EDISI II/TAHUN 2014
50
F
lobamorata merupakan Indonesia Mini, karenanya banyak hal dapat dipelajari di sana. Saat ini, telah menjadi Trending Topik di hampir semua media masa baik cetak maupun elektronik adalah Duel Meet antara Ahok Versus Front Pembela Islam (FPI). Aneh tapi nyata.Pemerintah dan Masyarakat Provinsi terselatan di Indonesia ini banyak menerapkan hal-hal yang mengedepankan toleransi antar umat beragama maupun inter umat beragama.
Dalam konteks Islami “ Lakum Dinu kum Walia Din” (Agama MU Untuk Mu Agama Ku Untuk Ku, Apa yang Engkau Sembah Tidak Aku Sembah dan Apa yang Ku Sembah Tidah Harus Kau Sembah). Ada apa dengan masyarakat DKI, FPI dan calon Gubernurnya?
Trending topik yang menghiasi media masa tersebut mendorong kita untuk mengangkat sedikit nukilan cerita yang jamak kita temui di NTT. Kebijakan pelaksanaan Kurban Hewan oleh Plt.Gubernur DKI, menurut versi FPI terkesan menghalang-halangi. Dalam kebijakannya, terdapat larangan pelaksanaan kurban bagi murid-murid Sekolah Dasar. Jikalau memang hal ini benar, sebaiknya Ahok datang dan belajar tauladan yang di buat oleh Provinsi NTT yang diarsiteki oleh Gubernurnya. Hal dimaksud bisa dilihat pada saat perayaan Idul Adha, Drs. Frans Leburaya turut melaksanakan kurban Sapi sebanyak 15 ekor. Secara simbolis, penyerahan hewan kurban itu dilakukan di masjid Raya Nur Sa’adah Kupang.
Pada Kesempatan itu Minggu 5 Oktober 2014, Gubernur Nusa Tenggara Timur Drs. Frans Lebu
Raya Mengajak Seluruh Umat Islam di NTT, untuk menjalani kehidupan secara sederhana, saling membantu satu sama lain dan berkurban demi kepentingan banyak orang. Perayaan Idul Adha atau Idul Kurban dimaksud untuk meneguhkan komitmen semua pihak untuk saling berbagi dengan sesama atau dengan umat yang lain. ”Melalui Perayaan Lebaran Haji saya ajak semua umat Muslim di NTT untuk menjalani hidup sederhana, miliki rasa simpati dan prihatin terhadap sesama. Hal ini penting sebagai wujud adanya rasa persaudaraan dan kekeluargaan di antara sesama umat dalam membangun NTT tercinta” pungkas Frans Lebu Raya.
Pemberian sapi kurban ini merupakan pengejawantahan nilai-nilai moral kekristenan. Drs. Frans Leburaya, sebagai seorang kristiani, sangat mengedepankan Hukum Kasih dan terkasih “Kasihilah Tuhan Allah Mu