• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013 - Repositori UIN Alauddin Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013 - Repositori UIN Alauddin Makassar"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG

CRACKED NIPPLE DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Ahli Madya Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

OLEH :

WANA

NIM : 70400010073

PRODI KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain sebagian atau seluruhnya maka Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 18 Juli 2014 Penyusun

WANA

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Wana

Nim : 70400010073

Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan pada Seminar Hasil tanggal 18 Juli 2014 Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Pembimbing

dr. Syatirah Jalaluddin, Sp.A., M. Kes

(4)

iv

Tentang Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013” yang disusun oleh Wana, NIM:70400010073, Mahasiswa Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan, telah diuji dan dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan pada hari Senin, tanggal 18 Juli 2014 dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (dengan beberapa perbaikan).

Makassar, 18 Juli 2014 1435 H DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr.dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc (...)

Sekretaris : Firdayanti S.Si.T, M.Keb (...)

Pembimbing : dr. Syatirah Jalaluddin, Sp. A., M. Kes (...)

Penguji I : dr. Rini Fitriani, M. Kes (...)

Penguji II : Drs. H. Syamsul Bahri, M.si (…...)

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri AlauddinMakassar

(5)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT untuk semua keberkahan dan kebaikan yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang

Cracked Nipple Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013”

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. Namun, berkat bimbingan, doa, bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Mengawali ucapan terima kasih ini disampaikan penghargaan yang teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda H. Saing dan ibunda tercinta

Hj. Sabaria yang senantiasa mengiringi langkahku dengan doa, cinta dan kasih sayangnya dan selalu rela berkorban lahir dan batin demi terwujudnya cita-cita dan harapanku serta kepada saudara-saudariku kepada kakakku tercinta Risda, S.Pd.I

(6)

vi

1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT, M.S, selaku Rektor UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan kebijakan-kebijakan demi membangun UIN Alauddin Makassar agar lebih berkualitas sehingga dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.

2. Bapak Dr.dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar beserta Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III dan seluruh staf administrasi yang telah memberikan berbagai fasilitas kepada kami selama masa pendidikan.

3. Ibu Firdayanti S.Si.T, M.Keb, selaku Ketua jurusan Kebidanan dan yang telah memberikan kontribusi yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini serta memperoleh gelar Amd.Keb.

4. Ibu dr. Syatirah Jalaluddin, Sp.A., M. Kes, selaku Pembimbing yang telah memberikan konstribusi yang besar kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

(7)

vii

6. Bapak Drs. H. Syamsul Bahri, M.si, selaku Penguji Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Para dosen Program Studi Kebidanan yang telah memberikan wawasan dan pengetahuan selama penulis menimba ilmu di Program Studi Kebidanan.

8. Sahabat-sahabatku Ernawati. E, Marhani, Asriati, Shirli Ariani, Nur Afifah, Nurnita, Nurhandayani, Titi Susanti dan Nurbaeta yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas segala motivasi serta kebersamannya selama ini dalam suka maupun duka, tanpa kalian tidak ada keceriaan, bersama kalian hidup menjadi semakin berarti, semoga kita dapat menjaga persahabatan ini hingga ajal menjemput

9. Semua teman-teman angkatan 2010 Prodi Kebidanan yang telah memberikan bantuan dan motivasinya dalam rangka penyelesaian studi ini.

Semoga ALLAH SWT memberikan imbalan yang setimpal atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. Akhirnya, penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin…

Makassar, Agustus 2014 Penulis

WANA

(8)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN KEASLIAN KTI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN KTI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KTI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI…… ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xviii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan ...6

(9)

ix

3. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ...9

B. Tinjauan Umum Tentang Laktasi 1. Pengertian Laktasi ...11

2. Fisiologi Laktasi ...13

3. Mekanisme Menyusui...15

4. Klasifikasi ASI ...16

5. Manfaat Pemberian ASI ...17

6. Upaya Memperbanyak ASI ...23

7. Posisi Menyusui ...23

8. Cara Menyusui Yang Benar ...24

C. Tinjauan Umum Tentang Cracked Nipple 1. Pengertian Cracked Nipple ...25

2. Penyebab Cracked Nipple ...26

3. Penatalaksanaan Cracked Nipple...27

4. Pencegahan Cracked Nipple ...28

D. Tinjauan Agama Tentang Pengetahuan Cracked Nipple ...28

E. Kerangka Konsep 1. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti ...31

2. Kerangka konsep ...32

(10)

x

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...34

C. Populasi dan Sampel ...34

D. Cara Pengambilan Data ...37

E. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...37

F. Penyajian Data ...37

G. Etika Penelitian ...38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ...40

B. Pembahasan ...48

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...52

B. Saran ...53 DAFTAR PUSTAKA

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan di RSUD

Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013………... 45

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Penyebab Cracked

nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013………. 46 Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Penanganan Cracked

(12)

xii

Anatomi Payudara………..……...

Gambar 2.2 Posisi Menyusui………. 24 Gambar 2.3 Putting Lecet………...….. 26 Gambar 2.4 Kerangka Konsep……….……. 32 Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Ibu menyusui menurut umur di RSUD

Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013…...………. ... 41 Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu menyusui menurut pendidikan di

RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013……..…….……. 42 Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu menyusui menurut pekerjaan di

RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013……..…….…….. 43 Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu menyusui menurut agama di RSUD

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Permohonan Responden

Lampiran II : Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lampiran III : Lembar Kuesioner Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013.

Lampiran IV : Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Lampiran V : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Kepada Kepala Badan Bupati Gowa.

Lampiran VI : Master Tabel

(14)

xiv

JURUSAN KEBIDANAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR KARYA TULIS ILMIAH, JULI 2014

Wana, 70400010073

Pembimbing : dr. Syatirah Jalaluddin, Sp.A., M.Kes

“Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013”

V BAB + 53 Halaman + 8 Gambar + 3 Tabel

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013. Laktasi adalah proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 19 Agustus – 2 September 2013.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan mengambarkan sejauh mana pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple dengan jumlah populasi 252 orang dan didapatkan 155 sampel yang dilakukan secara purprosive sampling, serta pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkkan bahwa dari 155 responden dalam penelitian yang mengetahui pengertian cracked nipple sebanyak 127 responden (82%) yang tahu dan 28 responden (18%) yang tidak tahu. Berdasarkan penyebab cracked nipple yang diteliti didapatkan 86 responden (55,5%) yang tahu dan 69 responden (44,5%) yang tidak tahu tentang penyebab cracked nipple. Pencegahan Crecked nipple yang diteliti didapatkan 108 responden (69,7%) yang tahu dan 47 responden (30,3%) yang tidak tahu.

Kesimpulan hasil penelitian tersebut bahwa mayoritas ibu yang tahu tentang pengertian Cracked nipple sebanyak 127 responden (82%) dan ibu yang tahu tentang penyabab cracked nipple sebanyak 86 responden (55,5%), dan ibu yang tahu tentang pencegahan cracked nipple sebanyak 108 responden (69,7%).

Daftar Pustaka :24( 2005-2013)

(15)

xv

ABSTRACT

MIDWIFERY DEPARTMENT ALAUDDIN STATE ISLAMIC UNIVERSITY MAKASSAR THESIS, JULY 2014

Wana, 70400010073

Consultant: dr. Syatirah Jalaluddin, Sp.A., M.Kes

Breastfeeding Knowledge overview of Cracked Nipple in hospitals Sheikh Yusuf Gowa in 2013

V Chapters + 53 Pages + 8 Pictures + 3 Tables

The purpose of this study is to describe knowledge about cracked nipples lactating mothers in hospitals Sheikh Yusuf Gowa Year 2013 Lactation is the process of breast feeding from breast milk is produced through the process of breastfeeding the baby sucking and swallowing This study was conducted after the date of August 19-September 2, 2013.

The research method used is descriptive research that seeks to reflect the extent of knowledge about the cracked nipple nursing mothers with a total population of 252 people and recovered 155 samples done purprosive sampling and data collection through interviews using a questionnaire.

The results of the study have indicated that of 155 respondents in the study who knows as much sense cracked nipple 127 respondents (82%) who knew and 28 respondents (18%) who do not know. Based on the studied causes of cracked nipple obtained 86 respondents (55.5%) who knew and 69 respondents (44.5%) who did not know about the causes of cracked nipples. Prevention Crecked studied nipple know about the prevention of cracked nipples a total of 108 respondents (69.7%).

Bibliography : 24( 2005-2013)

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian WHO (2000) di enam negara berkembang, resiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah dua bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48% (Utami, 2008).

Keberhasilan menyusui sedini mungkin menentukan keberhasilan menyusui pada tahap selanjutnya. Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO), merekomendasikan pemberian ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan atau di kenal dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Prasetyono, 2009).

(17)

2

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif dapat menyelamatkan lebih dari 30 ribu balita di Indonesia. Masalah yang paling sering terjadi pada ibu yang menyusui adalah puting susu yang lecet. Keadaan ini biasanya terjadi karena posisi bayi yang salah saat disusui. Bayi hanya menghisap pada puting karena sebagian besar areola tidak masuk ke dalam mulut bayi. Hal ini juga dapat terjadi pada akhir menyusui bila cara melepaskan hisapan bayi tidak benar. Dapat juga terjadi bila sering membersihkan puting dengan alkohol atau sabun. Masalah-masalah dalam proses menyusui dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain tingkat pendidikan, usia, informasi tentang perawatan payudara, dukungan keluarga, ekonomi, dan paritas ibu. (Jannah, 2011)

Secara umum dunia angka di Indonesia (2003), pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan hampir menyeluruh, 96 % bayi disusui oleh ibunya. Pada tahun 2003 median lama pemberian ASI eksklusif 2,7 bulan lebih rendah jika di bandingkan provinsi Sulawesi Selatan 3,8 bulan dan Provinsi Sulawesi Tenggara 3,1 bulan. Lama pemberian ASI eksklusif tersebut masih lebih rendah dari yang dianjurkan pemerintah (Suryaprajoyo, 2009).

(18)

maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya. Sebanyak 57% ibu menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada putting.(Saleha, 2009).

Masalah cracked nipple sering disepelehkan dan tidak mendapatkan penanganan khusus. Secara teoritis cracked nipple dapat mempengaruhi proses laktasi yang berdampak pada pemenuhan ASI eksklusif. Oleh karena itu, penanganan cracked nipple penting untuk diketahui oleh para ibu-ibu menyusui. Penelitian sebelumnya, tidak pernah dilakukan di UIN Alauddin, sehingga hal ini menjadi nilai baru dalam penelitian ini. Salah satu penyebab ibu menolak untuk menyusui karena adanya lecet pada payudara akibat cara menyusui yang salah, Sehingga penting untuk diteliti bagaimana pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013.

Berdasarkan uraian data di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti

“gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple di RSUD Syekh

Yusuf Gowa Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian ”Bagaimana gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

(19)

4

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013.

b. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang penyebab cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013.

c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pencegahan cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013.

D. Manfaat penelitian

1. Teoritis

Diharapkan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple bertambah khususnya di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013.

2. Praktis

a. Bagi profesi kebidanan

Sebagai bahan masukan bagi profesi bidan dalam rangka peningkatan konseling di masa nifas.

b. Bagi Ilmu pengetahuan dan teknologi

(20)

c. Bagi keluarga dan klien

(21)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005).

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil dari tahu dan inti terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

(22)

2. Tingkat Pengetahuan dibagi Atas

a. Tahu (know).

Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, mengumpulkan, dan meramalkan.

c. Aplikasi/ penerapan (application)

(23)

8

d. Analisis (anlysis).

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-kompenen. Tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Pada tingkatan ini, ke mampuan seseorang lebih meningkat sehingga ia dapat menerangkan bagian-bagian yang menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu dan menganalisa hubungan suatu dengan lain.

e. Sintesis (syintesis).

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis dapat dinilai jika seseorang disamping mempunyai kemampuan untuk menganalisa, ia pun mampu menyusun kembali kebentuk semula atau kebentuk lain.

f. Evaluasi (evaluation).

(24)

3. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a. Pendidikan

Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok.

b. Umur

Umur adalah variable yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan. Angka kesakitan maupun kematian hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.

c. Pekerjaan

Jenis pekerjaan dapat berperan di dalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan. Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola kesakitan banyak dikerjakan di Indonesia terutama pola penyakit kronis, misalnya : penyakit Jantung, tekanan darah tinggi, kanker.

d. Informasi

(25)

10

perilaku dengan cara ini akan memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari pada kesadaran mereka sendiri (bukan karena pakasaan).

e. Minat

Dengan adanya pengetahuan yang tinggi dan minat yang cukup terhadap sesuatu maka sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang di harapkan.

f. Kebudayaan

Menurut Mac Iver sebagaimana dikutip oleh Soekanto (2001), “Ekspresi

jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan, hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi, dan hiburan.” Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat, atau peradaban manusia. Ternyata hasil kebudayaan manusia akan mempengaruhi perilaku manusia itu

g. Lingkungan

(26)

stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.

B. Tinjauan Umum tentang Laktasi

1. Pengertian Laktasi

Laktasi adalah proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meninngkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami. (Ambarwati. dkk, 2010)

(27)

12

Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara horisontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis, kelenjar susu berada diantara jaringan subkutan superfisialis dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor.

Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause. Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan penimbungan jaringan lemak (Anggraini, 2010).

Payudara disebut juga dengan glandula mammae. Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat, dan jaringan lemak. Dilihat dari luar payudara terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :

a. Korpus (badan), yaitu bagian terbesar

b. Areola, yaitu bagian tengah yang bewarna kehitaman

(28)

Dari alveolus ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus lactiferous). Di bawah areola saluran saluran yang besar, melebar, disebut sinus laktiferus. Akhirnya semua memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar (Jannah, 2011).

2. Fisiologi Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI. Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya (Baskoro, 2008)

(29)

14

Terdapat 2 refleks pada ibu yang sangat penting akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi yaitu :

a. Refleks Prolaktin

Sewaktu bayi menyusui, ujung saraf peraba yang terdapat pada putting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus didasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormone prolaktin ke dalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulasi isapan, yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap.(Ambarwati, dkk. 2010)

b. Reflex Aliran (let down Refleks/Milk ejection reflex)

Pada saat bayi mengisap puting susu ibu, ASI dari sinus ini dinamakan let down Refleks atau “pelepasan” pada akhirnya let down Refleks dapat dipacu tanpa rangsangan isapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar menangisatau sekedar memikirkan tentang bayinya.

(30)

3. Mekanisme Menyusui

Beberapa refleks yang memungkinkan bayi baru lahir untuk memperoleh ASI adalah sebagai berikut.

a. Refleks mencari (Rooting reflex): refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu apabila ia diletakkan di pipi sang bayi.

b. Refleks mengisap (Sucking reflex): yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti puting susu samapai kelangit keras dan punggung lidah. Refleks ini melibatkan rahang, lidah, dan pipi.

c. Refleks menelan (Swallowing reflex): yaitu gerakan pipi dan gusi dalm menekan areola sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi (Saleha, 2009)

Ada empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk puting ini tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa puting susu dan aerola mammae dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan

atau “dot” ke dalam mulut bayi. Kadang dapat terjadi puting tidak lentur,

(31)

16

Menyusui yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan bayi (on demand), karena secara alamiah bayi akan mengatur kebutuhannya sendiri. Semakin sering bayi menyusu, payudara akan memproduksi lebih banyak. Demikian halnya bayi yang lapar atau bayi kembar, dengan daya hisapnya maka payudara akan memproduksi ASI lebih banyak, karena semakin kuat daya isapnya, semakin banyak ASI yang diproduksi (Setiawan, 2010)

4. Klasifikasi ASI

ASI diklasifikasikan menjadi tiga stadium, yaitu sebagai berikut : a. ASI Stadium I ( Kolostrum )

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjer payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat. Merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning – kuningan, lebih kuning dibanding ASI matur, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel – sel epitel, dengan khasiat kolostrum adalah sebagai berikut:

1) Sebagai pembersih selaput usus bayi baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.

2) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gamma globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi. 3) Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi

(32)

b. ASI Stadium II ( ASI Transisi atau Peralihan )

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. Diseksresi dari hari keempat sampai hari ke sepuluh dari masa laktasi.

c. ASI Stadium III ( ASI matur )

Merupakan ASI yang disekresi pada hari kesepuluh sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuiakan dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan mulai dikenalkan makanan pendamping selain ASI (Ambarwati, dkk. 2009)

5. Manfaat Pemberian ASI

Memberikan ASI sangatlah penting dilakukan oleh seorang ibu maksimal sampai berusia 2 tahun. Adapun manfaat pemberian ASI adalah:

a. Bagi Bayi

1) Dapat membantu memulai kehidupan dengan baik.

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.

2) Mengandung antibodi.

(33)

18

Kekebalan terhadap penyakit saluran pernafasan yang di transfer disebut Bronchus Associated Immunocompetent Tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut Immunocompetent Lymphoid Tissue (GALT).

3) ASI mengandung komposisi yang tepat.

ASI merupakan bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.

4) Mengurangi kejadian karies dentis.

Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.

5) Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi. Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.

6) Terhindar dari alergi.

(34)

alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi. 7) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI ekslusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.

8) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara. Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol atau dot.

b. Bagi Ibu

1) Aspek kontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

(35)

20

bila diberikan hanya ASI saja (ekslusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.

2) Aspek kesehatan ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya prdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.

Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui. Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara ekslusif. Penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI ekslusif memiliki resiko kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding yang tidak menyusi secara ekslusif.

3) Aspek penundaan berat badan

(36)

terpakai. Logikanya jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.

4) Aspek psikologis

Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia (Sulistyawati, 2009)

c. Bagi Keluarga 1) Aspek ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan oleh karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat. 2) Aspek psikologis

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasan kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

3) Aspek kemudahan

(37)

22

d. Bagi Negara

1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dengan ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penellitian epidemologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi misalnya diare dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah.

2) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.

3) Mengurangi devisa untuk membeli susu formula

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.

4) Meningkatan kualitas generasi penerus bangsa

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin (Suherni,Dkk. 2009)

(38)

ASI merupakan hak anak sehingga jika ibu menolak melakukannya maka ia telah menelantarkan anaknya sendiri (Nurheti, 2010)

6. Upaya Memperbanyak ASI

a. Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit disetiap payudara.

b. Angunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah, dan duduklah selama menyui.

c. Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan dengarka suara menelan yang aktif.

d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali habis menyusui.

e. Tidurlah bersebelahan dengan bayi.

f. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.

g. Petugas kesehatan harus mengamati ibu dan menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.

h. Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut. (Sulistyawati, 2009.)

7. Posisi Menyusui

(39)

24

Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas (Saleha, 2009).

Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak (Saleha, 2009)

Gambar 2.2

Berbagai Macam Posisi yang Baik dalam Menyusui Sumber: Imelda, 2009

8. Cara Menyusui yang Benar

Peran bidan dalam mendukung pemberian ASI

a. Peran awal bidan:

(40)

2) Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.

b. Bagaimana bidan dapat memberikan dukungan bagi pemberian ASI: 1) Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama

beberapa jam pertama.

2) Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.

3) Bantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.

4) Bayi harus ditempatkan dekat ibunya di kamar yang sama (rawat gabung, rooming in)

5) Memberi ASI pada bayi sesering mungkin. 6) Hanya berikan ASI dan kolostrum saja.

7) Hindari susu botol dan dot empeng (Susan, 2006).

C. Tinjauan Umum Tentang Cracked Nipple (Puting Lecet)

1. Pengertian Cracked Nipple

(41)

26

Gambar 2.3 Puting Lecet

Sumber : MANAJEMEN-LAKTASI . Puting Susu Lecet

2. Penyebab Cracked Nipple:

a. Kebanyakan puting nyeri / lecet disebabkan oleh kesalahan dalam tekhnik menyusui yang salah yaitu sampai ke kalang payudara bila bayi menyusui hanya pada puting susu, maka bayi akan mendapat ASI sedikit karena gusi bayi tidak menekan pada daerah sinus laktiferus sedangkan pada ibunya akan terjadi nyeri kelecetan pada puting susunya.

b. Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, Krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci puting susu.

c. keadaan ini juga dapat terjadi pada bayi dengan tali lidah yang pendek, sehingga menyebabkan bayi sulit menghisap sampai kalang payudara dan hisapan pada putingnya saja.

(42)

3. Penatalaksanaan Cracked Nipple :

a. Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada puting yang normal / lecetnya lebih sedikit untuk menghindari tekanan local pada puting maka posisi menyusui harus sering dirubah. Untuk puting yang sakit dianjurkan untuk mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui. Disamping itu kita harus yakin bahwa tehnik menyusui bayi harus adalah benar, yaitu bayi harus menyusui sampai kekalang payudara. Untuk menghindari payudara yang bengkak, ASI dikeluarkan dengan tangan / pompa. Kemudian diberikan dengan sendok, gelas atau pipet.

b. Setiap kali menyusui bekas ASI tidak perlu dibersihkan, tapi diangin – anginkan sebentar agar kering dengan sendirinya. Karena bekas ASI berfungsi sebagai pembalut puting sekaligus sebagai anti infeksi.

c. Jangan menggunakan BH yang terlalu ketat

d. Jangan menggunakan sabun, alkohol, atau zat iritan lainnya untuk membersihkan puting susu.

e. Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam), sehingga payudara tidak sampai terlalu penuh dan bayi yang tidak begitu lapar juga tidak menyusui terlalu rakus.

f. Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang payudara dan susukan secara bergantian diantara kedua payudara

g. Pergunakan BH yang menyangga.

(43)

28

i. Periksalah apakah bayi tidak menderita monoliasis yang dapat menyebabkan lecet pada puting susu ibu. Jika ditemukan gejala monilasis dapat diberikan nistatin.

4. Pencegahan Cracked Nipple :

a. Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, Krim, atau zat-zat iritan lainnya.

b. Sebaiknya untuk melepaskan puting susu dengan isapan bayi pada saat bayi selesai menyusui, tidak dengan memaksa menarik puting, tetapi dengan menekan dagu bayi atau dengan memasukkan jari kekelingking yang bersih kemulut bayi.

c. Posisi menyusui harus benar, yaitu bayi harus menyusui sampai kekalang payudara dan menggunakan payudara. (Jannah, 2011)

D. Tinjauan Agama Tentang Pengetahuan Cracked Nipple

ASI merupakan anugrah Allah SWT yang sangat luar biasa dan tidak dapat digantikan oleh susu manapun. Al-Qur’an telah menegaskan seorang ibu untuk menyusui anaknya. Dalam Q.S Al-Baqarah (2): 233 Allah telah

(44)

Dari ayat diatas dapat di pahami keharusan seseorang ibu menyusui anaknya. Kaum perempuan, baik yang masih berfungsi sebagai istri maupun yang dalam keadaan tertalak diwajibkan untuk menyusui anaknya selama dua tahun penuh dan tidak lebih dari itu, tetapi diperbolehkan kurang dari masa itu apabila kedua orang tua memandang adanya kemaslahatan. Dalam hal ini kebijaksanaan nya di serahkan kepada kemaslahatan mereka berdua (Alhafidz, 2007).

Alasan utama diwajibkannya seorang ibu menyusui anaknya adalah karena Air Susu Ibu merupakan minuman dan makanan terbaik secara alamiah maupun medis. Ketika bayi masih dalam kandungan ia ditumbuhkan dengan darah ibunya, setelah ia lahir, darah tersebut berubah menjadi susu yang merupakan makanan utama dan terbaik bagi bayi. Karena ia telah lahir dan terpisah dari kandungan ibunya, hanya ASI yang paling cocok dan paling sesuai dengan perkembangannya.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh seorang ibu bahwa anaknya akan terserang penyakit ataupun cedera karena ASI (Alhafidz, 2007).

(45)

30

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya yang mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa

dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku,

tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (member kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang

berserah diri”.

(46)

Karena pentingnya pemberian ASI pada anak maka hendaknya seorang ibu memberikan ASI nya pada buah hati tercintanya. Namun demikian apabila seorang ibu mempunyai kesulitan dalam menyusui karena seSbab-sebab tertentu, sebaiknya bayi-bayi tersebut disusukan pada wanita lain seperti yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW, Nabi Muhammad sendiri tidak disusui ibunya melainkan disusui oleh Halimatus Sakdiyah. Dalam Q.S. Ath-Thalaq/65: 6, dijelaskan:

…

menyusukan (anak itu) untuknya”

Satu hal yang perlu dicatat adalah, bahwa seorang anak yang disusukan pada seorang wanita (ibu) maka wanita tersebut menjadi ibu susu dari si anak, selain itu anak susu tersebut menjadi saudara susu dengan anak-anak kandung dari wanita tadi (ibu susu) dan mereka berstatus sebagai mahram. Oleh karena itu antara anak susu dengan saudara susu haram hukumnya untuk menikah. E. Kerangka Konsep

1. Dasar pemikiran variabel yang diteliti

(47)

32

2. Kerangka konsep

Keterangan :

: Variabel dependen

: Variabel independen

3. Defenisi operasional dan kriteria objektif

a. Pengertian cracked nipple

Pegertian cracked nipple adalah pengetahuan ibu tentang adanya luka pada payudara yang ditandai oleh adanya erosi kulit sampai dengan submukosa yang dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi duktus laktiferus yang menimbulkan nyeri pada saat proses menyusui.

Kriteria Objektif

Cukup : jika presentase total jawaban responden benar ≥ 60 % dari seluruh pertanyaan.

Pengertian cracked nipple

Penyebab cracked nipple

Pencegahan cracked nipple

(48)

Kurang : jika presentase total jawaban responden salah < 60 % dari seluruh pertanyaan.

b. Penyebab cracked nipple

Penyebab cracked nipple yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan ibu tentang segala sesuatu yang dapat menyebabkan timbulnya puting lecet pada ibu menyusui.

Kriteria Objektif

Cukup : jika presentase total jawaban responden benar ≥ 60 % dari seluruh pertanyaan.

Kurang : jika presentase total jawaban responden salah < 60 % dari seluruh pertanyaan..

c. Pencegahan cracked nipple

Pencegahan cracked nipple yang dimaksud adalah pengetahuan ibu menyusui tentang tata cara dan pencegahan puting lecet yang dapat dilakukan secara medis ataupun non medis.

Kriteria Objektif

Cukup : jika presentase total jawaban responden benar ≥ 60 % dari seluruh pertanyaan

(49)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan mengambarkan sejauh mana pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUD Syekh Yusuf Gowa dengan alasan melihat banyaknya ibu post partum yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan dan kurangnya pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2013. C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(50)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi, sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum yang di RSUD Syekh Yusuf Gowa dan memenuhi kriteria :

a. Inklusi :

1. Ibu post partum yang bersedia menjadi responden 2. Ibu yang menyusui

b. Eksklusi :

1. Ibu yang buta huruf.

2. Ibu yang menolak untuk berpartisipasi

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dimana semua ibu post partum yang memenuhi kriteria inklusi pada saat melakukan penelitian dipilih sebagai sampel. Jumlah sampel adalah 155.

3. Besar sampel

Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan. n = Besar sampel (Notoatmodjo 2005, 92)

N n =

(51)

36

N = 252

d = 0,05 d2 = 0,0025

252 n =

1,63

n = 154,60  155

Jadi besar sampelnya adalah 155 orang. N

n =

1 + N (d2)

252 n =

1 + 252 (0,05) 2 025)

252 n =

(52)

D. Cara Pengambilan Data

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap hal tersebut. Dalam penelitian ini digunakan data primer dari hasil pengisian lembar kuesioner responden yang berisi tentang pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple.

E. Metode Pengelolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Dilakukan secara manual dengan menggunakan kalkulator. 2. Analisis data

Dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat presentase data yang terkumpul dan disajikan dalam table distribusi frekuensi kemudian dicari besarnya presentase jawaban masing-masing responden.

F. Penyajian Data

1. Editing : memeriksa kembali kebenaran pengisian

2. Coding : pemberian nilai atau kode pada pilihan jawaban yang

3. sudah lengkap, diberi skor ( 1 ) untuk jawaban yang benar dan skor ( 0 ) untuk jawaban yang salah.

(53)

38

G. Etika penelitian

Mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian antara dengan Responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikkan atau mencantumkan nama Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

(54)
(55)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013 yang dilaksanakan mulai tanggal 19 Agustus – 2 September 2013, maka diperoleh sampel sebanyak 155 responden yang merupakan bagian dari populasi sebanyak 252 responden. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang

(56)

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan agama.

a. Umur responden bervariasi antara <20 tahun – 40 tahun yang dapat didistribusikan seperti pada berikut ini :

Gambar 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Ibu Menyusui menurut Umur di RSUD Syekh Yusuf Gowa

Tahun 2013

Sumber: Kuesioner dan Wawancara Agustus - September 2013

Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan umur ibu menyusui, distribusi tertinggi pada kelompok umur 20-25 tahun sebanyak 62 responden (40%) yang kemudian diikuti oleh responden kelompok umur 26-30 tahun 48 responden (30,9%) dan responden kelompok umur 31-35 tahun 21 responden (13,6%), kemudian

(57)

42

diikuti oleh responden kelompok umur <20 tahun sebanyak 18 responden (11,6%), dan kelompok umur yang menempati urutan terkecil yaitu kelompok umur 36-40 tahun sebanyak 6 responden (3,9%).

b. Pendidikan

Responden pernah mengenyam pendidikan dengan distribusi sebagai berikut:

Gambar 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Ibu Menyusui menurut Pendidikan di RSUD Syekh Yusuf Gowa

Tahun 2013

Sumber: Kuesioner dan Wawancara Agustus - September 2013

(58)

(15,5%), kemudian diikuti tamatan SMP sebanyak 18 responden (11,6%), kemudian diikuti tamatan SI sebanyak 14 responden (9,1%) dan tamatan DIII terdiri 6 responden (4,8%).

c. Pekerjaan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Gambar 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Ibu Menyusui menurut Pekerjaan di RSUD Syekh Yusuf Gowa

Tahun 2013

Sumber: Kuesioner dan Wawancara Agustus - September 2013

Berdasarkan gambar 4.3 responden yang terbanyak pada umumnya didominasi oleh responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga 108 responden (69,7%), sisanya adalah responden yang bekerja sebagai

(59)

44

Wiraswasta sebanyak 32 responden (20,6%), dan kemudian menempati urutan terkecil yaitu 15 responden (9,7 %).

d. Agama

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Gambar 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Ibu Menyusui berdasarkan Agama di RSUD Syekh Yusuf Gowa

Tahun 2013

Sumber: Kuesioner dan Wawancara Agustus - September 2013 Berdasarkan gambar 4.4 menunjukkan bahwa dari 155 responden, terbanyak pada kelompok agama Islam yaitu sebesar 148 responden (95,5%) dan 7 responden (4,5%) beragama Kristen.

148(95,5 %) 7(4,5%)

(60)

2. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian cracked nipple Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pengertian Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf

Gowa Tahun 2013

Pengetahuan Ibu tentang Pengertian Cracked Nipple

Frekuensi Persentase(%)

Tahu 127 82

Tidak Tahu 28 18

Jumlah 155 100

Sumber: Kuesioner dan Wawancara Agustus - September 2013

(61)

46

b. Pengetahuan ibu menyusui tentang penyebab cracked nipple Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Penyebab Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf

Gowa Tahun 2013

Pengetahuan Ibu tentang Penyebab Cracked Nipple

Frekensi Persentase(%)

Tahu 86 55,5

Tidak Tahu 69 44,5

Jumlah 155 100

Sumber: Kuesioner dan Wawancara Agustus - September 2013

(62)

c. Pengetahuan ibu menyusui tentang pencegahan cracked nipple Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pencegahan Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa

Tahun2013

Pengetahuan Ibu tentang Pencegahan Cracked Niplle

Frekuensi Persentase(%)

Tahu 108 69,7

Tidak Tahu 47 30,3

Jumlah 155 100

Sumber: Kuesioner dan Wawancara Agustus - September 2013

(63)

48

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa tahun 2013. Maka hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian crecked nipple

Hasil olah data dari Tabel 4.5 distribusi frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian cracked nipple menunjukkan bahwa dari 155 jumlah ibu menyusui yang menjadi responden yang diteliti didapatkan 127 responden (82%) yang menjawab tahu tentang pengertian crecked nipple dan hanya 28 responden (18%) yang menjawab tidak tahu.

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Fya Firzanah menunjukkan bahwa 22 responden (44,4%) tahu tentang Pengertian crecked niple, dan tidak tahu sebanyak 28 responden (37,1%).

(64)

2. Pengetahuan ibu menyusui tentang penyebab cracked nipple.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian di RSUD Syekh Yusuf Gowa pada bulan Agustus – September 2013 yang terdapat pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 155 responden yang diteliti didapatkan 86 responden (55,5%) yang tahu tentang penyebab cracked nipple dan 69 responden (44,5%) yang tidak tahu tentang penyabab cracked nipple.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fya Firzanah di Mojokerto didapat dari 27 responden adalah sebagian besar ibu menyusui yang melaksanakan teknik menyusuinya kurang sebanyak 15 responden (44,4%), dan sebagian besar yang mengalami lecet puting susu sebanyak 12 responden (70,4%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tentang penyebab cracked nipple lebih banyak yang tahu dari pada yang tidak tahu. Namun hasilnya tidak terlalu jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu – ibu yang tidak mengetahui secara menyeluruh penyebab – penyebab cracked nipple atau ibu – ibu hanya mengetahui penyebab cracked nipple disebabnya oleh cara menyusui yang salah saja. Padahal banyak faktor yang dapat menyebabkan laselarasi pada puting payudara.

(65)

50

menghisap puting dan areolanya tidak masuk dalam mulut bayi, maka mungkin ibu hanya diberikan penyuluhan tentang teknik menyusui yang benar, yaitu saat menyusui puting dan areola harus masuk dalam mulut bayi agar tidak dapat menyebabkan nyeri saat menyusui dan cracked nipple dapat dihindari. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya cracked nipple juga dapat dilakukan dengan mengoles ASI pada puting sebelum dan sesudah menyusui agar terhindar dari infeksi.

3. Pengetahuan ibu menyusui tentang pencegahan terjadinya cracked nipple Hasil olah data tentang pengetahuan ibu menyusui yang menjadi responden di RSUD Syekh Yusuf Gowa berdasarkan pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 155 jumlah responden yang telah diteliti maka didapatkan 108 responden (69,7%) yang tahu tentang pencegahan cracked nipple dan 47 responden (30,3%) yang tidak tahu tentang pencegahan cracked nipple.

(66)
(67)

52 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dimana peneliti menguraikan atau memberi gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif mengenai pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013, dengan jumlah populasi sebanyak 252 responden dan jumlah sampel sebanyak 155 responden menyusui. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling yang berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 155 responden yang diteliti didapatkan 127 responden (82%) yang tahu tentang pengertian cracked nipple dan 28 responden (18%) yang tidak tahu tentang pengertian cracked nipple.

(68)

3. Penelitian ini menjelaskan 108 responden (69,7%) yang tahu tentang pencegahan cracked nipple dan 47 responden (30,3%) yang tidak tahu tentang pencegahan cracked nipple.

B. Saran

1. Disarankan bagi petugas kesehatan terutama bidan agar memberi penyuluhan tentang pentingnya penyuluhan dan informasi tentang cracked nipple agar ibu mengetahui cara menyusui yang benar.

2. Rumah Sakit perlu memfasilitasi petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan menyuluh dalam rangka pemberian informasi dan nasehat yang lebih optimal kepada ibu post partum.

3. Diharapkan agar keluarga dapat memberikan dukungan agar ibu lebih giat memberikan ASI kepada bayinya dengan teknik menyusui yang benar.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Alhafidz, Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Cet.1. Jakarta: Amzah.

Al-Quran & Terjemahannya. Departemen Agama RI. 2005. Bandung: CV Penerbit J-ART.

Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Ambarwati, Eny Retna, Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.Cet.4. Yogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Baskoro, Anton. 2008. ASI: Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakrta: Banyu Medika

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2009. http://datinkesulsel.wordpress.com, akses tanggal 28 Mei 2013. Firzanah, Fya. http://Jurnal Kebidanan Hubungan Teknik Menyusui Dengan

Terjadinya Lecet Putting Susu Pada Ibu Nifas di Polindes Melati Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto.html. Tanggal Akses 31 Juli 2014. Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika

Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.3 Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Meode Penelitian ksehatan. Cet. 3. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nurheti, Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI-Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, danKelincahan Si Kecil. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar Asi Eksklusif – Pengenalan, Praktik, dan Kemanfaatan-kemanfaatannya. Cet. I; Jogjakarta: DIVA Press.

(70)

Suherni, Hesty Widyasih, dan Anita Rahmawati. 2009. Perawatan Masa Nifas. Cet. IV. Yogyakarta: Fitramaya.

Syafrudin. s2008. Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi. http://www.docstoc.com, diakses 9 Mei 2013.

Suryaprajoyo, Nadine. 2009. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : EGC

Susan, Ross. 2006. Birth Right, Panduan Untuk Mendapatkan Yang Terbaik Dalam Kehamilan dan Kelahiran. Cet.1, Jakarta : Transmedia.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Yani, Ahmad. 2013.Metode Penelitian Kombinasi. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Yuliarti, Nurheti. 2010 Keajaiban ASI – Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Ed. I; Yogyakarta: CV.Andi Offset. Utami, Roesli. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Cet. I. Jakarta:

(71)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Nama : Wana

Nim : 70400010073

Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu menyusui tentang cracked nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cracked Nipple di RSUD Syekh Yusuf Gowa tahun 2013. Saya mengharapkan anda sebagai responden dalam penelitian ini dan menjawab pertanyaan yang ada pada kusioner dengan jujur. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas ibu atas informasi yang ibu berikan, dan informasi tersebut hanya akan dipergunakan untuk kepentingan dalam penelitian ini, namun apabila anda tidak bersedia maka saya akan tetap menghargainya.

Demikian surat pernyataan persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa ada paksaan siapa pun. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Responden Peneliti

(72)

Nama :

Umur :

Suku / bangsa :

Pekerjaan :

Pendidikan terakhir :

Agama :

Paritas : G P A

Kunjungan :

B. DATA KUESIONER

Isilah kotak jawaban dibawah ini dengan tanda (√ ) pada jawaban yang benaar.

No Pernyataan Benar Salah

1

Cracked nipple (puting lecet) adalah Luka pada daerah puting susu dan sekitarnya

2

Salah satu kendala dalam pemberian ASI yang ibu ketahui adalah tidak nyeri pada saat menyusui

3

(73)

4

Putting lecet juga dapat menimbulkan nyeri pada saat menyusui

5

Luka pada puting dapat menimbulkan nyeri pada saat menyusui.

6

Kebanyakan puting nyeri / lecet disebabkan oleh kesalahan dalam tekhnik menyusui yang benar

7

puting yang lecet juga dapat disebabkan oleh adanya jamur pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu

8

Penyebab puting lecet adalah Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, Krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci puting susu.

9

Puting lecet dapat terjadi jika pada bayi dengan tali lidah yang pendek

10

Rasa nyeri pada puting juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui kurang hati-hati.

11

Jika terjadi puting lecet sebaiknya Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, Krim, atau zat-zat iritan lainnya

12

(74)

seluruh areola (daerah coklat kehitaman pada puting) masuk dalam mulut bayi.

14

Sebaiknya untuk melepaskan puting susu dengan isapan bayi pada saat bayi selesai menyusui, tidak dengan memaksa menarik puting, tetapi dengan menekan dagu bayi atau dengan memasukkan jari kekelingking yang bersih kemulut bayi.

15

(75)

Master Tabel Penelitian

Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cracked Nipple Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2013

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cracked Nipple

NO.

Pengertian Cracked Nipple Penyebab Cracked Nipple

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cracked Nipple

(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

Wana

Penulis adalah anak ketiga dari

empat bersaudara. Lahir dari buah

cinta dan kasih sayang dari

Ayahanda H. Saing dengan Ibunda

Hj. Sabaria pada tanggal 01 Juli

1992, bertempat di ujung pandang.

Riwayat pendidikan, penulis menamatkan TK Aisyiah di

Ujung Pandang pada tahun 1997-1998, SD Negeri Kassi di

Ujung Pandang pada tahun 1998-2004, SLTP Negeri 17

Makassar pada tahun 2004-2007. SMK Kesehatan Terpadu

Mega Rezky Makassar pada tahun 2007-2010. Kemudian

penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Angkatan 2010 di

Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas

Gambar

Tabel 4.1
Gambar 2.1  Anatomi Payudara……………………………..…….......
Gambar 2.1  Anatomi Payudara
Gambar 2.2  Berbagai Macam Posisi yang Baik dalam Menyusui
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, mengingat begitu penting dan berartinya suatu teknik atau cara dalam proses belajar mengajar di kelas sehingga peneliti tertarik

The writer also can conclude that most of the students use the software in doing the exercises, because they want to learn more independently so that they can improve

So many dead, thought the Doctor sadly: the traitors Nilson and Solow; Maddox, their helpless pawn, and his victim, Karina; Lieutenant Preston; all the crew members killed in

Proses komunikasi antar budaya yang terjadi di desa Bali Agung yaitu etnis.. Bali dan etnis Jawa terjadi setiap hari nya, karena letak rumah mereka

‘I’ll need more than guesswork,’ said Brazen drily, ‘if I am to lead my men into danger.’ Mr Range pushed the spectacles back on his nose and replied in a voice that

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa investasi, mengukur nilai ekonomis biaya investasi, mengetahui manfaat yang diperloleh, serta mengetahui apakah biaya yang

For those reasons, by utilizing the Android technolo- gy, where this technology is quite cheap and more people are using it, then this is a pretty interesting idea to be able

Pada tabel 1 menunjukan bahwa variabel yang berhubungan signifikan (p&lt;0,05) dengan kejadian stunting yaitu tinggi badan ayah, pendidikan terakhir ibu dan