• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A. MENYANGKUT PANDANGAN DUNIA YANG MEREKA MILIKI DAN WUJUD KONKRET DARI PANDANGAN DUNIA TERSEBUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN A. MENYANGKUT PANDANGAN DUNIA YANG MEREKA MILIKI DAN WUJUD KONKRET DARI PANDANGAN DUNIA TERSEBUT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN Hasil Wawancara

Pasangan A Kiet (+) dan N. Tambunan

NAMA : N. Tambunan

JENIS KELAMIN : Perempuan

AGAMA : Katolik

SUKU : Batak Toba

A. MENYANGKUT PANDANGAN DUNIA YANG MEREKA MILIKI DAN WUJUD KONKRET DARI PANDANGAN DUNIA TERSEBUT

Peneliti : P Informan : I

P : Sejak kapan anda menganut agama tersebut?

I : Ya, sejak lahirlah ikut orangtua.

P : Agama anda tersebut bermakna apa bagi anda?

I : Awalnya waktu kecil ikutlah kita ya kan. Tapi sudah besar, kurasa imanku semakin bertumbuh. Dan ada sesuatu damai dalam hatikulah dan aku senang dan meyakini Katolik.

P : Nilai-nilai seperti apa yang anda miliki sebagai penganut agama tersebut?

I : Pertama sekali ciri khas untuk aku pribadi dari Katolik ya aku contoh dari Bunda Maria. Dia itu menerima, ibaratnya kalo dia susah pun, senang pun, ada sakit hati pun, dipendamnya. Dipendam dalam arti kata disaringlah. Itulah ciri khas Bunda Maria begitu Namanya seorang ibu menerima semua, diambil yang positifnya aja. Terus terang aku suka itu. Kita pendam aja dan dikeluarin seperlunya aja. Kedua, kalo Katolik itu berdoa selalu disebutkan nama yang mau didoakan. Misalnya, “ Ya, Tuhan berilah kekuatan sama si …” langsung namanya disebut. Aku suka itu.

P : Wujud konkret/perilaku seperti apa yang anda lakukan untuk menunjukkan identitas anda sebagai penganut agama tersebut?

I : Aku tiru Bunda Maria. sampe sekarang kalo anakku ini ada dibuatnya ga senang sama aku kurenung-renung aja dalam hati. hata bataknya dipahusor-husor dalam hatimu kan. Jadi ga usah dikeluarin semua. Karena kan ga bagus. trus, ada lagi Katolik ini sederhana. pokoknya aku itu suka lah. Kami kan setiap minggu ada menerima hosti. Rasanya kita semakin dekat lah pada Tuhan.

P : Identitasanda sebagai suku Batak Toba/Tionghoa bermakna apa bagi anda?

I : Banggalah aku jadi orang Batak. Adatnya dijunjung tinggi kali. Istilahnya kalo ga pake adat, ga sah lah acara yang dibuatnya itu. Rasa persaudaraan sesamanya pun cukup tinggi lah. Misalnya ketemu orang Batak di jalan pasti langsung martarombo nya kita kan. Itulah hebatnya orang Batak ini. Orang Cina pun hampir sama kaya orang Batak. Rasa persaudaraannya tinggi juga ya kan.

(2)

Mungkin karena sikit itu orang ini, makanya bergaulnya ya sesama orang itu aja ya kan. Makanya jadi agak tertutup Cina ini sama orang kita pribumi.

P : Nilai-nilai seperti apa yang anda peroleh dari kebudayaan suku anda tersebut?

I : Ya itu tadi. kita bukan menyembah leluhur, tapi menghormati mereka. Mereka kan pernah hidup juga. Sama aja kaya’ kita hormat sama orangtua kita. Kita juga harus hormat sama leluhur kita.

B. APA YANG TERJADI SAAT MEREKA BERINTERAKSI

P : Bagaimana awal pertemuan anda dengan pasangan anda dan akhirnya memutuskan untuk menikah?

I : Benci jadi cinta. Hehehee.. dulu bou benci kali liat orang cina, seringkali kuejek-ejek dulu. Eh ga taunya jadinya sama orang cina juga. suamiku itu dulu kawan kuliah adekku. seringlah dia main ke rumah. disitulah kami mulai berteman sampe memutuskan menikah.

P : Apakah ada pertentangan dari masing-masing keluarga?

I : Kalo dari keluargaku setuju-setuju aja. Ga ada masalah sama orang itu. yang agak menentang dari pihak suami. Kami nikah pun ga pake adat batak toba ato cina. nikah sah secara agama dan sipil aja. Nikah adatnya ga ada.

P : Bagaimana usaha anda untuk meyakinkan keluarga anda/ keluarga suami anda?

I : Aku baik sama mertuaku. Aku berusaha mengalah. Sempat juga aku ikut sembahyang ke vihara yang di Irian Barat itu. pake dupa-dupa itu aku sembahyang. Jadi aku gereja sama vihara juga.

P : Seperti apa penilaian anda terhadap budaya dan agama pasangan anda?

I : Semuanya baik ya kan. Di vihara orang itu kan banyak patung dewa orang itu. sama lah kaya’ Katolik. Kalo orang Katolik kan hormat sama Bunda Maria, jadi dibuat simbolnya. Tapi bukan patungnya yang disembah. Cuma simbol ajanya itu. sama kaya’ agama Budha, orang itu buat patung-patung itu sebagai simbol ajanya.

P : Apakah terjadi perubahan penilaian akan suku dan agama anda sendiri? Atau justru anda mengabaikan suku budaya dan agama anda dan mengikuti budaya dan agama pasangan anda?

I : Aku tetap sama agamaku, mungkin karena imanku sudah yakin sama Katolik ya. Walopun aku ikut sembahyang ke vihara, tapi hatiku tetap sama Tuhan Yesus. Makanya slalu kudoakan suamiku biar bisa ikut sama aku.

P : Seperti apa hasilinteraksi anda tersebut?

I : Ya itu tadi. untuk menghormati mertuaku, aku ikut juga sembahyang. tapi aku tetap yakin sama Katolik. Trus selama kami berumahtangga, stiap pagi slalu rutin aku berdoa secara Katolik. Kuajak juga suamiku.tapi ga kupaksa. Makanya pas tiba-tiba disurunya aku membaptis anak-anak kami, terkejut juga aku. Ternyata doaku didengar Tuhan. Suamiku pun dibaptis juga jadi Katolik. Malah jadi dia lebih fanatik daripada aku.

(3)

P : Apa yang menjadi masalah bagi anda selama berinteraksi dengan pasangan dan keluarga pasangananda?

I : Cuma masalah agama aja nya. Kalo masalah suku ga ada. Kalo ada acara-acara batak mau juganya suamiku ikut. Malah kalo misalnya aku lupa ada pesta, langsung diingatkan nya aku.

P : Apakah anda berusaha mencari kesamaan anda dengan pasangan anda? Misalnya dengan berkumpul bersama dengan keluarga pasangan anda, apakah anda sering terlibat dalam perkumpulan tersebut?

I : Ya itu tadi. Aku berusaha mengikuti ritual agama suamiku. Sembahyang pake dupa sama mangkok-mangkok orang itu. aku pun sering ke rumah mertuaku berkunjung. Suamiku pun juga gitu. kalo lagi ga kerja, dia mau juga ikut ke acara-acara Batak.

P : Apakah anda mengalami culture shock?

I : Agak terkejut masalah agama. Waktu masi pacaran, suamiku ngakunya agama Katolik. Ga taunya pas mau nikah baru dia ngaku kalo dia Budha. Agak kecewa juga bou. Tapi pas nikah, kami nikah secara Katolik. Trus pas berumah tangga ada dua agama kami. Tapi aku sabarkan aja dan mengalah. Lama-lama suamiku pun ikut agamaku dan malah dia yang lebih fanatik. Sempat juga waktu masih hidup dia jadi pelayan di gereja.

C. APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGATASI MASALAH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

P : Apa yang anda lakukan untuk mengatasi culture shock?

I : Aku berusaha sabar dan mengalah seperti Bunda Maria. tapi bukan mengalah pasrah ya. Untungnya suamiku pun orangnya liberal. Ga pernah maksakan kehendaknya. Kita mau ngapain aja asal positif dia ngizinin.

P : Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesalahpahaman yang terjadi antara budaya anda dengan budaya pasangan anda?

I : Dua-dua kuikutkan. Aku juga ikut dan menghormati ritual agama Budha.

P : Apakah anda merasa perlu kesadaran/pemahaman mengenai komunikasi efektif yang anda dengan pasangan dan keluarga pasangan anda lakukan untuk mencapai cita-cita keluarga harmonis?

I : Kalo aku prinsipnya mengalah untuk menang. Kalo ada masalah, jangan sampe lah orang lain tau. Cukup orang yang di rumah aja yang tau. Kalo lagi emosi, jangan langsung dikeluarin. Simpan aja dalam hati. Kalo udah reda, baru dibicarain lagi. Puji Tuhan selama berumahtangga kami belum pernah bertengkar. Kalo uda h mau emosi, langsung saling mengingatkan. Trus kepercayaan dalam rumahtangga itu juga paling penting.

Wawancara dengan Salah Satu Anggota Keluarga : Nama/Umur : Arifin/20 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

(4)

P : Diantara kedua suku dari ayah dan ibu, apakah ada kecenderungan anda berpihak pada salah satu suku?

I : Sama ajanya semua. Selo-selo aja la. Yang penting aku tetap orang Indonesia. Kalo ditanya orang aku suku apa, ga ada kujawab. Kubilang aja aku orang Indonesia. Cuma kemaren itu, aku sama adekku dikasi marga Sinaga dari pihak keluarga mamakku. Ga apa-apa lah, sama ajanya itu.

P : Mengapa hal itu bisa terjadi?

I Aku memang ga mau ikut bapak atau mamak. Lebih bagus netral aja lah kurasa.

P : Apakah anda pernah mengalami kebingungan karena adanya perbedaann tersebut?

I : Ya pastilah. Apalagi dulu kan masi jalan-jalan masing-masing orangtuaku. Pas uda pindah Katolik lah Bapakku baru agak tentram kurasa. Disitulah mulai bapak ikut sama mamaku.

P : Bagaimana anda menyikapi perbedaan budaya dalam keluarga anda?

I : Semuanya kuikuti. Kalo sembahyang itu kan cuma ritualnya aja. Tapi kalo agama, aku pilih Katolik. Kalo lagi Imlek, ikut juga kami rayakan. Cuma keluarga Bapakku agak tertutup orangnya. Biasalah orang Cina kan kekgitu. Kalo uda berkeluarga, jalan masing-masinglah. Ga kek orang Batak kan, tinggi kali rasa persaudaraannya. Saling menghargai ajalah pokoknya.

Pasangan Marlin Hutajulu/Mery Lie Chun Man (Pangaribuan) Nama : Bapak M. Hutajulu

Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Kristen

Suku : Batak Toba

A. MENYANGKUT PANDANGAN DUNIA YANG MEREKA MILIKI DAN WUJUD KONKRET DARI PANDANGAN DUNIA TERSEBUT

Peneliti : P Informan : I

P : Sejak kapan anda menganut agama tersebut?

I : Aku dari kecil udah Kristen.

P : Agama anda tersebut bermakna apa bagi anda?

I : Kalo ditanya makna agama, ya banyak yang dapat kujelaskan. Yang pasti buatku Kristen itu bukan agama tapi kehidupan. Aku hidup untuk melayani Tuhanku. Aku bersyukur menjadi pengikutNya karena aku percaya janji keselamatan yang telah Ia nubuatkan bagi kita pengikutNya.

P : Nilai-nilai seperti apa yang anda miliki sebagai penganut agama tersebut?

I : Percaya akan janji keselamatan yang sudah Tuhan janjikan.

P : Wujud konkret/perilaku seperti apa yang anda lakukan untuk menunjukkan identitas anda sebagai penganut agama tersebut?

(5)

P : Nilai-nilai seperti apa yang anda peroleh dari kebudayaan suku anda tersebut?

I : Wah, kalo saya bangga sekali dilahirkan sebagai orang Batak Toba. Batak itu suku yang diberkati Tuhan. Tuhan mengirim salah seorang misionarisnya, yaitu Bapak Nomensen untuk menyebarkan ajaran Kristen ke tanah Batak. Sejak saat itulah kita mulai mengenal Tuhan.

P : Identitasanda sebagai suku Batak Toba/Tionghoa bermakna apa bagi anda?

I : Orang Batak juga sangat fanatik terhadap budayanya. Dimanapun orang Batak berada, kalo sudah ketemu sesama Batak pasti langsung marbahasa batak orang itu.

B. APA YANG TERJADI SAAT MEREKA BERINTERAKSI

P : Bagaimana awal pertemuan anda dengan pasangan anda dan akhirnya memutuskan untuk menikah?

I : Waktu di Medan kami ketemu. Kebetulan sesama perantau kan.

P : Apakah ada pertentangan dari masing-masing keluarga?

I : Ya, dari pihak istri terutama bapak mertua sangat menentang ya. Memang dari dulu beliau sudah mengultimatum supaya tidak menikah dengan orang Batak. Eh ternyata anak sendiri malah jatuh cinta sama orang Batak kaya saya. Hahaaa…

P : Bagaimana usaha anda untuk meyakinkan keluarga anda/ keluarga suami anda?

I : Mantaplah perjuangan kami yang mau menikah dulu. Tuhan uji kesabaran kami. Dan puji syukur semua tantangan itu bisa kami lewati. Intinya berserah pada Tuhan saja, maka kamu akan diberi berkat melimpah.

P : Seperti apa penilaian anda terhadap budaya dan agama pasangan anda?

I : Kalo agama kan kami samanya, Cuma beda suku. Suku Cina itu suku mendunialah karena dimana-mana mereka ada.

P : Apakah terjadi perubahan penilaian akan suku dan agama anda sendiri? Atau justru anda mengabaikan suku budaya dan agama anda dan mengikuti budaya dan agama pasangan anda?

I : Ga ada perubahan. Kami malah makin kuat dalam agama Kristen dan istri cenderung ikut Batak karena keinginan sendiri.

P : Seperti apa hasilinteraksi anda tersebut?

I : Saya sih demokratis ya. Ga saya paksa istri ikut budaya saya. Dan keinginan untuk disahkan dan diberi marga Batak memang keinginan dari istri saya sendiri.

P : Apa yang menjadi masalah bagi anda selama berinteraksi dengan pasangan dan keluarga pasangananda?

I : Tidak ada. Walo dulu mertua laki-laki sempat menentang, tapi lama-lama kan beliau luluh juga.

P : Apakah pernah terjadi kesalahpahaman karena perbedaan nilai budaya diantara anda dengan pasangan maupun dengan keluarganya?

(6)

I : Jaranglah. Karena pernikahan ini berlandaskan cinta kasih yang tulus tanpa memandang perbedaan.

P : Apakah anda berusaha mencari kesamaan anda dengan pasangan anda? Misalnya dengan berkumpul bersama dengan keluarga pasangan anda, apakah anda sering terlibat dalam perkumpulan tersebut?

I : Ya berkunjunglah ke rumah mertua rutin. Biar makin akrab hubungannya.

P : Apakah anda mengalami culture shock? Mengapa hal tersebut terjadi? reaksi seperti apa yang terjadi sebagai wujud culture shock tersebut?

I : Tidaklah. Saya jalani semua dengan hati riang gembira.

APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGATASI MASALAH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

P : Apa yang anda lakukan untuk mengatasi culture shock?

I : Saya hormati lah budaya mertua saya kan.

P : Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesalahpahaman yang terjadi antara budaya anda dengan budaya pasangan anda?

I : Jarang terjadi salahpaham karena kami juga ga suka dengan keributan. Dibawa dalam damailah semua.

P : Apakah anda merasa perlu kesadaran/pemahaman mengenai komunikasi efektif yang anda dengan pasangan dan keluarga pasangan anda lakukan untuk mencapai cita-cita keluarga harmonis?

I : Yang pasti harus berasaskan ajaran Tuhan dan masing-masing pihak dapat saling memahami serta menghargai satu sama lain.

Nama : Ibu Mery Lie Chun Man (Pangaribuan) Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Suku : Tionghoa

A. MENYANGKUT PANDANGAN DUNIA YANG MEREKA MILIKI DAN WUJUD KONKRET DARI PANDANGAN DUNIA TERSEBUT

Peneliti : P Informan : I

P : Sejak kapan anda menganut agama tersebut?

I : Aku dari kecil uda Kristen. Aku ikut agama Ibuku. Ayah masih Budha dulu

P : Agama anda tersebut bermakna apa bagi anda?

I : Sama seperti yang dibilang Bapak. Kristen itu adalah siklus kehidupan bagi kami. Kami hidup untuk melayani Tuhan dan hidup kami hanya untuk memuliakan Tuhan. Seperti itulah kami maknai Kristen.

P : Nilai-nilai seperti apa yang anda miliki sebagai penganut agama tersebut?

I : Nilai-nilai yang sudah diajarkan oleh Tuhan diterapkan dalam kehidupan kita.

(7)

P : Wujud konkret/perilaku seperti apa yang anda lakukan untuk menunjukkan identitas anda sebagai penganut agama tersebut?

I : Menjadi pengkikut setia dan melayani umatNya.

P : Identitasanda sebagai suku Batak Toba/Tionghoa bermakna apa bagi anda?

I : Suku Cina itu suku yang mendunia lah kalo saya bilang. Dimana-mana ada orang Cina kan. Bahkan ada daerah tertentu di suatu negara yang khusus tempat bermukimnya orang Cina. Jadi ga takut kita kalo misalnya tersesat di suatu negara. Tinggal cari aja pemukiman orang Cina, udah selamat kita. Hehehe.

: Nilai-nilai seperti apa yang anda peroleh dari kebudayaan suku anda tersebut?

I : Rasa persaudaraannya yang kuat lah saya rasa bisa dicontoh. B. APA YANG TERJADI SAAT MEREKA BERINTERAKSI

P : Bagaimana awal pertemuan anda dengan pasangan anda dan akhirnya memutuskan untuk menikah?

I : Kami ketemu di Medan.

P : Apakah ada pertentangan dari masing-masing keluarga?

I : Waktu itu saya udah pasrahlah. Pokoknya setuju ga setuju bapak saya, harus tetap minta restu suami saya ini sama dia. Ya walaupun ga ditanggapi, setidaknya suami sudah menghadap bapak secara gentleman kan. Itulah yang bulatkan tekad saya untuk menikah dengan Pak Hutajulu ini.

P : Bagaimana usaha anda untuk meyakinkan keluarga anda/ keluarga suami anda?

I : Bermohonlah aku sama orangtua kan. Saya minta keluarga Hutajulu memohon restu kepada Bapak saya meskipun ditolak oleh Bapak saya waktu itu.

P : Seperti apa penilaian anda terhadap budaya dan agama pasangan anda?

I : Aku dulunya kan tinggal di lingkungan Batak juga. jadi udah terbiasalah gitu.

P : Apakah terjadi perubahan penilaian akan suku dan agama anda sendiri? Atau justru anda mengabaikan suku budaya dan agama anda dan mengikuti budaya dan agama pasangan anda?

I : Semenjak nikah dan dijadikan sebagai Batak, ya aku lama-lama jadi menyatu juga sama orang Batak. Jaranglah sekarang aku ikut-ikut tradisi orang Cina lagi.

P : Seperti apa hasilinteraksi anda tersebut?

I : Lebih sering bergaul dengan orang Batak lah. Uda mengalir darah batak ini di tubuhku kurasa.

P : Apa yang menjadi masalah bagi anda selama berinteraksi dengan pasangan dan keluarga pasangananda?

I : Ga ada masalah lah. Udah terbiasa juga.

Apakah pernah terjadi kesalahpahaman karena perbedaan nilai budaya diantara anda dengan pasangan maupun dengan keluarganya?

(8)

I : Ga ada sih. Aku ngerti bahasa batak, dan kadang ngomong pake bahasa batak juga.

P : Apakah anda mengalami culture shock? Mengapa hal tersebut terjadi? reaksi seperti apa yang terjadi sebagai wujud culture shock tersebut?

I : Tidak pernah. Mungkin karena lingkungan dari kecil udah terbiasa bergaul sama orang batak kali ya.

: Apakah anda berusaha mencari kesamaan anda dengan pasangan anda? Misalnya dengan berkumpul bersama dengan keluarga pasangan anda, apakah anda sering terlibat dalam perkumpulan tersebut?

I : Ya rajin aku ikut-ikut acara Batak. Lagian kan memang aku akrab sama keluarga besar suami.

C. APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGATASI MASALAH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

P : Apa yang anda lakukan untuk mengatasi culture shock?

I : Ga pernah ngalamin kebingungan budaya. Ya cuma kami mendidik anak-anak ini secara demokratislah.

P : Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesalahpahaman yang terjadi antara budaya anda dengan budaya pasangan anda?

I : Jarang terjadi salahpaham antara kami. Palingan dulu karena Bapak saya sempat ga setuju. Tapi kan sekarang udah baik-baik aja.

P : Apakah anda merasa perlu kesadaran/pemahaman mengenai komunikasi efektif yang anda dengan pasangan dan keluarga pasangan anda lakukan untuk mencapai cita-cita keluarga harmonis?

I : Samalah kaya dibilang Bapak. Yang pasti harus berasaskan ajaran Tuhan dan masing-masing pihak dapat saling memahami serta menghargai satu sama lain.

Wawancara Dengan Pemuka Agama dan Pemuka Adat 1. Pemuka agama Kristen (Bapak R. Hutabarat)

P : Makna dan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam Kristen?

I : Kristen itu berarti pengikut Kristus. Sebagai pengikut Kristus, tentu kita harus bisa menjalankan nilai-nilai kekristenan yang sudah diajarkan pada kita. Karena iman tanpa perbuatan tentulah hal yang sia-sia saja. Iman, pengharapan dan kasih adalah nilai-nilai yang harus dilaksanakan umat Kristen.

P : Apakah dalam agama Kristen diperkenankan menikah dengan agama lain?

I : Sebenarnya tidak masalah kalo ada pasangan yang berbeda agama ingin menikah. Cuma, jika mereka mau menikah secara Kristen, tentunya pasangannya yang non Kristen itu harus dibaptis dulu menjadi Kristen. Setelah itu barulah pernikahan mereka bisa disahkan oleh pihak gereja.”

(9)

P : Apakah pihak gereja tetap menerima jemaatnya yang menikah dengan agama lain?

I : Secara sah, jemaat yang berpindah keyakinan dari Kristen akan dikeluarkan dari gereja. Hal ini dilakukan karena ia bukan lagi pengikut Kristus sehingga ia bukanlah jemaat gereja lagi.

2. Pemuka adat Batak Toba (Bapak B. Simamora)

P : Apakah dalam suku Batak Toba diperkenankan pernikahan berbeda suku?

I : Suku Batak Toba harus tetap berpedoman pada filsafat leluhur karena suku Batak Toba adalah salah satu etnis di Sumatera Utara yang hingga kini selalu menempuh kebudayaannya menurut kepribadiannya sendiri. Untuk mempertahankan kebudayaannya tersebut, beliau mengatakan bahwa seharusnya suku Batak Toba berinteraksi dan menjalin hubungan dengan sesama sukunya.

P : Bagaimana suku Batak Toba menyikapi pernikahan berbeda suku tersebut?

I : Ya kalau memang sudah tekad menikah, harus dilaksanakan adat bataknya. Mau tidak mau harus pakai adat Batak Toba. Itu sudah kewajiban orang batak. Harus dibuat dulu marganya, lalu pernikahannya pun dilaksanakan sesuai prosedur adat batak. Barulah pernikahan mereka dianggap sah secara batak. Kalo tidak dilaksanakan adat bataknya, biasanya akan menjadi sesuatu yang tidak baik untuk pernikahan mereka.

P : Apakah ada ritual adat yang wajib dilakukan bagi pasangan berbeda suku tersebut?

I : Pemberian marga dan adat-istiadat pernikahan Batak Toba yang harus dijalani oleh mempelai.

3. Keturunan Asli Suku Tionghoa (Ibu AW)

P : Apa makna yang terkandung dalam ajaran Budha?

I : Agama Budha sangat baik lo bagi Cici karna memberikan ketenangan batin Cici. Ketenangan Cici dapat dari meditasi yang sering Cici lakukan.

P : Apakah dalam suku Tionghoa diperkenankan pernikahan berbeda suku?

I : Tiap orang maunya hubungan sama sesamanya ya. Lu orang batak juga begitu ya. Tapi kalau sudah cinta, ya mau gimana lagi lo. Mau tidak mau ya harus diterima. Cuma ada juga lo beberapa orang kita Cina yang Cici tau memutuskan hubungan dengan anaknya karna nikah sama suku lain lo.

P : Bagaimana suku Tionghoa menyikapi pernikahan berbeda suku tersebut?

I : Kalau menikah ya sama seperti batak lo. Harus ada lo adatnya. Tapi kalo Cici liat sekarang sudah banyak unsur yang dibuang ya. Cici rasa mungkin karna rumit lo kita punya adat.

(10)

DOKUMENTASI

Keluarga Bapak Akiet (+)/ Ibu

N. Tambunan

Pasangan Bapak Simangunsong/ Pemuka Adat BatakToba

(11)

(12)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : BINTANG OCTAVIA SIMAMORA

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : MEDAN, 24 OKTOBER 1990

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

AGAMA : KRISTEN

ALAMAT : JLN. SEHATI GG. SABAR NO. 9, MEDAN

NAMA ORANGTUA : M. SIMAMORA

R. SIANTURI

ALAMAT ORANGTUA : JLN. SEHATI GG. SABAR NO. 9, MEDAN

PENDIDIKAN : SD RK SETIA BUDI MEDAN

SLTP BUDI MURNI 1 MEDAN SMA BUDI MURNI 1 MEDAN

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pencapaian percepatan penanganan lingkungan kumuh, pemerintah pusat membuat program KOTAKU dimana program ini merupakan program turunan dari pemerintah pusat kepada

Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan

Dalam hal Pemerintah Daerah belum dapat menyelenggarakan dan menerbitkan Tanda Daftar Usaha Pariwisata Bidang Usaha Jasa Makanan dan Minuman, pada saat berlakunya

Untuk menentukan persamaan garis yang sejajar atau tegak lurus dengan suatu garis yang diketahui, terlebih dahulu ditentukan gradien garis yang diketahui, kemudian persamaan garis

xylostella yang berasal dari Desa Kejajar, Kecamatan Kejajar Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah terhadap lima jenis insektisida komersial, yaitu deltametrin, emamektin

Karyawan yang menilai pelatihan kerja kurang baik, menilai sarana dan metode yang digunakan serta intensitas pelatihan kerja yang diberikan perusahaan kepada

seberapa besar keberhasilan dari pelatihan CNCAdvanced terhadap kompetensi CNC peserta pelatihan, dan seberapa besar kontribusi yang dirasakan dengan kompetensi CNC

Stabilitas kimia sediaan mikrokapsul ketoprofen dilakukan dengan mengukur kadar senyawa aktif yang masih tersisa pada 9 formula secara spektrofotometri. Secara umum