• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil Universitas Telkom

Seperti yang tertulis dalam website Universitas Telkom, Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Institut Manajemen Telkom (IM Telkom), Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI Telkom) dan Politeknik Telkom awalnya berjalan masing-masing. Berada di bawah satu payung Yayasan Pendidikan Telkom (YPT), keempatnya memiliki tujuan yang sama. Yakni menjadi Perguruan Tinggi Internasional yang unggul dan menjadi agen perubahan dalam pembentukan insan cerdas dan kompetitif, serta berperan dalam pembentukan masyarakat yang sejahtera.

Demi mewujudkan World Class University (WCU) di tahun 2017, perubahan Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (STT Telkom) menjadi Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) di tahun 2007 menjadi langkah awal menuju WCU. Perubahan itu diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan nomor 235/D/O/2007 tanggal 30 November 2007. Ijin tersebut ditindaklanjuti dengan peresmian logo baru IT Telkom sekaligus peletakan batu pertama pembangunan gedung

Learning Center IT Telkom, Laboratorium dan Gedung Politeknik Telkom di Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu, Kabupaten Bandung, Sabtu 23 Februari 2008. Disusul dengan perubahan Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB) menjadi Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) pada bulan Maret 2008. Kemudian Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI) memutuskan untuk bergabung dengan YPT pada tahun 2010 dan berubah nama menjadi STISI Telkom.

(2)

2 Seiring berjalannya waktu, realisasi Universitas Telkom pun dipercepat di tahun 2013. Tepatnya Rabu 17 Juli 2013, surat izin penggabungan Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Institut Manajemen Telkom (IM Telkom), dan Politeknik Telkom telah keluar berdasarkan Surat Keputusan nomor 270/E/O/2013 SK Mendikbud.

Selanjutnya Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud nomor 270/E/O/2013 Juncto Nomor 309/E/0/2013 tentang Universitas Telkom menyatakan STISI Telkom telah menjadi bagian dari Universitas Telkom.

Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari beberapa institusi yang berada dibawah badan penyelenggara Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) yaitu Fakultas Teknologi Telkom (IT Telkom), Fakultas Ekonomi dan bisnis dan Fakultas Komunikasi dan Bisnis (IM Telkom), Fakultas Ilmu Terapan (Poltek Telkom) dan Fakultas Industri Kreatif (STISI Telkom). Universitas Telkom mengkhususkan program studinya pada bidang “Information and Communications Technologies, Management and Creative Industries

sebagai jawaban atas tuntutan perkembangan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang begitu pesat. Universitas Telkom mencanangkan di tahun 2017 nanti akan menjadi perguruan tinggi berkelas internasional yang unggul di bidang Infokom dan menjadi agen perubahan dalam membentuk insan cerdas dan kompetitif.

Tel-U mengusung visi untuk menjadi perguruan tinggi berstandar internasioanal dan berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan dan peradaban bangsa. Dengan misi:

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan berstandar internasional.

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, manajemen, dan seni dalam bentuk hasil penelitian yang dikenali secara internasional.

3. Melaksanakan kegiatan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, manajemen dan seni, untuk kemajuan kesejahteraan

(3)

3 dan peradaban bangsa. Serta menjadikan Profesionalism, Recognition of achievement, Integrity, Mutual respect Entrepreneurship (PRIME) sebagai core value dari Universitas Telkom.

Di Telkom University sendiri terdapat 27 Program Studi yang terbagi kedalam 7 fakultas berbeda. Fakultas yang terdapat di Telkom University antara lain Fakultas Teknik Elektro, Fakultas Rekayasa Industri, Fakultas Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Fakultas Industri Kreatif, dan Fakultas Ilmu Terapan. (www.telkomuniversity.ac.id,).

Namun hanya terdapat 5 fakultas yang menerapkan matakuliah kewirausaan pada kurikulum pembelajaran nya, kelima fakultas tersebut adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Fakultas Industri Kreatif, Fakultas Rekayasa Industri dan Fakultas Ilmu Terapan.

1.1.2 Logo dan Makna

Logo dan makna dari Universitas Telkom ialah sebagai berikut:

Gambar 1. 1 Logo Universitas Telkom

Sumber: www.telkomuniversity.ac.id

 Bentuk dasar Logo Tel-U berupa perisai melambangkan institusi yang kokoh dan memiliki daya juang yang tinggi, dengan inisial

(4)

4 huruf T dari “Telkom” menandakan ciri atau identitas dan kebanggaan untuk bersama mengembangkan diri.

 Dasar perisai berupa huruf U dari “University” sebagai landasan konsep komunitas pendidikan dan riset tingkat tinggi.

 Bentuk utama pada puncak perisai berupa “buku terbuka‟ melambangkan keterbukaan pikiran dan imajinasi, siap mengembangkan inovasi dan pedoman keilmuan baru dalam globalisasi dunia.

1.2Latar Belakang Penelitian

Grafik peningkatan jumlah entrepreneur diatas menyatakan bahwa Jumlah wirausahawan di Indonesia mengalami peningkatan di setiap tahun nya. Pertumbuhan itu berdasarkan hasil perhitungan Deputy Bidang Pengkajian Kemenkop dan UKM berdasarkan data dan kriteria yang ditetapkan oleh BPS sebagai lembaga pemerintah yang di percaya dan kompeten. Namun Indonesia masih memerlukan setengah dari penduduknya untuk berwirausaha (Perwitasari, 2012).

Grafik 1. 1 Peningkatan Jumlah Wirausahawan di Indonesia (Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM)

Peran entrepreneur dalam menentukan kemajuan suatu bangsa atau negara telah dibuktikan oleh beberapa negara maju seperti amerika, jepang, dan tetangga terdekat kita yaitu singapura dan malaysia. Kita sebaiknya

0,18% 0,24% 1,56% 1,65% 0,00% 0,50% 1,00% 1,50% 2,00% 2012 2013 2014 2015

Persentase Peningkatan

jumlah enterpreneur di

Indonesia

Persentase Peningkatan jumlah enterpreneur di Indonesia

(5)

5 mencontoh salah satu perguruan tinggi di amerika yaitu MIT (Massachusette Institute Technology) dimana dalam kurun waktu tahun 1980-1996 ditengah pengangguran terdidik yang semakin meluas dan kondisi ekonomi, sosial politik yang kurang stabil, MIT merubah arah kebijakan perguruan tingginya dari high Learning Institute and Research University menjadi Entrepreneurial University. Meskipun banyak pro kontra terhadap kebijakan tersebut namun selama kurun waktu diatas (16 tahun) MIT mampu membuktikan lahirnya 4 ribu perusahaan dari tangan alumni-alumninya dengan menyedot 1.1 juta tenaga kerja dan omset sebesar 232 miliar dolar pertahun (kuswara, 2012).

Berkaca pada kesuksesan negara maju seperti amerika dan eropa yang hampir seluruh perguruan tingginya menyisipkan materi entrepreneurship

dihampir setiap mata kuliahnya, negara-negara di asia seperti jepang, singapura dan malaysia juga menerapkan materi-materi entrepreneurship

minimal di dua semester. Itulah yang menjadikan negara-negara tetangga kita tersebut menjadi negara maju dan melakukan lompatan panjang dalam meningkatkan pembangunan negaranya. Di Indonesia, usaha-usaha untuk menanamkan jiwa dan semangat kewirausahaan diperguruan tinggi terus digalakan dan ditingkatkan, tentunya dengan berbagai metode dan strategi yang membuat mahasiswa tertarik untuk berwirausaha (Kuswara, 2012).

Perguruan tinggi sebagai salah satu mediator dan fasilitator terdepan dalam membangun generasi muda bangsa yang mempunyai kewajiban dalam mengajarkan, mendidik, melatih dan memotivasi mahasiswanya sehingga menjadi generasi cerdas yang mandiri, kreatif, inovatif dan mampu menciptakan berbagai peluang pekerjaan (usaha). Untuk melahirkan

entrepreneur-entrepreneur muda sukses di indonesia di perlukan kesungguhan dan keseriusan dari perguruan tinggi dalam mengemban misi

entrepreneurial campus. Program-program kewirausahaan yang telah digagas dan dijalankan oleh berbagai perguruan tinggi khususnya di indonesia, patut kiranya dijadikan sebagai teladan dalam memulai memfokuskan perguruan tinggi dalam melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda sukses. Seperti halnya yang dilakukan oleh Universitas

(6)

6 Telkom, Entrepreneurship ditujukan sebagai penunjang semangat kewirausahaan terhadap lulusannya. Dimana sebagai penunjang semangat kewirausahaan tersebut, setiap jurusan yang ada diberikan pembekalan matakuliah Entrepreneurship. Tidak hanya pemberian matakuliah

Entrepreneurship saja, tetapi dalam setiap pembelajarannya mahasiswa diberikan praktik bagaimana berwirausaha. Dalam kegiatan matakuliah kerwirausahaan ini para mahasiswa dituntun untuk bekerja secara mandiri maupun secara kelompok. Selain itu, dengan diadakannya seminar-seminar kewirausahaan dan adanya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia-(HIPMI) juga diharapkan dapat meningkatkan semangat dan ketertarikan untuk berwirausaha para mahasiswa. Hal ini tentunya sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh institusi yaitu ingin menghasilkan lulusan yang profesional, berintegritas tinggi serta memiliki semangat kewirausahaan.

Di Telkom University sendiri terdapat 27 Program Studi yang terbagi kedalam 7 fakultas berbeda. Fakultas yang terdapat di Telkom University antara lain Fakultas Teknik Elektro, Fakultas Rekayasa Industri, Fakultas Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Fakultas Industri Kreatif, dan Fakultas Ilmu Terapan. (www.telkomuniversity.ac.id,).

Namun hanya terdapat 5 fakultas yang menerapkan matakuliah kewirausaan pada kurikulum pembelajaran nya, kelima fakultas tersebut adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Fakultas Industri Kreatif, Fakultas Rekayasa Industri dan Fakultas Ilmu Terapan, dan kelima fakultas tersebut yang akan menjadi objek dalam penelitian ini.

Devi (2014) menyatakan bahwa ketertarikan mahasiswa terhadap kewirausahaan tidaklah mudah diketahui, dikarenakan setiap individu mempunyai perbedaan motivasi, cita-cita, karakter (baik itu individu atau keluarga), factor psikologis, nilai budaya seta pendidikan. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan pada niat berwirausaha setiap mahasiswa.

Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan

(7)

7 mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (Kourilsky dan Walstad, 1998). Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan tersebut, diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah.

Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha-wirausaha masa depan (Gorman et al., 1997; Kourilsky dan Walstad, 1998).

Pelajaran entrepreneurship yang didapatkan oleh mahasiswa serta dukungan dari orang – orang terdekat dapat menumbuhkan niat serta motivasi pada mahasiswa untuk berwirausaha, namun juga kemudian niat mahasiswa untuk berwirausaha pun dapat turun dikarenakan tidak berani untuk mengambil resiko (Devi, 2014).

Menurut devi (2014) hal ini sangat disayangkan sekali mengingat bahwa pada kenyataannya lapangan kerja yang ada tidak memungkinkan untuk menyerap seluruh lulusan perguruan tinggi di Indonesia, maka dari itu sangatlah penting untuk memupukkan dan menanamkan jiwa wirausaha pada mahasiswa untuk menciptakan mahasiswa yang bermotivasi dan bermental wirausaha. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa di perguruan tinggi juga merupakan alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran, untuk kelak mahasiswa ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Sehingga mereka dapat ikut berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara Indonesia.

Ninat berwirausaha telah terbukti menjadi indikator yang terbaik bagi perilaku kewirausahaan (Krueger et al, dalam Indarti dan Rokhima 2008). Menurut Ajzen dalam teorinya yang disebut Theory of Planned Behavior

(TPB) (Ajzen, 1975) intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm) dan kontrol perilaku (perceived behavioural control).

TPB juga didasarkan atas pendekatannya terhadap keyakinan (beliefs) yang dapat mendorong individu tersebut untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Pendekatan terhadap keyakinan dilakukan dengan

(8)

8 mengasosiasikan berbagai karakteristik, kualitas, dan atribut berdasarkan informasi yang telah dimiliki, kemudian secara otomatis intensi untuk berperilaku akan terbentuk. TPB sangat sesuai digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku di dalam kewirausahaan. Sebagaimana dikatakan oleh Ajzen bahwa “TPB is suitable to explain any behavior which requires planning, such as entrepreneurship” (TPB cocok untuk menjelaskan perilaku apa pun yang memerlukan perencanaan, seperti kewirausahaan). Selain itu, menurut Krueger dalam penelitian (Lakovleva et al, 2011) Konsistensi dari TPB, seperti yang telah dikonfirmasi dalam studinya, menunjukkan bahwa TPB tidak hanya untuk memprediksi niat kewirausahaan tetapi juga untuk menumbuhkan niat sebagai pengusaha.

Berdasarkan fenomena bahwa banyak hal yang dapat mendorong mahasiswa Universitas Telkom untuk memiliki niat sebagai entrepreneur

setelah mengikuti mata kuliah Entrepreneurship, maka penulis ingin melihat lebih jauh mengenai hal tersebut dengan menggunakan pendekatan

Theory of Planned Behavior (TPB). Oleh karena itu judul dari penelitian ini adalah :

“ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Mahasiswa Untuk Berwirausaha melalui pendekatan Theory of Planned Behavior ( TPB ) ” (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Komunikasi Bisnis, Fakultas Ilmu Terapan, Fakultas Rekayasa Industri dan Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom).

1.3 Perumusan Masalah

Jumlah wirausahawan di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2012 hingga tahun 2015 (BPS Indonesia). Namun Indonesia masih memerlukan setengah dari penduduknya untuk berwirausaha (Perwitasari, 2012).

Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (Kourilsky dan Walstad, 1998).

(9)

9 Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan tersebut, diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah.

Niat berwirausaha telah terbukti menjadi prediktor yang terbaik bagi perilaku kewirausahaan (Indriantoro dan Supomo. 2002). Niat seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap

(attitude), norma subjektif (subjective norm) dan kontrol perilaku

(perceived behavioural control) (Icek Ajzen 1991).

Universitas Telkom talah menerapkan pendidikan matakuliah

Entrepreneurship yang ditujukan sebagai penunjang semangat kewirausahaan terhadap lulusannya. Dimana sebagai penunjang semangat kewirausahaan tersebut, beberapa jurusan yang ada diberikan pembekalan matakuliah Entrepreneurship. Tidak hanya pemberian matakuliah

Entrepreneurship saja, tetapi dalam setiap pembelajarannya mahasiswa diberikan praktik bagaimana berwirausaha.

Dengan adanya peningkatan jumlah entrepreneur selama empat tahun berturut-turut di Indonesia, serta Universitas Telkom yang telah menerapkan pendidikan serta praktik Entrepreneurship yang ditujukan sebagai penunjang semangat kewirausahaan terhadap lulusannya. membuat penulis tertarik untuk melihat apakah ada keterkaitnya pengaruh pendidikan Kewirausahaan terhadap niat untuk berwirausaha, dan penulis akan melakukan penelitian yang membahas tentang Niat Mahasiswa untuk menjadi seorang entrepreneur khususnya di Universitas Telkom.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan pertanyaan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar sikap, norma subjetif, dan kontrol perilaku pada mahasiswa setelah mengikuti matakuliah entrepreneurship?

2. Seberapa besar niat berwirausaha mahasiswa setelah mengikuti matakuliah entrepreneurship?

(10)

10 3. Seberapa besar sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku dapat mempengaruhi niat berwirausaha pada mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah Entrepreneurship?

1.5Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar sikap, norma subjetif, dan kontrol perilaku pada mahasiswa setelah mengikuti matakuliah entrepreneurship.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh diberikannya matakuliah entrepreneurship dalam meningkatkan niat mahasiswa dalam berwirausaha.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dilihat dari aspek sikap, norma subjektif, kontrol perilaku berwirausaha mahasiswa setelah mendapatkan mata kuliah Entrepreneurship.

1.6Manfaat Penelitian

1.6.1 Pihak Praktisis

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk membangun niat dan niat berwirausaha bagi mahasiswa yang belum tertarik untuk berwirausaha.

1.6.2 Pihak Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan referensi di bidang niat berwirausaha mahasiswa dengan pendekatan

Theory of Planned Behavior (TPB). Penelitian ini berguna sebagai acuan/referensi untuk penelitian selanjutnya serta menjadi tambahan pengetahuan dalam kajian pengembangan kewirausahaan di dunia pendidikan dalam hal desain kurikulum pendidikan. Diharapkan dalam penelitian ini dapat mengetahui lebih jauh faktor yang mempengaruhi Niat mahasiswa untuk berwirausaha melalui pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB) pada ke empat Fakultas di Universitas Telkom

(11)

11 1.7Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini objek penelitian berlokasi di Universitas Telkom yang beralamat di jalan Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu, Kabupaten Bandung. Dan pada penelitian ini penulis menentukan objek penelitian kepada mahasiswa angkatan 2012 dan 20013 yang telah mendapatkan matakuliah Entrepreneurship (Kewirausahaan) dari lima fakultas yang ada di Universitas Telkom, yaitu :

1. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2. Fakultas Komunikasi dan Bisnis

3. Mahasiswa Fakultas Industri Kreatif 4. Mahasiswa Fakultas Rekayasa Industri 5. Mahasiswa Fakultas Ilmu Terapan 1.7.2 Waktu dan Periode Penelitian

Waktu dan periode dari penelitian ini adalah dari bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan Maret 2016.

1.8Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Adanya sistematika penulisan penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembahasan yang akan disusun dalam bab-bab sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan mengenai teori dan kerangka pemikiran sehingga membuat suatu hipotesis penelitian :

2.1 Teori-teori terkait Penelitian dan Penelitian Terdahulu 2.2 Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menegaskan pendekatan, metode serta karakteristik yang akan digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, meliputi uraian tentang :

(12)

12 1.1 Karakteristik Penelitian

1.2 Alat Pengumpulan Data 1.3 Tahapan Penelitian 1.4 Populasi dan Sample

1.5 Pengumpulan Data dan Sumber Data 1.6 Validasi dan Reabilitas

1.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil dari penelitian beserta pembahasan yang telah dilaksanakan :

5.1 Karakteristik Responden 5.2 Hasil Penelitian

5.3 Pembahasan dan Hasil Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan serta saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan :

5.1 Kesimpulan 5.2 Saran

Gambar

Gambar 1. 1 Logo Universitas Telkom
Grafik  peningkatan  jumlah  entrepreneur  diatas  menyatakan  bahwa  Jumlah wirausahawan di Indonesia mengalami peningkatan di setiap tahun  nya

Referensi

Dokumen terkait

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

” Permohonan pemeriksaan banding diajukan secara tertulis oleh pemohon atau kuasanya yang khusus dikuasakan untuk itu kepada Pengadilan Tata Usaha Negara yang menjatuhkan

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar