• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA AKHIR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA AKHIR SKRIPSI"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DAN

PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA AKHIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Program Studi Psikologi

oleh :

Bernadetha Putri Puspita

NIM : 079114026

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DAN

PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA AKHIR

Oleh :

Bernadetha Putri Puspita

NIM : 079114026

Telah disetujui oleh

Pembimbing :

(3)

iii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN

PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA AKHIR

Oleh :

Bernadetha Putri Puspita

NIM : 079114026

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 16 Februari 2012

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda tangan

Penguji 1 :Y. Heri Widodo., S.Psi., M. Psi. ……… Penguji 2 : A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si. ………

Penguji 3 : Agung Santoso, M.A. ………

Yogyakarta, 11 Mei 2012 Dekan

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Jalan menuju BAHAGIA dan SUKSES tidak selalu lurus. Ada

tikungan bernama KEGAGALAN, ada bundaran bernama

KEBINGUNGAN, ada tanjakan bernama KESULITAN. Lampu

merah bernama MUSUH, lampu kuning bernama COBAAN, kamu

akan mengalami ban kempes dan pecah, itulah hidup. Tetapi jika

kamu membawa ban serep bernama IMAN, mesin bernama

PENGHARAPAN, asuransi bernama KASIH, pengemudi bernama

YESUS maka sampailah kamu ke tempat yang disebut BAHAGIA

dan SUKSES.

SKRIPSI ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristusatas pertolongannya di dalam hidupku. 2. AyahdanBundayang tercinta.

3. Ochytersayang.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang

saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain. kecuali yang

telah disebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Mei 2012

(6)

vi

Hubungan antara Kemandirian dan Presasi Belajar pada Remaja Akhir

Bernadetha Putri Puspita

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kemandirian dengan prestasi belajar pada remaja akhir. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara kemandirian dengan prestasi belajar pada remaja akhir. Subyek penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa-mahasiswi Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009. Alat pengumpul data yang digunakan untuk kemandirian adalah skala kemandirian sedangkan untuk prestasi belajar mahasiswa menggunakan informasi IPK mahasiswa-mahasiswi angkatan 2009 Psikologi. Pada skala kemandirian menggunakan 60 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,950. Untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dengan prestasi belajar mahasiswa digunakan analisis data korelasi Spearmen’s rho. Hasil analisis data penelitian diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,171 dan nilai signifikansi sebesar 0,044 (P<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian dengan prestasi belajar remaja akhir, namun hubungan kedua variabel tersebut lemah.

(7)

vii

The Relation Between Independence and Academic Achievement in Late Adolescent.

Bernadetha Putri Puspita

ABSTRACT

This research is aimed at defining the relationship between independence and academic achievement in late adolescent. Proposed hypothesis will be positive relationship between independence and academic achievement. The subjects of this research were 100 students of Psychology Faculty Sanata Dharma University who force 2009. Data collection device for independence was independence scale, while for the academic achievement for the students was the last score of IPK. The scale of independence used 60 valid items, with reliability coefficient is 0,950. In order to know the relation between independence and academic achievement of the students, Spearmens’s rho analsis correlation data was applied. The analysis result show that the correlation coefficient is 0,171, with significancy quotion is 0,044 (P<0,05). It means that there is positive correlation between independency and academic achievement of the late adolescent, yet weakness relationship.

(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Bernadetha Putri Puspita

Nomor Mahasiswa : 079114026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DAN

PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA AKHIR

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 11 Mei 2012 Yang menyatakan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Kemandirian dan Prestasi Belajar Pada Remaja Akhir ” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga Skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Christina Siwi. H., M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Titik Kristiyani., S. Psi., M. Psi., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin dan tembusan untuk mengeluarkan daftar Indeks Prestasi Komulatif sehingga dapat membantu penulis dalam proses penulisan skripsi.

3. Bapak Y. Heri Widodo., S. Psi., M. Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

4. Bapak V. Didik Suryo H., S. Psi., M. Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis.

5. Ayah dan Ibu tercinta. Terima kasih atas segala doa, semangat, kesabaran dan dukungan baik secara moral ataupun materi.

(10)

x 7. Kakak Frid yang selalu mendukungku.

8. Sahabatku semasa kuliah Novi, Wulan, Vivi, Yohan (TM’07).

9. Sherly (Psi’05) yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, diskusi, arahan, kritik dan saran dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

10. Seluruh teman psikologi angkatan 2007 atas segala dukungan dan bantuan. 11. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan,

dukungan, bimbingan, kritik dan saran.

Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan Skripsi ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Yogyakarta, 11 Mei 2012

Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat... 6

(12)

xii

A. Remaja Akhir ... 7

1. Definisi Remaja Akhir ... 7

2. Ciri-ciri Perkembangan pada Masa Remaja Akhir... 8

3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir………... 10

4. Prestasi Belajar pada Remaja Akhir... 13

B. Prestasi Belajar ... 14

1. Definisi Prestasi Belajar ... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16

3. Fungsi Prestasi Belajar ... 18

C. Kemandirian ... 20

1. Definisi Kemandirian ... 20

2. Aspek-aspek Kemandirian ... 22

D. Dinamika Psikologis antara Kemandirian dan Prestasi Belajar pada Remaja Akhir ... 24

E. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 28

C. Definisi Operasional ... 28

D. Subyek Penelitian... 31

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 31

F. Kredibilitas ... 35

(13)

xiii

2. Seleksi Aitem ... 36

3. Estimasi Reliabilitas... 37

G. Metode Analisis Data ………. ... 38

1. Uji Asumsi ………... 38

a. Uji Normalitas ... 38

b. Uji Linearitas………... 39

2. Uji Hipotesis ... 39

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41

A. Pelaksanaan Penelitian ... 41

1. Proses Penelitian ………. . 41

2. Data Demografi ……….... 42

B. Hasil Uji Asumsi ... 43

1. Uji Normalitas ... 44

2. Uji Linearitas ... 44

C. Hasil Uji Hipotesis ... 45

D. Hasil Deskriptif ... 46

E. Pembahasan ……….. . 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Aitem-aitem dalam Skala Kemandirian Sebelum Diujicobakan 33

Tabel 2. Skor untuk Pilihan Jawaban... 33

Tabel 3. Contoh Aitem dalam Skala Kemandirian ... 34

Tabel 4. Aitem-aitem dalam Skala Kemandirian Setelah Diujicobakan .. 37

Tabel 5. Data Subyek Berdasarkan Usia... 42

Tabel 6. Data Subyek Berdasarkan IPK... 43

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas ... 44

Tabel 8. Hasil Uji Linearitas ... 45

Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis ... 45

(15)

xv

DAFTAR BAGAN

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya memajukan kesejahteraan dan kehidupan bangsa, seperti halnya yang tercantum dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional pasal 3, mengemukakan mengenai fungsi dan tujuan pendidikan nasional itu sendiri (“UU Sistem Pendidikan Nasional”, 2005). Pendidikan ini jugalah merupakan salah satu sektor yang dapat dijadikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia sehingga individu mampu membuka secara optimal, luas dan mendalam segala kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan itu berguna bagi diri individu tersebut ketika sudah benar-benar masuk ke dalam masyarakat secara utuh, dalam dunia kerja ataupun perannya dalam masyarakat.

(18)

belajar, dan dari segi fasilitas kegiatan belajar yang memadai (Azwar, 2004).

Kemajuan dan perkembangan kualitas pendidikan itu sendiri harus dilihat menggunakan suatu indikator, salah satunya adalah yang menggambarkan kemampuan mahasiswa dengan melihat hasil atau prestasi belajar yang dicapai. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suryabrata (1984) prestasi belajar merupakan suatu hasil atau produk yang didapatkan dari usaha yang dilakukan dalam proses belajar seseorang. Hasil atau produk tersebut bermacam-macam, antara lain nilai mentah,

rapport, Indeks Prestasi, dan lain-lain. Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu hasil yang dapat diketahui dan diamati oleh orang lain dan diri sendiri dari proses belajar yang mungkin tidak dapat dikatakan dan diketahui orang lain, yang nantinya akan menhasilkan suatu perubahan-perubahan yang bersifat konstant dan berbekas (Widyastuti dan Kuswardani, 2008).

(19)

Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri yang sudah menjadi fakultas, sedangkan Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri lainnya masih berada dalam lingkup Fakultas Kedokteran. FIK-Unpad dituntut untuk terus mengembangkan proses pembelajaran sehingga akan menghasilkan perawat professional yang bisa bersaing dengan pendidikan tinggi keperawatan lainnya, namun berdasarkan informasi dari Sub Bagian Akademik (SBA) FIK-Unpad Bandung 2005-2006, sebagian mahasiswa (49,39%) memiliki IPK dalam rentang 2,5 sampai 2,75. Hal ini masih belum memuaskan, karena pencapaian prestasi belum sesuai dengan harapan dari FIK-Unpad Bandung, yaitu 3,0. Berdasarkan informasi dari SBA FIK-Unpad Bandung juga menunjukkan bahwa sebagian besar (97,36%) mahasiswa FIK-Unpad Bandung menyelesaikan studi lebih dari lima tahun (www.kompas.com).

Fenomena lainnya, berdasarkan data yang diperoleh dari BAAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2009) beberapa mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma yang dikeluarkan (drop out) antara tahun 1996 – 2004 sebanyak 101 orang, pindah jurusan sebanyak 3 orang dan pindah perguruan tinggi sebanyak 5 orang. Hal ini belum menjadi suatu kepuasan bagi Fakultas Psikologi dalam hal prestasi. Drop out,

(20)

mencapai IPK sekurang-kurangnya 2,00 dan banyaknya nilai D tidak melebihi 20 % dari jumlah matakuliah program studi yang diisyaratkan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar individu. Menurut Azwar (2004) secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi antara lain faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor berhubungan dengan kondisi fisik umum seperti penglihatan dan pendengaran. Faktor psikologis menyangkut faktor–faktor non fisik, seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi, kemandirian, kesehatan mental dan sikap lainnya. Faktor eksternal meliputi faktor fisik seperti berhubungan dengan kondisi tempat belajar, asrama dan perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar, sedangkan faktor sosial menyangkut dukungan sosial dan pengaruh budaya.

(21)

percaya diri dan memiliki motivasi, mampu menempatkan diri sesuai dengan arah dan tujuan (Monks dkk, 1999).

Penelitian yang dilakukan oleh Ratih & Evan (2010) dari Universitas Terbuka yang meneliti mengenai hubungan antara Kemandirian dan Motif Berprestasi terhadap Prestasi Hasil UAS pada Mahasiswa S1 PGSD Kelompok Belajar Pondok Aren dan Cicurug UPBJJ-UT Serang memiliki hasil korelasi sebesar 0,622 menunjukkan hasil yang positif bahwa adanya hubungan antara kemandirian dan motif berprestasi. Telah dijelaskan oleh Hamalik (dalam Djamarah, 2002) bahwa motif berprestasi yang dimiliki oleh individu ditandai dengan afeksi dan reaksi untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajarnya, yaitu individu yang memiliki motif berprestasi, akan melakukan aktivitasnya untuk mencapai nilai akademik yang tinggi sehingga prestasi akademiknya pun rendah, dan sebaliknya, sehingga terbukti antara motif berprestasi dan prestasi belajar memiliki hubungan.

(22)

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara kemandirian dengan prestasi belajar pada remaja akhir?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dengan prestasi belajar pada remaja akhir.

D. Manfaat

1. Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan atau tambahan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan khususnya Psikologi Pendidikan yang berkenaan dengan prestasi belajar.

2. Praktis

(23)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Remaja Akhir

1. Definisi Remaja Akhir

Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescare

(kata Belanda,adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (dalam Hurlock, 1999). Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, spasial dan fisik.

Menurut Monks (1999) remaja adalah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sedang mengalami masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Menurut Turner dan Helms (1995) yang menyatakan bahwa fase remaja akhir merupakan masa pada tahap perkembangan dewasa awal

(24)

secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition),serta transisi peran sosial(social role trantition).

2. Ciri-ciri Perkembangan pada Masa Remaja Akhir

Pada masa remaja akhir merupakan masa yang memiliki kematangan fisik dan psikologis. Berikut beberapa ciri-ciri perkembangan pada masa remaja akhir, antara lain :

a. Segi fisik

Menurut Santrock (1999) diketahui bahwa masa ini sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang dan pada masa ini ditandai dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi. b. Segi Intelektual

(25)

besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (universitas/akademik). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.

c. Segi kepribadian dan peran sosial

(26)

3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir

Beberapa tugas perkembangan bagi remaja menurut Gunarsa & Gunarsa (2003) yaitu sebagai berikut :

a. Menerima keadaan fisiknya

Pada masa ini remaja mengalami berbagai macam perubahan fisik. Perubahan fisik berhubungan dengan pertumbuhannya dan kematangan seksual. Pertumbuhan fisik menghasilkan panjang lengan dan tungkai maupun tinggi badan yang tidak selalu sesuai dengan harapan remaja maupun lingkungan. Penampilan yang tidak sesuai dengan penampilan yang diidamkannya dapat merintangi usaha memperluas ruang gerak pergaulannya.

b. Memperoleh kebebasan emosional

Remaja harus memperoleh latihan dalam mengambil keputusan seacara bertahap dan bijaksana. Remaja perlu meregangkan ikatan emosional dengan orangtua supaya memilih sendiri dan mengambil keputusan sendiri. Remaja seringkali meninggalkan rumah dan menggabungkan diri dengan teman sebaya yang mungkin juga senasib dalam usaha pemaksaan pembebasan emosional secara ekstrim.

(27)

perkembangannya, mudah terkena pengaruh kurang baik yang menjerumuskannya. Remaja yang mempunyai bekal “kebebasan emosional” berlandaskan kemampuan membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik, apa yang patut dipilih, apa yang harus dihindari, tujuan mana yang harus dikejar dan tindakan atau keputusan mana yang sebaiknya diambil, remaja dapat bergaul dan menjalankan tugas perkembangan selanjutnya.

c. Mampu bergaul

Remaja harus belajar dengan teman sebaya dan tidak sebaya, sejenis maupun tidak sejenis untuk mempersiapkan diri di masa depan. Remaja sering menghadapi berbagi macam keadaan, mengalami pengaruh lingkungan baik yang megarahkan untuk memperluas pergaulannya.

d. Menentukan model untuk identifikasi

(28)

e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri

Pada masa ini terlihat juga perubahan dalam cara berpikir remaja yang menunjukkan bertambahnya minat terhadap peristiwa yang tidak langsung dan hal-hal yang tidak konkrit. Pikirannya menjangkau jauh ke masa depan, mengenai pilihan bidang pekerjaan, pilihan calon istri/suami dan bentuk kehidupan masyarakat lainnya.

Untuk mencegah timbulnya perilaku yang sangat menghambat perkembangan remaja, maka remaja perlu melakukan refleksi diri untuk mengetahui kemampuan, sejauh mana jangkauan kesanggupannya mencapai kesempatan yang diperolehnya secara nyata.

f. Memperkuat pengusaan diri atas dasar skala nilai dan norma

Remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan luar dan dalam. Lingkungan luar dan pengaruhnya kadang-kadang perlu dihambat dan dicegah, supaya tidak terlalu besar perangsangannya terutama bila bersifat negatif. Demikian pula lingkungan dalam diri yang mempengaruhi munculnya perilaku yang tidak bisa ditoleransikan oleh umum, oleh masyarakat harus dikendalikan dan dicegah pemunculannya.

(29)

g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan

Seorang anak bersifat egosentris. Segala hal dipandang dari sudut pandangnya sendiri, terpusat pada keinginan dan kebutuhan sendiri. Reaksi dan tingkahlakunya sangat dipengaruhi oleh emosi dan kebutuhannya, sehingga sulit menangguhkan terpenuhinya suatukebutuhan tertentu. Sebaiknya seorang remaja diharapkan bisa meninggalkan kecenderungan, keinginan untuk menang sendiri. Sepanjang masa peralihan ini, remaja harus belajar melihat dari sudut pandang orang lain. Belajar mengingkari kesenangan diri sendiri, menangguhkan hal-hal yang menyenangkan dan mendahulukan pelaksanaan tugas dan kewajiban.

Remaja harus belajar menyesuaikan diri dalam hubnngan sosial yang lebih luas dan tugas perkembangan yang lebih majemuk. Tugas perkembangan dan kesulitan yang dialami remaja perlu dukungan penuh dari orangtua. Bimbingan dan uluran tangan dari orangtua yang sering ditolak oleh remaja perlu tetap ditawarkan dengan kesabaran.

4. Prestasi Belajar pada Remaja Akhir

(30)

dalam individu, terjadi perubahan dan perkembangan secara kognitif sehingga mampu untuk berpikir lebih logis. Dalam tahap perkembangannya, remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, yaitu mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001), yang akan mempengaruhi cita-cita, keinginan dan motivasi dalam proses belajar. Faktor lain dari luar individu secara sosial, remaja akan dituntut lebih mandiri dan bertanggungjawab, tidak lagi bertingkah seperti anak-anak. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah sebagai mahasiswa (Hurlock, 1980).

Prestasi belajar yang dimiliki oleh remaja akhir ini disesuaikan dengan proses perubahan dan perkembangannya, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif pada individu.

B. Prestasi Belajar

1. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu:“Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study” (Webster’s New

(31)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (1991) prestasi belajar adalah nilai yang diperoleh dari kegiatan sekolah yang bersifat kognitif dan ditentukan melalui penilaian.

Tingkat keberhasilan atau penguasaan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih. Prestasi belajar itu sendiri dapat diketahui dari hasil evaluasi belajar. Evaluasi belajar ini dapat dilakukan dengan pengukuran yang biasanya dibuat oleh dosen dalam bentuk ujian tertuis, lisan maupun praktik. Kemudian penilaian dilakukan berdasarkan norma yang dipergunakan. Hasilnya diwujudkan dalam suatu symbol yang biasa menggunakan angka atau huruf yang biasa disebut sebagai indeks prestasi. Ada yang menggunakan angka-angka dengan rentang 1-10 atau 10-100 atau juga dalam bentuk huruf seperti A, B, C, D, E.

(32)

Dari beberapa definisi mengenai prestasi belajar dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu hasil dari tingkat keberhasilan mahasiswa dalam belajar di kampus yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang didapat melalui serangkaian tes evaluasi belajar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam menentukan prestasi akademik atau dengan kata lain adalah belajar, ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi proses belajar. Menurut Suryabrata (1984), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, antara lain:

a. Faktor dari dalam diri individu 1) Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi prestasi belajar seorang individu biasanya berupa hal-hal yang berhubungan dengan jasmani individu tersebut. Faktor fisiologis tersebut antara lain keadaan jasmani pada umumnya serta keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera.

2) Faktor psikologis

(33)

Dapat ditunjukkan melalui penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2005) bahwa adanya hubungan yang positif antara Motivasi dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas II SMP Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang dan penelitian yang dilakukan oleh Ratih & Evan (2010) dari Universitas Terbuka menunjukkan adanya hubungan positif antara Kemandirian, Motif Berprestasi terhadap Prestasi Hasil UAS Mahasiswa S1 PGSD Kelompok Belajar Pondok Aren dan Cicurug UPBJJ-UT Serang dengan menggunakan subyek 120 mahasiswa S1 PGSD-UT. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa kemandirian juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara psikologis.

b. Faktor dari luar diri individu 3. Faktor non sosial

(34)

disiplin belajar dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.

4. Faktor sosial

Faktor sosial yang dimaksud adalah sesama manusia baik manusia yang hadir secara langsung ataupun yang tidak langsung. Kehadiran orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung ini akan sangat mempengaruhi proses belajar seseorang karena dinilai akan mengganggu. Oleh karena itu, kehadiran orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung ini akan mempengaruhi prestasi akademik seseorang.

3. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi akademik yang dihasilkan dari hasil penilaian dari usaha belajar tersebut memiliki beberapa fungsi. Menurut Azwar (1987), terdapat beberapa fungsi prestasi belajar, yaitu:

a. Fungsi penempatan

Dalam fungsi penempatan ini, prestasi belajar berfungsi untuk menentukan jurusan atau klasifikasi bidang yang sesuai dengan kemampuan dari individu tersebut.

b. Fungsi normatif

(35)

belajar yang dilakukannya. c. Fungsi diagnostik

Fungsi diagnostik disini biasanya berupa pemanfaatan prestasi belajar untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan belajar serta kelemahan individu dalam proses belajar.

d. Fungsi sumatif

Dalam hal ini, fungsi dari prestasi belajar yaitu untuk memperoleh informasi mengenai peguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.

Menurut Thorndike dan Hagen (1977), prestasi belajar memiliki beberapa fungsi diantaranya :

a. Guna mengetahui kemajuan belajar selama pengajaran berlangsung dalam periode waktu tertentu.

b. Memberikan motivasi kepada siswa. Pengetahuan siswa tentang prestasinya akan membantu siswa guna menentukan sikap kearah untuk lebih dapat menguasai pelajaran dan bersaing dengan temannya. c. Diagnostik artinya dari hasil prestasi dapat diketahui penguasaan siswa

pada berbagai mata pelajaran, kelemahan dan kesukaran yang dialaminya.

(36)

bimbingan dan konseling dilakukan terhadap siswa, agar siswa dapat aktualisasi potensi secara optimal.

e. Memberikan informasi tentang kualitas lembaga sebagai penyelenggara pendidikan, karena prestasi siswa akan menunjukkan prestasi lembaga dalam mengubah perilaku siswa dan memberikan bekal pada siswa agar berhasil memasuki jenjang pendidikan berikutnya.

C. Kemandirian

1. Definisi Kemandirian

Beberapa ahli mendefinisikan kemandirian sebagai suatu kemampuan dalam bersikap mengatasi masalah, mampu berinisiatif, memiliki rasa percaya diri sehingga dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain, definisi kemandirian lainnya sebagai berikut :

a. Menurut Steinberg (1993), kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan individu dalam bertingkahlaku, merasakan sesuatu, dan mengambil keputusan berdasar kehendaknya sendiri.

(37)

teman sebaya, percaya diri, terarah pada tujuan, dan mampu mengendalikan diri.

c. Menurut Hetherington (dalam Masrun dkk, 1986), kemandirian ditandai dengan adanya kemampuan untuk mengambil inisiatf serta kemampuan mengatasi masalah, penuh ketekunan dalam bekerja, memperoleh kepuasan dari usahanya serta berkeinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain.

Namun, beberapa ahli lainnya mengatakan bahwa kemandirian bukanlah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu tersebut, yaitu :

d. Menurut Masrun, dkk (1986), kemandirian adalah modal dasar bagi manusia dalam menentukan sikap dan perbuatan terhadap lingkungannya. Kemandirian mendorong orang untuk berprestasi dan berkreasi sehingga menjadi makhluk yang produktif, efisien dan membawa diri ke arah kemajuan.

e. Bhatia (1977) mengemukakan bahwa independency adalah suatu perilaku yang aktivitasnya terarah pada diri individu itu sendiri, keterlibatan orang lain berupa saran atau benturan langsung hampir ditiadakan, semua masalah dicoba dipecahkan sendiri.

(38)

perilaku-perilaku, seperti eksploratif pada individu tersebut yaitu mampu mengambil keputusan, percaya diri, dan kreatif. Selain itu individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap.

2. Aspek – aspek Kemandirian

Menurut Robert Havighurst (1972) bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

a. Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua.

b. Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.

c. Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

(39)

Menurut Steinberg (1993) terdapat tiga aspek pada kemandirian yaitu;

a. Emotional authonomy

yang mengacu kepada tidak melihat orang dewasa sebagai orang yang serba tahu, tidak bergantung pada orang dewasa, individual dengan pertimbangan sendiri.

b. Behavioural authonomy

perubahan kedekatan emosional: yaitu mampu membuat keputusan berdasarkan pertimbangan sendiri, mencapai keputusan yang bebas, berfikir semakin abstrak.

c. Value authonomy

ditandai dengan mengemukakan pendapat benar-salah, penting dan tidak penting, keyakinan pada prinsip ideologi, keyakinan pada nilai-nilai sendiri. Remaja yang memiliki kemandirian akan dapat menentukan pilihannya sendiri tanpa dibingungkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar dirinya, dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya

Menurut Masrun dkk (1986) menyebutkan komponen – komponen utama kemandirian, antara lain :

a. Bebas

(40)

b. Progresif dan ulet

Progresif dan ulet ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan harapan-harapan.

c. inisiatif

inisiatf merupakan kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif.

d. Pengendalian dari dalam(internal locus of control)

Pengendalian dari dalam yaitu adanya perasaan mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya atau kemampuan mengendalikan tindakannya serta kemampuan mempengaruhi lingkungannya atas usahanya sendiri.

e. Kemantapan diri

Kemantapan diri mencakup aspek rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

D. Dinamika Psikologis antara Kemandirian dan Prestasi Belajar pada

Remaja Akhir

(41)

Mahasiswa yang memiliki keinginan untuk memenuhi tuntuttan akademiknya, harus mampu memiliki kemampuan untuk dapat berdiri sendiri tanpa harus bergantung dengan orang lain, karena secara sosial mahasiswa bukanlah individu kecil melainkan individu dewasa yang dianggap mampu melakukan segala aktivitasnya terarah pada diri sendiri (Steirnberg, 1993).

Selain adanya keinginan untuk memenuhi tuntuttan akademiknya, remaja akhir yaitu mahasiswa ingin juga memenuhi tutntuttan secara sosial yang menganggap bahwa mereka adalah individu yang mandiri dan dewasa, sehingga munculnya keinginan untuk dihargai sebagai orang dewasa bukanlah anak kecil lagi. Penghargaan yang dapat dilakukan dan dimiliki sebagai mahasiswa salah satunya adalah melalui prestasi dalam akademiknya di pergururan tinggi. Bagi Mappiare (1987), masa remaja merupakan masa yang mulai memperhatikan prestasinya, sehingga menjadi yang terbaik dan menganggap bahwa predikat terbaik merupakan tujuan utama. Tidaklah mengherankan jika keinginan berprestasi inilah yang akan menjadikan sebuah motivasi dalam proses belajar bagi mahasiswa.

Motivasi berprestasi meupakan sebuah dorongan bagi individu untuk berusaha lebih keras dalam mencapai prestasi yang baik dan optimal. Ketika motivasi berprestasi ini sudah berada dalam diri inidividu tersebut, bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika mahasiswa atau remaja akhir memiliki hasil yang baik dari proses belajarnya di perguruan tinggi.

(42)

kondisi yang nyaman dengan dirinya tanpa adanya perubahan, sehingga tidak seperti remaja yang memiliki kemandirian tinggi yaitu berkeinginan dan memiliki motivasi berprestasi untuk mencapai predikat terbaik dan prestasi belajar yang tinggi, melainkan sebaliknya predikat terbaik bukanlah tujuan utama sehingga tidak optimal dalam mengerjakan tugas belajarnya.

Perlu diketahui bahwa kemandirian yang tinggi tidak dapat menjamin akan memiliki prestasi belajar yang diharapkan, karena kemandirian hanya sebagai faktor pendukung dan pengarah bagi individu dalam mempergunakan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan dan hasil.

E. Hipotesis Penelitian

(43)
(44)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang mencoba mencari hubungan natara dua variabel, yaitu antara hubungan antara kemandirian dengan prestasi belajar, sehingga jenis penelitian ini adalah korelasi dua variabel.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2002) variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Kemandirian merupakan variabel bebas

2. Prestasi Belajar merupakan variabel tergantung

C. Definisi Operasional

(45)

mengatasi gejolak perasaan (sedih, kecewa, senang, marah, dll), mampu berpikir, bertindak dan mengambil keputusan sendiri untuk mengatasi masalahnya. Hal lainnya remaja akan mampu memposisikan diri dengan orang dewasa disekitarnya sehingga mampu berinteraksi dan berdiskusi secara leluasa dan bebas. Dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap. Menurut Masrun, dkk. (1986). Dalam penelitian ini, kemandirian terdiri dari beberapa aspek yaitu :

a. Bebas

Bebas ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri, bukan karena orang lain.

b. Progresif dan ulet

Progresif dan ulet ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan harapan-harapan.

c. Inisiatif

inisiatf merupakan kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif.

d. Pengendalian dari dalam(internal locus of control)

(46)

mengendalikan tindakannya serta kemamuan mempengaruhi lingkungannya atas usahanya sendiri.

e. Kemantapan diri

Kemantapan diri mencakup aspek rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Jika skor pada skala kemandirian tinggi maka menunjukkan bahwa kemandirian pada subyek tinggi sedangkan jika skor pada skala kemandirian rendah maka menunjukkan bahwa kemandirian pada subyek rendah.

2. Prestasi belajar itu sendiri mengandung pengertian yaitu suatu hasil dari tingkat keberhasilan mahasiswa dalam belajar di kampus yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang didapat melalui serangkaian tes evaluasi belajar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Indeks Prestasi (IP) untuk menunjukkan prestasi belajar. Indeks Prestasi (IP) yang dipakai adalah IPK semester tiga yaitu IP dari semester pertama sampai dengan semester tiga.

(47)

D. Subyek Penelitian

Subyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Psikologi tahun ajaran 2009/2010 semester tiga. Pemilihan subyek di tahun II karena masih berkisar anatar umur 18 – 22 tahun atau remaja akhir, memiliki IPK (Indeks Prestasi Komulatif), dan masih adanya kecenderungan membawa kebiasaan SMA yang tidak cukup mendukung dan membantu di perkuliahan, seperti kurang siap mencari jurnal aau buku referensi, mencatat sesuai dengan kebutuhan masing-masing mahasiswa, dll.

Metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalahpurposive sampling.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala psikologi yang berupa angket atau kuesioner untuk skala kemandirisn. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat kemandirian pada mahasiswa-mahasiswi di Fakultas Psikologi tingkat semester tiga.

(48)

tertutup, yaitu sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia. Untuk setiap pertanyaan tersedia empat (4) alternatif jawaban dengan ketentuan skor sebagai berikut: Untuk jawaban :

a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 4 b. Setuju (S) diberi skor 3

c. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

d. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

Dalam skala ini terdapat dua pernyataan yaitu pernyataanfavorable

(49)

Tabel 1

Aitem-aitem dalam Skala Kemandirian Sebelum Diujicobakan

Konteks

66, 44, 42,40, 37 unfavorable

15 20 %

35, 32, 31, 27, 24, 23, 22, 20 favorable

Inisiatif

34, 33, 28, 26, 25, 21, 19 unfavorable

15 20 %

70, 69, 65, 59, 52 favorable

Pengendalian

dari dalam 74, 72, 71, 68, 67, 64, 58, 57, 54, 47

unfavorable 15 20 %

75, 73, 60, 56, 55, 49, 48, 46, 29, 17

favorable

Kemantapan diri

53, 51, 50, 30, 5 unfavorable

15 20 %

Total Bobot 75 100 %

Berikut ini merupakan tabel skor pada item favorabel dan

unfavorabel:

Tabel 2

Skor untuk Pilihan Jawaban

Skor Pilihan Jawaban

Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

(50)

Dalam pengerjaan skala ini, subyek diminta untuk mengisi seluruh item dalam skala ini sesuai dengan kondisi dari subyek. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah ataupun benar. Subyek diminta untuk menjawab seluruh pernyataan tanpa ada yang terlewatkan.

Salah satu contoh item untuk Skala Kemandirian pada remaja dalam pada aspek bebas yaitu

Tabel 3

Contoh Aitem dalam Skala Kemandirian

Pernyataan SS S TS STS

Saya bebas menentukan pilihan yang saya inginkan

Untuk mengetahui prestasi belajar dari subyek penelitian, peneliti memberikan pertanyaan yang harus diisi dalam skala kemandirian yaitu mengenai indeks prestasi komulatif dari subyek penelitian. Pertanyaan mengenai Indeks Prestasi tersebut dilampirkan kedalam identitas yang harus diisi oleh subyek, identitas tersebut yaitu:

NIM :

Usia :

Jenis Kelamin :

IPK :

(51)

F. Kredibilitas

Pengujian instrumen menyangkut aspek validitas dan reliabilitas yang dilakukan sebelum alat ukur diberikan kepada subyek yang sesungguhnya. Uji coba alat ukur dilakukan untuk melihat validitas aitem alat ukur dan reliabilitas alat ukur yang kemudian akan digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Peneliti melakukan uji coba alat ukur penelitian yaitu skala Kemandirian. Peneliti menyebarkan skala kepada 100 orang responden mahasiswa-mahasiswi Psikologi tingkat semester tiga angkatan 2009/2010 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1. Estimasi Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dapat melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2006). Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional profesional judgement(Azwar, 2000).

(52)

penampilan tes meyakinkan dan memberi kesan mampu mengungkapkan aspek yang hendak diukur. Validitas logik menunjuk pada sejauh mana isi tes mewakili ciri-ciri atribut yang hendak diukur sebagaimana telah ditetapkan dalam kawasan ukurnya (Azwar, 2000).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity), yaitu setelah instrumen disusun berdasarkan teori-teori tentang aspek-aspek yang akan diukur, maka selanjutnya instrumen tersebut dikonsultasikan dengan ahli, dalam hal ini peneliti akan mengkonsultasikan dengan Dosen Pemimbing. Setelah itu diteruskan dengan uji coba instrumen.

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem dalam penelitian ini digunakan untuk memilih aitem-aitem yang memilki kualitas yang tinggi dan memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes. Seleksi aitem dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi aitem total, digunakan batasan daya diskriminasi aitem adalah 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 daya pembedayanya dianggap memuaskan (Azwar,1999).

(53)

Tabel 4

Aitem-aitem dalam Skala Kemandirian Setelah Diujicobakan

Konteks

Total Bobot 60 100 %

3. Estimasi Reliabilitas

Reliabiltas adalah konsistensi dari sebuah alat ukur yang menghasilkan pengukuran yang sama pada waktu yang berbeda terhadap subyek yang dikenai alat ukur tersebut. Reliabiltas juga dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2000). Suatu alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, stabil, dapat diandalkan

(54)

menggunakan formula Alpha Cronbacnh’s dengan bantuan perangkat lunak komputer SPSS 12.0 for Windows. Hasil uji reliabilitas skala kemandirian diperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach’s sebesar 0,950.

G. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, dilakukan analisis data kuantitatif dengan menggunakan penghitungan statistik. Penghitungan statistik yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji asumsi yang pertama kali dilakukan adalah uji normalitas dimana uji normalitas ini digunakan untuk melakukan pengecekan pada data penelitian apakah data penelitian ini berasal dari populasi sebaran yang normal. Uji normalitas ini dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi sebaran normalitas (Santoso, 2010). Variabel yang memiliki signifikansi P > 0,05 menunjukkan bahwa penyebaran data pada variabel tersebut berdistribusi normal.

(55)

Kolmogrof-Smirnov ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 12for Windows.

b. Uji Linearitas

Uji asumsi lain yang dilakukan oleh peneliti adalah uji linearitas. Uji linearitas ini digunakan untuk menyatakan hubungan antar variabel yang hendak dianalisis dalam penelitian mengikuti garis lurus. Hubungan antara kedua variabel dapat dikatakan linear ketika memiliki taraf signifikansi P < 0,05.

Dengan uji linearitas ini, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas variabel lainnya (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini, uji linearitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 12for Windows.

2. Uji Hipotesis

(56)
(57)

41

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Proses Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan perizinan pada pengambilan data sebanyak dua kali dalam penelitian ini. Perizinan yang pertama dilakukan untuk pengambilan data pada skala kemandirian yang diberikan pada 50 subyek penelitian. Izin untuk penyebaran skala ini dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Perizinan yang kedua merupakan perizinan untuk mengambil data Indeks Prestasi di mana data Indeks Prestasi ini digunakan untuk melakukan pengecekan ulang pada Indeks Prestasi yang sudah diisi oleh subyek pada skala yang sudah dibagikan. Daftar Indeks Prestasi ini dikeluarkan oleh Sekretariat Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dengan memperoleh tembusan dari Kepala Program Studi Fakulltas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Tentunya proses pengecekan ulang mengenai Indeks Prestasi ini juga sudah disetujui oleh subyek melalui surat pernyataan kesanggupan yang telah terlampir dalam skala Kemandirian.

(58)

tahun 2009/2010, yang sedang menempuh pendidikan pada semester 3. Alat pengumpulan data yang berupa skala ini telah memenuhi syarat di mana seluruh aitem yang ada dalam skala ini telah diisi secara lengkap oleh subyek penelitian sehingga skala yang disebar dapat dipergunakan sebagai alat membantu dalam menganalisis data. Setelah pengumpulan data pada variabel kemandirian, kemudian melakukan cek ulang pada Indeks Prestasi yang telah diisi oleh subyek pada skala yang diterima. Peneliti menyerahkan alat pengumpulan data berupa skala langsung kepada subyek penelitian. Jumlah subyek penelitian ini adalah 100 subyek, yang terdiri dari 62 subyek berjenis kelamin perempuan dan 38 subyek berjenis kelamin laki-laki.

2. Data Demografi

Data demografi pada remaja akhir yang memiliki kriteria usia 19-23 tahun Tabel 5

Data Subyek Berdasarkan Usia

Usia Subyek Persentase

19 tahun 84 84 %

20 tahun 14 14 %

21 tahun 2 2 %

22 tahun 0 0 %

23 tahun 0 0 %

(59)

Selanjutnya, data demografi subyek berdasarkan IPK sebagai berikut :

Tabel 6

Data Subyek Berdasarkan IPK

IPK Subyek Persentase

0,00-0,50 0 0 %

0,51-1,00 0 0 %

1,01-1,50 0 0 %

1,51-2,00 3 3 %

2,01-2,50 6 6 %

2,51-3,00 33 33 %

3,01-3,50 49 49 %

3,51-4,00 9 9 %

Jumlah 100 100 %

\

B. Hasil Uji Asumsi

(60)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada data penelitian ini untuk mengetahui apakah data penelitian ini normal atau tidak. Pengujian normalitas ini menggunakan statistic nonparametric yaitu dengan menggunakan teknik Kolmogorof Smirnov pada program SPSS 12for Windows.

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas

Variabel Z Sig. (P) Keterangan Kemandirian 1,465 0,027 Tidak normal

Dari tabel diatas, sebaran data pada variabel kemandirian menunjukkan bahwa signifikansi P sebesar 0,027 (P<0,05). Hasil Variabel tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pada variabel kemandirian ini tidak berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

(61)

Tabel 8

Hasil Uji Linearitas

Hubungan F Hitung Sig. (P) Kemandirian dengan Prestasi Belajar 2,970 0,093

Dari tabel diatas, hasil yang didapat pada hasil uji linearitas hubungan antara kemandirian dengan prestasi belajar F hitung sebesar 4,268 dengan taraf signifikasnsi sebesar 0,093 dimana P>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel antara kemandirian dengan prestasi belajar yaitu tidak linear.

C. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini menggunakan korelasi Spearmen’s rho yang dilakukan dengan program SPSS 12 for Windows. Berikut tabel hasil uji hipotesis.

Tabel 9 Hasil Uji Hipotesis

Hubungan r Sig. (P) Kemandirian dengan Prestasi Belajar 0,171 0,044

(62)

Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang lemah antara kemandirian dengan prestasi belajar. Apabila kemandirian seseorang tinggi maka prestasi belajar akan tinggi dan apabila kemandirian seseorang rendah maka prestasi belajar akan rendah pula.

D. Hasil Deskriptif

Kemudian dilakukanlah uji tambahan untuk mengetahui mean teoritik dan mean empiris. Mean teoritik ini digunakan untuk menghasilkan rata-rata skor ideal pada data penelitian sedangkan mean empiris digunakan untuk menghasilkan rata-rata skor pada data penelitian. Berikut ini merupakan tabel dari uji tambahan yang dilakukan pada data penelitian.

Tabel 10 Kemandirian 60 240 150 29,450 0,00

(63)

perbedaan antar aitem dalam variabel kemandirian dalam penelitian ini dan perbedaannya signifikan.

E. Pembahasan

Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hipotesis dari peneliti, yang menyatakan adanya hubungan positif pada kedua variabel yaitu antara variabel kemandirian dengan prestasi belajar. Namun dari hasil korelasi tersebut menunjukkan hubungan yang lemah yaitu r = 0,171. Pada hasil korelasi yang ada, menurut Hadi (2000) memiliki nilai yang sangat buruk atau dengan kata lain tidak dapat digunakan sama sekali, yaitu nilai r=0,000 – 0,250 dengan p<0,05. Berdasarkan pernyataan tersebut tampak jelas bahwa hasil korelasi dalam penelitian ini memang menunjukkan skor yang tidak dapat digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini yaitu kemandirian dan prestasi belajar.

(64)

dengan kondisi cukup ramai karena di luar ruangan sehingga membuat berkurangnya konsentrasi subyek dalam mengisi skala. Selain itu waktu yang diambil oleh peneliti kurang tepat yaitu pada siang hari dan waktu setelah ujian usai.

Dalam pembahasan ini peneliti tidak dapat menggunakan hasil dari penelitian ini untuk melihat hubungan kedua variabel sehingga tidak dapat menyatakan bahwa remaja yang memiliki tingkat kemandirian tinggi maka prestasi belajar yang dimiliki remaja tersebut juga tinggi, dan sebaliknya. Hal ini berkenaan dengan hasil korelasi yang sangat lemah dan berdasarkan tujuan dari penelitian yang cenderung lebih melihat kemajuan ke individu tersebut.

Selain kemandirian, masih banyak faktor lainnya yang mempengaruhi prestasi belajar pada subyek, Pada penelitian yang dilakukan oleh Ka Yan dari Universitas Psikologi Maranatha ini meneliti mengenai hubungan antara

Learning Approach dan Prestasi akademik dengan menggunakan subyek penelitian Siswa kelas 1 di salah satu SMU di Bandung. Dalam penelitian ini peneliti menghubungkan Learning Approach yang terdiri dari Surface Approach(pengolahan informasi untuk mendapatkan hadiah dan menghindari sanksi), Deep Approach (menghubungkan informasi yang diterima dengan realita atau pengalaman sehari-hari agar lebih memahami pelajaran), dan

(65)

mata pelajaran matematika, mereka cenderung tidak menggunakan Surface Approachdalam belajar akan tetapi mereka menerapkan Deep Approach saat mempelajari pelajaran (Yan, 2008). Penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan pun juga ikut mempengaruhi prestasi belajar.

Penelitian dilakukan pada subyek mahasiswa Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta. Berdasarkan visi dan misi Fakultas Psikologi, yaitu memiliki keunggulan akademik-profesional dalam bidang ilmu psikologi yang mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang berorientasi pada terwujudnya masyarakat Indonesia yang berkepribadian utuh (www.usd.ac.id) sehingga menjunjung tinggi Pedagogi Ignasian. Pedagogi Ignasian

merupakan metodologi atau cara mendampingi dan membantu pembelajar tumbuh dan berkembang didasarkan pada pandangan hidup dan visi tentang pribadi manusia ideal.

Sesuai dengan Pedagogi Ignasiandalam proses belajar menggunakan pendekatan praktis (Practical Approach) dengan model pembelajaran yang dikenal dengan 3C, yaitu Competence, yaitu mampu membuat makalah dan mempresentasikan sesuai dengan topik yang dipilih, Conscience, menjadi penulis yang jujur, kreatif, terbuka dan rendah hati terhadap kritikkan, bertanggungjawab terhadap makalah yang didiskusikan dan Compassion

(66)

membentuk pribadi mahasiswa sebagai penentu prioritas pilihan (priority taking), pengambil keputusan (decision making), penyelidikkan

(investigation), penemuan experiment (experiment inquiry), pemecahan masalah (problem solving), penelitian (invention), pelayanan berdasarkan kasih (loving care). Terlihat jelas bahwa metode pembelajaran yang digunakan di Fakultas Psikologi yaitu untuk mendukung prestasi belajar mahasiswa secara akademik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Faktor lainnya yang mempengaruhi prestasi belajar subyek, yaitu lingkungan belajar. Purwanto (2006) mengatakan bahwa lingkungan belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar, menunjukkan bahwa pemenuhan dan pengelolaan lingkungan belajar merupakan suatu hal yang tidak dapat dipandang dengan sebelah mata saja. Pada penelitian yang dilakukan oleh oleh Tri Minarni dengan judul Pengaruh Disiplin Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar MataPelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri 11 Semarang tahun Ajaran 2004/2005 menyatakan bahwa disiplin belajar dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.

(67)

tingkat internasional. Yogyakarta sering disebut “surga” bagi penelitian, pengembangan wawasan, intelektual dan kajian ilmiah. Banyaknya forum ilmiah seperti seminar, symposium, loka karya, teleconference dan lain-lain yang diadakan oleh perguruan tinggi/organisasi di masyarakat dengan mengundang pembicara nasional bahkan internasional sering dilakukan di kota ini (www.ugm.ac.id).

Keberagaman etnis, budaya, suku dan agama, di Jogja membawa dampak positif tersendiri, dalam hal pengembangan pribadi mahasiswa. Situasi ini secara tidak langsung akan membentuk pribadi yang beretika, menghargai keberagaman, mempunyai semangat juang untuk berkompetisi yang baik dan berwawasan komunikasi yang luas. Saat ini Jogja terdapat lebih dari 264.653 mahasiswa yang belajar di 123 Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Selain itu terdapat puluhan ribu mahasiswa yang belajar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Kedinasan. Maka tidaklah heran dengan lingkungan fisik Yogyakarta yang kondusif menjadi faktor pendukung bagi prestasi belajar mahasiswa.

(68)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian dengan prestasi belajar pada remaja akhir namun dengan korelasi yang lemah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil korelasi yang bernilai positif yaitu sebesar r = 0,171, sehingga kurang dapat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Dalam penelitian berikut disarankan untuk mengambil variabel lainnya dan harus lebih mampu memperhitungkan subyek, proses pengambilan data dan skala yang digunakan dalam sebuah penelitian.

B. Saran

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengontrol beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Selain faktor psikis, seperti intelgensi, minat, bakat, motivasi juga faktor fisik (seperti kesehatan mahasiswa), faktor alam, dan sosial, faktor instrumental (dosen, fasilitas belajar di kampus), dan faktor pendekatan belajar.

(69)
(70)

54

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Wardiyati. 2006. Hubungan Antara Motivasi dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang (NIM: 102011023437). Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.

Azwar, Saifuddin. 1987.Tes Prestasi.Liberty: Yogyakarta.

Azwar, Saifuddin. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Caplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi penterjemah: Dr. Kartini Kartono.

PT. Raja Grafindo: Jakarta.

Djamarah, S.B. 2002.Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Eko Susanto, S.Pd.,Kons. Psikologi Remaja 2008. Dipungut pada 13 Juli 2011. http://www.rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html.

Evanthia, N. 1999. Investigating for Academic Achievement of Adolescents With Learning Disablitiies: A Structural Modeling Approach. Journal of Educational Psychology 1996, Vol.88, No.3, 435-450.

Frederic Guay, Michel Bovin & Ernest Hodges. 1999. Social Comparison Processes and Academic Achievement: The Dependence of the Development of Self Evaluations on Friend’s Performance. Journal of Educational Psychology 1999, Vol. 91, No. 3, 564-568.

Frederic Guay, Michel Boivin & Herbert W. Marsh. 2003. Academic Self – Concept and Academic Achievement: Developmental Perspectives on their Causal Ordering. Journal of Educational Psychology 2003, Vol. 95, No. 1, 124-136.

Gunarsa. 2003. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. (Cet.4). Jakarta: Gunung Mulia.

Hadi, Sutrisno. 2000.Statistik Jilid 2. Andi : Yogyakarta.

(71)

Hidayah, Firman. 2011. Hubungan Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada siswa SMA 2 Negri Malang tahun ajaran 2010/2011.Malang: Universitas Negri Malang.

Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga: Jakarta.

Hurlock, E. B. 1990.Developmental psychology: a lifespan approach. Boston: McGraw-Hill.

Ihwal. Kemerosotan Prestasi. 2010. Dipungut pada 27 September 2010. http://www.kswmesir.org/index.php?option=com_content&view=section &id=3&layout=blog&Itemid=22&limitstart=14.

Mappiare A. 1983.Psikologi Orang Dewasa.Surabaya : Usaha Nasional. Mappiare A. 1987.Psikologi Remaja.Surabaya : Usaha Nasional.

Marcella, Vivi. 2004. Perbedaan Tingkat kemandirian Antara Anak yang Dibesarkan dalam Keluarga Inti dengan Anak yqng Dibesarkan dalam Keluarga yang Lebih Besar (NIRM: 990051121705120086). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Monks, FJ & Knoers, AMP, Haditono. 1999. Psikologi Perkembangan :

Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, (terjemahan Siti Rahayu Haditono.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Muhamad, Rifki. Mengoreksi Indeks Prestasi 2008. Dipungut pada 12 Juli 2011. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/03/01/3082/ Mengoreksi-Indeks-Prestasi.

Ngalim Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung :Remaja Rosdakarya. 2006.

Purbo Hardjito & Murtini. 1996. Pengaruh Pusat Kendali, Kemandirian, Harga Diri terhadap Prestasi Siswa Sekolah Dasar (Laporan No. 71). Yogyakarta: Univesitas Gadjah Mada.

Ratih, Evan. 2010. Hubungan antara Kemandirian, Motif Berprestasi terhadap Prestasi Hasil UAS Mahasiswa S1 PGSD Kelompok Belajar Pondok Aren dan Cicurug UPBJJ-UT Serang. Universitas Terbuka: Jakarta.

Santoso, Agung. 2010. Statistik Untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.

(72)

Santrock, J. W. 2002.Perkembangan Masa Hidup Jilid 1. Erlangga: Jakarta. Steinberg. 1993. Adolescence. Third Edition. New York: McGraw-Hill.Inc.

Supratiknya, A. 1998. Psikometri. Pusat Penerbitan dan Pengembangan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

Supratiknya. 2000.Statistik Psikologi.PT. Grasindo: Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 1984.Psikologi Pendidikan.CV. Rajawali: Jakarta.

Tri Minarni. 2006.Pengaruh Disiplin Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri 11 Semarang Tahun Ajaran2004/2005. Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang.

(online),(http://www.digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/H ASH01c6.dir/doc.pdf diakses 30 Desember 2009).

Wirawan, Saruto. 2002. Psikologi Remaja. Grafindo: Jakarta.

Wello Wungkar. Siapa Suruh Jadi Mahasiswa?. 2010. Dipungut pada 12 Juli 2011. http:// http://www.kompasiana.com/welo_wungkar.

Yan, Ka. 2008. Penelitian Mengenai Hubungan Antara Learning Approach Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas 1 SMU ‘X’ Di Bandung (Suatu Studi Mengenai Surface Approach, Deep Approach, dan Achieving Approach pada Mata Pelajaran Matematika). Jurnal PSIKOmedia (Jurnal Psikologi Universitas Kristen Maranatha).

Administrator. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak.. Dipungut pada 27 Juli 2011. http://www.direktorat@ditptksd.go.id.

Agupenajateng. 2011.PR Pendidikan 2011 Masih Berat. Dipungut pada 27 April 2011.http://www.agupenajateng.net/2011/01/22/prpendidikan2011masihbe rat/#ixzz1RmSUfxRg.

Educare. 2011. Peran Ideal Dosen Pembimbing Akademik dan Prestasi Belajar Mahasiswa. Dipungut pada 21 Juli 2011. http://www.educare e-fkipunla.net.

(73)
(74)

Lampiran 1. Skala Uji Coba

Yogyakarta, Desember 2010

Kepada :

Yth. Saudara yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

Dengan hormat, dengan ini saya :

Nama : Bernadetha Putri Puspita

NIM : 079114026

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, memohon kepada Anda untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini guna membantu dalam menyelesaikan tugas akhir (skripsi) saya. Semua tanggapan yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, diharapkan dapat menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sebelumnya, saya mengucapkan terimaksih atas kesediannya untuk mengisi skala penelitian ini.

Hormat Saya,

(75)

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu akan tetapi dengan suka rela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.

Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan diri saya maka jawaban saya tersebut dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.

Menyetujui,

(76)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

NIM :

Usia :

menyatakan bahwa saya bersedia apabila nantinya IPK saya dikroscek di sekretariat fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma guna membantu peneliti melakukan penelitian ini.

Yogyakarta, …. November 2010

(77)

IDENTITAS DIRI

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan(* pilih salah satu)

Usia : tahun

NIM :

Semester :

IPK :

PETUNJUK

Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan diri Anda sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakanlah agar semua pernyataan terjawab, dengan cara member tanda silang (X) pada salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini :

SS :Sangat setuju

S :Setuju

TS :Tidak setuju

STS :Sangar tidak setuju

Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai diri Anda sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban Anda mencerminkan diri Anda sendiri.

Berikut contoh cara menjawab pernyataan :

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya memiliki kondisi kesahatan yang baik dalam waktu beberapa bulan ini. X

(ketika ada kesalahan, dapat mengganti jawaban dengan member tanda (X )

(78)

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya bebas menentukan pilihan yang saya inginkan

2. Saya bebas mengikuti kegiatan yang saya inginkan

3. Saya memilih kegiatan karena pengaruh teman-teman.

4. Pilihan cita-cita sayatidaktergantung orang lain.

5. Saya lebih percaya diri dengan mengikuti gaya berpakaian orang lain.

6. Saya bebas mengatur jadwal kegiatan saya setiap hari

7. Sayatidakmudah terpengaruh orang lain. 8. Saya mengikuti kegiatan yang banyak

dipilih teman-teman.

9. Orang lain adalah acuan saya dalam menentukan pilihan.

10. Orangtua saya selalu mengatur setiap jadwal harian kegiatan saya.

11. Saya mampu menentukan kegiatan saya tanpa pengaruh orang lain.

12. Saya mudah terpengaruh pada lingkungan disekitar saya.

13. Saya mampu menentukan sendiri cara berpakaian saya.

14. Saya mampu mengambil keputusan sendiri. 15. Orang lain banyak mempengaruhi saya

dalam memilih kegiatan.

(79)

tugas kelompok.

17. Saya senang menguji diri saya dengan mencoba pengalaman baru.

18. Saya mengikuti keputusan kelompok dalam menyelesaikan tugas.

19. Saya sulit untuk minta maaf pada orang lain.

20. Saya mampu mengawali memberikan pendapat dalam kelompok.

21. Saya menunggu dipilih oleh teman-teman untuk menjadi koordinator.

22. Saya mampu mengawali menyelesaikan masalah dalam kelompok.

23. Saya akan lebih dulu meminta maaf bila saya melakukan kesalahan.

24. Saya melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman yang sudah saya alami.

25. Saya hanya menjadi penonton ketika kelompok ada masalah.

26. Saya akan mengerjakan tugas saya jika disuruh orangtua.

27. Saya berani menunjuk diri sebagai pemimpin dalam kelompok.

28. Saya malu untuk mengutarakan pendapat dalam kelompok.

29. Saya mampu mengawali pembicaraan dalam kelompok saat rapat.

30. Saya sulit berbicara lebih dahulu di depan umum.

(80)

menyelesaikan setiap permasalahan.

32. Saya terus belajar untuk mendapatkan kesuksesan.

33. Saya mengerjakan sesuatu dengan waktu yang lama.

34. Saya takut melakukan strategi baru dalam menyelesaikan masalah.

35. Saya mencari berbagai sumber untuk mendukung keberhasilan tugas saya.

36. Saya berusaha memperbaiki setiap kekurangan saya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

37. Saya adalah orang yang mudah putus asa. 38. Semua hal bisa saya lakukan dengan

kemauan yang sungguh-sungguh.

39. Saya menerima hasil saya saat ini walaupun tidak memuaskan.

40. Saya membiarkan pekerjaan saya yang gagal dan mengerjakan hal baru.

41. Saya bisa mengerjakan tugas-tugas saya walaupun kondisi saya lemah.

42. Saya tidak bersemangat untuk belajar hal-hal baru.

43. Kegagalan-kegagalan terdahulu merupakan tantangan saya untuk berhasil.

44. Ketika kondisi saya lemah, saya akan meninggalkan tugas-tugas saya.

45. Sayatidaksenang menunda pekerjaan. 46. Saya orang yang berkompeten.

(81)

memiliki masalah.

48. Saya teliti dalam mengerjakan setiap tugas. 49. Saya puas dengan hasil yang saya peroleh

dari usaha saya sendiri.

50. Saya mempunyai kepribadian yang buruk. 51. Saya kecewa dengan hasil studi saya selama

ini.

52. Saya mampu menyelesaikan masalah saya dengan baik.

53. Saya tidak mempunyai kemampuan yang bisa dibanggakan.

54. Saya lemah dalam mengerjakan tugas kelompok.

55. Saya memiliki kemampuan yang lebih baik daripada teman-teman saya.

56. Saya adalah orang yang menarik.

57. Saya tidak bisa menyelesaikan masalah saya.

58. Saya hanya mengikuti orang lain untuk mendapatkan pengalaman.

59. Saya yakin dengan apa yang saya pilih. 60. Saya memiliki empati yang tinggi pada

orang lain

61. Berhasil atau tidaknya saya, tergantung pada diri saya sendiri.

62. Kemampuan yang saya miliki merupakan hasil belajar saya.

63. Sayatidakbisa mengukur prestasi saya 64. Saya sulit mendapatkan hasil yang baik

Gambar

tabelskor
Tabel 3Contoh Aitem dalam Skala Kemandirian
Tabel 4
Tabel 5Data Subyek Berdasarkan Usia
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rokan Hulu Alamat : Komp.. Rokan Hulu Pelaksanaan MTQ Tk. Rokan Hulu Belanja pakaian adat daerah untuk kepertuan Pelaksanaan MTQ Tk. Belanja Dekorasi Arena MTQ Tingkat

Dalam penelitian ini, remaja tunarungu di Deaf Art Community mendapatkan sumber dukungan sosial dari orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengannya seperti orangtua, keluarga

Dalam proses ini peneliti membandingkan hasil wawancara dari beberapa sumber yang terkait dengan proses pembinaan tersebut terutama pemateri seperti bapak Jainuddin, Ahmad

Dengan ditolaknya H0 maka H1 diterima sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa metode pembelajaran Jigsaw dilengkapi media flipbook memberikan hasil belajar yang

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: “ Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI

Banyuasin Tahun Anggaran 2014, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor. 10.01/PP.I/Disbun-04/2014 Tanggal 23 April 2014 dan Surat Penetapan Penyedia

Pada hari ini Selasa tanggal Satu bulan Maret tahun Dua Ribu Enam Belas pukul 16.00 WIB, Panitia Pengadaan Pokja I Jasa Konsultansi Tahun 2016 berdasarkan SK Nomor :

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan belajar; baik yang disadari, tidak disadari, bersifat fisiologis,