• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MICROSOFT POWER POINT PADA SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

Raqjabul Azhar, M.Pd Akademi Komunitas Negeri Pidie Jaya

Email : raqjabul11@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif yang layak digunakan, mudah dipelajari siswa, dapat dipakai untuk pembelajaran mandiri, dan untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi sistem koordinat kartesius. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model Borg dan Gall yang dengan model Dick & Carey. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa uji ahli dan uji coba yang dilakukan kualifikasi sangat baik dengan melalui tahapan revisi produk. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kuasi eksperimen. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif dengan media pembelajaran buku teks. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data dengan kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran interaktif lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan media pembelajaran buku teks atau pembelajaran secara konvensional .

Kata Kunci: Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis komputer, sistem koordinat kartesius

PENDAHULUAN

Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan visi tersebut, maka mempersiapkan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan pelayanan sekolah kepada masyarakat merupakan pekerjaan yang utama selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Kurikulum yang telah diperbaharui menyarankan agar kegiatan pengajaran tidak hanya satu arah dari guru saja, melainkan dua arah, timbal balik antara guru dan murid. Dengan model tersebut,

Commented [A1]: Kurikulum k13 kah? Kurikulum KTSP kah? Ini perlu diricek lagi dengan penulisnya.

(2)

guru harus aktif merencanakan, memilih, membimbing, dan menganalisis berbagai kegiatan yang dilakukan siswa, dan di saat yang sama pula siswa diharapkan untuk aktif secara mental maupun emosional.

Teknologi merupakan media yang baik untuk memaparkan materi kepada peserta didik. Menurut Dewi Salma, teknologi merupakan sebuah pengetahuan untuk memecahkan masalah (mempermudah manusia) dalam bentuk peralatan, teknik, kerajinan serta sistem atau metode dari suatu organisasi.1 Teknologi informasi atau dalam hal ini komputer, dapat dijadikan sebagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembelajaran.

Menurut Azhar Arsyad, media pembelajaran adalah seluruh alat bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual, sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.2 Sedangkan menurut Yudhi Munadi, menyebutkan bahwa dalam proses pembelajaran penggunaan media pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan hasil dan prestasi belajar siswa.3 Maka media pembelajaran adalah alat atau komponen untuk membantu pembelajaran yang berbentuk nyata dilingkungan belajar. Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad mengatakan bahwa media, apabila dipahami secara garis besar, adalah manusia, materi atau kejadian yang membantu siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.4 Dengan demikian maka guru, buku

teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Secara umum media pembelajaran berguna untuk proses belajar lebih menarik, interaktif, menyingkat waktu

1 Dewi Salma, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana,2012). Hal.15

2 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2004).cet-4.hal.3 3 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung Persada, 2008) hal.9 4 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran.( Jakarta: CV Rajawali,2011).hal.3

(3)

belajar, belajar lebih berkualitas dan proses belajar dapat dilakukan kapan saja baik secara kelompok atau mandiri.5 Salah satu media pembelajaran adalah komputer yang berbasis microsoft power point.

Microsot power point merupakan salah satu program berbasis multimedia. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan prestasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintah pendidikan, maupun program dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang baik.6 Software ini, menyediakan fasilitas dalam bentuk slide-slide yang dapat membantu dalam menyusun suatu presentasi yang efektif, profesional, dan juga mudah. Sehingga memungkinkan para guru sekolah untuk memanfaatkan

sebagai media pembelajaran. Keunggulan Microsot power point adalah kemampuan dalam

pengolahan teks, warna dan gambar serta animasi yang dapat diolah sendiri sesuai kreativitas penggunanya.7 Dengan media ini guru dapat menyampaikan materi matematika melalui slide-slide yang menarik dan merangsang pemahaman untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model Dick & Carey merupakan salah satu contoh model pengembangan yang berorientasi pada hasil, karena penerapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip perencanaannya akan menghasilkan bahan pelajaran mandiri.8

Pembelajaran matematika saat ini masih terkesan membosankan dan monoton, oleh karenanya inovasi-inovasi dalam proses pembelajarannya baik metode yang diterapkan maupun media pembelajaran yang digunakan selalu dibutuhkan. Salah satu materi dalam matematika yaitu sistem koordinat Kartesius yang digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang

5 Daryanto, Media Pembelajaran,(Bandung:PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) hal..50

6 Daryanto, Media Pembelajaran Peranan Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. (Yogyakarta: Gava Media. 2010) hal.157

7 Ibid. hal.157

8 Dick, w. dan Carey,L , The Systematic desgn of instruction.(United States of Amerika: Scott Foresman and Company, 2005) hal.9

(4)

dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut. Secara umum, guru cenderung menggunakan metode konvensional, di mana guru menjelaskan menggunakan papan tulis dan penggaris besar kemudian menggambarkannya koordinat x dan y pada papan tulis dan tak jarang dalam proses penggambarannya terdapat kesalahan letak titik koordinat sehingga siswa sulit untuk memahaminya. Sedangkan saat ini penggunaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran harus mengandung 5 M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan menyimpulkan. Dalam proses mengamati guru harus menampilkan gambar yang baik dan menarik bagi siswa agar terjadi proses selanjutnya. Di sinilah peran media pembelajaran interaktif microsoft power point. Ia mampu membuat gambar tampak menarik dan membantu siswa memahami pelajaran sistem koordinat Kartesius sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Menurut Dimyati dan Moedjono hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar9, sedangkan menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.10 Ada 3

macam hasil belajar menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Nana Sudjana yaitu: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita.11 Kemudian, hasil belajar juga memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu: a) Faktor Internal yang bersumber dari dalam diri, seperti kondisi fisik dan kejiwaan siswa. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan prima, tidak dalam keadaan cacat jasmani akan sangat membantu proses dan hasil belajar, b) Faktor Eksternal yang bersumber dari luar diri seseorang atau lingkungan di sekitar siswa seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, tinggi rendahnya penghasilan

9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006) hal.3 10 Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.(Bandung: Rosda Karya,2004).hal.22 11 Ibid.hal.22

(5)

orang tua, cukup atau tidaknya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun tidaknya hubungan orang tua dan anak-anak, semuanya turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar.12 Sementara lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar siswa seperti; kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan murid per kelas, dan pelaksanaan tata tertib sekolah. Di dalam lingkungan masyarakat terdapat berbagai ragam kehidupan dengan latar belakang sosial yang berbeda-beda. Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung dengan sendirinya akan mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar yang akan mengakibatkan prestasi belajarnya menurun.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru mata pelajaran Matematika yaitu Dahniar, S.Pd guru pada SMP Negeri 2 Indra Makmu bahwa hasil belajar

siswa masih rendah dan beliau belum pernah menggunakan media komputer terlebih power point

dalam pembelajaran. Pembelajaran yang ada masih terfokus pada pembelajaran konvensional.

Dalam pembelajaran sistem koordinat kartesius membutuhkan gambaran yang tepat kedudukan

antara koordinat x dan koordinat y untuk menentukan kedudukan titik. Kenyataan yang ada di lapangan guru menggunakan media papan tulis, rol panjang untuk menggambarkan koordinat tersebut. Dan tidak semua guru memiliki keterampilan yang sama dalam menggambarkannya. Sehingga pembelajaran tidak begitu menarik bagi murid yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media microsoft power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem koordinat di kelas VIII SMP Negeri 2 Indra Makmu.

METODE

(6)

Penelitian ini dilakukan dikelas VIII SMP Negeri 2 Indra Makmu kabupaten Aceh Timur. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 103 Orang yang terbagi dalam 4 (empat) kelas, sedangkan sampel penelitian ini adalah 25 orang dari siswa yang ada di kelas VIII-B sebagai kelas Eksperimen dan 26 orang dari siswa Kelas VIII-C sebagai kelas Kontrol.

Metode yang digunakan adalah research and development, karena penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan yang dimasukkan untuk menghasilkan produk pembelajaran yang layak digunakan, serta bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model pengembangan Borg & Gall yang dipadu dengan model pengembangan Dick & Carey yang terbagi menjadi 5 tahapan yaitu; 1) melakukan penelitian pendahuluan, 2) pembuatan desain/ rancangan software 3) pengumpulan bahan, 4) membuat dan memproduksi multimedia interaktif dan 5) review atau uji lapangan dalam rangka evaluasi formatif dan revisi produk.

Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini adalah angket yang tersebar ke beberapa fasilitator, soal latihan pre-tes dan post-tes. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik deskriptif yang secara kuantitatif dipisahkan menurut kategori untuk mempertajam penilaian dalam menarik kesimpulan.

Hipotesis penelitian yang akan di uji adalah; Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : 𝜇1 > 𝜇2

Keterangan:

(7)

𝜇2= Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran

konvensional.

Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional

Ha = Ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Uji hipotesis digunakan rumus uji dua pihak. Kriteria pengujian terima Ha jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>

𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang dapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n-1) dan taraf α = 5 %. Untuk melihat nilai

keefektifan media pembelajaran interaktif yang dieksperimenkan digunakan rumusan perhitungan efektifitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Data Hasil Uji Coba Tahap II Uji Coba Perorangan

Uji perorangan dilakukan pada 3 orang siswa yang terdiri dari 1 siswa yang memiliki prestasi tinggi, 1 orang siswa berprestasi sedang dan 1 orang siswa berprestasi rendah. Tujuan dari ujian coba perorangan ini adalah untuk mengidentifikasikan kekurangan produk pembelajaran setelah ditinjau ulang oleh tenaga ahli. Penilaian dan masukan dari uji coba ini adalah tentang penyajian produk pembelajaran dan aspek kualitas materi pembelajaran dan aspek kualitas teknis atau tampilan yang terdapat pada media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius.

(8)

Tabel 1. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba perorangan tentang kualitas materi

pembelajaran

No Indikator penilaian Responden Jumlah

skor Rata-rata kriteria

1 2 3

1 Kesesuaian materi 5 4 5 14 93,33 % Sangat baik

2 Kejelasan petunjuk belajar 5 4 4 13 86,67 % Sangat baik

3 Kemudahan memahami

kalimat pada teks

4 5 5 14 93,33 % Sangat baik

4 Kemudahan memahami

pembelajaran

4 4 5 13 86,67 % Sangat baik

5 Ketepatan urutan penyajian 4 4 4 12 80,00 % Sangat baik

6 Kecukupan latihan 5 4 4 13 86,67 % Sangat baik

7 Kejelasan umpan balik 4 4 4 12 80,00 % Sangat baik

8 Bantuan belajar dengan

program

5 5 4 14 93,33 % Sangat baik

Rata-rata 105 87,50 % Sangat baik

Tabel 2. Skor menunjukkan tanggapan 3 siswa pada uji coba perorangan terhadap media pembelajaran interaktif dari aspek kualitas materi pembelajaran dan secara keseluruhan dinyatakan dalam kriteria “Sangat Baik”.

Tabel 2. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji perorangan tentang aspek kualitas

teknis/tampilan. No

Indikator penilaian Responden Jumlah

Skor

Rata-rata Kriteria

1 2 3

1 Keindahan tampilan layar 5 5 4 14 93,33 % Sangat baik

2 Keterbacaan teks 4 4 4 12 80,00 % Sangat baik

3 Kualitas gambar dan animasi 5 4 5 14 93,33 % Sangat baik

4 Komposisi warna 4 5 5 14 93,33 % Sangat baik

5 Navigasi 5 4 4 13 86,67 % Sangat baik

6 Daya dukung musik 4 4 4 12 80,00 % Sangat baik

7 interaksi 4 5 5 14 93,33 % Sangat baik

(9)

Tanggapan siswa pada uji coba perorangan ditunjukkan pada Tabel 2 dijelaskan bahwa media pembelajaran interaktif dari aspek kualitas teknis atau tampilan mayoritas dinilai secara keseluruhan dinilai "Sangat Baik”.

2. Data Hasil Uji Coba Tahap III Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil dilakukan terhadap 9 orang siswa yang terdiri dari 3 siswa yang memiliki prestasi tinggi, 3 orang siswa berprestasi sedang dan 3 orang siswa berprestasi rendah dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kelemahan atau hambatan yang dihadapi ketika produk media pembelajaran interaktif digunakan.

Tabel 3. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba kelompok kecil tentang kualitas materi

pembelajaran.

No Indikator penilaian skor Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 Kesesuaian materi 6 3 86,67 % Sangat baik

2 Kejelasan petunjuk belajar 4 5 91,11 % Sangat baik

3 Kemudahan memahami kalimat

pada teks

4 5 91,11 % Sangat baik

4 Kemudahan memahami

pembelajaran

6 3 86,67 % Sangat baik

5 Ketepatan urutan penyajian 2 7 95,56 % Sangat baik

6 Kecukupan latihan 3 6 93,33 % Sangat baik

7 Kejelasan umpan balik 4 5 91,11 % Sangat baik

8 Bantuan belajar dengan program 2 7 95,56 % Sangat baik

Rata-rata 91,39 % Sangat baik

Penilaian pada spek kualitas materi pembelajaran untuk uji coba kelompok kecil yang tampak pada Tabel 3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan dalam kriteria “Sangat Baik”.

Tabel 4. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji kelompok kecil tentang aspek kualitas

(10)

No Indikator penilaian Skor Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 Keindahan tampilan layar 1 8 97,78 % Sangat baik

2 Keterbacaan teks 1 8 97,78 % Sangat baik

3 Kualitas gambar dan animasi 2 7 95,56 % Sangat baik

4 Komposisi warna 3 6 93,33 % Sangat baik

5 Navigasi 1 8 97,78 % Sangat baik

6 Daya dukung musik 2 7 95,56 % Sangat baik

7 interaksi 1 8 97,78 % Sangat baik

(11)

3. Data Hasil Uji Coba Tahap IV Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan dilakukan terhadap siswa terdiri dari 52 orang siswa. Uji coba lapangan menghasilkan data-data yang nantinya akan mengukur kelayakan dari produk yang dikembangkan, serta untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar dengan pengembangan media pembelajaran interaktif pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius.

Tabel 5. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba lapangan pada aspek kualitas materi

pembelajaran.

No Indikator penilaian skor Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 Kesesuaian materi 2 50 99,23 % Sangat baik

2 Kejelasan petunjuk belajar 6 46 97,69 % Sangat baik

3 Kemudahan memahami

kalimat pada teks

10 42 96,15% Sangat baik

4 Kemudahan memahami

pembelajaran

6 46 97,69 % Sangat baik

5 Ketepatan urutan penyajian 6 46 97,69 % Sangat baik

6 Kecukupan latihan 13 39 95,00 % Sangat baik

7 Kejelasan umpan balik 7 45 97,30 % Sangat baik

8 Bantuan belajar dengan

program

2 50 99,23 % Sangat baik

Rata-rata 97,52 % Sangat baik

Hasil evaluasi terhadap media pembelajaran pada aspek kualitas materi pembelajaran. menunjukkan hasil tanggapan siswa pada aspek kualitas teknis atau tampilan untuk uji coba lapangan dan keseluruhannya dalam kriteria “Sangat Baik”.

Tabel 6. . Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji lapangan tentang aspek kualitas

teknis/tampilan.

No Indikator penilaian Skor Rata-rata Kriteria

1 2 3 4 5

1 Keindahan tampilan layar 3 49 98,88 % Sangat baik

2 Keterbacaan teks 6 46 97,69 % Sangat baik

3 Kualitas gambar dan animasi 6 46 97,69 % Sangat baik

(12)

5 Navigasi 12 40 95,38 % Sangat baik

6 Daya dukung musik 13 39 95,00 % Sangat baik

7 interaksi 3 49 98,88 % Sangat baik

Rata- rata 97,26% Sangat baik

Hasil uji lapangan terhadap aspek kualitas pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius menyatakan bahwa untuk aspek kualitas teknis/tampilan pada uji coba lapangan menunjukkan 52 orang secara keseluruhan menunjukkan kriteria “Sangat Baik”

4. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap II Uji Coba Perorangan

Berikut menunjukkan persentase rata-rata hasil penilaian pada uji coba perorangan terhadap aspek kualitas materi pelajaran sebesar 87,50 % dan aspek kualitas atau teknis tampilan sebesar 88,57% dan kedua-duanya termasuk kategori sangat baik.

Tabel 7. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba

perorangan.

No Kategori Persentase

rata-rata

Kriteria

1 Aspek kualitas materi pembelajaran 87,50 % Sangat Baik

2 Aspek kualitas teknis/tampilan 88,57 % Sangat Baik

Rata-rata 88,04 % Sangat Baik

5. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap III Uji Coba Kelompok Kecil

Persentase rata-rata hasil penilaian pada uji coba kelompok kecil terhadap aspek kualitas materi pelajaran sebesar 91,39% dan aspek kualitas atau teknis tampilan sebesar 96,51% dan kedua-duanya termasuk kategori sangat baik.

(13)

Tabel 8. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba

kelompok kecil.

No Kategori Persentase

rata-rata Kriteria

1 Aspek kualitas materi pembelajaran 91,39% Sangat Baik

2 Aspek kualitas teknis/tampilan 96,51% Sangat Baik

Rata-rata 93,95 % Sangat Baik

6. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap IV Uji Coba Lapangan

Persentase rata-rata hasil penilaian pada uji coba lapangan terhadap aspek kualitas materi pelajaran sebesar 97,52 %dan aspek kualitas atau teknis tampilan sebesar 97,26%dan kedua-duanya termasuk kategori sangat baik.

Tabel 9. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis microsoftpower point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba

lapangan.

No Kategori Persentase

rata-rata Kriteria

1 Aspek kualitas materi pembelajaran 97,52 % Sangat Baik

2 Aspek kualitas teknis/tampilan 97,26% Sangat Baik

Rata-rata 97,39 % Sangat Baik

Setelah dilakukan uji kelayakan data selesai maka selanjutnya dilakukan uji t pretes penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan awal antara kelas control dan eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan pada uji t pretes diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔sebesar -1,385 dan

𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,67 pada taraf kepercayaan 95 persen. Maka diperoleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

atau −1,385 > 1,67 atau dengan kata lain Ha ditolak, yang menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama dan tidak terdapat perbedaan signifikan.

(14)

Uji t Postes

Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : 𝜇1 > 𝜇2

Keterangan:

𝜇1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran interaktif.

𝜇2=Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran

konvensional.

Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional

Ha = Ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Setelah melakukan uji t pretes selesai maka selanjutnya melakukan pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan uji t postes, untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan cara berbeda.

Berdasarkan hasil perhitungan pada uji t postes diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔sebesar 3,285 dan

𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,67 pada taraf kepercayaan 95 persen. Maka diperoleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

atau 3,285 > 1,67 atau dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima, yang dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari

(15)

siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional teruji kebenarannya. Hal ini berarti hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan keefektifan sebesar 80,46 %. Nilai keefektifan media pembelajaran interaktif lebih tinggi dari nilai keefektifan pembelajaran tanpa media pembelajaran yaitu sebesar 71,72 %.

Berikut hasil rangkuman persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif materi pembelajaran sistem koordinat kartesius oleh ahli materi, ahli desain pembelajaran, ahli rekayasa perangkat lunak, uji coba perorangan, uji kelompok kecil dan uji coba lapangan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Rangkuman rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius.

No Responden Persentase

rata-rata

Kriteria

1 Ahli Materi 94,10% Sangat Baik

2 Ahli Desain 89,55% Sangat Baik

3 Ahli Rekayasa 93,83% Sangat Baik

4 Siswa pada uji coba perorangan 92,43% Sangat Baik

5 Siswa pada uji coba kelompok kecil 93,63% Sangat Baik

6 Siswa pada uji coba lapangan 97,96% Sangat Baik

(16)

B. PEMBAHASAN

Produk pengembangan media pembelajaran interaktif pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius adalah materi pembelajaran yang telah dikembangkan dengan memperhatikan aspek pembelajaran dan media sebagai alat yang didesain untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Penelitian pengembangan yang dilakukan ini diarahkan untuk menghasilkan suatu produk yang berupa media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius untuk meningkatkan proses pembelajaran maupun kompetensi siswa yang pada akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa, oleh sebab itu penelitian ini dilakukan melalui beberapa proses yaitu; (1) studi pendahuluan, (2) mendesain media pembelajaran, (3) melakukan validasi produk dan melakukan revisi dan penyempurnaan berdasarkan analisis data validasi dari ahli materi, (4) ahli desain pembelajaran dan ahli ahli rekayasa perangkat lunak yang dilanjutkan dengan uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan sehingga dihasilkan media pembelajaran yang layak digunakan sesuai dengan karakteristik bidang studi dan siswa sebagai pengguna.

Aspek yang direvisi dan disempurnakan berdasarkan analisis data dan uji coba serta saran atau masukan dari ahli materi, ahli desain pembelajaran, ahli rekayasa perangkat lunak dan siswa selaku pengguna media pembelajaran interaktif tersebut, bertujuan untuk menggali beberapa aspek yang lazim dalam proses pengembangan suatu produk. Variabel-variabel media pembelajaran memiliki nilai rata-rata sangat baik. Adapun variabel media pembelajaran yang dinilai meliputi kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, pemrograman, dan grafis.

Beberapa kegunaan dan manfaat dalam penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius sebagai

(17)

berikut; (1) materi mudah dipahami karena konsep yang disajikan secara sistematis dirancang untuk mempermudah siswa dalam proses pembelajaran, (2) media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point memberi kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing individu, (3) belajar lebih cepat dan menarik sehingga tidak menimbulkan kejenuhan karena dilengkapi animasi-animasi berbagai macam corak warna yang begitu menarik serta soal latihan yang bervariasi, (4) adanya kesempatan waktu yang diberikan dalam menjawab soal pada waktu tes jika jawaban dianggap salah dengan tujuan agar siswa dapat memahami materi yang telah dipelajari, (5) media pembelajaran interaktif ini juga dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran baik secara kelompok atau individu.

Dari hasil pengolahan data penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan hasil belajar materi pembelajaran sistem koordinat kartesius antara siswa yang belajar menggunakan media pembelajaran interaktif dengan siswa yang belajar tidak menggunakan media pembelajaran interaktif yaitu rata-rata hasil belajar yang belajar menggunakan media pembelajaran interaktif lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar yang belajar tidak menggunakan media pembelajaran interaktif. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata siswa yang dia ajarkan dengan media pembelajaran interaktif yaitu sebesar 12,06 (80,46 %), sedangkan hasil nilai rata-rata siswa yang tidak diajarkan dengan media pembelajaran interaktif atau secara konvensional sebesar 10,76 (71,72 %). Dari data ini membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif lebih baik dari pada belajar tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif atau secara konvensional.

Penggunaan media pembelajaran interaktif memungkinkan siswa untuk lebih mudah

untuk memahami materi pembelajaran sistem koordinat kartesius karena dari media

(18)

animasi, dan sound background, sehingga setiap siswa tidak sulit lagi dalam membayangkan dan membaca gambar karena di dalam media ini dijelaskan secara mendetail. Selain itu media ini sangat praktis, karena media ini dapat dibawa pulang oleh siswa dan dapat belajar mandiri di rumah karena media ini dalam bentuk flash. Media pembelajaran ini juga dapat menguji langsung kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran karena ada tes atau soal-soal latihan yang memiliki durasi waktu dan kunci jawaban sehingga skor nilai dalam setiap menjawab soal langsung dapat dilihat. Media pembelajaran interaktif juga disertakan rangkuman materi pembelajaran sehingga memudahkan siswa memperoleh ringkasan materi.

Pembelajaran dengan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point memungkinkan guru bebas melakukan interaksi dengan siswanya sehingga pembelajaran tersebut bersifat interaktif yang membuat pembelajaran terfokus pada informasi yang sedang dipelajari. Hal ini berbeda dengan pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif, siswa tidak berinteraksi langsung pada sumber informasi dan pembelajaran didominasi oleh guru yang menyajikan pembelajaran secara linier atau satu arah, selain itu dalam pembelajaran materi sistem koordinat kartesius sangat dituntut siswa untuk mampu membaca gambar letak titik koordinat dengan tepat. Tanpa media pembelajaran interaktif yang berbasis Microsoft power point, siswa hanya belajar dari buku teks dan menggunakan papan tulis sebagai media menggambar sumbu koordinat, serta saat proses pembelajaran berlangsung hanya guru yang aktif sedangkan siswa hanya bersifat pasif menerima materi pelajaran.

PENUTUP a. Kesimpulan

Commented [A3]: Saya kurang yakin apakah ini maksudnya aplikasi flash atau Soft copy (italic). Karena yang lain bercerita tentang power point maka kemungkinan yang dimaksud adalah soft copy

(19)

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada sistem koordinat kartesius yang diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil validasi dari ahli materi terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada sistem koordinat kartesius yang dikembangkan menunjukkan bahwa (1) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik, (2) kualitas strategi pembelajaran dinilai sangat baik, (3) kualitas sistem penyampaian pembelajaran dinilai sangat baik. Hasil validasi dari ahli desain pembelajaran interaktif ini, menunjukkan bahwa; (1) kualitas desain pembelajaran dinilai sangat baik, (2) kualitas desain informasi dinilai sangat baik, (3) kualitas desain interaksi dinilai baik, (4) kualitas desain presentasi dinilai sangat baik. Hasil validasi dari ahli rekayasa perangkat lunak terhadap media pembelajaran interaktif dinyatakan bahwa; (1) pemrograman dinilai sangat baik, (2) kualitas teknik/tampilan dinilai sangat baik.

2. Menurut tanggapan siswa kelas VII di SMPN 2 Indra Makmu pada uji perorangan

dinyatakan bahwa media pembelajaran interaktif memiliki program yang dikategorikan sangat baik. Untuk tanggapan siswa pada uji kelompok kecil disekolah tersebut menyatakan bahwa media pembelajaran interaktif yang dikembangkan dinilai sangat baik. Yang terakhir tanggapan siswa pada uji lapangan menyatakan hal yang sama yaitu media pembelajaran interaktif yang dikembangkan dinilai sangat baik.

3. Terhadap penggunaan media pembelajaran interaktif pada tes hasil belajar siswa

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point ( kelas eksperimen) lebih tinggi = 12,06 dari hasil belajar siswa yang diajarkan secara konvensional yang hanya menggunakan buku teks dan media papan tulis (kelas kontrol) = 10,76. Dengan demikian bahwa terdapat

(20)

perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran interaktif dengan hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa media pembelajaran interaktif tersebut.

b. Saran

Berdasarkan temuan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, berikut ini beberapa saran yang akan dijabarkan yaitu;

1. Media pembelajaran ini adalah alat untuk membantu dalam proses penyampaian

pembelajaran khususnya materi pembelajaran sistem koordinat kartesius dimana keberadaan dosen sebagai fasilitator dan siswa bisa berinteraksi aktif saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Pada kenyataannya hingga saat ini proses pembelajaran sistem koordinat kartesius masih dilaksanakan menggunakan pembelajaran konvensional yang menggunakan buku dan media papan tulis, maka disarankan agar menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point mulai saat ini sudah selayaknya digunakan dengan alasan media pembelajaran interaktif ini mampu memberi umpan balik yang lebih baik lagi bagi siswa. 3. Pada sekolah, hendaknya diadakan sarana dan prasarana yang memadai dan cukup untuk

alat-alat pendukung keberadaan media pembelajaran interaktif agar memudahkan guru yang mengajar dan siswa yang belajar agar terciptanya tujuan pembelajaran yang lebih baik lagi.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.cet-4

____________, Media Pembelajaran. Jakarta: CV Rajawali,2011.

Borg, W. & Gall. M.D. Educational reseach. An introduction (4𝑛𝑑 ed). New York & London:

Logman, 1983.

Daryanto, Media Pembelajaran, Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011.

_______, Media Pembelajaran Peranan Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan

Pembelajaran.(Yogyakarta:Gava Media, 2010.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2006

Dick, w. dan carey,L , The Systematic desgn of instruction. United States of Amerika: Scott Foresman and Company,2005.

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya,2004.

Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta : Gaung Persada, 2008

M.Dalyono,Psikologi Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Salma,Dewi Wawasan Teknologi Pendidikan,Jakarta: Kencana,2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2009. Seels. B. B and Richey. C. R. Teknologi Pembelajaran; Defenisi dan Kawasan. Jakarta: UNJ.

1994. Commented [A4]: Kalau dilayout nya letak daftar pustaka ini

tepat setelah paragraph terakhir? Atau memang seperti ini; diletakkan di halaman selanjutnya?

Gambar

Tabel 2. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada  materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji perorangan tentang aspek kualitas
Tabel 4. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada  materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji kelompok kecil tentang aspek kualitas
Tabel 5. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada  materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba lapangan  pada aspek kualitas materi
Tabel 7. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa empat sampel ekstrak daun bayam petik yang diekstraksi menggunakan empat pelarut yang berbeda, tidak memiliki daya hambat

Kebutuhan sebuah informasi pada saat ini menjadi penting pada era sistem teknologi modern. Hasil kajian dan informasi data fisis tentang kondisi terkini dari peristiwa

Sementara strategi defensif yang digunakan oleh pasangan Fahmi Massiara- Lukman pada pemenangan pilkada Majene 2015 yaitu Strategi Politik Pencitraan, dan model agenda

Tahap uji coba ini dilakukan pada 10 siswa yang dipilih secara acak di kelas VIIIB untuk mengetahui respons siswa terhadap bahan ajar kubus dan balok berbentuk leaflet

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari angkatan kerja, pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi

Salah satu cara penghitungan penghambatan logam terhadap pertumbuhan tanaman dengan mengetahui nilai Inhibitory Concentration (IC). Salah satu tanaman yang

Pada tekanan 100 mTorr sangat efektif menghasilkan si- likon nanowire karena elektron mempunyai energi yang cukup untuk bertumbukan terlihat pada Gambar 3, telah berhasil

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dosen yang dilihat dari pendidikan, jabatan, golongan, training yang diikuti dan jumlah mata kuliah yang