayaan pembangunan dari sektor pemerintah diharapkan dapat dipenuhi dari masyarakat atau swasta sendiri.

2.1.2 Investasi

1. Pengertian Investasi

Di era modern sekarang ini investasi merupakan kegiatan ekonomi yang sudah menjadi trend bagi masyarakat karena banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam kegiatan tersebut misalnya pendapatan yang lebih besar,

(6)

kehidupan yang lebih layak di masa datang, mengurangi tekanan inflasi, dorongan untuk menghemat pajak dan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Investasi menurut Moeljadi (2006:121), merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat ini dengan harapan dapat menghasilkan arus dana pada masa datang yang jumlahnya lebih besar dari pada jumlah dana yang dilepaskan pada saat investasi awal.

Sedangkan menurut Tandelilin (2001:3), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan penanaman sejumlah dana atau sumber daya lain yang memiliki nilai lebih untuk dikorbankan dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.

2. Jenis investasi

Jenis-jenis investasi menurut Moeljadi (2006:121) dapat ditinjau dengan dua pendekatan meliputi:

a. Ditinjau dari ruang lingkup usahanya, investasi dibagi menjadi dua yaitu : 1) Investasi pada aktiva nyata (real assetsatau real investment).

Misalnya untuk mendirikan pabrik-pabrik, pendirian hotel/restoran, perkebunan.

2) Investasi pada aktiva keuangan (financial investment)

Seperti pembelian surat-surat berharga baik berupa saham maupun obligasi.

(7)

b. Ditinjau dari segi kepastian memperoleh keuntungan, investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Investasi bebas risiko (Free Risk Investment)

Investasi yang akan memperoleh keuntungan secara pasti, seperti pembelian obligasi.

2) Investasi yang berisiko (Risk Investment)

Investasi yang ditunjukkan bagi pembelian saham biasa.

Halim (2003:4) mengemukakan hal yang sama bahwa pada umumnya investasi dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Investasi pada financial asset

Investasi pada financial asset dilakukan di pasar uang. Misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, waran, dan opsi.

b) Investasi pada real asset

Investasi pada real asset diwujudkan dalam bentuk pembelian asset yang produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.

Dalam investasi ada dua hal mendasar yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko investasi.Hubungan tingkat investasi dengan risiko adalah searah, artinya semakin tinggi risiko suatu investasimaka semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan, demikian sebaliknya.Oleh karena itu sebelum melakukan investasi, investor berusaha melakukan penilaian antara tingkat keuntungan dengan risiko investasi.

(8)

3. Tujuan investasi

Menurut Tandeilin (2001:4) Tujuan Investasi secara luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Sedangkan tujuan secara khusus adalah sebagai berikut:

a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang

Seseorang yang bijaksana berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.

b) Mengurangi tekanan inflasi

Dengan melakukan investasi seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaannya akibat pengaruh inflasi.

c) Dorongan untuk menghemat pajak

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong timbulnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

2.1.3 Saham

1. Pengertian Saham

Menurut Sutrisno (2003), Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan penghasilan tidak tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk deviden dan deviden ini akan dibagikan

(9)

kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Sedangkan menurut Tampubolon (2005:138), saham adalah sumber keuangan perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan dan merupakan bukti kepemilikan atas perusahaan oleh pemegangnya serta surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar bursa.

Menurut Anoraga dan Pakarti (2001:58) menyatakan bahwa saham adalah surat berharga sebagai penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Menurut Sunariyah (2003:30) saham adalah penyertaan modal suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten, pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud saham adalah suatu surat bukti kepemilikan terhadap perusahaan.

2. Jenis-jenis saham

Jenis-jenis saham menurut Martono dan Harjito (2002:41) yang diperdagangkan di pasar modal adalah sebagai berikut:

a. Saham Preferen (Preferred stock)

Saham preferen adalah surat pernyataan kepemilikan yang mempunyai keistimewaan tertentu dibandingkan saham biasa. Keistimewaan tersebut antara lain mengenai pembayaran deviden dan pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan yang bersangkutan dilikuidasi.

b. Saham biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya. Apabila saham biasa tersebut

(10)

diperjualbelikan kepada masyarakat luas melalui bursa efek, berarti perusahaan yang mengeluarkannya sudah go public dan saham tersebut sudah terdaftar di bursa efek.

3. Keuntungan dan Risiko Memiliki Saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2008:11) pada dasarnya keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:

a. Dividen

Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

b. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. c. Saham Bonus (jika ada)

Saham Bonus merupakan saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham.Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum dipasar perdana.

Sedangkan risiko bagi pemilik saham biasa yaitu: a. Tidak Mendapat Dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membaikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian.

(11)

b. Capital Loss

Para pemodal tidak selalu mendapatkan capital gain, ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli

c. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi

Jika suatu perusahaan bangkrut, maka akan berdampak secara langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Pada kondisi perusahaan dilikuidasi pemegang saham menempati posisi lebih rendah dari kreditur artinya setelah semua asset perusahaan dibaikan kepada kreditur terlebih dahulu kemudian jika masih ada sisa baru dibagikan kepada pemegang saham. d. Saham Di-delist dari Bursa(Delisting)

Suatu saham di-delist dari Bursa Efek umumnya karena kinerja yang buruk. Saham yang di-delist masih bias diperdagangkan namun diluar bursa dengan konsekuensi tidak ada patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga jauh dari harga sebelumnya.

e. Saham Di-Suspend

Di-Suspend yaitu dihentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek sehingga saham tidak dapat dijual samoai suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu yang singkat satu atau dua sesi perdagangan. Hal ini dilakukan oleh otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan krediturnya dan kondisi lan.

4. HargaSaham

Menurut Sunariyah (2003:170) harga saham diartikan sebagai pasar saham (market value) yaitu harga saham yang ditentukan dan dibentuk oleh

(12)

mekanisme pasar modal.Harga saham pada hakikatnya merupakan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham di bursa efek akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal.

2.1.4 Analisis Harga Saham

Secara umum untuk menilai dan memprediksi harga saham, dapat menggunakan dua metode analisis yaitu:

1. Analisis Fundamental

Menurut Husnan (2001:315) analisis fundamental merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsic dari suatu saham dengan menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (seperti laba,deviden, penjualan dan sebagainya).

Menurut Anoraga dan Pakarti (2001:108) analisis fundamental merupakan analisisyang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan.Analisisini disebut juga company analysis karena menyangkut analisis tentang kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, kegiatan operasional dan prospeknya dimasa yang akan datang.

2. Analisis Teknikal

Menurut Sunariyah (2003:349) Analisis teknikal merupakan suatuteknik analisisyang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu

(13)

sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan, dan invidu serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Asumsi-asumsi yang mendasari analisis teknikal adalah:

a. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran

b. Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai factor rasional maupun faktor yang tidak rasional

c. Harga-harga sekuritas secara individu dan nilai pasar secara keseluruhan cendurung bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu yang relatif panjang

d. Trend perubahan haga dan nila pasar dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan penawaran

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Saham

Harga saham dipasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.Ada dua faktor yang memperngaruhi harga saham yaitu faktor fundamental dan faktor teknikal.

Faktor Fundamental merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan, informasi ini mempengaruhi kemampuan manajemen perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, hak – hak investor, prospek

(14)

perusahaan, pemasaran dan tekhnologi. Yang termasuk ke dalam Faktor Fundamental yaitu :

1. Laporan Keuangan yang diterbitkan tiap tiga bulan sekali 2. Laporan Keuangan Emiten

3. Struktur Modal

4. Tingkat Efisiensi dan Efektifitasnya

Faktor Teknikal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan. Harga saham sangat rentan dengan berbagai isu dan kasus yang terjadi di luar perusahaan. Kondisi ekonomi misalnya sangat mempengaruhi berfluktuasinya harga saham. Yang termasuk ke dalam Faktor Teknikal yaitu :

1. Suku Bunga 2. Tingkat Inflasi

3. Nilai Kurs Valuta Asing 4. Kebijakan Ekonomi

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel fundamental perusahaan terhadap harga saham antara lain : 1. Tika Afrina (2014) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh Current

(15)

Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assest terhadap Dividen Payout Ratio,studi di Bursa Efek Indonesia terhadap perusahaan otomotif . dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa :

a. Uji Parsial pengaruh variable Current Ratio terhadap Dividen Payout Ratio.

Hasil ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima.Dengan demikian pengaruh current ratio terhadap dividen payout ratio secara parsial adalah signifikan.

b. Uji parsial pengaruhvariable Debt to Equity Ratio terhadap Dividen Payout Ratio.

Hasil ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak.Dengan demikian pengaruh debt to equity ratio terhadap dividen payout ratio secara parsial tidak signifikan.

2. Khalimatus Sa’diyah (2012) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh Return On Equity, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share” studi di Bursa efek Indonesia terhadap perusahan PT. Bhakti Investama, Tbk. Dengan menggunakan uji Asumsi Klasik menunjukan bahwa regresi linear yang dihasilkan data penelitian ini dikatakan sudah baik, dimana hasil pengujian asumsi klasik semua data tersebut sudah memenuhinya.

(16)

Adapun faktor fundamental yang diteliti antara lain : 1. Hubungan Leverage Ratio Terhadap Harga Saham

Rasio Leverage mengambil salah satu indikator yaitu DER mencerminkan seberapa besar modal perusahaan sendiri untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan. Debt to Equity Ratio yang tinggi dari modalnya bukan berarti menandakan hutang yang pasti tidak wajar, dengan catatan utang-utang tersebut yang berbahaya, melainkan utang-utang yang memang mendukung perusahaan untuk berkembang. Utang yang wajar tersebut jika jumlahnya lebih kecil dari modalnya, yaitu DER-nya dibawah 100%. Resiko yang tinggi juga menunjukan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Semakin rendah DER maka menunjukan semakin rendah resiko pada perusahaan tersebut dan menunjukan semakin tinggi tingkat modal perusahaan untuk membiayai aktiva, Stella (2009) yang menghasilkan kesimpulan bahwa DER berpengaruh negative terhadap harga saham

Jika DER dengan harga saham diperoleh koefisien kurang dari 0,5 maka menunjukkan keeratan hubungan antara DER dengan harga saham adalah rendah dan memiliki arah hubungan negatif yang artinya apabila DER mengalami peningkatan maka harga saham akan mengalami penurunan, dan apabila antara DER dengan harga saham diperoleh koefisien lebih dari 0,5 maka menunjukkan keeratan hubungan antara DER dengan harga saham adalah tinggi dan memiliki arah hubungan positif yang artinya apabila DER mengalami penurunan maka harga saham akan mengalami peningkatan.

(17)

Jika kinerja keuangan perusahaan baik dan menghasilkan keuntungan yang besar, maka perusahaan tersebut mampu menunjukkan dan meyakinkan bagi para investor yang akan menanamkan sejumlah sahamnya di perusahan tersebut.

Debt to Equity Ratio (DER) mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang.Rasio ini dapat menggambarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tidak tertagihnya hutang.

Menurut Sartono (2003:120) rumusnya adalah sebagai berikut: Total Hutang

DER = x 100% Total Ekuitas

Resiko perusahaan dengan Debt to Equity Ratio yang tinggi akan berdampak negatif pada saat harga saham yang menyebabkan harga saham perusahaan mengalami penurunan. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Meskipun begitu menurut Aswath Damodaran (2001:706) perusahaan dengan leverage yang tinggi cenderung memberi dividen yang kecil disbanding perusahaan dengan leverage yang rendah, karena mereka memiliki kewajiban untuk menggunakan pendapatan mereka untuk membayar tagihan hutang. Leverage dapat mempengaruhi dividen, oleh karena itu akan mempengaruhi pendapatan saham perusahaan juga.

(18)

2. Hubungan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham

Jika semakin besar Price earning ratio pada suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya dan jika Price earning ratio terhadap suatu saham itu kecil maka harga saham tersebut akan semakin murah terhadap pendapatan bersih per sahamnya, Prastowo (2002:96) . Price Earning Ratio menurut Sartono (2003:123) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Harga Saham Per Lembar

PER = x 100% Laba Per Lembar Saham

PER mengindikasikan besarnya dana yang dikeluarkan oleh investor untuk memperoleh setiap Rupiah laba perusahaan. Perusahaan yang memungkinkan pertumbuhan yang lebih tinggi biasanya mempunyai PER yang besar, demikian pula sebaliknya.Maka berdasarkan indikasi tersebut maka Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. Price Earning Ratio yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan dimasa mendatang cukup baik, sehingga investor akan bersedia untuk menanamkan modalnya karena dengan tingginya Price Earning Ratio maka semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan investor, dimana akan berdampak pada kenaikan harga saham maupun kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen, (Stella:2009).

3. Hubungan Dividend Payout Ratio Terhadap Harga Saham

Secara parsial variabel DPR dapat dihitung dengan nilai sig jika kurang dari 0,05 maka H0 diterima, maka secara parsial DPR tidak berpengaruh secara

(19)

signifikan terhadap harga saham. Diantara banyak perusahaan berusaha dalam menetapkan besar pembayaran atas keuntungan yang tidak berubah. Sehingga, jika keuntungan naik-turun akan berdampak pada pembayaran dividen yang berfluktuasi. Penetapan seperti ini akan membuat harga saham tidak maksimal. Dividend Payout Ratio merupakan rasio yang menunjukkan prosentase dari laba per lembar saham yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dalam bentuk kas dividen. Semakin besar Dividen Payout Ratio maka akan semakin tinggi harga saham tersebut.

Dividen Payout Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Dividen Per Share

DPR = x 100% Earning Per Share

Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan dalam perusahaan sebagai retained earning (Riyanto, 2001).

Semakin tinggi Dividend Payout Ratio maka investor atau pemegang saham akan semakin diuntungkan tapi di sisi lain akan memperkecil laba ditahan. Kebijakan deviden ini merupakan kebijakan yang sangat sulit, karena pihak perusahaan harus memutuskan apakah harus membagikan keuntungan keadaan para pemegang saham atau menahannya dan jika dibagikan maka berapa besar bagian keuntungan yang akan dibagikan sebagai dividen. Untuk menjaga kedua kepentingan yang akan tersebut maka perusahaan harus menempuh kebijakan dividen yang optimal.

(20)

2.2 Rerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka kerangka pemikiran yang diajukan penulis pada penelitian ini yaitu meliputi faktor internal yang mempengaruhi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan yang tercermin pada rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini yaitu: Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Divident Payout Ratio sebagai variabel terikatnya adalah harga saham sebagaimana terlihat pada kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1 2.3 Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara sampai terbukti jawaban yang sebenarnya melalui data-data yang terkumpul.Hipotesis adalah suatu anggapan data atau jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dihadapi.

Dari perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Leverage Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia.

Leverage Ratio

Divident Payout Ratio

(21)

2. Price Earning Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif di BursaEfek Indonesia.

3. Dividend Payout Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia.

4. Leverage Ratio merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap harga saham pada Industri otomotif di Bursa Efek Indonesia.

Gambar

Gambar 1  2.3  Perumusan Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

ditetapkan, yaitu DSK = 65%. Meskipun demikian, jika salah satu indikator belum tercapai, maka penelitian belum dikatakan berhasil sehingga peneliti perlu melanjutkan ke

Berdasarkan hasil penelitian pada motivasi belajar biologi siswa, hasil analisis data menunjukkan nilai motivasi belajar biologi siswa kelas XI IPA 4 yang diajar

dikategorikan sangat baik yang terdiri dari rasio kepuasan pelanggan, rasio ketepatan pembayaran order, rasio penciptaan lapangan kerja, jumlah keluhan/masukan

Angket sebagai salah satu tehnik pengumpulan data dengan mengguanakan angket yang memuat sejumlah pertanyaan tertulis tentang professionalism guru di SMA Negeri 1

Pendapat tersebut menunjukan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas

Perhitungan atas biaya yang dilakukan dalam kegiatan produksi jasa angkutan, sesuai dengan hasil studi ITB dalam buku laporan Konsep Dasar Perhitungan Biaya

Untuk mengajarkan bahasa Indonesia, guru dapat memilih teks atau bacaan yang mampu menginspirasi siswa dan mengaitkan isi teks dengan kearifan lokal yang diambil dari filosofi

((5)) Apabila usulan penjualan tersebut disetujui, atas nama Menteri Keuangan, DJKN atau Kepala Kanwil DJKN setempat atau Kepala KPKNL setempat menerbitkan surat