• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia memiliki prospek yang besar untuk tumbuh. PT. Regan Indonesia merupakan industri minuman ringan yang terletak di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. PT. Regan Indonesia berdiri sejak 1 Juli 2012. PT. Regan Indonesia memiliki beberapa merk produk minuman ringan, yaitu Biococo 135ml, Funjuss, Doger, Biococo 200ml, dan Teh Hijau. PT. Regan Indonesia telah berhasil memasarkan produknya hingga daerah di luar Yogyakarta, seperti Tulung Agung, Kediri, Pacitan, Kebumen, Wonogiri, Banjar Negara, Palu, dan sebagainya. Permintaan akan produk minuman jadi (miuman ringan) diprediksi akan terus meningkat, mengingat cuaca panas dan iklim tropis di Indonesia serta gaya hidup masyarakat kini cenderung beralih kepada minuman siap saji karena adanya kesibukan masyarakat. Berikut adalah permintaan produk PT. Regan Indonesia (Gambar 1.1).

(2)

Gambar 1.1 Permintaan Produk Periode Juni-November 2013 (sumber: PT. Regan Indonesia)

PT. Regan Indonesia memiliki dua pabrik yaitu pabrik yang ada sejak awal berdiri PT. Regan berlokasi di Karanggayam Piyungan Bantul, dan pabrik yang baru didirikan sejak Desember 2013 berlokasi di dusun Kretek, Jambidan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Pendirian pabrik baru ini dikarenakan oleh permintaan produk Teh Hijau Apel yang sangat banyak (Tabel 1.1) dan kapasitas pabrik lama dianggap tidak dapat memenuhi permintaan keseluruhan produk. Selain itu, keseluruhan jenis produk PT Regan direncanakan untuk diproduksi di pabrik baru, sedangkan pabrik lama nantinya akan dijadikan sebagai gudang penyimpanan bahan baku dan produk jadi. Kini pabrik baru hanya dikhususkan untuk proses produksi Teh Hijau Apel dan Asam Jawa. Mengingat prospek dan persaingan pasar minuman ringan yang tinggi menuntut PT. Regan Indonesia

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 Ju m la h ( ka rto n ) Nama Produk

Permintaan Produk PT. Regan Indonesia

Juni-November 2013

(3)

untuk menjaga eksistensinya agar dapat terus bersaing. Salah satu strategi yang dapat diterapkan yaitu suatu industri perlu melakukan perbaikan secara terus – menerus (continous improvement). Continous improvement merupakan usaha - usaha berkelanjutan yang dilakukan untuk mengembangkan dan memperbaiki produk, pelayanan, ataupun proses.

Bentuk usaha perbaikan manufaktur yaitu dengan meminimalkan pemborosan dan berfokus pada penciptaan nilai (value). Pemborosan adalah segala hal yang tidak memberikan nilai tambah produk bagi konsumen. Shigeo Shingo dalam Hines dan Rich (1977) mengkategorikan pemborosan menjadi 7 macam, yaitu produksi berlebih (overproduction), waktu tunggu (waiting time), transportasi (transportation), proses yang tidak tepat (inappropriate process), persediaan yang tidak perlu (unnecessary inventory), gerakan yang tidak perlu

(unnecessary motion), dan cacat produk (defect). Pemoborosan yang terjadi pada proses produksi akan merugikan perusahaan, karena dapat menambah biaya total produksi dan menurunkan produktivitas perusahaan. Dengan meminimalisir pemborosan pada proses produksi, perusahaan dapat menghemat karena sumberdaya digunakan secara efisien dan efektif dan berdampak pula pada peningkatan profit yang dapat diambil perusahaan. Mengingat PT. Regan Indonesia merupakan industri yang baru berdiri, maka dimungkinkan adanya beberapa aspek proses produksi yang belum berjalan atau belum sesuai dengan rencana yang dapat menimbulkan pemborosan selama proses produksi dalam pemakaian sumberdaya, dimana hal tersebut dapat merugikan perusahaan.

(4)

Pemborosan dapat ditemukan dalam bentuk apa pun dan dimana pun, seperti permasalahan pada proses produksi yang dihadapi PT. Regan Indonesia. Berdasarkan observasi awal, bentuk pemborosan yang terjadai pada proses produksi PT. Regan Indonesia yaitu pada pemborosan pada sisi waktu (wasting time) dan pada sisi material. Pemborosan dalam sisi waktu yaitu berupa waktu tunggu (waiting time) dan waktu transportasi (transportation time). Waktu tunggu kerjadi karena adanya penumpukan material untuk diproses (work in process).

Produk dalam bentuk cup tidak langsung terkemas oleh operator pengemasan karton, kemudian produk jadi dalam bentuk kemasan karton mengalami delay

untuk dikirim ke stasiun kerja pelakbanan karton. Selain itu, pemborosan dalam sisi waktu juga ditemukan pada kegiatan perpindahan material atau transportasi. Kegiatan perpindahan material memakan waktu dikarenakan jarak antar fasilitas yang jauh, seperti stasiun kerja pelakbanan karton dengan tempat penyimpanan produk jadi dan pallet. Sebagai akibat dari adanya pemborosan dari sisi waktu yaitu adanya work in process dan aliran material tidak lancar.

(5)

Pemborosan pada sisi material yaitu jumlah produksi yang diperoleh tidak sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Dari 1.000 L air, hanya diperoleh produk sekitar 200 karton produk berisi 24 cup minuman ukuran 200 ml. Pada proses produksi juga masih ditemukan cacat produk. Berikut adalah jumlah limbah berupa minuman cup yang bocor selama proses produksi.

Tabel 1.1 Jumlah produk cacat PT. Regan Indonesia

No Tanggal Produk Cacat (Cup) Jumlah Produksi (cup) Persentase defect (%) 1 19-Jan-14 155 50.520 0,31 2 26-Jan-14 392 111.360 0,35 3 27-Jan-14 450 89.760 0,50 4 28-Jan-14 650 168.432 0,39 5 29-Jan-14 290 57.792 0,50 6 30-Jan-14 347 31.008 1,12 7 1-Feb-14 342 80.976 0,42

Sumber: PT. Regan Indonesia

Selain itu, meski produk telah dikemas ke dalam kemasan karton, masih ditemukan kebocoran produk. Kemasan karton yang basah ditemukan ketika proses loading ke truk pengangkut, dan pengembalian produk dari pembeli. Ditemukannya defect pada saat loading, mengindikasikan adanya proses produksi yang tidak tepat, sehingga defect bisa lolos hingga proses loading.

Proses produksi PT. Regan Indonesia dilakukan berdasarkan permintaan pelanggan dan adanya penyediaan buffer stock. Belum adanya penentuan buffer stock ini dapat menyebabkan kelebihan jumlah produksi (overproduction).

(6)

total produksi dari aspek biaya penyimpanan produk. Permasalahan – permasalahan tersebut mengindikasikan terjadinya pemborosan selama proses produksi di PT. Regan Indonesia.

Terjadinya pemborosan selama proses produksi akan berdampak pada

Process Lead Time atau waktu pemenuhan produk, pemakaian waktu produksi dan sumberdaya proses produksi lainnya tidak efisien dan efektif, sehingga dapat merugikan perusahaan. Mengingat usia PT. Regan Indonesia yang terbilang muda, masih terdapat beberapa rencana usaha yang belum terwujud untuk dilaksanakan termasuk pada sektor proses produksinya, sehingga bentuk – bentuk pemborosan dapat terjadi dan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian yang dapat mengevaluasi pemborosan yang terjadi untuk selanjutnya diberikan solusi untuk meminalisir pemborosan tersebut.

Lean Manufacturing merupakan suatu konsep yang berfokus pada penciptaan nilai dan meminimalisir pemborosan sepanjang proses. Salah satu langkah dasar dalam Lean menurut Gaszperz (2007) yaitu, mengidentifikasi peta aliran nilai selama proses dan menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah sepanjang aliran nilai dalam proses tersebut. Alat dalam konsep lean yang dapat memetakan perubahan nilai dalam suatu proses yaitu Value Stream Mapping. Value stream mapping adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk memetakan aliran nilai (value stream) secara mendetail sehingga dapat

(7)

mengidentifikasi adanya pemborosan dan menemukan penyebab terjadinya pemborosan serta memberikan cara yang tepat untuk menguranginya.

Pemborosan – pemborosan yang terjadi akan memberikan dampak negatif yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, juga diperlukan suatu penilaian pemborosan berdasarkan dampaknya. Pemborosan merupakan bagian dari risiko operasional dari proses produksi. Penilaian pemborosan dapat dilakukan dengan mengukur dampak dan peluang terjadinya suatu pemborosan, sehingga dapat diketahui pemborosan berada pada tingkat risiko tertentu dan yang memerlukan perbaikan segera. Selanjutnya untuk lebih mendetail dalam menganalisis pemborosan guna meningkatkan efisiensi dapat dilakukan dengan

Value Stream Analysis Tools. Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan pemborosan sesuai dengan jenis pemborosan nya. Hines dan Rich (1997) memaparkan The seven stream mapping tools, antara lain process activity mapping, supply chain response matrix, production variety funnel, quality filter mapping, demand amplification mapping, decision point analysis, dan

physical structure mapping.

Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi dan menganalisis aliran nilai kegiatan sepanjang proses produksi yang memacu pemborosan, menilai pemborosan hingga diketahui pemborosan utama yang memerlukan perbaikan dengan segera, kemudian mengevaluasi pemborosan utama yang terjadi, sehingga dapat mengetahui usulan – usulan untuk mereduksi pemborosan guna mencapai proses produksi yang lancar dan peningkatan peningkatan performansi proses.

(8)

Sebagai lantai produksi yang baru berdiri (Pabrik Kretek), usulan perbaikan proses produksi untuk mencapai efisiensi sangat diperlukan, agar perusahaan dapat mengetahui prioritas dalam melakukan investasi di masa depan untuk lantai produksinya. Dengan proses produksi yang lebih baik, diharapkan PT. Regan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan konsumen lebih baik, penggunaan sumber daya proses produksi lebih efektif dan efisien, dan dapat terus bersaing dengan industri sejenis lainnya.

1.2Perumusan Masalah

Proses produksi PT. Regan Indonesia memiliki masalah pemborosan pada sisi waktu dan material. Pemborosan tersebut dapat merugikan perusahaan dari sisi waktu pemenuhan permintaan atau Process Lead Time yang lebih lama, penggunaan waktu proses produksi dan penggunaan sumber daya proses produksi lainnya tidak efektif dan efisien, menambah biaya produksi, dan menurunkan produktivitas perusahaan. Pemborosan disebabkan oleh adanya kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah sepanjang proses transformasi input menjadi

output. Oleh karena itu diperlukaan pemetaan aliran nilai kegiatan sepanjang proses produksi agar dapat mengevaluasi pemborosan dengan pendekatan Value Stream Mapping.

(9)

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terfokus, maka perlu adanya suatu batasan masalah. Adapun batasan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Penelitian dilakukan pada proses produksi pabrik baru PT. Regan Indonesia yang berlokasi di dusun Kretek, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

2. Penelitian dilakukan pada proses produksi untuk produk Teh Hijau Apel.

3. Penelitian dilakukan terhadap shift kerja pagi (08.00 WIB - 16.00 WIB). 4. Penelitian tidak mengukur biaya yang timbul karena adanya pemborosan. 5. Penelitian fokus pada tujuh pemborosan (seven wastes) menurut Shigeo

Shingo (1980), yaitu waktu tunggu, produksi berlebih, persediaan yang tidak perlu, gerakan yang tidak perlu, cacat produk, transportasi, dan proses yang tidak tepat.

6. Pemborosan proses produksi dianggap sebagai risiko operasional proses produksi.

7. Penelitian menggunakan langkah risk rating menurut AS/NZS 4360:2004 dari proses manajemen risiko untuk menilai pemborosan.

8. Pembahasan dan evaluasi pemborosan penelitian ini dilakukan pada pemborosan pada tingkat extreme risk.

(10)

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi pemborosan yang terjadi selama proses produksi minuman teh hijau apel berdasarkan Current State Map.

2. Menentukan tingkat (level) pemborosan teridentifikasi menggunakan risk rating AS/NZS 4360:2004.

3. Menyusun usaha perbaikan untuk mereduksi pemborosan tingkat extreme risk.

4. Menganalisis Current State Map untuk mengembangkan Future State Map.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Industri dapat mengetahui titik atau bagian dari lini produksi yang berpotensial menimbulkan pemborosan.

2. Sebagai usulan untuk memperbaiki lini produksi industri dengan waktu penyelesaian dan tingkat efisiensi proses yang lebih baik.

3. Memberikan solusi untuk dapat mengurangi dan menghilangkan pemborosan yang terjadi.

Gambar

Gambar 1.1 Permintaan Produk Periode Juni-November 2013   (sumber: PT. Regan Indonesia)
Gambar 1.2 Work in process stasiun pengemasan karton
Tabel 1.1 Jumlah produk cacat PT. Regan Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Carilah bobot yang akan mengenali pola sebagai berikut: target keluaran bernilai 1 apabila semua masukan bernilai 1, dan target bernilai -1 apabila tepat salah satu dari

Pengendalian internal dalam penerimaan kas pada ruang lingkup penjualan tunai dan penjualan kredit (piutang), serta pengeluaran kas pada ruang lingkup pembelian dan dana

Bisnis ritel adalah penjualan barang secara eceran pada berbagai tipe gerai seperti kios, pasar, department store, butik dan lain-lain (termasuk juga penjualan

•Daya tarik wisata merupakan salah satu produk wisata yang menjadi komponen utama dari suatu paket perjalanan wisata. Daya tarik wisata dapat berupa daya tarik wisata alam seperti

sehingga mengakibatkan penyebaran informasi menjadi tidak merata.. 284 Solusi yang optimal dapat diberikan berdasarkan keinginan mahasiswa dan kondisi yang relevan adalah

Karena kegiatan tersebut dapat mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke Telaga Warna, oleh karena itulah pada awal tahun 2008-2009 Balai Besar Konservasi Sumber Daya

Persaingan yang semakin ketat dan juga Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015, sehingga dikhawatirkan Indonesia akan mengalami

Disaat yang bersamaan, brand smartphone realme, dengan mayoritas produk yang ditawarkan berada di segmentasi kelas menengah, berhasil masuk ke dalam 5 besar smartphone