• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

34

3.1 Disain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kausalitas. Menurut Umar (2005,p105) berguna untuk menganalisis hubungan – hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Metode yang digunakan adalah survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono,2007,p7). Pendekatan survey dalam penelitian ini melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada individu atau konsumen.

Time horizon penelitian ini adalah cross sectional, yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja (Umar,2005,p131).

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Jenis & Metode Unit Analisis Time Horizon T-1 Kausalitas- survey Individu One Shoot - Cross

sectional T-2 Kausalitas - survey Individu One Shoot - Cross

sectional T-3 Kausalitas- survey Individu One Shoot - Cross

(2)

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007,p32) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Variabel – variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1) Variabel demografis

Menggambarkan pengelompokkan responden ke dalam kategori – kategori berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan pendapatan.

2) Variabel periklanan

Informasi mengenai sejauhmana iklan Indomie membuat konsumen tertarik dan terpengaruh untuk membeli sesuai dengan persepsi konsumen atas iklan Indomie dengan iklan mie instan lain.

3) Variabel perceived quality

Informasi mengenai ada tidaknya kesenjangan antara persepsi konsumen terhadap kualitas produk Indomie yang dibeli.

4) Variabel keputusan perpindahan merek (brand switching)

Informasi mengenai tindakan keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie ke merek mie instant lainnya.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala yang mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya adalah sama (Umar,2005,p134).

Teknik skala yang digunakan adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2007,p86) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert ini

(3)

berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik (Umar,2005,p137).

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran dan

Skala

Periklanan Sejauhmana iklan

Indomie dapat membuat konsumen tertarik dan memberikan pengaruh untuk membeli sesuai dengan persepsi konsumen atas iklan Indomie dan iklan mie instan merek lain 1. Pengenalan Iklan 2. Pengantaran Pesan 3. Media Iklan 4. Frekuensi Iklan - Mengetahui iklan Indomie - Mengetahui jingle iklan - Mengetahui slogan iklan - Mengerti maksud pesan iklan Indomie - Informasi tentang varian rasa - Pengaruh media periklanan - Pengaruh frekuensi iklan Interval dan Likert Perceived Quality Persepsi konsumen terhadap kualitas produk indomie

1. Kinerja - Rasa sesuai

dengan selera - Produk yang lengkap - Produk dalam kondisi baik Interval dan Likert

(4)

2. Karakteristik Produk / Fitur 3. Ketahanan 4. Kesesuaian dengan spesifikasi 5. Keandalan 6. Desain - Varian rasa - Umur ekonomis produk - Produk aman dikonsumsi - Mudah didapatkan - Cita rasa yang khas - Produk yang sudah dikenal - Kemasan yang menarik Keputusan Perpindahan Merek Keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie Tindakan keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie - Tetap mengkonsumsi Indomie, walau ada informasi negatif - Memilih Indomie daripada mie instan merek lain Interval dan Likert

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat atau gambar (Sugiyono,2007,p14).

(5)

Menurut Umar (2003,p84) data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara dan pengisian kuesioner.

Tabel 3.3

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Tujuan Data Jenis Data Sumber Data

T-1 • Periklanan

• Keputusan Perpindahan merek

• Kualitatif

• Kualitatif

• Primer

• Primer

T-2 • Perceived Quality

• Keputusan Perpindahan merek

• Kualitatif • Kualitatif • Primer • Primer T-3 • Periklanan • Perceived Quality • Kualitatif • Kualitatif • Primer • Primer

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi kepustakaan. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respons terhadap daftar pertanyaan tersebut (Umar,2003,p92).

Studi kepustakaan yaitu dasar – dasar teori dari perpustakaan sehubungan dengan judul atau pokok bahasan yang diteliti.

(6)

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Cara menentukan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu memilih orang – orang yang terseleksi berdasarkan ciri – ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut. Adapun ciri – ciri tersebut pada responden yang dalam 1 tahun terakhir melakukan keputusan pembelian Indomie serta melakukan perpindahan merek.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan, yaitu nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang belum tentu memilikii peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Umar,2005,p159). Yang menjadi responden adalah orang yang melakukan pembelian baik di toko maupun mini market, dengan menggunakan convinience sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2007,p77).

3.6 Teknik Pengolahan Sampel

Menurut Sugiyono (2007,p73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Secara umum, besarnya konsumen dari suatu merek produk jarang diketahui dengan pasti. Disamping itu produk dengan persepsi / tanggapan yang kuat umumnya memiliki populasi konsumen yang besar. Karena ukuran populasi tidak diketahui maka dalam menentukan beberapa asumsi sebagai berikut : (Ariestonandri,2006, p95)

n = jumlah sampel

p = perkiraan proporsi populasi ( jika tidak diketahui, maka diambil p = 0,5 ) q = ( 1 – p )

(7)

Z

α = 1,96 ( pada taraf signifikansi α = 0,05 ) Dengan rumus : 2 . . ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ≥ α e Z q p n 97 04 , 96 10 , 0 96 , 1 . 5 , 0 . 5 , 0 2 ≈ ≥ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ≥ n n

Jumlah minimal responden yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 97 responden. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 125 responden.

3.7 Metode Analisis

Didalam suatu penelitian,data merupakan hal yang terpenting karena menggambarkan variabel– variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Dimana data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS (statistical program for social science) versi 13 untuk windows.

Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan skala yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya akan diuji validitas dan reliabilitas. Berikut akan dijelaskan pula teknik – teknik analisis yang digunakan dalam pengolahan data.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menunjukkan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur.Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu instrumen, maka instrumen tersebut akan semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.

(8)

Untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment adalah : (Umar, 2005,p190)

r = n (ΣXY) -(ΣX) (ΣY) √{n. ΣX2 – (ΣX)2} {n. ΣY2 – (ΣY)2}

Dimana:

r hitung = koefisien korelasi

X = skor pernyataan no. 1

Y = skor total

n = jumlah responden

Dasar pengambilan keputusan adalah :

- Jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid

- Jika r hitung tidak positif, serta r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak

valid

- Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak

valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari data. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan.

Setelah kita melakukan pengujian validitas kuesioner, maka kuesioner tersebut kita uji reliabilitasnya. Sebagaimana dikemukakan di muka, reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan kestabilan dalam mengukur. Kestabilan disini berarti kuesioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep atau konstruk dari suatu kondisi ke

(9)

kondisi yang lain. Salah satu cara mengukur reliabilitas adalah dengan metode one shot. Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran korelasi antarjawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, di mana suatu kuesioner dianggap reliable apabila Cronbach Alpha > 0.6

(Santoso, 2005, p251).

3.7.3 Statistik Deskriptif

Menurut Indrianto dan Supomo (2002,p170) statistik deskripitif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan, dan penyusunan data dalam bentuk numerik dan grafik.

Deskriptif atau penggambaran sekumpulan data secara visual dapat dilakukan dengan dua bagian, antara lain:

• Deskripsi dalam bentuk tulisan atau teks

Terdiri atas bagian – bagian penting yang menggambarkan isi data secara keseluruhan, seperti rata – rata, standar deviasi, varian,dan sebagainya.

• Deskripsi dalam bentuk gambaran atau grafik

Grafik sebuah data biasanya disajikan untuk melengkapi deskripsi berupa teks, agar data tampak lebih impresif dan komunikatif dengan para penggunanya.

3.7.4 Korelasi Sederhana

Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Jadi, tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu bergantung kepada variabel lain

(10)

(Umar,2005,p314). Menurut Sugiyono (2007,p182) korelasi dapat dihitung sebagai berikut:

r = n(ΣXiYi) -(ΣXi) (ΣYi)

√{n. ΣXi2 – (ΣXi)2} {n. ΣYi2 – (ΣYi)2}

Dimana: n = koefisien korelasi Xi = variabel X

Yi = variabel Y

Jika harga r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk kesalahan 5% maupun 1% maka dapat disimpulkan hubungan positif antara kedua variabel rumus koefisien determinasi

adalah r2. Angka dari koefisien determinasi ( r2 ) menunjukkan besarnya pengaruh variabel x

terhadap variabel y untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar/kecil, maka dapat berpedoman terhadap ketentuan sebagai berikut (Sugiyono,2007,p183):

Tabel 3.4

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(11)

3.7.5 Regresi Sederhana

Sugiyono (2007,p204) menyatakan regresi sederhana didasarkan hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:

Y = a + bX

Dimana :

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = harga Y bila X = 0 ( harga konstanta )

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b ( + ) maka naik dan bila b ( - ) maka terjadi penurunan. X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

3.7.6 Regresi Ganda

Menurut Sugiyono (2007,p210–211) analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

Digunakannya regresi berganda ini bertujuan untuk:

• Memprediksikan (Prediction)

• Menjelaskan (Explanation)

• Menspesifikasi hubungan statistik

(12)

Setelah menganalisis ketiga variabel, maka jawaban responden untuk variabel-variabel dalam kelompok faktor dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. Selanjutnya nilai rata-rata tersebut akan dijadikan data-data untuk variabel-variabel bebas dan variabel tidak bebas, untuk pengolahan regresi linear.

Persamaan Regresinya :

Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + bnXn

3.7.7 Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas

Salah satu pengujian untuk analisis regresi adalah uji multikolinearitas. Uji ini merupakan bentuk pengujian untuk asumsi dalam analisis regresi berganda. Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi antar variabel independen (Santosa dan Ashari,2005,p238-240).

Menurut Sunyoto (2007,p89-90) dikatakan terjadi multikolinearitas, jika koefisien korelasi antara variabel bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan

0,60 ( r ≤ 0,60 ) atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinearitas dapat digunakan

cara lain yaitu dengan : variabel bebas mengalami multikolinearitas jika α hitung < α dan VIF hitung > VIF dan tidak mengalami multikolinearitas jika α hitung > α dan VIF hitung < VIF.

Ada berbagai cara mengatasi multikolinearitas yaitu : menghilangkan salah satu atau lebih variabel bebas yang mempunyai koefisien korelasi tinggi atau menyebabkan mulitikolinearitas, jika tidak dihilangkan maka hanya digunakan untuk memprediksi dan tidak untuk diinterpretasikan.

(13)

3.7.8 Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Dalam persamaaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika variansnya tidak sama/berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas.

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction ( ZPRED ) yang merupakan variabel bebas ( sumbu X = Y hasil prediksi ) dan nilai residualnya ( SRESID ) merupakan variabel terikat ( sumbu Y = Y prediksi – Y riil).

Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik – titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik – titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang – bergelombang.

3.7.9 Uji Asumsi Klasik Normalitas

Menurut Sunyoto (2007,p95-96) uji asumsi klasik normalitas akan menguji data variabel bebas ( X ) dan data variabel terikat ( Y ) pada persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat diketahui dengan cara melihat hasil normal probability plot, suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis (titik – titik) data riil mengikuti garis diagonal.

3.7.10 Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik /tidak layak dipakai

(14)

prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut : (Sunyoto,2007,p104-105)

1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 ( DW <-2 )

2. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW

≤ +2

3. Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW diatas +2 ( DW > +2 )

3.8 Rancangan Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2007,p51) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Pengujian hipotesis:

• Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien korelasi (uji r)

adalah sebagai berikut:

1. Formulasi Hipotesa

Ho: b = 0, tidak terdapat pengaruh hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y

Ho: b ≠ 0, terdapat pengaruh hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y

2. Menentukan nilai tingkat nyata ( α ):

T α/2 : ( n – 2 )

3. Menentukan uji statistika

Dalam menggunakan uji statistika digunakan cara perhitungan SPSS 13.0.

4. Asumsi

(15)

X1 = variabel independen satu yang digunakan untuk memprediksi nilai

variabel dependen (periklanan)

X2 = variabel independen dua yang digunakan untuk memprediksi nilai

variabel dependen (perceived quality)

Untuk mengetahui koefisien determinasi, maka nilai koefisien korelasi ( r )

dikuadratkan akan mendapatkan hasil ” koefisien penentu ” ( r2 ) yaitu seberapa

kontribusi periklanan dan perceived quality dapat mempengaruhi perpindahan merek . Koefisien penentu ditulis KP, maka untuk menghitung KP adalah sebagai berikut :

KP = r2 x 100%

Pada akhirnya perhitungan yang akan digunakan adalah dengan menggunakan cara SPSS yang akan menghasilkan persamaan dimana dari hasil SPSS akan diketahui apakah perhitungan signifikan / tidak serta akan menjelaskan hubungan antara 3 variabel tersebut.

• Uji t

Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui variabel bebas memiliki hubungan signifikan/tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap variabel. Uji t yang dilakukan adalah uji 2 arah maka dibaca t ½ ( 0,05 ) atau t = 0,025.

Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ho : b = 0 (variabel X1 dan X2 tidak punya hubungan dengan variabel Y)

Ho : b ≠ 0 (variabel X1 dan X2 punya hubungan dengan variabel Y)

a. Jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

b. t tabel dilihat dengan derajat bebas bebas = n – k

(16)

• Uji F

Uji hipotesis dengan f test digunakan untuk menguji hubungan 2 variabel bebas secara bersama – sama dengan variabel terikat. Adapun pengujian hipoteisnya sebagai berikut :

Ho : b1 = b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh dari variabel X1 dan X2 terhadap Y)

Ho : b1 = b2≠ 0 (terdapat pengaruh dari X1 dan X2 terhadap Y)

Keputusan diambil dengan membandingkan f hitung dengan f tabel

a. Jika f hitung > f tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima

b. Jika f hitung < f tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak

c. f tabel dilihat pada α = 0,05 Dengan derajat bebas pembilang = ( k -1 ) Dengan penyebut = ( n – k )

n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel yang digunakan

Kriteria lain jika nilai p atau prob ( F- statistic ) < 0.05 maka Ho ditolak.

Hipotesa Penelitian 1 : Ada pengaruh antara periklanan terhadap keputusan

perpindahan merek pada konsumen Indomie

Ho = tidak ada pengaruh antara periklanan terhadap keputusan perpindahan

merek pada konsumen Indomie

H1 = ada pengaruh antara periklanan terhadap keputusan perpindahan merek

(17)

Hipotesa Penelitian 2 : Ada pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie

Ho = tidak ada pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan

perpindahan merek pada konsumen Indomie

H1 = ada pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan perpindahan

merek pada konsumen Indomie

Hipotesa Penelitian 3: Ada pengaruh dari periklanan dan perceived quality

terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie

Ho = tidak ada pengaruh dari periklanan dan perceived quality terhadap

keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie

H1 = ada pengaruh dari periklanan dan perceived quality terhadap keputusan

perpindahan merek pada konsumen Indomie

3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Di dalam penelitian ini akan dibahas beberapa masalah yaitu melihat pengaruh dari periklanan terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie dan melihat pengaruh dari perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie, serta melihat pengaruh dari periklanan dan perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie.

Pada analisis pengaruh periklanan terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie dengan menggunakan korelasi dan regresi sederhana yang

(18)

menjelaskan seberapa kuat hubungan iklan terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie dan besarnya pengaruh dari periklanan terhadap keputusan perpindahan merek sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah periklanan yang dilakukan sudah tepat dan mencapai sasaran atau belum.

Pada analisis pengaruh perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie dengan menggunakan korelasi dan regresi sederhana yang menjelaskan seberapa kuat hubungan perceived quality yang mempengaruhi keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie dan besarnya pengaruh dari perceived quality yang dirasakan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah produknya sudah cukup baik di mata konsumennya atau belum.

Pada analisis pengaruh periklanan dan perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie dengan menggunakan regresi berganda untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara keduanya terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie dan besarnya pengaruh dari kedua hal tersebut terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie. Dari hasil analisis tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan langkah - langkah untuk mempertahankan konsumennya dan menghindari terjadinya perpindahan ke merek lain dari konsumennya tersebut.

Gambar

Tabel 3.1  Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

pendidikan sehingga hasil belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Kurang optimalnya model pembelajaran yang digunakan di sekolah. merupakan suatu hal yang

Ma’arif Wates Kulon Progo tersebut di atas, baik dari hasil pengamatan penulis maupun wawancara terhadap bapak/ibu guru di MTs Ma’arif Wates Kulon Progo, serta adanya visi,

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing

Melalui kegiatan argumentasi di kelas, siswa terlibat dalam memberikan bukti, data, serta teori yang valid untuk mendukung pendapat (klaim) terhadap suatu

Tes dan angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden mengenai kontribusi hasil

Selain itu diharapkan hasil penelitian yang penulis temukan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan

Paru Pada Program Pendidikan Dokter Spsialis I Departemen Ilmu Penyakit

• Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial