• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MASALAH. kayu akan memberikan keartistikan tersendiri. Hal ini mendorong. timbulnya berbagai industri baru untuk memenuhi tuntutan dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS MASALAH. kayu akan memberikan keartistikan tersendiri. Hal ini mendorong. timbulnya berbagai industri baru untuk memenuhi tuntutan dari"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

A. PRINSIP ANALISIS 1. Perumusan Masalah

Dengan semakin berkembangnya zaman, maka tingkat kebutuhan manusia akan kenyamanan dan keindahan rumah menjadi penting, karena aktifitas maupun kesibukan yang semakin bertambah tiap harinya, mendorong orang untuk mencari kenyamanan dan keindahan di rumah baik berupa taman yang dihiasi dengan mebel kayu yang bagus maupun didalam rumah dengan kursi, lemari maupun tempat tidur yang dibuat dari kayu akan memberikan keartistikan tersendiri. Hal ini mendorong timbulnya berbagai industri baru untuk memenuhi tuntutan dari masyarakat akan tersedianya kebutuhan rumah tangga berbagai jenis dan variasi mebel kayu.

Salah satu industri yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah industri mebel kayu. Industri ini merupakan industri yang padat karya berbasis nilai tambah tinggi dan banyak menyerap tenaga kerja. Perusahaan mebel kayu, PT.”X” merupakan salah satu industri yang bergerak dalam memproduksi berbagai jenis variasi produk dari kayu seperti lemari, kursi, rak, tempat tidur, sofa dan meja. Pasar utama perusahaan adalah pasar ekspor yang meliputi negara Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Inggris, Perancis dan Jerman.

Dalam pengembangan usahanya, PT.”X” perlu mengkaji kelayakan teknis dan keuangan yang berguna untuk memahami prinsip-prinsip biaya

(2)

secara luas dalam konteks memproduksi mebel kayu tersebut, sehingga dari gambaran proses produksi tersebut dapat mengkonsentrasikan untuk mendapatkan proses perhitungan secara benar. Selain itu, kelayakan keuangan ini digunakan untuk perluasan usaha dari outdoor furniture ke

indoor furniture. Beberapa hal yang penting dalam melakukan kelayakan

teknis dan keuangan adalah mengetahui aspek pasar, aspek manajemen, aspek teknis dan produksi dan aspek keuangan. Aspek pasar meliputi pemasaran dan daya serap pasar, sedangkan aspek produksi meliputi proses produksi, bahan baku yang diperoleh serta faktor non-ekonomis. Aspek manajemen meliputi bentuk usaha, wewenang dan tanggung jawab, spesifikasi tenaga kerja dan kebutuhan biaya gaji dan upah tenaga kerja. Selain itu, mengetahui aspek keuangan untuk kelayakan pembiayaan usaha mebel kayu pada PT.”X”.

Adapun metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis kelayakan investasi. Analisis kelayakan suatu kegiatan usaha digunakan lima kriteria investasi yaitu Pay Back Period (PBP), Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C), Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV)

dan Internal Rate of Return (IRR).

2. Pendekatan Studi Kasus

Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan barang dan jasa guna memperoleh keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Hughes dan Kapoor, 1985). Sementara Brown dan Patrello (1976) mendefinisikan bisnis sebagai suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

(3)

Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Bisnis yang direncanakan adalah bisnis dengan skala kecil (industri kecil). Menurut Wibowo et.al (1997), batasan industri kecil adalah industri dengan modal tidak lebih dari Rp. 200 juta. Sementara Alma (1997) menyatakan bahwa ciri-ciri bisnis kecil adalah manajemen oleh pemilik, sangat tergantung pada pribadi seseorang, daerah operasinya bersifat lokal dan permodalan sangat tergantung ada sumber dari dalam bisnis.

Satu tahap penting dalam perencanaan bisnis baru adalah penyusunan sebuah rencana bisnis. Garis besar kerangka bisnis mencakup uraian tentang gambaran umum rencana, kondisi perusahaan dan industrinya, produk/jasa yang akan dihasilkan, pasar dan pemasaran, desain dan pengembangan produk, manufaktur dan operasi manajemen, kebutuhan keuangan, gambaran pokok, resiko dan asumsi keuangan, rincian keuangan serta lampiran-lampiran. Rencana bisnis dapat membantu pemilik atau manajer untuk mewujudkan ide-idenya, menetapkan tujuan dan menjadikan sebagai pedoman dalam mengawasi pelaksanaan (Dewhurts dan Burns, 1993).

Sementara menurut Baga (1993), tahap-tahapan dan elemen-elemen yang dapat dikembangkan dalam suatu perencanaan bisnis antara lain deskripsi umum tentang industri, tinjauan umum perusahaan, deskripsi produk, deskripsi pelanggan, deskripsi pasar, deskripsi pesaing, bahan baku dan sumber perolehannya, metode produksi dan peralatan, perencanaan staf karyawan, kemasan, jasa profesional pendukung,

(4)

perencanaan jangka panjang, resiko dan asumsi. Kotler (1993) menambahkan elemen lainnya yaitu lokasi, iklan dan promosi, serta sistem penetapan harga.

Tujuan lain dari bisnis di samping untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah untuk memperoleh keuntungan sehingga investor berani memikul resiko menanam modal dalam kegiatan bisnis (Brown dan Petrello, 1976). Untuk mengurangi kegagalan pada pendirian suatu proyek bisnis, diperlukan suatu perencanaan secara sistematis dan terpadu melalui serangkaian kegiatan yang pada akhirnya akan mencerminkan suatu studi kelayakan. Pembahasan elemen-elemen pada rencana bisnis akan dicakup dalam pembahasan aspek-aspek dari studi kelayakan yang cocok, yang disesuaikan dengan karakteristik proyek bisnis yang direncanakan. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :

a. Aspek Manajemen Operasi

Analisis manajemen operasional perusahaan meliputi kebutuhan tenaga kerja, bentuk dan struktur organisasi perusahaan. Analisis kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada kebutuhan pada proses produksi, manajemen dan proses administrasi. Struktur formal organisasi dapat membantu menjelaskan wewenang tugas dan tanggung jawab manajemen.

b. Aspek Pemasaran

Analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran pada suatu usaha, ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang (Husnan dan Suwarsono, 1991) : (a) Potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk

(5)

masa yang akan datang. Permintaan dan penawaran produk pada masa yang akan datang, dihitung menggunakan metode peramalan, (b) Pangsa pasar yang dapat diserap oleh usaha tersebut dari keseluruhan pasar potensial serta perkembangan pangsa pasar tersebut dimasa yang akan datang, dan (c) Jenis strategi bauran pemasaran yang digunakan untuk mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan.

Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dari unit usaha dalam rangka untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran (Kotler, 1997). Pada dasarnya, strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan peubah-peubah seperti segmentasi pasar, indentifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat unsur yang dikenal dengan empat P (four P), yaitu Product (produk), price

(harga), place (tempat) dan promotion (promosi) (Tjiptono, 1997). 1) Strategi Produk

Strategi produk didefinisikan sebagai suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan. Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan yang lebih unggul dari para pesaingnya.

Pengertian produk tidak dapat dilepaskan dengan kebutuhan, karena produk merupakan sesuatu yang dapat memenuhi

(6)

kebutuhan manusia. Produk dapat mencakup sesuatu benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi maupun ide. Lima komponen yang terdapat pada produk formal adalah desain atau bentuk coraknya, daya tahan atau mutu, daya tarik atau keistimewaan, pengemasan atau bungkus dan nama merek atau brand name. 2) Strategi Harga

Strategi harga adalah satu-satunya strategi yang menghasilkan pendapatan penjualan bagi perusahaan (Tjiptono, 1997). Strategi ini meliputi memilih metode penetapan harga produk, memodifikasi harga yang sudah ada, serta memprakarsai dan menanggapi perubahan harga. Tujuan dari strategi harga ini adalah untuk mempertahankan pangsa pasar, mencapai keuntungan maksimum dan mencapai pertumbuhan penjualan yang tinggi. Sebelum penetapan harga dilakukan, perusahaan harus menentukan apa yang ingin dicapai dari produk yang dipasarkannya, dengan mempertimbangkan faktor pelanggan, pesaing dan biaya produksi. 3) Strategi Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirim dan menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen (Tjiptono, 1997). Dalam pendistribusian ini dibutuhkan penyalur-penyalur, baik milik perusahaan itu sendiri maupun yang bukan milik perusahaan. Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi ada beberapa macam, di antaranya agen, penyalur,

(7)

distributor, pedagang besar, pengecer dan perwakilan dagang di luar negeri. Perusahaan harus mengerti berbagai jenis pengecer, pedagang grosir dan perusahaan distribusi fisik.

4) Strategi Promosi

Promosi merupakan suatu kegiatan yang menentukan dalam meningkatkan nilai penjualan dan pertumbuhan produk. Promosi menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengkomunikasikan keistimewaan produk yang akan dipasarkan, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut (Kotler, 1997). Kegiatan promosi tidak boleh terhenti hanya pada memperkenalkan produk kepada konsumen saja, akan tetapi perlu dilanjutkan agar konsumen menjadi tertarik dan kemudian membeli produk tersebut.

Alat-alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan suatu produk ada beberapa macam (Kotler, 1997), yaitu : (a) Iklan (surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain), (b) Promosi penjualan (memberikan contoh produk kepada calon konsumen atau demonstrasi ditempat yang ramai), (c) Publisitas, (d) Personal

selling (door to door selling, mail order, telephone selling dan

direct selling).

c. Aspek Keuangan

Anaisis keuangan yang mencakup analsisi rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang keuangan akan sangat

(8)

membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Rasio keuangan yang digunakan dalam kajian ini adalah rasio likuiditas, arus kas dan rasio profitabilitas. Selain itu, analisis keuangan juga dapat dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak dengan melihat kriteria-kriteria investasi yaitu Pay Back Period (PBP), Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C), Break Even Point (BEP), Net Present Value

(NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). 1. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas, menunjukkan kemamuan prusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan (Sartono, 1997).

2. Rasio kas

Rasio kas menunjukkan sejauhmana efisiensi persahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan. Perputaran total aktiva, menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaa menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran elemen aktiva itu sendiri (Sartono, 1997).

(9)

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik akan tetapi profitabilitas (profit margin) sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan (Sartono, 1997).

4. PBP

PBP merupakan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal (Newma, 1990). PBP juga merupakan rasio keuntungan dan biaya dengan nilai sekarang. Jika nilai perbandingan keuntungan dengan biaya lebih besar atau sama dengan 1, proyek tersebut dapat dijalankan.

5. Net B/C

Net B/C merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Jika diperoleh nilai net B/C > 1, maka proyek layak dilaksanakan, tetapi jika nilai B/C < 1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan (Gittenger,1986).

6. BEP

BEP merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk yang harus dicapai untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan

(10)

impas jika jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak menderita kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba. Jika hasil penjualan produk tidak dapat melampaui titik ini, maka proyek yang bersangkutan tidak dapat memberikan laba (Sutojo, 1993).

7. NPV

NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Kriteria NPV (Gittenger,1986) sebagai berikut :

a. NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan b. NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tetapi juga tidak rugi (manfaat diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan sehingga pelaksanaan proyek berdasarkan penilaian subyektif pengambilan keputusan)

c. NPV < 0, maka proyek rugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan

8. IRR

Prosentase keuntungan yang diperolah atau investasi bersih dari suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol disebut IRR. Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto, maka

(11)

proyek layak untuk dilaksanakan. Sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan (Gray et al, 1992).

B. METODE

1. Lokasi dan Waktu

Lokasi kajian merupakan studi kasus di salah satu industri mebel kayu yang berlokasi di Bantar Gebang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Studi kasus pada PT.”X”). Perusahaan bergerak dalam industri manufaktur wooden furniture, yaitu industri perabotan dan perlengkapan rumah tangga yang terbuat dari kayu. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu didasarkan pada pertimbangan : (1) perusahaan merupakan eksportir mebel kayu yang sedang melakukan ekspansi pasar dari mebel luar ruangan menjadi produk mebel dalam ruangan, (2) ketersediaan data yang diperlukan dan kesediaan manajemen perusahaan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lokasi kajian. Pengumpulan data dilakukan selama 5 (lima) bulan, yang dimulai pada bulan Februari 2005 – Juni 2006.

2. Pengumpulan data

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif terhadap studi kelayakan pembiayaan pengembangan usaha mebel kayu di PT.”X”. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : (1) Studi kepustakaan (eksplorasi), terutama tentang perkembangan mebel kayu di Indonesia, perkembangan industri

(12)

furniture dan pemasarannya; (2) Pengamatan langsung dengan cara mempelajari berbagai dokumen, proses produksi, keuangan dan pemasaran; (3) Membuat daftar pertanyaan (kuesioner) dan wawancara dengan manajemen perusahaan yang terdiri dari pemilik perusahaan, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran PT.”X”. Bentuk kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.

3. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam kajian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, meliputi tahap transfer data, editing data, pengolahan data dan interprestasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui aspek manajemen dan umum, aspek teknis dan produksi, serta aspek pemasaran. Aspek manajemen meliputi sejarah perusahaan, organisasi dan manajemen, spesifikasi tenaga kerja dan kebutuhan biaya gaji dan upah tenaga kerja. Aspek teknis dan produksi meliputi lokasi perusahaan, site plan dan lay out bangunan, mesin dan peralatan produksi, produksi dan sistem pengendalian mutu. Aspek pasar meliputi pemasaran dan daya serap pasar serta bauran pemasaran.

Aspek analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek kelayakan usaha mebel kayu pada PT.”X”. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis rasio keuangan dan analisis kelayakan investasi. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio liquiditas (CR) dam leverage (DER), rasio arus kas (EBITDA/Total hutang) dan rasio profitabilitas (EAT/Penjualan bersih). Sedangkan

(13)

analisis kelayakan suatu kegiatan usaha digunakan lima kriteria investasi, yaitu PBP, Net B/C, BEP, NPV dan IRR.

a. Rasio liquiditas (CR) dan leverage (DER)

lancar g Hu lancar Aktiva Ratio Current tan = ………... (1) sendiri al Total g hu Total Ratio Equity to Debt mod tan = ………....(2) b. Rasio kas g hu Total EBITDA Ratio Cashflow tan = ……….. (3) Keterangan ;

EBITDA = EBIT ditambah biaya penyusutan

EBT = Laba sebelum pajak ditambah biaya marjin murabahah

c. Rasio profitabilitas bersih Penjualan EAT Rasio as ofitabilit = Pr ………..…… (4) Keterangan ;

EAT = EBT dikurangi pajak pendapatan ditambah pendapatan atau biaya luar biasa kemudian dikurangi keuntungan atau kerugian selisih kurs

EBT = Laba sebelum pajak pendapatan

d. PBP

PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas (Umar, 1997), perhitungan PBP adalah :

(

Bn 1 Cn 1

)

m n PBP + + − + = ……….…………. (5)

n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir

m = nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir

1 n

B + = nilai sekarang penerimaan bruto pada tahun n + 1

1 n

(14)

e. Net B/C

Menurut Gittenger (1986), Net B/C merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan, dinotasikan sebagai berikut :

Bt = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp) Ct = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp) n = umur ekonomis usaha (tahun) i = tingkat suku bunga (%)

t = periode investasi (i = 1,2,3....n)

f. BEP

BEP adalah suatu cara untuk dapat menetapkan tingkat produksi di mana penjualan sama dengan biaya-biaya. Dengan kata lain, tingkat produksi di mana tidak ada kerugian dan keuntungan (Sutojo, 1993), yang dinotasikan sebagai berikut :

Penerimaan Total Variabel Biaya 1 Tetap Biaya BEP − = g. NPV

Menurut Gittenger (1986), NPV adalah menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi

(untuk Bt-Ct > 0) (untuk Bt-Ct < 0)

= = + − + − = n t t i i n t t t t i B C i C B C B Net 0 0 ) 1 ( ) 1 ( ... (6) ... (7)

(15)

dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu, dinotasikan sebagai berikut :

Bt = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp) Ct = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp)

n = umur ekonomis usaha (tahun) i = tingkat suku bunga (%)

t = periode investasi (i = 1,2,3....n)

h. IRR

Menurut Gray et al (1992), IRR menunjukkan persentase keuntungan yang diperolah atau investasi bersih dari suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol. Formulasi yang digunakan dalam menghitung Net B/C adalah sebagai berikut :

NPV1 = Nilai NPV yang positif (Rp)

NPV2 = Nilai NPV yang negatif (Rp)

i1 = discount rate nilai NPV yang positif (%)

i2 = discount rate nilai NPV yang negatif (%)

i* = IRR (%)

= = + + = n o t t 0 (1 i) Ct -) 1 ( n t t i Bt NPV

= + − = n o t t t t i C B ) 1 ( ) ( * 2 1 2 1 1 i i NPV NPV NPV i i − − + = ... (8) ... (9) ... (10)

(16)

Langkah-langkah dalam analisis data yang dilakukan adalah :

1. Mengidentifikasi secara deskriptif data dan informasi yang disajikan berdasarkan kuesioner atau hasil wawancara untuk mendapatkan pembahasan yang mendalam.

2. Mengkaji analisis resiko usaha yang dilakukan oleh PT.”X”.

3. Menganalisis kelayakan usaha dari sudut produksi, pemasaran dan bauran pemasaran , manajemen operasional serta analisis keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Taigi vienos institucijos – Švietimo ir mokslo ministerija, Socialinės apsaugos ir darbo ministerija, savivaldybių socialinio darbo skyriai – tenkina bendruomenės poreikius

Livia and Oktatiarso; Penjadwalan Untuk Memininimalkan Total Tardiness Dengan Metode … 133 Pada penjadwalan FCFS produk container 1 liter tersebut dapat diketahui bahwa

Pimpinan Perguruan Tinggi, bertanggung jawab terhadap pengelolaannya, karena dosen memiliki peran yang sangat strategis dan penompang utama dalam meningkatkan mutu

Dapat menjadi masukan bagi pemegang program malaria untuk mengoptimalkan upaya promotif dan preventif berupa intervensi perilaku dan lingkungan dalam menanggulangi

Setiap individu dalam populasi akan mengalami perubahan genetik melalui mutasi dan kawin silang untuk membentuk individu baru dengan nilai ketahanan yang baru

• Berdasarkan signifikansi hasil pengukuran, secara statistik perubahan beban kerja mental pada dua kondisi (task complexity dan time on task) tidak memberikan pengaruh

Secara keseluruhan hasil Ujian-T tidak bersandar menunjukkan tiada perbezaan min yang signifikan dari segi peningkatan tahap profesionalisme antara pensyarah teknikal dengan

Perusahaan yang melakukan strategi diversifikasi produk akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang sudah percaya dengan sebuah produk tersebut dan untuk