• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis minat berwirausaha pada mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis minat berwirausaha pada mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh :

Aloysius Danu Fratomo

Nim : 042214036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh :

Aloysius Danu Fratomo

Nim : 042214036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

Segala sesuatu sudah diatur olehNya

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya orang yang percaya

kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”

(6)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

My Lord Jesus Christ

Bapak Paulus Sugimin dan Ibu Theresia Satini

Mikael Jalu Yudanto

Damarjati Desta Pradana

Estu Kuncoro Ismartono

Sahabat-sahabatku tercinta

Semua pihak yang telah banyak membantu

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRACT THE ANALYSIS OF

STUDENTS’ ENTREPRENEURSHIP INTEREST BASED ON PARENTS’

EDUCATIONAL BACKGROUNDS AND OCCUPATIONS

The Case Study on the Students of Economic Faculty, Sanata Dharma University, Yogyakarta

Aloysius Danu Fratomo The Faculty of Economic Sanata Dharma University

2010

The aims of the research were to find out; 1) The differences of the entrepreneurship interest among the students based on the parents’ educational backgrounds. 2) The differences of the entrepreneurship interest among the students based on the parents’ occupations

The researched was conducted at the Faculty of Economic, Sanata Dharma University, from March up to May 2010. The population of the research was 451 students of Accountant and Management Study Program from the year 2005 and 2006. The writer took 100 respondents as the sample of the research. On the research, Accidental Sampling was used as the technique of the sample deduction, while Accidental Sampling technique was used as the data collection technique. One Way Anova technique was also used to analyze the data.

(10)

ix

ABSTRAK

ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

Studi Kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Aloysius Danu Fratomo Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

2010

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui , 1) apakah ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang tua. 2) apakah ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang tua.

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, pada bulan Maret sampai bulan Mei 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Manajemen angkatan 2005 dan 2006 sebanyak 451 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden.Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik Accidental Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis One Way Anova.

(11)

  x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan anugerah dan karunianya, karena atas berkat dan rahmat-Nya

penulis dapat meyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul : “ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA” Studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah memberikan sumbangan waktu, tenaga, bimbingan, nasehat dan

dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program

Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I

yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

membimbing dengan penuh kesabaran dan perhatian sehingga dapat

(12)

  xi

4. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing II,

yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan memberikan

masukan, saran dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma, yang telah memberikan bekal pengetahuan dan bantuannya

kepada penulis selama menyelesaikan studinya di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

6. Kepada kedua orang tua ku, Bapak Paulus Sugimin dan Ibu Theresia

Satini yang telah memberikan dukungan baik secara materi dan moral

serta selalu mendukung dan memberikan kasih sayangnya serta

pengorbanan yang tak terhingga.

7. Adikku Mikael Jalu Yudanto, S.E., yang selalu mendukung setiap

sepak terjangku selama ini. Sekarang aku juga sudah S.E.

8. Untuk Damarjati Desta Pradana, junior ku yang lucu dan selalu

membuatku tertawa, tersenyum sejenak melupakan penatnya bikin

skripsi. Skripsi ini ku persembahkan untuk mu…mwah

9. Untuk istriku tercinta Estu Kuncoro Ismartono, yang selalu

memberikan dukungan dan dorongan tanpa henti sehingga

terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih karena tidak pernah lelah

(13)

  xii

10.Untuk keluarga Bapak Fx. Supardjan, terima kasih atas dukungan, doa

dan bantuannya selama ini. Mas Pram, Anin dan Benot terima kasih

selalu mengingatkanku akan prioritas hidup.

11.Bulek dan Om Muner yang di Pakem terima kasih atas bantuannya

selama ini. Terima kasih atas doa, perhatian dan dukungannya.

12.Dek Ndaru, Dewi, mba Kum, mas Charles terima kasih atas doanya.

Akhirnya aku lulus juga, love u all.

13.Untuk teman dan sahabat ku Surya 9, Bayu, Onal, Aris, Mico, Doni,

Fred, Trimbil, Susan dan Tata terima kasih atas kebaikan hatinya untuk

meminjamkan komputer dan menemani membuat skripsi dengan

seteko AMER penghilang rasa kantuk yang sangat mujarab.

14.Untuk teman ex seminari Lando, Urbanus, Kumz, David, Yoseph, dan

Edwin terima kasih atas perhatian dan dorongannya.

15.Untuk teman-teman SC Kongres Mahasiswa dan teman-teman SC

Pekan Budaya, terima kasih atas kerjasamanya selama ini. Kalian

sumber inspirasiku..

16.Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu,

terima kasih atas bantuannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Kasih membalas budi baik tersebut dengan

penuh kelimpahan berkatNya. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca yang berminat dan dapat juga sebagai bahan bacaan untuk penelitian

(14)

  xiii

Akhir kata penulis terbuka atas semua kritik dan saran yang nantinya akan

semakin mengembangkan dan meyempurnakan karya ini.

Yogyakarta, Juli 2010

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Jumlah Sampel ... 40

Tabel IV.1 Jumlah mahasiswa aktif semester genap tahun ajaran 2009/2010 ... 59

Tabel V.1 Hasil pengujian Validitas Instrumen untuk minat berwirausaha ... 63

Tabel V.2 Hasil pengujian Validitas Instrumen untuk tingkat pendidikan orang tua .... 63

Tabel V.3 Hasil pengujian Validitas Instrumen untuk jenis pekerjaan orang tua ... 64

Tabel V.4 Hasil reliabilitas instrument penelitian ... 65

Tabel V.5 Hasil Perhitungan Tingkat Minat Berwirausaha ... 65

Tabel V.6 Hasil Perhitungan Descriptives ... 66

Tabel V.7 Hasil Perhitungan Anova ... 66

Tabel V.8 Hasil Perhitungan Descriptives ... 67

(16)

xv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO . ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PUBLIKASI PERPUSTAKAAN ... vii

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR PUSTAKA ... xviii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

(17)

xvi

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Minat ... 8

B. Manajemen ... 13

C. Wirausaha ... 16

D. Kewirausahaan ... 20

E. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 25

F. Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 27

G. Kerangka Teoretik ... 32

H. Rumusan Hipotesis ... 34

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

C. Definisi Variabel dan Pengukurannya ... 36

D. Sumber Data ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Populasi dan Sampel ... 39

G. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ... 39

H. Teknik Pengambilan Sampel ... 41

I. Teknik Pengujian Instrument ... 41

J. Teknik Analisis Data ... 43

K. Pengujian Hipotesisi ... 44

(18)

xvii

B. Visi, Misi, dan Tujuan USD ... 52

C. Fakultas Ekonomi USD ... 53

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data ... 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

C. Keterbatasan ... 71

(19)

1

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia termasuk dalam lima negara terbesar di dunia, dalam hal

jumlah penduduk. Hal ini merupakan salah satu aset berharga Indonesia

untuk dijadikan modal menghadapi persaingan global yang baru saja

dimulai, jika dikembangkan secara efektif. Perkembangan sumber daya

manusia Indonesia untuk menjadi pegawai atau karyawan semakin

menghadapi keterbatasan kesempatan, hanya bagi yang benar-benar ahli

dalam bidangnya dan terampil mengerjakan suatu hal yang spesifik peluang

itu masih ada.

Sejak krisis ekonomi yang terjadi mulai tahun 1997, telah banyak

industri dalam negeri yang hancur bahkan gulung tikar karena tidak mampu

menjalankan proses produksi akibat membengkaknya biaya produksi. Tahun

1997 inflasi mencapai 77,68%, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi

lebih dari 13,68%, dan tingkat kemiskinan mencapai 40% dari penduduk

Indonesia (Nur Saadah, 2001:1-2). Kondisi ekonomi negara yang terpuruk

inilah yang menyebabkan sulitnya mencari lapangan pekerjaan dikarenakan

kompetisi yang semakin ketat di tengah menyempitnya lapangan pekerjaan.

Gatot Johanes Silalahi, MSc (dalam sinar harapan interaktif 2005,

http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/2005/0108/ukm3.html)

(20)

Indonesia sudah oversupply pengangguran. Di tahun 2005, selain 40 juta pengganggur, akan ada 2 juta hingga 3 juta pencari kerja baru lulusan sekolah. Mereka umumnya pemuda berusia produktif. Upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan merekrut 204 ribu calon pegawai negeri sipil (PNS) tentu tidak cukup. Dalam menyediakan lapangan kerja bagi lulusan perguruan tinggi (PT) sangat sulit. Sementara minat para lulusan PT untuk berwirausaha masih sangat rendah. Umumnya mereka lebih dipersiapkan menjadi pencari kerja (job seeker) ketimbang pencipta lapangan kerja (job creator). Menurut data Dirjen Pemuda dan Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional dari 75.3 juta pemuda Indonesia, 6,6% yang lulus sarjana. Dari jumlah tersebut 82% nya bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta, sementara hanya 18% yang berusaha sendiri atau menjadi wirausahawan. Padahal semakin banyak lulusan PT yang menjadi wirausahawan akan dapat mempercepat pemulihan ekonomi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka sangatlah penting

menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat usia produktif. Menurut

Suryana (2003:1), inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different)

melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Sifat berwirausaha bukan hanya diperankan oleh pengusaha kecil, tetapi

dimiliki juga oleh pihak bukan pengusaha, seperti dosen, mahasiswa, para

lulusan sekolah, dan masyarakat lainnya. Selain sikap kreatif dan inovatif,

jiwa kewirausahaan juga ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,

pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Sutanto (2002:12) mengungkapkan

bahwa jiwa kewirausahaan dapat dicerminkan dari sikap ulet dan tangguh,

dinamis, produktif, beretos kerja keras, berani mengambil keputusan yang

(21)

Selanjutnya dalam mengarahkan minat mahasiswa untuk berwirausaha

tidak lepas dari faktor lingkungan keluarga yang terkait langsung dengan

pekerjaan orang tua dan dari tingkat pendidikan orang tua.

Jenis pekerjaan yang ada dalam keluarga, khususnya orang tua

mahasiswa akan memperngaruhi pola pikir seseorang terhadap dunia

berwirausaha. Orang tua yang sukses di dalam pekerjaannya (berwirausaha),

akan memotivasi anak untuk melakukan hal yang sama dengan orang

tuanya. Dengan begitu tidak menutup kemungkinan bahwa anak tersebut

akan menentukan pilihan untuk berwirausaha sebagai warisan dari orang

tuanya. Walaupun anak tersebut juga tertarik untuk mencari pekerjaan di

perusahaan atau instansi lain, kemungkinan mereka untuk berwirausaha

sangat kuat karena mereka telah menyaksikan dan menikmati keberhasilan

orang tuanya dalam berwirausaha. Bagi yang orang tuanya bukan seorang

wirausahawan pun tidak akan menutup kemungkinan bagi anak mereka

nantinya untuk berwirausaha. Hal itu dapat terjadi melihat kondisi saat ini

dimana mencari pekerjaan sudah sangat sulit.

Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, latar belakang pendidikan

orang tua menjadi salah satu faktor dalam pendidikan di tingkat keluarga.

Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama anak. Cara mendidik dalam

keluarga, mempengaruhi reaksi anak terhadap lingkungan. Tingkat

pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pola pikir dan orientasi

pendidikan anak. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua akan

(22)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan meneliti mengenai

ANALISIS MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

DILIHAT DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana minat berwirausaha mahasiswa Universitas Sanata

Dharma ?

2. Apakah ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari

tingkat pendidikan orang tua ?

3. Apakah ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari

jenis pekerjaan orang tua ?

C. Batasan Masalah

Ada beberapa factor yang berhubungan dengan minat berwirausaha

mahasiswa. Mengingat banyaknya cangkupan, maka perlu diadakan

pembatasan terhadap masalah yang diteliti. Berhubung adanya keterbatasan

waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan dari penulis, maka penulis akan

membatasi penelitian ini pada dua faktor yang berhubungan langsung pada

minat berwirausaha pada mahasiswa, yaitu tingkat pendidikan orang dan

(23)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana minat mahasiswa untuk berwirausaha ?

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat berwirausaha

mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang tua ?

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat berwirausaha

mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang tua ?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa,

khususnya bagi mahasiswa yang program studinya menawarkan mata

kuliah kewirausahaan agar dapat memotivasi diri menjadi seorang

wirausaha.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan

yang dapat digunakan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini penulis dapat menerapkan semua teori-teori

yang telah dipelajari dan menambah wawasan dan pengalaman

(24)

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang akan digunakan

sebagai dasar penelitian dalam mengolah data-data .

Bab III Metode Penelitian

Bab ini mencakup tentang jenis penelitian, subjek dan objek

penelitian, deefinisi variabel dan pengukurannya, sumber data,

teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik

pengambilan sampel, teknik pengujian instrumen dan teknik

analisis data.

Bab IV Gambaran Umum

Bab ini memuat gambaran umum perusahaan yang diteliti yaitu

mengenai sejarah perusahaan, produk yang dihasilkan perusahaan,

personalia perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi analisis data yang diperoleh dari perusahaan dengan

metode dan teknik analisis yang telah diperoleh dalam metodologi

(25)

Bab VI Kesimpulan Saran dan Keterbatasan

Bab ini mengenai kesimpulan dari pembahasan yang ada dan

saran-saran yang mungkin dapat dipergunakan dalam

(26)

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Minat

1. Pengertian Minat

Hurlock (1992:114) mengatakan “minat adalah sumber motivasi yang

mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan, bila mereka

memilihnya secara bebas, dan bila mereka melihat bahwa sesuatu akan

menguntungkan dan mendatangkan kepuasaan”. Sedangkan Winkel

(1991:533) mengartikan minat sebagai “sesuatu kecenderungan yang agak

menetap pada seseorang utnuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu

dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan bidang itu”

Berdasarkan apa yang diuraikan diatas, peneliti dapat menyimpulkan

pengertian minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap sebagai

sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk merasa tertarik pada

suatu bidang tertentu, merasa senang berkecimpung dalam

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu, dan memilih secara bebas bila

bisang-bidang tersebut menguntungkan dan mendatangkan kepuasan

2. Macam-macam Minat

(27)

a. Minat rekreasi, meliputi bermain dan berolah raga, bersantai,

berpergian, mengoleksi benda, mendengarkan radio atau kaset,

menonton televise, melamun dan mengembangkan hobi.

b. Minat sosial meliputi berpesta, minum minuman keras,

mengkonsumsi obat-obat terlarang, bercakap-cakap, menolong

orang lain, mempelajari politik dan peristiwa dunia,

mengungkapkan kritik dan saran untuk pembaharuan.

c. Minat pribadi, meliputi penampilan diri, berpakaian, berprestasi,

kemandirian, dan uang.

d. Minat pendidikan, meliputi pelajaran-pelajaran yang nantinya

berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya melalui sekolah

dan kursus, guru dan cara mengajarnya, pendidikan yang sesuai

dengan pekerjaan tertentu.

e. Minat pada agama, meliputi pembatasan masalah agama, pelajaran

agama di sekolah, mengunjungi tempat ibadah, dan mengikuti

berbagai upacara keagamaan.

f. Minat pada symbol status, meliputi status sosial ekonomi yang

lebih tinggi, prestasi, menjadi anggota kelompok yang diterima,

status hamper dewasa dalam masyarakat.

g. Minat pada pekerjaan, meliputi pekerjaan yang disukai.

3. Minat Pekerjaan pada Mahasiswa atau Remaja

Minat pekerjaan mahasiswa adalah kecenderungan mahasiswa utnuk

(28)

yang tesedia di lingkungan dimana mahasiswa tinggal. Minat tersebut

muncul karena orang selalu menanyakan tentang apa yang ingin mahasiswa

lakukan sesudah dewasa dan juga pengalaman mahasiswa dalam mendengar

atau melihat mengenai berbagai pekerjaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan minat mahasiswa

terhadap pekerjaan adalah (Hurlock, 1992:144)

a. Sikap Orang Tua

Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua mempengaruhi sikap anak

terhadap pekerjaan. Sering kali melalui sikapnya orang tua mendesak

anak agar tertarik pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan

bergengsi tanpa memperhatikan minat anak, menganjurkan anak

utnuk menghindari pekerjaan tertentu, karena dianggap tidak

menguntungkan.

b. Pekerjaan Bergengsi

Sejak kecil, anak sudah menemukan bahwa berbagai pekerjaan

mempunyai tingkat prestise, misalnya pekerjaan kantor jauh lebih

bergengsi dari pada pekerja pabrik.

c. Kekaguman Pada Seseorang

Anak mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan orang yang

dikagumi. Anak memiliki kecenderungan untuk mengembangkan

sikap negatif (tidak menguntungkan) terhadap profesi orang yang

(29)

d. Kemampuan dan Minat

Kemampuan fisik dan kecerdasan, minat dan kepribadian

memegang peranan penting dalam sikap anak terhadap berbagai

pekerjaan.

e. Kesesuaian Seks

Walaupun batas-batas seks untuk pekerjaan hampir hilang,

beberapa pekerjaan tetap dianggap “pekerjaan pria” dan yang lain

“pekerjaan wanita”

f. Kesempatan untuk Mandiri

Semakin anak bertambah usia, maka semakin anak dibatasi oleh

orang dewasa, semakin anak dituntut untuk mandiri, sehingga setiap

pekerjaan yang menuntut otonomi dalam pelaksanaanya dinilai lebih

tinggi dari pada pekerjaan yang “sudah diatur”

g. Stereotif Budaya

Budaya yangberkaitan dengan pekerjaan tersebut. Stereotif yang

tidak menarik menimbulkan sikap negative terhadap pekerjaan

tersebut.

h. Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dengan orang dari berbagai profesi mewarnai

sikap anak terhadap profesi tertentu. Seorang anak yang memiliki

pengalaman positif terhadap suatu profesi tertentu akan

mengembangkan sikap positif terhadap profesi tersebut, dan

(30)

profesi tertentu maka anak akan mengembangkan sikap negative

terhadap profesi tersebut.

Selain dipengaruhi oleh delapan faktor, minat pekerjaan dipengaruhi

oleh tipe kepribadian yang terbentuk dalam interaksinya dengan dirinya

sendiri dan dunia luar. Tipe-tipe kepribadian tersebut adalah tipe realistik,

tipe peneliti dan pengusut, tipe seniman, tipe sosial, tipe pengusaha, dan tipe

orang penting. Dunia luar (lingkungan) juga digolongkan menurut patokan

sampai seberapa jauh lingkungan tersebut mendekati salah satu model, yaitu

lingkungan realistik, lingkungan penelitian dan pengusutan, lingkungan

kesenian, lingkungan pelayanan sosial, lingkungan pengusaha dan

lingkungan yang berusasana (Hollan, dalam Winkel 1991:520)

Perpaduan antara tipe kepribadian dan model lingkungan yang sesuai

menghasilkan keselarasan sehingga dapat mengembangkan diri dalam

lingkungan jabatan tertentu dan merasa puas. Hollan (dalam Winkel

1991:520) mengasumsikan bahwa orang yang memiliki minat yang

berbeda-beda dan bekerja dalam lingkungan yang berlainan, sebenarnya

adalah orang dari berbagai ragam kepribadian dan mempunyai sejarah hidup

yang berbeda-beda pula. Demikian juga mahasiswa dengan mengenal

dirinya sendiri dan mengetahui minatnya, kemampuannya, dan cita-citanya,

(31)

B. Manajemen

Manajemen ternyata bukan lagi hal yang asing lagi di masyarakat.

Setiap organisasi yang bersifat profit dan non profit making semuanya

menerapkan manajemen. Hampir setiap organisasi menggunakan ilmu

manajemen untuk mengelola usahanya, mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, sampai pengawasan berbagai kegiatannya.

Penerapan manajemen juga bervariasi sesuai dengan bentuk dan ukuran

organisasinya serta pengetahuan anggota organisasi tentang manajemen itu

sendiri.

1. Pengertian Manajemen

Dibawah ini pengertian manajemen menurut beberapa ahli.

Mary Parker Follet

Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui

orang lain. (Handoko, 1985: 8)

James A.F. Stoner

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan upaya anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Stoner, 1986: 9)

T. Hani Handoko

Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,

menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan

(32)

penyusunan personalia atau kepegawaian, pengarahan dan

kepemimpinan, dan pengawasan. (Handoko, 1985: 10)

Dari pengertian mengenai manajemen diatas maka penulis menarik

kesimpulan bahwa pengertian manajemen adalah proses pengelolaan suatu

usaha mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan terhadap penggunaan sumber-sumber daya yang ada utnuk

mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat.

2. Fungsi Manajemen

Ada beberapa fungsi manajemen menurut T. Hani Handoko yaitu

fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan

personalia (staffing), pengarahan (leading), pengawasan (controlling).

Berikut penjelasan dari fungsi-fungsi manajemen di atas.

a. Perencanaan (planning) adalah penetapan tujuan organisasi,

penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode,

sistem anggaran dan standart yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan.

b. Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya dan

kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,

pembentukan kelompok kerja, penugasan tanggung jawab tertentu

dan pendelegasian wewenang kepada pihak individu-individu

untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

c. Penyusunan Personalia adalah penarikan, pelatihan dan

(33)

karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan

produktif.

d. Pengarahan adalah untuk membuat atau mendapatkan para

karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka

lakukan.

e. Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan

untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan

yang telah ditetapkan.

3. Manajemen dan Kewirausahaan

Ilmu manajemen sangat luas dan menjadi dasar dari ilmu-ilmu lain

yang lebih kecil cangkupannya. Ilmu-ilmu tersebut misalnya manajemen

sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, organisasi, perusahaan,

informasi dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu dalam pengelolaan

organisasi, kelompok bahkan individu memerlukan dasar ilmu manajemen.

Maka tak heran jika kata manajemen sering kita dengar dalam setiap kali

kita berkomunikasi dengan organisasi, kelompok bahkan individu dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam hubungannya dengan kewirausahaan manajemen memegang

peranan yang sangat sentral. Karena setidaknya seorang wirausaha haruslah

memiliki dasar manajemen untuk menjalankan usahanya. Karena

memutuskan diri untuk menjadi entrepreneur berarti seseorang, kelompok

atau organisasi di tuntut mandiri menjalankan fungsi-fungsi manajemen

(34)

yang ingin dicapai. Jadi seorang wirausaha tidak hanya bisa mengandalkan

satu keunggulan saja misalnya kemampuannya berinovasi, seorang

wirausaha tidak akan mampu bertahan dalam usahanya bila meskipun dia

pencipta inovasi baru di pasaran tetapi dia tidak tahu kapan harus

berinovasi? Kapan harus melepas produk baru? Berapa alokasi dana yang

optimal untuk meluncurkan produk baru? Atau bagaimana tren produk yang

akan laku di pasaran 1 tahun ke depan atau 10 tahun ke depan?

Maka jelas sekali hubungan manajemen dengan dunia wirausaha yaitu

sebagai salah satu faktor kunci yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha

untuk menjalankan usahanya. Tentu saja harus didukung dengan

keunggulan kompetitif dalam bersaing di pasaran misalnya keunggulan

dalam berinovasi menciptakan produk baru.

C. Wirausaha

1. Pengertian Wirausaha

Kata entrepreneurship bias diterjemahkan dengan kata

kewirausahaan. Dahulu sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan.

Terjemahan kewiraswastaan sering banyak dikritik, karena ada yang

berpendapat bahwa berusaha yang menimbulkan resiko, kekritisan, dan

kejelian serta kreativitas tidak hanya dimiliki oleh orang yang berada di

perusahaan swasta saja. Entrepreneurship bisa saja muncul dilingkungan

koperasi sehingga sering disebut dengan kewirakoperasian. Selain itu, bisa

(35)

entrepreneurship, bahkan entrepreneurship bias muncul dalam badan usaha

milik Negara, yang dikenal dengan nama government state enterprice

entrepreneurship. Bahkan kalangan entrepreneur pada sector informal

menyebut dirinya sebagai borefoot entrepreneurship (Thoby Mutis, 1995).

Kewirausahaan dan wirausaha memiliki hubungan yang sangat erat.

Kewirausahaan merupakan segala sesuatu hal yang menyangkut teknik,

metode, sistem serta berbagai strategi bisnis umum yang dapat dipelajari

tentang sukses maupun mundurnya wirausaha. Analisa yang berhubungan

dengan wirausaha dapat pula mengenai watak, prilaku, sikap,

perkembangan pribadi, sejarah kelompok, maupun minat, motivasi dan

ambisi seorang wirausaha dalam mencapai suksesnya. Tetapi beberapa ahli

ekonomi mengartikan seorang wirausaha berbeda dengan pengusaha.

Seperti pendapat ahli dibawah ini, yang berpendapat wirausaha bukanlah

sekedar pengusaha melainkan pengusaha yang sukses karena memiliki

cirri-ciri serta kemampuan tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru

(Subanar, 2001: 11). Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli tentang apa

itu wirausaha:

a. Schumpeter, 1930

Wirausaha adalah orang yang memutuskan untuk mengambil alih

resiko (take a risk) dalam memperkenalkan produk atau jasa-jasa yang

(36)

b. Webster

Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, serta

menanggung resiko atas keputusan bisnisnya tersebut.

c. Fillion, 1998

Wirausaha adalah orang yang imajinatif, yang ditandai oleh

kemampuannya dalam menetapkan sasaran-sasaran itu. Juga memiliki

kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang, membuat

keputusan dengan menerapkan inovasi yang memiliki resiko moderat.

d. Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka 1989

Wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali

produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk

mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta

memasarkannya.

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

wirausaha adalah orang yang mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki

yang ada pada dirinya dan sekitarnya serta berani mengambil resiko yang

moderat kemudian dikembangkan secara mandiri dan bebas terkait dalam

usaha mengelola, merencanakan, mengoperasikan dan mengkontrol

sehingga menghasilkan sebuah keputusan yang tepat.

2. Karakteristik Wirausaha

Menurut Mc Clelland wirausaha memiliki karakteristik sebagai

(37)

a. Keinginan untuk berprestasi

Keinginan atau dorongan dalam diri untuk memotivasi perilaku

kearah pencapaian tujuan. Dimana pencapaian tujuan merupakan

tantangan bagi kompetensi individu.

b. Keinginan untuk bertanggung jawab

Seorang wirausaha seharusnya memilih menggunakan sumber daya

sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dengan

tanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai.

c. Preferensi pada resiko-resiko menengah

Wirausaha bukan penjudi, maka dari itu mereka memilih

menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkatan kinerja yang

tinggi. Suatu tingkatan yang memerlukan usaha keras dan dipercaya

dapat mereka penuhi.

d. Persepsi pada kemungkinan berhasil

Keyakinan akan kemampuan untuk mencapai keberhasilan dengan

berdasarkan fakta-fakta yang dipelajari dengan penilaian yang

objektif.

e. Rasa ingin tahu terhadap rangsangan oleh umpan balik

Wirausaha selalu ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka

kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka di

rangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan

(38)

f. Aktivitas energik

Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tingi

dibandingkan rata-rata orang, mereka bersifat aktif serta memiliki

proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara

baru.

g. Orientasi ke masa depan

Seorang wirausaha melakukan perencanaan dan berfikir ke depan.

Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh

dimasa depan.

h. Ketrampilan dalam pengorganisasian

Wirausaha akan menunjukkan ketrampilan dalam mengorganisasi

kerja dan orang-orang dalam pencapaian tujuan.

i. Sikap terhadap uang

Keuntungan financial adalah nomor 2 jika dibandingkan dengan

arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang

uang sebagai lambing kongkret dari tercapainya tujuan dan sebagai

kompetensi mereka.

D. Kewirausahaan

1. Komponen Utama Kewirausahaan

Setiap orang yang berminat menjadi wirausaha tentu saja harus tahu

bahwa untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses dibutuhkan

(39)

Kewirausahaan adalah segala sesuatu tentang kesuksesan wirausaha yang

berhubungan dengan usahanya tersebut. Secara garis besar, kewirausahaan

meliputi 3 komponen utama dari seorang wirausaha (Subanar H, 1993: 14),

yaitu:

a. Kepribadian

b. Motivasi dan Kemampuan

c. Fasilitas dan Pertumbuhan

Ketiga hal itu tidaklah independen tetapi dipengaruhi oleh hal-hal

sebagai berikut:

a. Kepribadian dipengaruhi oleh:

Sikap dan tingkah laku, latar belakang pendidikan, kondisi

lingkungan, bakat, iman seseorang dan lain-lain

b. Motivasi dan Kemampuan dipengaruhi oleh:

Tingkat pendidikan, tingkat kemampuan ekonomi, gaya hidup dan

nilai-nilai yang dianut, tekanan dari pihak-pihak eksternal, persepsi

individu dan lain-lain.

c. Fasilitas dan Pertumbuhan dipengaruhi oleh:

Tingkat kemajuan kehidupan, trend kebutuhan yang ada, peluang

dan keterbatasan sumber, subsidi pemerintah, dan lain-lain.

2. Faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan

Menurut Thomas W. Zimmerer (Jurnal Manajemen &

(40)

a. Wirausahawan sebagai pahlawan

Anggapan wirausaha sebagai pahlawan atau model untuk diikuti

mendorong mayarakat untuk membuka usaha sendiri. Sehingga status

ini mendorong seseorang untuk memulai usaha sendiri.

b. Pendidikan kewirausahaan

Mulai maraknya pendidikan kewirausahaan di tingkat universitas

terutama di Amerika memacu orang untuk berwirausaha setelah

memiliki bekal yang cukup dari pendidikan kewirausahaan tersebut.

c. Faktor ekonomi dan kependudukan

Dari segi demografi orang mulai bisnis antara umur 25 tahun

sampai 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah penduduk

di suatu negara sebagian besar pada kisaran umur di atas.lebih lagi

banyak orang menyadari bahwa dalam kewirausahaan tidak ada lagi

pembatasan baik dalam hal umur, jenis kelamin, ras, latar belakang

ekonomi atau apapun juga dapat mencapai sukses dengan memiliki

bisnis.

d. Pergeseran ke ekonomi jasa

Di Amerika pada tahun 200 sektor jasa menghasilkan 925

pekerjaan dan 85% GDP negara tersebut. Demikian halnya di

negara-negara lain sektor jasa berkembang pesat karena sektor ini relatif

rendah investasi awalnya dan mendorong bagi bermunculannya

(41)

e. Kemajuan teknologi

Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer pribadi,

laptop, mesin fax, printer warna, mesin penjawab telepon seseorang

dapat bekerja di rumah seperti layaknya bisnis besar. Sekarang biaya

untuk teknologi bisa disesuaikan dengan tingkat bisnisnya tidak

semahal dulu.

f. Gaya hidup bebas

Gaya hidup bebas yang sangat menjadi trend anak muda jaman

sekarang sangat mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan.

Ketidakmauan dikuasai orang lain, kebebasan, inovasi, kemandirian,

keuntungan yang lebih merupakan implikasinya. Sehingga memacu

seseorang untuk membuka bisnis sendiri dari pada bekerja kepada

orang lalin.

g. E-commerce dan The World Wide Web

Perdagangan on line bertumbuh cepat sekali, yang menciptakan

banyak kesempatan bagi wirausaha berbasis internet atau website.

Dari data yang dikumpulkan 47% binis kecil melakukan akses

internet, sedangkan 35% sudah memiliki website sendiri. Faktor ini

juga mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan.

h. Peluang internasional

Globalisasi telah membuka peluang usaha dan peluang pasar bagi

usaha baru di pasaran internasional. Karena dengan globalisasi, biaya

(42)

memungkinkan untuk menembus pasar luar negeri. Faktor ini juga

memacu munculnya usaha ekspor impor barang dan jasa.

3. Keuntungan dan kelemahan dalam kewirausahaan

Seseorang akan termotivasi menjadi wirausaha bila ada

keuntungan-keuntungan yang bisa mereka rasakan dengan menjadi wirausaha. Tetapi

sebaliknya setiap profesi yang dijalani tidaklah selalu mulus tetapi selalu

ada kendala-kendala yang harus dihadapi. Berikut ini adalah

keuntungan-keuntungan dan kendala-kendala menjadi seorang wirausaha (Alma, 2000:

4)

Keuntungan-keuntungan dalam dunia kewirausahaan

a. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.

b. Terbuka kesempatan untuk mendemonstrasikan potensi seseorang

secara penuh.

c. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan

secara maksimal.

d. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha

konkrit.

e. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

Kelemahan-kelemahan dalam dunia kewirausahaan

a. Memperoleh pendapatan tidak pasti, dan memikul berbagai resiko

jika resiko ini telah diantisipasi dengan baik, maka wirausaha telah

menggeser resiko tersebut.

(43)

c. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil,

sebab harus berhemat.

d. Tanggung jawab yang besar, banyak keputusan yang harus dibuat

walaupun kadang kurang menguasai permasalahan yang

dihadapinya.

Hal-hal diatas hendaknya menjadi pertimbangan sebelum seseorang

memutuskan untuk menjadi seorang wirausaha. Sebab sebelum

memutuskan untuk menjadi seorang wirausaha seseorang diwajibkan untuk

mengetahui resiko yang akan dihadapi sebelum terjun kesana.

E. Tingkat Pendidikan Orang Tua

1. Pengertian Pendidikan

Menurut Wasty (2006 : 21) pendidikan itu adalah proses pengalaman

yang menghasilkan pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi,

baik lahiriah maupun batiniah. Menurut M.Y. Langeveld (dalam buku wasty

2006 : 21) pendidikan sebagai pemberian bimbingan dan pertolongan rohani

dari orang dewasa kepada mereka yang masih memerlukannya, untuk

membawa mereka ke tingkat kedewasaan.

Menurut N. Drijarkara, SJ (Buku Informasi Mahasiswa Baru, 2005:

17) intisari pendidikan adalah suatu hubungan manusiawi antara pendidik

dan si terdidik satu sama lain. Kedua belah pihak saling menghargai sebagai

manusia dan saling membantu mewujudkan kemanusiaan mereka, namun

(44)

dibimbing. Dengan demikian, pendidikan dilangsungkan dalam suatu

hubungan pendamping yang bersifat dialogis dan dinamis, ketika kedua

belah pihak membuka hati dan pikiran dan bersama menuju masa depan.

Pendidikan di Indonesia setidaknya dapat memperkuat integritas

dalam lingkungan Indonesia yang sedang membangun. Maka semua

pengetahuan, ketrampilan dan sikap dapat menunjang pembangunan itu.

Tingkatan pendidikan di Indonesia dibagi ke dalam beberapa

tingkatan, sebagai berikut:

a. Sekolah Dasar (SD)

b. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

c. Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA/SMK)

d. Perguruan Tinggi (Universitas)

2. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi

anak. Di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapat pengaruh,

karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertinggi yang bersifat

informal dan kodrat (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1989:8}.

Pada keluarga inilah anak mendapat asuhan dari orang tua menuju ke arah

perkembangannya.

Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pola pikir dan

orientasi pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua akan

melengkapi pola pikir dalam mendidik anaknya. Dari pendidikan dalam

(45)

berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan. Di samping itu

keluarga merupakan lembaga pendidikan yang membekali anak dengan

berbagai pengalaman sosial dan nilai moral. Keluarga merupakan

lingkungan yang juga ikut berpengaruh bagi anak sebagai individu dalam

proses terbentuknya sikap, selain lingkungan pendidikan sekolah dan

masyarakat.

F. Jenis Pekerjaan Orang Tua

1. Pengertian Pekerjaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan

didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika

bentuk yang dilakukan bermacam-macam, maka ini disebut jenis pekerjaan.

Spillane (1982:14) mengelompokkan jabatan/pekerjaan dalam Sembilan (9)

golongan antara lain:

a. Golongan A

i. Mandor

ii. Pedagang

iii. Pegawai kantor

iv. Pegawai sipil ABRI

v. Pemilik perusahaan/toko/pabrik/perikanan

vi. Pemilik bus

vii. Penggarap tanah

(46)

ix. Petani pemilik rumah

x. Peternak

xi. Tuan tanah

b. Golongan B

i. Buruh nelayan

ii. Buruh tani

iii. Petani kecil

iv. Penebang kayu

c. Golongan C

i. ABRI

ii. Guru SD

iii. Kepala bagian

iv. Kepala kantor pos (cabang)

v. Manager perusahaan kecil

vi. Pamong praja

vii. Pegawai badan hokum

viii. Pegawai negri (golongan IA-ID)

ix. Supervisor/pengawas

d. Golongan D

i. Pensiunan

ii. Tidak mempunyai pekerjaan tetap

e. Golongan E

(47)

ii. Juru rawat

iii. Pekerja sosial

iv. Kepala sekolah

v. Kontraktor kecil

vi. Pegawai negri (golongan IIA-IID)

vii. Perwira ABRI

viii. Wartawan

f. Golongan F

i. Buruh tidak tetap

ii. Petani penyewa

iii. Tukang/penarik becak

g. Golongan G

i. Ahli hikum

ii. Ahli ilmu tanah/ukur tanah

iii. Apoteker

iv. Arsitek

v. Dokter

vi. Dosen/Guru besar

vii. Gubernur

viii. Insinyur

ix. Kepala lantor pos (pusat)

x. Kontraktor besar

(48)

xii. Menteri

xiii. Pegawai negri (golongan IIA ke atas)

xiv. Pengarang

xv. Peneliti

xvi. Penerbang

xvii. Perwira ABRI (Mayor/Jendral)

xviii. Walikota/Bupati

h. Golongan H

i. Pembantu

ii. Penjual keliling

iii. Tukang cuci

i. Golongan I

i. Artis/seniman

ii. Buruh tetap

iii. Montir

iv. Pandai besi/emas/perak

v. Penjahit

vi. Penjaga

vii. Supir bus

viii. Tukang kayu

ix. Tukang listrik

(49)

Sementara itu, menurut Dewi (2004:32), pekerjaan dapat dibedakan

menjadi dua (2) jenis, yaitu:

a. Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh

seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini

adalah tetap.

b. Pekerjaan sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau

dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh

penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat

pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Dalam penelitian ini, penulis membedakan pekerjaan orang tua

menjadi tiga jenis, yakni :

a. Wirausaha (petani, pedagang, dan sejenisnya)

b. Pegawai Negri Sipil (ABRI, POLRI, Guru negri, dan sejenisnya)

c. Karyawan Swasta (Pegawai Bank, Guru swasta, dan sejenisnya)

2. Pengertian Orang Tua

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1999: 706),

orang tua adalah ayah, ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik,

pandai, ahli dan sebaginya); orang yang dihormati (disegani) di kampung;

tetua. Jadi orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam

(50)

karena itu, peran dan tanggung jawab orang tua sangat besar dalam sebuah

keluarga.

G. Kerangka Teoretik

1. Minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang

tua.

Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pola pikir dan

orientasi pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua akan

melengkapi pola pikir dalam mendidik anaknya. Dari pendidikan dalam

keluarga tersebut anak mendapatkan pengalaman, kebiasaan, ketrampilan

berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan. Di samping itu

keluarga merupakan lembaga pendidikan yang membekali anak dengan

berbagai pengalaman sosial dan nilai moral. Keluarga merupakan

lingkungan yang juga ikut berpengaruh bagi anak sebagai individu dalam

proses terbentuknya sikap, selain lingkungan pendidikan sekolah dan

masyarakat.

Berbekal modal yang sudah di dapat dari lingkungan keluarga, anak

mempunyai gambaran mengenai kehidupan yang akan dijalaninya di

kemudian hari.

Orang tua yang baik akan mengarahkan anak-anaknya kepada

kehidupan yang baik, namun keputusan dalam menjalani kehidupan tetap

tergantung pada anak tersebut. Pilihan yang akan diambil tergantung dari

(51)

Apakah akan menjadi pekerja untuk sebuah lembaga baik itu swasta

maupun negri, atau akan menjadi wirausaha.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan minat

berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang tua.

2. Minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang tua.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan

didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika

bentuk yang dilakukan bermacam-macam, maka ini disebut jenis pekerjaan.

Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua dapat menjadi gambaran

awal bagi seorang anak, dalam memahami dunia kerja yang akan

ditempuhnya dikemudian hari. Pada tahap awal anak akan melakukan

investigasi dan duplikasi dari orang tuanya. Setelah mendapatkan

pendidikan dan pengetahuan dari dunia luar, anak akan diberi pilihan untuk

menentukan gambaran jenis pekerjaan yang akan dipilihnya nanti.

Dengan diperkenalkannya anak kepada pekerjaan orang tua, anak

akan mempunyai refrensi awal dalam menentukan jenis pekerjaan. Orang

tua mempunyai hak untuk memberikan gambaran pekerjaan bagi

anak-anaknya, dan gambaran pekerjaan itu yang akan menentukan perilaku anak

dalam memilih jenis pekerjaan untuk masa depannya.

Orang tua yang sukses dalam pekerjaannya akan dengan mudah

memberikan gambaran jenis pekerjaan bagi anaknya, namun bukan berarti

(52)

bagi anaknya. Dengan melihat taraf kesuksesan dari pekerjaan orang tuanya

sang anak akan menilai dan memutuskan, jenis pekerjaan apa yang akan

diambilnya.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan minat

berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang tua.

H. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pendapat yang diberikan secara tentatif

(tentative statement) untuk menjelaskan suatu fakta atau yang dipakai

sebagai dasar suatu penelitian. Hipotesis harus di uji berdasarkan data

empiris, yaitu data yang berdasarkan pada penelitian suatu sampel. hipotesis

sering kali digunakan untuk mengambil keputusan.

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat

pendidikan orang tua.

2. Ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis

(53)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dirancang

untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang.

Tujuan utama dari penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan

sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan

dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Travers, 1987).

Selain itu penelitian ini merupakan studi kasus. Studi kasus adalah jenis

metode penelitian yang menggunakan kasus tertentu untuk menjawab suatu

masalah yang akan diteliti.dalam studi kasus untuk menganalisis obyek

penelitian diperlukan pengambilan populasi yang terbats dalam suatu

lingkup dan waktu tertentu.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang nantinya terlibat sebagai

pemberi informasi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini subjek

penelitiannya adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

(54)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang akan dianalisis dalam penelitian

ini. Objek penelitian kali ini adalah minat atas karier berwirausaha terhadap

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dilihat dari

tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua yang berpengaruh terhadap

minat mahasiswa berwirausaha.

C. Definisi Variabel dan Pengukurannya

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek

penelitian atau faktor-faktor yang berperan atau gejala-gejala yang diteliti.

Dalam penelitian ini akan diteliti variable-varibel sebagai berikut:

a. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variable terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2000: 33).

Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat

berwirausaha.

b. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(Sugiyono, 2000: 33). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian

ini adalah tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua.

Hurlock (1992:114) mengatakan “minat adalah sumber motivasi yang

(55)

memilihnya secara bebas, dan bila mereka melihat bahwa sesuatu akan

menguntungkan dan mendatangkan kepuasan”.

Jadi minat adalah rasa ketertarikan mahasiswa untuk melakukan

aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan berwirausaha, semangat untuk

bersaing, kemauan mahasiswa untuk berusaha sendiri dalam melakukan

suatu kegiatan, serta keinginan untuk mengambil resiko.

Menurut Wasty (2006:21) “pendidikan itu adalah proses pengalaman

yang menghasilkan pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi,

baik lahiriah maupun batiniah”. Jadi tingkat pendidikan orang tua adalah

pendidikan formal terakhir orang tua mahasiswa, yang dibedakan menjadi

beberapa bagian yaitu ; SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.

Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk atau macam kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan (kamus besar

Bahasa Indonesia). Jadi pekerjaan orang tua adalah pekerjaan utama orang

tua mahasiswa, yang dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu ; Pegawai

Negri Sipil (PNS), Pegawai Swasta, Wiraswasta.

D. Sumber Data

Data yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari kuesioner yang di isi responden

(56)

Sanata Dharma yang meliputi tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang

tua.

2. Data sekunder

Data ini diperoleh dari wawancara dengan pihak-pihak lain yang

berkompeten dalam bidang kewirausahaan dan studi pustaka yang dilakukan

oleh penulis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis ada tiga macam,

yaitu kuesioner, wawancara, dan studi pustaka.

1. Kuesioner

Kuesioner teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan

secara tertulis kepada responden dengan jawaban berupa tulisan pula. Dalam

penelitian kali ini kuesioner adalah alat utama dalam menghimpun data

primer.

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara

tanya-jawab secara langsungkepada responden yang sekiranya dapat diperoleh

informasi tentang suatu hal yang akan diteliti. Wawancara hanya akan

dilakukan kepada beberapa responden dan pihak lain yang dirasa bisa

(57)

3. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan membaca buku

literatur, surat kabar, majalah, makalah yang dapat memperkuat landasan

teori penelitian serta menambah informasi.

F. Populasi dan Sampel

Populasi

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma angkatan

2005 sampai dengan 2006 yang berjumlah 451 orang.

Sampel

Sampel adalah sebagian individu di dalam populasi yang diselidiki

yang diharapkan dapat mewakili populasi (arikunto, 1993:104).

G. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

1. Jumlah Sampel

Jumlah sampel yang diambil mengacu pada pendapat Arikunto pada

bukunya yang menyatakan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan

dengan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat

berfungsi (arikunto, 1993:106).

Selanjutnya dalam bukunya, Arikunto menjelaskan jika subyeknya

besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung

setidak-tidaknya dari (arikunto, 1993:107) :

(58)

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal

ini menyangkut banyak sedikitnya data.

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk

penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar,

hasilnya akan lebih baik.

Oleh karena itu, peneliti menentukan tingkat besaran pengambilan

sampel sebesar 20% dari jumlah populasi yang diteliti. Dengan demikian

jumlah sampel ditentukan sebesar 100 mahasiswa.

b. Pengambilan Sampel

Distribusi jumlah sampel tiap prodi per angkatan sebagai berikut :

Tabel III.1 Jumlah Sampel

No Angkatan

Jurusan Distribusi Jurusan Distribusi

Manajemen N x 20% Akuntansi N x 20%

1 2005 105 21 105 21

2 2006 112 22,4 129 25,8

Total 43,4 Total 46,8

Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sampel per prodi dan per

angkatan dibulatkan menjadi 25 mahasiswa. Sehingga total jumlah sampel

per prodi dan per angkatan sebagai berikut :

a. Mahasiswa prodi manajemen angkatan 2005 sebanyak 25 orang.

b. Mahasiswa prodi akuntansi angkatan 2005 sebanyak 25 orang.

c. Mahasiswa prodi manajemen angkatan 2006 sebanyak 25 orang.

(59)

H. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah, dengan teknik

Accidental Sampling menurut prodi dan angkatan. Yaitu teknik pengambilan

sampel dengan subkategori yang besarnya proporsi subkategori didasarkan

atas proporsi yang sebenarnya dalam populasi. Kemudian pemilihan sampel

dilakukan secara Accidental pada reponden yang ditemui oleh penulis.

I. Teknik Pengujian Instrument

1. Pengujian Validitas

Dalam penelitian ilmiah yang menggunakan alat pengumpul data

kuesioner sangat diperlukan pengujian validitas. Adapun uji validitas yaitu

uji terhadap kemampuan instrument atau alat penelitian untuk

mengungkapkan sesuai dengan apa yang menjadi sasaran pokok pengukuran

yang akan dilakukan dengan instrument tersebut. Suatu instrumen dikatakan

valid jika mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya, dan mampu

mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya. Pengujian Validitas ini

menggunakan teknik korelasi Product Moment (Sutrisno Hadi, 1991: 23)

Dimana rxy = koefisien koelasi antara X dan Y

X = jumlah skor butir

y = jumlah hasil kali X dan Y

(60)

a. Jika r hitung ≥ dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka instrumen

dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka instrumen

dinyatakan tidak valid.

2. Pengujian Realibilitas

Realibilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya dan diandalkan untuk mengukur suatu masalah. Untuk

memperoleh koefisien keterandalan digunakan rumus Spearman Brown

(Sutrisno Hadi, 1990: 44) sebagai berikut:

Dimana : rii = realibilitas instrument

rxy = koefisien pengukuran dua belahan

untuk mengetahui apakah instrument itu reliabel atau tidak digunakan

ketentuan sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r table dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka

instrument dikatakan reliabel.

b. Jika r hitung ≤ r table dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka

(61)

J. Teknik Analisis Data

Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan angka, huruf

dan simbol-simbol matematis atau statistik untuk menerangkan sesuatu.

Adapun analisis kuantitatif yang digunakan penulis dalam penelititan kali

ini adalah analisis minat berwirausaha dari calon sarjana S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Variabel yang dianalisis meliputi:

a. Minat berwirausaha

b. Tingkat pendidikan orang tua

c. Jenis pekerjaan orang tua

Dalam menganalisis minat kewirausahaan mahasiswa Fakultas

Ekonomi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tersebut akan

digunakan skala tipe Likert. Untuk menganalisis seberapa besar minat

berwirausaha responden akan diarahkan untuk mengukur sendiri seberapa

besar minatnya dengan memilih skala 1 sebagai nilai terlemah sampai 5

sebagai nilai terkuat. Sedangkan untuk tingkat pendidikan orang tua

responden akan diberikan pertanyaan atau pernyataan atau pendapat yang

memberikan jawaban sesuai dengan pilihan yang telah disediakan yang akan

menunjukkan informasi mengenai responden. Dan untuk jenis pekerjaan

orang tua responden akan diberikan pertanyaan atau pernyataan atau

(62)

setuju responden akan menunjukkan semakin berpengaruhnya jenis

pekerjaan orang tua.

Untuk pengukuran minat berwirausaha akan digunakan pengukuran

sebagai berikut:

Nilai 5 = sangat berminat

Nilai 4 = berminat

Nilai 3 = ragu-ragu

Nilai 2 = tidak berminat

Nilai 1 = sangat tidak berminat

K. Pengujian Hipotesis

1. Untuk pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ada

perbedaan minat berwirausaha dilihat dari tingkat pendidikan orang

tua.

Menggunakan alat analisis One Way Anova. One Way Anova

merupakan pengujian untuk mengetahui perbedaan nyata rata-rata antar

varian dari tiga kelompok sampel atau lebih akibat adanya satu faktor

perlakuan ( Triton, 2005). Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan minat berwirausaha pada mahasiswa dilihat dari tingkat

pendidikan orang tua.

Langkah-langkah one way anova :

a. Menentukan Ho dan Ha

(63)

Ho : Tidak ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat

dari tingkat pendidikan orang tua.

Ha : Ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari

tingkat pendidikan orang tua.

b. Nilai kritis

Titik kritis ditentukan oleh nilai α dan df.

1. Taraf nyata atau level of significance (α) = 0,05 (5%)

2. Menentukan F hitung

3. Menentukan F tabel

4. Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel

Ho ditolak jika F hitung > F tabel

5. Mengambil kesimpulan

a. Jika Ho diterima maka tidak terdapat perbedaan minat

berwirausaha mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan

orang tua

b. Jika Ho ditolak maka terdapat perbedaan minat berwirausaha

mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan orang tua

2. Untuk pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada

perbedaan minat berwirausaha dilihat dari jenis pekerjaan orang tua.

Menggunakan alat analisis One Way Anova. One Way Anova

(64)

varian dari tiga kelompok sampel atau lebih akibat adanya satu faktor

perlakuan ( Triton, 2005). Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan minat berwirausaha pada mahasiswa dilihat dari jenis

pekerjaan orang tua.

Langkah-langkah One Way Anova :

a. Menentukan Ho dan Ha

Hipotesis yang digunakan adalah :

Ho : Tidak ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat

dari jenis pekerjaan orang tua.

Ha : Ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari

jenis pekerjaan orang tua.

b. Menentukan Nilai Hitung

1. Taraf nyata atau level of significance (α) = 0,05 (5%)

2. Menentukan F hitung

3. Menentukan F tabel

4. Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel

Ho ditolak jika F hitung > F tabel

5. Mengambil kesimpulan

a. Jika Ho diterima maka tidak terdapat perbedaan minat

berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang

(65)

b. Jika Ho ditolak maka terdapat perbedaan minat berwirausaha

(66)

48

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Perkembangan Universitas

1. Latar Belakang

Rencana mendirikan suatu Perguruan Tinggi Keguruan lahir ketika

Prof. Moh. Yamin, S.H. menjabat Mentri Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan Republik Indonesia. Sampai waktu itu, pendidikan khusus

guru-guru SMTP/SMU dilaksanakan oleh kursus BI/BII yang didirikan di

berbagai kota di Indonesia. Tetapi sewajarnyalah pendidikan yang amat

penting itu diangkat ke taraf keguruan universiter dengan mempertahankan

arah dan tujuannya sendiri, yaitu keguruan di sekolah menengah.

Selanjutnya kursus-kursus BI tersebut dianggab crash program,

sehingga Superior Misionaris Societas Jesus, yaitu Pater Kester berusaha

mendirikan suatu perguruan tinggi. Kebetulan pada tahun 1945-1955, Prof.

de Quelje, pejabat Kementerian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta.

Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh Pater Kester, Pater Ruding,

dan Pater H. Loeff untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Moh.

Yamin, S.H. untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG).

Kemudian tiga kursus BI milik Jesuit, yaitu BI Mendidik (Yayasan de

Brito), BI Sejarah, dan BI Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) digabung

(67)

pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah tanggal 17

Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai empat jurusan, yaitu

Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Pembesar misi Societas

Jesus menunjuk Pater Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, S.J. menjadi Dekan

PTPG Sanata Dharma, sedangkan Wakil Dekan dipercayakan kepada Pater

H. Loeff, S.J. Nama Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K.

Looymans, S.J., pejabat Departemen PP dan K di Kawali (Kantor Wali

Gereja Indonesia, yang sekarang KWI). Aslinya, Sanata Dharma dibaca

Sanyata Dharma. Nyata Dharma artinya “kebaktian yang sebenarnya” atau

“pelayanan yang nyata”. Kebaktian itu ditujukan kepada Tanah Air, Bangsa

dan Gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. Perkembangan Selanjutnya

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan Pemerintah, dalam hal ini

Kementerian PP dan K tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka

PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP

Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia

cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini, Sanata Dharma berhasil

memperoleh status DISAMAKAN dengan negri berdasarkan SK Mentri

PTIP No.1/1961, pada tanggal 6 Mei 1961 jo No.77/1962 tanggal 11 Juli

1962. tetapi secara de facto FKIP-FKIP yang dibentuk dari PTPG tetap

berdiri sendiri dan FKIP Sanata Dharma di Universitas Katolik Indonesia

(68)

Untuk mengatasi kerancuan ini akhirnya pemerintah kembali

menetapkan agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP. Karena itu FKIP

Sanata Dharma juga berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK

Menteri PTIP No.237/B-Swt/U/1965. surat keputusan ini berlaku mulai

tanggal 1 September 1965. Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal

berkembang di Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek,

baik yang menyangkut pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran

dan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma

dilengkapi dengan lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian

Sanata Dharma, Pusat Pengabdian pada Masyarakat, dan Pusat Komputer.

Di samping itu, IKIP Sanata Dharma didukung pula oleh dua biro

administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).

Pada bulan Juli 1979, IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1

(sebelumnya IKIP Sanata Dharma melaksanakan program Sarjana Muda

dan Sarjana). Pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan kepada

IKIP Sanata Dharma untuk mengelola program Diploma I, II, dan III pada

berbagai jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun

1990, dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD.

Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat

serta kemajuan zaman, maka pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK

Gambar

Tabel III.1
Tabel IV.1
Tabel V.2 Hasil Pengujian Validitas Instrumen untuk Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tabel V.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sejarah pendidikan Islam hakikatnya sangat berkaitan dengan sejarah Islam sehingga periodesasi sejarah pendidikan Islam berada dalam periode-periode sejarah Islam

(1) Jadwal Retensi Arsip Substantif dan Fasilitatif Non Keuangan dan Non Kepegawaian merupakan daftar yang berisi jenis arsip kegiatan pokok dan kegiatan pendukung Non Keuangan

penyelenggaraan angkutan umum, hal ini sudah diamanatkan didalam pasal 138 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2002 tentang Lalu lintas dan Angkutan jalan yang berbunyi: Pada

Dengan melihat endapan material lahar dingin di anak-anak sungai Progo tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa di sungai Progo akan menerima beban aliran sedimen

[r]

- Biarkan kosong atau Coret dengan TANDA SILANG (X) pada. kotak tanda tangan PESERTA yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kemasan, kewajaran harga dan brand awareness berpengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty, artinya kemasan yang

[r]