• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh: Didin Syamsudin

111-12-177

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjaa Pendidikan (S.Pd.)

Oleh: Didin Syamsudin

111-12-177

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

BERBUAT BENAR JANGAN SEKALI BERBUAT SALAH BAIKNYA SEKALI

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran yang menyejukan hati. Ajaran yang insyaallah akan membawa umatnya yang beriman mendpatkan syafaatnya di hari kemudian kelak.

Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN MINAT BELAJAR

DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang)”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. M Gufron, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Yedi Efriadi, M. Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik. 4. Bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga, yang telah membantu

(10)

5. Keluarga besar MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang yang memberikan ijin dalam penelitian ini.

6. Ayahku Kusnan dan Ibuku Jumiati serta keluarga besar ku yang selalu kasih dukungan dan dorongan dalam Studiku.

7. Wa Haji Ucu dan Wa Hj Dedeh yang telah mendukung dan mendoakan selama saya menempuh studi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Salatiga, 8 Agustus 2016 Penulis

(11)

ABSTRAK

Syamsudin, Didin. 2016. HUBUNGAN MINAT BELAJAR TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada

Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang).

Pembimbing : Dr. M. Gufron, M.Ag

Kata kunci : Minat belajar, kemampuan membaca Al-Qur’an,

Minat belajar membaca Al-Qur’an siswa di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang beragam ada yang kurang sedang bahkan tinggi. Dengan keragaman minat belajar siswa tersebut, maka akan berpengaruh pula pada hasil belajar membaca Al-Qur’an pada siswa. Penelitian ini berangkat dari permasalahan keberagaman minta siswa belajar membaca Al-Qur’an, yang kemudian akan berperngaruh pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

Peneletian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara minat belajar terhadap kemampuan belajar Al-Qur’an pada siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016. Permasalahan – permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang; 2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang; dan 3. Adakah hubungan antara minat belajar terhadap kemampuan belajar siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016. Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi dan tes. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 7 MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Hipotesis Penelitian ... 9

E. Kegunaan Penelitian ... 10

F. Definisi Operasional ... 11

G. Metode Penelitian ... 14

H. Penelitian Yang Relevan ... 24

I. Sistematika Penulisan ... 25

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 27

A. Pengertian Minat Belajar ... 27

(13)

C. Pengertian Al-Qur’an ... 30

D. Kemampuan Membaca Al-Qur’an ... 31

E. Metode – Metode Pembelajaran Dalam Al-Qur’an ... 34

F. Adab Membaca Al-Qur’an ... 36

BAB III PEMBAHASAN ... 40

A. Identitas dan Keadaan Fisik Sekolah ... 40

B. Program Kerja Sekolah ... 41

C. Tujuan Sekolah ... 42

D. Keadaan Guru dan Karyawan ... 43

E. Sarana dan Prasana ... 44

F. Struktur Organisasi ... 45

G. Keadaan Siswa ... 46

H. Penyajian Data ... 47

BAB IV ANALISIS DATA ... 58

A. Analisis Deskriptif ... 58

B. Analisis Uji Hipotesis Penelitian ... 71

C. Pembahasan Uji Hipotesis ... 75

BAB V PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran – Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kisi – Kisi Angket Minat Belajar Al-Qur’an Siswa ... 18

Tabel 1.2 Kisi – kisi Penilaian Tes Membaca Al-Qur’an ... 2 1 Tabel 1.3 Skoring Penilaian Kemampuan Membaca Al-Qur’an ... 22

Tabel 3.1 Keadaan Guru dan Karyawan ... 43

Tabel 3.2 Struktur Organisai MTs Al-Manar ... 45

Tabel 3.3 Keadaan Siswa MTs Al-Manar ... 46

Tabel 3.4 Daftar Nama Responden Siswa... 47

Tabel 3.5 Daftar Jawaban Angket Minat Belajar Siswa ... 50

Tabel 3.6 Nilai Rapor Tes Membaca Al-Qur’an Qur’an ... 52

Tabel 3.7 Nilai Tes Lisan Kemampuan Membaca Al-Qur’an ... 55

Tabel 4.1 Penskoran Hasil Angket Minat Belajar Al-Qur’an ... 59

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Al-Qur’an ... 62

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Prosentase Minat Belajar Al-Qur’an ... 63

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi untuk menghitung rata – rata minat belajar Al-Qur’an ... 64

Tabel 4.5 Data Nilai Rapor dan Tes Lisan Membaca Al-Qur’an Siswa ... 65

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Belajar Al-Qur’an ... 68

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Prosentase Minat Belajar Al-Qur’an ... 69

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Rata – Rata Kemampuan Membaca Al-Qur’an ... 70

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesempurnaan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia bukanlah isapan jempol belaka, mulai dari aqidah, sejarah, keteladanan rasul – rasul, bahkan mengenai sains yang terungkap pada abad pertengahan Al-Qur’an sudah terlebih dahulu menyinggungnya, sebagai salah satu bukti Al-Qur’an membahas ilmu sains adalah bahwa Al-Qur’an yang diturunkan pada abad ke – 7 Masehi (lebih dari 1400 tahun) berperan sebagai referensi pertama yang menuturkan fase – fase tertentu pada janin (Zaglul, 2012:5). Allah SWT berfirman dalam menjelaskan fase – fase perkembangan janin dalam surat Al-Mu’minun ayat/23 Ayat 12 – 14 :



(16)

Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (14)”. (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 711).

Tema ayat ini berbicara tentang fase pertama penciptaan manusia yaitu dari nuthfah. Tidak hanya itu, sebelum para ilmuan barat berfikir dan memperdebatkan asal mula alam semesta dengan teori Big Bangnya, bahwa berdasarkan pengamatan astronomis, mereka melihat bahwa efek ledakan Big Bang masih berlangsung hingga kini (Heru, 2013:5).

Al-“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 671).

(17)

Begitu banyak keistimewaan Al-Qur’an, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi, kitab suci yang mendapatkan perhatian sangat besar dan mendapat tempat sangat istimewa di hati para makhluk, sejak Allah menciptakan manusia sampai hari kiamat adalah Al-Qur’an (Zaglul, 2012:3). Al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia yang sangat lengkap isinya serta selalu relevan dengan perubahan zaman. Al-Qur’an bukan sekedar memuat hubungan manusia dengan Tuhannya (hablum min Allah), tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (hablum min An-nas), bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

Al-Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sangat tepat, karena tidak ada manusia yang mampu menandingi kesempurnaan Al-Qur’an yang mulia itu (Quraish 1992:3). Diantara nama Al-Qur’an yang lainnya juga adalah adz-Dzikru yang berarti pengingat (Baqir 2006:6), manusia muslim diwajibkan membacanya untuk mengingat dan menerapkan ajaran – ajarannya.

Membaca Al-Qur’an adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dengan begitu, maka belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya juga merupakan kewajiban bagi muslim. Allah mencatatkan kebaikan kepada setiap muslim yang mau belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhori :

ُهَمَّلَعَو َنآْرُقْلا َمَّلَعَت ْهَم ْمُكُرْيَخ

(18)

Belajar membaca Al-Qur’an harus dilakukan sedini mungkin pada anak – anak agar dapat dengan mudah mempelajarinya. Di lingkungan sekitar penulis, biasanya anak – anak mulai belajar membaca Al-Qur’an sejak dia berusia 3 – 4 tahun dengan belajar di TPQ atau tempat belajar membaca Al-Qur’an yang lain. Kemudian setelah dia memasuki usia sekolah TK atau SD maka dia juga akan mendapat pelajaran membaca Al-Qur’an di sekolahnya, terutama mereka yang bersekolah di Madrasah

Ibtidaiyah maka akan mendapatkan pelajaran membaca Al-Qur’an yang cukup. Sedangkan mereka yang menempuh pendidikan dasar di sekolah umum dalam hal ini SD, walaupun mereka mendapatkan porsi belajar membaca Al-Qur’an yang kurang mereka akan tetap belajar membaca Al -Qur’an di tempat – tempat belajar Al-Qur’an di sekitar rumahnya, misal di

TPQ, mushola, atau bahkan ada yang sambil mondok.

Semangat dan motivasi mereka saat SD belajar membaca Al-Qur’an sangatlah tinggi. Namun setelah memasuki masa usia SMP/MTs

(19)

semangat belajar membaca Al-Qur’an, ketika ditanyai alasannya mereka menjawab karena merasa senang belajar dan membaca Al-Qur’an. Bahkan ada beberapa siswa yang merasa senang dan tertantang untuk menghafal Al-Qur’an.

Rasa senang dan semangat dalam belajar Al-Qur’an tentunya merupakan kabar gembira yang perlu diapresiasi. Namun penulis ironi dengan siswa yang merasa jenuh untuk belajar membaca Al-Qur’an. Belajar merupakan cara kita untuk berprestasi, agar kita bisa mampu melakukan sesuatu. Ketika kita mempunyai semangat, motivasi dan minat yang tinggi untuk belajar sesuatu, maka insyaallah kita akan mudah mempelajarinya, akan tetapi kita tidak memiliki minat dan motivasi tersebut maka kita akan malas untuk mempelajarinya dan tentunya ini akan berpengaruh pada pencapaian prestasi yang kita raih. Begitu pun dalam belajar membaca Al-Qur’an, kita harus memiliki minat dan motivasi yang tinggi.

(20)

kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an akan diukur oleh sekolah, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Tinggi rendahnya kemampuan membaca Al-Qur’an siswa salah satu faktornya adalah minat dan motivasi belajar siswa dalam belajar membaca Al-Qur’an.

Minat siswa terhadap pelajaran merupakan kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya.

Minat merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan/mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu, guru harus memberi motivasi agar siswa mau belajar dan memperhatikan pelajaran.

Guru perlu sekali mengenal minat-minat muridnya, karena ini penting bagi guru untuk memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka ke arah pengetahuan, dan untuk mendorong motivasi belajar mereka (Hamalik, 2008: 105).

(21)

terhadap bahan pelajaran akan menunjukkan sikap yang kurang simpatik, malas dan tidak bergairah mengikuti proses belajar mengajar. Untuk merangsang perhatian siswa setiap guru dituntut harus mampu menciptakan suasana proses belajar mengajar sedemikian rupa sehingga mampu menarik perhatian siswa terhadap apa yang diberikan. Suatu keadaan yang menarik perhatian siswa diharapkan dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar siswa.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sriyanti (2009: 8). Minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan berbuat sesuatu. Syah (2010: 152) juga mengungkapkan bahwa minat itu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap Al-Qur’an akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan (Syah, 2010 : 152).

(22)

memandang Al-Qur’an sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar membaca Al-Qur’an siswa di MTs Al -Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang beragam ada yang kurang sedang bahkan tinggi.

Beberapa faktor yang terduga dalam keberhasilan siswa belajar. Keberhasilan belajar anak tidak hanya ditentukan oleh faktor yang ada dalam dirinya, kekuatan-kekuatannya, bakat-bakatnya namun juga dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia berada (Sriyanti, 2009: 7).

Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran Al-Qur’an sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya. Faktor

kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran, sebab pelajaran Al-Qur’an memerlukan kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apabila siswa mengalami kelelahan atau terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih. Selanjutnya metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar Al-Qur’an. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan metode dan gaya mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa.

(23)

MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana minat belajar membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017?

2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017?

3. Adakah hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

(24)

1. Untuk mengetahui minat belajar membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017

2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017

3. Untuk mengetahui ada atau tidak hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian (Azwar, 2007:49). Sementara itu menurut Suharsimi (1998: 67), Hipotesis dapat diartikan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti data terkumpul.

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis alternatif (ha). Hipotesis alternatif dirumuskan sebagai berikut:

“Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan

(25)

E. Kegunanaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang hubungan minat dan belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, sehingga dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis:

1. Secara teoritis

a. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi guru PAI dalam melaksanakan pembelajaran Al-Qur’an;

b. Penelitian ini dapat menjadikan rujukan atau referensi peneliti selanjutnya.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an, terutamabagi guru Al-Qur’an di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang

b. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi lembaga pendidikan agar mampu memberikan motivasi dan menarik minat siswa agar semangat dalam belajar, terutama dalam belajar membaca Al-Qur’an.

F. Definisi Operasional 1. Minat Belajar

(26)

berhubungan secara aktip dengan barang yang menariknya. Sementara itu Slameto (1998 : 182) menerangkan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Djamarah (2008:166) mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui :

a. Menyukai sesuatu daripada yang lainnya b. Berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan

c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Slameto (2010:180) yang menyatakan bahwa : “Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu

pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.”

Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang.

(27)

a. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran,

b. Motivasi atau dorongan siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an, c. Partisipasi siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an

d. Perhatian siswa dalam pembelajaran e. Menyenangi pelajaran

f. Itensitas membaca Al-qur’an

Kemudian dari rumusan dimensi di atas, bisa kita tuliskan indikator dari minat sebagai acuan dalam pembuatan angket penelitian sebagai berikut :

a. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran Indikatornya adalah :

1.1Datang tepat waktu 1.2Membawa buku pelajaran

1.3Membaca materi yang akan disampaikan b. Motivasi siswa dalam belajar

Indikatornya adalah :

1.1Semangat mengikuti pelajaran 1.2Merasa ingin pandai

1.3Merasa belajar itu penting c. Partisipasi siswa dalam belajar

Indikatornya adalah :

1.1Bertanya jika mengalami kesulitan 1.2Merasa senang jika aktif

(28)

d. Perhatian siswa dalam pembelajaran Indikatornya adalah :

1.1. Memperhatikan penjelasan guru 1.2. Tidak becanda saat pelajaran 1.3. Mencatat hal – hal yang penting e. Menyenangi pelajaran

Indikatornya adalah :

1.1. Merasa senang dengan pelajaran 1.2. Merasa sedih ketika guru tidak hadir 1.3. Senang jika diberikan PR oleh guru f. Itensitas belajar

Indikatornya adalah :

1.1Selalu menyempatkan belajar atau membaca 1.2Mempunyai jadwal belajar rutin

1.3Meluangkan waktu untuk belajar 2. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

(29)

Sedangkan membaca berarti melihat serta memahami dari apa yang tertulis. Menurut Sayuti membaca merupakan suata kegiatan yang bertujuan memahami makna dan tujuan dari membaca (Faisal 2005:14). Hampir sama Dalman (2013: 5) mendefinisikan membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.

Sementara itu Al-Qur’an adalah wahyu Illahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita ummatnya dengan jalan mutawatir, yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya (Ash Shiddieqy, 1990:3).

Jadi yang penulis maksudkan dengan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kecakapan, kekuasaan, kesanggupan seseorang dalam melihat serta membunyikan huruf – huruf hijaiyah yang terangkai dalam ayat – ayat suci Al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Definisi tersebut perlu dijabarkan lagi secara operasional untuk mempermudah pengukuran variabel jika diterapkan dalam konteks penelitian, yaitu kemampuan membaca Al-Qur’an dikalangan siswa MTs.

(30)

penelitian ini, serta menetapkan secara rinci kegiatan yang harus dilakukan untuk mengukur variabel penelitian.

Kemampuan membaca adalah kecakapan yang diperagakan oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an dilihat dari tiga komponen utama, yaitu: makhraj, tajwid dan kelancaran bacaannya. Makhraj berkaitan dengan pengucapan huruf-huruf arab secara benar dan jelas. Tajwid berkaitan dengan cara memperbagus bacaan Al-Qur’an. Kelancaran bacaan diukur dari kecepatan, kecermatan, siswa membaca dan merangkai kata perkata secara benar. Ketiga komponen tersebut disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan dalam membaca Al-Qur’an. Dua komponen lain, yaitu lagu dan adab membaca Al-Qur’an tidak dijadikan evaluasi, karena tujuan penelitian ini hanya mengukur tingkat kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Masing-masing komponen berisi indikator yang secara bertingkat menunjukkan cakupan penguasaan keterampilan membaca Al-Qur’an.

G. Metode Penelitian 1. Pengertian penelitian

Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dalam proses penelitian, baik pada waktu mengumpulkan data maupun mengolah data, diperlukan metode yang sesuai dengan permasalahan (Asih, 2006:6).

(31)

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dikarenakan penulis hanya mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antara variabel, kemudian dianalisis untuk menanamkan peranan antar variabel penelitian. Rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasi. Peneliti hanya mencari hubungan antara variabel X, yaitu minat belajar dan variabel Y, yaitu kemampuan membaca Al-Qur’an.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh yang dimaksudkan untuk diselidiki (Hadi, 1977: 220). Sementara itu menurut Kasiram (2010 : 257), populasi yaitu keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian dan sampel akan diambil dari populasi ini. Sedangkan Bambang (2005: 119) menuliskan bahwa populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti. Penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek atau satuan yang menjadi sasaran penelitian.

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai populasi adalah seluruh siswa kelas 7 MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang, tahun 2016 yang berjumlah 56 siswa. Terdiri dari 26 siswa laki – laki, dan 30 siswi perempuan.

(32)

sampel adalah sebagian obyek dari populasi yang mewakili populasi dalam penelitian.

Penulis melakukan penelitian di lapangan, dalam menentukan sampel sesuai dengan pendapat Deni Darmawan (2014: 143) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif bahwa jika ukuran populasi di atas 1.000 maka sampel diambil sekitar 10% sudah cukup, tetapi jika ukuran populasinya 100, sampelnya paling sedikit 30%, dan kalau populasinya kurang dari seratus maka sampelnya harus 100%.

Teknik sampling yaitu cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Hadi, 197, 222). Ada dua jenis teknik penarikan sampel, yaitu teknik penarikan sampel probabilita dan teknik penarikan sampel nonprobabilita (Bambang, 2005: 122). Penarikan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik penarikan sampel probabilita yaitu suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Bambang, 2005: 122). Dan karena jumlah populasi hanya 56 atau kurang dari 100 maka yang seluruh anggota populasi bertindak sebagai sampel atau subjek penelitian, atau penelitian ini adalah penelitian populasi.

1. Metode Pengumpulan Data

(33)

Dengan berbagai pertimbangan terutama subjek penelitian dan indikator dari 3 variabel yang akan diteliti, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Angket

Angket sering juga disebut kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang (Koentjaraningrat, 1994:173). Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1991:124). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2010:1999). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

b. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan melihat benda-benda tertulis, seperti : nilai rapotnya, yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa/ kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

Metode ini penulis gunakan untuk mengambil data nilai rapor Al-Qur’an siswa. c. Tes

(34)

Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Metode tes yang digunakan yaitu tes lisan (membaca Al-Qur’an) Tes membaca Al-Qur’an materi suratnya secara acak diambil dari Al -Qur’an. Para siswa secara bergantian mendapat tugas membaca Al-Qur’an

masing-masing sebanyak 2 sampai 3 ayat secara acak dengan pengawasan langsung oleh peneliti.

2. Instrumen Penelitian

Prinsip meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitan (Sugiyono, 2011: 102).

Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis membuat suatu instrumen penelitian yang di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang variabel - variabel yang ingin diteliti dan diketahui datanya. Instrumen yang akan digunakan adalah angket atau kuesioner dan dokumentasi.

a. Angket atau kuesioner

(35)

Adapun indikator dan kisi – kisi angketnya adalah sebagai berikut : Tabel 1.1

Kisi – Kisi Angket Minat Belajar Al-Qur’an Siswa

(36)
(37)
(38)

3.Meluangkan waktu

Pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa rapor/nilai pelajaran Al-Qur’an siswa.

c. Tes

Adapun indikator dan kisi – kisi tesnya adalah sebagai berikut : Tabel 1.2

Kisi – kisi Penilaian Tes Membaca Al-Qur’an

Kriteria

Indikator/komponen penilaian

Makhroj Tajwid Kelancaran

(39)

tepat mengucapkan

Skoring penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an pada masing – masing aspek sebagai berikut :

Tabel 1.3

Skoring penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an

No Aspek

Skor

(40)

1 Makhroj 10 35

2 Tajwid 10 35

3 Kelancaran 10 30

Skor Total 30 100

3. Analisis Data

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah analisis data. Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan – permasalahan dalam penelitian yang kemudian dapat diinformasikan lebih lanjut sebagai hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau kevaliditannya.

Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisa data yang diperoleh untuk mencari ada tidaknya hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Pertama – tama kita menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :

Rumus Prosentase : P = x 100% Keterengan :

P : Prosentase F : Frekuensi N : Nilai

100% : Bilangan konstan (Djamarah, 2000: 264)

(41)

Untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an menggunakan rumus :

∑ (∑ ) (∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Keterangan :

= Angka indek Korelasi “r” Product Moment N = Number of Cases

∑ = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑ = Jumlah seluruh skor X

∑ = Jumlah seluruh skor Y

H. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang terdapat kaitannya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ana Soraya (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Interaksi Edukatif Guru Dengan Siswa Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI MA Futuhiyah 2 Mranggen Demak

(42)

2. Fitriyanto (2014) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Persepsi

Siswa Tentang Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas

Terhadap Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Viii Smp

Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014. Persamaan penelitian tersebut juga terletak pada variabel yang digunakan yaitu minat belajar, meskipun dalam penelitian tersebut minat belajar sebagai variabel terikat, sedangkan dalam penelitian yang diteliti oleh penulis, minat belajar bertindak sebagai variabel bebas.

3. Dasipin (2011) dalam skripsinya yang berjudul Peran Orang Tua Dalam Bimbingan Belajar Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Belajar Al Quran

Siswa Kelas Iv Dan V Sd Negeri 1 Deras Kecamatan Kedungjati

Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. Persamaan penelitian tersebut lagi – lagi terdapat pada variabelnya yang menggunakan minat belajar Al-Qur’an, meskipun berbeda posisi sebagai variabel terikat, dan yang penulis lakukan minat belajar berperan sebagai variabel bebas. I. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(43)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini, diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, yaitu tentang pengertian minat belajar, peranan minat dalam belajar, pengertian membaca Al-Qur’an, keutamaan membaca Al-Qur’an, kemampuan membaca Al-Qur’an, dan metode – metode pembelajaran membaca Al-Qur’an. BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dilaporkan tentang profil lokasi penelitian, keadaan responden, lokasi, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana, keadaan struktur organisasi sekolah, data angket minat belajar, serta data nilai tes lisan kemampuan membaca Al-Qur’an.

BAB 1V ANALISA DATA

Bab ini berisi analisis terhadap tiap – tiap variabel, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil uji hipotesis

BAB V PENUTUP

(44)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Pengertian Minat Belajar

Minat belajar berasal dari dua kata yaitu minat dan belajar. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto 1991: 182). Sedangkan menurut Shaleh dan Wahab (2005:267) minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Sementara itu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan (Depdiknas, 2007:744). Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 1995:136). Dari beberapa pengertian minat menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah sebuah kecenderungan yang tinggi akan sesuatu.

(45)

perkembangan dan perubahan yang lebih baik.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar dari individu untuk memperoleh suatu perkembangangan dan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Kegiatan belajar akan semakin efektif kalau disertai dengan adanya minat, karena minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya (Usman, 2002 : 27). Oleh karena itu minat harus ditumbuhkan dalam diri individu yang ingin belajar sesuatu. Khususnya belajar membaca Al-Qur’an.

B. Peranan Minat dalam Belajar

Banyak hal yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa, salah satunya adalah minat. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa atau tidak diminati siswa, maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya bahan pelajaran yang diminati siswa, akan lebih mudah dipahami dan disimpandalam memori kognitif siswa karena minat dapat menambah kegiatan belajar (Tohirin, 2008:131).

(46)

dapat mengerti dan mengingatnya (Singer, 1987:78). Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu (Syah, 2004:136).

Secara ideal seorang anak harus mempunyai minat untuk sesuatu agar ia belajar dengan sungguh-sungguh (Nasution, 2005:2). Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Hal tersebut tentunya dapat menyebabkan anak malas untuk belajar, karena ia tidak memperoleh kepuasan terhadap kegiatan belajar tersebut.

Dalam kegiatan belajar, perlu dibangun adanya kebutuhan dalam diri anak terhadap kegiatan belajar. Minat yang timbul dari kebutuhan anak- anak akan menjadi faktor pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha (Nurkancana, 1981 : 225).

Minat merupakan dasar atau fondasi bagi bangunan konsentrasi yang harus diciptakan. Fondasi itu akan semakin kokoh kalau minat semakin besar dengan terus-menerus dikembangkan (Gie, 1995:130). Dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapinya atau dipelajarinya (Khanifatul, 2013:102).

(47)

menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu (Slameto, 1991:59).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar guru sudah seharusnya berusaha secara maksimal untuk dapat membangkitkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkannya. Guru dituntut untuk dapat berfikir kreatif untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran.

C. Pengertian Al-Qur’an.

Al-Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sangat tepat, karena tidak ada manusia yang mampu menandingi kesempurnaan Al-Qur’an yang mulia itu (Quraish 1992:3). Menurut Subhi Al Salih dalam buku Pengantar Ulumul Qur’an karya Masjfuk Zuhdi (1997: 1) merumuskan definisi Al-Qur’an adalah firman Allah yang bersifat (berfungsi) mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang tertulis di dalam mushaf – mushaf yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah. Sedangkan Sardar & Malik (1994: 37) dalam bukunya mendefinisak secara harfiah Al-Qur’an berarti “bacaan”, atau sesuatu yang harus dibaca. Al-Qur’an adalah firman Allah yang disampaikan dalam “bahasa Arab yang fasih”

(48)

Jadi pengertian Al-Qur’an secar bahasa adalah bacaan. Sedangkan menurut istilah Al-Qur’an adalah firman Allah yang disampaikan oleh malaikat jibril kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup, serta membacanya akan mendapatkan pahala.

D. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an yang menurut perhitungan para ahli terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6236 ayat, 17439 lafadz, dan 325345 huruf, akan tetap terpelihara keaslian, kemurnian, dan kesuciannya sebagaimana dijamin oleh Allah SWT dengan firmannya dalam surah Al-Hijr (15) ayat 9 yang berbunyi :



“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 526).

Al-Qur’an memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara (Quraish Shihab, 1994: 21). Jaminan Allah itu sejak zaman Rasulullah hingga saat ini tampak dalam wujud banyaknya orang yang diberi ingatan yang kuat sehingga mereka hafal seluruh Al-Qur’an. Ada juga yang diberi kemampuan dan kepandaian menulis sehingga ayat

– ayat Al-Qur’an dapat dicatat dengan seksama, teliti, sehingga umat islam

(49)

Meskipun Allah SWT menyatakan dalam ayat di atas akan memelihara Al-Qur’an itu, tetapi kita pun diperintahkannya untuk membacanya dengan tartil seperti difirmankan dalam surah Al-Muzammil ayat 4 berikut:



lahan”. (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 1295).

Apakah yang dimaksud tartil itu? Kata tartil dalam beberapa terjemahan Al-Qur’an diartikan sebagai “perlahan – lahan” (Abdul Chaer, 2012: 11). Sementara

itu kata tartil yang dimaksud dalam ayat tersebut menurut Ali bin Abu Thalib, salah seorang sahabat Nabi yang terkemuka dan termasuk salah seorang perintis ilmu tata bahasa Arab, yang dimaksud dengan tartil pada ayat di atas adalah ilmu tajwid (Abdul Chaer, 2012: 11).

(50)

Mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Artinya, apabila di suatu tempat telah ada orang yang ahli dalam ilmu tajwid, di mana orang bertanya kepadanya, maka kewajiban itu telah terpenuhi. Namun, membaca Al-Qur’an menurut ketentuan ilmu tajwid hukumnya fardhu ain(Abdul Chaer, 2012: 12). Artinya , setiap orang yang bmembaca Al-Qur’an harus dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan ilmu tajwid.

Selain Allah SWT yang menyuruh kita untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil, Rasulullah pun dalam beberapa hadisnya menyatakan adanya kelebihan atau keutamaan orang yang fasih membaca Al-Qur’an daripada orang yang tidak fasih atau kurang fasih.

Meskipun mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah, tetapi membaca Al-Qur’an dengan tartil adalah fardhu ain. Padahal untuk membaca dengan tartil

sedikit banyaknya kita harus mengetahui bagaimana caranya membaca Al-Qur’an dengan benar itu. Kalau disimpulkan inti ilmu tajwid adalah :

1. Bagaimana melafalkan huruf – huruf hijaiyah dengan benar, sehingga suara/bunyi yang dihasilkan benar – benar keluar atau terjadi pada makhrojnya.

2. Bagaimana cara menghasilkan bacaan sesuai dengan sifat – sifat hentian (waqaf) bacaan itu.

3. Bagaimana memulai bacaan (ibtida) setelah melakukan waqaf (henti baca)

(51)

E. Metode – Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an tentang kemudahan dalam belajar Al-Qur’an. Kemudahan tersebut bukan hanya diperuntukkan bagi yang berpendidikan tinggi saja, namun bagi semua umat. Namun, tidak jarang kita temui para pelajar Al-Qur’an merasa sulit dalam belajar Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan beberapa faktor

(Fathin 2010 :2):

1. Lemahnya keyakinan dan kemauan untuk bisa membaca Al-Qur’an. 2. Kurangnya semangat dan sungguh-sungguh ketika belajar.

3. Metode dan fasilitas belajar yang tidak memadai.

Sehubungan dengan hal tersebut, di Indonesia dikenal 8 metode dalam pembelajaran Al-Qur’an, yaitu (Fathin 2010:2) :

1. Metode Kisah (Struktural Analitik Sintetik)

Metode ini biasa digunakan saat menghafal huruf- huruf hijaiyah dengan cara menyusunnya menjadi kalimat yang dimengerti dan mudah diingat.

2. Metode Kitabah(Kinestetik)

Metode ini berguna memperkuat daya ingat dengan cara menuliskan kembali apa yang sudah dihafalkan.

3. Metode Amtsal (Analogi)

Metode ini diterapkan dengan cara memisalkan hal abstrak menjadi hal yang lebih konkret.

4. Metode Su’al (Examination)

(52)

Metode ini menggunakan pedoman cara membaca sehingga dapat digunakan untuk berlatih secara mandiri.

6. Praktis, Sistematis, dan Interaktif.

Materi pembelajaran disusun secara sistematis meliputi menghafal & menguasai huruf hijaiyyah, melancarkan & merangkai kata, dan menguasai hukum tajwid dengan kode warna.

7. Guide dan Ilustrasi

Dengan penyajian atau tampilan yang segar, disertai beberapa ilustrasi menjadikan proses belajar lebih dinamis dan terarah.

8. Kode Warna (Full Color)

Dengan menggunakan symbol dan kode warna akan menumbuhkan motivasi dalam belajar.

F. Adab Membaca al-Qur’an

Kitab suci umat islam, yaitu Al-Qur’an, lazim disebut Al-Qur’anul Karim, Al-Qur’anul Majid, Al-Qur’anul Azhim (Abdul Chaer, 2012: 129). Nama – nama

(53)

Adab membaca Al-Qur’an adalah adab sopan santun, tata cara yang harus diikuti ketika membaca kitab suci Al-Qur’an, maupun ketika mendengarkannya. Patut juga dicamkan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an adalah orang yang sedang mengucapkan firman – firman Allah. Mereka pada hakikatnya sedang berhadapan dengan Allah SWT.

Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca buku, kitab, atau bacaan biasa, membaca Al-Qur’an, meskipun kita tidak tahu atau belum tahu maknanya, akan mendapat pahala. Membaca Al-Qur’an adalah ibadah, bukan pekerjaan sia – sia tanpa pahala. Oleh karena itu, sudah sepatutnya dan seharusnya kita mematuhi adab membaca Al-Qur’an.

Kaum muslimin bukan hanya harus dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil. Tetapi juga harus memahami isi kandungan Al-Qur’an dengan baik. Tidak hanya itu dalam membacanya pun ada adab tersendiri. Dalam Al-Qur’an surat Allah berfirman Al- Qur’an merupakan kitab mulia bagi umat Islam. Dimana setiap mukmin menjaga dan menghormati Al-Qur’an yang terwujud dari adab membacanya. Menurut Makhdlori (2008: 109), ada adab-adab dalam membaca Al-Qur’an, yaitu :

1. Membaca ta’awudz sebelum membaca ayat Al-Qur’an. Seperti dalam firman Allah QS. An-Nahl: 98



“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk” (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 562).

(54)

Apabila hendak membaca Al-Qur’an, maka bersuci terlebih dahulu. Apabila berhadats kecil maka cukuplah dengan berwudlu. Namun jika berhadats besar, maka hendaknya bersuci dengan mandi besar.

3. Khusyuk ketika mendengar Al-Qur’an atau membaca Al-Qur’an 4. Menghayati bacaan Al-Qur’an

Apabila dalam membaca atau mendengar bacaan Al-Qur’an, kita melakukan penghayatan dengan menghadirkan seluruh perhatian terhadap bacaan, maka kita tidak termasuk golongan orang fasik.

5. Menangis saat membaca atau mendengar Al-Qur’an

Menangis disini dikarenakan kekhusyukan serta penghayatan terhadap bacaan Al-Qur’an.

Dalam QS. Al-Maa’idah 83 disebutkan :



“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu Lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.)”. (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 241).

(55)

Untuk dapat membaca dengan indah, maka perlu memperhatikan hukum-hukum membaca Al-Qur’an agar makna yang terkandung di dalamnya pun tidak rusak atau berubah makna.

7. Selalu mengingat dan membaca Al-Qur’an 8. Berbuat sesuai dengan Al-Qur’an

Menurut Kareem (2000) dalam bukunya Tajweed rules of the Qur’an ada 2 aspek dalam adab membaca Qur’an, yaitu adab hati / batin dan adab perilaku.

Adab hati saat membaca Qur’an diantaranya adalah memahami asal kata,

memasukkan ke dalam hati pemahaman bahwa kata dalam Qur’an bukanlah

perkataan manusia, menghadirkan atau memusatkan perasaan ketika membaca, mengerti arti dari yang dibaca, dan menganggap bahwa setiap ayat Al-Qur’an special diperuntukkan untuknya.

Dari sisi perilaku atau eksternalnya, adab dalam membaca Al-Qur’an antara lain bersih badan, pakaian dan tempat, menghadap kiblat, mengucap ta’awudz

(56)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Identitas Dan Keadaan Fisik Sekolah 1. Lokasi

Jalan : Jl. K.H. Djalal Suyuthi Desa Bener

Kecamatan : Tengaran

Kabupaten : Semarang

Kode Pos : 50775

Telepon : (0298) 3405227

Email : mts_almanar@yahoo.co.id

Kepala Sekolah : Hj. Mustikowati, S.Pd.I 2. Lembaga

Nama Lembaga : MTs Al-Manar Bener Tengaran Status Sekolah : Swasta

Tipe Sekolah : Yayasan

Akreditasi : Terakreditasi “ B ” Nomor Induk Sekolah : 212 332 202 204 Nomor Statistik Sekolah : 121233220003

Tahun Berdiri : 1985

NPWP Madrasah : 1 . 491 . 755 . 3 - 505 Lembaga Kena Pajak : Yayasan Al-MANAR

(57)

a) Surat Bukti HGB : Surat Keputusan Yayasan b) Luas Bangunan : 5870 M2

3. Bangunan

a) Status Bangunan : Milik Yayasan b) Luas Bangunan : 2350 M2

B. Program Kerja Sekolah

1. Visi Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi Sekolah

Visi MTs Al-Manar adalah “Sekolah bermutu unggul, tangguh, memiliki intregritas dan rasional dalam menyiapkan manusia Indonesia takwa, Estetis, Luhur dalam budi pekerti, unggul dalam mutu serta memilki rasa tanggung jawab sosial kebangsaan”.

b. Misi Sekolah

Misi yang diharapkan dalam mewujudkan visi MTs Al-Manar Bener sebagai berikut:

1.1Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatiuf, inovatif, Efektif, menyenangkan, mencerdaskan, dan menguatkan sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.

(58)

1.3Menumbuhkan semangat keunggulan secara berkelanjutan kepada semua warga sekolah.

1.4Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stake holder sekolah.

c. Tujuan Sekolah

Berdasarkan pada visi dan misi sekolah, maka tujuan yang hendak dicapai Mts Al-Manar Bener adalah:

1.1Terlaksananya pengembangan kurikulum satuan pendidikan antara lain :

1.1.1 Penyusunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 MTs Al-Manar Bener Tahun Pelajaran 2015/2016.

1.1.2 Penyusunan atau pengembangan silabus dan RPP seluruh mata pelajaran oleh guru mata pelajaran masing-masing. 1.1.3 Pengembangan Kriteria ketuntasan belajar minimal dan

system penilaian yang berbasis kompetensi.

1.2Siswa memilki sikap perilaku yang baik dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.

1.3Proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta layanan bimbingan dan konseling belajar dengan optimal.

(59)

1.5Memiliki prestasi dalam bidang keagamaan.

C. Keadaan Guru dan Karyawan

Tabel 3.1

Keadaan Guru dan Karyawan

No Nama Mata Pelajaran

1 K. Haris As'ad Nasution Seni Budaya 2 Mustikowati, S.PdI Matematika 3 Khabiburrokhman, M.Pd Bahasa Arab

4 Mukalip Bahasa Jawa

5 Muflikatur Rofiah, S.Ag SKI, Bahasa Indonesia

6 Mega Rahayu, S.Ag Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak 7 Sugeng Muhlisin, A.Ma TIK

8 Mustaidah, S.Pd.I Bahasa Inggris

9 Tasmiyah, S.Pd Matematika, Tata Busana 10 Anisatul Masruroh,S.Pd.I Fiqih

11 Siti Zulaikhoh, S.PdI Bahasa Indonesia 12 Nur Fadhilah, SH IPS

13 Siyono, S.PdI Penjaskes 14 Ivah Fauzah, S.PdI IPA 15 Mahmud Zuhdi, S.H. M.PdI PKN

16 Istiqomah Tata Busana

(60)

18 Andi Tata Usaha

D. Sarana dan Prasana

Sarana dan prasarana merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sebuah lembaga, baik lembaga pendidikan maupun lembaga non pendidikan. Apalagi dalam lembaga pendidikan dan pengajaran, keberadaannya sangat diperlukan demi tecapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Setelah penulis melakukan observasi serta wawancara seperlunya, maka dapat dikemukakan kondisi fisik yang ada pada MTs Al-Manar Tengaran, Kabupaten Semarang. Secara garis besar dapat dilihat pada data sebagaimana tersebut di bawah ini :

1. Luas tanah dan gedung

a. Luas tanah : 5870

b. Ruang kelas : 7 buah

c. Ruang guru : 1 buah

d. Ruang kepala madrasah : 1 buah

e. Masjid : 1 buah

f. Ruang perpustakaan : 1 buah g. Lab komputer : 1 buah h. WC/kamar mandi : 2 buah

i. Ruang TU : 1 buah

2. Sarana penunjang

(61)

b. Kursi guru : 14 buah

c. Meja TU : 4 buah

d. Kursi TU : 4 buah

e. Meja siswa : 130 buah f. Kursi siswa : 195 buah

g. Lemari : 27 buah

h. Brankas : 1 buah

i. TV/Audio : 1 buah

j. LCD : 1 buah

k. Komputer : 12 buah

l. Mesin stensil : 1 buah m. Digital kamera : 1 buah

E. Strukrur Organisasi MTs Al-Manar Tabel 3.2

Struktur Organisai MTs Al-Manar

No Nama Jabatan

1 K. Haris As'ad Nasution Ketua Yayasan Al-Manar 2 H. Warsono, S.Pd Ketua Komite

3 Mustikowati, S.PdI Kepala Madrasah 4 Khabiburrokhman, M.Pd Bidang Kurikulum

5 Mukalip Bidang Sarana dan

(62)

7 Ahmad Mustafid S.PdI Bisang Kesiswaan 8 Siti Zulaikhoh S.PdI Koor. Konseling 9 Ivah Vauzah S.PdI Pengembangan diri 10 Andhi Kustiawan Bidang Tata Usaha 11 Chusnul Chalimah Bendahara

12 Abdul Latif Perlengkapan

13 Anisatul M S.PdI Wali Kelas VII A 14 Nur Vadillatul K, S.H Wali Kelas VII B 15 Siti Zulaikhoh S.PdI Wali Kelas VIII A 16 Mega Rahayu S.PdI Wali Kelas VIII B 17 Muflikatur Rofiah, S.Ag Wali Kelas VIII C 18 Mustaidah, S.PdI Wali Kelas IX A 19 Tasmiyah, S.PdI Wali Kelas IX B

F. Keadaan Siswa

Tabel 3.3

Keadaan Siswa MTs Al-Manar

No Kelas

Jumlah

Total Laki – Laki Perempuan

1 7 30 26 56

2 8 32 32 64

(63)

Jumlah 88 81 167

G.Penyajian Data

1. Data Nama Responden

Nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.4

Daftar Nama Responden Siswa

No Nama Responden

Jenis Kelamin

Kelas

L P

1 Agil Setiawan L VII A

2 Agustika Heri Afandi L VII A

3 Ahmad Rosikin L VII A

4 Anindya Dzur Dzarqo. H P VII A

5 Ariska Munasika P VII A

6 Aulia Mustamila P VII A

7 Celsi Uli Ro'fatu P VII A

8 Dewi Wulan Sari P VII A

9 Dhuha Abilia Afifah P VII A

10 Irsyadul Ngiat L VII A

(64)

15 Laila Anisa Khilmi P VII A 16 Muhammad Azam Roihan L VII A 17 Muhammad Irfan Maulana L VII A

18 Munasiroh P VII A

19 Nur Maksum Al Fajari L VII A

20 Nuril Aida P VII A

21 Ridhan Septiaji Mubaroq L VII A

22 Sarifatul Nadia P VII A

23 Syahrul Rahmad. R L VII A 24 Teguh Nur Rohani L VII A

25 Wahyudi L VII A

26 Afifah Muridatul Rohmah P VII A

27 Abdul Qohar L VII B

28 Ainun Firmansyah L VII B 29 Ammar Nur Pramudya L VII B 30 Arya Fajar Fahreza L VII B 31 Aulia Indri Rahmawati P VII B

32 Bahrul Ilmi L VII B

33 Dewi Lestari P VII B

34 Dia Saniyatul Q P VII B

35 Diska Winanda P VII B

(65)

37 Firza Arif Hidayat L VII B

38 Imam Nawawi L VII B

39 Imroatul Fauziah P VII B

40 Imroatul Hikmah P VII B

41 Indah Nur Hidayah P VII B

42 Lutfi Nur Aini P VII B

43 M. Abdul Basit L VII B

44 Mamlailatul Sakdiyah P VII B 45 Muchammad Bahrul Ulum L VII B 46 Muhammad Antar Mazin L VII B 47 Muhammad Sahal Mansur L VII B 48 Noviana Rahmawati P VII B 49 Nur Muhammad Irvan L VII B 50 Paramita Kurniawati P VII B 51 Rahayu Khoirun Nisa' P VII B

52 Riki Styawan L VII B

53 Rohmadi L VII B

54 Salsabila Q. S P VII B

55 Sri Mukifah P VII B

56 Azra Zafhira Zahra P VII B

(66)

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an. Untuk itu penulis membuat angket untuk mengukur minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Adapun hasil jawaban angket dari siswa yang menjadi responden adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Daftar Jawaban Angket Minat Belajar Siswa

No. Resp

Butir Soal dan Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 A A C B B B A B C B C C B B A A B B

2 A C C C A A C A D C C C A C C C C C

3 C C D A A A C C B C C C A B C B B C

4 A B C A A A B B B A B B B A C C C C

5 C C B B A A C B C B C B B B C C C B

6 C A C C A A B B A A B C A C C A A C

7 A A B B C A C B C B B B B C B B B C

8 A A B B B A A A A B B C A B A B B A

9 A A C A A A C C C A C B A C C B B B

10 B C C B B A C C C C C C C B C C C C

11 A A C B A A C C C C B A A C B C A C

12 A C C C B B C C C C C B B B B B B C

13 A A B B A A C C B C C B B C B B B C

14 B A B B C C C B A B C D D C B B B C

15 B A D B A A C A B B B B A B B A B C

(67)

17 C C B C A B B C B B C B C C C B B C

18 B B D B B B C C C B C B B C C B C C

19 A A C B A B A B B C C A A D A B C A

20 A A B A B A C A A A C A A C B B B B

21 B D C B A A B B D B B B B B C A B C

22 A A C C B B B B B C C C B C C C C C

23 B C C A C B B A C B C B A B C C D C

24 C A C C B A C C C C A C C C C A C B

25 C D C C B B C C C B C D C D D C C D

26 C B C B A A C B C B A B A B C C C B

27 C C C C C B C C C C C C B C C C C A

28 C B C C B A C C C C C C B C C C D C

29 C C D B A A B C B C C B B D C C B C

30 B B C C C A A A C B B C C B A C B C

31 B B B C C A A B C B C B B C C B C C

32 B C C B C C C C C C C C C C C C C C

33 C C B A A A C C B B C B A D B C C C

34 C C A B A A B B B B C B A C B A A A

35 C A C C A A B B C C B C A C C C C C

36 A A C B A A A C C A C A C A B B B B

37 C C A B B A B B B B C B A C B B A A

38 B B A B B A B C B B C B A C B B C A

39 A A A B B A A B B C C C C A C B C C

40 B C C A A A C B C C C B C C C C C C

41 A A C C B B C B C C C B B C B B B B

42 A A B A C A B C B A B B A C B A B B

(68)

44 A A B B A A C A A B C C A A A C C C

45 B B A B B A B C B B C B A C B B C A

46 B B C B A A C C A B C C B C C B B B

47 C B C A A A B B B A A B A B C A B C

48 C C C B A A C C C B A A C C C B B B

49 C C C C A B B C B B B C B C C B B C

50 C A C C A A C C C B C B B C C C B C

51 C A C C A A D C C B C B C B C B C C

52 C C C C B B B C C B B B B D B A B C

53 B C C B B C C C D D B D B C C B C D

54 C A C B B B C B B C C C B C C A D C

55 B B C B B A B C B B C B A C B B C C

56 A A B B A B B C C B C B A A A C A A

Berikut tabel angket minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Data selanjutnya adalah data kemampuan belajar Al-Qur’an. Data ini penulis dapatkan dengan metode dokumentasi nilai rapot siswa juga dari tes lisan, berikut hasil data mentah yang penulis peroleh :

a. Nilai Rapor

Tabel 3.6

Nilai Rapor Tes membaca Al-Qur’an Qur’an

No Resp

Nilai Tes Membaca Al-Qur'an

1 60

(69)

3 60

4 80

5 72

6 80

7 84

8 80

9 80

10 76

11 92

12 88

13 40

14 64

15 72

16 60

17 76

18 64

19 60

20 84

21 60

22 92

23 50

24 50

25 60

26 60

27 92

28 87

(70)

30 60

31 90

32 86

33 77

34 87

35 80

36 90

37 84

38 72

39 87

40 83

41 94

42 63

43 82

44 87

45 85

46 84

47 86

48 73

49 75

50 91

51 85

52 68

53 70

54 87

55 60

(71)

b. Tes Lisan

Tabel 3.7

Nilai Tes Lisan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

No

Nama

Responden Kelas Skor

(72)
(73)

50 Paramita K VII B 27 20 23 70 51

Rahayu Khoirun

N VII B 20 20 24 64

52 Riki Styawan VII B 23 23 24 70

53 Rohmadi VII B 20 18 18 56

54 Salsabila Q. S VII B 25 20 19 64

55 Sri Mukifah VII B 30 25 23 78

(74)

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan mengadakan analisis terhadap data yang telah terkumpul. Analisis data tersebut digunakan untuk memperoleh jawaban atas pokok permasalahan yang diajukan pada rumusan masalah pada bab 1.

Berdasarkan permasalahan yang telah diajukan, untuk menjawab pertanyaan permaslahan penelitian nomor satu dan nomor dua akan dilakukan analisis data dengan analisis deskriptif, sedangkan untuk menjawab pertanyaan permasalahan penelitian nomor dua akan dikakukan uji statistik product moment.

A. Analisis Deskriptif

Dalam analisis deskriptif ini, penulis akan melakukan analisis data dalam rangka untuk mengetahui minat belajar Al-Qur’an serta kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

1. Analisis Data Minat Belajar Al-Qur’an

Pengambilan data mengenai minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 18 butir soal yang dirumuskan dari kisi – kisi angket yang telah dipaparkan pada BAB I. Masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:

(75)

c. Siswa yang menjawab C diberi skor 2 d. Siswa yang menjawab C diberi skor 1

Adapun jumlah siswa yang dijadikan objek sebanyak 56 siswa. Berikut adalah daftar nomor absen siswa beserta jawaban dan skornya.

TABEL 4.1

Penskoran Hasil Angket Minat Belajar Al-Qur’an

No Resp

Nominasi Jawaban Jumlah Skor Per Item

(76)
(77)

52 1 8 8 1 4 24 16 1 45

53 0 6 8 4 0 18 16 4 38

54 2 6 9 1 8 18 18 1 45

55 2 10 6 0 8 30 12 0 50

56 8 6 4 0 32 18 8 0 58

Kemudian untuk menganalisis data tersebut, ditentukan telebih dahulu interval kelasnya. Rumusnya sebagai berikut :

Keternagan :

i = Interval Kelas

R = Range ( Nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) K = Jumlah Kelas (dibagi menjadi 3 kategori)

Selanjutnya kita memasukan angka – angkanya pada rumus tersebut, dengan langkah sebagai berikut :

a. Menentukan R (Range) R = H – L

H = Nilai tertinggi = 60

L = Nilai terendah = 35

R = 60 – 35 = 25

(78)

=

= 8,3 dibulatkan menjadi 9

c. Setelah interval kelas didapatkan berikutnya membuat tabel distribusi frekuensi dari data tersebut

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Minat Belajar Al-Qur’an

No Interval Kelas Kualifikasi Frekuensi

1 53 – 61 Tinggi 19

2 44 – 52 Sedang 29

3 35 – 43 Rendah 8

Jumlah 56

Berdasarkan tabel di atas dapat kita kelompokan dalam prosentase sebagai berikut:

Rumus Prosentase : P = x 100%

Keterengan :

P : Prosentase F : Frekuensi

N : Nilai (Djamarah, 2000: 264) Prosentasi kategori minat belajar tinggi P = x 100% =

(79)

P = x 100% =

x 100% = 0,52 x 100% = 52 % Prosentasi kategori minat belajar rendah

P = x 100% =

x 100% = 0,14 x 100% = 14 %

Demikian variasi minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Berikut penulis tampilkan tabel distribusi frekuensi dan prosentasenya sebagai berikut :

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi dan Prosentase Minat Belajar Al-Qur’an

No Kualifikasi Frekuensi Prosentase

1 Tinggi 19 34%

2 Sedang 29 52%

3 Rendah 8 14%

Jumlah 56 100%

Berdasarkan tabel prosentase di atas, dari 56 siswa kelas 7 MTs Al-Manar dapat disimpulkan bahwa :

a. Siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang tinggi sebanyak 19 siswa atau 34%.

b. Siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang sedang sebanyak 29 siswa atau 52%.

Gambar

Skoring penilaian kemampuan membaca Al-Tabel 1.3 Qur’an
Tabel 3.1 Keadaan Guru dan Karyawan
Tabel 3.2 Struktur Organisai MTs Al-Manar
Tabel 3.3 Keadaan Siswa MTs Al-Manar
+7

Referensi

Dokumen terkait

434 Mahmudah Guru Kelas MI MII Banyurip Ageng 02 Kota Pekalongan Ujian Tulis Ulang. 435 Nur Adilah Guru Kelas MI MSI 05 Sampangan Kota

Penggunaan nilai wajar dalam menilai aset perusahaan dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang tidak direalisasi keuntugan atau kerugian yang tidak

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Laporan Akhir Tim Analisis dan Evaluasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran discokaku yang dipadu dengan media gambar berseri mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang semula

MPPT didesain untuk mengetahui perubahan variabel in- put yang dapat berupa tegangan dari Titik Daya Maksimum (Vmpp) atau Arus dari Titik Daya Maksimum (Impp) tergan- tung pada

Sampel penelitian yang ditarik adalah para pedagang kaki lima yang telah. direlokasi ke pasar tanah abang

Pada lima sampel makanan pecel diketahui bahwa diantara pedagang pecel tersebut terdapat beberapa faktor yang kurang memenuhi syarat yaitu sanitasi tempat dagang yang