ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh :
Aloysius Danu Fratomo
Nim : 042214036
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh :
Aloysius Danu Fratomo
Nim : 042214036
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO
Segala sesuatu sudah diatur olehNya
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
My Lord Jesus Christ
Bapak Paulus Sugimin dan Ibu Theresia Satini
Mikael Jalu Yudanto
Damarjati Desta Pradana
Estu Kuncoro Ismartono
Sahabat-sahabatku tercinta
Semua pihak yang telah banyak membantu
viii
ABSTRACT THE ANALYSIS OF
STUDENTS’ ENTREPRENEURSHIP INTEREST BASED ON PARENTS’
EDUCATIONAL BACKGROUNDS AND OCCUPATIONS
The Case Study on the Students of Economic Faculty, Sanata Dharma University, Yogyakarta
Aloysius Danu Fratomo The Faculty of Economic Sanata Dharma University
2010
The aims of the research were to find out; 1) The differences of the entrepreneurship interest among the students based on the parents’ educational backgrounds. 2) The differences of the entrepreneurship interest among the students based on the parents’ occupations
The researched was conducted at the Faculty of Economic, Sanata Dharma University, from March up to May 2010. The population of the research was 451 students of Accountant and Management Study Program from the year 2005 and 2006. The writer took 100 respondents as the sample of the research. On the research, Accidental Sampling was used as the technique of the sample deduction, while Accidental Sampling technique was used as the data collection technique. One Way Anova technique was also used to analyze the data.
ix
ABSTRAK
ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
Studi Kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Aloysius Danu Fratomo Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
2010
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui , 1) apakah ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang tua. 2) apakah ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang tua.
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, pada bulan Maret sampai bulan Mei 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Manajemen angkatan 2005 dan 2006 sebanyak 451 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden.Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik Accidental Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis One Way Anova.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan anugerah dan karunianya, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat meyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul : “ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA” Studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan sumbangan waktu, tenaga, bimbingan, nasehat dan
dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program
Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing dengan penuh kesabaran dan perhatian sehingga dapat
xi
4. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing II,
yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan memberikan
masukan, saran dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma, yang telah memberikan bekal pengetahuan dan bantuannya
kepada penulis selama menyelesaikan studinya di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
6. Kepada kedua orang tua ku, Bapak Paulus Sugimin dan Ibu Theresia
Satini yang telah memberikan dukungan baik secara materi dan moral
serta selalu mendukung dan memberikan kasih sayangnya serta
pengorbanan yang tak terhingga.
7. Adikku Mikael Jalu Yudanto, S.E., yang selalu mendukung setiap
sepak terjangku selama ini. Sekarang aku juga sudah S.E.
8. Untuk Damarjati Desta Pradana, junior ku yang lucu dan selalu
membuatku tertawa, tersenyum sejenak melupakan penatnya bikin
skripsi. Skripsi ini ku persembahkan untuk mu…mwah
9. Untuk istriku tercinta Estu Kuncoro Ismartono, yang selalu
memberikan dukungan dan dorongan tanpa henti sehingga
terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih karena tidak pernah lelah
xii
10.Untuk keluarga Bapak Fx. Supardjan, terima kasih atas dukungan, doa
dan bantuannya selama ini. Mas Pram, Anin dan Benot terima kasih
selalu mengingatkanku akan prioritas hidup.
11.Bulek dan Om Muner yang di Pakem terima kasih atas bantuannya
selama ini. Terima kasih atas doa, perhatian dan dukungannya.
12.Dek Ndaru, Dewi, mba Kum, mas Charles terima kasih atas doanya.
Akhirnya aku lulus juga, love u all.
13.Untuk teman dan sahabat ku Surya 9, Bayu, Onal, Aris, Mico, Doni,
Fred, Trimbil, Susan dan Tata terima kasih atas kebaikan hatinya untuk
meminjamkan komputer dan menemani membuat skripsi dengan
seteko AMER penghilang rasa kantuk yang sangat mujarab.
14.Untuk teman ex seminari Lando, Urbanus, Kumz, David, Yoseph, dan
Edwin terima kasih atas perhatian dan dorongannya.
15.Untuk teman-teman SC Kongres Mahasiswa dan teman-teman SC
Pekan Budaya, terima kasih atas kerjasamanya selama ini. Kalian
sumber inspirasiku..
16.Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu,
terima kasih atas bantuannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Kasih membalas budi baik tersebut dengan
penuh kelimpahan berkatNya. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca yang berminat dan dapat juga sebagai bahan bacaan untuk penelitian
xiii
Akhir kata penulis terbuka atas semua kritik dan saran yang nantinya akan
semakin mengembangkan dan meyempurnakan karya ini.
Yogyakarta, Juli 2010
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Jumlah Sampel ... 40
Tabel IV.1 Jumlah mahasiswa aktif semester genap tahun ajaran 2009/2010 ... 59
Tabel V.1 Hasil pengujian Validitas Instrumen untuk minat berwirausaha ... 63
Tabel V.2 Hasil pengujian Validitas Instrumen untuk tingkat pendidikan orang tua .... 63
Tabel V.3 Hasil pengujian Validitas Instrumen untuk jenis pekerjaan orang tua ... 64
Tabel V.4 Hasil reliabilitas instrument penelitian ... 65
Tabel V.5 Hasil Perhitungan Tingkat Minat Berwirausaha ... 65
Tabel V.6 Hasil Perhitungan Descriptives ... 66
Tabel V.7 Hasil Perhitungan Anova ... 66
Tabel V.8 Hasil Perhitungan Descriptives ... 67
xv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO . ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PUBLIKASI PERPUSTAKAAN ... vii
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR PUSTAKA ... xviii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
xvi
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Minat ... 8
B. Manajemen ... 13
C. Wirausaha ... 16
D. Kewirausahaan ... 20
E. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 25
F. Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 27
G. Kerangka Teoretik ... 32
H. Rumusan Hipotesis ... 34
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35
C. Definisi Variabel dan Pengukurannya ... 36
D. Sumber Data ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Populasi dan Sampel ... 39
G. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ... 39
H. Teknik Pengambilan Sampel ... 41
I. Teknik Pengujian Instrument ... 41
J. Teknik Analisis Data ... 43
K. Pengujian Hipotesisi ... 44
xvii
B. Visi, Misi, dan Tujuan USD ... 52
C. Fakultas Ekonomi USD ... 53
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data ... 60
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 70
C. Keterbatasan ... 71
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia termasuk dalam lima negara terbesar di dunia, dalam hal
jumlah penduduk. Hal ini merupakan salah satu aset berharga Indonesia
untuk dijadikan modal menghadapi persaingan global yang baru saja
dimulai, jika dikembangkan secara efektif. Perkembangan sumber daya
manusia Indonesia untuk menjadi pegawai atau karyawan semakin
menghadapi keterbatasan kesempatan, hanya bagi yang benar-benar ahli
dalam bidangnya dan terampil mengerjakan suatu hal yang spesifik peluang
itu masih ada.
Sejak krisis ekonomi yang terjadi mulai tahun 1997, telah banyak
industri dalam negeri yang hancur bahkan gulung tikar karena tidak mampu
menjalankan proses produksi akibat membengkaknya biaya produksi. Tahun
1997 inflasi mencapai 77,68%, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi
lebih dari 13,68%, dan tingkat kemiskinan mencapai 40% dari penduduk
Indonesia (Nur Saadah, 2001:1-2). Kondisi ekonomi negara yang terpuruk
inilah yang menyebabkan sulitnya mencari lapangan pekerjaan dikarenakan
kompetisi yang semakin ketat di tengah menyempitnya lapangan pekerjaan.
Gatot Johanes Silalahi, MSc (dalam sinar harapan interaktif 2005,
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/2005/0108/ukm3.html)
Indonesia sudah oversupply pengangguran. Di tahun 2005, selain 40 juta pengganggur, akan ada 2 juta hingga 3 juta pencari kerja baru lulusan sekolah. Mereka umumnya pemuda berusia produktif. Upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan merekrut 204 ribu calon pegawai negeri sipil (PNS) tentu tidak cukup. Dalam menyediakan lapangan kerja bagi lulusan perguruan tinggi (PT) sangat sulit. Sementara minat para lulusan PT untuk berwirausaha masih sangat rendah. Umumnya mereka lebih dipersiapkan menjadi pencari kerja (job seeker) ketimbang pencipta lapangan kerja (job creator). Menurut data Dirjen Pemuda dan Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional dari 75.3 juta pemuda Indonesia, 6,6% yang lulus sarjana. Dari jumlah tersebut 82% nya bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta, sementara hanya 18% yang berusaha sendiri atau menjadi wirausahawan. Padahal semakin banyak lulusan PT yang menjadi wirausahawan akan dapat mempercepat pemulihan ekonomi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka sangatlah penting
menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat usia produktif. Menurut
Suryana (2003:1), inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.
Sifat berwirausaha bukan hanya diperankan oleh pengusaha kecil, tetapi
dimiliki juga oleh pihak bukan pengusaha, seperti dosen, mahasiswa, para
lulusan sekolah, dan masyarakat lainnya. Selain sikap kreatif dan inovatif,
jiwa kewirausahaan juga ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,
pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Sutanto (2002:12) mengungkapkan
bahwa jiwa kewirausahaan dapat dicerminkan dari sikap ulet dan tangguh,
dinamis, produktif, beretos kerja keras, berani mengambil keputusan yang
Selanjutnya dalam mengarahkan minat mahasiswa untuk berwirausaha
tidak lepas dari faktor lingkungan keluarga yang terkait langsung dengan
pekerjaan orang tua dan dari tingkat pendidikan orang tua.
Jenis pekerjaan yang ada dalam keluarga, khususnya orang tua
mahasiswa akan memperngaruhi pola pikir seseorang terhadap dunia
berwirausaha. Orang tua yang sukses di dalam pekerjaannya (berwirausaha),
akan memotivasi anak untuk melakukan hal yang sama dengan orang
tuanya. Dengan begitu tidak menutup kemungkinan bahwa anak tersebut
akan menentukan pilihan untuk berwirausaha sebagai warisan dari orang
tuanya. Walaupun anak tersebut juga tertarik untuk mencari pekerjaan di
perusahaan atau instansi lain, kemungkinan mereka untuk berwirausaha
sangat kuat karena mereka telah menyaksikan dan menikmati keberhasilan
orang tuanya dalam berwirausaha. Bagi yang orang tuanya bukan seorang
wirausahawan pun tidak akan menutup kemungkinan bagi anak mereka
nantinya untuk berwirausaha. Hal itu dapat terjadi melihat kondisi saat ini
dimana mencari pekerjaan sudah sangat sulit.
Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, latar belakang pendidikan
orang tua menjadi salah satu faktor dalam pendidikan di tingkat keluarga.
Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama anak. Cara mendidik dalam
keluarga, mempengaruhi reaksi anak terhadap lingkungan. Tingkat
pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pola pikir dan orientasi
pendidikan anak. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua akan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan meneliti mengenai
“ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana minat berwirausaha mahasiswa Universitas Sanata
Dharma ?
2. Apakah ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari
tingkat pendidikan orang tua ?
3. Apakah ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari
jenis pekerjaan orang tua ?
C. Batasan Masalah
Ada beberapa factor yang berhubungan dengan minat berwirausaha
mahasiswa. Mengingat banyaknya cangkupan, maka perlu diadakan
pembatasan terhadap masalah yang diteliti. Berhubung adanya keterbatasan
waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan dari penulis, maka penulis akan
membatasi penelitian ini pada dua faktor yang berhubungan langsung pada
minat berwirausaha pada mahasiswa, yaitu tingkat pendidikan orang dan
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana minat mahasiswa untuk berwirausaha ?
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat berwirausaha
mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang tua ?
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat berwirausaha
mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang tua ?
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa,
khususnya bagi mahasiswa yang program studinya menawarkan mata
kuliah kewirausahaan agar dapat memotivasi diri menjadi seorang
wirausaha.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan
yang dapat digunakan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini penulis dapat menerapkan semua teori-teori
yang telah dipelajari dan menambah wawasan dan pengalaman
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang akan digunakan
sebagai dasar penelitian dalam mengolah data-data .
Bab III Metode Penelitian
Bab ini mencakup tentang jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, deefinisi variabel dan pengukurannya, sumber data,
teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik
pengambilan sampel, teknik pengujian instrumen dan teknik
analisis data.
Bab IV Gambaran Umum
Bab ini memuat gambaran umum perusahaan yang diteliti yaitu
mengenai sejarah perusahaan, produk yang dihasilkan perusahaan,
personalia perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi analisis data yang diperoleh dari perusahaan dengan
metode dan teknik analisis yang telah diperoleh dalam metodologi
Bab VI Kesimpulan Saran dan Keterbatasan
Bab ini mengenai kesimpulan dari pembahasan yang ada dan
saran-saran yang mungkin dapat dipergunakan dalam
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Minat
1. Pengertian Minat
Hurlock (1992:114) mengatakan “minat adalah sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan, bila mereka
memilihnya secara bebas, dan bila mereka melihat bahwa sesuatu akan
menguntungkan dan mendatangkan kepuasaan”. Sedangkan Winkel
(1991:533) mengartikan minat sebagai “sesuatu kecenderungan yang agak
menetap pada seseorang utnuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan bidang itu”
Berdasarkan apa yang diuraikan diatas, peneliti dapat menyimpulkan
pengertian minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap sebagai
sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk merasa tertarik pada
suatu bidang tertentu, merasa senang berkecimpung dalam
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu, dan memilih secara bebas bila
bisang-bidang tersebut menguntungkan dan mendatangkan kepuasan
2. Macam-macam Minat
a. Minat rekreasi, meliputi bermain dan berolah raga, bersantai,
berpergian, mengoleksi benda, mendengarkan radio atau kaset,
menonton televise, melamun dan mengembangkan hobi.
b. Minat sosial meliputi berpesta, minum minuman keras,
mengkonsumsi obat-obat terlarang, bercakap-cakap, menolong
orang lain, mempelajari politik dan peristiwa dunia,
mengungkapkan kritik dan saran untuk pembaharuan.
c. Minat pribadi, meliputi penampilan diri, berpakaian, berprestasi,
kemandirian, dan uang.
d. Minat pendidikan, meliputi pelajaran-pelajaran yang nantinya
berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya melalui sekolah
dan kursus, guru dan cara mengajarnya, pendidikan yang sesuai
dengan pekerjaan tertentu.
e. Minat pada agama, meliputi pembatasan masalah agama, pelajaran
agama di sekolah, mengunjungi tempat ibadah, dan mengikuti
berbagai upacara keagamaan.
f. Minat pada symbol status, meliputi status sosial ekonomi yang
lebih tinggi, prestasi, menjadi anggota kelompok yang diterima,
status hamper dewasa dalam masyarakat.
g. Minat pada pekerjaan, meliputi pekerjaan yang disukai.
3. Minat Pekerjaan pada Mahasiswa atau Remaja
Minat pekerjaan mahasiswa adalah kecenderungan mahasiswa utnuk
yang tesedia di lingkungan dimana mahasiswa tinggal. Minat tersebut
muncul karena orang selalu menanyakan tentang apa yang ingin mahasiswa
lakukan sesudah dewasa dan juga pengalaman mahasiswa dalam mendengar
atau melihat mengenai berbagai pekerjaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan minat mahasiswa
terhadap pekerjaan adalah (Hurlock, 1992:144)
a. Sikap Orang Tua
Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua mempengaruhi sikap anak
terhadap pekerjaan. Sering kali melalui sikapnya orang tua mendesak
anak agar tertarik pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan
bergengsi tanpa memperhatikan minat anak, menganjurkan anak
utnuk menghindari pekerjaan tertentu, karena dianggap tidak
menguntungkan.
b. Pekerjaan Bergengsi
Sejak kecil, anak sudah menemukan bahwa berbagai pekerjaan
mempunyai tingkat prestise, misalnya pekerjaan kantor jauh lebih
bergengsi dari pada pekerja pabrik.
c. Kekaguman Pada Seseorang
Anak mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan orang yang
dikagumi. Anak memiliki kecenderungan untuk mengembangkan
sikap negatif (tidak menguntungkan) terhadap profesi orang yang
d. Kemampuan dan Minat
Kemampuan fisik dan kecerdasan, minat dan kepribadian
memegang peranan penting dalam sikap anak terhadap berbagai
pekerjaan.
e. Kesesuaian Seks
Walaupun batas-batas seks untuk pekerjaan hampir hilang,
beberapa pekerjaan tetap dianggap “pekerjaan pria” dan yang lain
“pekerjaan wanita”
f. Kesempatan untuk Mandiri
Semakin anak bertambah usia, maka semakin anak dibatasi oleh
orang dewasa, semakin anak dituntut untuk mandiri, sehingga setiap
pekerjaan yang menuntut otonomi dalam pelaksanaanya dinilai lebih
tinggi dari pada pekerjaan yang “sudah diatur”
g. Stereotif Budaya
Budaya yangberkaitan dengan pekerjaan tersebut. Stereotif yang
tidak menarik menimbulkan sikap negative terhadap pekerjaan
tersebut.
h. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dengan orang dari berbagai profesi mewarnai
sikap anak terhadap profesi tertentu. Seorang anak yang memiliki
pengalaman positif terhadap suatu profesi tertentu akan
mengembangkan sikap positif terhadap profesi tersebut, dan
profesi tertentu maka anak akan mengembangkan sikap negative
terhadap profesi tersebut.
Selain dipengaruhi oleh delapan faktor, minat pekerjaan dipengaruhi
oleh tipe kepribadian yang terbentuk dalam interaksinya dengan dirinya
sendiri dan dunia luar. Tipe-tipe kepribadian tersebut adalah tipe realistik,
tipe peneliti dan pengusut, tipe seniman, tipe sosial, tipe pengusaha, dan tipe
orang penting. Dunia luar (lingkungan) juga digolongkan menurut patokan
sampai seberapa jauh lingkungan tersebut mendekati salah satu model, yaitu
lingkungan realistik, lingkungan penelitian dan pengusutan, lingkungan
kesenian, lingkungan pelayanan sosial, lingkungan pengusaha dan
lingkungan yang berusasana (Hollan, dalam Winkel 1991:520)
Perpaduan antara tipe kepribadian dan model lingkungan yang sesuai
menghasilkan keselarasan sehingga dapat mengembangkan diri dalam
lingkungan jabatan tertentu dan merasa puas. Hollan (dalam Winkel
1991:520) mengasumsikan bahwa orang yang memiliki minat yang
berbeda-beda dan bekerja dalam lingkungan yang berlainan, sebenarnya
adalah orang dari berbagai ragam kepribadian dan mempunyai sejarah hidup
yang berbeda-beda pula. Demikian juga mahasiswa dengan mengenal
dirinya sendiri dan mengetahui minatnya, kemampuannya, dan cita-citanya,
B. Manajemen
Manajemen ternyata bukan lagi hal yang asing lagi di masyarakat.
Setiap organisasi yang bersifat profit dan non profit making semuanya
menerapkan manajemen. Hampir setiap organisasi menggunakan ilmu
manajemen untuk mengelola usahanya, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, sampai pengawasan berbagai kegiatannya.
Penerapan manajemen juga bervariasi sesuai dengan bentuk dan ukuran
organisasinya serta pengetahuan anggota organisasi tentang manajemen itu
sendiri.
1. Pengertian Manajemen
Dibawah ini pengertian manajemen menurut beberapa ahli.
Mary Parker Follet
Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. (Handoko, 1985: 8)
James A.F. Stoner
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan upaya anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Stoner, 1986: 9)
T. Hani Handoko
Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
penyusunan personalia atau kepegawaian, pengarahan dan
kepemimpinan, dan pengawasan. (Handoko, 1985: 10)
Dari pengertian mengenai manajemen diatas maka penulis menarik
kesimpulan bahwa pengertian manajemen adalah proses pengelolaan suatu
usaha mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan terhadap penggunaan sumber-sumber daya yang ada utnuk
mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat.
2. Fungsi Manajemen
Ada beberapa fungsi manajemen menurut T. Hani Handoko yaitu
fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia (staffing), pengarahan (leading), pengawasan (controlling).
Berikut penjelasan dari fungsi-fungsi manajemen di atas.
a. Perencanaan (planning) adalah penetapan tujuan organisasi,
penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode,
sistem anggaran dan standart yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.
b. Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya dan
kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,
pembentukan kelompok kerja, penugasan tanggung jawab tertentu
dan pendelegasian wewenang kepada pihak individu-individu
untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Penyusunan Personalia adalah penarikan, pelatihan dan
karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan
produktif.
d. Pengarahan adalah untuk membuat atau mendapatkan para
karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka
lakukan.
e. Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
yang telah ditetapkan.
3. Manajemen dan Kewirausahaan
Ilmu manajemen sangat luas dan menjadi dasar dari ilmu-ilmu lain
yang lebih kecil cangkupannya. Ilmu-ilmu tersebut misalnya manajemen
sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, organisasi, perusahaan,
informasi dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu dalam pengelolaan
organisasi, kelompok bahkan individu memerlukan dasar ilmu manajemen.
Maka tak heran jika kata manajemen sering kita dengar dalam setiap kali
kita berkomunikasi dengan organisasi, kelompok bahkan individu dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam hubungannya dengan kewirausahaan manajemen memegang
peranan yang sangat sentral. Karena setidaknya seorang wirausaha haruslah
memiliki dasar manajemen untuk menjalankan usahanya. Karena
memutuskan diri untuk menjadi entrepreneur berarti seseorang, kelompok
atau organisasi di tuntut mandiri menjalankan fungsi-fungsi manajemen
yang ingin dicapai. Jadi seorang wirausaha tidak hanya bisa mengandalkan
satu keunggulan saja misalnya kemampuannya berinovasi, seorang
wirausaha tidak akan mampu bertahan dalam usahanya bila meskipun dia
pencipta inovasi baru di pasaran tetapi dia tidak tahu kapan harus
berinovasi? Kapan harus melepas produk baru? Berapa alokasi dana yang
optimal untuk meluncurkan produk baru? Atau bagaimana tren produk yang
akan laku di pasaran 1 tahun ke depan atau 10 tahun ke depan?
Maka jelas sekali hubungan manajemen dengan dunia wirausaha yaitu
sebagai salah satu faktor kunci yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha
untuk menjalankan usahanya. Tentu saja harus didukung dengan
keunggulan kompetitif dalam bersaing di pasaran misalnya keunggulan
dalam berinovasi menciptakan produk baru.
C. Wirausaha
1. Pengertian Wirausaha
Kata entrepreneurship bias diterjemahkan dengan kata
kewirausahaan. Dahulu sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan.
Terjemahan kewiraswastaan sering banyak dikritik, karena ada yang
berpendapat bahwa berusaha yang menimbulkan resiko, kekritisan, dan
kejelian serta kreativitas tidak hanya dimiliki oleh orang yang berada di
perusahaan swasta saja. Entrepreneurship bisa saja muncul dilingkungan
koperasi sehingga sering disebut dengan kewirakoperasian. Selain itu, bisa
entrepreneurship, bahkan entrepreneurship bias muncul dalam badan usaha
milik Negara, yang dikenal dengan nama government state enterprice
entrepreneurship. Bahkan kalangan entrepreneur pada sector informal
menyebut dirinya sebagai borefoot entrepreneurship (Thoby Mutis, 1995).
Kewirausahaan dan wirausaha memiliki hubungan yang sangat erat.
Kewirausahaan merupakan segala sesuatu hal yang menyangkut teknik,
metode, sistem serta berbagai strategi bisnis umum yang dapat dipelajari
tentang sukses maupun mundurnya wirausaha. Analisa yang berhubungan
dengan wirausaha dapat pula mengenai watak, prilaku, sikap,
perkembangan pribadi, sejarah kelompok, maupun minat, motivasi dan
ambisi seorang wirausaha dalam mencapai suksesnya. Tetapi beberapa ahli
ekonomi mengartikan seorang wirausaha berbeda dengan pengusaha.
Seperti pendapat ahli dibawah ini, yang berpendapat wirausaha bukanlah
sekedar pengusaha melainkan pengusaha yang sukses karena memiliki
cirri-ciri serta kemampuan tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru
(Subanar, 2001: 11). Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli tentang apa
itu wirausaha:
a. Schumpeter, 1930
Wirausaha adalah orang yang memutuskan untuk mengambil alih
resiko (take a risk) dalam memperkenalkan produk atau jasa-jasa yang
b. Webster
Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, serta
menanggung resiko atas keputusan bisnisnya tersebut.
c. Fillion, 1998
Wirausaha adalah orang yang imajinatif, yang ditandai oleh
kemampuannya dalam menetapkan sasaran-sasaran itu. Juga memiliki
kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang, membuat
keputusan dengan menerapkan inovasi yang memiliki resiko moderat.
d. Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka 1989
Wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
wirausaha adalah orang yang mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki
yang ada pada dirinya dan sekitarnya serta berani mengambil resiko yang
moderat kemudian dikembangkan secara mandiri dan bebas terkait dalam
usaha mengelola, merencanakan, mengoperasikan dan mengkontrol
sehingga menghasilkan sebuah keputusan yang tepat.
2. Karakteristik Wirausaha
Menurut Mc Clelland wirausaha memiliki karakteristik sebagai
a. Keinginan untuk berprestasi
Keinginan atau dorongan dalam diri untuk memotivasi perilaku
kearah pencapaian tujuan. Dimana pencapaian tujuan merupakan
tantangan bagi kompetensi individu.
b. Keinginan untuk bertanggung jawab
Seorang wirausaha seharusnya memilih menggunakan sumber daya
sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dengan
tanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai.
c. Preferensi pada resiko-resiko menengah
Wirausaha bukan penjudi, maka dari itu mereka memilih
menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkatan kinerja yang
tinggi. Suatu tingkatan yang memerlukan usaha keras dan dipercaya
dapat mereka penuhi.
d. Persepsi pada kemungkinan berhasil
Keyakinan akan kemampuan untuk mencapai keberhasilan dengan
berdasarkan fakta-fakta yang dipelajari dengan penilaian yang
objektif.
e. Rasa ingin tahu terhadap rangsangan oleh umpan balik
Wirausaha selalu ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka
kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka di
rangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan
f. Aktivitas energik
Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tingi
dibandingkan rata-rata orang, mereka bersifat aktif serta memiliki
proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara
baru.
g. Orientasi ke masa depan
Seorang wirausaha melakukan perencanaan dan berfikir ke depan.
Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh
dimasa depan.
h. Ketrampilan dalam pengorganisasian
Wirausaha akan menunjukkan ketrampilan dalam mengorganisasi
kerja dan orang-orang dalam pencapaian tujuan.
i. Sikap terhadap uang
Keuntungan financial adalah nomor 2 jika dibandingkan dengan
arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang
uang sebagai lambing kongkret dari tercapainya tujuan dan sebagai
kompetensi mereka.
D. Kewirausahaan
1. Komponen Utama Kewirausahaan
Setiap orang yang berminat menjadi wirausaha tentu saja harus tahu
bahwa untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses dibutuhkan
Kewirausahaan adalah segala sesuatu tentang kesuksesan wirausaha yang
berhubungan dengan usahanya tersebut. Secara garis besar, kewirausahaan
meliputi 3 komponen utama dari seorang wirausaha (Subanar H, 1993: 14),
yaitu:
a. Kepribadian
b. Motivasi dan Kemampuan
c. Fasilitas dan Pertumbuhan
Ketiga hal itu tidaklah independen tetapi dipengaruhi oleh hal-hal
sebagai berikut:
a. Kepribadian dipengaruhi oleh:
Sikap dan tingkah laku, latar belakang pendidikan, kondisi
lingkungan, bakat, iman seseorang dan lain-lain
b. Motivasi dan Kemampuan dipengaruhi oleh:
Tingkat pendidikan, tingkat kemampuan ekonomi, gaya hidup dan
nilai-nilai yang dianut, tekanan dari pihak-pihak eksternal, persepsi
individu dan lain-lain.
c. Fasilitas dan Pertumbuhan dipengaruhi oleh:
Tingkat kemajuan kehidupan, trend kebutuhan yang ada, peluang
dan keterbatasan sumber, subsidi pemerintah, dan lain-lain.
2. Faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan
Menurut Thomas W. Zimmerer (Jurnal Manajemen &
a. Wirausahawan sebagai pahlawan
Anggapan wirausaha sebagai pahlawan atau model untuk diikuti
mendorong mayarakat untuk membuka usaha sendiri. Sehingga status
ini mendorong seseorang untuk memulai usaha sendiri.
b. Pendidikan kewirausahaan
Mulai maraknya pendidikan kewirausahaan di tingkat universitas
terutama di Amerika memacu orang untuk berwirausaha setelah
memiliki bekal yang cukup dari pendidikan kewirausahaan tersebut.
c. Faktor ekonomi dan kependudukan
Dari segi demografi orang mulai bisnis antara umur 25 tahun
sampai 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah penduduk
di suatu negara sebagian besar pada kisaran umur di atas.lebih lagi
banyak orang menyadari bahwa dalam kewirausahaan tidak ada lagi
pembatasan baik dalam hal umur, jenis kelamin, ras, latar belakang
ekonomi atau apapun juga dapat mencapai sukses dengan memiliki
bisnis.
d. Pergeseran ke ekonomi jasa
Di Amerika pada tahun 200 sektor jasa menghasilkan 925
pekerjaan dan 85% GDP negara tersebut. Demikian halnya di
negara-negara lain sektor jasa berkembang pesat karena sektor ini relatif
rendah investasi awalnya dan mendorong bagi bermunculannya
e. Kemajuan teknologi
Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer pribadi,
laptop, mesin fax, printer warna, mesin penjawab telepon seseorang
dapat bekerja di rumah seperti layaknya bisnis besar. Sekarang biaya
untuk teknologi bisa disesuaikan dengan tingkat bisnisnya tidak
semahal dulu.
f. Gaya hidup bebas
Gaya hidup bebas yang sangat menjadi trend anak muda jaman
sekarang sangat mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan.
Ketidakmauan dikuasai orang lain, kebebasan, inovasi, kemandirian,
keuntungan yang lebih merupakan implikasinya. Sehingga memacu
seseorang untuk membuka bisnis sendiri dari pada bekerja kepada
orang lalin.
g. E-commerce dan The World Wide Web
Perdagangan on line bertumbuh cepat sekali, yang menciptakan
banyak kesempatan bagi wirausaha berbasis internet atau website.
Dari data yang dikumpulkan 47% binis kecil melakukan akses
internet, sedangkan 35% sudah memiliki website sendiri. Faktor ini
juga mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan.
h. Peluang internasional
Globalisasi telah membuka peluang usaha dan peluang pasar bagi
usaha baru di pasaran internasional. Karena dengan globalisasi, biaya
memungkinkan untuk menembus pasar luar negeri. Faktor ini juga
memacu munculnya usaha ekspor impor barang dan jasa.
3. Keuntungan dan kelemahan dalam kewirausahaan
Seseorang akan termotivasi menjadi wirausaha bila ada
keuntungan-keuntungan yang bisa mereka rasakan dengan menjadi wirausaha. Tetapi
sebaliknya setiap profesi yang dijalani tidaklah selalu mulus tetapi selalu
ada kendala-kendala yang harus dihadapi. Berikut ini adalah
keuntungan-keuntungan dan kendala-kendala menjadi seorang wirausaha (Alma, 2000:
4)
Keuntungan-keuntungan dalam dunia kewirausahaan
a. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
b. Terbuka kesempatan untuk mendemonstrasikan potensi seseorang
secara penuh.
c. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan
secara maksimal.
d. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha
konkrit.
e. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
Kelemahan-kelemahan dalam dunia kewirausahaan
a. Memperoleh pendapatan tidak pasti, dan memikul berbagai resiko
jika resiko ini telah diantisipasi dengan baik, maka wirausaha telah
menggeser resiko tersebut.
c. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil,
sebab harus berhemat.
d. Tanggung jawab yang besar, banyak keputusan yang harus dibuat
walaupun kadang kurang menguasai permasalahan yang
dihadapinya.
Hal-hal diatas hendaknya menjadi pertimbangan sebelum seseorang
memutuskan untuk menjadi seorang wirausaha. Sebab sebelum
memutuskan untuk menjadi seorang wirausaha seseorang diwajibkan untuk
mengetahui resiko yang akan dihadapi sebelum terjun kesana.
E. Tingkat Pendidikan Orang Tua
1. Pengertian Pendidikan
Menurut Wasty (2006 : 21) pendidikan itu adalah proses pengalaman
yang menghasilkan pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi,
baik lahiriah maupun batiniah. Menurut M.Y. Langeveld (dalam buku wasty
2006 : 21) pendidikan sebagai pemberian bimbingan dan pertolongan rohani
dari orang dewasa kepada mereka yang masih memerlukannya, untuk
membawa mereka ke tingkat kedewasaan.
Menurut N. Drijarkara, SJ (Buku Informasi Mahasiswa Baru, 2005:
17) intisari pendidikan adalah suatu hubungan manusiawi antara pendidik
dan si terdidik satu sama lain. Kedua belah pihak saling menghargai sebagai
manusia dan saling membantu mewujudkan kemanusiaan mereka, namun
dibimbing. Dengan demikian, pendidikan dilangsungkan dalam suatu
hubungan pendamping yang bersifat dialogis dan dinamis, ketika kedua
belah pihak membuka hati dan pikiran dan bersama menuju masa depan.
Pendidikan di Indonesia setidaknya dapat memperkuat integritas
dalam lingkungan Indonesia yang sedang membangun. Maka semua
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dapat menunjang pembangunan itu.
Tingkatan pendidikan di Indonesia dibagi ke dalam beberapa
tingkatan, sebagai berikut:
a. Sekolah Dasar (SD)
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
c. Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA/SMK)
d. Perguruan Tinggi (Universitas)
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi
anak. Di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapat pengaruh,
karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertinggi yang bersifat
informal dan kodrat (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1989:8}.
Pada keluarga inilah anak mendapat asuhan dari orang tua menuju ke arah
perkembangannya.
Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pola pikir dan
orientasi pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua akan
melengkapi pola pikir dalam mendidik anaknya. Dari pendidikan dalam
berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan. Di samping itu
keluarga merupakan lembaga pendidikan yang membekali anak dengan
berbagai pengalaman sosial dan nilai moral. Keluarga merupakan
lingkungan yang juga ikut berpengaruh bagi anak sebagai individu dalam
proses terbentuknya sikap, selain lingkungan pendidikan sekolah dan
masyarakat.
F. Jenis Pekerjaan Orang Tua
1. Pengertian Pekerjaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan
didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika
bentuk yang dilakukan bermacam-macam, maka ini disebut jenis pekerjaan.
Spillane (1982:14) mengelompokkan jabatan/pekerjaan dalam Sembilan (9)
golongan antara lain:
a. Golongan A
i. Mandor
ii. Pedagang
iii. Pegawai kantor
iv. Pegawai sipil ABRI
v. Pemilik perusahaan/toko/pabrik/perikanan
vi. Pemilik bus
vii. Penggarap tanah
ix. Petani pemilik rumah
x. Peternak
xi. Tuan tanah
b. Golongan B
i. Buruh nelayan
ii. Buruh tani
iii. Petani kecil
iv. Penebang kayu
c. Golongan C
i. ABRI
ii. Guru SD
iii. Kepala bagian
iv. Kepala kantor pos (cabang)
v. Manager perusahaan kecil
vi. Pamong praja
vii. Pegawai badan hokum
viii. Pegawai negri (golongan IA-ID)
ix. Supervisor/pengawas
d. Golongan D
i. Pensiunan
ii. Tidak mempunyai pekerjaan tetap
e. Golongan E
ii. Juru rawat
iii. Pekerja sosial
iv. Kepala sekolah
v. Kontraktor kecil
vi. Pegawai negri (golongan IIA-IID)
vii. Perwira ABRI
viii. Wartawan
f. Golongan F
i. Buruh tidak tetap
ii. Petani penyewa
iii. Tukang/penarik becak
g. Golongan G
i. Ahli hikum
ii. Ahli ilmu tanah/ukur tanah
iii. Apoteker
iv. Arsitek
v. Dokter
vi. Dosen/Guru besar
vii. Gubernur
viii. Insinyur
ix. Kepala lantor pos (pusat)
x. Kontraktor besar
xii. Menteri
xiii. Pegawai negri (golongan IIA ke atas)
xiv. Pengarang
xv. Peneliti
xvi. Penerbang
xvii. Perwira ABRI (Mayor/Jendral)
xviii. Walikota/Bupati
h. Golongan H
i. Pembantu
ii. Penjual keliling
iii. Tukang cuci
i. Golongan I
i. Artis/seniman
ii. Buruh tetap
iii. Montir
iv. Pandai besi/emas/perak
v. Penjahit
vi. Penjaga
vii. Supir bus
viii. Tukang kayu
ix. Tukang listrik
Sementara itu, menurut Dewi (2004:32), pekerjaan dapat dibedakan
menjadi dua (2) jenis, yaitu:
a. Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh
seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini
adalah tetap.
b. Pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau
dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh
penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat
pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.
Dalam penelitian ini, penulis membedakan pekerjaan orang tua
menjadi tiga jenis, yakni :
a. Wirausaha (petani, pedagang, dan sejenisnya)
b. Pegawai Negri Sipil (ABRI, POLRI, Guru negri, dan sejenisnya)
c. Karyawan Swasta (Pegawai Bank, Guru swasta, dan sejenisnya)
2. Pengertian Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1999: 706),
orang tua adalah ayah, ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik,
pandai, ahli dan sebaginya); orang yang dihormati (disegani) di kampung;
tetua. Jadi orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam
karena itu, peran dan tanggung jawab orang tua sangat besar dalam sebuah
keluarga.
G. Kerangka Teoretik
1. Minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang
tua.
Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pola pikir dan
orientasi pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua akan
melengkapi pola pikir dalam mendidik anaknya. Dari pendidikan dalam
keluarga tersebut anak mendapatkan pengalaman, kebiasaan, ketrampilan
berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan. Di samping itu
keluarga merupakan lembaga pendidikan yang membekali anak dengan
berbagai pengalaman sosial dan nilai moral. Keluarga merupakan
lingkungan yang juga ikut berpengaruh bagi anak sebagai individu dalam
proses terbentuknya sikap, selain lingkungan pendidikan sekolah dan
masyarakat.
Berbekal modal yang sudah di dapat dari lingkungan keluarga, anak
mempunyai gambaran mengenai kehidupan yang akan dijalaninya di
kemudian hari.
Orang tua yang baik akan mengarahkan anak-anaknya kepada
kehidupan yang baik, namun keputusan dalam menjalani kehidupan tetap
tergantung pada anak tersebut. Pilihan yang akan diambil tergantung dari
Apakah akan menjadi pekerja untuk sebuah lembaga baik itu swasta
maupun negri, atau akan menjadi wirausaha.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan minat
berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang tua.
2. Minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang tua.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan
didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika
bentuk yang dilakukan bermacam-macam, maka ini disebut jenis pekerjaan.
Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua dapat menjadi gambaran
awal bagi seorang anak, dalam memahami dunia kerja yang akan
ditempuhnya dikemudian hari. Pada tahap awal anak akan melakukan
investigasi dan duplikasi dari orang tuanya. Setelah mendapatkan
pendidikan dan pengetahuan dari dunia luar, anak akan diberi pilihan untuk
menentukan gambaran jenis pekerjaan yang akan dipilihnya nanti.
Dengan diperkenalkannya anak kepada pekerjaan orang tua, anak
akan mempunyai refrensi awal dalam menentukan jenis pekerjaan. Orang
tua mempunyai hak untuk memberikan gambaran pekerjaan bagi
anak-anaknya, dan gambaran pekerjaan itu yang akan menentukan perilaku anak
dalam memilih jenis pekerjaan untuk masa depannya.
Orang tua yang sukses dalam pekerjaannya akan dengan mudah
memberikan gambaran jenis pekerjaan bagi anaknya, namun bukan berarti
bagi anaknya. Dengan melihat taraf kesuksesan dari pekerjaan orang tuanya
sang anak akan menilai dan memutuskan, jenis pekerjaan apa yang akan
diambilnya.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan minat
berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang tua.
H. Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pendapat yang diberikan secara tentatif
(tentative statement) untuk menjelaskan suatu fakta atau yang dipakai
sebagai dasar suatu penelitian. Hipotesis harus di uji berdasarkan data
empiris, yaitu data yang berdasarkan pada penelitian suatu sampel. hipotesis
sering kali digunakan untuk mengambil keputusan.
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat
pendidikan orang tua.
2. Ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dirancang
untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang.
Tujuan utama dari penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan
sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan
dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Travers, 1987).
Selain itu penelitian ini merupakan studi kasus. Studi kasus adalah jenis
metode penelitian yang menggunakan kasus tertentu untuk menjawab suatu
masalah yang akan diteliti.dalam studi kasus untuk menganalisis obyek
penelitian diperlukan pengambilan populasi yang terbats dalam suatu
lingkup dan waktu tertentu.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang nantinya terlibat sebagai
pemberi informasi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini subjek
penelitiannya adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel yang akan dianalisis dalam penelitian
ini. Objek penelitian kali ini adalah minat atas karier berwirausaha terhadap
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dilihat dari
tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua yang berpengaruh terhadap
minat mahasiswa berwirausaha.
C. Definisi Variabel dan Pengukurannya
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek
penelitian atau faktor-faktor yang berperan atau gejala-gejala yang diteliti.
Dalam penelitian ini akan diteliti variable-varibel sebagai berikut:
a. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variable terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2000: 33).
Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat
berwirausaha.
b. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(Sugiyono, 2000: 33). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian
ini adalah tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua.
Hurlock (1992:114) mengatakan “minat adalah sumber motivasi yang
memilihnya secara bebas, dan bila mereka melihat bahwa sesuatu akan
menguntungkan dan mendatangkan kepuasan”.
Jadi minat adalah rasa ketertarikan mahasiswa untuk melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan berwirausaha, semangat untuk
bersaing, kemauan mahasiswa untuk berusaha sendiri dalam melakukan
suatu kegiatan, serta keinginan untuk mengambil resiko.
Menurut Wasty (2006:21) “pendidikan itu adalah proses pengalaman
yang menghasilkan pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi,
baik lahiriah maupun batiniah”. Jadi tingkat pendidikan orang tua adalah
pendidikan formal terakhir orang tua mahasiswa, yang dibedakan menjadi
beberapa bagian yaitu ; SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.
Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk atau macam kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan (kamus besar
Bahasa Indonesia). Jadi pekerjaan orang tua adalah pekerjaan utama orang
tua mahasiswa, yang dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu ; Pegawai
Negri Sipil (PNS), Pegawai Swasta, Wiraswasta.
D. Sumber Data
Data yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari kuesioner yang di isi responden
Sanata Dharma yang meliputi tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang
tua.
2. Data sekunder
Data ini diperoleh dari wawancara dengan pihak-pihak lain yang
berkompeten dalam bidang kewirausahaan dan studi pustaka yang dilakukan
oleh penulis.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis ada tiga macam,
yaitu kuesioner, wawancara, dan studi pustaka.
1. Kuesioner
Kuesioner teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan
secara tertulis kepada responden dengan jawaban berupa tulisan pula. Dalam
penelitian kali ini kuesioner adalah alat utama dalam menghimpun data
primer.
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
tanya-jawab secara langsungkepada responden yang sekiranya dapat diperoleh
informasi tentang suatu hal yang akan diteliti. Wawancara hanya akan
dilakukan kepada beberapa responden dan pihak lain yang dirasa bisa
3. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan membaca buku
literatur, surat kabar, majalah, makalah yang dapat memperkuat landasan
teori penelitian serta menambah informasi.
F. Populasi dan Sampel
Populasi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma angkatan
2005 sampai dengan 2006 yang berjumlah 451 orang.
Sampel
Sampel adalah sebagian individu di dalam populasi yang diselidiki
yang diharapkan dapat mewakili populasi (arikunto, 1993:104).
G. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
1. Jumlah Sampel
Jumlah sampel yang diambil mengacu pada pendapat Arikunto pada
bukunya yang menyatakan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan
dengan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat
berfungsi (arikunto, 1993:106).
Selanjutnya dalam bukunya, Arikunto menjelaskan jika subyeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung
setidak-tidaknya dari (arikunto, 1993:107) :
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal
ini menyangkut banyak sedikitnya data.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk
penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar,
hasilnya akan lebih baik.
Oleh karena itu, peneliti menentukan tingkat besaran pengambilan
sampel sebesar 20% dari jumlah populasi yang diteliti. Dengan demikian
jumlah sampel ditentukan sebesar 100 mahasiswa.
b. Pengambilan Sampel
Distribusi jumlah sampel tiap prodi per angkatan sebagai berikut :
Tabel III.1 Jumlah Sampel
No Angkatan
Jurusan Distribusi Jurusan Distribusi
Manajemen N x 20% Akuntansi N x 20%
1 2005 105 21 105 21
2 2006 112 22,4 129 25,8
Total 43,4 Total 46,8
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sampel per prodi dan per
angkatan dibulatkan menjadi 25 mahasiswa. Sehingga total jumlah sampel
per prodi dan per angkatan sebagai berikut :
a. Mahasiswa prodi manajemen angkatan 2005 sebanyak 25 orang.
b. Mahasiswa prodi akuntansi angkatan 2005 sebanyak 25 orang.
c. Mahasiswa prodi manajemen angkatan 2006 sebanyak 25 orang.
H. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah, dengan teknik
Accidental Sampling menurut prodi dan angkatan. Yaitu teknik pengambilan
sampel dengan subkategori yang besarnya proporsi subkategori didasarkan
atas proporsi yang sebenarnya dalam populasi. Kemudian pemilihan sampel
dilakukan secara Accidental pada reponden yang ditemui oleh penulis.
I. Teknik Pengujian Instrument
1. Pengujian Validitas
Dalam penelitian ilmiah yang menggunakan alat pengumpul data
kuesioner sangat diperlukan pengujian validitas. Adapun uji validitas yaitu
uji terhadap kemampuan instrument atau alat penelitian untuk
mengungkapkan sesuai dengan apa yang menjadi sasaran pokok pengukuran
yang akan dilakukan dengan instrument tersebut. Suatu instrumen dikatakan
valid jika mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya, dan mampu
mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya. Pengujian Validitas ini
menggunakan teknik korelasi Product Moment (Sutrisno Hadi, 1991: 23)
Dimana rxy = koefisien koelasi antara X dan Y
∑X = jumlah skor butir
∑y = jumlah hasil kali X dan Y
a. Jika r hitung ≥ dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka instrumen
dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka instrumen
dinyatakan tidak valid.
2. Pengujian Realibilitas
Realibilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya dan diandalkan untuk mengukur suatu masalah. Untuk
memperoleh koefisien keterandalan digunakan rumus Spearman Brown
(Sutrisno Hadi, 1990: 44) sebagai berikut:
Dimana : rii = realibilitas instrument
rxy = koefisien pengukuran dua belahan
untuk mengetahui apakah instrument itu reliabel atau tidak digunakan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r table dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka
instrument dikatakan reliabel.
b. Jika r hitung ≤ r table dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka
J. Teknik Analisis Data
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan angka, huruf
dan simbol-simbol matematis atau statistik untuk menerangkan sesuatu.
Adapun analisis kuantitatif yang digunakan penulis dalam penelititan kali
ini adalah analisis minat berwirausaha dari calon sarjana S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Variabel yang dianalisis meliputi:
a. Minat berwirausaha
b. Tingkat pendidikan orang tua
c. Jenis pekerjaan orang tua
Dalam menganalisis minat kewirausahaan mahasiswa Fakultas
Ekonomi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tersebut akan
digunakan skala tipe Likert. Untuk menganalisis seberapa besar minat
berwirausaha responden akan diarahkan untuk mengukur sendiri seberapa
besar minatnya dengan memilih skala 1 sebagai nilai terlemah sampai 5
sebagai nilai terkuat. Sedangkan untuk tingkat pendidikan orang tua
responden akan diberikan pertanyaan atau pernyataan atau pendapat yang
memberikan jawaban sesuai dengan pilihan yang telah disediakan yang akan
menunjukkan informasi mengenai responden. Dan untuk jenis pekerjaan
orang tua responden akan diberikan pertanyaan atau pernyataan atau
setuju responden akan menunjukkan semakin berpengaruhnya jenis
pekerjaan orang tua.
Untuk pengukuran minat berwirausaha akan digunakan pengukuran
sebagai berikut:
Nilai 5 = sangat berminat
Nilai 4 = berminat
Nilai 3 = ragu-ragu
Nilai 2 = tidak berminat
Nilai 1 = sangat tidak berminat
K. Pengujian Hipotesis
1. Untuk pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ada
perbedaan minat berwirausaha dilihat dari tingkat pendidikan orang
tua.
Menggunakan alat analisis One Way Anova. One Way Anova
merupakan pengujian untuk mengetahui perbedaan nyata rata-rata antar
varian dari tiga kelompok sampel atau lebih akibat adanya satu faktor
perlakuan ( Triton, 2005). Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan minat berwirausaha pada mahasiswa dilihat dari tingkat
pendidikan orang tua.
Langkah-langkah one way anova :
a. Menentukan Ho dan Ha
Ho : Tidak ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat
dari tingkat pendidikan orang tua.
Ha : Ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari
tingkat pendidikan orang tua.
b. Nilai kritis
Titik kritis ditentukan oleh nilai α dan df.
1. Taraf nyata atau level of significance (α) = 0,05 (5%)
2. Menentukan F hitung
3. Menentukan F tabel
4. Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel
Ho ditolak jika F hitung > F tabel
5. Mengambil kesimpulan
a. Jika Ho diterima maka tidak terdapat perbedaan minat
berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan
orang tua
b. Jika Ho ditolak maka terdapat perbedaan minat berwirausaha
mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang tua
2. Untuk pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada
perbedaan minat berwirausaha dilihat dari jenis pekerjaan orang tua.
Menggunakan alat analisis One Way Anova. One Way Anova
varian dari tiga kelompok sampel atau lebih akibat adanya satu faktor
perlakuan ( Triton, 2005). Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan minat berwirausaha pada mahasiswa dilihat dari jenis
pekerjaan orang tua.
Langkah-langkah One Way Anova :
a. Menentukan Ho dan Ha
Hipotesis yang digunakan adalah :
Ho : Tidak ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat
dari jenis pekerjaan orang tua.
Ha : Ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari
jenis pekerjaan orang tua.
b. Menentukan Nilai Hitung
1. Taraf nyata atau level of significance (α) = 0,05 (5%)
2. Menentukan F hitung
3. Menentukan F tabel
4. Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel
Ho ditolak jika F hitung > F tabel
5. Mengambil kesimpulan
a. Jika Ho diterima maka tidak terdapat perbedaan minat
berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang
b. Jika Ho ditolak maka terdapat perbedaan minat berwirausaha
48
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perkembangan Universitas
1. Latar Belakang
Rencana mendirikan suatu Perguruan Tinggi Keguruan lahir ketika
Prof. Moh. Yamin, S.H. menjabat Mentri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Sampai waktu itu, pendidikan khusus
guru-guru SMTP/SMU dilaksanakan oleh kursus BI/BII yang didirikan di
berbagai kota di Indonesia. Tetapi sewajarnyalah pendidikan yang amat
penting itu diangkat ke taraf keguruan universiter dengan mempertahankan
arah dan tujuannya sendiri, yaitu keguruan di sekolah menengah.
Selanjutnya kursus-kursus BI tersebut dianggab crash program,
sehingga Superior Misionaris Societas Jesus, yaitu Pater Kester berusaha
mendirikan suatu perguruan tinggi. Kebetulan pada tahun 1945-1955, Prof.
de Quelje, pejabat Kementerian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta.
Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh Pater Kester, Pater Ruding,
dan Pater H. Loeff untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Moh.
Yamin, S.H. untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG).
Kemudian tiga kursus BI milik Jesuit, yaitu BI Mendidik (Yayasan de
Brito), BI Sejarah, dan BI Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) digabung
pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah tanggal 17
Desember 1955.
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai empat jurusan, yaitu
Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Pembesar misi Societas
Jesus menunjuk Pater Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, S.J. menjadi Dekan
PTPG Sanata Dharma, sedangkan Wakil Dekan dipercayakan kepada Pater
H. Loeff, S.J. Nama Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K.
Looymans, S.J., pejabat Departemen PP dan K di Kawali (Kantor Wali
Gereja Indonesia, yang sekarang KWI). Aslinya, Sanata Dharma dibaca
Sanyata Dharma. Nyata Dharma artinya “kebaktian yang sebenarnya” atau
“pelayanan yang nyata”. Kebaktian itu ditujukan kepada Tanah Air, Bangsa
dan Gereja (Pro Patria et Eclessia).
2. Perkembangan Selanjutnya
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan Pemerintah, dalam hal ini
Kementerian PP dan K tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka
PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP
Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia
cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini, Sanata Dharma berhasil
memperoleh status DISAMAKAN dengan negri berdasarkan SK Mentri
PTIP No.1/1961, pada tanggal 6 Mei 1961 jo No.77/1962 tanggal 11 Juli
1962. tetapi secara de facto FKIP-FKIP yang dibentuk dari PTPG tetap
berdiri sendiri dan FKIP Sanata Dharma di Universitas Katolik Indonesia
Untuk mengatasi kerancuan ini akhirnya pemerintah kembali
menetapkan agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP. Karena itu FKIP
Sanata Dharma juga berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK
Menteri PTIP No.237/B-Swt/U/1965. surat keputusan ini berlaku mulai
tanggal 1 September 1965. Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal
berkembang di Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek,
baik yang menyangkut pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran
dan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma
dilengkapi dengan lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian
Sanata Dharma, Pusat Pengabdian pada Masyarakat, dan Pusat Komputer.
Di samping itu, IKIP Sanata Dharma didukung pula oleh dua biro
administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).
Pada bulan Juli 1979, IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1
(sebelumnya IKIP Sanata Dharma melaksanakan program Sarjana Muda
dan Sarjana). Pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan kepada
IKIP Sanata Dharma untuk mengelola program Diploma I, II, dan III pada
berbagai jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun
1990, dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD.
Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat
serta kemajuan zaman, maka pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK