GIRIREJO 3 KECAMATAN NGABLAK
KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009
S K R I P S I
D iajukan untuk m em peroleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
oleh
Ristiyoningsih
NIM 11407114
JU R U SA N TA R BIY A H
PR O G R A M STU D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SEK O LA H TIN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (ST A IN )
SA LA T IG A
TERHADAP KEBERHASILAN SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PAI KELAS V DI SD NEGERI
GIRIREJO 3 KECAMATAN NGABLAK
KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009
S K R I P S I
D iajukan untuk m em peroleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
oleh
Ristiyoningsih
NIM 11407114
JU R U SA N T A R BIY A H
PR O G R A M STU D I PEN D ID IK A N A G A M A ISLA M SEK O L A H TIN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (STA IN )
SA LA TIG A
2 0 0 9
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul
: Ristiyoningsih
: 11407114
: Tarbiyah
: Pendidikan Agama Islam
: PENGARUH PROFESIONALISME GURU
TERHADAP KEBERHASILAN SISWA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN PAI
KELAS V DI SD N GIRIREJO 3
KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN
MAGELANG TAHUN 2009
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 17 Agustus 2009
Pembimbing
Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd.
NIP. 19681017 199303 2 002
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga _____ http/www.salatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id_____
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara Ristiyoningsih dengan Nomor Induk Mahasiswa 11407114
yang berjudul PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP
KEBERHASILAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PAI KELAS
V DI SD N GIRIREJO 3 KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN
MAGELANG TAHUN 2009 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian
Jurusan Tarbiyah / PAI, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
pada Sabtu, 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).
Salatiga, 29 Agustus 2009
Panitia Ujian
y Drs. Badwan, M.Ag. Hammam, M.Pd.
NIP. 19561202 198003 1 005 NIP.19730610 200003 1 001
Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd.
NIP. 19681017 199303 2 002
Nama : Ristiyoningsih
NIM :11407114
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiyah.
Salatiga, Agustus 2009
Yang menyatakan,
Ristiyoningsih
MOTTO
CSi
c / - * "^
Artinya:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu
kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi
Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna”.
Seseorang dianjurkan untuk^Serusaha atau ikhtiar
datum menginginkan sesuatu agar yang diinginkan
Sisa terw u ju d atau Sisa terpenuhi
JAttah akan memSeri sesuai dengan yang diusahakannya.
Jika Ia Serusaha dengan m aksim al
Skripsi ini penuCis persemBakgn kepada:
1. J4yahku ( (Bapak- Suwardi) dan iBuku ( %usmiyati) tercinta
yang teCah mem6im6ing dan mendidik, penidis sejak,
dengan penuh kasih sayang yang tak, mungkin Bisa diBaCas
dengan apapun.
2. %akgkzkgkgkp dan adikku yang sefaCu mengasihiku dan
senantiasa memBeri semangat ((Rjsmanto, S u piyati dan !NuruC
Hidayah)
3. (Pujaan hatiku yang tercinta yang senantiasa mem6imBingku,
mengarahkgnku, dan membantuku Baik, daCam suka maupun
duka.
4. (Bapak,
dosen yang dengan tuCus mengajar penuGs d i
S d A W S a la tig a
5. SahaBat-sahaBatku senasip dan seperjuangan, teman-teman
ekstensi angkatan 2007 , khususnya jurusan ‘E kstensi dan
semua p ih a k ja n g tidak,dapat penidis seButkgn satu persatu.
6. Para pemBaca yang Budiman.
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena
berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dalam rangka memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh
gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah di STAIN Salatiga, dengan lancar dan tanpa
suatu halangan apapun. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah pada
junjungan kita nabi Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafa’atnya di
Yaumul Qiyamah nanti. Amin.
Untuk terwujudnya penulisan skripsi ini, sudah barang tentu penulis
mendapat bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak. Untuk itu
bersama ini penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Drs. H. Saadi, M.Ag., selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua program Ekstensi STAIN Salatiga.
4. Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd., selaku pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan memberi waktu serta memberi arahan
hingga skripsi ini selesai.
5. Bapak Ibu dosen yang dengan tulus mengajar penulis di STAIN Salatiga.
6. Seluruh staf dan civitas Akademik STAIN Salatiga yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
7. Bapak Daryono, selaku kepala sekolah SD Negeri Girirejo 3 Kecamatan
Ngablak, Kabupaten Magelang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
9. Siwa-siswa SD Negeri Girirejo 3 yang telah dengan iklas ikut
berpartisipasi mengeijakan angket dari penulis guna diteliti untuk
melengkapi data yang harus dianalisis penulis.
10. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu yang telah dengan ikhlas
mendharmakan segala fasilitas, sehingga penulis Insya Allah dapat
meraih gelar Saijana.
11. Sahabat-sahabat mahasiswa Ekstensi angkatan 2007, khususnya jurusan
Ekstensi dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan motivasi hingga tersusun skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu terselesainya skripsi ini.
Atas budi baik dari berbagai pihak tersebut, penulis
mengucapkan Jazakumullahu Khoiron Katsiro.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak
retak, walaupun seluruh tenaga dan pikiran telah penulis curahkan, namun
penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kekhilafannya. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi lebih sempurnanya
skripsi ini.
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin
Ya Rabbal Alamin.
Salatiga, Agustus 2009
Penulis
Ristiyoningsih
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd
Kata Kunci: Profesionalisme Mengajar Guru dan Keberhasilan siswa
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatan profesionalisme mengajar guru agar siswa dapat berhasil dalam proses belajar mengajar. Pernyataan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah Profesionalisme Guru di SD Negeri Girirejo 3 dalam mata pelajaran PAI di kelas V?, dan (2) Bagaimanakah tingkat keberhasilan peserta didik dalam mata pelajaran PAI di SD Negeri Girirejo 3. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi pengembangan (research and development).
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keprofesionalisme mengajar guru kurang, disebabkan guru kurang maksimal dalam mengajar dan kurang memperhatikan anak dalam proses belajar mengajar, dikarenakan guru PAI di SD Negeri Girirejo 3 kurang mendalami konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam pembelajran atau kurangnya prinsip untuk menjadi guru yang profesional. Dengan guru yang kurang tanggap terhadap kelemahan anak didiknya, maka proses belajar mengajarpun akan sulit dalam pencapaian keberhasilan belajar siswa.. Padahal guru yang profesional bukan hanya menguasai materi saja tetapi Ia juga harus mengetahui keadaan anak didiknya, pengabaian hal-hal yang kecil itu akan menyebabkan sesuatu kendala yang besar dalam proses belajar mengajar. Karena kondisi yang seperti itulah, yang menyebabkan keberhasilan siswa sulit dicapai dan tidak optimal/maksimal. Tetapi dari penelitian ternyata bukan hanya faktor dari guru saja melainkan ada yang dari siswa itu sendiri, yang kurang belajar dan kemampuan IQ yang rendah, sehingga keberhasilan siswa dalam proses belajar pun kurang optimal.
Dengan pemberian angket profesionalisme guru dan angket pelajaran PAI maka penulis dapat mengetahui sejauh mana Pengaruh Profesionalisme Mengajar Guru terhadap Keberhasilan Siswa. Dengan Guru yang Profesional maka akan didapat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dan di dukung dengan siswa yang kreatif dan rajin belajar.
HALAMAN JU D U L... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii
PENGESAHAN KELULUSAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv
HALAMAN M OTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN...vi
KATA PENGANTAR... . ... vii
ABSTRAK... x
DAFTAR I S I ... xi
DAFTAR TA B EL... xvi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Penjelasan Istilah... 6
C. Pokok Permasalahan... 9
D. Tujuan Penelitian Skripsi... 10
E. Hipotesis... 10
F. Metode Penelitian Skripsi... 11
G. Sistematika Penulisan Skripsi... -... 15
2. Beberapa sifat dan sikap yang harus dimiliki
oleh g u ru ... 22
3. Komponen Kompetensi Profesional... 23
4. Posisi Guru Profesional... 28
5. Peran dan Fungsi G u ru ... 29
6. Proses peningkatan kemampuan profesional G u ru ... 30
B. Keberhasilan... 31
1. Fungsi Evaluasi... 32
2. Prinsip-prinsip Penilaian... 34
3. Pengaruh Motivasi dalam B elajar... 35
4. Indikator yang mempengaruhi Indikator... 36
5. Penilaian Keberhasilan... 36
6. Tingkat Keberhasilan... 37
7. Program Perbaikan... 38
8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan... 39
C. Siswa dan Proses Belajar P A I... ... 44
1. Pengertian B elajar... 44
2. Komponen-komponen utama yang terdapat dalam proses belajar... 45
belajar m engajar... 47
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi proses B elajar... 47
5. Prinsip-prinsip umum tentang belajar menngajar... 48
6. PAI (Pendidikan Agama Islam )... 49
D. Hubungan Profesionalisme Guru Terhadap Keberhasilan Siswa Dalam Pelajaran... 51
BAB III : KONDISI UMUM SD NEGERI GIRIREJO 3 A. Keadaan SD N Girirejo 3... 52
1. Sejarah Singkat Berdirinya SD N Girirejo 3 ...52
2. Letak Geografis SD N Girirejo 3 ... 53
3. Sarana dan Prasarana... 54
4. Keadaan Guru SD N Girirejo 3 ... 55
5. Keadaan Siswa SD N Girirejo 3 ... 56
6. Pelaksanaan Pendidikan di SD N Girirejo 3 ... 57
7. Visi dan Misi SD N Girirejo 3 ... 58
8. Struktur Organisasi SD N Girirejo 3 ... 58
9. Denah Lokasi SD Negeri Girirejo 3 Bagian Atas... 60
10. Denah Lokasi SD Negeri Girirejo 3 Bagian Baw ah... 61
B. Penyajian Data Penelitian... 62
3. Data Tentang jawaban keberhasilan siswa
dalam pelajaran P A I... 65
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Analisis Data Pertama Tentang Profesionalisme
Mengajar G u ru ... 71
B. Analisis Data Kedua Tentang Keberhasilan Siswa
Dalam Proses Belajar PAI Di Kelas V ... 77
C. Analisis Data Ketiga Tentang Pengaruh
Profesioanalisme Mengajar Guru Terhadap
Keberhasilan Siswa Dalam Pelajaran
PAI Kelas V ... 86
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 89
B. Saran-Saran... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Artinya . M cncan ilmu itu kewajiban bagi setiap orang islampria dan wanita
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
era globalisasi ini maka, sangat diperlukan keprofesionalisme guru dalam
proses belajar mengajar, karena dengan guru yang menguasai kaidah-kaidah
atau etika guru yang profesional maka akan mudah tercipta suatu
keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sehingga
pemerintah saat ini menggerakkan atau mengadakan program agar para guru
meningkatkan mutu atau kualitas pendidikannya sehingga guru yang belum
terdaftar dalam kriteria guru yang bermutu atau guru yang disarankan oleh
pemerintah harus melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi misalnya dari DII
melanjutkan kejenjang SI.
Kalau dilihat dari berbagai tuntutan yang harus dijalankan oleh
seorang guru, maka guru yang sekarang dengan guru yang dulu amat sangat
berbeda contonya dulu untuk menjadi seorang pendidik, seseorang tidak
harus mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi sekarang untuk
menjadi seorang pendidik harus mempunyai ijazah sesuai dengan
ijazah PAI, kemudian tingkat pendidikannyapun harus ditingkatkan agar
menjadi guru yang profesional. Maka timbullah adanya masalah pokok
apakah guru mampu m enjadikan peserta didiknya m enjadi berhasil
seiring dengan keadaan guru yan g belum m eningkatkan mutu
pendidikannya atau belum m enguasi kode etik m enjadi guru yang
profesional karena masing-masing guru mempunyai latar belakang yang
berbeda-beda khususnya pada guru-guru di SD Negeri Girirejo 3
Latar belakang guru akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran dan sekaligus mempengaruhi motivasi siswa dalam
belajar. Apabila seorang guru mempunyai latar belakang pendidikan yang
baik yaitu guru yang professional maka guru tersebut akan mempunyai
teknik atau penerapan yang baik dalam proses pembelajaran sehingga
peserta didik akan merasa nyaman dan senang dalam mengikuti
pembelajaran atau menguasai pembelajaran yang efektif.
Dalam hubunganya dengan guru-guru di SD Negeri Girirejo 3, guru
mempunyai tugas dan tanggung jaw ab agar peserta didiknya berhasil dalam
pembelajaran, apakah guru-guru di SD Negeri Girirejo 3 mampu menjadi
guru yang professional sehingga menjadikan peserta didiknya menjadi
berhasil dalam proses pembelajaran
Agar proses belajar mengajar yang dilaksanakan menjadi lebih
efektif dan menghasilkan peserta didik yang kompeten. Ada kompetensi
minimal yang harus dimiliki guru yaitu menguasai materi pelajaran, metode
fc.
oleh penguasaaan landasan pendidikan, kepribadian keguruan dan
kemampuan lainnya, maka guru itu di pridiksikan tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional.4
Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukanya sebagai orang
dewasa sebagai pengajar (orang yang mampu mendidik), pendidik dan
pegawai yang paling utama ialah kedudukannya sebagai pengajar dan
pendidik yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru ia
t
harus menunjukkan kelayakannya menurut harapan masyarakat, guru
sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan.5
Mengingat demikian pentingnya keberhasilan siswa dalam
pembelajaran, maka guru diharapkan untuk lebih profesional dalam
memotivasi siswa agar siswa berhasil dalam pembelajaran. Keberhasilan
siswa sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Disetiap kelas guru
mempunyai berbagai kendala yang dihadapi agar peserta didik didiknya
menjadi berhasil. Tapi sebagai seorang guru mempunyai kewajiban yang
sangat besar agar peserta didik menjadi berhasil dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga guru harus menata diri untuk menjadi guru yang
profesional dan bermutu.
Untuk mengetahui sejauh mana profesionalisme guru dalam
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran maka judul yang diangkat
penulis a d a la h :
4 Suparlan, op.cit, him. 90.
“PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP
KEBERHASILAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PAI
KELAS V DI SD NEGERI GIRIREJO 3 KECAMATAN NGABLAK
KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2009 ”
B. Penjelasan Istilah
Untuk memperjelas istilah judul tersebut penulis perlu memberi batasan
- batasan istilah supaya tidak terjadi salah tafsir terhadap judul tersebut.
Untuk itu sebagai istilah perlu dijelaskan sebagai b e rik u t:
( 1 ) Profesionalisme Guru
Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan supaya aspeknya baik
spiritual, emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.6
Perlu dibatasi lebih dahulu pengertian dan konsep profesi,
professional, dan profesionalisme secara umum agar tidak terjadi
kesimpang siuran dalam mengupas profesi kependidikan. Profesi
menunjukkan pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian,
tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap suatu pekerjaan.7 Profesional
menunjuk kepada dua hal, pertama orang yang menyandang profesi,
kedua penampilan seorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya.8
6 Suparlan.op.cit. him 12 7 ibid.hlm 16
Jadi profesionalisme guru merupakan pekeijaan atau jabatan
yang menuntut keahlian, tanggung jaw ab dan kesetiaan dalam proses
pembelajaran yang mencerdaskan peserta didik baik secara spiritual
emosional, intelektual, fisikal ataupun aspek-aspek yang lain.
Adapun indikatornya adalah :
a. Guru menguasai materi yang akan diajarkan.
b. Guru mempunyai teknik atau metode mengajar yang cocok agar
peserta didiknya berhasil dalam proses pembelajaran.
c. Guru menguasai kelas dan dapat menggunakan alat peraga.
d. Guru harus menyeimbangkan antara profesi dan peningkatan
mutu atau kualitas guru.
e. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
f. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
( 2 ) Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran PAI di kelas V.
Berhasil adalah suatu kesuksesan seseorang dalam mencapai
suatu target atau keinginan. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.9 Keberhasilan belajar
adalah kesuksesan atau percapaian target dalam proses pembelajaran
dimana melibatkan keprofesionalisme seorang guru yang kreatif.
Fungsi keberhasilan adalah :
1. Memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar.
2. Memberi rasa bangga siswa dalam hasil pembelajaran
3. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan yang lebih
baik.
4. Sebagai pengaruh artinya mengarahkan perbuatan kepada
pencapaian tujuan yang diinginkan
Adapun indikatornya a d a la h :
1. Siswa dapat menguasai materi pelajaran
2. Siswa merasa tenang dan senang dalam proses pembelajaran.
3. Siswa rajin masuk sekolah dan giat dalam belajar.
Dari judul diatas maka ada dua variable yang memerlukan
adanya bahasan y a itu :
1. Profesionalisme guru sebagai variable pertama
Guru Profesional dituntut untuk memiliki lima
kompetensi sebagai b e rik u t:
a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses
belajarnya. Ini berarti komitmen tertinggi guru adalah kepada
kepentingan siswa.
b. Guru menguasai secara mendalam bahan materi.
c. Guru bertanggung jaw ab memantau hasil belajar.
d. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya dan belajar dari pengalaman.
e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar
dalam lingkungan profesinya.10
2. Keberhasilan siswa sebagai variable kedua
Keberhasilan siswa sebagai variabel yang sangat penting
dalam proses belajar. Keberhasilan sangat dibutuhkan baik dari
pihak guru maupun peserta didik, karena merupakan tujuan utama
dalam proses pembelajaran selain sebagai kebutuhan, keberhasilan
juga dapat memotivasi siswa untuk rajin belajar dan merasa senang
dalam mengikuti pelajaran.
C . Pokok Permasalahan
Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimanakah Profesionalisme guru di SD Negeri Girirejo 3 dalam
bidang studi PAI di kelas V?
2. Bagaimanakah keberhasilan peserta didik di SD Negeri Girirejo 3 dalam
bidang studi PAI di kelas V?
3. Bagaimanakah pengaruh Profesionalisme guru terhadap keberhasilan
siswa dalam proses pembelajaran PAI di kelas V SD Negeri Girirejo 3 ?
D. Tujuan Penelitian Skripsi
Adapun yang menjadi tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai
b e rik u t:
1. Untuk mengetahui Profesionalisme guru di SD Negeri Girirejo 3 dalam
mata pelajaran PAI kelas V.
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik SD Negeri Girirejo
3 dalam mata pelajaran PAI kelas V.
3. Untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme guru terhadap keberhasilan
siswa dalam proses pembelajaran PAI kelas V di SD Negeri Girirejo 3.
E. Hipotesis
Sumadi Surya Brata mengatakan bahwa hipotesis adalah jaw aban
sementara terhadap masalah penelitian. Yang kebenarannya masih harus diuji
secara empiris.11 Hipotesis yang dapat dikemukakan sesuai dengan
permasalahan diatas adalah : “ Ada Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap
Keberhasilan Siswa dalam Proses Pembelajaran PAI kelas V di SD Negeri
Girirejo 3 “
F. Metode Penelitian Skripsi
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk melakukan
proses penelitian lebih lanjut. Adapun komponennya terdiri dari populasi,
sample, pengumpulan data dan Analisis data. Berikut ini penjabaran dari
keseluruhan komponen tersebut.
1. a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan aspek penelitian. Populasi ini adalah
keseluruhan siswa - siswa SD Negeri Girirejo 3 yang beijumlah 245
siswa,
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.12 13 Dalam
mengambil jum lah sample penelitian peneliti menunjuk pendapat
Suharsimi Arikunto sebagai berikut : Untuk sekedar ancer-ancer maka
apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga
penelitian merupakan penelitian populasi. Jika jum lah subyeknya besar
dapat diambil antara 10-15 % atau 25 % .14
Adapun sempel penulis mengambil dalam penelitian ini adalah 29
peserta didik yang berada di kelas V dan 1 Guru PAI yang ada di SD
Negeri Girirejo 3.
12 Suharsimi Arikunto, P rosedur P enelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Bina Aksara, 1983, him. 107.
2. Pengumpulan Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah dari
subyek dimana data dapat diperoleh sedangkan data adalah hasil dari
penelitian yang diperoleh melalui subyek penelitian.
Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan beberapa metode
yaitu sebagai b e rik u t:
a. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi ini penulis digunakan sebagai pelengkap
dalam pengumpulan data tentang bagaimana keadaan siswa dan guru
- guru di SD Negeri Girirejo 3 dalam proses pembelajaran. Dalam
rangka menerapkan metode ini hanya digunakan untuk
mengumpulkan data, yang berwujud surat-surat atau dokumentasi
jum lah siswa dan tenaga pengajar ataupun sarana yang tersedia.
b. Metode Angket
Metode angket atau disebut juga metode kuessioner Penulis
menggunakan metode ini untuk memperoleh data mengenai
profesionalisme guru dan data keberhasilan peserta didik dalam
pelajaran PAI di kelas V. Adapun caranya adalah dengan
menyebarkan angket terhadap peserta didik di SD Negeri Girirejo 3,
cara tersebut untuk mengetahui prfesionalisme guru dalam proses
c. Metode Tes
Melalui metode tes guru dapat mengevaluasi peserta didik dalam
memahami pelajaran PAI di SD Negeri Girirejo 3. Mengadakan
evaluasi meliputi dua langkah yaitu mengukur dan menilai.15
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran
(Pengukuran bersifat kuantitatif) sedangkan menilai adalah
mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik
buruk (Penilaian bersifat kualitatif)16
Penulis menggunakan metode tes untuk mengetahui keberhasilan
peserta didik dalam proses pembelajaran penulis mengadakan tes
tertulis agar dapat diketahui sampai dimana keberhasilan peserta
didik dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam proses
pembelajaran penulis menggunakan sistem skor, untuk skor 75 % -
100 % peserta didik dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran
sedangkan untuk skor 75 % ke bawah dikatakan tidak berhasil dalam
proses pembelajaran.
3. Analisis Data
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data yang telah diperoleh sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai y a itu :
15 Suharsini Arikunto, D asar — D asa E valuasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1995, him 3
a. Untuk mencapai tujuan nomor satu dan dua dengan menggunakan
b. Untuk menganalisis tujuan nomor tiga dengan menggunakan teknik
statistik dengan rumus korelasi product m o m en t:
‘XY - ________ N .£X Y - X X .£Y _____________
= Product dari profesionalisme guru
terhadap keberhasilan siswa.
= Nilai profesionalisme guru
= Nilai keberhasilan belajar PAI Kelas V
= Nilai profesionalisme guru dikuadratkan
Y2 = Nilai keberhasilan belajar PAI Kelas V
dikuadratkan.
N = Banyaknya Sampel.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah di dalam mempelajari dan memahami serta
mengetahui pokok bahasan skripsi ini, maka akan dideskripsikan dalam
sistematika yang terdiri dari lima bab, masing - masing bab memuat sub - sub
bab.
Adapun sistematika adalah sebagai berikut:
1 .Bagian muka yang memuat
Halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, daftar isi dan
daftar pengesahan.
2.Bagian isi yang memuat
BAB I Menggunakan alasan pemilihan judul, penjelasan istilah,
pokok permasalahan, tujuan penelitian skripsi, hipotesis,
metodologi penelitian skripsi dan sistematika penulisan
skripsi.
BAB II Landasan teori yang membahas mengenai pengertian
profesionalisme guru, karakteristik guru dan pentingnya
profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar,
serta keberhasilan peserta didik yang membahas tentang
BAB III
BAB IV
BABY
Usaha - usaha guru agar peserta didik dapat berhasil
dalam proses pembelajaran dan keterkaitan antara
profesionalisme guru dengan keberhasilan peserta didik.
Laporan hasil penelitian yang mengurai tentang
gambaran umum Sekolah Dasar Negeri Girirejo 3,
pembahasan mengenai data guru dan karyawan, data
murid juga hasil data hasil penelitian tentang keberadaan
guru berdasarkan profesionalisme guru dan data adanya
keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran
PAI di kelas V
Analisis dan hasil penelitian profesionalisme guru dan
data keberhasilan peserta didik dalam proses belajar
mengajar yaitu akan membahas analisis pendahuluan
(analisis pertama dan kedua) dan analisis lanjut.
LANDASAN TEORI
A.Profesionalisme Guru
1. Pengertian Profesionalisme
Perlu dibatasi lebih dahulu pengertian dan konsep profesi, professional,
profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi secara umum, agar tidak
teijadi kesimpang siuran dalam mengupas profesionalisme pendidikan .
Profesi adalah suatu jabatan atau pekeijaan yang menuntut keahlian
(expertise) dari para anggotanya artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang
orang yang tidak melatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan
pekeijaan itu.1 Profesi menurut Didi Atmadilaga dalam Encyclopedia o f social
sciences adalah wewenang praktek suatu kejuruan yang bersifat layanan pada
kemanusian secara intelektual spesifik yang sangat tinggi, yang didukung oleh
penguasaan pengetahuan keahlian serta seperangkat sikap dan ketrampilan
teknik, yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus, yang
penyelenggaranya dilimpahkan kepada lembaga pendidikan tinggi ... yang
bersama memberikan izin praktek atau penolakan praktek dan kelayakan praktek
dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang diawasi
langsung oleh pemerintah maupun asosiasi profesi yang bersangkutan.2
1 Djam’an Satori, dkk. Profesi Keguruan, Jakarta, UT, Cet 5, 2008, him 1.4
2 Didi Atmadilaga, Encyclopedia o f social sciences dalam Djam’an Satori, dkk.Ibid him 1.5
Profesional menunjukkan pada dua hal. Pertama, orang yang
menyandang suatu profesi, misalnya, “dia seorang professional”. Kedua,
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan
profesinya. Dalam pengertian yang kedua ini, istilah professional dikontraskan
dengan “nonprofesional” atau “amatiran”. Dalam kegiatan sehari-hari seseorang
professional melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya.
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi-strategi yang menggunakannya dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Profesionalitas, dipihak lain, mengacu kepada sikap para anggota profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
dalam rangka melakukan pekerjaannya. Jadi seorang profesional tidak akan mau
mengerjakan sesuatu yang memang bukan bidangnya.
Profesionalisasi, menunjuk kepada proses peningkatan kualifikasi
maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar
dalam penampilannya sebagai suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya
merupakan serangkaian proses pengembangan profesional (profesional
development), baik dilakukan melalui pendidikan atau latihan “pra jabatan”
maupun latihan dalam jabatan (inservise training). Oleh karena itu,
pernah berakhir (never ending), selama seseorang telah menyatakan dirinya
sebagai warga suatu profesi.
Menurut istilah guru berasal dari bahasa India yang artinya orang yang
mengajarkan tentang kelepasan dari sangsara’. Dalam tradisi agama Hindu, guru
dikenal sebagai Maharesi Guru yakni para pengajar yang bertugas untuk
menggembleng para calon biksu di bhinaya panti (tempat pendidikan bagi para
biksu). Dalam bahasa Arab guru dikenal dengan Al m u’alim atau Al Ustadz
yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis ta ’lim (tempat memperoleh
ilmu). Dengan demikian, Al m u’alim atau Al Ustadz, dalam hal ini juga
mempunyai pengertian orang yang mempunyai tugas untuk membangun aspek
spiritualitas manusia. Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang
yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam
semua aspeknya, baik spiritual dan emosi, intelektual, fisikal, maupun aspek
lainnya.
Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga
siswa dapat belajar dan atau mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya
secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta. Menurut Poerwadarminta (
1996:335), guru adalah orang yang keijanya mengajar. Menurut Zakiyah
Daradjat (1992:39), guru adalah pendidik professional karena guru telah
menerima dan mem ikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak.
21
Secara legal formal guru adalah seorang yang memperoleh surat keputusan
(SK), baik dari pemerintah atau swasta untuk melaksanakan tugasnya.22
Guru adalah orang yang mempunyai ilmu, orang yang akan mentranfer
ilmu atau pengetahuannya kepada orang lain. Dan disisi Allah orang yang
berilmu itu mempunyai kedudukan atau derajat yang tinggi, seperti firman Allah
SWT dalam surat An Nisaa’ : 162 sebagai berikut:
Yang artinya:
Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, orang-orang Itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.23
Guru memandang seorang guru sebagai jabatan yang khusus dan
mengenal pam eo:
a. Guru harus digugu dan ditiru
b. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.
Dalam pameo tersebut tersirat pandangan serta harapan tertentu dari
masyarakat terhadap guru. Dalam kedudukannya seperti itu sebenarnya guru
22 Ibid, him. 1.4
Dalam pameo tersebut tersirat pandangan serta harapan tertentu dari
masyarakat terhadap guru. Dalam kedudukannya seperti itu sebenarnya guru
tidak lagi dipandang hanya sebagai pengajar di kelas, namun darinya diharapkan
pula tampil juga sebagai pendidik bukan saja terhadap anak didiknya di kelas,
namun juga sebagai pendidik di masyarakat yang seyogyanya memberikan
teladan yang baik kepada seluruh masyarakat.24
Dari pendapat-pendapat tentang guru di atas maka dapat disimpulkan
bahwa guru adalah : seseorang yang mengajar, memberikan ilmu, membangun
aspek spiritualitas manusia, mencerdaskan kehidupan bangsa dalam segala
aspek, pendidik yang profesional yang bertugas sebagai fasilitator peserta didik
agar dapat belajar atau mengembangkan potensi dan kemampuan secara optimal
melalui lembaga pendidikan.
Guru merupakan faktor yang dominan dan penting dalam pendidikan
formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh
teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu guru
seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk
mengembangkan peserta didik secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya
secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai
berbagai hal terutama kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional.
Guru merupakan satu bidang profesi yang memiliki satu kesatuan peran
sekaligus sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih, yang saling kait
mengait. Satu peran tidak dapat dipisahkan dengan peran yang lain, yang
masing-masing memiliki sejumlah fungsi, yang dilaksanakan dalam tata
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Guru sebagai profesi dan
tenaga profesional hams memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang setara dengan
profesi lainnya. Dalam masyarakat paguyuban, guru tidak saja dikenal sebagai
tenaga profesi yang diakui secara formal, tetapi juga masuk dalam kelompok
tokoh pemimpin informal atau dikenal sebagai tokoh yang berpengaruh (opinion
leader). Setiap orang tua menginginkan anaknya bersekolah di sekolah yang
gurunya profesional.
Guru adalah panutan yang harus digugu dan ditim dan sebagai contoh
pula bagi kehidupan dan pribadi peserta didik. Dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu guru hams :
Ing ngarso sungtulodo
Ing madyo mangun Karso
Tut Wuri Handayani
Artinya bahwa guru haras menjadi contoh dan teladan, membangkitkan
motivasi belajar siswa serta mendorong atau memberikan motivasi dari
belakang. Mungkin dengan adanya itu maka guru mampu menjadikan siswa
berhasil dalam proses belajar mengajar.
2. Beberapa sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh guru profesional:
a. Fleksibel
Seorang guru adalah orang yang telah mempunyai pegangan hidup
telah mempunyai prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik dari
b. Bersikap terbuka
Seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka, baik untuk menerima
kedatangan siswa, untuk ditanya oleh siswa, untuk diminta bantuan
juga untuk mengoreksi diri sendiri.
c. Berdiri sendiri
Seorang guru adalah orang yang dewasa, ia telah sanggup berdiri
sendiri, baik secara intelektual, sosial maupun emosional.
d. Peka
Seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para
siswanya.
e. Tekun
Pekeijaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik di dalam
mempersiapkan, melaksanakan, menilai maupun menyempurnakan
pengajarannya.
f. Realistik.
Seorang guru hendaknya bisa berfikir dan berpandangan realistik,
artinya melihat kenyataan atau melihat apa adanya.
g.
Melihat ke depan.
Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi
kehidupan dimasa yang akan datang.
Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada para siswa.
i.
Ekspresif.
Belajar merupakan suatu tugas yang tidak ringan, menuntut semangat
dan disuasana yang menyenangkan.
j. Menerima diri.
Seorang guru selain bersikap realitas, ia ju g a harus seorang yang
mampu menerima keadaan dan kondisi dirinya.
3. Komponen kompetensi profesional
Untuk dapat melaksanakan peran dan tugas profesionalnya secara
optimal, kopentensi guru harus ditingkatkan terus menerus sepanjang hayat.
Guru harus terus belajar dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan ketrampilanya. Dengan kata lain, guru harus berusaha menjadi guru efektif (
efektife teacher). Guru yang berkualitas merupakan komponen dalam sekolah
efektif (efektife school).25
Standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau
dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan
bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional
sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang kehidupan. Dari pengertian
tersebut maka dapat kita ambil bahwa seorang guru mempunyai 7 k o m p o n e n
y a itu ;
a. Menyusun rencana pembelajaran.
b. Melaksanakan interaksi belajar mengajar.
c. Menilaian prestasi belajar peserta didik.
d. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta
didik.
e. Mengembangkan profesi.
f. Pemahaman wawasan kependidikan.
g. Penguasaan bahan kajian akademik.26
Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang ,
dimiliki seorang guru. Ada beberapa pandangan para ahli mengenai kompetensi
profesional. Menurut Cooper ada empat komponen kompetensi profesional
a. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
b. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
c. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman
sejawat dan bidang studi yang dibinanya.
d. Mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar.
Menurut Johnson (1980), komponen kompetensi profesionalnya adalah :
a. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri dari penguasaan bahan yang
harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari
bahan yang diajarkan itu.
b. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan w a w a s a n
kependidikan dan keg uruan.
c. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan pembelajaran
siswa. 27 28 29
M enurut Depdikbud ( 1980 ), komponen kompetensi profesionalnya adalah :
a. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar
keilmuannya.
b. Pengelola program belajar mengajar.
c. Pengelolaan kelas.
d. Penggunaan media dan sumber pembelajaran.
e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
f. Pengelolaan interaksi belajar mengajar.
g. Penilaian prestasi siswa.
h. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
i. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.
j. Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian
pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.
Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah
penguasaan bahan bidang studi. Menurut wijaya (1982) kompetensi seorang
guru adalah kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, menyitesiskan, dan mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian
29 yang diajarkannya.
Guru yang profesional menurut Dedi Supriyadi yaitu dituntut untuk
memiliki lima kompetensi sebagai b e rik u t:
a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini
berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan
siswa.
b. Guru menguasai secara mendalam bahan atau materi pelajaran yang
diajarkannya serta mengajarkannya kepada para siswa. Bagi guru hal
ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
c. Guru bertanggimgjawab memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa
sampai tes hasil belajar.
d. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan
belajar dari pengalamannya.
e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.30
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru harus mempunyai kemampuan -
kemampuan sebagai b e rik u t:
a. Menguasai bidang studi
b. Mengelola program belajar mengajar
c. Mengelola kelas.
d. Mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar.
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
f. Mampu menilai prestasi belajara mengajar.
g. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program
pendidikan disekolah.
h. Menguasai metode berfikir.
i. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi professional.
j. Terampil memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
k. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.
l. Mampu memahami karakteristik peserta didik.
m. M ampu menyelenggarakan adaministrasi sekolah.
n. Memiliki wawasan tentang inovasi pendidik.
o. Berani mengambil keputusan .
p. Memahami kurikulum dan perkembangannya.
q. Marnapu bekerja secara terencana dan terprogram.
r. Mampu menggunakan waktu secara tepat. 4
4. Posisi guru profesional
Dalam rangka proses peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah
diperlukan guru, baik secara individual maupun kolaboratif untuk melakukan
suatu, yang mengubah “ status quo “ agar pendidikan dan pembelajaran menjadi
lebih berkualitas. Sebenarnya menuju pendidikan dan pembelajaran yang
berkualitas tidak bergantung kepada satu komponen saja misalnya guru,
berupa program kegiatan pembelajaran, murid, sarana dan prasarana
pembelajaran, dana, lingkungan masyarakat, dan kepemimpinan kepala sekolah.
Semua komponen dalam sistem pembelajaran tersebut sangat penting dan
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan institusional.31 *
5. Peran dan Fungsi Guru
Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan,
antara kemampuan mendidik, kemampuan membimbing, kemampuan mengajar
dan kemampuan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan
kemampuan integrative, antara yang satu dengan yang lain tidak dapat
dipisahkan. Seseorang yang dapat mendidik, tetapi tidak memiliki kemampuan
membimbing, mengajar dan melatih, ia tidak dapat disebut sebagai guru yang
puripuma. Guru paripurna adalah guru yang memiliki kemampuan mendidik,
* 12
membimbing, mengajar dan melatih.
Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan yang
memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa.
Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang
disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditranfer kepada siswa. Sebagai
pembimbing, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk dapat membimbing
siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat mengesampingkan
faktor-faktor internal dan faktor eksternal yang akan mengganggu proses
pembelajaran, baik di dalam dan di luar sekolah. Dan sebagai pelatih, guru perlu
31 Ibrahim Bafadal, Peningkatan P rofesional Guru Sekolah Dasar, PT Bumi Aksara, cet I, 2003,Him 3
memberikan sebanyak mungkin kesempatan pada siswa untuk dapat
menerapkan konsepsi atau teori kedalam praktik yang akan digunakan langsung
dalam kehidupan. Dari sisi lain, guru sering dicitrakan memiliki peran ganda
yang dikenal sebagai EMASLIMDEF (Edukator, Manager, Administrator,
Supervisor, Leader, Inovator, Motivator, Dinamisator, Evaluator, dan
Fasilitator).33
Untuk mengembangkan kreatifitas guru dalam proses belajar mengajar
maka guru juga harus mempunyai beberapa metode agar keadaan kelas bisa
hidup dan mempunyai fariasi dalam proses pembelajaran. Selain bertujuan
untuk kreatifitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode maka
akan membentuk semangat atau motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar
sehingga akan lebih mudah mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.
6. Proses peningkatan kemampuan profesional guru dapat ditempuh
dengan ca ra :
a. Supervisi pendidikan.
b. Program sertifikasi.
c. Program tugas belajar.
d. Gugus sekolah dasar.34
33 Ibid, him 29
B.Keberhasilan
Mutu pendidikan sedikit banyak tergantung pada keadaan gurunya,
guru adalah penentu keberhasialan belajar disamping alat, fasilitas, sarana, dan
kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat.
Dalam peningkatkan kemampuan profesionalisme guru akan sangat
berpengaruh pada keberhasilan siswa, karena semakin profesional seorang guru
maka semakin tinggi kemungkinan seorang siswa untuk berhasil dalam proses
belajar mengajar. Peningkatan kemampuan profesionalisme guru diartikan
sebagai upaya membantu guru yang belum matang menjadi matang, yang tidak
mampu mengelola sendiri menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum
memenuhi kualifikasi menjadi memenuhi kualifikasi, yang belum terakriditasi
menjadi terakreditasi.
Salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan
rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melihat sejauh mana
taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar untuk melihat sejauh mana taraf
keberhasilan mengajar guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan
dapat dipercaya (reliable), kita memerlukan informasi yang didukung oleh
obyektif dan memadai tentang indikator-indikator perubahan perilaku dan
pribadi peserta didik. Karena itu kita biasanya berusaha mengambil cuplikan
saja yang diharapkan mencerminkan keseluruhan perubahan perilaku itu.
Dengan demikian teranglah sejauh mana kecermatan evaluasi atas taraf
ketepatan, kepercayaan, keobyektifan, dan kerepresentatifan informasi yang
didukung oleh data yang diperoleh.35
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yaitu tindakan
atau proses untuk menentukan nilai sesuatu, atau dapat diartikan sebagai
tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan pendidikan.36 Evaluasi adalah penilaian tentang sesuatau
aspek yang dihubungkan dengan situasi aspek lainnya sehingga diperoleh suatu
gambaran yang menyeluruh yang ditinjau dari berbagai segi. Evaluasi diartikan
sebagai proses penilaian tentang keberhasilan tujuan-tujuan pendidikan yang
dapat dicapai.37 Dengan demikian inti penilaian adalah proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
1. Fungsi evaluasi adalah sebagai beikut:
a. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional secara
komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah
laku.
b. Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana
segi-segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-
segi yang merugikan sebanyak mungkin dihindari.
c. Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengukur proses belajar
mengajar; bagi peserta didik berguna untuk mengetahaui bahan
pelajaran yang diberikan dan dikuasainya dan bagi masyarakat untuk
mengetahui berhasil dan tidaknya program-program yang
dilaksanakan.
d. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program
remidial bagi murid.
e. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.
f. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
g. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-
kesuliatan belajar.
Hasil belajar di dalam kelas dapat diterapkan kedalam situasi-situasi
diluar sekolah . Dengan kata lain, murid dapat dikatakan berhasil belajar apabila
ia dapat mentranferkan hasil belajarnya kedalam situasi-situasi yang
sesungguhnya di dalam masyarakat. Tentang transfer hasil belajar, kita setidak-
tidaknya akan menemukan tiga teori, y a itu ;
a. Teori disiplin formal
Teori ini menyataka bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi,
dsb. dapat diperkuat melalui latihan-latihan akademis.
b. Teori unsur-unsur yang identik
Tranfer teijadi apabila diantara dua situasi atau dua kegiatan terdapat
upspi’-unsur yang bersama (identik). *
c. Teori generalisasi
Teori ini merupakan refisi terhadap teori unsur-unsur yang identik.
Teori generalisasi menekankan kompleksitas apa yang dipelajari.
Internalisasi pengertian-pengertian, ketrampilan, sikap-sikap, dan
apresiasi dapat mempengaruhi kelakuan seseorang. Belajar itu
berhasil bila disadari telah ditemukan clue atau hubungan diantara
unsur-unsur masalah itu sehingga diperoleh insight atau wawasan.
Insigh dapat timbul tiba-tiba, dapat pula secara berangsur-angsur atau
dengan susah payah.39 40
Evaluasi merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar karena
dengan evaluasi dapat ditentukan tingkat keberhasilan suatu program, sekaligus
juga dapat diukur hasil-hasil yang dicapai oleh suatu program. Mengingat
pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas pendidikan, maka upaya
merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya memperhatikan beberapa
prinsip dan prosedur penilaian.
2. Prinsip- prinsip penilaiannya antara lain :
a. Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa
sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilai,
dan interprestasi hasil penilaian.
b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dan proses
belajar mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada
setiap saat proses belajar mengajar.
c. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian
menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya.
Penilaian harus menggunakan alat penilaian dan sifatnya komprehensif
(abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek
afektif dan psikomotoriknya.)
d. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindaklanjutnya.41
3. Pengaruh motivasi dalam belajar
Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar bukan hanya
ditentukan oleh kemampuan intelektual, tetapi oleh segi-segi afektif terutama
motivasi. Dalam membangkitkan motivasi belajar para siswa guru perlu
memperhatikan beberapa hal yaitu :
a. Lebih banyak memberikan penghargaan atau pujian daripada
hukuman, sebab siswa lebih termotivasi oleh hal-hal yang
menimbulkan oleh rasa senang daripada rasa sakit.
b. Terhadap pekeijaan-pekerjaan siswa sebaiknya guru memberikan
komentar tertulis, dan jangan hanya komentar lisan.
c. Pendapat dari teman-teman sekelas lebih memberikan motivasi yang
kuat daripada hanya pendapat dari guru.
d. Strategi atau metode mengajar yang sesuai dengan minat siswa akan
lebih membangkitkan motivasi belajar.
e. Penggunaan metode dan strategi mengajar yang bervariasi dapat
membangkitkan motivasi belajar.
f. Kegiatan belajar yang banyak memberikan tantangan, lebih
mengaktifkan dan memberikan dorongan belajar.42
4. Indikator yang mempengaruhi keberhasilan
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa
suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah :
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau TIK telah
dicapai siswa baik individu maupun klasikal, namun yang banyak
dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya
serap siswa terhadap pelajaran.
5. Penilaian keberhasilan
Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan mengefaluasi
tingkat keberhasilan dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai
berikut ;
a. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur suatu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil
tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
bahan tertentu dalam waktu tertentu.
42 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,Bandung,
b. Tes Submatif
Tes mi dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu
semester atau dua tahun pelajaran, tes ini bertujuan untuk menetapkan
tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode
belajar tertentu. Hasil tes ini digunakan untuk kenaikan kelas,
menyusun rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah.
c. Tes penempatan
Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang
tepat, yang sesuai dengan tingkat kemampuan lain yang dimiliknya
maka dilaksanakan tes penempatan.
d. Tes diagnostik
Untuk mengetahui latar belakang siswa yang mengalami
kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam
memecahkan kesulitan.43
6. Tingkat keberhasilan
Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa
terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk
mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan
sebagai berikut:
a. Istimewa atau maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang
diajarkan itu dapat dikuasai siswa,
b. Baik sekali atau o p tim a l: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.
c. Baik atau m in im al: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75%
s/d 84% dikuasai siswa.
d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75%
dikuasai siswa. Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil beljar
siswa atau unjuk keija siswa.44
7. Program perbaikan
Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat digunakan dalam berbagai
usaha antara lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Ada
dua point yang dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar.
1. Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar
mencapai tingakat keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka
dapat dilanjutkan keproses belajar untuk pokok bahasan yang baru.
2. Apabila 75 % anak didik kurang (di bawah taraf minimal) dalam
mencapai tingkat keberhasilan, maka proses belajar mengajar
berikutnya adalah perbaikan, pengukuran tentang tingkatan
keberhasilan proses mengajar sangat penting karena itu pengukuran
harus betul-betul:
Sahih ?(valid)
Andal (reliable) dan
44 Roestiyah N K, S trategi B elajar M engajar, Jakarta, Rhineka Cipta, cet 7, 2008 him.
Lugas (objective)
Hal ini dapat tercapai apabila alat ukurnya disusun berdasarkan kaidah,
aturan, hukum atau ketentuan penyusunan tes.
Pengajaran perbaikan mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Mengulang pokok bahasan seluruhnya
Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendakm dikuasai
Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama
Memberi tugas-tugas khusus.45
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah:
1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan
menentukan kepastian dari peijalanan proses belajar mengajar guru
diwajibkan untuk merumuskan tujuan pembelajarannya agar dapat
tercapai sasaran dalam setiap kegiatan belajar mengajar, dan
dirumuskan dalam TIK (Tujuan Intruksional Khusus) sedangkan
TIU (Tujuan Intruksional Umum) yang sudah tersedia didalam
GBPP. TIK harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi
syarat-syarat tertentu yaitu:
- Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai.
- Membatasi dalam keadaan dimana perubahan perilaku
diharapkan dapat teijadi (kondisi perilaku)
- Menyatakan kriteria perubahan perilaku spesifik, artinya
menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat
diterima sebagai hasil,yang dicapai.46
2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik disekolah dan orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Guru dapat menjadikan
anak didik menjadi orang yang cerdas. Ada beberapa aspek yang
menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar yaitu :
- Kepribadian
Hal ini akan mempengaruhi kepemimpinan yang harus
guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas di dalam kelas.
- Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didik
sebagai mahluk individual dengan yang memiliki pandangan anak
didik sebagai mahluk sosial akan berbeda. Karena prosesnya
berbeda, hasil proses belajarnya pun akan berbeda.
- Latar belakang pengalaman guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan
lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena
ia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pendukung
pengapdiannya. Tingkat kesulitan yang ditemukan guru semakin
berkurang pada aspek tertentu seiring dengan bertambahnya
pengalamannya.
3. Anak didik
Adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang
tuanya mempercayakan guru untuk mendidik mereka agar menjadi
orang yang berilmu pengetahuan dikemudian hari.
Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar
mengajar adalah :
Psikolagis anak didik
- Biologis anak didik
- Intelektual anak didik
- Kesenangan terhadap pelajaran
Angka - angka di raport menunjukkan bukti nyata dari
keberhasilan belajar mengajar. Hal ini sebagai bukti bahwa tingkat
penguasaan anak terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru,
karena itu dikenalah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa),
optimal ( baik sekali), minimal (baik), dan kurang untuk setiap bahan
yang dikuasai anak didik.
4. Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi
perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Gaya
mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.
Ada tiga aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk
keberhasilan belajar mengajar y a itu :
1. Gaya mengajar guru
2. Pendekatan guru
3. Strategi penggunaan metode
5. Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam
kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan
ulangan. Bahan pelajaran biasanya sudah dikemas dalam bentuk
buku paket. Ada waktu yang harus ditempuh dalam menyelesaikan
buku paket tersebut misalnya satu semester, dan kemudian guru akan
membuat item-item soal evaluasi dengan perencanaan yang
sistematis dan dengan penggunaan alat evaluasi.
Alat evaluasi yang umum digunakan adalah ;
- Benar - Salah (true-false)
- Pilihan ganda (multiple choice)
- Menjodohkan ( Matching)
- Melengkapi (completion) dan
Essay47
47
Masing - masing alat evaluasi itu mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan , oleh sebab itu guru sudah
menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi. Benar salah dan pilihan
ganda adalah bagian dari tes obyektif artinya objektif dalam hal
pengngoreksian tapi belum tentu objektif dalam jawaban yang
dilakukan anak didik, karena sifat alatnya ini mengharuskan anak
didik memilih jawaban yang sudah disediakan dan tidak ada
alternatif lain di luar alternatif itu, maka bila anak didik tidak bisa
menjawab dia cenderung melakukan tindakan spekulasi,
pengambilan sikap untung-untungan dari pada tidak di isi.
Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat
menampung hampir semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari
oleh anak didik dalam satu semester. Kelemahannya terletak pada
penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran bersifat semua atau
samar-samar. Alat tes dalam bentuk Essay dapat mengurangi sikap
dan tindakan spekulasi pada anak didik sebab alat tes ini hanya dapat
dijawab bila anak didik betul-betul menguasai bahan pelajaran
dengan baik.
Untuk tes objektif mempunyai rumus penilaian masing-masing,
jadi kesanalah rujukan standar penilaian itu, bukan membuat rumus
penilaian yang cenderung mendatangkan sikap dan tindakan
Berbagai permasalahan yang telah diuuraikan tersebut
mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Bila alat tes itu tidak
valid dan tidak variabel, maka tidak dapat dipercaya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar.48
6. Suasana Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu dalam suasana
evaluasi adalah:
a. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas
b. Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing
c. Besar sedikitnya anak didik dalam kelas
d. Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik selama evaluasi
tersebut.
C. Siswa Dalam Proses Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan.49 Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan
proses belajar mengajar, guru menempati kedudukan sebagai figur sentral.
Ditangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian
tujuan belajar mengajar di sekolah, serta pada tangan mereka pulalah