commit to user
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA DENGAN
TEKNIK PEWARNAAN KERING KELAS XI TATA BUSANA B SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Nita Sholehah
Program Studi Pendidikan Seni Rupa JPBS FKIP Universitas Sebelas Maret
Alamat Korespondensi : Tribusono Rt.02 Rw.03, Cokromenggalan, Ponorogo 63411
Email : Nita.Sholekah@yahoo.com
ABSTRAK
Nita Sholehah. K3212040. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA DENGAN TEKNIK PEWARNAAN KERING KELAS XI TATA BUSANA B SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan hasil belajar mata pelajaran menggambar busana pada kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta. Peneletian ini menggunakan metode pembelajaran Tutor Sebaya.
Jenis Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas, dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 26 siswa. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain: informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen, dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi, (b) wawancara, (c) dokumentasi, dan (d) tes. Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Prosedur penelitian ini melalui tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi, (d) analisis dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar menggambar busana pada kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari meningkatnya hasil belajar siswa sesudah tindakan.
commit to user
Pencapaian peningkatan berdasarkan indikator keberhasilan yaitu: 1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggambar desain busana pada siklus I sebanyak 73,08% pada siklus II meningkat sebanyak 80,77%; 2) Pemahaman siswa terhadap materi menggambar desain busana yang meliputi pengertian menggambar busana, prinsip menggambar busana, alat dan bahan, teknik dan tahapan menggambar busana pada siklus I sebanyak 76,92% pada siklus II meningkat menjadi 100%; 3) Hasil karya menggambar desain busana siswa pada siklus I sebanyak 65,38% pada siklus II meningkat menjadi 80,77%.
Kata kunci : Metode Tutor Sebaya. Hasil Belajar, Menggambar Busana, Teknik Pewarnaan Kering
ABSTRAK
Nita Sholehah. K3212040. THE APPLICATION OF PEER TUTOR LEARNING METHODS FOR IMPROVING THE LEARNING OUTCOME OF THE FASHION DRAWING BY DRYING COLOR TECHNIQUE IN ELEVENTH GRADE FASHION B CLASS OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL 9 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016. Thesis, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, July 2016
This research aims to improve the learning outcome of fashion drawing class in eleventh grade fashion b class of vocational high school 9 Surakarta in the academic year 2015/2016. This study uses peer tutoring learning.
The type of this research is Class Action Research. This study is conducted collaboratively among the researcher, teacher, and student’s participation. The subjects are students of eleventh grade fashion b class of vocational high school 9 Surakarta in the academic year 2015/2016 which amount to 26 students. Data and data sources used in the study include: the informant, a place or location, events, documents, and archives. The data collection techniques used are (a) observation, (b) interviews, (c) documentation, and (d) test. The data are analyzed using descriptive comparative and critical analysis techniques. The procedure of this study are: (a) planning action, (b) action, (c) observation, (d) analysis and reflection.
Based on the results of this study, it can be concluded that the application of Peer Tutor Learning methods can improve the learning outcome of the dress drawing in eleventh grade fashion b class of vocational high school 9 Surakarta years 2015/2016. Peer Tutors Method can increase the Student’s interest and their involvement in learning. It can be seen from the increase of student’s interest after the action. The improve of achievement are based on the indicator of success student: 1) Student’s interest and involvement in studying the dress design drawing in the first cycle is 73.08% and increased by the second cycle up to
commit to user
80.77%; 2) Student’s understanding in drawing the dress design material includes understanding the dress drawing, dress drawing principles, tools and materials, techniques and the dress drawing stages in the first cycle is 76.92% , and increased by the second cycle up to 100%; 3) The student’s result of the dress design drawing in the first cycle is 65.38% and increased by the second cycle up to 80.77%.
Keywords: Peer tutoring method. The results of the study, Fashion drawing , Drying color technique
PENDAHULUAN
Peningkatan atau
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia demi keberhasilan
pendidikan tidak pernah terlepas dari lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang mempunyai peran
yang sangat penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas yang nantinya
mengisi lapangan pekerjaan.
Lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan siap kerja yaitu Sekolah Mengengah Kejuruan (SMK).
SMK adalah satuan
pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan
kejuruan sebagai lanjutan dari SMP atau MTS yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SLTP atau MTS yang mempersiapkan siswa
bekerja dalam bidang tertentu (Jimmy Wales, 2003:1)
SMK Negeri 9 Surakarta adalah salah satu SMK di Surakarta yang memiliki 9 program keahlian,
diantara yaitu Tata Busana.
Program Keahlian Tata Busana secara umum mengacu pada isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3
mengenai Tujuan Pendidikan
Nasional dan penjelasan pasal 15
yang menyebutkan bahwa
pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik agar
dapat bekerja dalam bidang
tertentu.
Salah satu mata pelajaran yang ada di SMK Negeri 9 Surakarta adalah mata pelajaran
menggambar busana (Fashion
commit to user XI A dan B. Mata pelajaran ini
termasuk dalam cakupan mata pelajaran produktif dan pelajaran kejuruan. Materi mata pelajaran ini berbentuk teori dan praktek. Tujuan
diajarkannya mata pelajaran
menggambar busana agar siswa mampu menerapkan dasar-dasar menggambar dan dapat meluluskan calon-calon desainer muda yang dapat bekerja mandiri maupun
bekerja pada instansi lainnya
(Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 2006: 9).
Jurusan tata busana yang ada di SMK Negeri 9 Surakarta, kelas XI B yang menunjukkan hasil
belajar yang lebih rendah
dibandingkan dengan kelas XI A. Oleh karena itu kelas XI B yang akan dijadikan subyek penelitian. Berdasarkan hasil observasi di kelas
XI B menggambarkan bahwa
selama proses pembelajaran
menggambar busana belum
maksimal.
Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran menggambar busana dengan materi dasar menggambar busana di sekolah ini menurut guru mata pelajaran menggambar busana sudah berjalan dengan lancar, tetapi
setelah dilakukan observasi masih terdapat beberapa permasalahan yang menghambat proses belajar mengajar. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti,
guru menggunakan model
pembelajaran project based
learning dengan metode diskusi,
tanya jawab dan penugasan dan kurang variatif dalam memberikan contoh gambar karya mengenai desain busana hingga terkesan monoton dan membosankan. Guru
mata pelajaran desain kurang
memberikan materi untuk
membentuk pemahaman siswa
tentang contoh maupun teknik dalam membuat desain busana.
Sehingga siswa kurang dapat
berekspresi dalam berkarya, hasil karya siswa pun terlihat monoton dan membosankan akibatnya siswa kurang enjoy dalam membuat tugas desain.
Nilai yang diterapkan dalam pelajaran desain busana di SMK
Negeri 9 Surakarta meliputi
kompetensi pengetahuan,
kompetensi keterampilan dan
kompetensi sikap, untuk mata
pelajaran menggambar busana
commit to user
tata busana B, hasil karya
menggambar desain belum
memenuhi standar, ini dilihat dari perolehan 26 siswa satu kelas hanya yang mendapatkan nilai diatas KKM 26.92% (7siswa), siswa
dengan nilai dibawah KKM
sebanyak 42,30% (11 siswa) dan sisanya 30,76% (8 siswa) belum
mengumpulkan tugas. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, peneliti merasa perlu melakukan
penelitian dengan mencoba
menerapkan metode tutor sebaya pada proses belajar mengajar Mata
Pelajaran Menggambar Busana
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar busana.
Metode Tutor Sebaya atau metode mengajar sesama teman adalah pemberian bantuan belajar
yang dilakukan oleh siswa
seangkatan yang telah ditunjuk oleh guru. Teman Sebaya ini biasanya dipilih oleh guru atas dasar berbagai pertimbangan seperti siswa yang memiliki prestasi akademik yang baik dan hubungan sosial yang memadai. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor ditugaskan membantu
siswa lain yang mengalami
kesulitan belajar berdasarkan
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru.
Melalui Tutor Sebaya, siswa bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau pemateri atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang menjadi
tutor dapat mengulang dan
menjelaskan kembali materi
sehingga menjadi lebih
memahaminya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang Penerapan
Metode Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Proses Belajar Mengajar
Mata Pelajaran Menggambar
Busana Kelas XI Tata Busana B di SMK Negeri 9 Surakarta. Dan
untuk mengetahui adakah
Peningkatan Hasil Belajar
Menggambar Busana dengan
Teknik Pewarnaan Kering melalui Metode Tutor Sebaya Kelas XI Tata Busana B di SMK Negeri 9 Surakarta.
commit to user Penelitian ini dilaksanakan di
SMK Negeri 9 Surakarta SMK Negeri 9 Surakarta yang beralamat di Jalan Tarumanegara, Banjarsari,
Surakarta Jawa Tengah.
Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan kurang lebih selama 3 bulan. Dari pertengahan Bulan Februari hingga awal Bulan April.
Bentuk penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian ini
mengikuti model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Triyono (2010)
yaitu model spiral. Tahapan
penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan
(planning), tindakan (ackting),
pengamatan (observing) dan
refleksi (reflekcting) yang terangkai dalam satu siklus.
Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian untuk
memberikan data-data yang
terpercaya, peneliti menggunakan triangulasi dan Review Informan. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) analisis data dilakukan oleh peneliti semenjak awal, pada aspek
kegiatan penelitian (Iskandar,
2012:74). Analisis data digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Deskriptif Komparatif yaitu Teknik statistik
deskriptif komparatif digunakan
untuk data kuantitatif, yakni dengan
membandingkan antar siklus.
Analisis data ini dilakukan dengan
membandingkan hasil yang
diperoleh sebelum tindakan
dilakukan dengan setelah siklus I dan setelah siklus II. Teknik
Analisis Kritis yaitu Teknik
ananlisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut digunakan
sebagai dasar penyusunan
perencanaan tindakan pada tahap selanjutnya sesuai siklus yang ada. Adapun data dan sumber data penelitian ini adalah :
1. Informan, terdiri atas guru mata pelajaran tata busana di SMK Negeri 9 Surakarta data yang
diperoleh berupa informasi
menegnai peran siswa dalam
commit to user
(KBM) sebelum dilakukan
penelitian tindakan kelas.
2. Tempat dan peristiwa
berlangsung aktivitas
pembelajaran menggambar
bentuk ketika menerapkan
metode pembelajaran tutor
sebaya, yaitu di kelas XI Tata
Busana SMK Negeri 9
Surakarta.
3. Arsip dan dokumen mengenai
Kurikulum, silabus, RPP, hasil karya siswa, data siswa dan nilai hasil belajar kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta
PEMBAHASAN
Hasil pelaksanaan observasi awal pada proses pembelajaran mata
pelajaran menggambar busana
dengan materi desain busana kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta pada hasil pembelajaran
menggambar busana masih
dikatakan rendah. Hasil
pembelajaran dikatakan rendah
terlihat dari proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan hasil nilai yang belum maksimal. Siswa
terlihat pasif dalam proses
pembelajaran, karena guru masih
menggunakan proses pembelajaran
project based learning dan
pemberian tugas. Selain itu
keaktifan dalam pembelajaran
menggambar busana masih
tergolong rendah.
Pada indikator ini ditetapkan beberapa komponen Metode Tutor
Sebaya pada proses belajar
mengajar Mata Pelajaran
Menggambar Busana untuk
meningkatkan hasil menggambar busana di kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta. Sesuai dengan pendapat ahli Menurut
Harsunarko (Suherman dkk,
2001:233) sumber belajar tidak harus selalu guru. Sumber belajar dapat orang lain selain guru, melainkan teman dari kelas yang lebih tinggi, teman sekelas atau keluarganya di rumah. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut Tutor. Ada dua macam Tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai. Berdasarkan definisi
menurut ahli diatas penulis
simpulkan bahwa siswa yang
mempunyai akademik dan potensi lebih di dalam kelas atau disebut
commit to user pandai yang ditunjuk sebagai Tutor
Sebaya dapat membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan dalam hal belajar menggambar busana, sehingga mendapatkan hasil belajar yang baik
Dalam proses belajar menggunakan metode Tutor Sebaya bertujuan agar siswa menghargai perbedaan, menjalin kerja sama dan
saling tukar informasi atau
pengetahuan serta pengalaman yang siswa miliki. Siswa tidak lagi merasa takut atau tidak percaya diri untuk bertanya dan berkonsultasi melalui tutor. Penerapan metode Tutor Sebaya dalam proses belajar mengajar ini dilakukan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observacing),
dan refleksi (reflecting).
Berdasarkan pembahasan di atas Peningkatan pemahaman siswa ini dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang dilakukan pada pra siklus siswa mengerjakan secara individu, sehingga siswa yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa atau 30,77%, secara berkelompok pada saat siklus I dan siklus II. Siklus I siswa tuntas berjumlah 20 siswa atau
76,92% dari jumlah 26 siswa. Pada sklus II jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 26 siswa atau 100% jumlah siswa.
Peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran
menggambar busana terlihat pada lembar observasi yang dilakukan pada saat prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus, siswa tuntas berjumlah (7 siswa) atau 26,93% dari 26 jumlah siswa, siklus I siswa yang tidak tuntas berjumlah (19 siswa) atau 73,08% dari 26 jumlah siswa. Pada siklus II naik menjadi (21 siswa) atau menjadi 80,77% dari 26 jumalah siswa.
Penerapan metode
pembelajaran Tutor Sebaya dalam pembelajaran di kelas Tata Busana
B mampu meningkatkan
pemahaman materi tentang desain
busana dan teknik pewarnaan.
Peningkatan pemahaman siswa ini dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang dilakukan pada pra siklus siswa mengerjakan secara individu, sehingga siswa yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa atau 30,77%, secara berkelompok pada saat siklus I dan siklus II. Siklus I siswa tuntas berjumlah 20 siswa atau
commit to user 76,92% dari jumlah 26 siswa. Pada
sklus II jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 26 siswa atau 100% jumlah siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan yang telah
dilaksanakan selama penelitian
dengan menerapkan Metode
Pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil pembelajaran mata pelajaran menggambar busana. pada siswa kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta tahun ajaran 2015/2017. Maka dapat disimpulkan bahwa:
(1) Penerapan metode tutor
sebaya pada proses
pembelajaran mata pelajaran menggambar busana yaitu, a) Perencanaan dilakukan oleh guru dan peneliti dengan menyiapkan RPP, media dan instrument. Sebelum tindakan
guru memilih Tutor dan
membagi kelompok (b)
Tindakan dilakukan guru dan
tutor. Guru menjelaskan
materi terlebih dahulu dan
tutor mengajari kembali
kelompoknya dengan bantuan
media (c) Pengamatan
dilakukan oleh peneliti dan observer yang diamati adalah
kegiatan siswa dikelas,
motivasi siswa, keaktifan
siswa dalam mengikuti
pelajaran dan hasil belajar siswa (d) Refleksi pada siklus I penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan
hasil belajar menggambar
busana dan untuk lebih
memaksimalkan hasil belajar maka dilanjutkan pada siklus II dengan tambahan media gambar desain busana.
(2) Guru berkolaborasi dengan peneliti merencanakan proses belajar dengan menerapkan metode tutor sebaya untuk materi teknik penyelesaian
secara kering., dengan
menggunakan media hand out berupa gambar desain busana pesta dengan langkah-langkah penyelesaian gambar busana
dengan pewarnaan teknik
kering yang terdiri dari
pewarnaan kulit tubuh, wajah,
dan rambut yang dapat
membantu siswa dalam
commit to user
menggunakan lembar
observasi dan penilaian hasil belajar menggunakan lembar
penilaian unjuk kerja.
Sebelum melakukan tindakan Guru memilih lima orang siswa yang terpandai di kelas
menjadi tutor, kemudian
membagi keseluruhan jumlah siswa menjadi 5 kelompok. Jadi satu kelompok terdiri dari seorang tutor dan lima orang siswa dengan kategori hasil belajarnya pandai, sedang, dan
rendah. Selanjutnya guru
mengumpulkan tutor untuk dijelaskan materi yang akan dipelajari yaitu penyelesaian gambar busana dengan teknik
kering disertai mengajari
langkah demi langkah
penyelesaiannya. Tugas tutor adalah mengulang kembali dirumah apa yang sudah guru
ajarkan dan selanjutnya
mengajarkan kembali kepada anggota kelompoknya pada saat proses belajar mengajar Menggambar Busana.
(3) Selama proses pembelajaran mengalami peningkatan hasil
belajar mata pelajaran
menggambar busana dalam pembelajaran desain busana
yang ditunjukkan oleh
kegiatan belajar siswa.
Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam menggambar busana. Prosedur penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang setiap siklusnya terdiri
dari 4 kegiatan yaitu
perencanaan, pelaksanaan,
observasi, refleksi. Hal ini dilihat dari hasil penilaian
sikap dalam pelaksanaan
prasiklus, siklus I dan siklus II yaitu siswa tuntas pada pra siklus sebayak (7 siswa) atau 26,93% meningkat pada siklus I sebanyak (19 siswa) atau 73,08% dari 26 jumlah siswa, siklus II meningkat menjadi 21 siswa atau 80,77%.
(4) Meningkatnya hasil
pemahaman siswa tentang
materi menggambar busana. Hal ini dilihat dari tes tertulis dalam pelaksanaan prasiklus siklus I dan siklus II yaitu siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak (8 siswa) atau
commit to user 30,77% meningkat pada siklus
I sebanyak (20 siswa) atau 76,92% dan siklus II naik menjadi 26 siswa atau 100%.
(5) Meningkatnya hasil karya
siswa dalam menggambar busana dapat dilihat dari nilai hasil karya dalam pelaksanaan prasiklus, siklus I dan siklus II
yaitu siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak (14 siswa) atau 53,85% meningkat pada siklus I sebanyak (17 siswa) atau 65,38% kemudian pada siklus II naik menjadi ( 21 siswa) atau 80,77%.
DAFTAR PUSTAKA
Jimmy, Wales. 2010. Contructivist teaching methods. Diperoleh dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Contructivist_teaching_methods(24 Februari 2016).
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 2004. Kurikulum SMK edisi
2004.Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2003.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : REFERENSI (GP Press Group)
Erman Suherman. Dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica.