• Tidak ada hasil yang ditemukan

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. Poltekkes Kemenkes Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. Poltekkes Kemenkes Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH KEPUASAN PASIEN TERHADAP

MINAT MENGGUNAKAN PELAYANAN JAMKESMAS DI RUANG RAWAT

INAP PUSKESMAS MINASATENE KEC MINASATENE

KAB PANGKEP

Susyana Mardani K

1

, H Latief

2

, Yasir Haskas

3 1STIKES Nani Hasanuddin Makassar

2Poltekkes Kemenkes Makassar 3STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Kepuasan pasien adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pasien dipenuhi (Nursalam, 2012). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelayanan tenaga kesehatan, pelayanan rawat inap, fasilitas puskesmas dengan kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode cross sectional, pengambilan sampel menggunakan teknik sampling, didapatkan sebanyak 40 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan komputer program Microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 16,0. Analisis data menggunakan program statistik. Analisis data mencangkup analisis univariat dengan mencari distribusi ferquensi, analisis bivariat dengan uji Chi square yang dibaca melalui pearson chi- square, dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil analisis bivariat didapatkan pengaruh antara tenaga kesehatan dengan kepuasan pasien (p<0,006), pengaruh antara pelayanan rawat inap dengan kepuasan pasien (p<0,004), dan terdapat pengaruh antara fasilitas puskesmas dengan kepuasan pasien (p<0,003). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara tenaga kesehatan, pelayanan rawat inap dan fasilitas puskesmas dengan kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Kata Kunci : Kepuasan, Tenaga Kesehatan, Rawat Inap, Fasilitas.

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak fundamental bagi setiap warga. Sebagaimana telah ditetapkan oleh konstitusi Organisasi Kesehatan sedunia. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H dan atau Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 yang mengatakan bahwa setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatan serta Negara bertanggung jawab mengatur agar masyarakat terpenuhi hak hidup sehat termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Jurnal, 2010).

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia untuk Wilayah Asia Tenggara (WHO, 2010) menunjukkan bahwa sekitar 35% pengguna jasa pelayanan kesehatan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan dan sekitar 55% menyatakan tidak puas (Septiadi, 2008).

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu

produk dan harapan– harapannya. (Nursalam, 2012).

Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi kewajiban dalam menyediakan sarana pelayanan kesehatan. Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan kesehatan kunci sukses yang mendasari pembangunan lainnya, dengan kata lain kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia yang utama dan menjadi prioritas yang mendasar bagi kehidupan. Pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan yang melibatkan seluruh warga masyarakat Indonesia, hal tersebut dapat dimengerti karena pembangunan kesehatan mempunyai hubungan yang dinamis dengan sektor lainnya (Anonim, 2013).

Salah satu indikator kualitas mutu pelayanan Puskesmas adalah kepuasan pasien. Namun, tidak semua Puskesmas dapat memenuhinya. Fakta mengenai buruknya pelayanan di Puskesmas masih ada. Terlebih lagi sikap dari pihak Puskesmas yang

(2)

cepat dan tepat, biaya pengobatan yang murah, serta sikap tenaga medis yang ramah dan komunikatif adalah sebagian dari tuntunan pasien terhadap pelayanan Puskesmas. Namun, hanya sebagian Puskesmas dapat memenuhi tersebut terutama masalah kepuasan pasien (Zulfa, 2009).

Kepuasan adalah tingkat perasaan

seseorang (pelanggan) setelah

membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya yang menimbulkan perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkannya (Kolter, 2007).

Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) merupakan program bantuan sosial pemerintah. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Jumlah sasaran peserta JAMKESMAS Tahun 2008 seluruh Indonesia adalah 76,4 juta jiwa yang bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (Depkes, 2008).

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah Organisai fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatn yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat (Puji H, 2009).

Puskesmas Minasatene adalah salah satu instansi yang melayani pelayanan pasien Jamkesmas baik di rawat inap maupun rawat jalan, tapi pada kenyataannya masih banyak pasien yang kurang puas dengan pelayanan yang diberikan. Masyarakat yang sebagai peserta Jamkesmas merasa adanya perbedaan pelayanan yang diberikan kepada mereka. Jumlah masyarakat yang memiliki kartu Jamkesmas di Kecamatan Minasatene berjumlah 9,325 jiwa yang dimana jumlah tersebut tidak ada perubahan dari Tahun 2012 dan Tahun sebelumnya

Berdasarkan hasil survey data awal di Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep Tahun 2013 kunjugan pasien yang menggunakan pelayanan Jamkesmas dari Tahun ke Tahun mengalami penurunan.

Kunjungan pasien diruang rawat inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep dari Tahun 2011 sampai Tahun 2012 mengalami penurunan dari Tahun ke Tahun

yaitu Tahun 2011 sebanyak 300 dan Tahun 2012 sebanyak 250. Hal ini disebabkan, karena cerita masyarakat mengenai buruknya pelayanan di Puskesmas. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian masyarakat lebih selektif dalam memilih Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik. Terlebih lagi sikap dari pihak tenaga medis yang kurang cepat dan tepat dalam melakukan pelayanan yang diberikan terhadap pasien peserta Jamkesmas dengan pasien yang menggunakan biaya sendiri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, peserta pasien Jamkesmas juga mendapatkan pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan, apabila dibandingkan dengan pasien yang menggunakan biaya sendiri (pasien umum). Persoalan kesehatan bagi masyarakat miskin belum dapat diatasi, masyarakat miskin masih menghadapi berbagai macam persoalan tentang perlakuan pelayanan yang tidak memenuhi standar pelayanan yang diharapkan.

BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis peneitian ini adalah deskriptif

dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep pada tanggal 24 Juni 2013 sampai 15 Juli 2013.

Populasi Penelitian adalah semua pasien rawat inap kelas I dan kelas II di Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep, dengan jumlah kunjungan rata-rata perbulan sebanyak 47 orang. Penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan rumus didapatkan 40 responden sesuai dengan kriteria inklusi.

1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : a. Telah mengalami rawat inap

sekurang-kurangnya 2 x 24 jam. b. Pasien usia 10->42 tahun.

c. Pasien yang tidak menggunakan pelayanan jamkesmas.

d. Pasien yang masuk tidak dalam keadaan gawat darurat/kecelakaan. e. Pasien bersedia diteliti.

f. Pasien yang bisa membaca dan menulis.

2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : a. Pasiendalam keadaan sangat gawat. b. Pasien tidak bersedia diteliti.

Pengumpulan data dan pengolahan data

Data primer diperoleh melalui kuesioner yang di dapatkan langsung dari responden. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian, yaitu bagian rekam medik Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab

(3)

Pangkep, data primer dari quesioner. Pengolahan data dilakukan dengan :

1 Editing

Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

3. Tabulasi data

Tabulasi data merupakan kelanjutan dari pengkodean pada proses pengolahan, dalam hal ini setelah data tersebut dikoding kemudian ditabulasi agar lebih mempermudah penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi.

Analisis data

Untuk memudahkan analisis data, maka data dikelompokkan ke dalam tabel kerja, kemudian data dianalisis secara statistik analitik melalui perhitungan persentasi dan hasil perhitungan jumlah.

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan terhadap sikap variabel dari hasil penelitian. Analisis menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel yang diteliti.

2. Analisis Bivariat

Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel Independen dan variabel Dependen dengan menggunakan Uji Chi-Squre

dengan batas kemaknaan p(α) 0,05 yang berarti ada hubungan antara dua variabel yang diukur. Maka Ho ditolak, apabila p(α) >0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang bermaknaan antara dua variabel yang diukur.

Jika p<α (0,05) maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang berarti ada pengaruh kepuasan pasien terhadap kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap puskesmas.

Sedangkan jika p>α (0,05) maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak yang berarti tidak ada pengaruh kepuasan pasien terhadap kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap puskesmas.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pasien di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep. Umur (Tahun) n (%) 10-20 19 47,5 21-30 12 30,0 31-40 3 7,5 >41 Tahun 6 15,0% Total 40 100,0%

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan jumlah responden terbanyak adalah responden berumur 10-20 Tahun sebanyak 19 orang (47,5%), responden yang berumur 21-30 Tahun sebanyak 12 orang (21-30,0%), responden yang berumur >41 Tahun sebanyak 6 orang (15,0%), dan responden yang berumur 31-40 Tahun sebanyak 3 orang (7,5%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Jenis Kelamin n (%)

Laki-laki 19 47,5

Perempuan 21 52,5

Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan jumlah responden terbanyak adalah yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang (52,5%), responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang (47,5%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pasien di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Pendidikan n (%) SD 13 32,5 SMP 10 25,0 SMA 15 37,5 D3/S1 2 5,0 Total 40 100,0

Tabel 3 menunjukkan jumlah responden terbanyak adalah responden pendidikan SMA sebanyak 15 orang (37,5%), responden pendidikan SD sebanyak 13 orang (32,5%), responden pendidikan SMP sebanyak 10 orang (25,0%), responden pendidikan D3/S1 sebanyak 2 orang (5,0%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelayanan Tenaga Kesehatan di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

(4)

Pelayanan Tenaga

Kesehatan n (%)

Baik 22 55,0

Kurang 18 45,0

Total 40 100,0

Berdasarkan table 4 diatas menunjukkan jumlah responden tertinggi dari pelayanan tenaga kesehatan yang menyatakan baik yaitu sebanyak 22 responden (55,0%), dan terendah berada pada pelayanan tenaga kesehatan yang menyatakan kurang yaitu sebanyak 18 responden (45,0%).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelayanan Rawat Inap di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Pelayanan Rawat Inap n (%)

Baik 25 62,5

Kurang 15 37,5

Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 5 responden tertinggi dari pelayanan rawat inap yang menyatakan baik yaitu sebanyak 25 responden (62,5%), dan terendah berada pada pelayanan rawat inap yang menyatakan kurang yaitu sebanyak 15 responden (37,5%)

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fasilitas Puskesmas di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Fasilitas Puskesmas n (%)

Baik 26 65,0

Kurang 14 35,0

Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan jumlah responden tertinggi dari fasilitas puskesmas yang menyatakan baik yaitu sebanyak 26 responden (65,0%), dan terendah berada pada fasilitas puskesmas yang menyatakan kurang yaitu sebanyak 14 responden (35,0%).

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien Jamkesmas di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Kepuasan Pasien

Jamkesmas n (%)

Puas 23 57,5

Tidak Puas 17 42,5

Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan jumlah responden tertinggi dari

kepuasan pasien jamkesmas yang menyatakan puas yaitu sebanyak 23 responden (57,5%), dan terendah berada pada kepuasan pasien jamkesmas yang menyatakan tidak puas yaitu sebanyak 17 Tabel 8 Distribusi Pengaruh Pelayanan Tenaga Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Jamkesmas di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep. Pelayanan Tenaga Kesehatan Kepuasan Pasien Total Puas Tidak Puas n % n % n % Baik 17 42,5 5 12,5 22 55,0 Kurang 6 15,0 12 30,0 18 45,0 Total 23 57,5 17 42,5 40 100,0 p = 0,006

Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan pelayanan tenaga kesehatan baik dengan kepuasan pasien puas sebanyak 17 responden (42,5%), dan yang menyatakan pelayanan tenaga kesehatan baik dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 5 responden (12,5%). Sedangkan yang menyatakan pelayanan tenaga kesehatan kurang dengan kepuasan pasien puas sebanyak 6 responden (15,0%), dan yang menyatakan pelayanan tenaga kesehatan kurang dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 12 responden (30,0%).

Berdasarkan uji statistic Uji chi-Square diperoleh nilai P = 0,006. Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interprestasi ditemukannya pengaruh pelayanan tenaga kesehatan terhadap kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep. Tabel 9. Distribusi Pengaruh Pelayanan Rawat Inap Terhadap Kepuasan Pasien Jamkesmas di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Pelayanan Rawat Inap Kepuasan Pasien Total Puas Tidak Puas n % n % n % Baik 10 25,0 15 37,5 25 62,5 Kurang 13 32,5 2 5,0 15 37,5 Total 23 57,5 17 42,5 40 100,0 p = 0,004

Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan pelayanan rawat inap baik dengan kepuasan pasien puas sebanyak 10 responden (25,0%), dan yang menyatakan

(5)

pelayanan rawat inap baik dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 15 responden (37,5%). Sedangkan yang menyatakan pelayanan rawat inap kurang dengan kepuasan pasien puas sebanyak 13 responden (32,5%), dan yang menyatakan pelayanan rawat inap kurang dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 2 responden (5,0%).

Berdasarkan uji statistic Uji chi-Square diperoleh nilai P = 0,004. Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interprestasi ditemukannya pengaruh pelayanan rawat inap terhadap kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Tabel 10. Distribusi Pengaruh Fasilitas Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasien Jamkesmas di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Fasilitas Puskes-mas Kepuasan Pasien Total Puas Tidak Puas n % n % n % Baik 19 47,5 7 17,5 26 65,0 Kurang 4 10,0 10 25,0 14 35,0 Total 23 57,5 17 42,5 40 100,0 p = 0,003

Berdasarkan tabel 10 diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan fasilitas puskesmas baik dengan kepuasan pasien puas sebanyak 19 responden (47,5%), dan yang menyatakan fasilitas puskesmas baik dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 7 responden (17,5%). Sedangkan yang menyatakan fasilitas puskesmas kurang dengan kepuasan pasien puas sebanyak 4 responden (10,0%), dan yang menyatakan fasilitas puskesmas kurang dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 10 responden (25,0%).

Berdasarkan uji statistic Uji chi-Square diperoleh nilai P = 0,003. Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interprestasi ditemukannya pengaruh fasilitas puskesmas terhadap kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

PEMBAHASAN

Berdasarkan peneliti yang dilakukan, maka pembahasan mengenai tiap variabel yang diteliti dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengaruh Pelayanan Tenaga Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien Jamkesmas,

Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan pelayanan tenaga kesehatan baik dengan kepuasan pasien puas

sebanyak 17 responden (42,5%), dan yang menyatakan pelayanan tenaga kesehatan baik dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 5 responden (12,5%). Sedangkan yang menyatakan pelayanan tenaga kesehatan kurang dengan kepuasan pasien puas sebanyak 6 responden (15,0%), dan yang menyatakan pelayanan tenaga kesehatan kurang dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 12 responden (30,0%).

Berdasarkan uji statistic Uji chi-Square diperoleh nilai P = 0,006. Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interprestasi ditemukannya pengaruh pelayanan tenaga kesehatan terhadap kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Menurut Depkes RI (2009) defenisi pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama – sama dalam suatu organisasi, untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Anonim, 2013).

Pelayanan kesehatan adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utama adalah masyarakat (Dedy Alamsyah, 2012).

Tenaga Kesehatan merupakan salah satu aset yang sangat berharga yang dimiliki oleh sebuah Rumah Sakit atau Puskesmas yang merupakan pelaksana pelayanan terhadap pasien. Tenaga kesehatan menurut PP No. 32 Tahun 1996 terdiri dari tenaga medis (Dokter dan Dokter Gigi), tenaga keperawatan (Perawat dan Bidan), tenaga kefarmasian (Apoteker, Analis Farmasi dan asisten Apoteker), tenaga kesehatan masyarakat (Epidemiologi Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, Administrator Kesehatan dan Sanitarian), tenaga gizi (Nutrisionis dan Dierisien), tenaga keterapian fisik (Fisiotrafis, Okupasiterafis dan Terapis Wicara), tenaga keteknisian medis (Radiografer, Radioterafis, Teknisi Gigi, Teknisi Elektromedis, Analis Kesehatan Refraksionis Optisien, Otorik Protetik, Teknisi Transfusi dan Perekam Medis) (Rizal, 2012).

Dari hasil penelitian diatas peneliti mengasumsikan bahwa perlunya meningkatkan pelayanan tenaga kesehatan kepada pasien terutama

(6)

petugas kesehatan yang ada di Puskesmas.

2) Pengaruh Pelayanan Rawat Inap terhadap Kepuasan Pasien Jamkesmas,

Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan pelayanan rawat inap baik dengan kepuasan pasien puas sebanyak 10 responden (25,0%), dan yang menyatakan pelayanan rawat inap baik dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 15 responden (37,5%). Sedangkan yang menyatakan pelayanan rawat inap kurang dengan kepuasan pasien puas sebanyak 13 responden (32,5%), dan yang menyatakan pelayanan rawat inap kurang dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 2 responden (5,0%).

Berdasarkan uji statistic Uji chi-Square diperoleh nilai P = 0,004. Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interprestasi ditemukannya pengaruh pelayanan rawat inap terhadap kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di Rumah Sakit atau puskesmas yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.

Jadi rawat inap adalah pelayanan pasien yang perlu menginap dengan cara menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosa, dan terapi bagi individu dengan keadaan medis, bedah, kebidanan, penyakit kronis atau rehabilitasi medik atau pelayanan medik lainnya dan memerlukan pengawasan Dokter dan Perawat serta Petugas Medik lainnya setiap hari.

Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat mengasumsikan bahwa semakin baik pelayanan rawat inap yang dimiliki oleh Puskesmas maka semakin baik pula kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dan begitu pula sebaliknya. 3) Pengaruh Fasilitas Puskesmas terhadap

Kepuasan Pasien Jamkesmas,

Berdasarkan tabel 10 diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan fasilitas puskesmas baik dengan kepuasan pasien puas sebanyak 19 responden (47,5%), dan yang menyatakan fasilitas puskesmas baik dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 7 responden (17,5%). Sedangkan yang menyatakan fasilitas

puskesmas kurang dengan kepuasan pasien puas sebanyak 4 responden (10,0%), dan yang menyatakan fasilitas puskesmas kurang dengan kepuasan pasien tidak puas sebanyak 10 responden (25,0%).

Berdasarkan uji statistic Uji chi-Square diperoleh nilai P = 0,003. Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interprestasi ditemukannya pengaruh fasilitas puskesmas terhadap kepuasan pasien jamkesmas di ruang rawat inap Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

Moenir (2007) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

Fasilitas puskesmas yaitu fasilitas yang ada di puskesmas gunanya untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan puskesmas misalnya: ruang perawatan, apotek, laboratorium dan lain-lain.

Kelengkapan fasilitas Puskesmas dalam hal ini turut menentukan kepuasan pasien, seperti fasilitas kesehatan baik sarana maupun prasarana. Tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman, dan ruang kamar rawat inap maupun ruang pemeriksaan, walaupun hal ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan pasien namun Puskesmas perlu memberikan perhatian pada fasilitas yang ada di Puskesmas dalam memberikan pelayanan yang lebih optimal.

Tujuan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas adalah pendukung tercapainya pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2012.

Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat mengasumsikan bahwa semakin lengkap fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas maka semakin baik pula

(7)

kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dan begitu pula sebaliknya.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di rumah sakit salewangan maros dengan penilaian terhadap fasilitas rumah sakit menunjukkan bahwa umumnya yang menyatakan fasilitas baik juga puas (73%) tetapi ada juga yang berpendapat fasilitas kurang tetapi puas (3,3%). Selain itu ada juga responden yang menyatakan pelayanan kurang tetapi tetap puas (16,6%) dengan pelayanan yang diberikan.

4) Kepuasaan pasien jamkesmas di ruang rawat inap puskesmas minasatene kec minasatene kab pangkep.

Berdasarkan tabel 7 dari 40 responden dapat diketahui sebanyak 23 responden (57,5%) yang menyatakan puas dan sebanyak 17 responden (42,5%) yang menyatakan tidak puas.

Menurut Kotler (2004) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan – harapannya. (Nursalam, 2012).

Kepuasan pasien adalah suatu keadaan dimana keinginan harapan dan kebutuhan pasien dipenuhi.

Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif yang diberikan dan diterima oleh pasien. Meskipun nilai subyektif ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, keadaam emosional dan lingkungan, kepuasan pasien tetap akan didasari oleh kebenaran dan kenyataan obyektif yang dialami oleh pasien pada saat menerima pelayanan di puskesmas (Anonim, 2008).

Ketidakpuasan pasien diartikan sama dengan keluhan terhadap rumah sakit, berikut pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatannya (dokter, perawat, apoteker, psikolog dan lainnya) dan struktur sistem perawatan kesehatan (biaya, sistem asuransi kemampuan dan prasarana pusat kesehatan dan lain-lain (Wike, 2009).

Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat mengasumsikan bahwa semakin baik pelayanan yang diberikan oleh pihak puskesmas kepada pasien maka semakin baik pula tingkat kepuasan pasien dan sebaliknya.

Berdasarkan hasil survey kepuasan pasien yang dilakukan oleh Depkes RI di beberapa Rumah Sakit di Jakarta, menunjukkan bahwa 14% pasien tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang diterima. Dalam studi pada 35 kasus, pada

tiap-tiap pasien yang berada terhadap 80-85% pasien mengeluh terhadap pelayanan yang diberikan kurang baik (Lay, 1991 diikuti dari Bert Smert, 1994 dalam paul 2003).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosmilawaty tentang kepuasan pasien menggunakan jasa pelayanan pada Puskesmas Kartasura II pada tahun 2010, dari 63 responden 40% menyatakan puas dan 23% cukup puas dan pada tahun 2011 dari 100% responden, 74% menyatakan puas dan 26% cukup puas.

Jadi, semakin tinggi kepuasan pasien yang diberikan maka akan semakin tinggi pula minat menggunakan pelayanan, dan semakin rendah kepuasan pasien yang diberikan maka akan semakin rendah pula minat pasien untuk

menggunakan pelayanan yang

ditawarkan. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Minat Menggunakan Pelayanan Jamkesmas di Ruang Rawat Inap Puskesmas Minasatene Kec Minatenete Kab Pangkep”. yang dilaksanakan pada tanggal 24 Juni sampai tanggal 15 Juli 2013 dengan total sampel sebanyak 40 orang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh antara pelayanan tenaga kesehatan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap terhadap minat menggunkan pelayanan jamkesmas di Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

2. Ada pengaruh antara pelayanan rawat inap dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap terhadap minat menggunakan pelayanan jamkesmas di Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

3. Ada pengaruh antara fasilitas puskesmas terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap terhadap minat menggunakan pelayanan jamkesmas di Puskesmas Minasatene Kec Minasatene Kab Pangkep.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Petugas Kesehatan Puskesmas Sebagai bahan masukan bagi

manajemen puskesmas untuk

meningkatnya kinerja petugas kesehatan (Dokter, Perawat dan Bidan) dalam memberikan pelayanan jaminan

(8)

kesehatan masyarakat (Jamkesmas) kepada pasien di ruang rawat inap. 2. Bagi Masyarakat Umum

Mendapatkan informasi bagi masyarakat umum untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap

minat menggunakan pelayanan jamkesmas.

3. Bagi Peneliti

Peneliti berharap agar proposal ini dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi penulis dalam mengembangkan pengetahuan dan pemikiran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2013). Kumpulan Makalah dan Artikel tentang Kepuasan Pasien, (online), (http//hasil DOWLAN/s/tentang/%20Artikel/Makalah-tentang Pengertian-Kepuasan-Pasien.html, diakses 22 Maret 2013.

Anonim, (2013). Kumpulan Artikel tentang Pengertian JAMKESMAS, (online), (http//hasil

DOWLAN/s/tentang/%20Skripsi%20dan%20Proposal/Makalah-tentang-Pengertian-Jamkesmas.html, diakses 22 Maret 2013.

Bustami Ms, (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Askeptabilitasnya. Erlangga: Jakarta.

Deden, (2012). Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas, (online), (http//Jurnal.blogspot.co.id/2012/4/html. Diakses 20 Maret 2013.

Dedy Alamsyah, SKM (2012). Manajemen Pelayanan Kesehatan. Nuha Medika: Jogjakarta.

Depkes RI, (2008). Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). Tinjauan Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan: Jakarta.

Depkes RI, (2010). Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Menteri Kesehatan Nomor

125/Menkes/SK/II/2008. Jakarta.

Dewi Yuliani, (2013). Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Edisi 12. Makassar : Penerbit Team SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN (STIKES) NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2013.

Effendi, Nasrul (2012). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Buku Kedokteran: Jakarta. Endang Sutisna Sulaeman, (2011). Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. Gajah Mada

University Press: Yogyakarta.

Erfansyah. HR, (2012). Kumpulan Asuhan Keperawatan, (online), (http//Jurnal.blogspot.com/2012/14/tentang-kualitas-pelayanan-kesehatan/html. Diakses 20 Maret 2013.

Ferry Efendi, (2009). Keperawatn Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta.

Irine Diana Sari W,SE, MM (2010). Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan. Nuha Medika: Jogyakarta. Irwanashari, (2010). Jurnal tentang Kepuasan Pasein. (online), (http://tugas2kuliah.wordpress.com . di akses 20

Maret 2013.

Nursalam, (2012). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional; Edisi 3. Salemba Medikal: Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Muninjaya, Gde (2010). Manajemen Kesehatan; Edisi 2. ECG: JAKARTA.

Presetyo, Bambang (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Raja GrafindoPersada: Jakarta. Sofyan J, Lanonchi (2011). Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Pengguna

Jamkesmas di Ruangan Soraja Rumah Sakit Undata Palu. Jurnal tidak diterbitkan. Sulawesi Tengah: Fakultas Kesehatan Masyarakat – Universitas Muhammadiy ah PALU.

Gambar

Tabel  2.  Distribusi  Frekuensi  Responden  Berdasarkan  Jenis  Kelamin  Pasien  di  Ruang  Rawat  Inap  Puskesmas  Minasatene  Kec  Minasatene Kab Pangkep
Tabel  5.    Distribusi  Frekuensi  Responden  Berdasarkan Pelayanan Rawat  Inap di Ruang  Rawat  Inap  Puskesmas  Minasatene  Kec  Minasatene Kab Pangkep

Referensi

Dokumen terkait

Bulan 7 tahun Lunar disebut sebagai (Bulan hantu), dalam istiadat masyarakat, mulai dari tanggal 1 bulan 7 tahun lunar dini hari pintu hantu wilayah terbuka sampai

keputusan akhir dalam satuan unit moneter. Pengkuantifikasian ini akan membawa pada perhitungan dan bertendensi untuk memaksimalkan tujuan dari setiap aktivitas, di

Berbeda dengan pendapat Supranoto (1981/1982: 27) yang menjelaskan bahwa tembang dolanan merupakan tembang yang dinyanyikan oleh anak dengan iringan musik ataupun

Unsur/strata yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi: unsur bunyi, unsur arti (satuan arti), unsur objek, unsur dunia, dan unsur

Dalam pada itu masih, terdapat pemborong-pemborong di bidang pembangunan, pemeliharaan jalan dan jembatan di Jawa Barat yang belum mampu memiliki peralatan sendiri maka

Sugini, S.Pd., M.Pd, selaku koordinator skripsi pendidikan luar biasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, serta Pembimbing II,

Data – data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dan dijadikan baha refleksi.Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan observer, bahwa dalam pelaksanaan

Penelitian ini mengenai validasi metode Rapid Test terhadap standar ISO dengan parameter total moisture, ash content dan calorific value dengan menggolongkan