• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUANGAN DESA (SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA & TEKNIK ALOKASI DANA DESA) - Repository IPDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEUANGAN DESA (SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA & TEKNIK ALOKASI DANA DESA) - Repository IPDN"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

KEUANGAN DESA

KEUANGAN DESA

(SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA &

(SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA &

TEKNIK ALOKASI

TEKNIK ALOKASI DANA DESA) DANA DESA)

IPDN-KEMDAGRI

(2)

Biodata Narasumber

Biodata Narasumber

Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

NIP : 19770304 1995 11 1 001

Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)

Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung

(3)

I. TATARAN FILOSOFIS

I. TATARAN FILOSOFIS

1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah ?

a. Untuk menciptakan “Law

and Order” (ketentraman dan ketertiban)

b. Untuk menciptakan

“welfare” (Kesejahteraan)

2. Perlu Tata Pemerintahan Yang baik (Good Governance)

Berbasis pada

(4)

06/08/19

KEYAKINAN DASAR:

KEYAKINAN DASAR:

1. PERCAYA PADA PEMERINTAH

2. PERCAYA BAHWA MASYARAKAT BERADAB TIDAK

AKAN BERFUNGSI DENGAN EFEKTIF TANPA PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

3. YAKIN BAHWA YANG MENJADI MASALAH

BUKANLAH ORANG YANG BEKERJA DALAM

PEMERINTAHAN, MELAINKAN SISTEM TEMPAT MEREKA BEKERJA.

4. PERCAYA DENGAN KEADILAN - DALAM

KESEMPATAN YANG SAMA BAGI SEMUA ORANG

(5)

PERBANDINGAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI

PERBANDINGAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI

(IPK) NEGARA-NEGARA ASIA PASIFIK

(IPK) NEGARA-NEGARA ASIA PASIFIK

(163 Negara)

(163 Negara)

No.

Negara

Peringkat

1.

Singapura

5

2.

Hongkong

15

3. Malaysia

44

4.

Thailand

63

5.

Filipina

121

(6)

ORIENTASI PEMBANGUNAN NASIONAL

ORIENTASI PEMBANGUNAN NASIONAL

DI INDONESIA

DI INDONESIA

Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya

dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya

(7)

Pemberdayaan Masyarakat dalam

Pemberdayaan Masyarakat dalam

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya

Manusia

Manusia

Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan

Memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya

Menggali potensi yang ada dalam masyarakat

(8)

Tuntutan dalam Pemeliharaan dan Peningkatan

Tuntutan dalam Pemeliharaan dan Peningkatan

Kualitas Sumber Daya Manusia

Kualitas Sumber Daya Manusia

Dalam konsep makro ada 3 tuntutan utama yang mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia:

1. Kesehatan dalam arti luas, baik kesehatan medis maupun kesehatan lingkungan, termasuk kesehatan yang menyangkut pangan, sandang dan papan

2. Pendidikan yang menyangkut tingkat, macam dan kesesuaian

pendidikan, yang mempengaruhi kemampuan nalar dan wawasan berpikir serta pemahaman terhadap perkembangan

3. Pendapatan atau penghasilan yang mencukupi kehidupan dari

(9)

HUMAN DEVELOPMENT INDEX

HUMAN DEVELOPMENT INDEX

TAHUN 1996

TAHUN 1996

NEGARA PERINGKAT

Kanada 1

Amerika Serikat 2

Jepang 3

Belanda 4

Norwegia 5

Singapura 34

Brunai Darusalam 36

Thailand 52

Malaysia 53

Filipina 95

(10)

PENGUKURAN HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI)

PENGUKURAN HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI)

– INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

– INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

1. KESEHATAN:

a. Angka Harapan Hidup b. Angka Kematian Bayi

2. PENDIDIKAN:

a. Literacy (Angka Melek Huruf): 2/3 b. Enrolment Ratio (SD, SLP, SLA): 1/3

3. DAYA BELI  PENDAPATAN  PURCHASING POWER PARITY (PPP):

(11)

Angka Kematian Bayi Perseribu

Angka Kematian Bayi Perseribu

Negara-Negara Maju, tahun 1992 18

Amerika Serikat, tahun 1960 26

Indonesia, tahun 1992

70

hampir 4 kali lipat negara maju

Prediksi Indonesia tahun 2015 – 2020 berdasarkan

angka Sensus tahun 2000

28

masih jauh di atas rata-rata negara

(12)

Indikator Kesehatan ASEAN

Indikator Kesehatan ASEAN

Tahun 2001

Tahun 2001

Negara Perkiraan Hidup (Th) Rasio Dokter & Penduduk

Singapura 78 1 : 714

Brunai Darusalam 76 1 : 1.133

Malaysia 73 1 : 1.477

Thailand 71 1 : 4.361

Filipina 69 1 : 5.121

(13)

Rata-Rata Income Per Kapita

Rata-Rata Income Per Kapita

ASEAN

ASEAN

Tahun 2001

Tahun 2001

N e g a r a Income Per Kapita

Singapura US $ 24.664

Brunai Darusalam US $ 20.400

Malaysia US $ 3.431

Thailand US $ 1.984

Filipina US $ 1.035

(14)

NEGARA RANKING

1. Singapura 25

2. Brunei Darussalam 33

3. Malaysia 61

4. Thailand 73

5. Filipina 84

6. Vietnam 108

7. INDONESIA 110

8. Maynmar 129

9. Kamboja 130

10. Laos 133

Human Development Index

Human Development Index

ASEAN Tahun 2003

(15)
(16)

TINGKAT KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

KESEHATAN PENDIDIKAN PENDAPATAN

Perluasan penyediaan fasilitas kesehatan

Peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan

Penyediaan dan perluasan kesempatan kerja

(17)

REALISASI ANGGARAN NEGARA

REALISASI ANGGARAN NEGARA

UNTUK PENDIDIKAN DI

UNTUK PENDIDIKAN DI

INDONESIA

INDONESIA

@ Sebesar 4,4 % dari APBN Tahun 2004

@ Sebesar 6 % dari APBN Tahun 2005

@ Sebesar 9,6 % dari APBN Tahun 2006

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

Dekonsentrasi

Pemerintah Pusat

Desentralisasi

Delegasi

Privatisasi

PEMERINTAH ADMINISTRATIF /

WILAYAH

• KANWIL/KANDEP • KEPALA

WILAYAH

DLL

• SWASTA MURNI

BOT (Built Operate Transfer)BOO (……… Own)BTO (Built Transfer operate)DLL

DAERAH OTONOM PROPINSI KABUPATEN/KOTA

(28)

C.KALI MANT AN IRIAN JAYA MALUKU UTARA E.NUSA TENGGARA W.NUSA TENGGARA BALI E.JAVA C.JAVA W.JAVA

DI YOGYAKARTA & Jawa Tengah SE.SULAWESI C.SULAWESI N.SULAWES I JAMBI RIAU BENGK ULU W .SUM AT RA DI ACEH E.KALI MANT AN W.KALIMA NTAN PAPUA S.KALIMANTAN S.SULAWESI C.KALI MANT AN W.JAVA RIAU LAMPUNG S.SUMATR A JAMBI N.SUMATRA

Decentralization in Indonesia

Decentralization in Indonesia;; Problem and Challenges

Problem and Challenges

Ciamis

Tasikmalaya

Tsunami & Gempa di Nias Tsunami &

Gempa di Aceh

Banjir Bandang Sulawesi 8 Kab/ Kota

Banjir Bandang

MALUKU

BOVEN DIGOEL IRIAN JAYA BARAT

Mandailing Natal Banjir Bandang

+ 650 Jiwa

(29)

C.KALI MANT AN IRIAN JAYA MALUKU UTARA E.NUSA TENGGARA W.NUSA TENGGARA BALI E.JAVA C.JAVA W.JAVA

DI YOGYAKARTA & Jawa Tengah SE.SULAWESI C.SULAWESI N.SULAWES I JAMBI RIAU BENGK ULU W .SUM AT RA DI ACEH E.KALI MANT AN W.KALIMA NTAN PAPUA S.KALIMANTAN S.SULAWESI C.KALI MANT AN W.JAVA RIAU LAMPUNG S.SUMATR A JAMBI N.SUMATRA

Decentralization in Indonesia

Decentralization in Indonesia;; Problem and Challenges

Problem and Challenges

Ciamis

Tasikmalaya

Tsunami & Gempa di Nias Tsunami &

Gempa di Aceh

Banjir Bandang Sulawesi 8 Kab/ Kota

Banjir Bandang

MALUKU

BOVEN DIGOEL IRIAN JAYA BARAT

Mandailing Natal Banjir Bandang

+ 650 Jiwa

(30)

BENCANA BULAN MEI 2007

(31)

REINVENTING GOVERNMENT :

REINVENTING GOVERNMENT :

How The Entrepreneurial Spirit is

How The Entrepreneurial Spirit is

Transforming The Public Sektor

Transforming The Public Sektor

Entrepreneurship (Kewirausahaan) : Kemampuan yang

kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian

termasuk keberanian untuk mengambil resiko usaha

dan

meminimalisasi

resiko

tersebut

menjadi

keuntungan;

Jiwa Entrepreneurship (Kewirausahaan) : Jiwa dimana

individu atau kelompok dalam organisasi dapat

mengelola sumber-sumber yang berupa kesempatan,

tantangan menjadi hasil.

Enterpreneur menciptakan sesuatu yang baru, mereka tidak

(32)

Asas-Asas Entrepreneurship (Kewirausahaan)

Kemampuan Berpikir (Pinter,

Cerdas)

Kreatif dan Inovatif)

Bekerja secara teliti dan tepat

(33)

How The Entrepreneurial Spirit is

How The Entrepreneurial Spirit is

Transforming The Public Sektor

Transforming The Public Sektor

Mata Orang Lama :

Mata Persepsi Mata duga-dugaMata Analisis : Mata Wirausaha : Mata Visi

Melihat yang kasat mata “Here and Now

(yang terlihat disini, sekarang). Terbelenggu oleh tradisi “Melihat dengan berbagai pertimbangan” Terbelenggu dengan kemungkinan-kemungkinan (Probability) “Melihat masa depan sebagai sesuatu yang bisa menjadi kenyataan

(The beauty of tomorrow) Segala

(34)

Sifat Kepemimpinan Pemerintahan

Sifat Kepemimpinan Pemerintahan

No.

Uraian

Pinter

(Kreatif &

Inovatif)

Prilaku

Dampak

1.

Sifat Pemimpin

+

+

Membawa

Kemajuan

2.

Sifat Pemimpin

-

+

Stres

3.

Sifat Pemimpin

+

-

Bahaya

(merugikan

Masyarakat)

4.

Sifat Pemimpin

-

-

Sangat

(35)

PERUBAHAN MENUNTUT

PERUBAHAN MENUNTUT

LIMA (5) HAL SEKALIGUS (R. Kasali) :

LIMA (5) HAL SEKALIGUS (R. Kasali) :

1)

Visi tentang masa depan (

vision

);

2)

Keterampilan (

skill

) untuk mampu melakukan

tuntutan-tuntutan baru, ketrampilan ini harus terus

dipelihara, ditumbuhkan dan dikembangkan

3)

Insentif

yang memadai, baik langsung maupun

(36)

4)

Sumberdaya (

resources

) yang memudahkan ruang

gerak dan pertumbuhan;

(37)
(38)
(39)

Tanpa Visi

Tanpa Visi

 Kalau sebuah organisasi tidak

memiliki pemimpin dengan visi yang kuat, orang hanya dipacu untuk bekerja dan bekerja, bergerak merespon semua yang ada

Pada sebuah organisasi yang

kacau tidak ada kesatuan pikiran dan kesatuan tindakan, dengan kata lain pancaran energi tidak terfokus dan masing-masing komponen bergerak sendiri-sendiri.

Yang ada hanyalah sebuah

(40)

Tanpa Ketrampilan

Tanpa Ketrampilan

Organisasi yang tidak

didukung dengan

ketrampilan yang

memadai perubahan

yang muncul

kecemasan-kecemasan

(stres, rumor/gosip,

(41)

Tanpa Insentives

Tanpa Insentives

Organisasi yang

tidak didukung

(42)

Tanpa Sumberdaya (Resources)

Tanpa Sumberdaya (Resources)

Organisasi yang

tidak didukung

dengan Sumberdaya

yang memadai

(43)

Tanpa Action Plan

Tanpa Action Plan

Organisasi yang tidak

didukung rencana : 1)

rencana strategis yang

berisi arah dan tujuan

dalam jangka panjang

serta 2). Rencana

Tindak yang berisi

waktu, sasaran,

(44)

KUNCI KEBERHASILAN

KUNCI KEBERHASILAN

Adanya kepemimpinan visioner yang mampu menawarkan gagasan baru dan konsisten mengawal perubahan yang telah direncanakan.

Adanya dukungan yang kuat dari birokrasi untuk sama-sama berubah. Harus pula adanya keyakinan bahwa perubahan yang terjadi akan menguntungkan semua pihak.

 Pada dasarnya orang tidak suka perubahan, sehingga mereka mempunyai daya tolak terhadap perubahan. Semakin besar perubahan mengganggu kepentingannya, maka semakin besar daya tolaknya terhadap perubahan.

(45)

Modal Intelektual : materi intelektual – pengetahuan, informasi, hak milik

intelektual, pengalaman – yang dapat digunakan untuk menciptakan

kekayaan (Stewart, 1998 : X).

Modal sosial adalah : kekayaan suatu komunitas berupa nilai-nilai, norma-norma yang

digunakan untuk menjaga keutuhan dan mendorong kemajuan

komunitas bersangkutan. Modal sosial yang paling penting adalah : KEPERCAYAAN (Francis Fukuyama, 2002).

“Kepercayaan adalah harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran dan perilaku kooperatif

yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama oleh anggota-anggota komunitas itu”.

(46)

S I N G K O N G Daun Batang Umbi Farmasi Pakan Ternak Pangan Manusia Kulit Daging Charcoal Briquet Kreasi/Bunga kering Papan Partikel Keripik Pakar Ternak Hasil Olahan Tape Ketela Gaplek Pati Fermentasi Etanol Tepung Tape Pangan pangan Tepung Singkong Pellet/Pakan Ternak Tepung Tapioka Pearl/Flakes Gula Pati Modifikasi Teknologi Baru Protein (Protein Sel Tunggal) Alkohol/ Etanol Roti Casabe Meal Farina Milk Makanan

(47)
(48)

Pembangunan Ekonomi Berbasis Pedesaan

Pembangunan Ekonomi Berbasis Pedesaan

One Village One Product

(49)
(50)

A.LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara republik berbentuk kesatuan

(unitaris) yang berkedaulatan rakyat.

Dilihat secara hierarkhis, sistem pemerintahan di

Indonesia terdiri dari :

- Sistem Pemerintahan Nasional

- Subsistem Pemerintahan Propinsi

- Sub-subsistem Pemerintahan Kabupaten/Kota - Sub-sub-subsistem Pemerintahan Desa.

# Dilhat secara fungsional sistem pemerintahan di Indonesia terdiri dari komponen : Input, proses,

(51)

Sistem dilihat secara hirarkhis :

SISTEM PEMERINTAHAN NASIONAL

Sub sistem Pem Prop.

Sss

Pem K/K

(52)

Pasal 206 & Pasal 7

Pasal 206 & Pasal 7

UU 32 / PP 72

UU 32 / PP 72

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup

Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal -

usul desa;

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/

kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;

Tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi,

dan/atau pemerintah kabupaten/kota (disertai 3 P …. Pasal

(207);

Urusan pemerintahan lainnya yang oleh perpu diserahkan

(53)

1. Urusan Pemerintahan yg sudah

ada berdsrkan hak asal-usul Desa;

2. Urusan Pemerintahan yg menjadi

kewenangan Kab/ Kota yg diserahkan pengaturannya kpd Desa;

3. Tugas pembantuan dr Pemerintah,

Pemerintah Prov, & Pemerintah Kab/Kota;

4. Urusan Pmthn lainnya yg oleh

Prtrn per-UU-an diserahkan kpd Desa

URUSAN PEMERINTAHAN YG MENJD KEWENANGAN DESA

LKM D

P K K

R W R T

KT

PELAKSANA KEBIJAKAN DESA

PELAKSANA KEBIJAKAN DESA

(54)

PERUBAHAN KEBIJAKAN MENGENAI TUGAS

PERUBAHAN KEBIJAKAN MENGENAI TUGAS

PEMBANTUAN MENURUT UU 32/2004

PEMBANTUAN MENURUT UU 32/2004

Secara konstitusional, asas tugas pembantuan merupakan salah

satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah (lihat pasal 18A UUD 1945 Amandemen).

Menurut pasal 1 butir 9 UU Nomor 32/2004 yang dimaksud

dengan Tugas Pembantuan adalah : Penugasan dari

Pemerintah kepada Daerah dan/atau Desa, dari Pemerintah Kabupaten kepada Kabupaten/Kota dan /atau Desa, serta dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

* Pasal 2 ayat (2) UU 32/2004 antara lain menyebutkan bahwa : “Pemerintahan Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas

(55)

1. Desentralisasi

(Desentralisasi Politik/ Ketatanegaraan)

a. Transfer Kewenangan

b. Kewenangan Sepenuhnya milik Daerah;

c. Diberikan dana yang dialokasikan secara terpisah

maupun sumber-sumber dana

d. Personil pelaksana adalah dari institusi penerima

transfer kewenangan

2. Dekonsentrasi

(Desentralisasi Administrasi)

a. Delegasi Kewenangan

b. Kewenangan tetap melekat pada institusi/pejabat

pemberi delegasi kewenangan

c. Disediakan dana dari institusi pemberi tugas

d. Personil pelaksana adalah dari institusi pemberi tugas

3. Tugas Pembantuan a. Bukan transfer kewenangan maupun pelimpahan

kewenangan, melainkan pemberian tugas pembantuan pelaksanaan tugas yang bersifat operasional;

b. Kewenangan tetap melekat pada institusi pemberi

tugas

c. Disediakan dana, sarana dan prasarana serta personil

yang diperlukan

d. Personil pelaksana sebagian besar adalah berasal dari

institusi penerimatugas

(56)

PUSAT

Propinsi

KABUPATEN/ KOTA

(57)

Keuangan Negara Keuangan Daerah Keuangan Desa

1. UUD 1945 (Psl 23); 2. UU No. 17 /2003; 3. UU No. 1 /2004; 4. UU No. 15/2004 ; 5. PP No. 24/2005

1. UUD 1945 (Psl 23); 2. UU No. 17 /2003; 3. UU No. 1 /2004; 4. UU No. 15/2004 ; 5. UU No. 32/2004; 6. UU No. 33/2004; 7. PP No. 24/2005; 8. Perda

1. UU No. 32/2004; 2. UU No. 33/2004; 3. PP No. 72/2005; 4. Perda

(58)

A.

Keuangan Desa (Pasal 212)

1.

Keuangan desa adalah semua hak dan

kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang,

serta segala sesuatu baik berupa uang maupun

berupa barang yang dapat dijadikan milik desa

berhubung dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban;

2.

Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud

(59)

Pasal 212 (UU 32/2004)

Sumber pendapatan desa terdiri dari :

a. pendapatan asli desa;

b. bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah

kabupaten/kota.

c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan

daerah yang diterima oleh kabupaten/kota

(Bantuan…... Pasal 52/UU 22/1999)..

Draf Raperda

tentang ADD

d. bantuan dari Pemerintah, pemerintah propinsi, dan

pemerintah kabupaten/kota.

(60)

Pasal 68 (PP 72/2005)

Sumber pendapatan desa terdiri dari :

1) pendapatan asli desa terdiri dari hasil usaha desa, hasil

kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pad yang sah;

2) bagi hasil pajak daerah kab/kota paling sedikit 10 %

(sepuluh per seratus) untuk desa dan retribusi kabupaten/ kota sebagian diperutukkan bagi desa.

3) bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang

diterima oleh kabupaten/kota untuk Desa paling sedikit 10 %

(sepuluh per seratus), yg pembagiannnya untuk setiap Desa scr proporsional yang merupakan alokasi dana desa;

4) bantuan dari Pemerintah, pemerintah propinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan.

(61)

Terdiri atas :

a. PAD :

1) Hasil Usaha Desa;

2) Hasil Kekayaan Desa;

3) Hasil Swadaya dan Partisipasi; 4) Hasil Gotong Royong;

5) Lain-lain PAD yang sah

b. Bagi hasil Pajak & Retribusi Daerah Kab/ Kota

(62)

c.

Bagian

dari

Dana

Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah yang

diterima oleh Kab/Kota, paling sedikit

10% yang dibagi secara proposional

yang merupakan ADD.

d.

Bantuan keuangan dari Pemerintah,

Pemerintah Provinisi, dan Pemerintah

Kab/Kota dlm Pelaks. Ur. Pem.

e.

Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga

yang tidak mengikat.

(63)

Kekayaan Desa terdiri atas

Kekayaan Desa terdiri atas

a.

a.

Tanah kas desa;

Tanah kas desa;

b.

b.

Pasar Desa;

Pasar Desa;

c.

c.

Tambatan Perahu

Tambatan Perahu

d.

d.

Bangunan Desa;

Bangunan Desa;

e.

e.

Pelelangan ikan yg dikelola oleh Desa, dan

Pelelangan ikan yg dikelola oleh Desa, dan

f.

(64)

PENDAPATAN DESA (Sumber-sumber)

Penerimaan pajak daerah (minimal 10%) Retribusi tertentu daerah

(sebagian)

Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah (Minimal 10%) PENDAPATAN ASLI

DESA (PAD)

DANA PERIMBANGAN DESA

a.Hasil usaha desa b.Hasil kekayaan desa c.Hasil swadaya dan partisipasi

d.Hasil gotong royong e.Lain lain pendapatan desa yang sah.

ALOKASI DANA DESA

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DESA

ALOKASI DANA DESA ADD Minimal (60%) ADD Proporsional (40%)

60% Pelayanan Publik (Fisik & Non Fisik) 40% Operasional & Pembiayaan

Kelembagaan Desa

Terserah Amanat dari Pemberi Tugas Perbantuan

Terserah Kebijakan Desa Itu Sendiri

ALOKASI DANA DESA

HIBAH, SUMBANGAN,

LAIN-LAIN Terserah Kebijakan Desa Itu Sendiri

BELANJA DESA (Penggunaan)

Bantuan

(65)

Penerimaan (Pendapatan)

Pengeluaran (Belanja)

Bantuan Keuangan (Pemerintah,

Propinsi dan Kab/Kota)

Hibah dan Sumbangan (pihak ketiga)

Dana Alokasi Desa :

-Penerimaan Pajak kabupaten (10%); -Penerimaan retribusi (sebagian)

-Penerimaan dau kabupaten

(10% setelah dikurangi Gaji PNS)

Pendapatan Asli :

Hasil Usaha Desa, swadaya & partisiapasi, Gotong royong dan lain-lain PAD yg sah

Publik (Pembangunan) :

-Sarana & pemerintahan desa & perhubungan; -Prasarana produksi, pemasaran dan sosial; -Lain-lain

Aparatur (Rutin) :

Belanja pegawai, barang, pemeliharaan, perjalanan dinas, dan lain-lain

APBDes

Pembiayaan

(66)

Perencanaan, Pembahasan & Penetapan Anggaran

Perencanaan, Pembahasan & Penetapan Anggaran

(Penyusunan APBDes) :

(Penyusunan APBDes) :

1)

1) Dalam rangka Penyelenggaraan Pemdes, Desa Dalam rangka Penyelenggaraan Pemdes, Desa menyusun Rencana Pembangunan Desa.

menyusun Rencana Pembangunan Desa.

a.

a. Rencana Pembangunan jangka Menengah Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa (RPJMD) dgn jangka waktu 5 th.

Desa (RPJMD) dgn jangka waktu 5 th.

b.

b. Rencana kerja Pembangunan Desa (RKPD) Rencana kerja Pembangunan Desa (RKPD) dgn jk. Waktu 1 tahun.

dgn jk. Waktu 1 tahun.

RPJMD RKPD

2)

2) Berdasarkan RKPD, Kades menyusun Berdasarkan RKPD, Kades menyusun RAPBDes.

RAPBDes.

3)

3) Penyusunan Penyusunan Anggaran Anggaran berdasarkan berdasarkan asas/Prinsip penyelenggaraan.

asas/Prinsip penyelenggaraan.

APBDes

(67)

4)

4)

Tiga Komponen yang bersinergi

Tiga Komponen yang bersinergi

dalam Penyusunan APBDes

dalam Penyusunan APBDes

Masy. Desa

Pemdes Penyusunan BPD

Kebijakan (APBDes)

Jaring Asmara Tuntutan Jaring

(68)

Penyusunan

Penyusunan

APBDes

APBDes Bupati/ Bupati/ WakotWakot

Bahan Masukan

Bahan Masukan

Sisa lebih PATYLSisa lebih PATYL

Realisasi APBDesRealisasi APBDes

Pendapat Pemdes & BPD;Pendapat Pemdes & BPD;

Asmara & Tokoh Masy.; LPMDAsmara & Tokoh Masy.; LPMD

Visi, misi desa; RKPDVisi, misi desa; RKPD

Kebijakan PemkabKebijakan Pemkab

Pembinaan PemcamPembinaan Pemcam

 PADPAD

Bantuan dan lain-lainBantuan dan lain-lain

Raperdes APBDes

Raperdes APBDes

Rapat BPD dg Pemdes

Rapat BPD dg Pemdes

tentang Bahas &

tentang Bahas &

Persetujuan Raperdes

Persetujuan Raperdes

APBDes oleh BPD

APBDes oleh BPD

Penetapan Perdes APBDes

Penetapan Perdes APBDes

oleh Kades oleh Kades Rapat Rapat Desa Desa Evaluasi

Evaluasi 20 H20 H

(69)

PENGELOLAAN KD (PKD)

PENGELOLAAN KD (PKD)

Psl 75 PP 72 /2005 & Psl 15 Perda 20/2006 :

Psl 75 PP 72 /2005 & Psl 15 Perda 20/2006 :

1.

1. Kades Kades Pemegang kekuasaan PKD Pemegang kekuasaan PKD 2.

2. Kades dapat melimpahkan sebagian atau seluruh Kades dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya berupa perencanaan, pelaksanaan,

kekuasaannya berupa perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan dan pelaporan kepada Perangkat

penatausahaan dan pelaporan kepada Perangkat

Desa.

Desa.

3.

3. Untuk melakukan penatausahaan keuangan Desa, Untuk melakukan penatausahaan keuangan Desa, Kepala Desa mengangkat Bendaharawan Desa, yang

Kepala Desa mengangkat Bendaharawan Desa, yang

berasal dari Perangkat Desa yang mempunyai

berasal dari Perangkat Desa yang mempunyai

keahlian dibidang penatausahaan keuangan serta

keahlian dibidang penatausahaan keuangan serta

berwatak jujur dan dpt dipercaya.

(70)

4.

4.

PKD dalam pelaksanaannya merupakan

PKD dalam pelaksanaannya merupakan

Siklus Anggaran Desa sbb:

Siklus Anggaran Desa sbb:

Perencanaan/Penyusunan anggaran;

Perencanaan/Penyusunan anggaran;

Pembahasan dan Penetapan Anggaran;

Pembahasan dan Penetapan Anggaran;

Pelaksanaan Anggaran;

Pelaksanaan Anggaran;

Pengawasan Anggaran;

Pengawasan Anggaran;

(71)

GAMBAR SIKLUS ANGGARAN DESA

5

1

2

(72)

Struktur APBDes

Struktur APBDes

1.

1. PendapatanPendapatan 2.

2. BelanjaBelanja 3.

3. Pembiayaan (Psl 73:1 PP 72/2005Pembiayaan (Psl 73:1 PP 72/2005

Dengan demikian Pemdes dapat menerapkan

Dengan demikian Pemdes dapat menerapkan

sistem Penganggaran

sistem Penganggaran

- Surplus danSurplus dan

(73)

Terkait dengan Psl 27 dan 28 PP. 72/2005 :Terkait dengan Psl 27 dan 28 PP. 72/2005 :

Kades dan Perangkat Desa diberikan penghasilan Kades dan Perangkat Desa diberikan penghasilan

tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya

tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya

sesuai kemampuan Kauangan Desa,

sesuai kemampuan Kauangan Desa,

penghasilan tetap setiap bulanpenghasilan tetap setiap bulan paling sedikit sama paling sedikit sama dengan UMR Kab/Kota, ditetapkan dalam APBDes.

dengan UMR Kab/Kota, ditetapkan dalam APBDes.

Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan

sesuai kemampuan Keuangan Desa (Psl. 39: 1 PP

sesuai kemampuan Keuangan Desa (Psl. 39: 1 PP

72/2005)

(74)

Pasal 6 (Perda 20/2006)

Pasal 6 (Perda 20/2006)

Kepala desa dan Perangkat Desa diberikan tetap

setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya sesuai

dengan kemampuan Keuangan Desa;

Penghasilan tetap Kepala desa dan Perangkat Desa :

Gaji/Honor dan Tunjangan jabatan

Tunjangan Lainnya :

Biaya Operasional dan

Penghasilannya yang sah

penghasilan tetap setiap bulan

penghasilan tetap setiap bulan

paling sedikit

paling sedikit

(75)

Pasal 7 (Perda 20/2006)

Pasal 7 (Perda 20/2006)

Pimpinan dan Anggota BPD menerima

tunjangan sesuai dengan kemampuan

keuangan desa;

Untuk kegiatan BPD disediakan biaya

operasional sesuai dengan kemampuan

keuangan desa yang dikelola oleh sekretaris

BPD

(76)

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA &

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA &

APBDes YANG BAIK

APBDes YANG BAIK

Keterbukaan (transparansi) dalam

pengelolaan yan baik;

Bertanggung jawab (akuntabilitas);

Keterlibatan (partisipasi) masyarakat dalam

pembangunan;

Penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif;

Pemerintah tanggap (resposif) terhadap

(77)

RUMUSAN ALOKASI DANA DESA

RUMUSAN ALOKASI DANA DESA

(Maryunani 2002)

(Maryunani 2002)

Mendorong semangat desentralisasi;

Adil dan transparan;

Sederhana, pasti dan dapat diprediksi;

Netral;

Memberikan insentif bagi desa penerima;

Menghindari kecenderungan terciptanya

(78)

Didasarkan pada : Surat Menteri Dalam Negeri Tanggal 22 Maret 2005 Nomor 140/640/SJ perihal Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa;

A. Rumus Penentuan Besarnya ADD

1. Rumus ADD dipergunakan untuk menghitung besarnya Alokasi Dana Desa untuk

setiap desa;

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya alokasi dana desa

adalah rumus tersebut sederhana, mudah diaplikasikan dan tersedia data;

3. Rumus yang dipergunakan berdasarkan asas merata dan adil

a. asas merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa, yang

selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM);

b. asas adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara proporsional untyk

setiap desa berdasarkan Nilai Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu (misalnya Variabel kemiskinan, keterjangkauan,

pendidikan, kesehatan dll), selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa

Proporsional (ADDP);

4. Besarnya presentase perbandingan antara asas merata dan adil ditetapkan oleh daerah, misal besarnya ADDM adalah 60% dari jumlah ADD dan besarnya ADDP (dana proporsional) adalah 40% dari jumlah ADD. 5. Sebagai contoh menentukan besarnya Alokasi Dana Desa yang diterima desa

(79)

Perhitungan Alokasi Dana Desa untuk masing-masing Desa dilakukan dengan menggunakan rumus yang mempertimbangkan faktor pemerataan dan keadilan serta potensi desa dengan rumus-rumus sebagai berikut :

1. Rumus Alokasi Dana Desa (x) :

ADDx = ADDM + ADDPx

Keterangan :

ADDx = Alokasi Dana Desa untuk Desa x

ADDM = Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima Desa ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x X = Desa

2. Rumus untuk menentukan Pembagian Dana Proporsional :

ADDPx = BDx * (ADD-∑ADDM)

Keterangan :

ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x BDx = Nilai Bobot Desa untuk Desa x

ADD = Total Alokasi Dana Desa

(80)

1. Nilai Bobot Desa (BDx) adalah nilai desa yang ditentukan berdasarkan beberapa varaibel independen;

2. Variabel independen merupakan indikator yang mempengaruhi besarnya Nilai Bobot setiap desa (BDx) yang dapat membedakan beban yang ditanggung antara satu desa dengan desa yang lainnya;

3. Variabel independen yang digunakan untuk menentukan Nilai Bobot Desa (BDx) dibedakan atas variabel utama dan variabel tambahan yang ditentukan oleh Kabupaten/Kota berdasarkan karakter, budaya dan kesediaan data daerah;

4. Variabel independen utama adalah variabel yang dinilai terpenting untuk menentukan nilai bobot desa. Variable utama ditujukan untuk mengurangi kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan dasar umum antar desa secara bertahap dan mengatasi kemiskinan struktural masyarakat di desa. Variabel independen utama adalah :

a. Kemiskinan

b. Pendidikan dasar c. Kesehatan

(81)

5. Variabel independen tambahan merupakan variabel yang dapat ditambahkan oleh masing-masing daerah. Variabel independen tambahan meliputi :

a. Jumlah Penduduk; b. Luas Wilayah;

c. Potensi Ekonomi;

d. Partisipasi Masyarakat

e. Jumlah Unit komunitas di Desa (RW, dan RT); f. Panjang Jalan Desa

6. Angka yang dimasukkan ke dalam rumus adalah angka yang didasarkan oleh data-data yang dimiliki oleh daerah;

(82)

3. Rumus untuk menentukan Bobot Desa

BDx = a1 KV1x + a2KV2x +a3 KV3x + ...anKVnX

Keterangan :

BDx = Nilai Bobot Desa untuk desa x

KV1x, KV2x, KVnx = Koefisien Varibel pertama, kedua, dan seterusnya A1, a2, a3,....an = Angka Bobot masing-masing variabel

4. Perhitungan Masing-masing Koefisien Variabel untuk Desa x (KV1x, KV2x, ....)

a. Koefisien Variabel adalah koefisien (angka) desa yang dimiliki oleh desa utk setiap variabel

tertentu misalnya : variabel kemiskinan, pendidikan dst;

a. Koefisien Variabel desa merupakan perbandingan antara Angka Variabel setiap desa dengan

jumlah total variabel desa;

b. Besarnya Koefisien Variabel (KV) tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

KV1,2,....x = V1,2,..x ∑Vn

Keterangan :

KV1,2...x = Nilai Koefisien Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk Desa x. Misalnya : Nilai variabel kemiskinan Desa. V1,2,....x = Angka Variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk desa x, misalnya angka jumlah

kemiskinan, angka jumlah tidak lulus pendidikam dasar;

(83)

Penentuan Bobot Variabel

Penentuan Bobot Variabel

1.

Setiap variabel bisa mempunyai bobot tertentu

yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan daerah;

2.

Angka bobot masing-masing variabel kalau

ditambahkan harus berjumlah 1 (satu) :

a1, a2, …., an

: Angka bobot Variabel

(84)

Contoh (2006):

Contoh (2006):

Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel tambahan dengan

Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel tambahan dengan

pembototan sebagai berikut

pembototan sebagai berikut

No Variabel Bobot Angka Bobot (a) = Bobot/Jml Bobot 1. Variabel Kemiskinan (a1) 4 0.22

2. Variabel Pendidikan Dasar (a2) 3 0.17 3. Variabel Kesehatan (a3) 3 0.17 4. Variabel Keterjangkauan (a4) 1 0.06 5. Variabel Jumlah Penduduk (a5) 1 0.06 6. Variabel luas wilayah (a6) 1 0.06

7. Panjang Jalan 1 0.06

8. Ekonomi 1 0.06

9. Komunitas Unit Desa 1 0.06 10. Partisipasi masyarakat 1 0.06

(85)

Contoh (2007): Contoh (2007):

Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel

tambahan dengan pembototan sebagai berikut tambahan dengan pembototan sebagai berikut

No Variabel Bobot Angka Bobot (a) = Bobot/ Jml Bobot

1. Variabel Kemiskinan (a1) 4 0.20

2. Variabel Pendidikan Dasar (a2) 3 0.15

3. Variabel Kesehatan (a3) 3 0.15

4. Variabel Keterjangkauan (a4) 2 0.10

5. Variabel Jumlah Penduduk (a5) 1 0.05

6. Variabel luas wilayah (a6) 1 0.05

7. Panjang Jalan 1 0.05

8. Komunitas Unit Desa 1 0.05

9. Ekonomi 1 0.05

10. Kelembagaan 1 0.05

11. Pendapatan 1 0.05

12. Partisipasi masyarakat 1 0.05

(86)

ALOKASI DANA DESA SECARA MENYELURUH DI

ALOKASI DANA DESA SECARA MENYELURUH DI

KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2007

KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2007

Uraian Pendapatan Belanja Pegawai Sisa Jumlah ADD

Bagi Hasil Pajak 10% 55.747.433.000,-

5,574,743,300,-Retribusi 10%

40.792.544.000,

4,079,254,400,-

Dana Perimbangan yang diterima Kabupaten setelah dikurangi belanja pegawai sebesar 10%

1.441.582.446.000,- 817.762.843.000,- 623,819,603,000,-

(87)

72.035.980.000,-TIM PEMBINA DAN PELAKSANA

TIM PEMBINA DAN PELAKSANA

ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA

ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA

Pembentukan Tim

Pembentukan Tim

Dalam rangka pelaksanaan kelancaran

(88)

Tim Pembina Tingkat Kabupaten

Tim Pembina Tingkat Kabupaten

Tim Pembina Tingkat Kabupaten ditetapkan dengan

Keputusan Bupati dan mempunyai tugas sebagai berikut :

Merumuskan kebijakan pengelolaan Alokasi Dana

Perimbangan Desa ;

 Membina dan mensosialisasikan pengelolaan Alokasi Dana Perimbangan Desa

(89)

Tim Pembina Tingkat Kecamatan

Tim Pembina Tingkat Kecamatan

ditentukan oleh

ditentukan oleh

Camat dengan

Camat dengan

susunan sebagai berikut :

susunan sebagai berikut :

Penanggungjawab : Camat

Ketua

: Sekretaris Camat

Sekretaris

: Kepala Seksi yang membidangi

Pemberdayaan Masyarakat

Anggota

: 1.`Kepala Seksi yang membidangi

` Pemerintahan

2.`Kepala Seksi yang membidangi

`Perencanaan

(90)

Tim Pembina Tingkat Kecamatan

Tim Pembina Tingkat Kecamatan

mempunyai tugas sebagai berikut :

mempunyai tugas sebagai berikut :

Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pemantauan kegiatan Alokasi Dana Desa ;

Memverifikasi proposal dan persyaratan lainnya;

Mengadakan Monitoring dan pengendalian kegiatan Alokasi Dana Perimbangan Desa;

Menyusun rekapitulasi laporan kemajuan kegiatan dan pelaporan keuangan ;

Menyelesaikan permasalahan ditingkat Desa dan

(91)

Tim Pelaksana Tingkat Desa

Tim Pelaksana Tingkat Desa

Tim Pelaksana Tingkat Desa ditetapkan dengan Keputusan

Kepala Desa dengan susunan sebagai berikut :

Ketua : Kepala DesaSekretaris : Sekretaris Desa

Bendahara : Kepala Urusan yang membidangi KeuanganAnggota : Kepala Urusan terkait

Pelaksana Teknis : 1. LKMD/LPM

2. Tim Penggerak PKK Tingkat Desa 3. Organisasi kepemudaan di desa

4. Pemuka Adat, Agama

(92)

Tim Pelaksana Alokasi Dana Perimbangan Desa di tingkat

Tim Pelaksana Alokasi Dana Perimbangan Desa di tingkat

Desa mempunyai tugas sebagai berikut :

Desa mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Ketua mempunyai tugas :

Mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dibiayai dari Alokasi

Dana Perimbangan Desa;

Menyelenggarakan musyawarah di Desa mengenai rencana

penggunaan Alokasi Dana Perimbangan Desa yang kemudian disusun dalam suatu dokumen/proposal kegiatan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dari para pelaksana teknis di

desa;

Menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang Tim Pelaksana Kegiatan

Di Desa (untuk pelaksana teknis disesuaikan dengan jenis kegiatan dan kebutuhan di desa);

Menyampaikan laporan realisasi perkembangan fisik,

(93)

b. Sekretaris

b. Sekretaris

mempunyai

mempunyai

tugas :

tugas :

Membantu ketua dalam menyusun rencana

kegiatan yang dibiayai Alokasi Dana

Perimbangan Desa yang dituangkan dalam

proposal kegiatan;

Membantu mengkoordinasikan tugas-tugas

ketua ;

Melaksanakan pelayanan teknis administrasi

kepada Tim ;

Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan yang

(94)

c.

c.

Bendahara mempunyai tugas :

Bendahara mempunyai tugas :

Membuka rekening desa bersama Kepala Desa

atas nama Pemerintah Desa yang bersangkutan;

Membukukan penerimaan dan pengeluaran uang

disertai dengan bukti-bukti pendukung;

Menyusun anggaran kegiatan ;

Memungut, mencatat dan menyetorkan pajak

kepada Bank yang ditunjuk berdasarkan tahapan

pencairan.

(95)

d. Anggota mempunyai tugas :

Melaksanakan kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan

dan pelaporan ;

Membantu mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan bidang tugasnya.

Merekapitulasi hasil kegiatan dari pelaksana teknis.

e. Pelaksana Teknis mempunyai tugas :

Menyusun tahapan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan;

Melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;

Menggerakan swadaya masyarakat ;

(96)

Prosentase penggunaan Alokasi Dana Perimbangan Desa ditetapkan70% (tujuh puluh persen) untuk pembiayaan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat, diantaranya :

Penanggulangan kemiskinan diantaranya pendirian Lumbung Desa ; Peningkatan Kesehatan Masyarakat diantaranya penataan Pos Yandu ;Peningkatan pendidikan dasar ;

Pengadaan infrastruktur pedesaan seperti prasarana pemerintahan,

prasarana perhubungan, prasarana produksi, prasarana pemasaran dan prasarana sosial ;

Penyusunan dan pengisian Profil Desa, penyediaan data data, buku

administrasi desa dan lembaga kemasyarakatan lainnya ;

Pemberdayaan sumber daya aparatur desa ;

Menunjang kegiatan pelaksanaan 10 program PKK ;Kegiatan Perlombaan Desa ;

Penyelenggaraan musyawarah pemerintahan Desa ;Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong ;

Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan;

(97)

30 % (Tiga puluh persen) untuk biaya

30 % (Tiga puluh persen) untuk biaya

operasional Pemerintahan Desa

operasional Pemerintahan Desa

RINCIAN

PENGALOKASIAN

ALOKASI

DANA PERIMBANGAN DESA 30 % UNTUK

BIAYA OPERASIONAL PEMERINTAHAN

DESA

Biaya Operasional Pemerintah Desa

63 %

dari 30 % Total ADPD

Biaya Operasional BPD

37 %

(98)

Perincian Biaya operasional Pemerintah Desa, sebesar 63 % dialokasikan untuk Operasional

Perincian Biaya operasional Pemerintah Desa, sebesar 37 % dialokasikan untuk Operasional

1. Kepala Desa 25 %

2. Sekretaris Desa 10 %

3. Kepala Urusan 40 %

4. Kepala Dusun 20 %

5. Aparat desa lainnya 5 %

1. Ketua BPD 14 %

2. Wakil ketua BPD 10 %

3. Sekretaris BPD 10 %

(99)

Contoh : Jumlah Alokasi Dana Perimbangan Desa = Rp.

127.000.000,- maka untuk biaya Operasional

Pemerintahan Desa 30 % sebesar Rp. 38.100.000,-

diperinci sebagai berikut :

Biaya Operasional Pemerintah Desa

63 % dari

Rp. 38.100.000,- =

Rp

24.003.000,-–

Biaya Operasional BPD 37 % dari

Rp. 38.100.000,- =

Rp

(100)

PERINCIAN PENGALOKASIAN BIAYA OPERASIONAL KETERANGAN

I. Biaya operasional Pemerintah Desa, sebesar 63 % dari Rp. 38.100.000 = Rp. 18.900.000 yang dialokasikan untuk :

1. Kepala Desa 25 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 6.000.750,-/tahun 2. Sekretaris Desa 10 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 2.400.300,-/tahun 3. Kepala Urusan 40 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 9.601.200,-/tahun (rata-rata 5 orang Kepala Urusan)

4. Kepala Dusun 20 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 4.800.600,-/tahun 5. Aparat desa lainnya 5 % dari Rp 24.003.000,- = Rp 1.200.150,-/tahun

Rp. 500.062.5,-/bulan Rp 200.025,-/bulan Rp 800.100,-/bulan Dibagi sejumlah Dusun Dibagi sejumlah staf

II. Biaya Operasional BPD, sebesar 37 % dari Rp. 38.100.000 = Rp. 14.097.000,- yang dilakokasikan untuk :

1. Ketua 14 % dari Rp 14.097.000,- = Rp 1.973.580,-/tahun 2. Wakil ketua 10 % dari Rp 14.097.000,- = Rp 1.409.700,-/tahun 3. Sekretaris 10 % dari Rp 14.097.000,- = Rp 1.409.700,-/tahun 4. Anggota 66 % dari Rp 14.097.000,- = Rp 9.304.020,-/tahun (untuk 8 orang anggota BPD)

(101)

Tim Pembina Tingkat Kabupaten

Tim Pembina Tingkat Kabupaten

Tim Pembina Tingkat Kabupaten ditetapkan dengan

Keputusan Bupati dan mempunyai tugas sebagai berikut :

Merumuskan kebijakan pengelolaan Alokasi Dana

Perimbangan Desa ;

 Membina dan mensosialisasikan pengelolaan Alokasi Dana Perimbangan Desa

(102)

Bagimu Negeri

Jiwa Raga Kami

Amiin.

(103)

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH

Atas Perhatiannya

Atas Perhatiannya

Mohon Maaf Kalau

Mohon Maaf Kalau

Kurang

Kurang

Memuaskan!!!!

Gambar

GAMBAR SIKLUS ANGGARAN DESA

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan lokasi hutan kota didasarkan pada empat kriteria (suhu permukaan bumi, kemiringan lahan, jarak dari pemukiman dan jenis tanah) dengan kriteria tambahan berupa tutupan

Teknik wawancara ini digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 26 Bandung tentang kesulitan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol pasien yang mendapatkan terapi bekam berdasarkan usia didapatkan > 50 tahun memiliki mean yang lebih

Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil karakterisasi baik HAp dari kerabang telur ayam kampung maupun kerabang telur ayam broiler adalah benar senyawa HAp, dan hasil

Se- mua imitasi tersebut khayalan dan pengamatan siswa tersebut dalam berimajinasi menirukan sebuah bentuk yang dirangkai menggunakan hitungan 1x8 selama 3 menit

Melihat perkembangan tersebut, kegiatan e-commerce yang sebelumnya berdalil pada Undang-Undang No.11 tahun 2008 tentang informasi dan elektronik (UU ITE), dan

Pada penelitian pendahuluan dilakukan pembuatan KPI dari daging ikan lele dumbo afkir dengan perlakuan lama ekstraksi dan pengulangan tahapan ekstraksi serta

Untuk dapat mewujudkan tujuan strategis Indonesia sebagai sentra industri halal dunia, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan pemerintah, yaitu pertama, pemerintah harus