99
A.A. Gede Yudhi Paramartha, I Ketut Purnamawan, Ni Wayan Marti, Putu Hendra Suputra
ABSTRACT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
E-learning dapat memudahkan para pengajar dan mahasiswa berinteraksi dalam proses belajar mengajar tanpa terpaut oleh jarak dan waktu. Pesatnya perkembangan e-learning juga mendorong terciptanya objek pembelajaran (learning object) dalam bentuk digital seperti dokumen, video,
audio, gambar, hingga game elektronik. Objek pembelajaran tersebut dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran yang dapat dibagikan melalui Learning Management System (LMS) yang dapat diakses melalui internet.
Setiap materi pembelajaran yang ada pada e-learning dapat digunakan kembali oleh
SISTEM REKONSTRUKSI MATERI PEMBELAJARAN BERBASIS
OBJEK PEMBELAJARAN GRANULAR
Jurusan Manajemen Informatika, Universitas Pendidikan Ganesha Email: yudhi.paramartha@undiksha.ac.id
Utilization of learning materials in general is only used by lecturers who make the learning materials. However, the learning materials should be shared or reused by others to create new learning materials according to their needs. To achieve this, a concept called granular learning object applied. In granular learning objects, the whole learning material can be decomposed into several smaller assets. These assets can be reconstructed into new learning materials that can be used. This paper discusses the development of deconstruction and reconstruction of learning material system using the concept of granular learning object. With this system, the process of reusing learning materials can be done more easily. The process of reconstruction of learning materials from other learning materials can be done so that the lecturer can create learning materials with the assets of the material that has been there before.
Keywords: granular learning object, learning material decomposition, learning material reconstruction
Pemanfaatan materi pembelajaran pada umumnya hanya digunakan oleh dosen yang membuat materi pembelajaran tersebut. Namun, materi pembelajaran tersebut seharusnya dapat dibagi pakai atau digunakan kembali oleh orang lain untuk membuat materi pembelajaran baru sesuai dengan kebutuhannya. Untuk dapat mencapai hal tersebut, sebuah konsep yang disebut dengan objek pembelajaran granular dapat diterapkan. Pada objek pembelajaran granular, materi pembelajaran yang utuh dapat di-dekomposisi menjadi beberapa aset yang lebih kecil. Aset-aset tersebut dapat direkonstruksi kembali menjadi materi pembelajaran baru yang dapat digunakan dalam pembelajaran lain. Tulisan ini membahas tentang pengembangan sistem rekonstruksi dan penggunaan kembali materi pembelajaran dengan menggunakan konsep objek pembelajaran granular. Dengan adanya sistem ini proses berbagi pakai materi pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih mudah. Proses rekonstruksi materi pembelajaran dari materi pembelajaran lain juga dapat dilakukan sehingga dosen dapat membuat materi pembelajaran dengan aset-aset dari materi yang telah ada sebelumnya.
Kata kunci: objek pembelajaran granular, dekomposisi materi pembelajaran, rekonstruksi materi pembelajaran
100 dosen sebagai materi pembelajaran di term/semester berikutnya pada mata kuliah yang sama. Selain itu, satu materi pembelajaran dapat saling beririsan dengan materi pembelajaran lainnya. Sebagai contoh, mata kuliah A berkaitan dengan mata kuliah B, sehingga beberapa sub-materi yang ada pada mata kuliah A dapat diajarkan pada mata kuliah B. Materi pembelajaran yang dibuat di mata kuliah A seharusnya dapat digunakan pada mata kuliah B ataupun sebaliknya, sehingga kedua mata kuliah tersebut dapat saling berbagi pakai materi pembelajaran.
Untuk mencapai hal tersebut, satu materi pembelajaran harus dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil hingga ke level sub-materi atau lebih kecil. Hal tersebut disebut dengan objek pembelajaran granular, yaitu sumber daya pembelajaran digital yang mengacu pada objek pembelajaran yang dibagi menjadi bagian yang lebih kecil (dekomposisi), dimana bagian-bagian kecil tersebut selanjutnya dapat direkonstruksi kembali menjadi objek pembelajaran yang lebih besar (Hodgins, Carlo, Gurney, & Gorman: 2002).
Pada objek pembelajaran granular, materi pembelajaran yang utuh dapat di-dekomposisi menjadi beberapa objek informasi. Objek informasi dapat berupa tulisan dalam paragraf, satu halaman slide presentasi, satu halaman web, dan lain sebagainya. Objek informasi berfokus pada satu buah informasi spesifik seperti penjelasan tentang satu konsep, mengilustrasikan suatu proses, atau mendeskripsikan suatu teori. Objek informasi dapat di-dekomposisi lagi menjadi aset konten, dimana aset konten
adalah bagian terkecil dari satu materi pembelajaran, seperti gambar, kalimat, klip audio dan lain sebagainya. Sebaliknya, aset konten dapat direkonstruksi kembali menjadi objek informasi, dan objek informasi dapat direkonstruksi menjadi materi pembelajaran. Pada level yang lebih tinggi materi pembelajaran dapat direkonstruksi menjadi mata kuliah. Gambar 1 adalah ilustrasi objek pembelajaran granular.
Gambar 1. Ilustrasi proses dekomposisi dan rekonstruksi materi
Dengan menggunakan konsep objek pembelajaran granular, sebuah materi pembelajaran dapat di-dekomposisi dan direkonstruksi kembali sehingga menjadi materi pembelajaran baru. Seperti terlihat pada Gambar 2, materi pembelajaran baru direkonstruksi dari materi pembelajaran X dan materi pembelajaran Y. Materi pembelajaran X dan Y di-dekomposisi sebelum digunakan kembali menjadi materi pembelajaran baru. Dengan adanya konsep ini, berbagi pakai materi pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa harus membuat materi baru dari awal lagi.
101
Gambar 2. Ilustrasi proses rekonstruksi materi
Artikel ini membahas tentang implementasi konsep objek pembelajaran granular ke dalam sebuah sistem yang dapat men-dekomposisi dan merekonstruksi materi pembelajaran. Terdapat 2 modul utama dalam sistem ini yaitu modul dekomposisi materi dan modul rekonstruksi materi.
STUDI LITERATUR
Menurut IEEE Learning Technology Standards Committee (LTSC), objek pembelajaran atau learning object adalah suatu entity, baik digital maupun non-digital, yang dapat digunakan, digunakan kembali, atau dirujuk oleh teknologi yang mendukung pembelajaran. Objek pembelajaran pada umumnya berupa sebuah berkas berukuran kecil (baik digital maupun non-digital seperti text, gambar, audio maupun video) ataupun berupa modul yang jika diintegrasikan dengan objek pembelajaran lainnya akan membentuk materi pembelajaran (Ashley, Davis dan Pinsent: 2008).
Menurut Sabitha dan Mehrotra, secara konseptual objek pembelajaran dibagi menjadi dua bagian, yaitu metadata dan
konten (Sabitha dan Mehrotra: 2012). Metadata mendeskripsikan tentang deskripsi teknis, kontributor, maupun hubungan taksonomi dengan objek pembelajaran lain. Sedangkan konten memuat isi dari objek pembelajaran tersebut.
Objek pembelajaran sebaiknya bersifat granular (butiran) agar dapat lebih mudah untuk digunakan kembali baik oleh topik pembelajaran bersangkutan maupun oleh topik pembelajaran lain yang berhubungan (Noor, Yusof dan Hashim: 2011). objek pembelajaran harus berbentuk kecil untuk dapat digunakan kembali, tetapi cukup merepresentasikan isi dari topik bersangkutan sehingga para pengajar yang menggunakan objek pembelajaran tersebut tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk menyatukannya menjadi materi pembelajaran yang utuh.
Terdapat beberapa level dalam objek pembelajaran granular. Level-level tersebut memiliki sifat yang berbeda dalam kemampuan dekomposisi dan penggunaan kembali (reuse) atau rekonstruksi objek pada level tersebut. Tabel 1 adalah beberapa level dalam objek pembelajaran granular.
ARSITEKTUR SISTEM
Terdapat dua modul yang akan dikembangkan, yaitu modul dekomposisi materi pembelajaran dan modul rekonstruksi aset menjadi materi pembelajaran. Kedua modul tersebut merupakan dua modul terpisah yang memiliki fungsinya masing-masing. Gambar 3 adalah ilustrasi modul-modul yang ada pada sistem ini
102
Tabel 1. Level Granularitas (http://www.reusablelearning.org/about/Granularity.html)
Level
Granularitas Kemampuan Dekomposisi Kemampuan Rekonstruksi Aset konten Tidak dapat di-dekomposisi Rekonstruksi menjadi objek informasi
atau objek pembelajaran. Dapat
dimodifikasi menjadi beberapa jenis objek pembelajaran yang berbeda tampilan.
Objek informasi
Dekomposisi menjadi aset konten Objek informasi dapat berdiri sendiri atau dapat direkonstruksi menjadi objek pembelajaran.
Objek
pembelajaran
Dekomposisi menjadi aset konten atau objek informasi
Objek pembelajaran dapat berdiri sendiri. Beberapa objek pembelajaran dapat dirangkai menjadi sub-mata kuliah.
Gambar 3. Arsitektur sistem
Modul dekomposisi materi pembelajaran digunakan untuk membagi-bagi materi pembelajaran menjadi objek pembelajaran yang lebih kecil yang disebut dengan aset konten. Aset konten akan disimpan berupa metadata pada satu basis data dan di-index untuk selanjutnya dapat digunakan untuk modul rekonstruksi aset. Dekomposisi materi pembelajaran dilakukan dengan memisahkan beberapa bagian dari suatu materi dengan aturan-aturan tertentu. sebagai contoh, sebuah dokumen slide presentasi dapat didekomposisi menjadi beberapa halaman slide. Setiap halaman slide tersebut juga dapat didekomposisi menjadi beberapa bagian, seperti bagian teks judul, teks isi, serta memisahkan gambar-gambar yang ada. Gambar 4 berikut adalah salah satu contoh dalam melakukan
dekomposisi materi pada satu halaman slide presentasi.
Gambar 4. Contoh dekomposisi dokumen slide presentasi
Modul rekonstruksi aset digunakan untuk merekonstruksi aset sehingga menjadi materi pembelajaran baru. Pada modul ini dibuat satu mesin pencari aset yang digunakan untuk mencari dan memilih aset yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran baru. Selanjutnya aset-aset tersebut dirangkai hingga menjadi materi pembelajaran baru.
103
IMPLEMENTASI SISTEM
Terdapat dua modul yang
diimplementasikan secara terpisah pada sistem ini.
A. Modul Dekomposisi Materi
Saat ini, materi pembelajaran yang digunakan masih sebagai sumber data masih sebatas pada dekomposisi slide presentasi berbasis dokumen Microsoft PowerPoint dengan extensi *.pptx. hal ini dilakukan karena slide presentasi relatif lebih mudah untuk didekomposisi daripada jenis dokumen lainnya. Modul dekomposisi materi diimplementasikan dengan bahasa pemrograman Java. Setiap slide didekomposisi dengan melakukan ekstraksi konten yang merupakan file XML dan file gambar. File *.pptx sebenarnya adalah kumpulan file XML dan aset-aset lain (seperti gambar dan file audio) yang dikemas dalam dokumen ZIP dan diberi ekstensi *.pptx. Maka dari itu, ekstraksi dokumen dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan library zip4j yang merupakan salah satu library open source Java yang dapat mengekstrak file ZIP.
Gambar 5 adalah contoh hasil ekstraksi yang dilakukan.
Gambar 5. Hasil ekstraksi dokumen
Hasil ekstraksi aset selanjutnya diindeks dengan Lucene. Lucene adalah salah satu
library open source Java yang dapat melakukan indexing dokumen teks. Hasil indexing yang dilakukan akan menjadi sumber data untuk melakukan pencarian aset pada modul rekonstruksi aset.
B. Modul Rekonstruksi Aset
Modul rekonstruksi aset diimplementasikan dengan bahasa pemrograman Java EE yang merupakan implementasi Java untuk aplikasi web. Modul rekonstruksi aset diimplementasikan menjadi aplikasi web dengan harapan setiap pengguna dapat menggunakannya dengan mudah tanpa harus menginstal aplikasi ke komputer masing-masing.
Hasil indexing dari modul dekomposisi materi digunakan sebagai sumber data utama untuk modul rekonstruksi aset. Untuk itu, sebuah mesin pencari diimplementasikan agar pencarian aset dapat dilakukan dengan mudah. mesin pencari dibuat dengan Lucene. Sebuah antarmuka sederhana dibuat agar pengguna dapat mencari aset yang diinginkan dengan cukup memasukkan kata kunci. Hasil pencarian akan ditampilkan dan pengguna dapat memilih salah satu aset untuk selanjutnya dapat direkonstruksi menjadi materi baru.
HASIL DAN PEMABAHASAN
Gambar 6 adalah antarmuka sistem rekonstruksi materi yang telah diimplementasikan. Pada bagian kiri, sebuah preview satu halaman slide presentasi ditampilkan. Sedangkan kumpulan aset berupa halaman-halaman slide presentasi ditampilkan di sebelah kanan.
104
Gambar 6. Antarmuka sistem rekonstruksi aset
Pengguna dapat mencari aset yang diinginkan dengan menekan tombol “Search Assets” pada bagian kanan atas. Jika tombol tersebut ditekan, maka pengguna akan dialihkan ke halaman pencarian aset seperti terlihat pada Gambar 7. Pengguna dapat mencari aset yang diinginkannya dan memilih salah satu aset untuk selanjutnya direkonstruksi oleh sistem menjadi materi baru. Hasil dari proses rekonstruksi tersebut adalah berupa dokumen *.pptx yang selanjutnya dapat digunakan untuk pembelajaran.
Gambar 7. Proses pencarian aset
KESIMPULAN
Konsep objek pembelajaran granular dapat digunakan sebagai salah satu media untuk mencari, menyebarluaskan, dan merekonstruksi materi baru. Dilihat dari apa
yang telah dilakukan, sistem dekomposisi materi dan rekonstruksi aset telah berhasil diimplementasikan. Dengan menggunakan sistem ini, pengguna dapat membuat sebuah materi pembelajaran baru dari materi-materi lain yang saling berhubungan satu sama lainnya. Saat ini sistem yang dikembangkan masih menggunakan sistem pencarian aset sederhana menggunakan Lucene. Kedepannya sistem ini akan dikembangkan agar proses pencarian aset dapat dilakukan dengan lebih baik dengan memanfaatkan konsep-konsep perolehan informasi lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Ashley, K., Davis, R., & Pinsent, E. 2008.
Significant Properties of E-learning Objects. http://www.jisc.ac.uk/media/ documents/programmes/preservation/spelo s_report.pdf
Sabitha, A. S., & Mehrotra, D. 2012. User Centric Retrieval of Learning Objects in LMS.
International Conference on Computer and Communication Technology (pp. 15-19). Allahabad: IEEE.
Noor, S. F., Yusof, N., & Hashim, S. Z. 2011. Creating Granular Learning Object Towards Reusability of Learning Object In E-learning Context. International Conference on Electrical Engineering and Informatics (pp. 1 - 5). Bandung: IEEE.
Granularity. (anonim). Diakses pada 12 September
2017, Reusable Learning
http://www.reusablelearning.org/about/Gra nularity.html
Hodgins, W., Carlo, J. T., Gurney, J. H., & Gorman, J. 2002. IEEE Standard for Learning Object. IEEE.