• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nita Sholehah Program Studi Pendidikan Seni Rupa JPBS FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nita Sholehah Program Studi Pendidikan Seni Rupa JPBS FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA DENGAN

TEKNIK PEWARNAAN KERING KELAS XI TATA BUSANA B SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Nita Sholehah

Program Studi Pendidikan Seni Rupa JPBS FKIP Universitas Sebelas Maret

Alamat Korespondensi : Tribusono Rt.02 Rw.03, Cokromenggalan, Ponorogo 63411

Email : Nita.Sholekah@yahoo.com

ABSTRAK

Nita Sholehah. K3212040. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA DENGAN TEKNIK PEWARNAAN KERING KELAS XI TATA BUSANA B SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan hasil belajar mata pelajaran menggambar busana pada kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta. Peneletian ini menggunakan metode pembelajaran Tutor Sebaya.

Jenis Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas, dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 26 siswa. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain: informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen, dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi, (b) wawancara, (c) dokumentasi, dan (d) tes. Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Prosedur penelitian ini melalui tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi, (d) analisis dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar menggambar busana pada kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari meningkatnya hasil belajar siswa sesudah tindakan.

(2)

commit to user

Pencapaian peningkatan berdasarkan indikator keberhasilan yaitu: 1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggambar desain busana pada siklus I sebanyak 73,08% pada siklus II meningkat sebanyak 80,77%; 2) Pemahaman siswa terhadap materi menggambar desain busana yang meliputi pengertian menggambar busana, prinsip menggambar busana, alat dan bahan, teknik dan tahapan menggambar busana pada siklus I sebanyak 76,92% pada siklus II meningkat menjadi 100%; 3) Hasil karya menggambar desain busana siswa pada siklus I sebanyak 65,38% pada siklus II meningkat menjadi 80,77%.

Kata kunci : Metode Tutor Sebaya. Hasil Belajar, Menggambar Busana, Teknik Pewarnaan Kering

ABSTRAK

Nita Sholehah. K3212040. THE APPLICATION OF PEER TUTOR LEARNING METHODS FOR IMPROVING THE LEARNING OUTCOME OF THE FASHION DRAWING BY DRYING COLOR TECHNIQUE IN ELEVENTH GRADE FASHION B CLASS OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL 9 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016. Thesis, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, July 2016

This research aims to improve the learning outcome of fashion drawing class in eleventh grade fashion b class of vocational high school 9 Surakarta in the academic year 2015/2016. This study uses peer tutoring learning.

The type of this research is Class Action Research. This study is conducted collaboratively among the researcher, teacher, and student’s participation. The subjects are students of eleventh grade fashion b class of vocational high school 9 Surakarta in the academic year 2015/2016 which amount to 26 students. Data and data sources used in the study include: the informant, a place or location, events, documents, and archives. The data collection techniques used are (a) observation, (b) interviews, (c) documentation, and (d) test. The data are analyzed using descriptive comparative and critical analysis techniques. The procedure of this study are: (a) planning action, (b) action, (c) observation, (d) analysis and reflection.

Based on the results of this study, it can be concluded that the application of Peer Tutor Learning methods can improve the learning outcome of the dress drawing in eleventh grade fashion b class of vocational high school 9 Surakarta years 2015/2016. Peer Tutors Method can increase the Student’s interest and their involvement in learning. It can be seen from the increase of student’s interest after the action. The improve of achievement are based on the indicator of success student: 1) Student’s interest and involvement in studying the dress design drawing in the first cycle is 73.08% and increased by the second cycle up to

(3)

commit to user

80.77%; 2) Student’s understanding in drawing the dress design material includes understanding the dress drawing, dress drawing principles, tools and materials, techniques and the dress drawing stages in the first cycle is 76.92% , and increased by the second cycle up to 100%; 3) The student’s result of the dress design drawing in the first cycle is 65.38% and increased by the second cycle up to 80.77%.

Keywords: Peer tutoring method. The results of the study, Fashion drawing , Drying color technique

PENDAHULUAN

Peningkatan atau

meningkatkan kualitas sumber daya

manusia demi keberhasilan

pendidikan tidak pernah terlepas dari lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang mempunyai peran

yang sangat penting dalam

meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas yang nantinya

mengisi lapangan pekerjaan.

Lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan siap kerja yaitu Sekolah Mengengah Kejuruan (SMK).

SMK adalah satuan

pendidikan formal yang

menyelenggarakan pendidikan

kejuruan sebagai lanjutan dari SMP atau MTS yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SLTP atau MTS yang mempersiapkan siswa

bekerja dalam bidang tertentu (Jimmy Wales, 2003:1)

SMK Negeri 9 Surakarta adalah salah satu SMK di Surakarta yang memiliki 9 program keahlian,

diantara yaitu Tata Busana.

Program Keahlian Tata Busana secara umum mengacu pada isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3

mengenai Tujuan Pendidikan

Nasional dan penjelasan pasal 15

yang menyebutkan bahwa

pendidikan kejuruan merupakan

pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik agar

dapat bekerja dalam bidang

tertentu.

Salah satu mata pelajaran yang ada di SMK Negeri 9 Surakarta adalah mata pelajaran

menggambar busana (Fashion

(4)

commit to user XI A dan B. Mata pelajaran ini

termasuk dalam cakupan mata pelajaran produktif dan pelajaran kejuruan. Materi mata pelajaran ini berbentuk teori dan praktek. Tujuan

diajarkannya mata pelajaran

menggambar busana agar siswa mampu menerapkan dasar-dasar menggambar dan dapat meluluskan calon-calon desainer muda yang dapat bekerja mandiri maupun

bekerja pada instansi lainnya

(Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 2006: 9).

Jurusan tata busana yang ada di SMK Negeri 9 Surakarta, kelas XI B yang menunjukkan hasil

belajar yang lebih rendah

dibandingkan dengan kelas XI A. Oleh karena itu kelas XI B yang akan dijadikan subyek penelitian. Berdasarkan hasil observasi di kelas

XI B menggambarkan bahwa

selama proses pembelajaran

menggambar busana belum

maksimal.

Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran menggambar busana dengan materi dasar menggambar busana di sekolah ini menurut guru mata pelajaran menggambar busana sudah berjalan dengan lancar, tetapi

setelah dilakukan observasi masih terdapat beberapa permasalahan yang menghambat proses belajar mengajar. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti,

guru menggunakan model

pembelajaran project based

learning dengan metode diskusi,

tanya jawab dan penugasan dan kurang variatif dalam memberikan contoh gambar karya mengenai desain busana hingga terkesan monoton dan membosankan. Guru

mata pelajaran desain kurang

memberikan materi untuk

membentuk pemahaman siswa

tentang contoh maupun teknik dalam membuat desain busana.

Sehingga siswa kurang dapat

berekspresi dalam berkarya, hasil karya siswa pun terlihat monoton dan membosankan akibatnya siswa kurang enjoy dalam membuat tugas desain.

Nilai yang diterapkan dalam pelajaran desain busana di SMK

Negeri 9 Surakarta meliputi

kompetensi pengetahuan,

kompetensi keterampilan dan

kompetensi sikap, untuk mata

pelajaran menggambar busana

(5)

commit to user

tata busana B, hasil karya

menggambar desain belum

memenuhi standar, ini dilihat dari perolehan 26 siswa satu kelas hanya yang mendapatkan nilai diatas KKM 26.92% (7siswa), siswa

dengan nilai dibawah KKM

sebanyak 42,30% (11 siswa) dan sisanya 30,76% (8 siswa) belum

mengumpulkan tugas. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, peneliti merasa perlu melakukan

penelitian dengan mencoba

menerapkan metode tutor sebaya pada proses belajar mengajar Mata

Pelajaran Menggambar Busana

sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar busana.

Metode Tutor Sebaya atau metode mengajar sesama teman adalah pemberian bantuan belajar

yang dilakukan oleh siswa

seangkatan yang telah ditunjuk oleh guru. Teman Sebaya ini biasanya dipilih oleh guru atas dasar berbagai pertimbangan seperti siswa yang memiliki prestasi akademik yang baik dan hubungan sosial yang memadai. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor ditugaskan membantu

siswa lain yang mengalami

kesulitan belajar berdasarkan

petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru.

Melalui Tutor Sebaya, siswa bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau pemateri atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang menjadi

tutor dapat mengulang dan

menjelaskan kembali materi

sehingga menjadi lebih

memahaminya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang Penerapan

Metode Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Proses Belajar Mengajar

Mata Pelajaran Menggambar

Busana Kelas XI Tata Busana B di SMK Negeri 9 Surakarta. Dan

untuk mengetahui adakah

Peningkatan Hasil Belajar

Menggambar Busana dengan

Teknik Pewarnaan Kering melalui Metode Tutor Sebaya Kelas XI Tata Busana B di SMK Negeri 9 Surakarta.

(6)

commit to user Penelitian ini dilaksanakan di

SMK Negeri 9 Surakarta SMK Negeri 9 Surakarta yang beralamat di Jalan Tarumanegara, Banjarsari,

Surakarta Jawa Tengah.

Pelaksanaan pembelajaran

dilakukan kurang lebih selama 3 bulan. Dari pertengahan Bulan Februari hingga awal Bulan April.

Bentuk penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Penelitian ini

mengikuti model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Triyono (2010)

yaitu model spiral. Tahapan

penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini terdiri dari empat

komponen, yaitu perencanaan

(planning), tindakan (ackting),

pengamatan (observing) dan

refleksi (reflekcting) yang terangkai dalam satu siklus.

Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian untuk

memberikan data-data yang

terpercaya, peneliti menggunakan triangulasi dan Review Informan. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) analisis data dilakukan oleh peneliti semenjak awal, pada aspek

kegiatan penelitian (Iskandar,

2012:74). Analisis data digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Deskriptif Komparatif yaitu Teknik statistik

deskriptif komparatif digunakan

untuk data kuantitatif, yakni dengan

membandingkan antar siklus.

Analisis data ini dilakukan dengan

membandingkan hasil yang

diperoleh sebelum tindakan

dilakukan dengan setelah siklus I dan setelah siklus II. Teknik

Analisis Kritis yaitu Teknik

ananlisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut digunakan

sebagai dasar penyusunan

perencanaan tindakan pada tahap selanjutnya sesuai siklus yang ada. Adapun data dan sumber data penelitian ini adalah :

1. Informan, terdiri atas guru mata pelajaran tata busana di SMK Negeri 9 Surakarta data yang

diperoleh berupa informasi

menegnai peran siswa dalam

(7)

commit to user

(KBM) sebelum dilakukan

penelitian tindakan kelas.

2. Tempat dan peristiwa

berlangsung aktivitas

pembelajaran menggambar

bentuk ketika menerapkan

metode pembelajaran tutor

sebaya, yaitu di kelas XI Tata

Busana SMK Negeri 9

Surakarta.

3. Arsip dan dokumen mengenai

Kurikulum, silabus, RPP, hasil karya siswa, data siswa dan nilai hasil belajar kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta

PEMBAHASAN

Hasil pelaksanaan observasi awal pada proses pembelajaran mata

pelajaran menggambar busana

dengan materi desain busana kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta pada hasil pembelajaran

menggambar busana masih

dikatakan rendah. Hasil

pembelajaran dikatakan rendah

terlihat dari proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan hasil nilai yang belum maksimal. Siswa

terlihat pasif dalam proses

pembelajaran, karena guru masih

menggunakan proses pembelajaran

project based learning dan

pemberian tugas. Selain itu

keaktifan dalam pembelajaran

menggambar busana masih

tergolong rendah.

Pada indikator ini ditetapkan beberapa komponen Metode Tutor

Sebaya pada proses belajar

mengajar Mata Pelajaran

Menggambar Busana untuk

meningkatkan hasil menggambar busana di kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta. Sesuai dengan pendapat ahli Menurut

Harsunarko (Suherman dkk,

2001:233) sumber belajar tidak harus selalu guru. Sumber belajar dapat orang lain selain guru, melainkan teman dari kelas yang lebih tinggi, teman sekelas atau keluarganya di rumah. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut Tutor. Ada dua macam Tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai. Berdasarkan definisi

menurut ahli diatas penulis

simpulkan bahwa siswa yang

mempunyai akademik dan potensi lebih di dalam kelas atau disebut

(8)

commit to user pandai yang ditunjuk sebagai Tutor

Sebaya dapat membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan dalam hal belajar menggambar busana, sehingga mendapatkan hasil belajar yang baik

Dalam proses belajar menggunakan metode Tutor Sebaya bertujuan agar siswa menghargai perbedaan, menjalin kerja sama dan

saling tukar informasi atau

pengetahuan serta pengalaman yang siswa miliki. Siswa tidak lagi merasa takut atau tidak percaya diri untuk bertanya dan berkonsultasi melalui tutor. Penerapan metode Tutor Sebaya dalam proses belajar mengajar ini dilakukan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan

(acting), pengamatan (observacing),

dan refleksi (reflecting).

Berdasarkan pembahasan di atas Peningkatan pemahaman siswa ini dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang dilakukan pada pra siklus siswa mengerjakan secara individu, sehingga siswa yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa atau 30,77%, secara berkelompok pada saat siklus I dan siklus II. Siklus I siswa tuntas berjumlah 20 siswa atau

76,92% dari jumlah 26 siswa. Pada sklus II jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 26 siswa atau 100% jumlah siswa.

Peningkatan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran

menggambar busana terlihat pada lembar observasi yang dilakukan pada saat prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus, siswa tuntas berjumlah (7 siswa) atau 26,93% dari 26 jumlah siswa, siklus I siswa yang tidak tuntas berjumlah (19 siswa) atau 73,08% dari 26 jumlah siswa. Pada siklus II naik menjadi (21 siswa) atau menjadi 80,77% dari 26 jumalah siswa.

Penerapan metode

pembelajaran Tutor Sebaya dalam pembelajaran di kelas Tata Busana

B mampu meningkatkan

pemahaman materi tentang desain

busana dan teknik pewarnaan.

Peningkatan pemahaman siswa ini dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang dilakukan pada pra siklus siswa mengerjakan secara individu, sehingga siswa yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa atau 30,77%, secara berkelompok pada saat siklus I dan siklus II. Siklus I siswa tuntas berjumlah 20 siswa atau

(9)

commit to user 76,92% dari jumlah 26 siswa. Pada

sklus II jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 26 siswa atau 100% jumlah siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan yang telah

dilaksanakan selama penelitian

dengan menerapkan Metode

Pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil pembelajaran mata pelajaran menggambar busana. pada siswa kelas XI Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta tahun ajaran 2015/2017. Maka dapat disimpulkan bahwa:

(1) Penerapan metode tutor

sebaya pada proses

pembelajaran mata pelajaran menggambar busana yaitu, a) Perencanaan dilakukan oleh guru dan peneliti dengan menyiapkan RPP, media dan instrument. Sebelum tindakan

guru memilih Tutor dan

membagi kelompok (b)

Tindakan dilakukan guru dan

tutor. Guru menjelaskan

materi terlebih dahulu dan

tutor mengajari kembali

kelompoknya dengan bantuan

media (c) Pengamatan

dilakukan oleh peneliti dan observer yang diamati adalah

kegiatan siswa dikelas,

motivasi siswa, keaktifan

siswa dalam mengikuti

pelajaran dan hasil belajar siswa (d) Refleksi pada siklus I penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan

hasil belajar menggambar

busana dan untuk lebih

memaksimalkan hasil belajar maka dilanjutkan pada siklus II dengan tambahan media gambar desain busana.

(2) Guru berkolaborasi dengan peneliti merencanakan proses belajar dengan menerapkan metode tutor sebaya untuk materi teknik penyelesaian

secara kering., dengan

menggunakan media hand out berupa gambar desain busana pesta dengan langkah-langkah penyelesaian gambar busana

dengan pewarnaan teknik

kering yang terdiri dari

pewarnaan kulit tubuh, wajah,

dan rambut yang dapat

membantu siswa dalam

(10)

commit to user

menggunakan lembar

observasi dan penilaian hasil belajar menggunakan lembar

penilaian unjuk kerja.

Sebelum melakukan tindakan Guru memilih lima orang siswa yang terpandai di kelas

menjadi tutor, kemudian

membagi keseluruhan jumlah siswa menjadi 5 kelompok. Jadi satu kelompok terdiri dari seorang tutor dan lima orang siswa dengan kategori hasil belajarnya pandai, sedang, dan

rendah. Selanjutnya guru

mengumpulkan tutor untuk dijelaskan materi yang akan dipelajari yaitu penyelesaian gambar busana dengan teknik

kering disertai mengajari

langkah demi langkah

penyelesaiannya. Tugas tutor adalah mengulang kembali dirumah apa yang sudah guru

ajarkan dan selanjutnya

mengajarkan kembali kepada anggota kelompoknya pada saat proses belajar mengajar Menggambar Busana.

(3) Selama proses pembelajaran mengalami peningkatan hasil

belajar mata pelajaran

menggambar busana dalam pembelajaran desain busana

yang ditunjukkan oleh

kegiatan belajar siswa.

Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam menggambar busana. Prosedur penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang setiap siklusnya terdiri

dari 4 kegiatan yaitu

perencanaan, pelaksanaan,

observasi, refleksi. Hal ini dilihat dari hasil penilaian

sikap dalam pelaksanaan

prasiklus, siklus I dan siklus II yaitu siswa tuntas pada pra siklus sebayak (7 siswa) atau 26,93% meningkat pada siklus I sebanyak (19 siswa) atau 73,08% dari 26 jumlah siswa, siklus II meningkat menjadi 21 siswa atau 80,77%.

(4) Meningkatnya hasil

pemahaman siswa tentang

materi menggambar busana. Hal ini dilihat dari tes tertulis dalam pelaksanaan prasiklus siklus I dan siklus II yaitu siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak (8 siswa) atau

(11)

commit to user 30,77% meningkat pada siklus

I sebanyak (20 siswa) atau 76,92% dan siklus II naik menjadi 26 siswa atau 100%.

(5) Meningkatnya hasil karya

siswa dalam menggambar busana dapat dilihat dari nilai hasil karya dalam pelaksanaan prasiklus, siklus I dan siklus II

yaitu siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak (14 siswa) atau 53,85% meningkat pada siklus I sebanyak (17 siswa) atau 65,38% kemudian pada siklus II naik menjadi ( 21 siswa) atau 80,77%.

DAFTAR PUSTAKA

Jimmy, Wales. 2010. Contructivist teaching methods. Diperoleh dari

http://en.wikipedia.org/wiki/Contructivist_teaching_methods(24 Februari 2016).

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 2004. Kurikulum SMK edisi

2004.Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2003.

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : REFERENSI (GP Press Group)

Erman Suherman. Dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica.

Referensi

Dokumen terkait

Kawasan tersebut terletak di Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah Negara Indonesia, dengan luas 200 hektar, area perkebunan dengan instalasi dasar pembangunan 3,94 juta dollar

Early Warning System via SMS yang dirancang adalah sistem peringatan dini yang menerima informasi dari BMG dan kemudian. meneruskankan informasi mengenai adanya gempa

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian yang berjudul Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Lubuk Pakam tentang

Each of the pattern present their benefits and disadvantages related to the role and contribution of culture to the teaching learning process, the achievement of

Harga kekerasan kampas kopling non asbes berbahan fiberglass variasi serbuk alumunium dan serbuk tembaga dari sempel 1, 2 dan 3 semua lebih tinggi dibandingkan dengan

Besar pengaruh suasana toko secara keseluruhan (simultan) terhadap perilaku pembelian pada konsumen ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,419. Hal ini berarti

Parameter-parameter link budget yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah parameter link budget untuk CDMA denagn kecepatan data 384 kbps pada daerah urban menggunakan model

Maka Kelompok Kerja ULP Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan lelang gagal untuk paket dimaksud karena tidak ada peserta penyedia