KEUANGAN DESA
KEUANGAN DESA
(SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA &
(SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA &
TEKNIK ALOKASI
TEKNIK ALOKASI DANA DESA) DANA DESA)
IPDN-KEMDAGRI
Biodata Narasumber
Biodata Narasumber
• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
• Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
• NIP : 19770304 1995 11 1 001
• Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
• Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
• Instansi : Kampus IPDN Jatinangor
• Alamat : Komp. Singgasana Pradana
Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
I. TATARAN FILOSOFIS
I. TATARAN FILOSOFIS
1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah ?
a. Untuk menciptakan “Law
and Order” (ketentraman dan ketertiban)
b. Untuk menciptakan
“welfare” (Kesejahteraan)
2. Perlu Tata Pemerintahan Yang baik (Good Governance)
Berbasis pada
06/08/19
KEYAKINAN DASAR:
KEYAKINAN DASAR:
1. PERCAYA PADA PEMERINTAH
2. PERCAYA BAHWA MASYARAKAT BERADAB TIDAK
AKAN BERFUNGSI DENGAN EFEKTIF TANPA PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF
3. YAKIN BAHWA YANG MENJADI MASALAH
BUKANLAH ORANG YANG BEKERJA DALAM
PEMERINTAHAN, MELAINKAN SISTEM TEMPAT MEREKA BEKERJA.
4. PERCAYA DENGAN KEADILAN - DALAM
KESEMPATAN YANG SAMA BAGI SEMUA ORANG
PERBANDINGAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI
PERBANDINGAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI
(IPK) NEGARA-NEGARA ASIA PASIFIK
(IPK) NEGARA-NEGARA ASIA PASIFIK
(163 Negara)
(163 Negara)
No.
Negara
Peringkat
1.
Singapura
5
2.
Hongkong
15
3. Malaysia
44
4.
Thailand
63
5.
Filipina
121
ORIENTASI PEMBANGUNAN NASIONAL
ORIENTASI PEMBANGUNAN NASIONAL
DI INDONESIA
DI INDONESIA
Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya
Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pemberdayaan Masyarakat dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia
Manusia
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
Memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya
Menggali potensi yang ada dalam masyarakat
Tuntutan dalam Pemeliharaan dan Peningkatan
Tuntutan dalam Pemeliharaan dan Peningkatan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Kualitas Sumber Daya Manusia
Dalam konsep makro ada 3 tuntutan utama yang mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia:
1. Kesehatan dalam arti luas, baik kesehatan medis maupun kesehatan lingkungan, termasuk kesehatan yang menyangkut pangan, sandang dan papan
2. Pendidikan yang menyangkut tingkat, macam dan kesesuaian
pendidikan, yang mempengaruhi kemampuan nalar dan wawasan berpikir serta pemahaman terhadap perkembangan
3. Pendapatan atau penghasilan yang mencukupi kehidupan dari
HUMAN DEVELOPMENT INDEX
HUMAN DEVELOPMENT INDEX
TAHUN 1996
TAHUN 1996
NEGARA PERINGKAT
Kanada 1
Amerika Serikat 2
Jepang 3
Belanda 4
Norwegia 5
Singapura 34
Brunai Darusalam 36
Thailand 52
Malaysia 53
Filipina 95
PENGUKURAN HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI)
PENGUKURAN HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI)
– INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
– INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
1. KESEHATAN:
a. Angka Harapan Hidup b. Angka Kematian Bayi
2. PENDIDIKAN:
a. Literacy (Angka Melek Huruf): 2/3 b. Enrolment Ratio (SD, SLP, SLA): 1/3
3. DAYA BELI PENDAPATAN PURCHASING POWER PARITY (PPP):
Angka Kematian Bayi Perseribu
Angka Kematian Bayi Perseribu
Negara-Negara Maju, tahun 1992 18
Amerika Serikat, tahun 1960 26
Indonesia, tahun 1992
70
hampir 4 kali lipat negara maju
Prediksi Indonesia tahun 2015 – 2020 berdasarkan
angka Sensus tahun 2000
28
masih jauh di atas rata-rata negara
Indikator Kesehatan ASEAN
Indikator Kesehatan ASEAN
Tahun 2001
Tahun 2001
Negara Perkiraan Hidup (Th) Rasio Dokter & Penduduk
Singapura 78 1 : 714
Brunai Darusalam 76 1 : 1.133
Malaysia 73 1 : 1.477
Thailand 71 1 : 4.361
Filipina 69 1 : 5.121
Rata-Rata Income Per Kapita
Rata-Rata Income Per Kapita
ASEAN
ASEAN
Tahun 2001
Tahun 2001
N e g a r a Income Per Kapita
Singapura US $ 24.664
Brunai Darusalam US $ 20.400
Malaysia US $ 3.431
Thailand US $ 1.984
Filipina US $ 1.035
NEGARA RANKING
1. Singapura 25
2. Brunei Darussalam 33
3. Malaysia 61
4. Thailand 73
5. Filipina 84
6. Vietnam 108
7. INDONESIA 110
8. Maynmar 129
9. Kamboja 130
10. Laos 133
Human Development Index
Human Development Index
ASEAN Tahun 2003
TINGKAT KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN PENDIDIKAN PENDAPATAN
Perluasan penyediaan fasilitas kesehatan
Peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan
Penyediaan dan perluasan kesempatan kerja
REALISASI ANGGARAN NEGARA
REALISASI ANGGARAN NEGARA
UNTUK PENDIDIKAN DI
UNTUK PENDIDIKAN DI
INDONESIA
INDONESIA
@ Sebesar 4,4 % dari APBN Tahun 2004
@ Sebesar 6 % dari APBN Tahun 2005
@ Sebesar 9,6 % dari APBN Tahun 2006
Dekonsentrasi
Pemerintah Pusat
Desentralisasi
Delegasi
Privatisasi
PEMERINTAH ADMINISTRATIF /
WILAYAH
• KANWIL/KANDEP • KEPALA
WILAYAH
• DLL
• SWASTA MURNI
• BOT (Built Operate Transfer) • BOO (……… Own) • BTO (Built Transfer operate) • DLL
DAERAH OTONOM PROPINSI KABUPATEN/KOTA
C.KALI MANT AN IRIAN JAYA MALUKU UTARA E.NUSA TENGGARA W.NUSA TENGGARA BALI E.JAVA C.JAVA W.JAVA
DI YOGYAKARTA & Jawa Tengah SE.SULAWESI C.SULAWESI N.SULAWES I JAMBI RIAU BENGK ULU W .SUM AT RA DI ACEH E.KALI MANT AN W.KALIMA NTAN PAPUA S.KALIMANTAN S.SULAWESI C.KALI MANT AN W.JAVA RIAU LAMPUNG S.SUMATR A JAMBI N.SUMATRA
Decentralization in Indonesia
Decentralization in Indonesia;; Problem and Challenges
Problem and Challenges
Ciamis
Tasikmalaya
Tsunami & Gempa di Nias Tsunami &
Gempa di Aceh
Banjir Bandang Sulawesi 8 Kab/ Kota
Banjir Bandang
MALUKU
BOVEN DIGOEL IRIAN JAYA BARAT
Mandailing Natal Banjir Bandang
+ 650 Jiwa
C.KALI MANT AN IRIAN JAYA MALUKU UTARA E.NUSA TENGGARA W.NUSA TENGGARA BALI E.JAVA C.JAVA W.JAVA
DI YOGYAKARTA & Jawa Tengah SE.SULAWESI C.SULAWESI N.SULAWES I JAMBI RIAU BENGK ULU W .SUM AT RA DI ACEH E.KALI MANT AN W.KALIMA NTAN PAPUA S.KALIMANTAN S.SULAWESI C.KALI MANT AN W.JAVA RIAU LAMPUNG S.SUMATR A JAMBI N.SUMATRA
Decentralization in Indonesia
Decentralization in Indonesia;; Problem and Challenges
Problem and Challenges
Ciamis
Tasikmalaya
Tsunami & Gempa di Nias Tsunami &
Gempa di Aceh
Banjir Bandang Sulawesi 8 Kab/ Kota
Banjir Bandang
MALUKU
BOVEN DIGOEL IRIAN JAYA BARAT
Mandailing Natal Banjir Bandang
+ 650 Jiwa
BENCANA BULAN MEI 2007
REINVENTING GOVERNMENT :
REINVENTING GOVERNMENT :
How The Entrepreneurial Spirit is
How The Entrepreneurial Spirit is
Transforming The Public Sektor
Transforming The Public Sektor
Entrepreneurship (Kewirausahaan) : Kemampuan yang
kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian
termasuk keberanian untuk mengambil resiko usaha
dan
meminimalisasi
resiko
tersebut
menjadi
keuntungan;
Jiwa Entrepreneurship (Kewirausahaan) : Jiwa dimana
individu atau kelompok dalam organisasi dapat
mengelola sumber-sumber yang berupa kesempatan,
tantangan menjadi hasil.
Enterpreneur menciptakan sesuatu yang baru, mereka tidak
Asas-Asas Entrepreneurship (Kewirausahaan)
Kemampuan Berpikir (Pinter,
Cerdas)
Kreatif dan Inovatif)
Bekerja secara teliti dan tepat
How The Entrepreneurial Spirit is
How The Entrepreneurial Spirit is
Transforming The Public Sektor
Transforming The Public Sektor
Mata Orang Lama :
Mata Persepsi Mata duga-dugaMata Analisis : Mata Wirausaha : Mata Visi
Melihat yang kasat mata “Here and Now
(yang terlihat disini, sekarang). Terbelenggu oleh tradisi “Melihat dengan berbagai pertimbangan” Terbelenggu dengan kemungkinan-kemungkinan (Probability) “Melihat masa depan sebagai sesuatu yang bisa menjadi kenyataan
(The beauty of tomorrow) Segala
Sifat Kepemimpinan Pemerintahan
Sifat Kepemimpinan Pemerintahan
No.
Uraian
Pinter
(Kreatif &
Inovatif)
Prilaku
Dampak
1.
Sifat Pemimpin
+
+
Membawa
Kemajuan
2.
Sifat Pemimpin
-
+
Stres
3.
Sifat Pemimpin
+
-
Bahaya
(merugikan
Masyarakat)
4.
Sifat Pemimpin
-
-
Sangat
PERUBAHAN MENUNTUT
PERUBAHAN MENUNTUT
LIMA (5) HAL SEKALIGUS (R. Kasali) :
LIMA (5) HAL SEKALIGUS (R. Kasali) :
1)
Visi tentang masa depan (
vision
);
2)
Keterampilan (
skill
) untuk mampu melakukan
tuntutan-tuntutan baru, ketrampilan ini harus terus
dipelihara, ditumbuhkan dan dikembangkan
3)
Insentif
yang memadai, baik langsung maupun
4)
Sumberdaya (
resources
) yang memudahkan ruang
gerak dan pertumbuhan;
Tanpa Visi
Tanpa Visi
Kalau sebuah organisasi tidak
memiliki pemimpin dengan visi yang kuat, orang hanya dipacu untuk bekerja dan bekerja, bergerak merespon semua yang ada
Pada sebuah organisasi yang
kacau tidak ada kesatuan pikiran dan kesatuan tindakan, dengan kata lain pancaran energi tidak terfokus dan masing-masing komponen bergerak sendiri-sendiri.
Yang ada hanyalah sebuah
Tanpa Ketrampilan
Tanpa Ketrampilan
Organisasi yang tidak
didukung dengan
ketrampilan yang
memadai perubahan
yang muncul
kecemasan-kecemasan
(stres, rumor/gosip,
Tanpa Insentives
Tanpa Insentives
Organisasi yang
tidak didukung
Tanpa Sumberdaya (Resources)
Tanpa Sumberdaya (Resources)
Organisasi yang
tidak didukung
dengan Sumberdaya
yang memadai
Tanpa Action Plan
Tanpa Action Plan
Organisasi yang tidak
didukung rencana : 1)
rencana strategis yang
berisi arah dan tujuan
dalam jangka panjang
serta 2). Rencana
Tindak yang berisi
waktu, sasaran,
KUNCI KEBERHASILAN
KUNCI KEBERHASILAN
Adanya kepemimpinan visioner yang mampu menawarkan gagasan baru dan konsisten mengawal perubahan yang telah direncanakan.
Adanya dukungan yang kuat dari birokrasi untuk sama-sama berubah. Harus pula adanya keyakinan bahwa perubahan yang terjadi akan menguntungkan semua pihak.
Pada dasarnya orang tidak suka perubahan, sehingga mereka mempunyai daya tolak terhadap perubahan. Semakin besar perubahan mengganggu kepentingannya, maka semakin besar daya tolaknya terhadap perubahan.
• Modal Intelektual : materi intelektual – pengetahuan, informasi, hak milik
intelektual, pengalaman – yang dapat digunakan untuk menciptakan
kekayaan (Stewart, 1998 : X).
• Modal sosial adalah : kekayaan suatu komunitas berupa nilai-nilai, norma-norma yang
digunakan untuk menjaga keutuhan dan mendorong kemajuan
komunitas bersangkutan. Modal sosial yang paling penting adalah : KEPERCAYAAN (Francis Fukuyama, 2002).
“Kepercayaan adalah harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran dan perilaku kooperatif
yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama oleh anggota-anggota komunitas itu”.
S I N G K O N G Daun Batang Umbi Farmasi Pakan Ternak Pangan Manusia Kulit Daging Charcoal Briquet Kreasi/Bunga kering Papan Partikel Keripik Pakar Ternak Hasil Olahan Tape Ketela Gaplek Pati Fermentasi Etanol Tepung Tape Pangan pangan Tepung Singkong Pellet/Pakan Ternak Tepung Tapioka Pearl/Flakes Gula Pati Modifikasi Teknologi Baru Protein (Protein Sel Tunggal) Alkohol/ Etanol Roti Casabe Meal Farina Milk Makanan
Pembangunan Ekonomi Berbasis Pedesaan
Pembangunan Ekonomi Berbasis Pedesaan
One Village One Product
A.LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara republik berbentuk kesatuan
(unitaris) yang berkedaulatan rakyat.
Dilihat secara hierarkhis, sistem pemerintahan di
Indonesia terdiri dari :
- Sistem Pemerintahan Nasional
- Subsistem Pemerintahan Propinsi
- Sub-subsistem Pemerintahan Kabupaten/Kota - Sub-sub-subsistem Pemerintahan Desa.
# Dilhat secara fungsional sistem pemerintahan di Indonesia terdiri dari komponen : Input, proses,
Sistem dilihat secara hirarkhis :
SISTEM PEMERINTAHAN NASIONAL
Sub sistem Pem Prop.
Sss
Pem K/K
Pasal 206 & Pasal 7
Pasal 206 & Pasal 7
UU 32 / PP 72
UU 32 / PP 72
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup
Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal -
usul desa;
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/
kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;
Tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi,
dan/atau pemerintah kabupaten/kota (disertai 3 P …. Pasal
(207);
Urusan pemerintahan lainnya yang oleh perpu diserahkan
1. Urusan Pemerintahan yg sudah
ada berdsrkan hak asal-usul Desa;
2. Urusan Pemerintahan yg menjadi
kewenangan Kab/ Kota yg diserahkan pengaturannya kpd Desa;
3. Tugas pembantuan dr Pemerintah,
Pemerintah Prov, & Pemerintah Kab/Kota;
4. Urusan Pmthn lainnya yg oleh
Prtrn per-UU-an diserahkan kpd Desa
URUSAN PEMERINTAHAN YG MENJD KEWENANGAN DESA
LKM D
P K K
R W R T
KT
PELAKSANA KEBIJAKAN DESA
PELAKSANA KEBIJAKAN DESA
PERUBAHAN KEBIJAKAN MENGENAI TUGAS
PERUBAHAN KEBIJAKAN MENGENAI TUGAS
PEMBANTUAN MENURUT UU 32/2004
PEMBANTUAN MENURUT UU 32/2004
Secara konstitusional, asas tugas pembantuan merupakan salah
satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah (lihat pasal 18A UUD 1945 Amandemen).
Menurut pasal 1 butir 9 UU Nomor 32/2004 yang dimaksud
dengan Tugas Pembantuan adalah : Penugasan dari
Pemerintah kepada Daerah dan/atau Desa, dari Pemerintah Kabupaten kepada Kabupaten/Kota dan /atau Desa, serta dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
* Pasal 2 ayat (2) UU 32/2004 antara lain menyebutkan bahwa : “Pemerintahan Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas
1. Desentralisasi
(Desentralisasi Politik/ Ketatanegaraan)
a. Transfer Kewenangan
b. Kewenangan Sepenuhnya milik Daerah;
c. Diberikan dana yang dialokasikan secara terpisah
maupun sumber-sumber dana
d. Personil pelaksana adalah dari institusi penerima
transfer kewenangan
2. Dekonsentrasi
(Desentralisasi Administrasi)
a. Delegasi Kewenangan
b. Kewenangan tetap melekat pada institusi/pejabat
pemberi delegasi kewenangan
c. Disediakan dana dari institusi pemberi tugas
d. Personil pelaksana adalah dari institusi pemberi tugas
3. Tugas Pembantuan a. Bukan transfer kewenangan maupun pelimpahan
kewenangan, melainkan pemberian tugas pembantuan pelaksanaan tugas yang bersifat operasional;
b. Kewenangan tetap melekat pada institusi pemberi
tugas
c. Disediakan dana, sarana dan prasarana serta personil
yang diperlukan
d. Personil pelaksana sebagian besar adalah berasal dari
institusi penerimatugas
PUSAT
Propinsi
KABUPATEN/ KOTA
Keuangan Negara Keuangan Daerah Keuangan Desa
1. UUD 1945 (Psl 23); 2. UU No. 17 /2003; 3. UU No. 1 /2004; 4. UU No. 15/2004 ; 5. PP No. 24/2005
1. UUD 1945 (Psl 23); 2. UU No. 17 /2003; 3. UU No. 1 /2004; 4. UU No. 15/2004 ; 5. UU No. 32/2004; 6. UU No. 33/2004; 7. PP No. 24/2005; 8. Perda
1. UU No. 32/2004; 2. UU No. 33/2004; 3. PP No. 72/2005; 4. Perda
A.
Keuangan Desa (Pasal 212)
1.
Keuangan desa adalah semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang,
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik desa
berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban;
2.
Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud
Pasal 212 (UU 32/2004)
Sumber pendapatan desa terdiri dari :
a. pendapatan asli desa;
b. bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah
kabupaten/kota.
c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh kabupaten/kota
(Bantuan…... Pasal 52/UU 22/1999)..
Draf Raperda
tentang ADD
d. bantuan dari Pemerintah, pemerintah propinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota.
Pasal 68 (PP 72/2005)
Sumber pendapatan desa terdiri dari :
1) pendapatan asli desa terdiri dari hasil usaha desa, hasil
kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pad yang sah;
2) bagi hasil pajak daerah kab/kota paling sedikit 10 %
(sepuluh per seratus) untuk desa dan retribusi kabupaten/ kota sebagian diperutukkan bagi desa.
3) bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh kabupaten/kota untuk Desa paling sedikit 10 %
(sepuluh per seratus), yg pembagiannnya untuk setiap Desa scr proporsional yang merupakan alokasi dana desa;
4) bantuan dari Pemerintah, pemerintah propinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan.
Terdiri atas :
a. PAD :
1) Hasil Usaha Desa;
2) Hasil Kekayaan Desa;
3) Hasil Swadaya dan Partisipasi; 4) Hasil Gotong Royong;
5) Lain-lain PAD yang sah
b. Bagi hasil Pajak & Retribusi Daerah Kab/ Kota
c.
Bagian
dari
Dana
Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah yang
diterima oleh Kab/Kota, paling sedikit
10% yang dibagi secara proposional
yang merupakan ADD.
d.
Bantuan keuangan dari Pemerintah,
Pemerintah Provinisi, dan Pemerintah
Kab/Kota dlm Pelaks. Ur. Pem.
e.
Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga
yang tidak mengikat.
Kekayaan Desa terdiri atas
Kekayaan Desa terdiri atas
a.
a.
Tanah kas desa;
Tanah kas desa;
b.
b.
Pasar Desa;
Pasar Desa;
c.
c.
Tambatan Perahu
Tambatan Perahu
d.
d.
Bangunan Desa;
Bangunan Desa;
e.
e.
Pelelangan ikan yg dikelola oleh Desa, dan
Pelelangan ikan yg dikelola oleh Desa, dan
f.
PENDAPATAN DESA (Sumber-sumber)
Penerimaan pajak daerah (minimal 10%) Retribusi tertentu daerah
(sebagian)
Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah (Minimal 10%) PENDAPATAN ASLI
DESA (PAD)
DANA PERIMBANGAN DESA
a.Hasil usaha desa b.Hasil kekayaan desa c.Hasil swadaya dan partisipasi
d.Hasil gotong royong e.Lain lain pendapatan desa yang sah.
ALOKASI DANA DESA
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DESA
ALOKASI DANA DESA ADD Minimal (60%) ADD Proporsional (40%)
60% Pelayanan Publik (Fisik & Non Fisik) 40% Operasional & Pembiayaan
Kelembagaan Desa
Terserah Amanat dari Pemberi Tugas Perbantuan
Terserah Kebijakan Desa Itu Sendiri
ALOKASI DANA DESA
HIBAH, SUMBANGAN,
LAIN-LAIN Terserah Kebijakan Desa Itu Sendiri
BELANJA DESA (Penggunaan)
Bantuan
Penerimaan (Pendapatan)
Pengeluaran (Belanja)
Bantuan Keuangan (Pemerintah,
Propinsi dan Kab/Kota)
Hibah dan Sumbangan (pihak ketiga)
Dana Alokasi Desa :
-Penerimaan Pajak kabupaten (10%); -Penerimaan retribusi (sebagian)
-Penerimaan dau kabupaten
(10% setelah dikurangi Gaji PNS)
Pendapatan Asli :
Hasil Usaha Desa, swadaya & partisiapasi, Gotong royong dan lain-lain PAD yg sah
Publik (Pembangunan) :
-Sarana & pemerintahan desa & perhubungan; -Prasarana produksi, pemasaran dan sosial; -Lain-lain
Aparatur (Rutin) :
Belanja pegawai, barang, pemeliharaan, perjalanan dinas, dan lain-lain
APBDes
Pembiayaan
Perencanaan, Pembahasan & Penetapan Anggaran
Perencanaan, Pembahasan & Penetapan Anggaran
(Penyusunan APBDes) :
(Penyusunan APBDes) :
1)
1) Dalam rangka Penyelenggaraan Pemdes, Desa Dalam rangka Penyelenggaraan Pemdes, Desa menyusun Rencana Pembangunan Desa.
menyusun Rencana Pembangunan Desa.
a.
a. Rencana Pembangunan jangka Menengah Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa (RPJMD) dgn jangka waktu 5 th.
Desa (RPJMD) dgn jangka waktu 5 th.
b.
b. Rencana kerja Pembangunan Desa (RKPD) Rencana kerja Pembangunan Desa (RKPD) dgn jk. Waktu 1 tahun.
dgn jk. Waktu 1 tahun.
RPJMD RKPD
2)
2) Berdasarkan RKPD, Kades menyusun Berdasarkan RKPD, Kades menyusun RAPBDes.
RAPBDes.
3)
3) Penyusunan Penyusunan Anggaran Anggaran berdasarkan berdasarkan asas/Prinsip penyelenggaraan.
asas/Prinsip penyelenggaraan.
APBDes
4)
4)
Tiga Komponen yang bersinergi
Tiga Komponen yang bersinergi
dalam Penyusunan APBDes
dalam Penyusunan APBDes
Masy. Desa
Pemdes Penyusunan BPD
Kebijakan (APBDes)
Jaring Asmara Tuntutan Jaring
Penyusunan
Penyusunan
APBDes
APBDes Bupati/ Bupati/ WakotWakot
Bahan Masukan
Bahan Masukan
Sisa lebih PATYLSisa lebih PATYL
Realisasi APBDesRealisasi APBDes
Pendapat Pemdes & BPD;Pendapat Pemdes & BPD;
Asmara & Tokoh Masy.; LPMDAsmara & Tokoh Masy.; LPMD
Visi, misi desa; RKPDVisi, misi desa; RKPD
Kebijakan PemkabKebijakan Pemkab
Pembinaan PemcamPembinaan Pemcam
PADPAD
Bantuan dan lain-lainBantuan dan lain-lain
Raperdes APBDes
Raperdes APBDes
Rapat BPD dg Pemdes
Rapat BPD dg Pemdes
tentang Bahas &
tentang Bahas &
Persetujuan Raperdes
Persetujuan Raperdes
APBDes oleh BPD
APBDes oleh BPD
Penetapan Perdes APBDes
Penetapan Perdes APBDes
oleh Kades oleh Kades Rapat Rapat Desa Desa Evaluasi
Evaluasi 20 H20 H
PENGELOLAAN KD (PKD)
PENGELOLAAN KD (PKD)
Psl 75 PP 72 /2005 & Psl 15 Perda 20/2006 :
Psl 75 PP 72 /2005 & Psl 15 Perda 20/2006 :
1.
1. Kades Kades Pemegang kekuasaan PKD Pemegang kekuasaan PKD 2.
2. Kades dapat melimpahkan sebagian atau seluruh Kades dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya berupa perencanaan, pelaksanaan,
kekuasaannya berupa perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan dan pelaporan kepada Perangkat
penatausahaan dan pelaporan kepada Perangkat
Desa.
Desa.
3.
3. Untuk melakukan penatausahaan keuangan Desa, Untuk melakukan penatausahaan keuangan Desa, Kepala Desa mengangkat Bendaharawan Desa, yang
Kepala Desa mengangkat Bendaharawan Desa, yang
berasal dari Perangkat Desa yang mempunyai
berasal dari Perangkat Desa yang mempunyai
keahlian dibidang penatausahaan keuangan serta
keahlian dibidang penatausahaan keuangan serta
berwatak jujur dan dpt dipercaya.
4.
4.
PKD dalam pelaksanaannya merupakan
PKD dalam pelaksanaannya merupakan
Siklus Anggaran Desa sbb:
Siklus Anggaran Desa sbb:
Perencanaan/Penyusunan anggaran;
Perencanaan/Penyusunan anggaran;
Pembahasan dan Penetapan Anggaran;
Pembahasan dan Penetapan Anggaran;
Pelaksanaan Anggaran;
Pelaksanaan Anggaran;
Pengawasan Anggaran;
Pengawasan Anggaran;
GAMBAR SIKLUS ANGGARAN DESA
5
1
2
Struktur APBDes
Struktur APBDes
1.
1. PendapatanPendapatan 2.
2. BelanjaBelanja 3.
3. Pembiayaan (Psl 73:1 PP 72/2005Pembiayaan (Psl 73:1 PP 72/2005
Dengan demikian Pemdes dapat menerapkan
Dengan demikian Pemdes dapat menerapkan
sistem Penganggaran
sistem Penganggaran
- Surplus danSurplus dan
Terkait dengan Psl 27 dan 28 PP. 72/2005 :Terkait dengan Psl 27 dan 28 PP. 72/2005 :
Kades dan Perangkat Desa diberikan penghasilan Kades dan Perangkat Desa diberikan penghasilan
tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya
tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya
sesuai kemampuan Kauangan Desa,
sesuai kemampuan Kauangan Desa,
penghasilan tetap setiap bulanpenghasilan tetap setiap bulan paling sedikit sama paling sedikit sama dengan UMR Kab/Kota, ditetapkan dalam APBDes.
dengan UMR Kab/Kota, ditetapkan dalam APBDes.
Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan
sesuai kemampuan Keuangan Desa (Psl. 39: 1 PP
sesuai kemampuan Keuangan Desa (Psl. 39: 1 PP
72/2005)
Pasal 6 (Perda 20/2006)
Pasal 6 (Perda 20/2006)
Kepala desa dan Perangkat Desa diberikan tetap
setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya sesuai
dengan kemampuan Keuangan Desa;
Penghasilan tetap Kepala desa dan Perangkat Desa :
Gaji/Honor dan Tunjangan jabatan
Tunjangan Lainnya :
Biaya Operasional dan
Penghasilannya yang sah
penghasilan tetap setiap bulan
penghasilan tetap setiap bulan
paling sedikit
paling sedikit
Pasal 7 (Perda 20/2006)
Pasal 7 (Perda 20/2006)
Pimpinan dan Anggota BPD menerima
tunjangan sesuai dengan kemampuan
keuangan desa;
Untuk kegiatan BPD disediakan biaya
operasional sesuai dengan kemampuan
keuangan desa yang dikelola oleh sekretaris
BPD
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA &
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA &
APBDes YANG BAIK
APBDes YANG BAIK
Keterbukaan (transparansi) dalam
pengelolaan yan baik;
Bertanggung jawab (akuntabilitas);
Keterlibatan (partisipasi) masyarakat dalam
pembangunan;
Penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif;
Pemerintah tanggap (resposif) terhadap
RUMUSAN ALOKASI DANA DESA
RUMUSAN ALOKASI DANA DESA
(Maryunani 2002)
(Maryunani 2002)
Mendorong semangat desentralisasi;
Adil dan transparan;
Sederhana, pasti dan dapat diprediksi;
Netral;
Memberikan insentif bagi desa penerima;
Menghindari kecenderungan terciptanya
Didasarkan pada : Surat Menteri Dalam Negeri Tanggal 22 Maret 2005 Nomor 140/640/SJ perihal Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa;
A. Rumus Penentuan Besarnya ADD
1. Rumus ADD dipergunakan untuk menghitung besarnya Alokasi Dana Desa untuk
setiap desa;
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya alokasi dana desa
adalah rumus tersebut sederhana, mudah diaplikasikan dan tersedia data;
3. Rumus yang dipergunakan berdasarkan asas merata dan adil
a. asas merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa, yang
selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM);
b. asas adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara proporsional untyk
setiap desa berdasarkan Nilai Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu (misalnya Variabel kemiskinan, keterjangkauan,
pendidikan, kesehatan dll), selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa
Proporsional (ADDP);
4. Besarnya presentase perbandingan antara asas merata dan adil ditetapkan oleh daerah, misal besarnya ADDM adalah 60% dari jumlah ADD dan besarnya ADDP (dana proporsional) adalah 40% dari jumlah ADD. 5. Sebagai contoh menentukan besarnya Alokasi Dana Desa yang diterima desa
Perhitungan Alokasi Dana Desa untuk masing-masing Desa dilakukan dengan menggunakan rumus yang mempertimbangkan faktor pemerataan dan keadilan serta potensi desa dengan rumus-rumus sebagai berikut :
1. Rumus Alokasi Dana Desa (x) :
ADDx = ADDM + ADDPx
Keterangan :
ADDx = Alokasi Dana Desa untuk Desa x
ADDM = Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima Desa ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x X = Desa
2. Rumus untuk menentukan Pembagian Dana Proporsional :
ADDPx = BDx * (ADD-∑ADDM)
Keterangan :
ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x BDx = Nilai Bobot Desa untuk Desa x
ADD = Total Alokasi Dana Desa
1. Nilai Bobot Desa (BDx) adalah nilai desa yang ditentukan berdasarkan beberapa varaibel independen;
2. Variabel independen merupakan indikator yang mempengaruhi besarnya Nilai Bobot setiap desa (BDx) yang dapat membedakan beban yang ditanggung antara satu desa dengan desa yang lainnya;
3. Variabel independen yang digunakan untuk menentukan Nilai Bobot Desa (BDx) dibedakan atas variabel utama dan variabel tambahan yang ditentukan oleh Kabupaten/Kota berdasarkan karakter, budaya dan kesediaan data daerah;
4. Variabel independen utama adalah variabel yang dinilai terpenting untuk menentukan nilai bobot desa. Variable utama ditujukan untuk mengurangi kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan dasar umum antar desa secara bertahap dan mengatasi kemiskinan struktural masyarakat di desa. Variabel independen utama adalah :
a. Kemiskinan
b. Pendidikan dasar c. Kesehatan
5. Variabel independen tambahan merupakan variabel yang dapat ditambahkan oleh masing-masing daerah. Variabel independen tambahan meliputi :
a. Jumlah Penduduk; b. Luas Wilayah;
c. Potensi Ekonomi;
d. Partisipasi Masyarakat
e. Jumlah Unit komunitas di Desa (RW, dan RT); f. Panjang Jalan Desa
6. Angka yang dimasukkan ke dalam rumus adalah angka yang didasarkan oleh data-data yang dimiliki oleh daerah;
3. Rumus untuk menentukan Bobot Desa
BDx = a1 KV1x + a2KV2x +a3 KV3x + ...anKVnX
Keterangan :
BDx = Nilai Bobot Desa untuk desa x
KV1x, KV2x, KVnx = Koefisien Varibel pertama, kedua, dan seterusnya A1, a2, a3,....an = Angka Bobot masing-masing variabel
4. Perhitungan Masing-masing Koefisien Variabel untuk Desa x (KV1x, KV2x, ....)
a. Koefisien Variabel adalah koefisien (angka) desa yang dimiliki oleh desa utk setiap variabel
tertentu misalnya : variabel kemiskinan, pendidikan dst;
a. Koefisien Variabel desa merupakan perbandingan antara Angka Variabel setiap desa dengan
jumlah total variabel desa;
b. Besarnya Koefisien Variabel (KV) tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
KV1,2,....x = V1,2,..x ∑Vn
Keterangan :
KV1,2...x = Nilai Koefisien Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk Desa x. Misalnya : Nilai variabel kemiskinan Desa. V1,2,....x = Angka Variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk desa x, misalnya angka jumlah
kemiskinan, angka jumlah tidak lulus pendidikam dasar;
Penentuan Bobot Variabel
Penentuan Bobot Variabel
1.
Setiap variabel bisa mempunyai bobot tertentu
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan daerah;
2.
Angka bobot masing-masing variabel kalau
ditambahkan harus berjumlah 1 (satu) :
a1, a2, …., an
: Angka bobot Variabel
Contoh (2006):
Contoh (2006):
Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel tambahan dengan
Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel tambahan dengan
pembototan sebagai berikut
pembototan sebagai berikut
No Variabel Bobot Angka Bobot (a) = Bobot/Jml Bobot 1. Variabel Kemiskinan (a1) 4 0.22
2. Variabel Pendidikan Dasar (a2) 3 0.17 3. Variabel Kesehatan (a3) 3 0.17 4. Variabel Keterjangkauan (a4) 1 0.06 5. Variabel Jumlah Penduduk (a5) 1 0.06 6. Variabel luas wilayah (a6) 1 0.06
7. Panjang Jalan 1 0.06
8. Ekonomi 1 0.06
9. Komunitas Unit Desa 1 0.06 10. Partisipasi masyarakat 1 0.06
Contoh (2007): Contoh (2007):
Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel
tambahan dengan pembototan sebagai berikut tambahan dengan pembototan sebagai berikut
No Variabel Bobot Angka Bobot (a) = Bobot/ Jml Bobot
1. Variabel Kemiskinan (a1) 4 0.20
2. Variabel Pendidikan Dasar (a2) 3 0.15
3. Variabel Kesehatan (a3) 3 0.15
4. Variabel Keterjangkauan (a4) 2 0.10
5. Variabel Jumlah Penduduk (a5) 1 0.05
6. Variabel luas wilayah (a6) 1 0.05
7. Panjang Jalan 1 0.05
8. Komunitas Unit Desa 1 0.05
9. Ekonomi 1 0.05
10. Kelembagaan 1 0.05
11. Pendapatan 1 0.05
12. Partisipasi masyarakat 1 0.05
ALOKASI DANA DESA SECARA MENYELURUH DI
ALOKASI DANA DESA SECARA MENYELURUH DI
KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2007
KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2007
Uraian Pendapatan Belanja Pegawai Sisa Jumlah ADD
Bagi Hasil Pajak 10% 55.747.433.000,-
5,574,743,300,-Retribusi 10%
40.792.544.000,
4,079,254,400,-
Dana Perimbangan yang diterima Kabupaten setelah dikurangi belanja pegawai sebesar 10%
1.441.582.446.000,- 817.762.843.000,- 623,819,603,000,-
72.035.980.000,-TIM PEMBINA DAN PELAKSANA
TIM PEMBINA DAN PELAKSANA
ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA
ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA
Pembentukan Tim
Pembentukan Tim
Dalam rangka pelaksanaan kelancaran
Tim Pembina Tingkat Kabupaten
Tim Pembina Tingkat Kabupaten
Tim Pembina Tingkat Kabupaten ditetapkan dengan
Keputusan Bupati dan mempunyai tugas sebagai berikut :
Merumuskan kebijakan pengelolaan Alokasi Dana
Perimbangan Desa ;
Membina dan mensosialisasikan pengelolaan Alokasi Dana Perimbangan Desa
Tim Pembina Tingkat Kecamatan
Tim Pembina Tingkat Kecamatan
ditentukan oleh
ditentukan oleh
Camat dengan
Camat dengan
susunan sebagai berikut :
susunan sebagai berikut :
Penanggungjawab : Camat
Ketua
: Sekretaris Camat
Sekretaris
: Kepala Seksi yang membidangi
Pemberdayaan Masyarakat
Anggota
: 1.`Kepala Seksi yang membidangi
` Pemerintahan
2.`Kepala Seksi yang membidangi
`Perencanaan
Tim Pembina Tingkat Kecamatan
Tim Pembina Tingkat Kecamatan
mempunyai tugas sebagai berikut :
mempunyai tugas sebagai berikut :
Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pemantauan kegiatan Alokasi Dana Desa ;
Memverifikasi proposal dan persyaratan lainnya;
Mengadakan Monitoring dan pengendalian kegiatan Alokasi Dana Perimbangan Desa;
Menyusun rekapitulasi laporan kemajuan kegiatan dan pelaporan keuangan ;
Menyelesaikan permasalahan ditingkat Desa dan
Tim Pelaksana Tingkat Desa
Tim Pelaksana Tingkat Desa
Tim Pelaksana Tingkat Desa ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa dengan susunan sebagai berikut :
Ketua : Kepala Desa Sekretaris : Sekretaris Desa
Bendahara : Kepala Urusan yang membidangi Keuangan Anggota : Kepala Urusan terkait
Pelaksana Teknis : 1. LKMD/LPM
2. Tim Penggerak PKK Tingkat Desa 3. Organisasi kepemudaan di desa
4. Pemuka Adat, Agama
Tim Pelaksana Alokasi Dana Perimbangan Desa di tingkat
Tim Pelaksana Alokasi Dana Perimbangan Desa di tingkat
Desa mempunyai tugas sebagai berikut :
Desa mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Ketua mempunyai tugas :
– Mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dibiayai dari Alokasi
Dana Perimbangan Desa;
– Menyelenggarakan musyawarah di Desa mengenai rencana
penggunaan Alokasi Dana Perimbangan Desa yang kemudian disusun dalam suatu dokumen/proposal kegiatan;
– Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dari para pelaksana teknis di
desa;
– Menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang Tim Pelaksana Kegiatan
Di Desa (untuk pelaksana teknis disesuaikan dengan jenis kegiatan dan kebutuhan di desa);
– Menyampaikan laporan realisasi perkembangan fisik,
b. Sekretaris
b. Sekretaris
mempunyai
mempunyai
tugas :
tugas :
Membantu ketua dalam menyusun rencana
kegiatan yang dibiayai Alokasi Dana
Perimbangan Desa yang dituangkan dalam
proposal kegiatan;
Membantu mengkoordinasikan tugas-tugas
ketua ;
Melaksanakan pelayanan teknis administrasi
kepada Tim ;
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan yang
c.
c.
Bendahara mempunyai tugas :
Bendahara mempunyai tugas :
Membuka rekening desa bersama Kepala Desa
atas nama Pemerintah Desa yang bersangkutan;
Membukukan penerimaan dan pengeluaran uang
disertai dengan bukti-bukti pendukung;
Menyusun anggaran kegiatan ;
Memungut, mencatat dan menyetorkan pajak
kepada Bank yang ditunjuk berdasarkan tahapan
pencairan.
d. Anggota mempunyai tugas :
Melaksanakan kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan pelaporan ;
Membantu mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan bidang tugasnya.
Merekapitulasi hasil kegiatan dari pelaksana teknis.
e. Pelaksana Teknis mempunyai tugas :
Menyusun tahapan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan;
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;
Menggerakan swadaya masyarakat ;
Prosentase penggunaan Alokasi Dana Perimbangan Desa ditetapkan70% (tujuh puluh persen) untuk pembiayaan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat, diantaranya :
Penanggulangan kemiskinan diantaranya pendirian Lumbung Desa ; Peningkatan Kesehatan Masyarakat diantaranya penataan Pos Yandu ; Peningkatan pendidikan dasar ;
Pengadaan infrastruktur pedesaan seperti prasarana pemerintahan,
prasarana perhubungan, prasarana produksi, prasarana pemasaran dan prasarana sosial ;
Penyusunan dan pengisian Profil Desa, penyediaan data data, buku
administrasi desa dan lembaga kemasyarakatan lainnya ;
Pemberdayaan sumber daya aparatur desa ;
Menunjang kegiatan pelaksanaan 10 program PKK ; Kegiatan Perlombaan Desa ;
Penyelenggaraan musyawarah pemerintahan Desa ; Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong ;
Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan;
30 % (Tiga puluh persen) untuk biaya
30 % (Tiga puluh persen) untuk biaya
operasional Pemerintahan Desa
operasional Pemerintahan Desa
RINCIAN
PENGALOKASIAN
ALOKASI
DANA PERIMBANGAN DESA 30 % UNTUK
BIAYA OPERASIONAL PEMERINTAHAN
DESA
Biaya Operasional Pemerintah Desa
63 %
dari 30 % Total ADPD
Biaya Operasional BPD
37 %
Perincian Biaya operasional Pemerintah Desa, sebesar 63 % dialokasikan untuk Operasional
Perincian Biaya operasional Pemerintah Desa, sebesar 37 % dialokasikan untuk Operasional
1. Kepala Desa 25 %
2. Sekretaris Desa 10 %
3. Kepala Urusan 40 %
4. Kepala Dusun 20 %
5. Aparat desa lainnya 5 %
1. Ketua BPD 14 %
2. Wakil ketua BPD 10 %
3. Sekretaris BPD 10 %
Contoh : Jumlah Alokasi Dana Perimbangan Desa = Rp.
127.000.000,- maka untuk biaya Operasional
Pemerintahan Desa 30 % sebesar Rp. 38.100.000,-
diperinci sebagai berikut :
–
Biaya Operasional Pemerintah Desa
63 % dari
Rp. 38.100.000,- =
Rp
24.003.000,-–
Biaya Operasional BPD 37 % dari
Rp. 38.100.000,- =
Rp
PERINCIAN PENGALOKASIAN BIAYA OPERASIONAL KETERANGAN
I. Biaya operasional Pemerintah Desa, sebesar 63 % dari Rp. 38.100.000 = Rp. 18.900.000 yang dialokasikan untuk :
1. Kepala Desa 25 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 6.000.750,-/tahun 2. Sekretaris Desa 10 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 2.400.300,-/tahun 3. Kepala Urusan 40 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 9.601.200,-/tahun (rata-rata 5 orang Kepala Urusan)
4. Kepala Dusun 20 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 4.800.600,-/tahun 5. Aparat desa lainnya 5 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 1.200.150,-/tahun
Rp. 500.062.5,-/bulan Rp 200.025,-/bulan Rp 800.100,-/bulan Dibagi sejumlah Dusun Dibagi sejumlah staf
II. Biaya Operasional BPD, sebesar 37 % dari Rp. 38.100.000 = Rp. 14.097.000,- yang dilakokasikan untuk :
1. Ketua 14 % dari Rp 14.097.000,- = Rp 1.973.580,-/tahun 2. Wakil ketua 10 % dari Rp 14.097.000,- = Rp 1.409.700,-/tahun 3. Sekretaris 10 % dari Rp 14.097.000,- = Rp 1.409.700,-/tahun 4. Anggota 66 % dari Rp 14.097.000,- = Rp 9.304.020,-/tahun (untuk 8 orang anggota BPD)
Tim Pembina Tingkat Kabupaten
Tim Pembina Tingkat Kabupaten
Tim Pembina Tingkat Kabupaten ditetapkan dengan
Keputusan Bupati dan mempunyai tugas sebagai berikut :
Merumuskan kebijakan pengelolaan Alokasi Dana
Perimbangan Desa ;
Membina dan mensosialisasikan pengelolaan Alokasi Dana Perimbangan Desa
Bagimu Negeri
Jiwa Raga Kami
Amiin.
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH
Atas Perhatiannya
Atas Perhatiannya
Mohon Maaf Kalau
Mohon Maaf Kalau
Kurang
Kurang
Memuaskan!!!!