• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru fisika terhadap prestasi belajar siswa - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru fisika terhadap prestasi belajar siswa - USD Repository"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

MOTTO

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terunt uk:

Jesus Christ us dan segal a cipt aanNya

Ayah, Bunda, kakak dan adik-adikku t ersayang

Keluarga besarku

My lovely. . .

(6)
(7)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU FISIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus pada Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2008/2009 SMP Pangudi Luhur Moyudan

Kaliduren, Moyudan, Sleman, Yogyakarta

Astrilina Apriani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa; (2) ada pengaruh persepsi siswa tentang media pembelajaran oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa; (3) ada pengaruh persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa; (4) ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar, media pembelajaran, dan pengelolaan kelas oleh guru fisika secara bersama–sama terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan pada bulan November 2008. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Moyudan yang berjumlah 75 siswa dari populasi sebanyak 75 siswa. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Korelasi Product Moment Pearson angka kasar (untuk data normal dan linear) dan Rank Spearman (untuk data tidak normal dan tidak linear).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa (rhit) = -0,128. nilai sig (0,274)>; (2) tidak ada pengaruh persepsi siswa tentang media pembelajaran oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa (rhit) = -0,082. nilai sig (0,484)>; (3) ada pengaruh persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa (rhit) = -0,311. nilai sig (0,007)<; (4) ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar, media pembelajaran, dan pengelolaan kelas oleh guru fisika secara bersama–sama terhadap prestasi belajar siswa (rhit) = -0,265. nilai sig (0,022)<.

(8)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STUDENT’S PERCEPTION ON PHYSICS TEACHER’S TEACHING SKILLS TOWARD STUDENT’S

LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study at The Seven Grade of Physics Class at the Academic Year 2008/2009

“Pangudi Luhur” Junior High School, Moyudan Kaliduren, Moyudan, Sleman, Yogyakarta

Astrilina Apriani Sanata Dharma University

041424042

This research was aimed to find out whether: (1) there is an influence of student’s perception on physics teacher’s teaching methods toward student’s learning achievement; (2) there is an influence of student’s perception on physics teacher’s instructional media toward student’s learning achievement; (3) there is an influence of student’s perception on physics teacher’s classroom management toward student’s learning achievement; (4) there is an influence of student’s perception on physics teacher’s teaching methods, teacher’s instructional media, and teacher’s classroom management taken together toward student’s learning achievement.

This research was conducted at “Pangudi Luhur” Junior High School Moyudan in November, 2008. The sample of this research was 75 students at the seven grade of physics class from 75 students as population. The instruments were questionnaire and documentation. The data analysis method used were Product Moment Pearson correlation (for normal data and linear) and Rank Spearman

(for data below par and not linear).

The results of this research showed that: (1) there is no influence of student’s perception on physics teacher’s teaching methods toward student’s learning achievement (rcount) = -0,128. sig (0,274)>; (2) there is no influence of student’s perception on physics teacher’s instuctional media toward student’s learning achievement (rcount)= -0,082. sig (0,484)>; (3) there is an influence of student’s perception on teacher’s teaching methods toward student’s learning achievement (rcount)= -0,311. sig (0,007)<; (4) there is an influence of student’s perception on physics teacher’s teaching methods, teacher’s instructional media, and teacher’s classroom management taken together toward student’s learning achievement (rcount) = -0,265. nilai sig (0,022)<.

(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kasih dan karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru Fisika terhadap prestasi Belajar Siswa”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak yang mendukung penulis dalam penyelesaian penyusunan skripsi, oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencurahkan rahmatnya sehingga terselesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Romo Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran, serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.

5. Seluruh Dosen Pendidikan Fisika yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati sehingga berguna untuk masa yang akan datang.

(11)

6. Bapak Drs. Frans Asisi Budiyono, selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Moyudan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Ch. Maryanti, S.Pd yang sudah rela meluangkan waktunya untuk membimbing selama penulis melakukan penelitian.

8. Para Guru, Staf Karyawan serta siswa-siswi kelas VII tahun ajaran 2008/2009 SMP Pangudi Luhur Moyudan atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian.

9. Ibu, Bapak, kakak dan adik-adikku tercinta dan tersayang yang telah memberikan doa, semangat, kasih dan cintanya. Terima kasih semua.

10.“My love” Jack (Si Om/CJ) terima kasih atas cinta, doa, bantuan dan semangatnya, kamu selalu ada disampingku dan sabar menghadapi aku. I L U. 11.Sahabat–sahabatku, Ika, Rini, Aris, Olga serta teman-teman seperjuanganku

P. Fis ’04 terima kasih atas bantuan kalian semua. Cayoo………...

12.Mas Abu yang udah membantu menyelesaikan skripsi ini ketika aku bingung. 13.Seluruh teman-temanku yang ada di Pingitan, khususnya mudika St. Didacus

aku terhibur bersama kalian. Maafkan aku jika selama ini banyak melakukan kesalahan dan lari dari tanggung jawab.

14.Si Mak dan seluruh keluarga Sejati, terima kasih buat tempat mainnya. Aku terhibur bersama beliau.

15.Simbah, Om Darto dan semua keluarga di Pingitan yang udah memperhatikan aku. Terima kasih atas semuanya, maafkan aku yang selalu bandel.

(12)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 19 Februari 2009 Penulis

Astrilina Apriani

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

1. Bagi Sekolah ... 6

2. Bagi Peneliti... 6

3. Bagi Universitas Sanata Dharma ... 6

(14)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Prestasi Belajar... 7

1. Pengertian prestasi Belajar ... 7

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 8 B. Persepsi Siswa ... 9

1. Pengertian Persepsi ... 9

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 10

C. Keterampilan Mengajar ... 12

1. Pengertian Keterampilan Mengajar... 12

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Mengajar ... 13

3. Unsur-Unsur Keterampilan Mengajar ... 13

a. Metode Mengajar... 13

b. Media Pembelajaran ... 21

c. Pengelolaan Kelas... 26

D. Kerangka Berpikir ... 27

E. Hipotesis... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel... 31

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 32

(15)

E. Instrumen... 33

1. Kuesioner... 33

2. Dokumentasi ... 34

F. Uji Instrumen Penelitian... 34

G. Metode Analisis Data ... 36

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 38

A. Deskripsi Data... 38

B. Pengujian Prasyarat Hipotasis ... 42

1.Uji Normalitas ... 42

2.Uji Linearitas ... 44

C. Pengujian Hipotesis ... 45

1.Pengujian Hipotesis Pertama ... 45

2.Pengujian Hipotesi Kedua ... 46

3.Pengujian Hipotesis Ketiga ... 47

4.Pengujian Hipotesis Keempat... 48

D. Pembahasan... 49

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN KESIMPULAN 54 A. Kesimpulan ... 54

B. Keterbatasan... 55

C. Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(16)

LAMPIRAN ... 60

Lampiran Surat Ijin ... 61

Lampiran Kuesioner... 62

Lampiran Data Kuesioner... 65

Lampiran Daftar Nilai ... 72

Lampiran Uji Normalitas dan Linearitas ... 74

Lampiran Uji Korelasi... 76

Lampiran Kecenderungan Variabel ... 77

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner... 34

Tabel 2 Rangkuman Uji Validitas ... 35

Tabel 3 Deskripsi Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar oleh Guru Fisika ... 39

Tabel 4 Deskripsi Persepsi Siswa Tentang Media Pembelajaran oleh Guru Fisika ... 40

Tabel 5 Deskripsi Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan Kelas oleh Guru Fisika ... 41

Tabel 6 Deskripsi Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 42

Tabel 7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 44

Tabel 8 Rangkuman Hasil Uji Linieritas ... 45

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berasal dari kata “didik” atau “mendidik” yang secara harafiah artinya memelihara dan memberi latihan, sehingga pendidikan adalah tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pengajaran dan latihan (Muhhibin Syah, 1995:10). Salah satu lembaga atau institusi yang menyelenggarakan pendidikan adalah sekolah. Pendidikan sekolah berarti proses kegiatan belajar mengajar yang berencana, terarah, teratur dan terorganisir.

Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan menghasilkan perubahan-perubahan yang positif pada anak didik yang sedang menuju kepada kedewasaan pribadi. Agar kedewasaan pribadi seorang anak didik dapat tercapai maka dibutuhkan adanya seorang pendidik yang sering kita sebut dengan guru. Semakin kompleknya permasalahan pendidikan di masa sekarang ini menuntut penanganan bidang pendidikan untuk terus menerus dilakukan perbaikan, misalnya; tugas guru tidak hanya cukup mengajar di kelas, tetapi juga mempunyai tanggung jawab dalam usaha pembentukan kepribadian, sikap mental dan akhlak yang baik bagi peserta didik. Dengan kata lain, guru mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap proses pengajaran dan pendidikan di sekolah. Peranan guru sangat penting dalam

(19)

proses belajar siswa, dimana cara penyampaian pelajaran sangat membantu, dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa.

Setiap siswa pada prinsipnya memiliki peluang yang sama untuk bisa mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Namun kenyataannya tampak jelas bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga serta kebiasaan belajar, sehingga prestasi yang bisa dicapai oleh setiap siswa juga berbeda-beda.

Menurut Sri Mulyani (1976:21) prestasi belajar seorang siswa dapat tercapai apabila didukung oleh usaha sebagai berikut:

1. mempunyai tujuan belajar yang jelas. 2. mempunyai motivasi intrinsik. 3. mempunyai minat belajar.

4. mempunyai kecakapan dalam penguasaan bahan. 5. mempunyai kecakapan dalam belajar.

(20)

Kebosanan juga merupakan masalah besar di sekolah. Siswa-siswa duduk dengan tenang mendengar dan melihat guru mengajar selama berjam-jam, sambil terkantuk-kantuk dan penuh kebosanan. Sebagian besar guru tetap duduk di kursinya atau selalu berdiri di samping meja guru, di depan kelas, dan berbicara dengan monoton mulai dari masuk kelas sampai akhir pelajaran. Oleh sebab itu, siswa juga menginginkan adanya variasi dalam proses belajar, sehingga menjadi lebih menarik dan lebih berhasil.

Guru yang professional harus memiliki 2 keahlian yaitu keahlian yang berkaitan dengan materi pembelajaran sesuai bidang studi yang diampunya (content knowledge) dan keahlian yang berkaitan dengan bidang keguruan (pedagogy knowledge). Memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi pembelajaran dan menguasai pedagogy belum cukup bagi guru fisika, masih diperlukan kreativitas dan keterampilan untuk mengintegrasi keduanya (Kartika Budi, 2005:103).

Untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar, guru diharapkan memiliki keterampilan dalam mengajar, karena keterampilan mengajar dianggap keterampilan yang amat penting untuk dikuasai oleh seorang guru (Raflis Kosasi,1984:4).

(21)

hal itu tidak didukung dengan keterampilan mengajar guru yang baik maka prestasi belajar fisika tidak ada peningkatan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas tampak bahwa yang diperlukan oleh seorang guru bukan hanya penguasaan materi tetapi juga keterampilan mengajar (penggunaan metode mengajar, media pembelajaran, dan pengelolaan kelas oleh guru) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru fisika

terhadap prestasi belajar siswa”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada SMP Pangudi Luhur Moyudan.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang sedikit sudah dibahas diatas, maka diadakan penyempitan ruang lingkupnya yaitu prestasi belajar siswa dilihat dari keterampilan mengajar guru, yang meliputi: penggunaan metode pengajaran, penggunaan media pembelajaran yang digunakan selama proses belajar dan kemampuan guru dalam mengelola kelas khususnya dalam menciptakan situasi kelas yang kondusif selama proses belajar mengajar.

C. Rumusan Masalah

(22)

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan metode mengajar guru fisika terhadap prestasi belajar siswa?

2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa?

3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa?

4. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan metode mengajar, penggunaan media pembelajaran, dan pengelolaan kelas oleh guru fisika secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan metode mengajar oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa.

(23)

pengelolaan kelas oleh guru fisika secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: 1. Bagi sekolah

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi informasi yang berguna bagi sekolah khususnya guru dalam upaya meningkatkan keterampilan mengajar, sehingga dapat menghasilkan siswa yang berprestasi tinggi. 2. Bagi Peneliti

Peneliti berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai alat untuk menemukan jawaban dari masalah yang ada.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983:1659) prestasi adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan). Dari definisi tersebut prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan belajar dan sebagai akibat belajar.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Mulyono,1990:30). Sementara menurut Winkel (1991:39), prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subjek dengan lingkungannya yang akan disimpan atau dilaksanakan menuju kemajuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes.

(25)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara global faktor yang mempengaruhi prestasi siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

Kondisi jasmani yang dimaksud adalah tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya. Karena organ tubuh yang sehat, ataupun sebaliknya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan kondisi rohani pada umumnya dipandang lebih sebagai tingkat kecerdasan atau inteligensi, sikap, bakat, minat, maupun motivasi siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

(26)

menjadi daya pendorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah, jarak sekolah dengan rumah, tempat tinggal keluarga, alat-alat belajar, dan waktu belajar. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi-strategi metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Faktor-faktor ini sering berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain, jadi karena pengaruh faktor-faktor tersebut muncullah siswa-siswa yang high achieves (berprestasi tinggi) dan under achieves (berprestasi rendah).

B. Persepsi Siswa

1. Pengertian Persepsi

(27)

rangsangan dari lingkungannya melalui panca indera sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Sheldon S. Zalkind dan Timoty W. Cestelle (dalam Thoha,1983:156) ada dua hal yang mempengaruhi persepsi, yaitu:

a. Orang yang melihat atau menilai, dalam hal ini adalah siswa (perceiver)

1) Belajar atau pengetahuan

Persepsi terhadap suatu rangsang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor belajar atau oleh pengetahuan individu terhadap suatu rangsang tersebut.

2) Pengalaman

Pengalaman yang diterima individu selama interaksi dengan suatu hal, akan mempengaruhi persepsi individu terhadap sesuatu itu. Pengalaman yang menyenangkan cenderung membentuk penilaian yang positif dan pengalaman yang kurang menyenangkan cenderung membentuk penilaian yang negatif.

3) Konsep diri

(28)

4) Perhatian

Ada banyak stimulus di sekitar individu yang setiap saat secara tetap mempengaruhi individu. Dalam penerimaan stimulus, tidak semua stimulus diterima, namun perlu selektif dalam menerima stimulus tersebut. Perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus yang mungkin dapat diterima pada suatu waktu. Individu mempersepsikan sesuatu tidak pada semua bagian, tetapi hanya sebagian yang sesuai fokus perhatiannya.

b. Karakteristik orang yang dilihat atau dinilai (perceived) yang dimaksud adalah guru.

1) Atribusi.

Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat perilakunya yang tampak (Brown dan Byene,1979 dalam Walgito,1994:56). Bila kita melihat perilaku orang lain, kita mencoba memahami apa yang menyebabkan orang tersebut berperilaku seperti itu.

2) Stereotyping (meniru).

(29)

mengetahui hal-hal yang bersifat umum dari suatu kategori yang disifatkan kepada orang yang dilihat (perceived).

3). Hallo effect.

Hallo effect ini melihat seseorang berdasarkan satu sifat saja. Hallo effect ini digunakan untuk melihat pelaksanaan kerja seseorang berdasarkan satu sifat yang diketahui oleh orang yang menilai.

Hallo effect ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap persepsi sosial. Ada tiga kondisi yang membuat hallo effect terjadi, yaitu pertama ketika sifat-sifat yang dilihat tidak jelas nampak pada ekspresi perilaku. Kedua, ketika sifat-sifat tersebut tidak sering dijumpai oleh penilai. Ketiga, ketika sifat sifat-sifat tadi mempunyai implikasi moral.

C. Keterampilan Mengajar

1. Pengertian Keterampilan Mengajar

(30)

working student, a process of interaction, the teacher do something to

student, the student do something in return”.

Dari berbagai macam definisi mengajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar adalah keterampilan seorang guru dalam melakukan kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada siswa, mengorganisasikan lingkungan sebaik-baiknya sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Mengajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan mengajar seorang guru adalah (D.M. Aruan,1981:4):

a. Pengetahuan teoritis tentang belajar dan tingkah laku manusia yang dimiliki.

b. Penguasaan pengetahuan tentang materi yang akan diajarkan. c. Kemampuan untuk melakukan kreativitas dalam mengajar. 3. Unsur-Unsur Keterampilan Mengajar

Unsur-unsur yang ada dalam keterampilan mengajar adalah keterampilan dalam menggunakan metode mengajar, keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran, dan keterampilan dalam mengelola kelas (Raflis Kosasi,1984:8).

a. Metode mengajar

(31)
(32)

mengajar mana yang akan dipergunakan dengan situasi mengajar dan belajar yang dihadapi (Djajadisastra,1981:13).

Ada tiga macam metode mengajar yang dipandang, dalam arti digunakan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada setiap jenjang pendidikan formal yaitu: (Muhibbin Syah,1995:204).

1) Metode ceramah

Metode ceramah adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini dilakukan dengan guru secara monolog dan hubungan satu arah

(one way communication). Metode ini baik sekali digunakan untuk

tujuan seperti:

a) Membangkitkan motivasi (dorongan) belajar.

b) Menjelaskan suatu bagian bahan pelajaran yang dirasakan sulit bagi seluruh kelas.

c) Mengupas suatu bahan pelajaran. Guru dapat membimbing siswa untuk mengumpulkan pokok-pokok yang penting dari suatu bab pelajaran.

d) Memperluas isi pelajaran. Metode ceramah merupakan cara yang terbaik untuk menyajikan materi tambahan yang tidak terdapat dalam buku pelajaran.

(33)

hanyalah suara guru saja. Kedua, dapat menyajikan bahan pelajaran kepada sejumlah besar siswa atau siswa satu kelas dalam waktu yang sama. Ketiga, mudah mengulangnya kembali bila diperlukan. Sedangkan kelemahannya adalah metode ceramah dapat menimbulkan verbalisme, siswa hanya mendengarkan dan mencatat saja, kesalahpahaman siswa dalam mengartikan uraian guru, serta siswa tidak diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses belajar (Djajadisastra,1981:15-21).

2) Metode diskusi

Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem

solving). Tujuan penggunaan metode diskusi ialah untuk

(34)

3) Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan suatu proses. Keuntungan dari metode ini adalah dapat menanamkan, memupuk, dan mengembangkan hasrat untuk mengetahui sesuatu dan siswa dididik untuk mengamati dengan penuh perhatian kepada sesuatu objek yang sedang didemonstrasikan. Kelemahan metode ini adalah dapat menyebabkan siswa tertahan perkembangan berpikirnya, sehingga menetap pada taraf berpikir konkrit saja dan tidak meningkat ke taraf abstrak dan mengamati sesuatu dengan cermat melalui alat indera bukanlah pekerjaan yang mudah bagi para siswa (Djajadisastra,1981:93-104).

(35)

baik. Penggunaan metode mengajar harus relevan atau sesuai dengan (Winkel,1989:183):

1. Tujuan Instruksional

Taksonomi tujuan instruksional menurut Bloom dibagi menjadi: a. Ranah kognitif.

Ciri khas ranah kognitif terletak ada belajar untuk memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, apakah objek itu berupa orang, benda, atau peristiwa. Ranah ini mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Kata kerja operasional yang digunakan dalam mengukur ranah kognitif antara lain; menyebutkan, menjelaskan, menyimpulkan, meringkas, dan menghubungkan, sehingga untuk mencapai ranah ini, guru dapat menggunakan metode ceramah.

b. Ranah afektif.

(36)

membantu, menyesuaikan diri, mendiskusikan, mempraktekkan, dan menyatakan pendapat. Metode mengajar yang cocok digunakan untuk mencapai ranah ini adalah metode diskusi atau demonstrasi.

c. Ranah psikomotorik

Ciri khas dari ranah psikomotorik terletak dalam belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. Ranah ini mencakup persepsi, kesiapan, dan kreativitas. Kata kerja operasional yang digunakan antara lain; membedakan, memilih, membuat, menyusun, dan merencanakan, sehingga metode yang paling cocok dalam ranah ini adalah metode demonstrasi.

2. Keadaan Siswa yang Aktual

Untuk mengajar siswa yang belum memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang suatu materi pelajaran, guru tidak bisa menggunakan metode diskusi maupun demonstrasi, melainkan metode ceramah. Sedangkan bagi siswa yang sudah memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang suatu materi pelajaran, guru dapat menggunakan metode diskusi atau metode demonstrasi. 3. Keadaan Guru

(37)

mengenal metode-metode mengajar. Agar metode yang digunakan guru bisa bervariasi dan tidak menimbulkan kebosanan pada siswa, maka seorang guru harus memperhatikan gerak tubuh, suara, gaya interaksi, kontak pandang, dan pengalihan penggunaan indera (Soedirdjo,1984:36).

4. Keadaan Sekolah sebagai Institusi Pendidikan Keadaan sekolah meliputi:

a) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana meliputi; letak, luas, dan ruang kelas yang dimiliki gedung sekolah.

b) Suasana di Sekolah

Contoh dari suasana sekolah antara lain; tata cara kesopanan yang berlaku di sekolah, tata cara disiplin ditentukan dan dijamin pelaksanaannya.

c) Kurikulum Sekolah

Kurikulum sekolah ini meliputi program pendidikan nasional, program kerja sekolah, silabus untuk masing-masing bidang studi, petunjuk pelaksanaan pengajaran, dan evaluasi belajar. 5. Keadaan Waktu

(38)

yang sekiranya sesuai. Sebaliknya, jika waktunya terbatas maka guru akan mengajar dengan tergesa-gesa, sehingga sejumlah siswa mengalami kesukaran dalam mengikuti pelajaran.

b. Media Pembelajaran

Dalam pendidikan kita mengenal berbagai istilah peragaan. Dewasa ini telah mulai dipopulerkan istilah baru yakni “media pembelajaran”. Media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Oemar Hamalik,1976:23). Sedangkan menurut Latuheru (1998:14) media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Menurut Azhar Arsyad (2007:4-5) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

(39)

menerima materi pengajaran tersebut, perlu diusahakan agar guru dapat menggunakan sebanyak mungkin media yang dimiliki. Agar seorang guru dapat menggunakan dan menciptakan suatu media pembelajaran, maka guru perlu:

1) Mempelajari berbagai media pembelajaran, mempelajari kriteria pemilihan media pembelajaran, berlatih menggunakan media pembelajaran, dan merawat perangkat keras media belajar-mengajar yang ada dikelas.

2) Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana dengan cara mempelajari dan mengenali bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekolah (Zahara Idris,1992:116).

Nilai-nilai atau manfaat media pembelajaran bagi anak didik (Latuheru,1988:23) adalah:

1) Media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pelajaran yang disajikan.

2) Media pembelajaran mengurangi bahkan dapat menghilangkan adanya verbalisme.

3) Media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dari anak didik.

4) Media pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara yang lain.

(40)

dibawa kedalam kelas, maka dapat saja dipergunakan model, foto, atau slide dari benda tersebut.

6) Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami, misalnya melihat film tentang suatu kejadian. Rangkaian dan urutan kejadian yang mereka lihat itu akan dapat mereka pelajari secara teratur dan kontinyu.

7) Media pembelajaran dapat membantu anak didik dan mengatasi hal-hal yang sulit nampak dengan mata, misalnya bakteri, amuba, dan sel-sel yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop atau dengan gambar dari benda-benda tersebut.

8) Media pendidikan pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan.

9) Media pembelajaran dapat mengatasi hal yang sulit diikuti oleh indera penglihatan, misalnya peristiwa mekarnya setangkai bunga. Proses ini dapat diperlihatkan dengan film melalui teknik animasi dan time-lapse.

10) Media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung antara anak didik dengan gurunya, masyarakat, ataupun lingkungan alam sekitar mereka (dengan karya wisata, berkemah, study-tour, dan lain-lain).

(41)

1) Fungsi edukatif, artinya dengan media pembelajaran, dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan.

2) Fungsi sosial, media dapat menjadikan hubungan antar siswa dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan media ini.

3) Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam alat media pembelajaran sudah dapat dinikmati oleh sejumlah siswa dan bisa dipergunakan sepanjang waktu, dapat mengurangi tenaga manusia, sebab pada pelajaran tertentu tidak perlu disajikan oleh guru tetapi cukup dengan audio visual aid atau alat bantu pandang dengar. 4) Fungsi politis, artinya dengan media pembelajaran ini berarti

sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai di daerah-daerah bahkan sama di tiap-tiap sekolah. Sehingga tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berarti antara pelaksanaan di daerah sama dengan di pusat.

5) Fungsi seni, artinya dengan media pembelajaran kita dapat mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia, sehingga pengetahuan siswa tentang nilai budaya manusia semakin bertambah.

(42)

mempunyai media pendidikan yang dapat mengantarkan siswa ke pengertian yang sebenarnya, tak akan mungkin pelajaran tersebut akan bisa diserap siswa secara lebih akurat dan dalam. Maksudnya siswa tidak akan mampu menguasai secara lebih matang. Siswa IPA untuk belajar IPA (biologi, kimia, fisika) memang seharusnya mereka belajar di laboratorium. Media yang harus dimiliki oleh siswa IPA adalah laboratorium dan alat-alat praktek yang akan mereka pergunakan untuk praktek di laboratorium tersebut. Tanpa media dapat diasumsikan, bahwa pelajaran IPA tersebut tidak akan mampu dikuasai siswa secara akurat dan mendalam (Azhar Arsyad, 2007:5).

Sehingga media pembelajaran sains memiliki beberapa sistematika pengkategorian, yaitu (Winkel, 1996:287):

1) Media visual yang tidak menggunakan proyeksi, misalnya papan tulis, buku pelajaran, papan yang dapat ditempeli gambar dan tulisan (misalnya: gambar lapisan tanah, sistem periodik, perubahan wujud zat, dll).

2) Media visual yang menggunakan proyeksi, seperti film (misalnya mengisahkan proses pertumbuhan sel, perambatan dan pemantulan cahaya), proyektor untuk lembar transparansi yang dibuat dari plastik.

(43)

4) Media kombinasi visual-auditif yang diciptakan sendiri, seperti serangkaian slide dikombinasikan dengan kaset audio atau program komputer yang dapat berbicara.

c. Pengelolaan Kelas

Tugas seorang guru dikelas adalah membantu siswa belajar dengan mengatur proses belajar mengajar serta menyediakan kondisi belajar yang optimal. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, apabila guru mampu mengatur siswa maupun sarana pengajaran dengan baik serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan, maka terciptalah suatu kondisi atau situasi belajar yang optimal. Maka yang dimaksud dengan keterampilan pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam menciptakan kodisi belajar yang optimal, memelihara dan mempertahankannya, serta mengembalikan kondisi belajar yang optimal bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar (Gilarso,1993:3). Agar kondisi belajar yang optimal dapat tercapai, maka seorang guru diharapkan mampu untuk:

(44)

2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang baik. Untuk itu diperlukan pengalaman belajar seperti mempelajari faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang baik, mempelajari strategi dan prosedur preventatif dalam mengelola kelas.

D. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Penggunaan Metode Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Siswa.

Metode mengajar guru merupakan salah satu keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Jika seorang guru selalu mengajar dengan metode yang monoton, maka akan muncul suatu kebosanan dalam diri seorang siswa, sehingga siswa tidak mempunyai semangat belajar. Dalam menentukan metode mengajar harus diperhatikan tujuan instruksional, keadaan siswa, keadaan guru, dan alokasi waktu yang akan digunakan. Apabila seorang siswa sudah tidak memiliki semangat belajar, maka kemungkinan besar prestasi yang dicapai menurun. Berbeda halnya jika seorang guru bisa menggunakan metode mengajar yang bervariasi, hal ini akan menimbulkan semangat baru siswa, sehingga siswa mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar, dan akhirnya prestasi yang diharapkan juga akan meningkat.

(45)

Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah penggunaan media pembelajaran oleh guru. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pandang dan dengar agar memperjelas dan mempermudah siswa untuk dapat menangkap isi dari materi pelajaran yang sedang diajarkan. Selain sebagai alat bantu, media pembelajaran juga memiliki fungsi dan manfaat yang penting bagi siswa dalam menunjang keberhasilan belajar siswa, dimana siswa akan lebih mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh guru kepada siswanya yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian diharapkan agar dengan adanya media pembelajaran yang lebih memadai, maka akan timbul semangat yang tinggi pada siswa untuk belajar, sehingga diharapkan prestasi yang dicapai juga akan meningkat.

3. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas dengan Prestasi Belajar Siswa

(46)

4. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Penggunaan Metode Mengajar, Media Pembelajaran, dan Pengelolaan Kelas oleh Guru dengan Prestasi Siswa.

Keterampilan mengajar seorang guru, dalam hal ini adalah keterampilan mengenai penggunaan metode mengajar, media pembelajaran, dan keterampilan dalam pengelolaan kelas merupakan salah satu dari sekian faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, keterampilan mengajar sangat besar peranannya dalam mencapai keberhasilan belajar seorang siswa. Jika seorang guru selalu mengajar dengan metode yang bervariasi, selalu menggunakan media yang bervariasi, dan mampu menguasai kelasnya maka kemungkinan untuk mencapai keberhasilan belajar anak bisa berjalan dengan sukses, sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa meningkat, dan sebaliknya. Untuk itu diharapkan setiap guru memiliki keterampilan mengajar agar siswa dapat mencapai prestasi dengan maksimal.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan yang telah diungkapkan. Benar tidaknya hipotesis akan dapat ditarik setelah diadakannya penelitian. Hipotesis yang dirumuskan peneliti dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh antara persepsi siswa tentang penggunaan metode mengajar

(47)

2. Ada pengaruh antara persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran oleh guru fisika terhadap prestasi siswa.

3. Ada pengaruh antara persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi siswa.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus artinya penelitian ini hanya dilakukan pada objek tertentu dan yang telah dilakukan. Sebagai objek penelitian dan kesimpulan yang ditarik hanya berlaku pada objek yang diselidiki.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Pangudi Luhur Moyudan Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah bulan November 2008.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswi kelas VII SMP Pangudi Luhur Moyudan Yogyakarta

(49)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti dengan menggunakan cara-cara tertentu (Sudjana,1996:161). Berdasarkan survei, didapat jumlah populasi sebanyak 75 siswa. Mengingat jumlah populasi yang tidak begitu banyak serta untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan sampel, maka seluruh populasi diambil menjadi sampel sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang metode mengajar guru, media pembelajaran guru, dan pengelolaan kelas oleh guru.

b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi siswa.

2. Pengukuran Variabel a. Variabel bebas

(50)

Sangat setuju dengan nilai 4 Setuju dengan nilai 3 Tidak setuju dengan nilai 2 Sangat tidak setuju dengan nilai 1 b. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Pengukuran prestasi belajar menggunakan nilai ulangan harian.

E. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data kuantitatif, peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu kuesioner dan dokumentasi.

1. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara membagikan suatu bendel yang didalamnya berisi sejumlah daftar pertanyaan kepada seluruh sampel. Jawaban dari kuesioner tersebut digunakan sebagai data mentah. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan sebagai alat untuk mencari data mengenai persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru yang meliputi metode mengajar, media pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

(51)

Tabel. 1 Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel

Indikator Item Positif Item

Negatif Metode

Mengajar

a. Tujuan instruksional b. Keadaan siswa c. Keadaan guru d. Keadaan sekolah e. Keadaan waktu

4,5,8,13 2,10,14,18,19 1,3,11,15,16 6 7,12 9 17, 20 Media Pembelajaran

a. Alat bantu pandang dan dengar b. Fungsi media pembelajaran c. Manfaat media pembelajaran d. Jenis-jenis media pembelajaran e. Ketersediaan laboratorium dan

alat-alat praktikum 21, 25,27 23,24 22,30 26,29 34,35,36 28,31 32 33 Pengelolaan Kelas

a. Pengaturan ruang kelas

b. Penciptaan iklim belajar yang baik 37,46,47 38,39,40,42, 45 44 41,43 2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa benda-benda tertulis. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan sebagai alat untuk mencari data tentang prestasi belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Moyudan yang dilihat dari nilai ulangan harian.

F. Uji Instrumen Penelitian

(52)

Validitas atau kesahihan adalah seberapa cermat, tepat dan teliti alat ukur mampu melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997:176). Menurut Suparno (2000:28) validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini digunakan uji validitas isi (content validity) yaitu apakah isi dari instrumen yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno, 2007:68). Rangkman uji validitas pada tabel 2 berikut.

Tabel. 2

Rangkuman Uji Validitas

Variabel

Indikator No Item

Metode Mengajar

a. Tujuan instruksional b. Keadaan siswa c. Keadaan guru d. Keadaan sekolah e. Keadaan waktu

4,5,8,9,13, 2,10,14,18,19 1,3,11,15,16,17,20 6 7,12 Media Pembelajaran

a. Alat bantu pandang dan dengar b. Fungsi media pembelajaran c. Manfaat media pembelajaran d. Jenis-jenis media pembelajaran e. Ketersediaan laboratorium dan

alat-alat praktikum 21,25,27,28,31 23,24,32 22,30,33 26,29 34,35,36 Pengelolaan Kelas

a. Pengaturan ruang kelas

b. Penciptaan iklim belajar yang baik

37,44,46,47 38,39,40,41,42,43

45

(53)

dari pertanyaan dan landasan teori yang sudah ada serta semua item kuesioner sudah mempresentasikan indikator isi yang akan dites. Kuesioner dalam penelitian ini tidak diujicobakan, tetapi sudah dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

G. Metode Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik persentase dengan bantuan komputer program Microsoft Office Excel 2003, sedangkan analisis data sekaligus uji hipotesis menggunakan teknik Korelasi Product Moment Pearson angka kasar (untuk data normal dan linear) dan Rank Spearman (untuk data tidak normal dan tidak linear) (Suparno, 2000:40) dengan rumus sebagai berikut

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy            Keterangan:

rxy : Koefisien validitas item x : Jumlah skor dalam sebaran x

y : Jumlah skor dalam sebaran y

xy : Jumlah hasil skor x dan y yang berpasangan

x2

: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x y2

(54)

Penghitungan ini dengan bantuan SPSS seri 13. Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1. Melakukan skoring data yang berasal dari kuesioner keterampilan mengajar guru fisika (metode mengajar, media pembelajaran dan pengelolaan kelas) dengan bantuan Microsoft Office Excel 2003 . Skor total dari setiap aspek keterampilan mengajar guru menjadi variabel (x) dan nilai ulangan harian siswa yang menunjukkan prestasi belajar siswa menjadi variabel (y).

2. Melakukan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov dan linearitas dengan bantuan SPSS seri 13.

3. Menentukan koefisien korelasi dan signifikan antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru fisika (metode mengajar, media pembelajran dan pengelolaan kelas) dengan prestasi belajar siswa pada taraf signifikan 5% menggunakan SPSS seri 13.

(55)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data mengenai persepsi siswa tentang metode mengajar, media pembelajaran, dan pengelolaan kelas oleh guru fisika diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada siswa. Dalam penelitian ini telah dibagikan kuesioner kepada 75 siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Moyudan. Kuesioner ini bersifat tertutup, artinya setiap responden hanya memilih satu dari jawaban yang telah disediakan. Jawaban dari kuesioner menggunakan skala likert dengan menggunakan 4 kategori. Kategori penilaian ini dapat dilihat pada BAB III.

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu akan disajikan deskripsi data dan penilaian mengenai persepsi siswa tentang metode mengajar, media pembelajaran dan pengelolaan kelas oleh guru fisika serta prestasi belajar siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan. Penilaian ini menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan) Tipe II.

1. Data Penilaian mengenai Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Fisika.

Skor tertinggi yang mungkin dapat dicapai adalah 4x20 = 80 dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah 1x20 = 20. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diinformasikan bahwa skor tertinggi adalah 66 dan skor terendah adalah 44. Kemudian untuk mengkategorikan variabel persepsi

(56)

siswa tentang metode mengajar guru ke dalam kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang dilakukan dengan menggunakan PAP Tipe II, sebagai tabel 3 berikut:

Tabel. 3

Deskripsi Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Fisika

Perhitungan Skor F f. Kumulatif Penilaian 20+81%(80-20) =

69

69-80,00 1 1,33% Sangat Baik 20+66%(80-20) =

60

60-68,99 9 12% Baik

20+56%(80-20) = 54

54-59,99 22 29,33% Cukup 20+46%(80-20) =

48

48-53,99 43 57,33% Kurang <48,99 <48,99 2 2,67% Sangat Kurang Berdasarkan kategori di atas diketahui bahwa jumlah persepsi siswa tentang metode mengajar guru ada 1 orang (1,33%) sangat baik, 9 orang (12%) baik, 22 orang (29,33%) cukup, 43 orang (57,33%) kurang dan 2 orang (2,67%) sangat kurang. Dari perhitungan melalui program SPSS nilai rata-rata (mean) untuk kecenderungan variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru sebesar 53,91 ini termasuk dalam kategori kurang. 2. Data Penilaian Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran oleh Guru

Fisika.

(57)

siswa tentang media pembelajaran oleh guru ke dalam kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang dilakukan dengan menggunakan PAP Tipe II, sebagai tabel 4 berikut:

Tabel. 4

Deskripsi Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran oleh Guru Fisika

Perhitungan Skor F f. Kumulatif Penilaian 16+81%(64-16)=55 55-64,00 - - Sangat Baik 16+66%(64-16)=48 48-54,99 7 9,33% Baik 16+56%(64-16)=43 43-47,99 32 42,67% Cukup 16+46%(64-16)=38 38-42,99 35 46,67% Kurang

<38,99 <38,99 1 1,33% Sangat Kurang

Berdasarkan kategori di atas diketahui bahwa jumlah persepsi siswa tentang metode mengajar guru ada 7 orang (9,33%) baik, 32 orang (42,67%) cukup, 35 orang (46,67%) kurang, dan 1 orang (1,33%) sangat kurang. Dari perhitungan melalui program SPSS nilai rata-rata (mean) untuk kecenderungan variabel persepsi siswa tentang media pembelajaran oleh guru sebesar 43,03 ini termasuk dalam kategori cukup.

3. Data Penilaian Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas oleh Guru Fisika.

(58)

baik, cukup, kurang, dan sangat kurang dilakukan dengan menggunakan PAP Tipe II, sebagai tabel 5 berikut:

Tabel. 5

Deskripsi Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas oleh Guru Fisika

Perhitungan Skor F f. Kumulatif Penilaian 11+81%(44-11)=38 38-44,00 4 5,33% Sangat Baik 11+66%(44-11)=33 33-37,99 20 26,67% Baik 11+56%(44-11)=29 29-32,99 35 46,67% Cukup 11+46%(44-11)=26 26-28,99 16 21,33% Kurang

<26,99 <26,99 - - Sangat Kurang Berdasarkan kategori di atas diketahui bahwa jumlah persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru ada 4 orang (5,33%) sangat baik, 20 orang (26,67%) baik, 35 orang (46,67%) cukup, dan 16 orang (21,33%) kurang. Dari perhitungan melalui program SPSS nilai rata-rata (mean) untuk kecenderungan variabel persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh oleh guru sebesar 31,57 ini termasuk dalam kategori cukup.

4. Data Prestasi Belajar Fisika Siswa.

(59)

Tabel. 6

Deskripsi Prestasi Belajar Fisika Siswa

Perhitungan Skor F f. Kumulatif Penilaian 0+81%(100-0)=81 81-100 22 29,33% Sangat Tinggi 0+66%(100-0)=81 66-80,99 40 53,33% Tinggi 0+56%(100-0)=81 56-65,99 6 8% Cukup 0+46%(100-0)=81 46-55,99 7 9,33% Rendah

<46,99 <46,99 - - Sangat Rendah Berdasarkan kategori di atas diketahui bahwa jumlah prestasi belajar fisika siswa ada 22 orang (29,33%) sangat tinggi, 40 orang (53,33%) tinggi, 6 orang (8%) cukup, dan 7 orang (9,33%) rendah. Dari perhitungan melalui program SPSS nilai rata-rata (mean) untuk kecenderungan variabel prestasi belajar fisika siswa sebesar 74,49 ini termasuk dalam kategori tinggi.

B. Pengujian Prasyarat Hipotesis 1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, pada program SPSS. Hasil pengolahan masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a) Variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Fisika

(60)

sebab itu dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru fisika tidak terdistribusi normal.

b) Variabel Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran oleh Guru Fisika Berdasarkan hasil pengujian normalitas variabel persepsi siswa tentang media pembelajaran oleh guru fisika diperoleh nilai Asymp.

Sig(2-tailed) adalah 0,288. Nilai ini di atas α = 0,05 (0,288>0,05). Oleh

sebab itu dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi siswa tentang media pembelajaran oleh guru fisika berdistribusi normal.

c) Variabel Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas oleh Guru Fisika Berdasarkan hasil pengujian normalitas variabel persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika diperoleh nilai Asymp. Sig(2-tailed) adalah 0,170. Nilai ini di atas α = 0,05 (0,170>0,05). Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika berdistribusi normal.

d) Variabel Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil pengujian normalitas variabel prestasi belajar siswa diperoleh nilai Asymp. Sig(2-tailed) adalah 0,185. Nilai ini di atas α = 0,05 (0,185>0,05). Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa variabel prestasi belajar siswa berdistribusi normal.

(61)

Tabel. 7

Rangkuman Hasil Uji Normalitas

Variabel Nilai Asymp.

Sig

Taraf Signifikansi

Ket Persepsi Siswa tentang Metode

Mengajar Guru

0,030 0,05 Tidak Normal Persepsi Siswa tentang Media

Pembelajaran oleh Guru

0,288 0,05 Normal

Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas oleh Guru

0,170 0,05 Normal

Prestasi Belajar Siswa 0,185 0,05 Normal

2. Uji Linieritas

Pengujian linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel persepsi siswa tentang metode mengajar, media penbelajaran, dan pengelolaan kelas oleh guru fisika mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Berdasarkan hasil pengujian tampak bahwa:

a) Nilai Fhit untuk variabel persepsi siswa tentang metode mengajar oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa sebesar 0,907 sedangkan Ftab pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan pembilang = (k-2) atau (20-2 = 18) dan derajat kebebasan penyebut = (n-k) atau (75-20 = 55) adalah 1,75. Karena Fhit<Ftab, maka dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru fisika ini mempunyai hubungan yang linier terhadap prestasi belajar siswa. b) Nilai Fhit untuk variabel persepsi siswa tentang media pembelajaran

(62)

(n-k) atau (75-16 = 59) adalah 1,84. Karena Fhit<Ftab, maka dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi siswa tentang media pembelajaran oleh guru fisika ini mempunyai hubungan yang linier terhadap prestasi belajar siswa.

c) Nilai Fhit untuk variabel persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa sebesar 1,124 sedangkan Ftab pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan pembilang = (k-2) atau (11-2 = 9) dan derajat kebebasan penyebut = (n-k) atau (75-11 = 64) adalah 2,04. Karena Fhit<Ftab, maka dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika ini mempunyai hubungan yang linier terhadap prestasi belajar siswa. Hasil uji linierita secara keseluruhan pada tabel 8 berikut:

Tabel. 8

Rangkuman Hasil Uji Linieritas

Variabel Nilai Asymp.

Sig

Taraf Signifikansi

Ket Persepsi Siswa tentang Metode

Mengajar Guru

1,75 0,05 Linier Persepsi Siswa tentang Media

Pembelajaran oleh Guru

1,84 0,05 Linier Persepsi Siswa tentang

Pengelolaan Kelas oleh Guru

2,04 0,05 Linier

C. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat empat rumusan hipotesis yaitu:

(63)

a) Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak ada pengaruh positif persepsi siswa tentang metode mengajar guru fisika terhadap prestasi belajar siswa

Ha = Ada pengaruh positif persepsi siswa tentang metode mengajar guru fisika terhadap prestasi belajar siswa

b) Penarikan Kesimpulan

Untuk menguji hipotesis pertama, diuji dengan menggunakan analisis rank spearman karena variabel ini tidak terdistribusi secara normal. Dari perhitungan tersebut diketahui pula koefisien korelasi (rhit) sebesar -0,128 nilai sig (0,274)> maka tidak signifikan dan Ho

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dan tidak signifikan antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru fisika dengan prestasi belajar siswa, artinya persepsi siswa tentang metode

mengajar guru fisikanya tidak mempengaruhi prestasi belajarnya. 2. Pengujian Hipotesis Kedua (Pengaruh Persepsi Siswa tentang Media

Pembelajaran oleh Guru Fisika terhadap Prestasi Belajar Siswa). a) Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak ada pengaruh positif persepsi siswa tentang media pembelajaran oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa Ha = Ada pengaruh positif persepsi siswa tentang media

(64)

b) Penarikan Kesimpulan

Untuk menguji hipotesis kedua, diuji dengan menggunakan analisis Product Moment Pearson karena variabel ini terdistribusi secara normal. Dari perhitungan tersebut diketahui pula koefisien korelasi (rhit) sebesar -0,082. nilai sig (0,484)> maka tidak signifikan dan Ho

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dan tidak signifikan antara persepsi siswa tentang media pengajaran guru fisika dengan prestasi belajar siswa, artinya persepsi siswa tentang media pengajaran guru fisikanya tidak mempengaruhi prestasi belajarnya. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga (Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pengelolaan

Kelas oleh Guru Fisika terhadap Prestasi Belajar Siswa). a) Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak ada pengaruh positif persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa

Ha = Ada pengaruh positif persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa

b) Penarikan Kesimpulan

Untuk menguji hipotesis ketiga, diuji dengan menggunakan analisis Product Moment Pearson karena variabel ini terdistribusi secara normal. Dari perhitungan tersebut diketahui pula koefisien korelasi (rhit) sebesar -0,311. nilai sig (0,007)< maka signifikan dan Ha

(65)

fisika dengan prestasi belajar siswa, artinya persepsi siswa tentang

pengelolaan kelas guru fisikanya mempengaruhi prestasi belajarnya. 4. Pengujian Hipotesis Keempat (Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode

Mengajar, Media Pengajaran dan Pengelolaan Kelas Guru Fisika secara Bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Siswa).

a) Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak ada pengaruh positif persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa

Ha = Ada pengaruh positif persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa

b) Penarikan Kesimpulan

Untuk menguji hipotesis keempat, diuji dengan menggunakan analisis Product Moment Pearson karena variabel ini terdistribusi secara normal. Dari perhitungan tersebut diketahui pula koefisien korelasi (rhit) sebesar -0,265. nilai sig (0,022)< maka signifikan dan Ha

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara persepsi siswa tentang metode mengajar, media pengajaran dan pengelolaan kelas oleh guru fisika secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa, artinya persepsi siswa tentang metode mengajar, media pengajaran dan pengelolaan kelas oleh guru fisika secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajarnya.

(66)

D. Pembahasan

1. Pengaruh persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Fisika terhadap

Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa hipotesis pertama yang menyatakan adanya pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa tidak dapat diterima. Pernyataan ini didukung oleh hasil analisis (rhit) sebesar -0,128. nilai sig (0,274)>.

Berdasarkan hasil rhit tersebut, diketahui bahwa variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa memiliki hubungan yang negatif (rhut < 0,05), dan memiliki hubungan yang tidak signifikan (rhit < rtab). Hal ini membuktikan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika tidak berhubungan dengan persepsi siswa tentang metode pengajaran yang digunakan oleh guru fisikanya.

(67)

mata pelajaran fisika di SMP Pangudi Luhur Moyudan tidak dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang penggunaan metode mengajar oleh guru. Peneliti menduga bahwa ketidaksesuaian antara hasil penelitian ini dengan teori yang ada dimungkinkan karena siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan tidak pernah memperhatikan dan mempedulikan metode mengajar yang digunakan oleh guru, sehingga menurut siswa, apapun metode yang digunakan oleh guru fisika tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu peneliti juga menduga bahwa tidak adanya pengaruh antara persepsi siswa tentang metode mengajar oleh guru fisika dengan prestasi belajar siswa disebabkan karena responden dalam hal ini siswa tidak menjawab kuesioner yang diberikan dengan jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tetapi peneliti yakin bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru fisika berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, sehingga metode mengajar yang digunakan oleh guru fisika tetap perlu dikembangkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran oleh Guru Fisika

terhadap Prestasi Belajar Siswa.

(68)

memiliki hubungan yang negatif (rhut < 0,05), dan memiliki hubungan yang tidak signifikan (rhit < rtab). Hal ini membuktikan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika tidak berhubungan dengan persepsi siswa tentang media pembelajaran yang digunakan oleh guru fisika.

Hasil ini diperoleh dari jawaban kuesioner para siswa. Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran oleh guru fisika tidak memiliki peranan yang penting dalam menimbulkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang diajarkan bagi siswa-siswi kelas VII SMP Pangudi Luhur Moyudan. Peneliti menduga bahwa ketidaksesuaian antara hasil penelitian ini dengan teori yang ada dimungkinkan karena siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan tidak pernah memperhatikan dan mempedulikan media pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga menurut siswa, bagaimanapun media pembelajaran yang digunakan oleh guru fisika tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu peneliti juga menduga bahwa tidak adanya pengaruh antara persepsi siswa tentang media pembelajaran oleh guru fisika dengan prestasi belajar siswa disebabkan karena responden dalam hal ini siswa tidak menjawab kuesioner yang diberikan dengan jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

(69)

siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Moyudan. Mereka bisa memperoleh prestasi tinggi tidak bergantung pada media pembelajaran yang digunakan oleh guru fisika mereka.

3. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas oleh Guru Fisika

terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan adanya pengaruh persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa dapat diterima. Pernyataan ini didukung oleh hasil analisis (rhit) sebesar -0,311. nilai sig (0,007)<. Berdasarkan hasil rhit tersebut, diketahui bahwa variabel persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika terhadap prestasi belajar siswa memiliki hubungan yang negatif (rhut < 0,05), tetapi memiliki hubungan signifikan (rhit > rtab). Hal ini membuktikan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika berhubungan dengan persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika.

(70)

4. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar, Media Pembelajaran

dan Pengelolaan Kelas oleh Guru Fisika secara Bersama-sama terhadap

Prestasi Belajar Siswa.

Dari hasil sebelumnya, diketahui hipotesis pertama yaitu persepsi siswa tentang metode mengajar oleh guru fisika tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan hipotesis kedua yaitu persepsi siswa tentang media pembelajaran oleh guru fisika tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dan hipotesis ketiga yaitu persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru fisika berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, keempat yaitu persepsi siswa tentang metode mengajar, media pembelajaran, dan pengelolaan kelas oleh guru fisika secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, hasil ini didukung dari analisis (rhit) sebesar -0,265. nilai sig (0,022)<. Jadi, dapat

(71)

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi siswa tentang metode mengajar oleh guru fisika tidak memiliki pengaruh yang positif dengan prestasi belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran fisika yaitu pada kelas VII di SMP Pangudi Luhur Moyudan. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai rhit = -0,128 nilai sig (0,274)>.

2. Persepsi siswa tentang media pembelajaran yang digunakan oleh guru fisika tidak memiliki pengaruh yang positif dengan prestasi belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran fisika yaitu pada kelas VII di SMP Pangudi Luhur Moyudan. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai rhit = -0,082. nilai sig (0,484)>.

3. Persepsi siswa tentang pengelolaan kelas oleh guru memiliki pengaruh yang positif dengan prestasi belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran fisika yaitu pada kelas VII di SMP Pangudi Luhur Moyudan. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai rhit = -0,311. nilai sig (0,007)<.

(72)

4. Persepsi siswa tentang metode mengajar, media pembelajaran dan pengelolaan kelas oleh guru fisika memiliki pengaruh yang positif secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran fisika yaitu pada kelas VII di SMP Pangudi Luhur Moyudan. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai rhit = -0,265. nilai sig (0,022)<.

B. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti masih banyak menemukan hambatan dan kekurangan-kekurangan yaitu:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada kelas VII saja dan dikhususkan pada mata pelajaran fisika. Peneliti tidak dapat mengetahui tingkat kejujuran responden dalam memberikan jawaban kuesioner yang dibagikan, tidak mengetahui tingkat pemahaman responden ketika membaca kuesioner. 2. Peneliti tidak mengetahui kebenaran dari nilai ulangan harian siswa yang

(73)

3. Penelitian ini bersifat studi kasus yang hasil penelitiannya hanya berlaku pada sekolah yang diteliti saja yai

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner...........................................................
Tabel. 1
Tabel. 2 Rangkuman Uji Validitas
Tabel. 3 Deskripsi Persepsi Siswa tentang
+6

Referensi

Dokumen terkait

The instrument of the research is a data card to write and categorize the backchannel types and functions from Conversation Analysis (CA) approach to analyze a conversation

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,

Untuk pembuktian pengalaman pekerjaan, penyedia agar membawa kontrak pekerjaan(ASLI (ASLI (ASLI (ASLI dan REKAMAN) dan REKAMAN) dan REKAMAN) yang merupakan kontrak

dan apabila informasi laba yang terdapat dalam laporan keuangan adalah.. menurun setiap waktunya maka investor tidak memiliki minat

Akta jual beli yang dikeluarkan oleh camat sebagai PPAT sementara. adalah bukti telah dilaksanakannya peralihan hak milk atas tanah

Berdasarkan ketentuan yang berlaku kepada BUMN dan BUMD dapat diberikan Hak Guna Bangunan selama maksimum 30 tahun atau bagi BUMN/BUMD tertentu dimungkinkan

Secara umum sika`p mahasiswa FPEB terhadap aspek pendidikan perkoperasian berada pada kategori positif, yang diartikan sebagai sikap positif.. Hal ini menunjukan

Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel yang terdapat pada masalah di atas akan dianalisis menggunakan analisis faktor untuk menyelidiki faktor-faktor