• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Muria Kudus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Muria Kudus"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembentukan Karakter Bangsa, 18 Mei 2017.

88

TEKNIK PENCIPTAAN HUMOR DALAM MADIHIN BANJAR

Siti Faridah, Universitas Achmad Yani Banjarmasin Jl. A.Yani Km. 5,5 Komplek Stadion Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70235, Indonesia email:

ridas334@yahoo.com

Abstrak

Humor menjadi salah satu cara efektif menyampaikan pesan dalam proses komunikasi. Salah satu sastra lisan yang menggunakan humor adalah Madihin Banjar. Humor menjadi elemen penting dalam pertunjukkan Madihin sehingga membuat pemain dan penonton merasa terhibur, lucu, riang, tersenyum dan tertawa. Dalam proses menciptakan humor, terdapat banyak teknik yang harus diketahui. Arthur Asa Berger (2005:83) terdapat 45 teknik penciptaan humor yang secara garis besar dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu (1) language, yaitu humor adalah bahasa verbal (2) logic yaitu humor berkaitan dengan kecerdasan mengekspresikan fakta dan ide-ide (3) identity yaitu humor berkaitan dengan identitas dan karakter seseorang (4) action yaitu humor berkaitan erat dengan bagaimana memberikan respon.

Kata kunci: Humor, madihin, teknik penciptaan humor.

PENDAHULUAN

Humor menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Kurang lengkap rasanya bila tidak ada hal-hal lucu dalam hidup sebagai hiburan agar hidup tidak membosankan. Kenyataan tersebut sesuai dengan pendapat Hermintoyo (2011) menyatakan bahwa agar komunikasi tidak monoton dan kaku, maka humor disisipkan dalam berbicara. Pendapat Hermintoyo tersebut dapat disimpulkan bahwa humor dalam komunikasi sehari-hari tidak hanya untuk menjadi hiburan dan membuat komunikasi cair, tetapi juga menghindari monoton dan kaku sehingga komunikasi berjalan lebih santai, akrab dan lepas menyampaikan ide atau pendapat apapun tanpa kekakuan.

Tiap orang memiliki selera humor berbeda-beda dan tertawa dan merasa lucu dengan objek yang berbeda pula. Misalnya sebagian orang tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan kejadian aneh di depan matanya, contoh: nenek-nenek ikut berjoget diiringi lagu dangdut populer. Sebagian orang tertawa riang dan tersenyum kecut ketika dirinya atau temannya disindir, contoh ketika ditanya: bajumu lusuh, wajahmu masam. Sepertinya kau butuh istri yang bisa mengurus hidupmu.

(2)

Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembentukan Karakter Bangsa, 18 Mei 2017.

89

Atau semua orang bawa istri masing-masing, kamu kok sendirian? Sebagian orang tertawa menganggap humor ketika salah melakukan sesuatu, contoh: memakai sandal terbalik, yang kiri dipakai di kaki kanan, yang sandal kanan dipakai di kaki kiri. Sebagain orang juga merasa lucu dan terpingkal-pingkal dengan pertunjukkan laku gerak tanpa berbicara meskipun bagi orang lainnya hal tersebut tidak lucu samasekali, contoh tayangan komedi lucu Mr. Bean.

Humor juga menjadi bagian elemen penting dalam proses pertunjukkan sastra lisan tradisional masyarakat salah satunya adalah madihin Banjar. Madihin Banjar merupakan sastra lisan tradisional masyarakat Banjar yang mengandung aspek humor dalam tiap tampil dan masih dilestarikan di tengah masyarakat hingga saat ini. Di dalamnya, pemain madihin (pemadihinan) yang berbalas pantun dan syair menggunakan ujaran-ujaran humor dalam pertunjukkan madihin.

Bisa disimpulkan bahwa humor dan madihin memiliki kaitan erat yang saling berhubungan. Bila diteliti lebih detail, maka bisa ditemukan bahwa pantun dan syair madihin yang disampaikan dalam pertunjukkan madihin mengandung teknik-teknik penciptaan humor. Menurut Berger (2005) terdapat 45 teknik penciptaan humor yang dikategorikan ke dalam empat kategori besar yaitu (1) language atau bahasa, (2) logic atau logika, (3) identity atau identitas dan (4) action atau aksi/perilaku.

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, penulis mencoba membahas dengan cara menguraikan dan memaparkan secara rinci tentang humor, teknik penciptaan humor dan sastra lisan madihin Banjar. a. Humor

Humor meliputi banyak hal dalam interaksi komunikasi manusia. Humor merupakan ekspresi lucu dan mengundang tawa manusia menanggapi sesuatu baik verbal maupun nonverbal dengan respon terhadap sesuatu yang lucu. Selain itu, Rustono (2000:33) mengungkapkan batasan humor, yaitu segala bentuk rangsangan, baik verbal maupun nonverbal yang berpotensi memancing senyum dan tawa penikmatnya. Rangsangan itu merupakan segala tingkah laku manusia yang menimbulkan gembira, geli, atau lucu di pihak pendengar, penonton dan pembaca.

Di samping itu, humor juga memiliki banyak fungsi. Menurut Sujoko (dalam Rahmanadji, 2009) menyatakan bahwa terdapat tujuh fungsi humor, yaitu (1) menyampaikan pesan, (2) menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar, (3) mengajar orang melihat persoalan dari

(3)

Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembentukan Karakter Bangsa, 18 Mei 2017.

90

berbagai sudut, (4) menghibur, (5) melancarkan fikiran, (6) membuat orang menoleransi sesuatu, (7) mendorong orang memahami persoalan pelik. Rahmanadji menambah satu fungsi humor yaitu (8) karikatur yang isinya menyindir dan mengkritik dan wujudnya gambar.

Dari semua pendapat ahli di atas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa humor adalah segala bentuk rangsangan baik verbal maupun nonverbal yang mengundang tawa, senyum, geli dan lucu orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Humor juga dianggap kebutuhkan mutlak manusia sebagai hiburan dan memperkuat hubungan sosial serta humor memilik banyak manfaat positif seperti menciptakan suasana komunikasi sehat, riang dan kondusif, menyehatkan psikologis seseorang dan dapat menghilangkan rasa tegang, kaku, khawatir, menjadi rileks, santai, dan percaya diri.

b. Teknik Penciptaan Humor

Berkaitan dengan sastra lisan madihin Banjar, pertunjukkan madihin didominasi dengan unsur verbal berupa syair, pantun dan pantun berbalas. Unsur-unsur verbal berupa syair dan pantun tersebut dikemas dengan humor yang ditampilkan secara spontan dan menghibur penonton. 1) Language (bahasa)

Aspek bahasa (humor is verbal) dipahami bahwa dalam penciptaan humor, dibutuhkan teknik bagaimana memanfaatkan bahasa, misalnya secara kreatif memanfaatkan makna dan bunyi sehingga muncul suatu hal yang terdengar lucu dan mengundang tawa. Pemanfaatan bunyi tersebut bisa dengan cara menyimpangkan bunyi contoh: suara dibuat-buat menyerupai tokoh tertentu atau menyerupai karakter tertentu.

2) Logic (logika)

Logika menjadi bahan humor dengan permainan logika/pikiran dan ide-ide. Awalnya sebuah kalimat atau pernyataan adalah logis, tiba-tiba dibelokkan mendadak sehingga berlawanan dan malah mengundang hal-hal yang tidak lazim dan dianggap lucu.

3) Identity (identitas, keberadaan)

Identitas atau bentuk menjadi aspek humor yang melebihkan suatu peristiwa sehingga menimbulkan keganjilan dan berlawanan dengan apa yag ada di lapangan.

4) Action (aksi, gerakan, perilaku)

Tindakan atau gerakan/action adalah aspek humor dengan memaksimalkan gerakan tubuh. Terdapat tiga teknik terkait dengan gerakat tubuh yaitu sebagai berikut:

(4)

Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembentukan Karakter Bangsa, 18 Mei 2017.

91

1. Adegan pengejaran (chase) adalah teknik humor dengan memerankan karakter yang dikejar-kejar misalnya memerankan maling ayam yang dikejar polisi, atau karakter yang mengejar-ngejar misalnya memerankan hantu yang mengejar-ngejar orang-orang yang ketakutan lari pontang-panting.

2. Adegan Lawak (slapstick) yaitu teknik humor dengan memaksimalkan kemampuan lawak masing-masing, biasanya disertai iringan musik atau properti panggung. Contoh adegan lawak di Opera van Java yang memaksimalkan properti, iringan musik dan gerak laku masing-masing pelawak.

3. Adegan dalam kecepatan tinggi (speed) adalah teknik humor dengan memaksimalkan adegan yang menuntut kecepatan tinggi, contoh situasi dikejar-kejar anjing galak. Sehingga pelawak yang dikejar lari kalang kabut ketakutan dan memasang wajah ketakutan. Keadaan pelawak ketakutan dengan mimic ketakutan tersebut menciptakan efek lucu yang membuat penonton tertawa.

c. Madihin

Salah satu sastra lisan tradisional di Indonesia yang masih dipentaskan adalah sastra lisan madihin Banjar. Madihin merupakan sastra lisan yang diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan dan beberapa daerah lain di Pulau Kalimantan. Syukrani (1994: 6) berpendapat bahwa madihin merupakan karya sastra dipentaskan mempunyai fungsi sebagai penyajian estetis yang dinikmati penonton. Madihin sering dipentaskan di berbagai acara masyarakat seperti acara keagamaan, acara adat, acara perkawinan, acara menyambut tamu kehormatan, acara hari jadi daerah, acara kenegaraan dan acara-acara meriah lainnya. Kalimat tutur dalam syair dan pantun berbahasa Banjar yang dipentaskan dalam madihin kaya humor yang tujuannya memberikan hiburan sekaligus nasihat.

Humor yang disampaikan dalam madihin tersebut dikemas dalam bentuk pantun, syair dan pantun yang dimainkan oleh pemadihinan. Humor dalam sastra lisan madihin Banjar berfungsi untuk menghibur penonton, menciptakan suasana meriah, memunculkan kelucuan atau humor dan menyamarkan inti dari pesan kritis sehingga kritik, sindiran dan protes yang disampaikan kepada penonton, pejabat, dan masyarakat tidak merasa tersakiti. Hal tersebut senada dengan pendapat Hermintoyo (2011:15). Ia menyatakan bahwa humor dapat mengendurkan ketegangan dalam diri

(5)

Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembentukan Karakter Bangsa, 18 Mei 2017.

92

dan berfungsi sebagai alat kritik yang ampuh karena subjek yang dikritik tidak merasakan kritikan itu sebagai konfrontasi”.

Dalam menyampaikan pertunjukkan sastra lisan madihin Banjar seorang pemadihinan menggunakan teknik-teknik penciptaan humor Berger (2012). Ia menyatakan bahwa teknik-teknik penciptaan humor terdiri dari 45 teknik. Dalam hal ini, pemadihinan menggunakan salah satu teknik atau beberapa teknik sekaligus untuk menciptakan humor saat pertunjukkan sastra lisan madihin Banjar tersebut.

SIMPULAN

Humor menjadi salah satu bagian penting kehidupan masyarakat. Humor memiliki banyak manfaat seperti membuat rileks, menghilangkan ketegangan dan kekakuan dalam komunikasi, menghilangkan kebosanan dan menghapus hidup monoton, dapat menyehatkan fikiran dan psikologis, membantu meningkatkan kepercayaan diri dalam bersosial dan berkomunikasi dengan orang lain, dan menumbuhkan keakraban.

Humor tidak dapat muncul begitu saja tanpa menggunakan teknik-teknik penciptaan humor agar objek yang dimaksud menjadi lucu, ditertawakan, dan diperhatikan. Berger (2012) menyatakan bahwa terdapat 45 teknik penciptaan humor yang secara garis besar dikelompokkan ke dalam empat kategri yaitu bahwa humor itu bahasa verbal (language), humor itu logika (logic), humor itu identitas/keberadaan (identity) dan humor itu gerakan atau aksi atau perilaku (action).

Pertunjukkan sastra lisan madihin Banjar merupakan seni bertutur pantun dan syair dibutuhkan kemampuan menguasai teknik-teknik penciptaan humor, karena sastra lisan madihin Banjar terkenal dengan pertunjukan pantun dan syair yang lucu dan menghibur.

DAPTAR PUSTAKA

Hermintoyo. 2011. Aspek Bunyi sebagai Sarana Kreativitas Humor. Jurnal Ilmu Budaya Universitas Diponegoro , Volume 35 No. 1.

Berger, Arthur Asa. 2012. An Anatomy of Humor. United States of America: Transaction Publishers.

Rahmanadji, D. 2007. Sejarah, Teori, Jenis, dan Fungsi Humor. Jurnal Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Malang , Volume 35 No. 2.

(6)

Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembentukan Karakter Bangsa, 18 Mei 2017.

93

Rustono. 2000. Implikatur Tuturan Humor. Semarang: IKIP Semarang Press. Caron, J. E. 2002. From Ethology to Aesthetics: Evolution as a Theoretical

Paradigm for Research on Laughter, Humor, and Other Comic

Phenomena. “Humor: International Journal of Humor Research”. 15, 245-281.

Romero, E. J. and Cruthirds. K. W. 2006. ‘The Use of Humour in the Workplace. Academy of Management Perspectives, 20 (2), 58-69.

Referensi

Dokumen terkait

Celebrity Endorser tidak hanya akan melakukan promosi produk dengan hanya mengulas pesan-pesan tentang keunggulan produk yang dapat mempersuasi penontonnya, melainkan

Karakter tersebut adalah warna antosianin pada telinga daun (auricle), perilaku helai daun pada pengamatan awal dan akhir, warna antosianin di bawah apex (pengamatan awal),

Jadi fenomena yang akan dibahas adalah bagaimana peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

berbeda-beda pada berbagai tipe reseptor dopamin di otak (terutama mengaktivasi reseptor dopamin D 2 ), sedangkan dopamin yang terbentuk dari levodopa dapat mengaktivasi semua

• Sistem produksi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi untuk mentransformasi bahan baku menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah.. • Sub-sub

SKP TIDAK URAIAN DOKUMEN DIUPLOAD DI SIMPEG PADA MENU BERKAS FISIK ASLI (ADA/TIDAK) BERKAS DIGITAL/ SOFT COPY (ADA/TIDAK) KETERANGAN (SESUAI/TIDAK SESUAI) PENDIDIKAN (NAMA

Oleh karena itu, penulis merasakan perlu untuk mempelajari implementasi manajemen mutu yang terintegrasi dari metode TQM dan Six Sigma di rumah sakit untuk memenuhi