• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Ajzen (1991) mengatakan, untuk menjelaskan suatu perilaku manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Ajzen (1991) mengatakan, untuk menjelaskan suatu perilaku manusia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sikap Ajzen

Ajzen (1991) mengatakan, untuk menjelaskan suatu perilaku manusia dengan segala kerumitannya merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Perlu digunakannya konsep yang berhubungan dengan disposisi perilaku, seperti sikap sosial dan ciri-ciri kepribadian untuk memprediksi maupun memahami perilaku manusia. Teori sikap Ajzen atau theory of planned behavior (TPB) mampu digunakan untuk memprediksi dan memahami niat seseorang dalam melakukan berbagai kegiatan, salah satunya niat berwirausaha. Teori ini terdapat 3 konsep independen, yaitu : sikap berperilaku (attittude towards behavior), norma subyektif (subjective norm) dan Persespsi Kontrol Perilaku (perceived behavioral control).

2.1.2 Norma Subyektif

Menurut Ajzen (1991) norma subyektif merupakan referensi sosial yang diterima bagi suatu individu atau grup dalam menentukan sikap perilaku. Maksud dari pernyataan tersebut adalah didasari oleh teori pembelajaran sosial yang menyebutkan suatu individu cenderung mengadopsi perilaku keluarga, teman dekat atau guru mereka, terutama jika perilaku tersebut dianggap bernilai (Bandura, 1997). Pruett et al. (2009, dalam Engle et al. 2010) menyimpulkan

(3)

bahwa norma subyektif, yang merupakan pengalaman keluarga dan support dari orang lain yang telah memiliki usaha mampu menumbuhkan niat berwirausaha. 2.1.3 Sikap Berwirausaha

Sikap berperilaku merupakan dasar bagi pembentukan niat, dalam hal ini yaitu sikap berwirausaha. Di dalam sikap berperilaku terdapat dua aspek pokok, yaitu : keyakinan individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu yang akan menghasilkan akibat-akibat atau hasil-hasil tertentu. Hal ini dapat pula berupa opini individu yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu obyek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap obyek sikap tersebut, demikian pula sebaliknya (Ajzen, 1991).

2.1.4 Persespsi Kontrol Perilaku

Ajzen (1991) mengatakan persespsi kontrol perilaku adalah tingkat kesulitan atau kemudahan seseorang dalam menjalankan perilakunya. Hal ini bisa terjadi dari pengalaman masa lalu, serta dapat digunakan untuk mengantisipasi tantangan serta rintangan yang akan datang. persespsi kontrol perilaku dapat berasal dari pengalaman masa lalu pribadi, tetapi bisa juga dipengaruhi oleh informasi eksternal, seperti pengalaman rekan kerja, teman, keluarga dan faktor eksternal lainnya. Faktor-faktor ini yang mampu meningkatkan maupun menurunkan keinginan sesorang menjalankan perilaku tersebut. Semakin banyak sumber daya serta kesempatan yang dimiliki oleh suatu individu, dan semakin rendah rintangan serta tantangan yang akan dihadapi, maka akan semakin tinggi persespsi kontrol perilaku individu tersebut.

(4)

2.1.5 Kebutuhan Berprestasi

Winardi (2008:16) menyebutkan sikap kebutuhan berprestasi dapat membuat wirausahawan termotivasi untuk bertindak secara individual untuk melaksanakan pencapaian tujuan yang menantang. Kebutuhan prestasi merupakan suatu bentuk kebutuhan yang berasal dari kesatuan watak sebagai motivator untuk menghadapi tantangan pencapaian tujuan (Lee, 1997 dalam Muhar, 2013). Dengan demikian kebutuhan tersebut akan mendukung kepribadian. Hal ini dipertegas oleh teori kebutuhan yang diungkap oleh McClelland bahwa pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan akan prestasi (Chandra dalam Muhar, 2013).

2.1.6 Niat Berwirausaha

Niat berwirausaha individu diklaim sebagai prediktor moderat perilaku wirausaha dimasa depan (Ajzen, 1991; Kim dan Hunter, 1993 dalam Budiarti). Ditambahkan, niat adalah sinyal dari komitmen individu untuk melakukan perilaku tertentu dan telah terbukti bahwa niat mendahului perilaku (Ajzen dan Fishbein, 1980, dalam Budiarti). Katz dan Gartner (1988, dalam Muhar) menjelaskan niat berwirausaha sebagai suatu proses pencarian informasi guna pencapaian tujuan usaha. Pandangan tersebut menunjukkan adanya keunggulan bagi individu yang memiliki minat yang tinggi (Muhar, 2013).

(5)

2.2 Hipotesis Penelitian

Dari landasan teori tersebut terdapat beberapa Hipotesis yaitu jawaban sementara dari hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, yaitu sebagai berikut:

2.2.1 Pengaruh Norma Subyektif terhadap Niat berwirausaha mahasiswa S1 program reguler FEB Unud.

Dalam penelitian Sarwoko (2011) dimana semakin tinggi dukungan pada mahasiswa maka semakin tinggi pula niat berwirausaha. Pada penelitian Engle et al. (2008) ditemukan bahwa norma subyektif berpengaruh positif dengan niat berwirausaha pada mahasiswa di 12 Negara. Pada penelitian Wijaya (2008) ditemukan bahwa norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha pada pengusaha UKM di D.I.Y. dan Jawa Tengah.

Pada penelitian Rahayu dkk (2011) ditemukan bahwa norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa FE Universitas Brawijaya. Pada penelitian Gurbuz et al. (2008) ditemukan bahwa norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Turki. Pada penelitian Zhengxia et al. (2012) ditemukan bahwa norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Xhi’an, Tiongkok. Pada penelitian Jianfeng (2013) ditemukan bahwa norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha siswa dan juga mahasiswa di Tiongkok.

(6)

Pada penelitian Pillis (2008) juga ditemukan bahwa norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha siswa kursus manajemen di Amerika Serikat. Malebana (2014) menemukan norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Afrika Selatan. Dan yang terakhir Chong et al. (2005) menemukan norma subyektif berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa bisnis di Malaysia. Hasil yang berbeda ditujukan pada penelitian Alfonso et al. (2012) dimana norma subyektif tidak berpengaruh terhadap niat berwirausaha masyarakat Amerika Latin.

H1: Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha mahasiswa reguler FEB Unud.

2.2.2 Pengaruh Sikap Berwirausaha terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa S1 program reguler FEB Unud.

Dalam penelitian Andika dkk (2012) dimana sikap berwirausaha berpengaruh positif pada niat berwirausaha mahasiswa FE Unsyiah. Rahayu dkk (2011) menemukan sikap berwirausaha berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa FE Universitas Brawijaya. Jianfeng (2013) menemukan sikap berwirausaha berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha siswa dan mahasiswa di Tiongkok. Malebana (2014) menemukan sikap berwirausaha berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Afrika Selatan. Dan yang terakhir Chong et al. (2005) menemukan sikap berwirausaha berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa bisnis di Malaysia. Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian Engle et al. (2010) bahwa sikap berwirausaha tidak mempengaruhi mahasiswa di 12 negara.

(7)

H2: Sikap berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha mahasiswa reguler FEB Unud.

2.2.3 Pengaruh Persespsi Kontrol Perilaku terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa S1 program reguler FEB Unud.

Lestari dkk (2012) menemukan Persespsi Kontrol Perilaku berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa STIE MDP, STIE MUSI dan STMIK MDP. Rahayu dkk (2011) menemukan Persespsi Kontrol Perilaku berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa FE di Universitas Brawijaya. Gurbuz and Aykol (2008) menemukan Persespsi Kontrol Perilaku berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di turki, Jianfeng (2013) menemukan Persespsi Kontrol Perilaku berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha siswa dan mahasiswa di Tiongkok. Malebana (2014) menemukan Persespsi Kontrol Perilaku berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Afrika Selatan. Dan yang terakhir Chong et al. (2005) menemukan Persespsi Kontrol Perilaku berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa binis di Malaysia. Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian Ferreira et al. (2012) dimana Persespsi Kontrol Perilaku tidak berpengaruh terhadap terhadap niat berwirausaha siswa secondary school di Portugal.

H3: Persespsi Kontrol Perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha mahasiswa reguler FEB Unud.

(8)

2.2.4 Pengaruh Kebutuhan Berprestasi terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa S1 program reguler FEB Unud.

Pada penelitian Ferreira et al. (2012) kebutuhan berprestasi berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha siswa secondary school di Portugal. Begitu juga pada penelitian Vemmy (2012) dimana kebutuhan akan berprestasi berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha siswa SMK Tabalong. Pada penelitian. Pada penelitian Xue et al. (2011) ditemukan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Malaysia. Pada penelitian Pillis et al. (2007) ditemukan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa Amerika Serikat. Pada penelitian Opoku-Antwi et al. ditemukan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Ghana. (2012).

Pada penelitian Sutanto dkk (2014) ditemukan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa Unitversitas Airlangga. Pada penelitian Wardoyo (2012) ditemukan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Jakarta. Dan yang terakhir pada penelitian Pillis et al. (2008) ditemukan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif terhadap niat berwirausaha siswa kursus manajemen di Amerika Serikat. Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian Sarwoko (2011) dimana variabel kebutuhan berprestasi tidak mempengaruhi niat berwirausaha mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang.

H4: Kebutuhan berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha mahasiswa reguler FEB Unud

(9)

Berdasarkan penelusuran pada kajian pustaka dan hasil – hasil penelitian sebelumnya, maka model penelitian dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Model Penelitian Sumber: Hasil penelitan sebelumnya

Norma Subyektif (X1) Sikap Berwirausaha (X2) Niat  Berwirausaha   (Y)     Persespsi Kontrol Perilaku (X3) Kebutuhan Berprestasi (X4) H1   H2   H3   H4  

(10)

Gambar

Gambar 2.1 Model Penelitian  Sumber: Hasil penelitan sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian merupakan suatu hal yang penting bahwa sistem harus direncanakan agar dalam keadaan normal maupun dalam keadaan kontigensi atau terlepasnya suatu

Analisis digunakan untuk menjelaskan perbandingan perhitungan harga pokok produksi oleh perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing

Berdasarkan RTRW Kabupaten Minahasa lokasi yang dianggap memenuhi kriteria menjadi lokasi objek rancangan sebagai fasilitas Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Hasil perhitungan RadCon untuk konsekuensi radiologis yang diterima masyarakat dari kondisi operasi abnormal yang dipostulasikan dan asumsi asumsi pelepasan produk fisi dari

Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup digaris kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang yang dianggap

Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau rem%lar () dan gigi geraham besar atau M%lar (M) yang memiliki fungsi mengunyah dan melumatkan makanan...

Dalam penelitian Jain (2015) sektor farmasi di India, ditemukan bahwa profitabilitas dan likuiditas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal,

“ Presiden mengusulkan Calon Anggota Dewan Energi Nasional yang berasal dari unsur Pemangku Kepentingan hasil penyaringan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sebanyak